Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)

TEKS HIKAYAT CERITA NABI MUHAMMAD SALLALLAHU ‘ALAIH


WA SALLAM BERNIAGA KE NEGERI SYAM DAN PERKAWINANNYA DENGAN
SITI KHADIJAH: KAJIAN STRUKTUR DAN FUNGSI
(The Story of the Prophet Muhammad Sallallâhu ’alaihi Wa Sallam
Trading to Syam State and His Marriage with Siti Khadijah:
Study of Structure and Function)

Emil Septia
STKIP PGRI Sumatera Barat
Jalan Gunung Pangilun Padang, Sumatera Barat
HP 081363346321
Email: emil_paradise@yahoo.co.id
(Naskah diterima: 19 Mei 2015, Disetujui: 14 November 2015)

Abstract
“The story of the Prophet Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam traded to Sham state and his
marriage with Siti Khadijah” was written in Arabic-Malay script with writing pattern that is not
considered to be prevalent in the present. This story tells about the juorney of the prophet
Muhammad Sallallâhu ’Alayhi Wa Sallam traded to the land of Sham. In each trip run trading
business Prophet Muhammad procure attack, but the accident can be resolved by variety of
miracles on permission and the power of Allah through the intermediary of the angels, so the
Prophet Muhammad always survived with a large fortune on its trading business. Hearing
the news, Khadijah was very pleased and proud of him so that she asked Prophet Muhammad
to be her husband and her priest. This research is Philology, which based its work on the
written materials or ancient text. The method used in this research was the transliteration
and conten anlysis. Based on the data analysis it can be concluded as follows. First, results of
transliteration method found the writing word from Arabic. The language used in this text is
Malay, Minangkabau, and Arabic as well as some archaic words. Second, the structure of the
text is rhythmic prose structure, each one stanza of poem consists of four lines and patterned
rhyme /aaaa/. Character names, places, and the events are not much different from the stories
of the life history of Prophet Muhammad that contained in Alquran. Third, the text of this
story is a literary work of Islamic influence has several functions, they are the function of
religion/propaganda, didactic/educational media, and solace.
Keywords: text, tale, story, structure, function

Abstrak
Cerita Nabi Muhammad Sallallâhu ’Alaihi Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam dan
Perkawinannya dengan Siti Khadijah masih ditulis dalam aksara Arab-Melayu dengan pola
penulisan yang tidak dianggap lazim pada saat sekarang. Cerita ini berisikan tentang perjalanan
Nabi Muhammad s.a.w. berniaga ke negeri Syam. Dalam setiap perjalanan menjalankan usaha
perdagangan Nabi Muhammad s.a.w. mendapat serangan, namun musibah itu dapat diatasi dengan
berbagai mu’jizat Beliau atas izin dan kuasa Allah Swt. melalui perantara para malaikat, sehingga
Nabi Muhammad s.a.w. selalu selamat dengan membawa keberuntungan yang besar atas usaha

133
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)

perdagangannya. Mendengar kabar itu, Khadijah sangat senang dan bangga hingga ia meminta
Nabi Muhammad menjadi suami dan imam baginya. Penelitian ini merupakan penelitian filologi,
yang mendasarkan kerjanya pada bahan tertulis atau naskah kuno. Metode yang digunakan adalah
metode transliterasi dan analisis isi (yang ditekankan pada struktur dan fungsi). Berdasarkan analisis
data dapat disimpulkan hal-hal berikut. Pertama, dari hasil transliterasi terdapat penulisan kata dari
bahasa Arab. Adapun bahasa yang digunakan dalam teks ini adalah bahasa Melayu, Minangkabau,
dan Arab serta terdapat beberapa kata yang arkais. Kedua, struktur yang terdapat dalam teks
merupakan struktur prosa berirama, setiap satu bait syair terdiri dari 4 baris dan berpola rima /aaaa/
Nama tokoh, tempat, serta peristiwa tidak jauh berbeda dengan cerita-cerita sejarah hidup Nabi
Muhammad s.a.w. yang terdapat dalam Alquran. Ketiga, teks cerita ini adalah sebagai karya sastra
pengaruh Islam mengemban beberapa fungsi, yaitu fungsi religi/dakwah, didaktis/media pendidikan,
dan pelipur lara.
Kata Kunci: teks, hikayat, cerita, struktur, fungsi

1. Pendahuluan Pada tahun-tahun belakangan ini, media


Minangkabau sebagai salah satu suku massa, baik lokal maupun nasional di
bangsa, memiliki dan menyimpan naskah- negeri ini ramai memberitakan praktik jual
naskah lama yang beragam, seperti hikayat dan beli naskah kuno yang terjadi di beberapa
tambo. Naskah-naskah tersebut kebanyakan daerah di Indonesia. Praktik jual beli
masih disimpan oleh pemiliknya untuk tersebut dilakukan oleh pewaris naskah
menunjukkan status sosial atau sebagai koleksi kuno dengan para peneliti Malaysia.
orang-orang tertentu. Pada pihak lain, banyak Mereka membujuk ahli waris naskah agar
juga naskah Minangkabau yang tersimpan di sudi menjual naskah kuno yang
luar Minangkabau (Sumatera Barat), bahkan dimilikinya. Mereka menawarnya hingga
di luar negeri juga ada. Hal ini senada dengan jutaan rupiah untuk setiap naskah. Ahli
pernyataan yang disampaikan oleh Suryadi waris naskah kuno yang taraf ekonominya
(2008:1), “naskah-naskah Minangkabau yang kurang menguntungkan itu pun tergiur.
tersimpan di Perpustakaan Salah satu naskah yang diburu oleh para
Universiteitsbibliotheek (UB), Universitas peneliti Malaysia adalah naskah-naskah
Leiden dan Koninklijk Instituut voor Taal,- Melayu-Minangkabau, seperti naskah-
Land- en Volkenkunde (KITLV) Leiden adalah naskah yang mengandung teks
bagian dari ribuan naskah Nusantara yang kini keagamaan, sastra dan rajah atau teks
tersimpan di Belanda”. Dari data tersebut yang dianggap masyarakat punya
dapat diketahui bahwa sudah tidak banyak lagi kekuatan magis. Banyak faktor yang
naskah asli berada di negeri asalnya karena menjadikan daya tarik peneliti Malaysia
tersimpan di negara lain. Hal ini juga menjadikan untuk berburu naskah di Minangkabau
suatu masalah terhadap keberadaan karya (Sumatra Barat minus Mentawai). Di
sastra Indonesia, khususnya naskah kuno yang samping faktor geografis yang
dianggap sebagai karya sastra klasik karena berdekatan, di wilayah ini juga terdapat
bisa saja negara lain mengakui bahwa naskah tidak kurang dari 500-an naskah yang
itu adalah hasil karya dari bangsanya sendiri masih tersebar di tangan masyarakatnya
(plagiat). Hal senada diungkapkan oleh Pramono (2010:1).
Pramono (2010:1).

