Professional Documents
Culture Documents
194 404 1 SM
194 404 1 SM
Emil Septia
STKIP PGRI Sumatera Barat
Jalan Gunung Pangilun Padang, Sumatera Barat
HP 081363346321
Email: emil_paradise@yahoo.co.id
(Naskah diterima: 19 Mei 2015, Disetujui: 14 November 2015)
Abstract
“The story of the Prophet Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam traded to Sham state and his
marriage with Siti Khadijah” was written in Arabic-Malay script with writing pattern that is not
considered to be prevalent in the present. This story tells about the juorney of the prophet
Muhammad Sallallâhu ’Alayhi Wa Sallam traded to the land of Sham. In each trip run trading
business Prophet Muhammad procure attack, but the accident can be resolved by variety of
miracles on permission and the power of Allah through the intermediary of the angels, so the
Prophet Muhammad always survived with a large fortune on its trading business. Hearing
the news, Khadijah was very pleased and proud of him so that she asked Prophet Muhammad
to be her husband and her priest. This research is Philology, which based its work on the
written materials or ancient text. The method used in this research was the transliteration
and conten anlysis. Based on the data analysis it can be concluded as follows. First, results of
transliteration method found the writing word from Arabic. The language used in this text is
Malay, Minangkabau, and Arabic as well as some archaic words. Second, the structure of the
text is rhythmic prose structure, each one stanza of poem consists of four lines and patterned
rhyme /aaaa/. Character names, places, and the events are not much different from the stories
of the life history of Prophet Muhammad that contained in Alquran. Third, the text of this
story is a literary work of Islamic influence has several functions, they are the function of
religion/propaganda, didactic/educational media, and solace.
Keywords: text, tale, story, structure, function
Abstrak
Cerita Nabi Muhammad Sallallâhu ’Alaihi Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam dan
Perkawinannya dengan Siti Khadijah masih ditulis dalam aksara Arab-Melayu dengan pola
penulisan yang tidak dianggap lazim pada saat sekarang. Cerita ini berisikan tentang perjalanan
Nabi Muhammad s.a.w. berniaga ke negeri Syam. Dalam setiap perjalanan menjalankan usaha
perdagangan Nabi Muhammad s.a.w. mendapat serangan, namun musibah itu dapat diatasi dengan
berbagai mu’jizat Beliau atas izin dan kuasa Allah Swt. melalui perantara para malaikat, sehingga
Nabi Muhammad s.a.w. selalu selamat dengan membawa keberuntungan yang besar atas usaha
133
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)
perdagangannya. Mendengar kabar itu, Khadijah sangat senang dan bangga hingga ia meminta
Nabi Muhammad menjadi suami dan imam baginya. Penelitian ini merupakan penelitian filologi,
yang mendasarkan kerjanya pada bahan tertulis atau naskah kuno. Metode yang digunakan adalah
metode transliterasi dan analisis isi (yang ditekankan pada struktur dan fungsi). Berdasarkan analisis
data dapat disimpulkan hal-hal berikut. Pertama, dari hasil transliterasi terdapat penulisan kata dari
bahasa Arab. Adapun bahasa yang digunakan dalam teks ini adalah bahasa Melayu, Minangkabau,
dan Arab serta terdapat beberapa kata yang arkais. Kedua, struktur yang terdapat dalam teks
merupakan struktur prosa berirama, setiap satu bait syair terdiri dari 4 baris dan berpola rima /aaaa/
Nama tokoh, tempat, serta peristiwa tidak jauh berbeda dengan cerita-cerita sejarah hidup Nabi
Muhammad s.a.w. yang terdapat dalam Alquran. Ketiga, teks cerita ini adalah sebagai karya sastra
pengaruh Islam mengemban beberapa fungsi, yaitu fungsi religi/dakwah, didaktis/media pendidikan,
dan pelipur lara.
