Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

PENGARUH LATIHAN WEIGHT BEARING ACTIVITY UNTUK MEMPERBAIKI


POLA JALAN PADA ANAK DENGAN KONDISI IDIOPATHIC TOE WALKING
Ayu Permata1) Yose Rizal2) Anni Dayu Pratiwi3)
1,2,3)
Program Studi D-III Fisioterapi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Abdurrab
Jl. Riau Ujung no. 73 Pekanbaru
email : 1)ayu.permata@univrab.ac.id

ABSTRACT
Tiptoe phase in children is a process of learning to walk that will disappear by itself. If the child is walking on
tiptoe in a persistent manner even when asked to walk normally children keep walking on tiptoe then this
condition is called idiophatic toe walking. Idiopathic Toe Walking (ITW) is a child walk pattern by walking on
tiptoe continuously after more than 3 years without any evidence of underlying medical conditions. Walking
pattern on tiptoes of children over 3 years persistently shows delays in language development, gross or fine
motor skills, visuomotor development, sensory integration function, or behavioral problems. The purpose of this
research is to know the effectiveness of physiotherapy’s treatment of weight bearing activity training on children
condition with ITW to improve gait pattern. The research method used experimental research with pre and post
test research comparing Foot Posture Index (FPI) value before and after intervention. The sample in this study
amounted to 10 children with ITW condition which was given Weight Bearing Activity training for 4 weeks with
intensity 3 times a week. The results of the Foot Posture Index (FPI) differentiation analysis of the right foot and
left foot in the sample group with each p value = 0.009 which means there is a significant difference in right and
left foot after given weight bearing activity training.
Keywords: Idiopathic Toe Walking, Street Children Tiptoe, Weight Bearing Exercise Activity, Physiotherapy
Kids, Kids Path Pattern
ABSTRAK

Fase berjinjit pada anak merupakan proses belajar berjalan yang akan menghilang dengan sendirinya. Apabila
anak berjalan berjinjit secara persisten bahkan ketika diminta untuk berjalan biasa anak tetap berjalan berjinjit
maka kondisi ini disebut dengan idiophatic toe walking. Idiopathic Toe Walking (ITW) yaitu pola jalan anak
dengan cara berjalan berjinjit secara terus menerus setelah berusia lebih dari 3 tahun tanpa adanya bukti
kondisi medis yang mendasarinya. Pola jalan berjinjit pada anak usia diatas 3 tahun secara persisten
menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa, keterampilan motorik kasar atau halus,
perkembangan visuomotor, fungsi integrasi sensorik, atau permasalahan perilaku. Tujuan penelitian ini
mengetahui efektifitas treatment fisioterapi latihan weight bearing activity pada kondisi anak dengan ITW untuk
memperbaiki pola jalan. Metode penelitian menggunakan penelitian experiment dengan desain penelitian pre
and post test membandingkan nilai Foot Posture Index (FPI) sebelum dan sesudah intervensi. Sampel dalam
penelitian berjumlah 10 orang anak dengan kondisi ITW yang diberikan latihan Weight Bearing Activity selama
4 minggu dengan intensitas 3 kali seminggu. Hasil analisa uji beda Foot Posture Index (FPI) kaki kanan dan
kaki kiri pada kelompok sampel dengan masing-masing nilai p = 0,009 yang artinya ada perbedaan yang
signifikan pada kaki kanan dan kiri setelah diberikan latihan weight bearing activity.

Kata Kunci: Idiophatic Toe Walking, Anak Jalan Berjinjit, Latihan Weight Bearing Activity, Fisioterapi Anak,
Pola Jalan Anak