134
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…

Naskah bernuansa Islam Minangkabau menggunakan alat pengiring ialah seperti


yang ada dewasa ini merupakan perkembangan barzanji. Sedangkan yang menggunakan alat
dari warisan budaya masa lampau (budaya musik seperti Dikia Rabano, Salawat Dulang
surau) yang diwariskan dari satu generasi dan Indang.
kepada generasi berikutnya. Berbagai Barzanji, sebuah tradisi pembacaan kitab
perubahan sudah barang tentu akan terjadi. Hal sastra Arab Majmu’atul Mawaalib berbentuk
ini menunjukkan bahwa naskah tradisional karya sastra, yaitu syair menceritakan latar
bernuansa Islam Minangkabau mengalami belakang, kisah kelahiran, dan kemuliaan sifat
dinamika yang hebat, melalui masa-masa dan Nabi Muhammad s.a.w. Pembacaan kisah itu
budaya yang dilaluinya. Semenjak masa disampaikan secara bernyanyi dalam suasana
pascakemerdekaan Indonesia, berbagai sendi ritual Islami di surau. Biasanya kegiatan tersebut
kehidupan sosial budaya masyarakat dilakukan oleh penganut aliran tarekat (Ediwar,
Minangkabau mengalami perkembangan 2014:2). Selain itu, terdapat juga cerita tentang
menuju suatu kehidupan yang lebih maju, kisah Nabi Muhammad s.a.w. bertuliskan
terutama dengan terjadinya transformasi aksara Arab-Melayu berbentuk syair, yaitu
pendidikan tradisional menuju pendidikan Cerita Nabi Muhammad Sallallâhu ’Alaihi
modern, seperti berdirinya sekolah-sekolah Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam dan
moderen pengaruh Barat. Kehadiran sistem Perkawinannya dengan Siti Khadijah
pendidikan modern itu ikut mempengaruhi (selanjutnya ditulis HCNM) yang ditulis oleh
sistem pendidikan Islam tradisional yang ada Imam Abdul Salam. Teks HCNM ini
di surau-surau, termasuk mempengaruhi merupakan sebuah buku yang masih bertuliskan
keberadaan naskah bernuansa Islam. Salah dengan aksara Arab-Melayu yang pada zaman
satu bentuk dan isi naskah bernuansa Islam sekarang tidak banyak orang yang bisa
dapat dilihat pada kegiatan seni yang dilakukan membaca dan memahami aksara tersebut.
di surau atau kesenian basurau yang dilakukan HCNM berisikan tentang perjalanan Nabi
secara halaqah (pengkajian duduk). Kegiatan Muhammad s.a.w. berniaga ke negeri Syam.
seni tersebut dapat dikatakan sebagai hasil Negeri Syam meliputi Suria, Libanon, Palestina,
karya sastra, karena terdapat teks beraksara dan Yordania (Haekal, 2009:3). Dalam setiap
Arab-Melayu berbentuk syair, tambo, dan lain- perjalanan menjalankan usaha perdagangan
lain. Nabi Muhammad s.a.w. mendapat serangan,
Kesenian bernuansa Islam Minangkabau namun musibah itu dapat diatasi dengan
tumbuh dan berkembang pada awalnya di berbagai mu’jizat Nabi Muhammad s.a.w. atas
lingkungan surau. Pada zaman keberjayaan izin dan kuasa Allah s.w.t. melalui perantara para
surau, kesenian bernuasa Islam tersebut lebih malaikat sehingga Nabi Muhammad s.a.w.
mengutamakan ke arah penyempurnaan pola selalu selamat dengan membawa keberuntungan
hidup di dunia dan menuju akhirat. Seni yang besar atas usaha perdagangannya.
bernapaskan Islam pada masa-masa itu lebih Mendengar kabar itu, Khadijah sangat senang
mengutamakan gunanya untuk memperhalus dan bangga hingga ia meminta Nabi Muhammad
rasa dan pikiran karena itu setiap kegiatan menjadi suami dan imam baginya. Walaupun
syarak disegarkan dengan kegiatan ayah Khadijah, Khaulid, tidak menyetujui,
kesenian yang bernapaskan Islam. Pendekatan namun pernikahan tetap dilaksanakan. Setelah
budaya (kesenian) demikian merupakan cikal Nabi Muhammad s.a.w. menjadi suami
bakal yang mendorong tumbuhnya kesenian Khadijah, Beliau dan Khadijah mendapat
bernuansa Islam Minangkabau. Bermacam jenis banyak gunjingan, tetapi mereka tetap teguh
kesenian tersebut ada yang diiringi dengan alat pada ajaran agama Islam, yaitu melaksanakan
musik, dan ada pula hanya nyanyian saja. perkawinan dengan penuh suka cita untuk
Kesenian bernuansa Islam yang tidak mencapai keimaman kepada Allah s.w.t.

135
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)

Setelah mendapatkan naskah HCNM pemisahan kata, pengelompokan kata


dari koleksi pribadi Dra. Nurizzati, M.Hum. dan dalam kalimat, pemakian huruf besar dan
membaca secara keseluruhan teks dalam lain-lain yang mungkin pula ada akibatnya
naskah tersebut, ditemukan beberapa unsur untuk interpretasi teks tersebut.
struktur yang terdapat dalam teks tersebut. Konsekuensi ini mungkin lebih berat lagi
Namun, naskah HCNM sudah merupakan untuk bahasa yang mempergunakan
cetekan ulang dari mesin cetak yang keaslian tulisan yang lain sekali, atau tulisan yang
tulisan tangan penyalinan ulangnya sulit untuk tidak lagi membayangkan lafal teks
didapatkan, tetapi naskah tersebut lebih tersebut, sehingga dalam
tepatnya adalah buku. Hal ini berdasarkan mentransliterasikan teks semacam itu
masukan dari Dr. Pramono, M.Hum. (Beliau harus mengambil keputusan tertentu
merupakan mitra bestari penelitian ini dan mengenai interpretasi.
sebagai ahli filologi) yang menyatakan bahwa
“Perlu digambarkan secara umum bahan yang Berdasarkan penjelasan di atas, masalah
dikaji, yakni buku Hikayat Cerita Nabi pada kajian ini dapat dirumuskan, yaitu:
Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa sallam bagaimanakah transliterasi teks HCNM?;
Berniaga ke Negeri Syam dan bagaimanakah analisis isi teks HCNM?;
Perkawinannya dengan Siti Khadijah. Bahan bagaimanakah struktur HCNM?
ini bukan naskah, tetapi lebih tepatnya adalah bagaimanakah fungsi sosial cerita teks HCNM?
buku, karena sudah dicetak dan diterbitkan. Sekaitan dengan rumusan itu dapat ditetapkan
Saya (Dr. Pramono, pen.) memiliki koleksi bahwa tujuan peneilitian ini adalah
digital buku tersebut yang difoto langsung di mendeskripsikan transliterasi dan analisis isi teks
rumah Almarhum Buya Salam”. Maka oleh HCNM; mendeskripsikan struktur teks
sebab itulah perlu diadakan penelitian HCNM; dan mendeskripsikan fungsi sosial
transliterasi dan analisis isi. Hal ini disebabkan cerita teks HCNM.
pengarang naskah ini sudah lama menuliskan Penelitian ini merupakan penelitian
karya sastra tersebut, yaitu pada tanggal 19 filologi, yang mendasarkan kerjanya pada
Rabiulawal 1295H. Penelitian ini sudah bahan tertulis atau naskah kuno. Penelitian
berusaha untuk mencari keberadaan naskah filologi memiliki tahap dan metode tersendiri
aslinya maupun naskah yang masih ditulis yang diungkapkan oleh Djamaris (1991:48—
tangan oleh penulis lainnya dengan cara studi 50) bahwa, “Metode yang digunakan untuk
kepustakaan dan bertanya langsung dari menganalisis teks dalam naskah kuno ada
pengoleksi naskah ini, yaitu Dra. Nurizzati, beberapa macam sesuai dengan tahapan
M.Hum., namun tidak juga menumakan naskah penelitian”. Pada penelitian ini, metode yang
yang aslinya. digunakan adalah metode lapangan. Hal ini
Selain itu, alasan penelitian ini adalah dikarenakan naskah HCNM ini diperoleh dari
terjadinya teks cetakan tidak mantap dalam Dra. Nurizzati, M.Hum., dalam bentuk fotokopi
naskah HCNM. Teeuw (1984:258) setelah terlebih dahulu melihat kondisi naskah
mengungkapkan bahwa yang masih utuh dan dapat dibaca.
Salah satu sebab-musabab teks cetakan Dalam penelitian ini tahap pengolahan
tidak mantap adalah perubahan mungkin datanya menggunakan metode deskripsi. Untuk
terjadi dalam hal transliterasi dari satu tahap ini, seluruh naskah dideskripsikan dengan
sistem tulisan ke sistem lain, misalnya dari pola yang sama. Hal yang dideskripsikan adalah
huruf jawi (Arab) ke rumi (Latin), atau dari antara lain: nomor kode naskah, alofon, ukuran,
huruf Jawa ke huruf Latin, dengan berbagai keadaan, jumlah halaman, jumlah baris tiap
konsekuensi untuk sistem tanda baca, halaman, huruf yang dipergunakan, keadaan