Kata Kunci: teks, hikayat, cerita, struktur, fungsi
134
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…
135
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)
136
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…
tulisan, bahasa, kolofon, dan garis besar isi teks. b. Penempatan tulisan pada lembaran
Untuk menguji keabsahan data penelitian ini naskah: sejajar dengan lembaran
menggunakan teknik triangulasi. naskah.
c. Pengaturan ruang tulisan: teks
2. Hasil dan Pembahasan berbentuk syair.
2.1. Deskripsi Teks HCNM d. Penomoran halaman: memakai angka
Deskripsi teks pada hakikatnya adalah Arab asli.
identifikasi naskah. Identifikasi naskah 11. Bahan naskah: kertas polos yang tebal dan
merupakan bagian yang memaparkan keadaan kuat berwarna putih kekuning-kuningan.
fisik naskah dengan jelas. Hal ini berdasarkan 12. Bahasa naskah: Melayu dan Minangkabau.
teori yang diungkapkan oleh Hermansoemantri a. Klasifikasi bahasa naskah: Bahasa
(1986:2—119) yang menyatakan “Ada 18 cara kuno,terdapat kata-kata arkais yang
untuk mengidentifikasi teks beraksara Arab- tidak dapat dimengerti atau diketahui
Melayu”. Teks HCNM ini berbentuk syair yang artinya.
memiliki alur. Berikut penjelasan keadaan fisik/ b. Jenis bahasa naskah : Bahasa standar
identifikasi teks HCNM berdasarkan pendapat yang terpengaruh bahasa dialek.
Hermansoemantri tersebut c. Pengaruh bahasa lain terhadap bahasa
naskah: Teks dipengaruhi bahasa asing
1. Judul: Cerita Nabi Muhammad Sallallâhu yaitu bahas Arab, contoh: “Abu Talib
’Alaihi Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam yang punya zujjah (4)”, “…Siapa yang
dan Perkawinannya dengan Siti Khadijah. menaruh bijinya tamar ….”.
2. Nomor : - d. Keterpahaman akan bahasa naskah:
3. Tempat penyimpanan naskah: milik pribadi Bahasa naskah sukar dipahami, karena
4. Asal naskah: naskah HCNM didapatkan terdapat kata-kata arkais, banyaknya
dari koleksi pribadi Dra.Nurizzati, M.Hum., bahasa standar dialek Melayu dan
kemudian naskah difotokopi kembali. Minangkabau membuat teks sukar
5. Keadaan naskah: utuh dipahami oleh masyarakat/pembaca
6. Ukuran naskah: luar Minangkabau.
a. Ukuran kertas: 21 x 14 cm. 13. Bentuk teks: syair, berbentuk hikayat
b. Ukuran teks : 12 x 10 cm. sejarah
7. Tebal naskah: 44 halaman. 14. Umur naskah: tua, ditulis 19 Rabiulawal
8. Jumlah baris per halaman : 22 baris/halaman, 1295.
kecuali halaman: 1=11baris; 3=18 baris; 15. Pengarang/penyalin: Imam Abdul Salam;
44=17 baris. Kepala Madrasah Tarbiah Al Islamiyah
9. Huruf, aksara, tulisan: Sitiung; Departemen Pendidikan Persatuan
a. Jenis atau macam tulisan: Arab-Melayu. Tarbiah Al Islamiah Kabupaten Sawahlunto
b. Ukuran naskah atau aksara: kecil. Sijunjung. Beliau merupakan seorang tokoh
c. Bentuk huruf : tegak lurus. ulama penyebar ajaran agama Islam di
d. Keadaan tulisan : jelas. Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
e. Jarak antar huruf: renggang. Lahir di Sitiung tanggal 7 Juni 1926 dengan
f. Bekas pena: baja yang runcing. nama asli Buya H. Abdul Salam Imam1.