20
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

1. Pendahuluan diagnosis banding yang mungkin memerlukan


pengelolaan atau rujukan. ITW dikaitkan dengan
Perkembangan bayi akan terlihat secara gangguan spektrum autisme atau gangguan
signifikan pada tahun pertama dan keduanya. Pada perkembangan. Pilihan treatment yang dapat
masa bayi hanya terbaring di tempat tidur seiring diberikan pada anak dengan kondisi ITW meliputi
dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya observasi, stretching, splinting, dan intervensi
bayi mulai bisa berdiri dan berjalan dengan kedua bedah [1].
kakinya sendiri. Pada dua tahun pertama, bayi
mengembangkan koordinasi dan kekuatan otot-otot Anak-anak dengan ITW secara tidak sadar
pada tubuhnya. Bayi akan mulai belajar duduk, memilih sendiri pola jalan dengan menggunakan
berguling, merangkak, berdiri, dan akhirnya ujung kaki daripada pola tumit ke ujung kaki.
berjalan. Proses perkembangan dan usia anak untuk Penyimpangan gaya berjalan yang umum termasuk
mamapu berjalan memang dapat terjadi berbeda- peningkatan ekstensi lutut dan fleksi plantar
beda. Namun terdadapat patokan dasar yang dapat pergelangan kaki pada stance phase, peningkatan
menjadi pedoman bagi para orang tua untuk fleksi plantar pergelangan kaki selama swing
memantau kemampuan anaknya hingga bisa phase, dan peningkatan rotasi eksternal ekstremitas
berjalan sesuai dengan proses pertumbuhan dan bawah [2].
perkembangan di usia anak.
Idiophatic Toe Walking (ITW) dapat
Anak mampu berjalan dengan bantuan atau ditangani secara tepat oleh penyedia layanan
ditatih saat ia mampu mengangkat dirinya sendiri kesehatan primer dengan observasi atau rujukan ke
pada rentang usia 8-9 bulan. Proses ini bisa fisioterapi atau okupasi terapi terutama pada anak
meningkatkan keberanian dan kepercayaan dirinya yang berusia lebih kurang dari 3 tahun keterbatasan
untuk melangkahkan kaki seorang diri. Pada usia 9 gerak pada ankle tanpa masalah penyebab
– 12 bulan anak mulai mampu melangkah tanpa gangguan pola jalan [1].
bantuan dan pada usia 12 -18 bulan anak mulai
mampu berjalan tanpa bantuan. Pada tahap ini Penelitian yang dilakukan oleh P Martin
orangtua perlu memperhatikan pola jalan balita. Cassas dkk (2017) menganalisis karakteristik
Kebanyakan anak mulai berjalan pada usia 12 perkembangan saraf pada anak pra sekolah dengan
sampai 14 bulan dengan pola yang normal yaitu kondisi ITW dengan membandingkannya dengan
kaki rata di permukaan lantai atau tanah. Namun, kelompok kontrol. Penelitian tersebut dilakukan
ada beberapa anak yang mulai berjalan di ujung jari dengan metode deskriptif cross-sectional
kaki (berjinjit). Pola ini biasanya hilang dalam membandingkan faktor risiko, karakteristik
waktu 3 sampai 6 bulan. perkembangan saraf, dan skor pada Kuesioner
Jender Neuropsikologis Anak (CUMANIN) antara
Umumnya fase berjinjit pada anak akan kelompok 56 ITW yang berusia 3-6 dan kelompok
menghilang dengan sendirinya pada usia 24-30 kontrol termasuk 40 anak-anak. Hasil penelitian
bulan. Sehingga anak akan benar-benar menapak menyatakan karakteristik perkembangan saraf dari
pada lantai. Fase jalan berjinjit merupakan proses sampel menunjukkan bahwa jalan berjinjit pada
belajar berjalan. Namun apabila anak terus berjalan anak dengan ITW adalah penanda kerusakan
berjinjit (pada tahap tidak dalam proses belajar perkembangan saraf [3].
berjalan) bahkan ketika diminta untuk berjalan
biasa anak tetap berjalan berjinjit maka kondisi ini Penelitian yang dilakukan oleh Lisa H
disebut dengan idiopathic toe walking (ITW). Shulman dkk (1997) terhadap 13 orang anak
dengan kondisi idiopathic toe walking (ITW) yang
Idiopathic toe walking (ITW) adalah telah dievaluasi oleh pediatric neurologist,
diagnosis eksklusi dan merupakan penyebab yang developmental pediatrician, speech/language
paling umum anak berjalan berjinjit. Diagnosis pathologist, okupasi terapi dan fisioterapis. Pada
banding ITW meliputi cerebral palsy, perbedaan skrining perkembangan, 7 dari 13 anak
panjang anggota badan, distrofi otot dan lainnya. menunjukkan keterlambatan dan 10 anak memiliki
Riwayat menyeluruh dan pemeriksaan fisik harus defisit kemampuan bahasa. Pada pemeriksaan
dilakuka secara lengkap untuk menyingkirkan kemampuan berbicara menunjukkan bahwa 10 dari