136
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…

tulisan, bahasa, kolofon, dan garis besar isi teks. b. Penempatan tulisan pada lembaran
Untuk menguji keabsahan data penelitian ini naskah: sejajar dengan lembaran
menggunakan teknik triangulasi. naskah.
c. Pengaturan ruang tulisan: teks
2. Hasil dan Pembahasan berbentuk syair.
2.1. Deskripsi Teks HCNM d. Penomoran halaman: memakai angka
Deskripsi teks pada hakikatnya adalah Arab asli.
identifikasi naskah. Identifikasi naskah 11. Bahan naskah: kertas polos yang tebal dan
merupakan bagian yang memaparkan keadaan kuat berwarna putih kekuning-kuningan.
fisik naskah dengan jelas. Hal ini berdasarkan 12. Bahasa naskah: Melayu dan Minangkabau.
teori yang diungkapkan oleh Hermansoemantri a. Klasifikasi bahasa naskah: Bahasa
(1986:2—119) yang menyatakan “Ada 18 cara kuno,terdapat kata-kata arkais yang
untuk mengidentifikasi teks beraksara Arab- tidak dapat dimengerti atau diketahui
Melayu”. Teks HCNM ini berbentuk syair yang artinya.
memiliki alur. Berikut penjelasan keadaan fisik/ b. Jenis bahasa naskah : Bahasa standar
identifikasi teks HCNM berdasarkan pendapat yang terpengaruh bahasa dialek.
Hermansoemantri tersebut c. Pengaruh bahasa lain terhadap bahasa
naskah: Teks dipengaruhi bahasa asing
1. Judul: Cerita Nabi Muhammad Sallallâhu yaitu bahas Arab, contoh: “Abu Talib
’Alaihi Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam yang punya zujjah (4)”, “…Siapa yang
dan Perkawinannya dengan Siti Khadijah. menaruh bijinya tamar ….”.
2. Nomor : - d. Keterpahaman akan bahasa naskah:
3. Tempat penyimpanan naskah: milik pribadi Bahasa naskah sukar dipahami, karena
4. Asal naskah: naskah HCNM didapatkan terdapat kata-kata arkais, banyaknya
dari koleksi pribadi Dra.Nurizzati, M.Hum., bahasa standar dialek Melayu dan
kemudian naskah difotokopi kembali. Minangkabau membuat teks sukar
5. Keadaan naskah: utuh dipahami oleh masyarakat/pembaca
6. Ukuran naskah: luar Minangkabau.
a. Ukuran kertas: 21 x 14 cm. 13. Bentuk teks: syair, berbentuk hikayat
b. Ukuran teks : 12 x 10 cm. sejarah
7. Tebal naskah: 44 halaman. 14. Umur naskah: tua, ditulis 19 Rabiulawal
8. Jumlah baris per halaman : 22 baris/halaman, 1295.
kecuali halaman: 1=11baris; 3=18 baris; 15. Pengarang/penyalin: Imam Abdul Salam;
44=17 baris. Kepala Madrasah Tarbiah Al Islamiyah
9. Huruf, aksara, tulisan: Sitiung; Departemen Pendidikan Persatuan
a. Jenis atau macam tulisan: Arab-Melayu. Tarbiah Al Islamiah Kabupaten Sawahlunto
b. Ukuran naskah atau aksara: kecil. Sijunjung. Beliau merupakan seorang tokoh
c. Bentuk huruf : tegak lurus. ulama penyebar ajaran agama Islam di
d. Keadaan tulisan : jelas. Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
e. Jarak antar huruf: renggang. Lahir di Sitiung tanggal 7 Juni 1926 dengan
f. Bekas pena: baja yang runcing. nama asli Buya H. Abdul Salam Imam1.
g. Warna tinta: hitam biasa. 16. Asal-usul naskah: -
h. Pemakaian tanda baca: nonstandar: 17. Fungsi sosial naskah: hiburan, religi, dan
tanda bintang (*). didaktis/pendidikan
10. Cara penulisan: 18. Ikhtisar teks/cerita :
a. Pemakaian lembaran naskah untuk Nabi Muhammad s.a.w. berniaga
tulisan: bolak-balik. berawal dari Abu Jahil yang selalu

137
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)