g. Warna tinta: hitam biasa. 16. Asal-usul naskah: -
h. Pemakaian tanda baca: nonstandar: 17. Fungsi sosial naskah: hiburan, religi, dan
tanda bintang (*). didaktis/pendidikan
10. Cara penulisan: 18. Ikhtisar teks/cerita :
a. Pemakaian lembaran naskah untuk Nabi Muhammad s.a.w. berniaga
tulisan: bolak-balik. berawal dari Abu Jahil yang selalu
137
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)
138
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…
139
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)
syair teks HCNM sebagai ciri struktur Berdasarkan translitersi dan analisis isi
bunyi syair. Namun, pengalih bahasa yang sudah dikemukakan sebelumnya, teks
kata-kata tersebut ditandai sebagai HCNM ini ditulis dengan menggunakan bahasa
footnote untuk mempermudah daerah Melayu dan Minangkabau, selain itu
pemabaca lain memehami isi teks terdapat bahasa Arab. Oleh karena itu,
HCNM ini. diperlukan transliterasi bahasa daerah (BM dan
2. Penulisan yang tidak menunjukkan ciri BMk) dan bahasa asing (BA) tersebut ke dalam
bahasa lama, penulisannya disesuaikan bahasa Indonesia sehingga dapat dibaca dan
berdasarkan ketentuan menurut EYD dan dimengerti oleh masyarakat di Nusantara.
KBBI, misalnya penulisan kata ulang dengan Proses transliterasi dari bahasa daerah ke
menggunakan angka 2, seperti kata dalam bahasa Indonesia yang terdapat dalam
٢ اجرب نل, ditulis berjalan-jalan; ٢ ةغتد, teks HCNM ini menggunakan kamus sesuai
ditulis di tengah-tengah; dan seterusnya. bahasa yang ditemukan dalam teks. Hasil setiap
3. Penyajian teks dibuat dengan cara transliterasi dari bahasa daerah ke bahasa
memisahkan huruf berdasarkan pemisahan Indonesia ditulis pada bagian bawah teks/
kata sesuai dengan ungkapan bahasanya ditandai sebagai catatan kaki (footnote).
dalam huruf Latin. Misalnya, kata “kanageri”
ditulis menjadi “ke negeri”. 2.3 Struktur Teks HCNM
4. Variasi ejaan antara s dan sy, h dan kh, Teks HCNM ini merupakan prosa
disederhanakan sesuai dengan ejaan berirama disebabkan oleh isi teks ini berbentuk
sekarang, yakni dengan menuliskan s dan syair, namun kisah cerita yang disampaikan oleh
sy menjadi s, h dan kh menjadi h, h diawal pengarang naskah HCNM ini merupakan kisah
dan di tengah yang merupakan ejaan bahasa nabi, yaitu Nabi Muhammad s.a.w. yang
Minangkabau disederhanakan sesuai dengan dikategorikan ke dalam hikayat. Oleh karena
pedoman EYD, yakni dengan menuliskan s itu, naskah ini digolongkan ke dalam karya
dan sy menjadi s, h dan kh menjadi h, dan sastra prosa berirama. Hal ini juga didukung
h di awal dan tengah dihilangkan. Misalnya oleh pendapat para ahli sastra (lihat Osman,
kata syurat menjadi surat, khabar menjadi 1981; dan Hooykas, 1951 dalam Hasanuddin
kabar, hantar menjadi antar, semuhanya WS., 1994:12) yang menyatakan bahwa,
menjadi semuanya. “banyak cerita yang berupa hikayat
5. Huruf h tetap ditulis jika kata tersebut (mengandung unsur cerita) disampaikan dalam
beroperasi sebagai sebagai h yang utuh. bentuk syair. Oleh karena itu karya sastra
Misalnya pada kata haram, huruf h tetap tersebut dikategorikan sebagai prosa liris/prosa
ditulis karena h merupakan huruf yang utuh. berirama”. Selain itu, hal tersebut dibuktikan
6. Huruf kapital dipakai untuk nama tokoh, bahwa dalam teks HCNM ini terdapat: setiap
tempat, dan awal kalimat. satu bait syair terdiri atas 4 baris, di dalam tiap
7. Transliterasi dilakukan dengan menggunakan baris syair terdapat 8 sampai dengan 12 suku
pedoman EYD dan KBBI, serta kamus kata, berpola rima /aaaa/ atau rima sama, dan
bahasa daerah (BM dan BMk) dan bahasa keseluruhan baris dalam setiap bait syair
Arab. merupakan isi.
