Professional Documents
Culture Documents
Getting Answer Pada Konsep Sistem Gerak Terhadap Hasil Belajar Siswa
Getting Answer Pada Konsep Sistem Gerak Terhadap Hasil Belajar Siswa
Abstract
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu dalam suatu bidang, dia pasti akan dapat
hal penting untuk menentukan maju mengajar, tidak perlu tahu proses belajar
mundurnya suatu bangsa, maka untuk mengajar yang tepat, hanya perlu menu-
menghasilkan sumber daya manusia angkan apa yang diketahuinya ke dalam
sebagai subyek dalam pembangunan yang botol kosong yang siap menerima-nya.
baik, diperlukan modal dari hasil pendidik- Banyak guru masih menganggap para-
an itu sendiri. Paradigma lama dalam digma lama ini sebagai satu alternatifnya.
proses pembelajaran adalah guru memberi Mereka mengajar dengan metode ceramah
pengetahuan pada siswa secara pasif. dan mengharapkan siswa duduk, diam,
Dalam konteks pendidikan, paradigma dengar, catat, dan, hafal.
lama ini juga berarti jika seseorang Proses pembelajaran dimana guru
mempunyai pengetahuan dan keahlian memberi pengetahuan pada siswa secara
pasif, masih mendominasi proses pembela-
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question And Getting Answer 88
jaran pada sebagian besar jenjang pendi- jaran kooperatif yang akan diteliti lebih
dikan. Guna mengatasi masalah tersebut lanjut yaitu GQGA pada konsep sistem
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan gerak. Model pembelajaran kooperatif tipe
keiikutsertaan peserta didik secara aktif GQGA, diharapkan mampu mengorgani-
dalam kegiatan proses belajar mengajar. sasikan siswa dalam kegiatan belajar
Seperti dikemukakan Kemp (dalam Wena, mengajar agar lebih aktif. Siswa dapat
2008) bahwa perlu adanya kegiatan belajar mendengarkan informasi teman kelompok,
mengajar sebagai pendorong peserta didik sehingga mereka termotivasi untuk mendu-
untuk aktif berpartisipasi. Dengan aktifnya kung dan menunjukkan minat terhadap apa
siswa dalam kegiatan pembelajaran diha- yang dipelajari teman kelompoknya. Mela-
rapkan hasil pembelajaran dan retensi lui kegiatan pembelajaran dengan mene-
siswa dapat meningkat dan kegiatan pem- rapkan model kooperatif GQGA, dampak
belajaran lebih bermakna. Berdasarkan ha- positif yang diharapkan timbul adalah
sil penelitian menunjukkan bahwa pem- siswa mampu mengatasi kesulitan belajar-
belajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) nya melalui kegiatan membaca, belajar,
melalui pembelajaran kooperatif ternyata mencari, dan memberikan kesempatan
lebih efektif daripada pembelajaran oleh kepada siswa lain untuk berbagi
pengajar (Lie dalam Wena, 2008). pengetahuan dan pengalaman. Jadi siswa
Berdasarkan data di lapangan, ada tidak hanya berdiam diri dalam mendengar
beberapa kecenderungan yang sering informasi dari guru, tapi siswa mampu
ditemukan, yaitu: siswa yang sering menemukan sendiri pengetahuan dari apa
menjawab pertanyaan guru hanya yang yang diperolehnya dalam kegiatan belajar.
pandai saja, yang kurang pandai tidak Ditinjau dari segi struktur isi,
berusaha menjawab dan tidak berani konsep sistem gerak merupakan konsep
bertanya kepada guru. Sukar bekerjasama yang membahas tentang fungsi rangka,
dengan temannya walaupun telah dianjur- jenis-jenis tulang yang menyusun sistem
kan oleh guru. Pembelajaran konvensional gerak, persendian, otot, dan ganggguan
yang sering digunakan oleh guru yang pada sistem gerak. Sehingga membutuhkan
belum memberdayakan potensi siswa kreatifitas siswa untuk menemukan,
secara optimal. Hasil observasi di SMAN 4 memecahkan, ataupun menganalisa
Bantimurung diketahui bahwa proses konsep.
pembelajaran masih didominasi oleh guru Relevansi antara konsep sistem
tanpa adanya variasi model pembelajaran gerak dengan model pembelajaran
inovatif, akibatnya siswa menjadi pasif. kooperatif tipe GQGA yaitu pada konsep
SMAN 4 Bantimurung merupakan sekolah sistem gerak, siswa masih sulit
yang terletak di pinggiran kota dengan membedakan tulang-tulang penyusun
jumlah siswa yang tidak terlalu banyak tubuh, jenis-jenis persendian, ciri-ciri otot,
rata-rata 27 siswa setiap kelas. Guru dan mekanisme gerak otot sehingga dengan
dengan mudah menerapkan model menerapkan model pembelajaran
pembelajaran kooperatif jika dilihat dari kooperatif tipe GQGA siswa dapat
jumlah siswa. Berdasarkan hasil penelitian menanyakan materi-materi yang belum
yang telah dilakukan oleh Syarifuddin mereka pahami dalam bentuk tulisan
(2007), diketahui bahwa hasil belajar siswa karena biasanya siswa terkesan minder
dengan menggunakan model pembelajaran ketika akan bertanya secara langsung.