mencelanya, karena tidak memiliki ditransliterasikan dengan berpedoman pada


pekerjaan dan istri. Karena celaan itu “Pedoman Khusus Penulisan Bahasa Arab
akhirnya Nabi bermusyawarah pada dengan Huruf Latin”, Majelis Bahasa
bapaknya yang bertujuh. Mereka memberi Indonesia-Malaysia (1976) dan sistem yang
modal seribu satu orang, tetapi Abu Lahab digunakan oleh Wehr (dalam Djamaris,
meminta syarat agar Muhammad s.a.w. 1991:200—201).
mau menyembah berhala. Nabi 3. Bait-bait syair ditransliterasikan dari aksara
Muhammad sangat marah dan segera Arab-Melayu ke aksara Latin ditulis
memutuskan untuk berusaha sendiri. dengan pola penulisan bait syair yang telah
Kemudian ia mendapat kabar bahwa lazim dikenal, yaitu setiap bait terdiri dari
Khadijah mencari orang upahan. empat baris dengan mengurutkan baris demi
Setelah mendapat pekerjaan dari baris dari setiap bait dari atas ke bawah.
Khadijah, Muhammad pergi berniaga kain Penulisan ini tidak mengikuti pola penulisan
bersama 7.000 orang. Nabi Muhammad bait-bait syair dari teks HCNM dalam
kembali ke Mekkah dengan membawa naskah, yaitu teks HCNM yang ditulis
laba yang banyak. Mendengar kabar dengan cara sejajar, yaitu baris pertama
tersebut Khadijah sangat senang ditulis sejajar dengan baris kedua,
kemudaian meminta Muhammad menjadi sedangkan baris ketiga ditulis sejajar
suaminya. Walaupun ayah Khadijah, dengan baris keempat. Bait-bait teks
Khaulid, tidak menyetujui, namun HCNM yang hanya terdiri atas dua baris,
pernikahan tetap dilaksanakan. Setelah tetap ditulis dua baris dan tidak
Nabi Muhammad s.a.w. menjadi suami digabungkan dengan baris-baris yang lain.
Khadijah, Beliau dan Khadijah mendapat Hal ini untuk menjaga aturan rima akhir teks
banyak gunjingan, tetapi mereka tetap HCNM;
teguh pada ajaran agama Islam, yaitu 4. Antara satu bait dengan bait berikutnya
melaksanakan perkawinan dengan penuh diberikan jarak penulisan sehingga setiap
suka cita untuk mencapai keimaman bait terpisah penulisannya dengan bait
kepada Allah swt. berikutnya. Penulisan ini tidak mengikuti
pola penulisan teks HCNM yang ditulis
2.2. Transliterasi Teks HCNM dengan jarak rapat (tidak ada perbedaan
Salah satu tujuan transliterasi teks HCNM pemisahan).
ini adalah agar teks ini dapat dikenal dan
dipahami oleh kalangan yang lebih luas. Di samping itu, analisis isi teks HCNM
Pedoman dan prinsip transliterasi HCNM disajikan dengan menggunakan tanda-tanda
tersebut dijelaskan berdasarkan kajian teori atau lambang-lambang khusus, sebagai berikut.
yang sudah dikemukakan oleh beberapa ahli 1. Tanda garis miring dua, //, digunakan untuk
filolog, secara ringkas penjabarannya sebagai menandai akhir setiap halaman dengan
berikut ini. maksud sebagai pemisah antarhalaman;
1. Transliterasi teks HCNM dilakukan 2. Angka yang diketakkan di sebelah kanan
berdasarkan pedoman tabel empat bentuk teks menunjukkan nomor halaman naskah
pemakain huruf Arab-Melayu yang landasan;
dikemukakan oleh Hollander (1984:6—7), 3. Tanda kurung dua, (…), digunakan untuk
hal ini disebabkan teks HCNM masih menandai huruf atau kata yang ditambahkan.
bertuliskan aksara Arab-Melayu. 4. Tanda kurung siku-siku dua, […],
2. Kata-kata bahasa Arab (BA) yang belum digunakan untuk menandai huruf atau kata
diserap dalam bahasa Minangkabau yang dihilangkan.
(BMk) dan bahasa Melayu (BM)

138
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…

Berdasarkan analisis transliterasi teks ditranslitersikan sesuai dengan bentuk


HCNM ini beraksarakan Arab-Melayu dan aslinya. Penulisannya tidak disesuaikan
terdapat penomoran halaman berdasarkan dengan penulisan kata menurut EYD dan
angka Arab. Penulisan yang tidak dianggap KBBI yang berlaku sekarang. Penulisan
lazim pada saat sekarang menyebabkan hanya kata yang menunjukkan ciri ragam bahasa
pada kalangan tertentu saja teks ini dapat lama itu antara lain sebagai berikut ini.
dipahami dan dikenal. Oleh karena itu, a. Kata yang ditulis dengan tambahan huruf
transliterasi teks HCNM ini menggunakan h pada kata yang di dalam bahasa
pedoman tabel empat bentuk pemakain huruf Melayu sekarang tanpa h,
Arab-Melayu dan pedoman penulisan bahasa ditransliterasikan sebagaimana adanya
Arab dengan huruf Latin. seperti kata baharu (10, 10, 1).
Transliterasi teks HCNM dilakukan b. Kata yang berasal dari Melayu klasik
dengan maksud untuk memberikan teks yang (kl) yang terdapat dalam teks HCNM,
dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca di ditransliterasikan sebagaimana adanya,
seluruh Nusantara karena bahasa yang terdapat seperti kata bapa (7, 10, 4; 8, 9, 4 ),
dalam teks HCNM ini adalah bahasa menuai (7, 11, 4), dan syarikat (9, 7,
Minangkabau, Melayu, dan Arab. Oleh karena 4).
itu, perlu dilakukan transliterasi teks (bahasa c. Kata yang berasal dari bahasa
Minangkabau dan Melayu) dan bahasa asing Minangkabau yang dianggap tidak lazim
(bahas Arab) ke dalam bahasa Indonesia. digunakan sekarang, ditransliterasikan
Bacaan teks yang menunjukkan ciri khusus yang sebagimana adanya seperti kata nagari
merupakan ciri ragam bahasa lama (3, 3, 3; 6, 9, 3); Barisok hari hari isnin
dipertahankan sebagaimana adanya dan tidak (12, 5, 2) talangkai, manalangkai (27,
disesuaikan dengan aturan penulisan yang 1, 2; 29, 5, 2; 32, 9,4); sumando (32,
berlaku sekarang, tidak dilakukan penyesuaian 9, 4).
bentuk penulisan dengan aturan penulisan yang d. Penulisan kata bahasa Melayu dialek
berlaku saat ini, yaitu aturan EYD. Hal ini Minangkabau yang terdapat di dalam
dimaksudkan agar ciri khusus bahasa lama naskah HCNM yang tidak menunjukkan
dalam naskah tidak hilang. Usaha untuk tetap ciri bentuk bahasa lama ditransliterasikan
menjaga kemurnian ciri ragam bahasa lama di sesuai dengan penulisan kata bahasa
dalam naskah dinilai penting. Paling tidak dapat Melayu dialek Minangkabau, seperti kata
dipergunakan untuk memberikan informasi gadang, marapulai, dabiah, rapik, dan
tentang perkembangan bahasa Melayu lama di buni.
dalam naskah. Pada bacaan teks yang tidak e. Penulisan kata bahasa Arab yang
menunjukkan ciri ragam bahasa lama, terdapat di dalam teks HCNM,
penulisannya disesuaikan dengan penulisan kata ditransliterasikan sebagaimana adanya
menurut EYD (Ejaan yang Disempurnakan) dan seperti kata zaujah (4, 8, 2), anab (17,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 8, 4; 17, 9, 1); sorban (12, 4, 4); kibas
Argumen atau alasan yang senada dengan (18, 9, 3).
uraian di atas telah diungkapkan oleh banyak f. Penulisan kata dari bahasa daerah dan
ahli, salah satu diantaranya adalah Djamaris bahasa Arab yang merupakan
(1991:197) dan Hasanuddin WS. (1994:126— persamaan bunyi akhir/rima syair di
127). Pedoman dan prinsip transliterasi teks dalam teks HCNM, ditransliterasikan
HCNM disajikan dengan cara sebagai berikut, sebagaimana adanya seperti kata
yaitu. tajarah (3, 4, 3); berang (3, 7, 4);
1. Kata-kata yang menunjukkan ciri ragam patang (4, 2, 2); dan seterusnya. Hal ini
bahasa lama (kata-kata arkais) bertujuan untuk mempertahankan rima