8. Tanda angka kecil di atas pada setiap kata Pembahasan analisis struktur pada
merupakan hasil setiap transliterasi dari penelitian teks HCNM ini adalah tentang: alur,
bahasa daerah ke bahasa Indonesia, tokoh, latar, dan tema sesuai dengan kajian teori
kemudian ditulis pada bagian bawah teks/ yang digunakan untuk menunjang penelitian ini.
ditandai sebagai catatan kaki (footnote).
Bacaan yang diberi tanda tersebut diberi
ulasan di dalam glosari.
140
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…
141
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)
Maisaroh, Raja Rohib. Abu Jahil, Abu Lahab Abdul Azi seorang lagi
La’nat dan Abdul Azi memiliki sifat dan Sebentar datang kabar dibawanya
pengaruh yang tidak baik kepada Muhammad. Anak berniaga hendak pergi
Salah seorang pamannya, Abu Jahil La’na l- Tujuh ribu hasil di kami
tul-Lah sering menghina Muhammad (hlm. 6)
dikarenakan Muhammad tidak memiliki harta
ataupun usaha serta istri disaat umurnya sudah Selain itu, Saidina Hamzah, Kananah, dan
25 tahun. Serta Abu Lahab La’nat dan Abdul Raja Rohib merupakan tokoh pendukung
Azi memberikan pengaruh buruk kepada dalam teks HCNM yang memiliki sifat
Muhammad untuk mengikuti keyakinan mereka penyayang dan peduli kepada Muhammad.
menyembah berhala, sementara hal ini Sementara itu, Maisaroh merupakan seorang
merupakan pantangan bagi Muhammad yang pembantu yang setia dan patuh kepada
sudah meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah Khadijah sebagai majikannya. Hal ini terlihat
swt. yang patut disembah, sedangkan pada kutipan berikut.
Muhammad adalah Nabi akhir zaman yang
sudah dipilih oleh Allah swt. Selain sebagai nabi Berkata Hamzah itu pun jangan
akhir zaman, Muhammad juga ditugaskan untuk Pada anak kita itu pantangan
menyampaikan ajaran agama Islam kepada Jikalau menambah engkau pun segan
hamba-Nya (hal ini juga tertera jelas dalam Janganlah itu bunyi rundingan
kalimat “tahlil” Laa ilaaha illallaah (hlm. 6)
muhammadarrosulullaah “Tiada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah”). Hal Kananah itu sangat kasihnya
ini terlihat pada kutipan berikut ini. Di nagari Halimah masa kecilnya
Siang dan malam Nabi digendongnya
Berkata Abu Jahil La’na l-tul-Lah Kananah bercerai lama masanya
“Sudah baik lenggang, sudah baik langkah (hlm. 7)
Ku selatan air, kuubah susah
Adakah menaruh keping sebuah // Maisaroh berjalan ke tengah padang
(hlm. 3) Dipilih unta yang gadang panjang
Sekali belum diracik orang
Wahai Muhammad baiklah lenggang Jinak ditangkap dibawa pulang
Jikalau hari sampai petang (hlm.11)
Ke manalah badan kembali pulang
Tidak istri seperti orang Rohib pun sampai di bawah pohon
Dipandang Muhammad sudah maklum
Jika baik lenggang masa kini Rindulah lama bertahun-tahun
Tidak menaruh uang dan piti Dipangkunya Nabi lalu dicium //
Di mana rumah tempat istri (hlm.19)
Daripada hidup baiklah mati
(hlm. 4) 2.3.4 Latar
Latar yang digambarkan oleh pengarang
Abu Lahab la’nat lalu berkata dalam teks HCNM ini terdapat beberapa
Emas seribu ada di hamba tempat di antaranya Mekah, Syam, Basaroh,
Jiakalau Muhammad menyembah berhala dan Jirah, sedangkan latar waktu diceritakan
Ridolah hamba memberikannya secara jelas oleh pengarang adalah ketika
pergantian waktu siang dan malam selama
perjalanan Nabi Muhammad s.a.w. beserta
142