21
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

13 (77%) mengalami keterlambataan penerimaan 2. Tinjauan Pustaka


bahasa yang reseptif atau ekspresif. Evaluasi dari
okupasi terapi dan fisioterapis ditemukan 4 dari 12 2.1 Definisi Idiopathic Toe Walking (ITW)
(33%) mengalami keterlambatan motorik (fine
Idiopathic Toe Walking Toe (ITW) yaitu
motor delays), 4 dari 10 (40%) mengalami pola jalan anak berjalan dengan pola berjinjit
keterlambatan visuomotor, dan 3 dari 11 (27%) secara terus menerus setelah berusia lebih dari 3
mengalami keterlambatan motorik kasar [4]. tahun tanpa adanya bukti kondisi medis yang
mendasarinya.
Menurut Pediatric Neuromotor Clinic Idiopathic Toe Walking Toe (ITW) yaitu
(2010), weight bearing activity adalah latihan pola jalan anak berjalan dengan pola berjinjit tanpa
menahan beban adalah semua jenis aktivitas yang melakukan kontak tumit dengan permukaan. Pola
menekan tulang dengan menggunakan gaya jalan ini ditemukan pada anak berusia lebih dari 3
gravitasi. Latihan ini menempatkan sebagian atau tahun sejak anak mulai belajar berjalan tanpa
seluruh berat badan melalui bagian tubuh tertentu adanya bukti kondisi medis yang mendasarinya.
seperti lengan atau tungkai. Kegiatan ini dapat Diferensiasi antara entitas normal atau ITW dan
membantu memperkuat otot dan memperbaiki yang lebih serius merupakan inti pemeriksaan
integritas sendi dan tulang serta meningkatkan perkembangan anak [5].
koordinasi dan keseimbangannya untuk aktivitas
sehari-hari. Weight bearing activity juga dapat 2.2 Pola Berjalan Anak dengan Idiopathic Toe
menurunkan tonus dan improverensi gerak dan Walking (ITW)
kesadaran sensorik pada lengan atau kaki anak.
Gaya gerak atau pola jalan didefinisikan
Dengan menggunakan lengan atau kaki mereka
sebagai perkembangan translasi tubuh secara
secara aktif, kegiatan ini akan membantu keseluruhan yang dihasilkan oleh gerakan tubuh
mengurangi perkembangan dari sisi yang tidak terkoordinasi dan rotasi segmen tubuh. Gaya
terpakai. berjalan normal berirama, ditandai dengan gerak
propulsif dan retropulsif ekstremitas bawah [6]
Metode penelitian yang diguanakan yaitu Pada anak dengan kondisi idiophatic toe
penelitian experiment dengan desain penelitian pre walking (ITW) tidak ditemukan adanya kelainan
and post test membandingkan antara nilai Foot anatomi pada kaki. Namun anak mengalami
posture Index (FPI) sebelum dan sesudah kehilangan pola jalan pada siklus berjalan. Pola
jalan khas ITW yaitu anak yang dapat berjalan
intervensi. Sampel dalam penelitian ini yaitu 10
sesuai permintaan namun terbiasa berjalan dengan
orang anak dengan kondisi ITW yang diberikan cara berjinijit [7].
intervensi latihan weight bearing activity selama 4 Gaya berjalan berjinjit ditandai dengan
minggu dengan intensitas 2 kali seminggu pada peninggian bobot badan, bukan dengan kemajuan
setiap sampel. berat tumit. Sebanyak 24% balita mengalami
kondisi berjalan berjinjit, tapi ini biasanya sembuh
Tujuan penelitian ini yaitu untuk secara spontan. Apabila gaya berjalan ini bertahan
mengetahui pengaruh latihan weight bearing lebih dari 2 sampai 3 tahun pada anak-anak tanpa
bukti gangguan neurologis, kondisinya didiagnosis
activity untuk memperbaiki pola jalan anak dengan
sebagai Idiophatic toe walking [8].
idiophatic toe walking. Penelitian ini memberikan Gaya berjalan anak ITW, titik kontak
kontribusi secara ilmiah dan secara praktis. bantalan berat dimulai di tumit, digerakkan ke
Kontribusi secara ilmiah dari penelitian ini yaitu depan di bawah pergelangan kaki saat berada di
memberikan kontribusi akademis bagi tengah, dan diakhiri dengan forefoot push-off.
pengembangan IPTEK tentang konsep treatment Dukungan kontak permukaan midstance dijaga
fisioterapi pada kondisi anak dengan idiophatic toe oleh segmen tubuh yang dilapiskan. Dengan
berjalan kaki, pemuatan normal dan pengalihan
walking untuk memperbaiki pola jalan. Disamping
bobot tubuh tidak ada. Pattern gait yang terjadi
itu penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian pada anak dengan ITW ditemukan tidak adanya
untuk pengembangan penelitian selanjutnya. tahap heel strike pada contact phase dalam siklus
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu Menjadi berjalan (gaiy cycle). Sehingga tidak ditemukan
referensi atau bahan pertibangan bagi fisioterapis adanya pola loading respon dari tubuh pada saat
dalam memberikan pelayanan fisioterapis pada perpindahan fase berjalan dari stance phase ke
kondisi anak dengan ITW. swing phase. Hampir keseluruhan siklus jalan
menngunakan tahap toe off.
22
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