139
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)

syair teks HCNM sebagai ciri struktur Berdasarkan translitersi dan analisis isi
bunyi syair. Namun, pengalih bahasa yang sudah dikemukakan sebelumnya, teks
kata-kata tersebut ditandai sebagai HCNM ini ditulis dengan menggunakan bahasa
footnote untuk mempermudah daerah Melayu dan Minangkabau, selain itu
pemabaca lain memehami isi teks terdapat bahasa Arab. Oleh karena itu,
HCNM ini. diperlukan transliterasi bahasa daerah (BM dan
2. Penulisan yang tidak menunjukkan ciri BMk) dan bahasa asing (BA) tersebut ke dalam
bahasa lama, penulisannya disesuaikan bahasa Indonesia sehingga dapat dibaca dan
berdasarkan ketentuan menurut EYD dan dimengerti oleh masyarakat di Nusantara.
KBBI, misalnya penulisan kata ulang dengan Proses transliterasi dari bahasa daerah ke
menggunakan angka 2, seperti kata dalam bahasa Indonesia yang terdapat dalam
٢ ‫ اجرب نل‬, ditulis berjalan-jalan; ٢ ‫ ةغتد‬, teks HCNM ini menggunakan kamus sesuai
ditulis di tengah-tengah; dan seterusnya. bahasa yang ditemukan dalam teks. Hasil setiap
3. Penyajian teks dibuat dengan cara transliterasi dari bahasa daerah ke bahasa
memisahkan huruf berdasarkan pemisahan Indonesia ditulis pada bagian bawah teks/
kata sesuai dengan ungkapan bahasanya ditandai sebagai catatan kaki (footnote).
dalam huruf Latin. Misalnya, kata “kanageri”
ditulis menjadi “ke negeri”. 2.3 Struktur Teks HCNM
4. Variasi ejaan antara s dan sy, h dan kh, Teks HCNM ini merupakan prosa
disederhanakan sesuai dengan ejaan berirama disebabkan oleh isi teks ini berbentuk
sekarang, yakni dengan menuliskan s dan syair, namun kisah cerita yang disampaikan oleh
sy menjadi s, h dan kh menjadi h, h diawal pengarang naskah HCNM ini merupakan kisah
dan di tengah yang merupakan ejaan bahasa nabi, yaitu Nabi Muhammad s.a.w. yang
Minangkabau disederhanakan sesuai dengan dikategorikan ke dalam hikayat. Oleh karena
pedoman EYD, yakni dengan menuliskan s itu, naskah ini digolongkan ke dalam karya
dan sy menjadi s, h dan kh menjadi h, dan sastra prosa berirama. Hal ini juga didukung
h di awal dan tengah dihilangkan. Misalnya oleh pendapat para ahli sastra (lihat Osman,
kata syurat menjadi surat, khabar menjadi 1981; dan Hooykas, 1951 dalam Hasanuddin
kabar, hantar menjadi antar, semuhanya WS., 1994:12) yang menyatakan bahwa,
menjadi semuanya. “banyak cerita yang berupa hikayat
5. Huruf h tetap ditulis jika kata tersebut (mengandung unsur cerita) disampaikan dalam
beroperasi sebagai sebagai h yang utuh. bentuk syair. Oleh karena itu karya sastra
Misalnya pada kata haram, huruf h tetap tersebut dikategorikan sebagai prosa liris/prosa
ditulis karena h merupakan huruf yang utuh. berirama”. Selain itu, hal tersebut dibuktikan
6. Huruf kapital dipakai untuk nama tokoh, bahwa dalam teks HCNM ini terdapat: setiap
tempat, dan awal kalimat. satu bait syair terdiri atas 4 baris, di dalam tiap
7. Transliterasi dilakukan dengan menggunakan baris syair terdapat 8 sampai dengan 12 suku
pedoman EYD dan KBBI, serta kamus kata, berpola rima /aaaa/ atau rima sama, dan
bahasa daerah (BM dan BMk) dan bahasa keseluruhan baris dalam setiap bait syair
Arab. merupakan isi.
8. Tanda angka kecil di atas pada setiap kata Pembahasan analisis struktur pada
merupakan hasil setiap transliterasi dari penelitian teks HCNM ini adalah tentang: alur,
bahasa daerah ke bahasa Indonesia, tokoh, latar, dan tema sesuai dengan kajian teori
kemudian ditulis pada bagian bawah teks/ yang digunakan untuk menunjang penelitian ini.
ditandai sebagai catatan kaki (footnote).
Bacaan yang diberi tanda tersebut diberi
ulasan di dalam glosari.

140
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…

2.3.1 Alur Sambil berkata: “wahailah bapakku


Naskah HCNM ini beralur konvensional Tidak ku butuh harta kamu
yang menceritakan tentang kehidupan Nabi Tuhanku kaya ada mengaku
Muhammad s.a.w. setelah berusia 25 tahun. Biarlah dapat tetesan keringatku”
Pada saat usia 25 tahun, Nabi Muhammad (hlm. 6)
s.a.w. sudah memikirkan masa depannya untuk
mencari nafkah sebagai bekal berumah tangga. Mukjizat Nabi sangatlah nyata
Nabi Muhammad s.a.w. berniaga berawal dari Unta fasih pandai berkata
Abu Jahal yang selalu mencelanya karena tidak Di mana engkau aku di sana
memiliki pekerjaan dan istri. Karena celaan itu, Dijabat Muhammad akan punggungnya
akhirnya Nabi Muhammad bermusyawarah (hlm. 11)
dengan bapaknya yang bertujuh. Masing-
masing mereka memberi modal seribu, tetapi Kutipan halaman 11 di atas merupakan
Abu Lahab meminta syarat agar Muhammad kutipan tentang mukjizat Muhammad sebagai
s.a.w. mau menyembah berhala. Nabi nabi yang dikaruniai oleh Allah swt. Nabi
Muhammad sangat marah dan segera Muhammad s.a.w. dapat berbicara dengan
memutuskan untuk berusaha sendiri. Kemudian seekor unta yang liar sehingga unta yang liar itu
ia mendapat kabar bahwa Khadijah mencari dapat ditundukkan oleh Muhammad untuk
orang upahan. dijadikan kendaraan tumpangannya untuk pergi
Setelah mendapat pekerjaan dari berdagang. Sementara itu, Khadijah adalah
Khadijah, Muhammad pergi berniaga kain seorang saudagar perempuan kaya yang lembut
bersama 7.000 orang. Nabi Muhammad dan penyayang, serta tidak sombong dan kikir.
kembali ke Mekkah dengan membawa laba Khadijah memiliki banyak usaha untuk
yang banyak. Khadijah sangat senang hatinya diperdagangkan serta ternak-ternak gembala
lalu meminta Nabi menjadi suaminya. Walaupun yang diupahkan kepada pengembala. Ketika
ayah Khadijah, Khaulid, tidak menyetujui, Ia medengar Muhammad ingin berniaga tetapi
namun pernikahan tetap dilaksanakan. Setelah tidak memiliki modal usaha, Khadijah sangat
Nabi Muhammad menjadi suami Khadijah, senang mengetahuinya. Selanjutnya, di bawah
Beliau dan Khadijah mendapat banyak ini kutipan sifat Khadijah yang merupakan salah
gunjingan, tetapi mereka tetap teguh pada satu tokoh sentral dalam teks HCNM ini.
ajaran agama Islam. Baru kehadapan Nabilah sampai
Sudah penuh rumah oleh cahaya
2.3.2 Tokoh Khadijah tahu hatilah suka
Muhammad dan Siti Khadijah merupakan Inilah Muhammad punya cahaya
tokoh sentral dalam teks HCNM ini. (hlm. 10)
Muhammad berusia 25 tahun, memiliki
semangat untuk bekerja keras, bertanggung Minum dan makan Nabi pun sudah
jawab, sabar, jujur, berserah diri kepada Tuhan Datanglah kata dari Khadijah:
Sang Pencipta, rendah hati, dan memiliki “Maukah engkau menerima upah
mukjizat yang dikaruniai oleh Allah swt. sebagai Ke negeri Syam pergi berdagang
pertanda kenabiannya. Hal ini dapat dilihat pada (hlm. 11)
kutipan berikut.
Keluarlah Nabi berjalan-jalan Selain tokoh sentral, juga terdapat tokoh
Mengenal-ngenal dalam pikiran sampingan atau tokoh penunjang dalam teks
Apalah yang patut dikerjakan HCNM ini. Di antara tokoh-tokoh itu adalah
Supaya dapat jalan kemenangan Abu Jahil La’na l-tul-Lah, Abu Lahab La’nat,
(hlm. 3) Abu Azi, Abu Talib, Saidina Hamzah, Kananah,