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…
rombongan pergi berdagang dari Mekah hingga Turun firman daripada Allah
sampai ke Syam. Kepada malaikat yang indah-indah
Awan segumpal hendak merendah
2.4 Fungsi Sosial Teks HCNM Menutupi kepala Muhammad pergi
Teks HCNM sebagai karya sastra berdagang
pengaruh Islam mengemban beberapa fungsi, (hlm.13)
yaitu fungsi religi, didaktis/media pendidikan,
dan pelipur lara. Semua fungsi tersebut akan 2.4.2 Fungsi Didaktis/Pendidikan
dijelaskan pada uraian berikut ini. Adapun yang dimaksud dengan fungsi
didaktis dalam teks HCNM adalah sebagai
2.4.1 Fungsi Religi/Dakwah salah satu hasil karya sastra yang dapat
Teks HCNM sebagai karya sastra yang dijadikan sebagai media pendidikan. Hal ini
dipengaruhi Islam membuat naskah ini memiliki terlihat dalam cerita yang disampaikan oleh
fungsi religius. Fungsi ini tidak hanya dapat dilihat pengarang dalam naskah HCNM. Pertama,
dari segi isi, tetapi juga dapat dilihat dari segi pada awal pembukaan cerita pengarang
bentuk cerita yaitu teks HCNM ini tergolong menuliskan kata bismi ’l-Lâhi ’r-rahmâni ’r-
dalam hikayat tentang Nabi Muhammad s.a.w. rahîmi untuk mengingat Allah Swt. pada setiap
Hikayat Melayu klasik umumnya telah memiliki awal kegiatan atau pekerjaan dilakukan. Kedua,
pola tertentu dalam memulai cerita, yakni pada bagain cerita yang mengungkapkan bahwa
dengan mengutip ayat Alquran yang berarti Muhammad tidak pernah berputus asa untuk
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi mencari dan meraih rezeki serta memiliki iman
Maha Penyang” pada pembukaan cerita. Ayat yang teguh pada apa yang diyakininya.
Alquran tersebut merupakan bacaan bismi ’l- Ketiga, pada bagian cerita yang
Lâhi ’r-rahmâni ’r-rahîmi untuk selalu mengungkapkan bahwa Muhammad selalu jujur
mengingat Allah swt. dalam setiap melakukan dalam perkataan dan perbuatan, terutama
kegiatan. Bacaan al-hamdu li ‘l-Lâhi yang dalam cara Beliau berdagang. Bagi pembaca
biasa juga digunakan untuk mensyukuri setiap diharapkan sifat jujur itu dapat dijadikan
nikmat yang diberikan oleh Allah swt. dan untuk pedoman dan dilaksanakan dalam kehidupan
mengakhiri setiap kegiatan yang telah sehari-hari. Keempat, pada akhir cerita
dilakukan. Hal ini akan terjadi hubungan antara disudahi dengan kata al-hamdu li ‘l-Lâhi untuk
makhluk dan Sang Pencipta. Oleh karena itu, menyudahi cerita yang disampaikan oleh
dengan alasan inilah naskah HCNM berfungsi pengarang dalam teks naskah HCNM. Selain
sebagai religi bagi pembacanya. itu, kata al-hamdu li ‘l-Lâhi biasa juga
Selain itu, naskah HCNM ini berceritakan digunakan untuk mensyukuri setiap nikmat yang
tentang sejarah hidup Nabi Muhammad s.a.w. diberikan oleh Allah swt. dan untuk mengakhiri
yang sudah dikenal oleh semua lapisan setiap kegiatan yang telah dilakukan. Hal ini
masyarakat bergama. Nabi Muhammad s.a.w. pertanda pemujaan dan pemujian terhadap
dikenal sebagai nabi akhir zaman yang memiliki kuasa Allah Swt. yang sudah menciptakan alam
sifat akhlakkul kharimah (akhlak mulia) yang semesta dan mensyukuri setiap nikmat yang
menjadi pedoman dan panutan untuk ditiru dan telah diberikan-Nya. Pengungkapan ini dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dilihat pada kutipan teks HCNM sebagai
bercerita tentang mukjizat-mukjizat Nabi berikut.