kooperatif lebih tinggi dibandingkan hasil Hasil penelitian yang dilakukan
belajar siswa dengan menggunakan model oleh Nurdahlia (2009) yang menyimpulkan
pembelajaran langsung khususnya meng- bahwa ada pengaruh model pembelajaran
gunakan metode ceramah. GQGA terhadap hasil belajar siswa. Berda-
Upaya untuk mengatasi masalah sarkan penelitian-penelitian yang telah di-
tersebut adalah dengan menerapkan model laksanakan dan melihat kelebihan-kelebih-
pembelajaran kooperatif. Model pembela- an dari model pembelajaran kooperatif
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question And Getting Answer 89
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persen- 2009). Setelah pengolahan data, maka
tase hasil belajar siswa dengan untuk pengujian homogenitas varians,
menerapkan model pembelajaran diperoleh sig 0,659 > α = 0,05. Dapat
kooperatif tipe RTE dan tipe disimpulkan bahwa siswa yang diajar
GQGA dengan menerapkan model pembela-
jaran kooperatif tipe GQGA memiliki
Model kooperatif tipe variansi yang sama atau homogen.
GQGA 3) Uji hipotesis
Kategori
Persentase Berdasarkan pengujian normalitas dan
Frekuensi homogenitas varians, maka dilakukan
(%)
Sangat baik 5 20 statistik uji-t untuk menguji hipotesis
Baik 13 54 penelitian. Kriteria pengujiannya adalah
Cukup 3 13 H0 diterima jika sig.(2-tailed) > 0,05
Kurang 3 13 yang berarti tidak ada perbedaan, H0
Sangat kurang - 0 ditolak jika jika sig.(2-tailed) < 0,05
Jumlah 24 100 yang berati ada perbedaan. Hasil
analisis pengujian hipotesis diperoleh
Hasil analisis statistik inferensial sig.(2tailed) yaitu 0,01 < 0,05 maka H0
disajikan untuk pengujian hipotesis, dalam ditolak dan H1 diterima. Dapat
hal ini uji-t dengan taraf signifikansi ∝ disimpulkan bahwa hipotesis pada
=0,05. Syarat yang harus dipenuhi untuk penelitian ini diterima yaitu Ada
pengujian hipotesis adalah data yang pengaruh penerapan model pembela-
diperoleh berdistribusi normal dan jaran kooperatif tipe GQGA pada
mempunyai variansi yang homogen. Oleh konsep sistem gerak terhadap hasil
karena itu dilakukan uji normalitas dan uji belajar Biologi siswa.
homogenitas. Berdasarkan hasil analisis data yang
1) Uji normalitas diperoleh baik secara deskriptif maupun
Uji normalitas digunakan untuk inferensial memperlihatkan adanya perbe-
mengetahui apakah populasi data daan hasil belajar Biologi siswa pada kon-
berdistribusi normal atau tidak. Data sep sistem gerak dengan menerapkan mo-
dinyatakan normal jika signifikansi del pembelajaran kooperatif tipe Giving
lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2009). Question and Getting Answer. Siswa yang
Berdasarkan hasil pengolahan data diajar dengan menerapkan model pembela-
diperoleh nilai sig siswa yang jaran kooperatif tipe GQGA menunjukkan
dibelajarkan dengan menerapkan model nilai hasil belajar yang lebih tinggi.
pembelajaran kooperatif tipe GQGA, Hal diatas dapat kita lihat dari
sig = 0,562 > α = 0,05 yang berarti data perolehan nilai rata-rata siswa yang diajar
mengenai siswa yang diajar dengan dengan menerapkan model pembelajaran
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GQGA memiliki nilai rata-
kooperatif tipe GQGA berasal dari rata sebesar 75,04 dengan standar deviasi
sampel yang berdistribusi normal. 11,94. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
2) Uji homogenitas hasil belajar siswa lebih tersebar dengan
Uji homogenitas digunakan untuk pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi.
mengetahui apakah beberapa varian Model pembelajaran kooperatif tipe
populasi data adalah sama atau tidak. GQGA merupakan model pembelajaran
Uji ini dilakukan sebagai prasyarat yang sifatnya diskusi. Diskusi adalah unsur
dalam analisis uji-t sebagai kriteria penting dalam belajar kelompok, dengan
pengujian, jika nilai signifikan lebih berdiskusi terdapat keanekargaman penda-
besar dari 0,05 maka dapat dikatakan pat dan sudut pandang dari berbagai
bahwa varian dari dua atau lebih anggota kelompok. Kedua model pembela-
kelompok data adalah sama (Priyatno, jaran ini menitikberatkan pada pencapaian
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question And Getting Answer 91