141
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)

Maisaroh, Raja Rohib. Abu Jahil, Abu Lahab Abdul Azi seorang lagi
La’nat dan Abdul Azi memiliki sifat dan Sebentar datang kabar dibawanya
pengaruh yang tidak baik kepada Muhammad. Anak berniaga hendak pergi
Salah seorang pamannya, Abu Jahil La’na l- Tujuh ribu hasil di kami
tul-Lah sering menghina Muhammad (hlm. 6)
dikarenakan Muhammad tidak memiliki harta
ataupun usaha serta istri disaat umurnya sudah Selain itu, Saidina Hamzah, Kananah, dan
25 tahun. Serta Abu Lahab La’nat dan Abdul Raja Rohib merupakan tokoh pendukung
Azi memberikan pengaruh buruk kepada dalam teks HCNM yang memiliki sifat
Muhammad untuk mengikuti keyakinan mereka penyayang dan peduli kepada Muhammad.
menyembah berhala, sementara hal ini Sementara itu, Maisaroh merupakan seorang
merupakan pantangan bagi Muhammad yang pembantu yang setia dan patuh kepada
sudah meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah Khadijah sebagai majikannya. Hal ini terlihat
swt. yang patut disembah, sedangkan pada kutipan berikut.
Muhammad adalah Nabi akhir zaman yang
sudah dipilih oleh Allah swt. Selain sebagai nabi Berkata Hamzah itu pun jangan
akhir zaman, Muhammad juga ditugaskan untuk Pada anak kita itu pantangan
menyampaikan ajaran agama Islam kepada Jikalau menambah engkau pun segan
hamba-Nya (hal ini juga tertera jelas dalam Janganlah itu bunyi rundingan
kalimat “tahlil” Laa ilaaha illallaah (hlm. 6)
muhammadarrosulullaah “Tiada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah”). Hal Kananah itu sangat kasihnya
ini terlihat pada kutipan berikut ini. Di nagari Halimah masa kecilnya
Siang dan malam Nabi digendongnya
Berkata Abu Jahil La’na l-tul-Lah Kananah bercerai lama masanya
“Sudah baik lenggang, sudah baik langkah (hlm. 7)
Ku selatan air, kuubah susah
Adakah menaruh keping sebuah // Maisaroh berjalan ke tengah padang
(hlm. 3) Dipilih unta yang gadang panjang
Sekali belum diracik orang
Wahai Muhammad baiklah lenggang Jinak ditangkap dibawa pulang
Jikalau hari sampai petang (hlm.11)
Ke manalah badan kembali pulang
Tidak istri seperti orang Rohib pun sampai di bawah pohon
Dipandang Muhammad sudah maklum
Jika baik lenggang masa kini Rindulah lama bertahun-tahun
Tidak menaruh uang dan piti Dipangkunya Nabi lalu dicium //
Di mana rumah tempat istri (hlm.19)
Daripada hidup baiklah mati
(hlm. 4) 2.3.4 Latar
Latar yang digambarkan oleh pengarang
Abu Lahab la’nat lalu berkata dalam teks HCNM ini terdapat beberapa
Emas seribu ada di hamba tempat di antaranya Mekah, Syam, Basaroh,
Jiakalau Muhammad menyembah berhala dan Jirah, sedangkan latar waktu diceritakan
Ridolah hamba memberikannya secara jelas oleh pengarang adalah ketika
pergantian waktu siang dan malam selama
perjalanan Nabi Muhammad s.a.w. beserta