Muhammad Saw. Mukjizat-mukjizat tersebut Mana segala umat Islami
tidak datang dengan sendirinya melainkan atas Kabar beniaga kami sudahi
izin Allah Swt. melalui perantara malaikat- Kepada Allah kita memuji
malaikat. Hal ini dipaparkan pada kutipan Al-hamdu li ‘l-Lâhi
berikut. (hlm.44)
143
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)
2.4.3 Fungsi Pelipur Lara diceritakan oleh pengarang teks HCNM ini. Hal
Teks HCNM berisikan cerita fantastis/ ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
daya khayal yang tinggi. Hal ini dapat
memberikan suatu tamasya/hiburan jiwa bagi Batih nan lujur bak perut padi
pembaca sehingga teks tersebut berfungsi Tumit nan bulat telur merpati
sebagai pelipur lara. Dalam teks ini, pembaca Bak sugi landak rupanya jari
dapat menikmati peristiwa-peristiwa di luar Perjalanan langgak merurut hati
jangkauan logika formal manusia. Imaji-imaji (hlm.30)
pembaca menjadi hidup sehingga pembaca
merasa terhibur. Hal ini tergambar bagaimana Berdasarkan fungsi sosial cerita teks
pengarang menceritakan saat Hamzah pergi HCNM tersebut, terdapat pesan moral dan nilai
mencari Muhammad. Ketika Hamzah adat istiadat yang disampaikan oleh pengarang.
menemukan Muhammad, dilihatnya ada ular Salah satu pesan moral tersebut adalah
besar berada di atas kepala Muhammad. tanggung jawab kepada diri sendiri, sesama
Melihat kejadian itu Hamzah menjadi cemas manusia dan makhluk hidup lainnya, dan
dan takut ular itu akan memakannya dan tanggung jawab terhadap Tuhan sebagai Sang
Muhammad juga. Dengan keberaniannya, Pencipta. Selain itu, pembaca dapat
Hamzah mencoba mengusir ular tersebut mempedomani sifat-sifat Nabi Muhammad
dengan pedangnya, namun ular tersebut tidak Saw. sebagai pemilik sifat akhlakul kharimah
mau pergi, malah membuka mulutnya seakan- (akhlak yang mulia) yang dapat diterapkan
akan memangsa Hamzah. Namun, ular tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai
bukanlah ular biasa, melainkan jelmaan dari adat istiadat yang terdapat dalam cerita teks
Malaikat yang menjaga Muhammad. Hal itu HCNM ini adalah berupa acara pelamaran
terjadi berkat izin Allah Swt. untuk melindungi dalam resepsi pernikan serta adat berdagang
Muhammad dari serangan musuh. Hal ini dapat yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.
dilihat pada kutipan berikut ini.
2.4.4 Edisi Teks HCNM
Berkata Hamzah, “wahai anakku Berikut ini pemaparan edisi teks HCNM
Ular dari mana datangnya itu karya ImamAbdul Salam, yaitu transiliterasi dari
Seperti hendak menelan aku aksara Arab-Melayu ke Latin.