142
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…

rombongan pergi berdagang dari Mekah hingga Turun firman daripada Allah
sampai ke Syam. Kepada malaikat yang indah-indah
Awan segumpal hendak merendah
2.4 Fungsi Sosial Teks HCNM Menutupi kepala Muhammad pergi
Teks HCNM sebagai karya sastra berdagang
pengaruh Islam mengemban beberapa fungsi, (hlm.13)
yaitu fungsi religi, didaktis/media pendidikan,
dan pelipur lara. Semua fungsi tersebut akan 2.4.2 Fungsi Didaktis/Pendidikan
dijelaskan pada uraian berikut ini. Adapun yang dimaksud dengan fungsi
didaktis dalam teks HCNM adalah sebagai
2.4.1 Fungsi Religi/Dakwah salah satu hasil karya sastra yang dapat
Teks HCNM sebagai karya sastra yang dijadikan sebagai media pendidikan. Hal ini
dipengaruhi Islam membuat naskah ini memiliki terlihat dalam cerita yang disampaikan oleh
fungsi religius. Fungsi ini tidak hanya dapat dilihat pengarang dalam naskah HCNM. Pertama,
dari segi isi, tetapi juga dapat dilihat dari segi pada awal pembukaan cerita pengarang
bentuk cerita yaitu teks HCNM ini tergolong menuliskan kata bismi ’l-Lâhi ’r-rahmâni ’r-
dalam hikayat tentang Nabi Muhammad s.a.w. rahîmi untuk mengingat Allah Swt. pada setiap
Hikayat Melayu klasik umumnya telah memiliki awal kegiatan atau pekerjaan dilakukan. Kedua,
pola tertentu dalam memulai cerita, yakni pada bagain cerita yang mengungkapkan bahwa
dengan mengutip ayat Alquran yang berarti Muhammad tidak pernah berputus asa untuk
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi mencari dan meraih rezeki serta memiliki iman
Maha Penyang” pada pembukaan cerita. Ayat yang teguh pada apa yang diyakininya.
Alquran tersebut merupakan bacaan bismi ’l- Ketiga, pada bagian cerita yang
Lâhi ’r-rahmâni ’r-rahîmi untuk selalu mengungkapkan bahwa Muhammad selalu jujur
mengingat Allah swt. dalam setiap melakukan dalam perkataan dan perbuatan, terutama
kegiatan. Bacaan al-hamdu li ‘l-Lâhi yang dalam cara Beliau berdagang. Bagi pembaca
biasa juga digunakan untuk mensyukuri setiap diharapkan sifat jujur itu dapat dijadikan
nikmat yang diberikan oleh Allah swt. dan untuk pedoman dan dilaksanakan dalam kehidupan
mengakhiri setiap kegiatan yang telah sehari-hari. Keempat, pada akhir cerita
dilakukan. Hal ini akan terjadi hubungan antara disudahi dengan kata al-hamdu li ‘l-Lâhi untuk
makhluk dan Sang Pencipta. Oleh karena itu, menyudahi cerita yang disampaikan oleh
dengan alasan inilah naskah HCNM berfungsi pengarang dalam teks naskah HCNM. Selain
sebagai religi bagi pembacanya. itu, kata al-hamdu li ‘l-Lâhi biasa juga
Selain itu, naskah HCNM ini berceritakan digunakan untuk mensyukuri setiap nikmat yang
tentang sejarah hidup Nabi Muhammad s.a.w. diberikan oleh Allah swt. dan untuk mengakhiri
yang sudah dikenal oleh semua lapisan setiap kegiatan yang telah dilakukan. Hal ini
masyarakat bergama. Nabi Muhammad s.a.w. pertanda pemujaan dan pemujian terhadap
dikenal sebagai nabi akhir zaman yang memiliki kuasa Allah Swt. yang sudah menciptakan alam
sifat akhlakkul kharimah (akhlak mulia) yang semesta dan mensyukuri setiap nikmat yang
menjadi pedoman dan panutan untuk ditiru dan telah diberikan-Nya. Pengungkapan ini dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dilihat pada kutipan teks HCNM sebagai
bercerita tentang mukjizat-mukjizat Nabi berikut.
Muhammad Saw. Mukjizat-mukjizat tersebut Mana segala umat Islami
tidak datang dengan sendirinya melainkan atas Kabar beniaga kami sudahi
izin Allah Swt. melalui perantara malaikat- Kepada Allah kita memuji
malaikat. Hal ini dipaparkan pada kutipan Al-hamdu li ‘l-Lâhi
berikut. (hlm.44)

143
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)

2.4.3 Fungsi Pelipur Lara diceritakan oleh pengarang teks HCNM ini. Hal
Teks HCNM berisikan cerita fantastis/ ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
daya khayal yang tinggi. Hal ini dapat
memberikan suatu tamasya/hiburan jiwa bagi Batih nan lujur bak perut padi
pembaca sehingga teks tersebut berfungsi Tumit nan bulat telur merpati
sebagai pelipur lara. Dalam teks ini, pembaca Bak sugi landak rupanya jari
dapat menikmati peristiwa-peristiwa di luar Perjalanan langgak merurut hati
jangkauan logika formal manusia. Imaji-imaji (hlm.30)
pembaca menjadi hidup sehingga pembaca
merasa terhibur. Hal ini tergambar bagaimana Berdasarkan fungsi sosial cerita teks
pengarang menceritakan saat Hamzah pergi HCNM tersebut, terdapat pesan moral dan nilai
mencari Muhammad. Ketika Hamzah adat istiadat yang disampaikan oleh pengarang.
menemukan Muhammad, dilihatnya ada ular Salah satu pesan moral tersebut adalah
besar berada di atas kepala Muhammad. tanggung jawab kepada diri sendiri, sesama
Melihat kejadian itu Hamzah menjadi cemas manusia dan makhluk hidup lainnya, dan
dan takut ular itu akan memakannya dan tanggung jawab terhadap Tuhan sebagai Sang
Muhammad juga. Dengan keberaniannya, Pencipta. Selain itu, pembaca dapat
Hamzah mencoba mengusir ular tersebut mempedomani sifat-sifat Nabi Muhammad
dengan pedangnya, namun ular tersebut tidak Saw. sebagai pemilik sifat akhlakul kharimah
mau pergi, malah membuka mulutnya seakan- (akhlak yang mulia) yang dapat diterapkan
akan memangsa Hamzah. Namun, ular tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai
bukanlah ular biasa, melainkan jelmaan dari adat istiadat yang terdapat dalam cerita teks
Malaikat yang menjaga Muhammad. Hal itu HCNM ini adalah berupa acara pelamaran
terjadi berkat izin Allah Swt. untuk melindungi dalam resepsi pernikan serta adat berdagang
Muhammad dari serangan musuh. Hal ini dapat yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw.
dilihat pada kutipan berikut ini.
2.4.4 Edisi Teks HCNM
Berkata Hamzah, “wahai anakku Berikut ini pemaparan edisi teks HCNM
Ular dari mana datangnya itu karya ImamAbdul Salam, yaitu transiliterasi dari
Seperti hendak menelan aku aksara Arab-Melayu ke Latin.
Rasakan cerai jiwa badanku”
CERITA NABI MUHAMMAD
Berkata Nabi, “wahai bapakku SALLALLÂHU ’ALAIHI WA SALLAM
Bukanlah ular yang datang ke situ 2
Hanya malaikat disuruh Tuhanku BERNIAGA KE NEGERI SYAM DAN2
Maksudnya hendak memelihara aku PERKAWINANNYA DENGAN SITI
(hlm.10) KHADIJAH
(RODIALLAH ’ANHA)
Selain itu, dilihat dari style (gaya bahasa)
teks HCNM ini memiliki fungsi hiburan. Hiburan Ditulis oleh Fakir yang Dhu’afa
yang ditimbulkan dalam teks HCNM adalah (Imam Abdul Salam)
dengan adanya pola-pola pengucapan Kepala Madrasah Tarbiah Al Islamiyah Pulai
(penulisan) yang berirama, bersajak, atau Sitiung
bunga-bunga bahasa yang menghasilkan efek Departemen Pendidikan Persatuan Tarbiah Al
puitis. Fungsi ini tergambar dalam cerita tentang Islamiah
ciri-ciri fisik Nabi Muhammad Saw. yang Kabupaten Sawahlunto Sijunjung

144
Emil Septia: Teks Hikayat Cerita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaih Wa Sallam Berniaga ke Negeri Syam…

Matoba’at Almaktibat Asa’adiat Putra itu dari hasil analisis isi teks HCNM ini masih
Padang Panjang // berbahasa daerah, yaitu bahasa Melayu dan
Minangkabau, serta bahasa asing, yaitu bahasa
Cerita Nabi Muhammad Salallah ‘Alaihi Arab. Oleh sebab itu, teks tersebut perlu
Wassalam ditranslitersikan dan dianalisis isinya
3 berdasarkan pedoman dan prinsip filologi yang
Berniaga ke Negeri Syam sudah dikemukakan oleh para filolog. Hal ini
Bismi ’l-Lâhi ’r-rahmâni ’r-rahîmi bertujuan supaya teks HCNM dapat dibaca
oleh masyarakat di seluruh Nusantara dan
Dengar olehmu tuan saudara memberitahukan sejarah perkembangan
Cerita kabar Nabi berniaga bahasa Melayu lama.
Abu Jahil juga sebab mulanya Berdasarkan deskripsi struktur yang telah
Dengar olehmu khabar beritanya dikemukakan, teks HCNM ini menceritakan
sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. berniaga
Aku suratkan sekadar pahamnya dan perkawaninnya. Hal ini sesuai dengan tema
I’tikad kita memuji juga dan judul teks HCNM ini. Nama tokoh, tempat,
serta peristiwa tidak jauh berbeda dengan
Dua puluh lima umurnya Nabi cerita-cerita sejarah hidup Nabi Muhammad
Terkenal pula di dalam hati s.a.w. yang terdapat dalam Alquran. Semua
Hendak memakai adat nagari peristiwa penting di dalam cerita menjadi alur
Ialah kawin hendak istri yang saling berhubungan, sehingga menjadi
episode yang menarik dalam teks tersebut.
Tetapi belum takdir Allah Teks HCNM sebagai karya sastra
Harta belum mahar nafkah pengaruh Islam mengemban beberapa fungsi,
Maksud berniaga dengan tajrah3 yaitu fungsi religi, didaktis/media pendidikan,
Modal4 pun tidak hati pun susah dan pelipur lara. Fungsi-fungsi sosial cerita
tersebut berdasarkan cerita yang disampaikan
Keluarlah Nabi berjalan-berjalan5 oleh pengarang dalam hasil karyanya, yaitu
Mengenal-ngenal dalam pikiran naskah HCNM serta dihubungkan dengan
Apalah yang6 patut dikerjakan realitas kehidupan masyarakat masa lampau dan
Supaya dapat jalan kemenangan masyarakat sekarang. Berdasarkan fungsi
sosial cerita teks tersebut, terdapat pesan moral
Masuk ke mesjid memberi salam dan nilai adat istiadat yang disampaikan oleh
Berjalan antara zamzam dan makam pengarang. Salah satu pesan moral tersebut
Dilihat Abu Jahal Jahanam7 adalah tanggung jawab kepada diri sendiri,
Melihat jambang hatinya dendam sesama manusia dan makhluk hidup lainnya, dan
tanggung jawab terhadap Tuhan sebagai Sang
3. Simpulan Pencipta. Selain itu, pembaca dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan mempedomani sifat-sifat Nabi Muhammad
pembahasan dapat disimpulkan bahwa teks Saw. sebagai pemilik sifat akhlakul kharimah
HCNM perlu ditransliterasikan dari aksara (akhlak yang mulia) yang dapat diterapkan
Arab-Melayu ke aksara Latin. Hal ini dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu,
dikarenakan teks HCNM masih bertuliskan salah satu nilai adat istiadatnya adalah berupa
aksara Arab-Melayu dengan pola penulisan acara pelamaran dalam resepsi pernikahan serta
yang tidak dianggap lazim pada saat sekarang adat berdagang yang dilakukan oleh Nabi
menyebabkan hanya pada kalangan tertentu Muhammad saw.
saja teks ini dapat dipahami dan dikenal. Selain

145
SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 2 Edisi Desember 2015 (133—146)

Ucapan Terima Kasih Herlina. 2014. “Biografi Buya Haji Abdul Salam
Sebagian penelitian ini bersumber dari Imam sebagai Tokoh Agama Islam di
penelitian tesis penulis sebelumnya. Oleh karena Dharmasraya Sumatera Barat (1968-
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada 2005)”. Skripsi. Padang: STKIP PGRI
Prof. Hasanuddin WS., M.Hum. selaku Sumatera Barat.
pembimbing I dan Ibu Dr. Novia Juita, Hermansoemantri, Emuch. 1986. Identifikasi
M.Hum., selaku pembimbing II yang telah Naskah. Bandung: Fakultas Sastra
memberikan bimbingan dan saran kepada Universitas Padjadjaran.
penulis dalam menyelesaikan tesis tersebut. Hollander, J.J.de. 1984. Pedoman Bahasa
dan Sastra Melayu (Terjemahan T.W.
Catatan Akhir Kamil dari Handleiding bij de Beofing
1.
Herlina, “Biografi Buya Haji Abdul Salam der Malaische, Tahun 1893, edisi VI).
Imam sebagai Tokoh Agama Islam di Jakarta: Balai Pustaka.
Dharmasraya Sumatera Barat (1968- Ediwar. 2014. “Kesenian Bernuansa Islam
2005)”, (Padang: STKIP PGRI Sumatera Minangkabau”. (http://www.lpsn.info/
Barat, 2014), hlm.18 content/kesenian-bernuansa-islam-
2.
serta minangkabau), diakses tanggal 14
3.
tajarah (BA): berdagang Desember 2015.
4.
poko’ Fatimah. 2009. “Sejarah Nabi Muhammad
5.
berjalan2 saw.”. (http://www.infoperpus.8m.com/
6.
nan news/23012000_1.htm), diakses tanggal
7.
Abu Jahil Jahanam (gelar untuk orang yang 26 April 2010.
memusuhi Nabi) Pramono. 2010. “Fenomena Jual Beli Naskah
di Sumatra Barat”. (http://
www.adicita.com/artikel/detail/id/505/
Daftar Pustaka Fenomena-Jual-Beli-Naskah-di-
Baried, Siti Baroroh, dkk. 1985. Pengantar Sumatra-Barat), diakses tanggal 04 Mei
Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan 2011.
dan Pengembangan Bahasa Departemen Salam, Imam Abdul. 19 Rabi’ulawal 1295.
Pendidikan dan Kebudayaan. Cerita Nabi Muhammad Sallallâhu
Djamaris, Edward. 1991. “Tambo ’Alaihi Wa Sallam Berniaga ke Negeri
Mianangkabau: Suntingan Teks Disertai Syam dan Perkawinannya dengan Siti
Analisis Struktur”. Disertasi. Jakarta: Khadijah. Kabupaten Sawahlunto
Universitas Indonesia. Balai Pustaka. Sijunjung.
Fadillah, dkk. 2004. Dinamika Bahasa, Suryadi. 2008. “Leiden, Naskah Minangkabau,
Filologi, Sastra dan Budaya. Padang: dan Tradisi Pengarsipan Belanda”. (http:/
Andalas University Press. /www.cimbuak.net/content/view/1473/5/
Haekal, Muhammad Husain. 2009. Sejarah ), diakses tanggal 04 Mei 2010.
Hidup Muhammad (Terjemahan Ali Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra:
Audah). Jakarta: Litera AntarNusa. Pengantar Teori Sastra. Jakarta:
Hasanuddin WS. 1994. “Syair Silindung Pustaka Jaya.
Delima: Suatu Kajian Filologis”. Tesis.
Bandung: PPs Universitas Padjajaran.

146

You might also like