Rasakan cerai jiwa badanku”
CERITA NABI MUHAMMAD
Berkata Nabi, “wahai bapakku SALLALLÂHU ’ALAIHI WA SALLAM
Bukanlah ular yang datang ke situ 2
Hanya malaikat disuruh Tuhanku BERNIAGA KE NEGERI SYAM DAN2
Maksudnya hendak memelihara aku PERKAWINANNYA DENGAN SITI
(hlm.10) KHADIJAH
(RODIALLAH ’ANHA)
Selain itu, dilihat dari style (gaya bahasa)
teks HCNM ini memiliki fungsi hiburan. Hiburan Ditulis oleh Fakir yang Dhu’afa
yang ditimbulkan dalam teks HCNM adalah (Imam Abdul Salam)
dengan adanya pola-pola pengucapan Kepala Madrasah Tarbiah Al Islamiyah Pulai
(penulisan) yang berirama, bersajak, atau Sitiung
bunga-bunga bahasa yang menghasilkan efek Departemen Pendidikan Persatuan Tarbiah Al
puitis. Fungsi ini tergambar dalam cerita tentang Islamiah
ciri-ciri fisik Nabi Muhammad Saw. yang Kabupaten Sawahlunto Sijunjung
144
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…
Matoba’at Almaktibat Asa’adiat Putra itu dari hasil analisis isi teks HCNM ini masih
Padang Panjang // berbahasa daerah, yaitu bahasa Melayu dan
Minangkabau, serta bahasa asing, yaitu bahasa
Cerita Nabi Muhammad Salallah ‘Alaihi Arab. Oleh sebab itu, teks tersebut perlu
Wassalam ditranslitersikan dan dianalisis isinya
3 berdasarkan pedoman dan prinsip filologi yang
Berniaga ke Negeri Syam sudah dikemukakan oleh para filolog. Hal ini
Bismi ’l-Lâhi ’r-rahmâni ’r-rahîmi bertujuan supaya teks HCNM dapat dibaca
oleh masyarakat di seluruh Nusantara dan
Dengar olehmu tuan saudara memberitahukan sejarah perkembangan
Cerita kabar Nabi berniaga bahasa Melayu lama.
Abu Jahil juga sebab mulanya Berdasarkan deskripsi struktur yang telah
Dengar olehmu khabar beritanya dikemukakan, teks HCNM ini menceritakan
sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. berniaga
Aku suratkan sekadar pahamnya dan perkawaninnya. Hal ini sesuai dengan tema
I’tikad kita memuji juga dan judul teks HCNM ini. Nama tokoh, tempat,
serta peristiwa tidak jauh berbeda dengan
Dua puluh lima umurnya Nabi cerita-cerita sejarah hidup Nabi Muhammad
Terkenal pula di dalam hati s.a.w. yang terdapat dalam Alquran. Semua
Hendak memakai adat nagari peristiwa penting di dalam cerita menjadi alur
Ialah kawin hendak istri yang saling berhubungan, sehingga menjadi
episode yang menarik dalam teks tersebut.
Tetapi belum takdir Allah Teks HCNM sebagai karya sastra
Harta belum mahar nafkah pengaruh Islam mengemban beberapa fungsi,
Maksud berniaga dengan tajrah3 yaitu fungsi religi, didaktis/media pendidikan,
Modal4 pun tidak hati pun susah dan pelipur lara. Fungsi-fungsi sosial cerita
tersebut berdasarkan cerita yang disampaikan
Keluarlah Nabi berjalan-berjalan5 oleh pengarang dalam hasil karyanya, yaitu
Mengenal-ngenal dalam pikiran naskah HCNM serta dihubungkan dengan
Apalah yang6 patut dikerjakan realitas kehidupan masyarakat masa lampau dan
Supaya dapat jalan kemenangan masyarakat sekarang. Berdasarkan fungsi
sosial cerita teks tersebut, terdapat pesan moral
Masuk ke mesjid memberi salam dan nilai adat istiadat yang disampaikan oleh
Berjalan antara zamzam dan makam pengarang. Salah satu pesan moral tersebut
Dilihat Abu Jahal Jahanam7 adalah tanggung jawab kepada diri sendiri,
Melihat jambang hatinya dendam sesama manusia dan makhluk hidup lainnya, dan
tanggung jawab terhadap Tuhan sebagai Sang
3. Simpulan Pencipta. Selain itu, pembaca dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan mempedomani sifat-sifat Nabi Muhammad
pembahasan dapat disimpulkan bahwa teks Saw. sebagai pemilik sifat akhlakul kharimah
HCNM perlu ditransliterasikan dari aksara (akhlak yang mulia) yang dapat diterapkan
Arab-Melayu ke aksara Latin. Hal ini dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu,
dikarenakan teks HCNM masih bertuliskan salah satu nilai adat istiadatnya adalah berupa
aksara Arab-Melayu dengan pola penulisan acara pelamaran dalam resepsi pernikahan serta
yang tidak dianggap lazim pada saat sekarang adat berdagang yang dilakukan oleh Nabi
menyebabkan hanya pada kalangan tertentu Muhammad saw.
saja teks ini dapat dipahami dan dikenal. Selain
145
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)
Ucapan Terima Kasih Herlina. 2014. “Biografi Buya Haji Abdul Salam
Sebagian penelitian ini bersumber dari Imam sebagai Tokoh Agama Islam di
penelitian tesis penulis sebelumnya. Oleh karena Dharmasraya Sumatera Barat (1968-
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada 2005)”. Skripsi. Padang: STKIP PGRI
Prof. Hasanuddin WS., M.Hum. selaku Sumatera Barat.
pembimbing I dan Ibu Dr. Novia Juita, Hermansoemantri, Emuch. 1986. Identifikasi
M.Hum., selaku pembimbing II yang telah Naskah. Bandung: Fakultas Sastra
memberikan bimbingan dan saran kepada Universitas Padjadjaran.
penulis dalam menyelesaikan tesis tersebut. Hollander, J.J.de. 1984. Pedoman Bahasa
dan Sastra Melayu (Terjemahan T.W.
Catatan Akhir Kamil dari Handleiding bij de Beofing
1.
Herlina, “Biografi Buya Haji Abdul Salam der Malaische, Tahun 1893, edisi VI).
Imam sebagai Tokoh Agama Islam di Jakarta: Balai Pustaka.
Dharmasraya Sumatera Barat (1968- Ediwar. 2014. “Kesenian Bernuansa Islam
2005)”, (Padang: STKIP PGRI Sumatera Minangkabau”. (http://www.lpsn.info/
Barat, 2014), hlm.18 content/kesenian-bernuansa-islam-
2.
serta minangkabau), diakses tanggal 14
3.
tajarah (BA): berdagang Desember 2015.
4.
poko’ Fatimah. 2009. “Sejarah Nabi Muhammad
5.
berjalan2 saw.”. (http://www.infoperpus.8m.com/
6.
nan news/23012000_1.htm), diakses tanggal
7.
Abu Jahil Jahanam (gelar untuk orang yang 26 April 2010.
memusuhi Nabi) Pramono. 2010. “Fenomena Jual Beli Naskah
di Sumatra Barat”. (http://
www.adicita.com/artikel/detail/id/505/
Daftar Pustaka Fenomena-Jual-Beli-Naskah-di-
Baried, Siti Baroroh, dkk. 1985. Pengantar Sumatra-Barat), diakses tanggal 04 Mei
Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan 2011.
dan Pengembangan Bahasa Departemen Salam, Imam Abdul. 19 Rabi’ulawal 1295.
Pendidikan dan Kebudayaan. Cerita Nabi Muhammad Sallallâhu
Djamaris, Edward. 1991. “Tambo ’Alaihi Wa Sallam Berniaga ke Negeri
Mianangkabau: Suntingan Teks Disertai Syam dan Perkawinannya dengan Siti
Analisis Struktur”. Disertasi. Jakarta: Khadijah. Kabupaten Sawahlunto
Universitas Indonesia. Balai Pustaka. Sijunjung.
Fadillah, dkk. 2004. Dinamika Bahasa, Suryadi. 2008. “Leiden, Naskah Minangkabau,
Filologi, Sastra dan Budaya. Padang: dan Tradisi Pengarsipan Belanda”. (http:/
Andalas University Press. /www.cimbuak.net/content/view/1473/5/
Haekal, Muhammad Husain. 2009. Sejarah ), diakses tanggal 04 Mei 2010.
Hidup Muhammad (Terjemahan Ali Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra:
Audah). Jakarta: Litera AntarNusa. Pengantar Teori Sastra. Jakarta:
Hasanuddin WS. 1994. “Syair Silindung Pustaka Jaya.
Delima: Suatu Kajian Filologis”. Tesis.
Bandung: PPs Universitas Padjajaran.
146