Mekanisme yang mendasari berjalan Achilles pergelangan kaki, maka perhatian medis
berjinjit dengan persisten berhubungan dengan juga harus segera dicari, karena penyimpangan pola
ketidakmatangan motor. Koaktivasi antagonis jalan juga bisa terjadi akibat beberapa gangguan
ekstremitas bawah mengkompensasi kekuatan otot medis.
yang terbatas sehngga push-off tidak ada. Kontrol Dalam gaya berjalan anak ITW, titik kontak
motorik telah didefinisikan sebagai regulasi bantalan berat dimulai di tumit, digerakkan ke
mekanisme yang penting untuk gerakan. Intervensi depan di bawah pergelangan kaki saat berada di
pengendalian motor diarahkan pada perubahan tengah, dan diakhiri dengan forefoot push-off.
kapasitas gerakan, berbeda dengan intervensi Dukungan kontak permukaan midstance dijaga
ortopedi yang terutama berfokus pada pencapaian oleh segmen tubuh yang dilapiskan. Dengan
rentang gerak normal. berjalan kaki, pemuatan normal dan pengalihan
bobot tubuh tidak ada.
Fase normal heel-toe normal memerlukan
setidaknya 100 dari rentang gerak dorsofleksi ankle.
Pada kondisianak dengan ITW ditemukan adanya
keterbatasan gerakan dorsofleksi ankle secara luas.
Pada anak-anak normal gerakan dorsofleksi ankle
menurun dari rata-rata 540 saat lahir sampai 410
pada usia 2 tahun. Bagi anak yang berusia di atas 2
tahun data normatif jarang terjadi, namun
penelitian yang dilakukan oleh Cusick (1992)
menunjukkan 200 sampai 300 dorsofleksi ankle
biasanya terjadi pada 4 sampai 7 tahun. Pada pasien
dengan ITW, keterbatasan di dorsofleksi ankle
sering berkembang seiring bertambahnya usia dan
berkontribusi pada kelainan muskuloskeletal
lainnya seperti kemiringan panggul yang
Gambar 1 Pola Jalan Anak dengan Idiophatic Toe berlebihan, genu valgum, genu recurvatum, atau
Walking torsi eksternal tibialis [8].
Dilihat dari sudut pandang fisioterapis,
anak dengan kondisi ITW menimbulkan
permasalahan pada anatomical impairment yaitu
adanya pemendekan tendon achilles dan kelemahan
pada otot tibialis anterior; functional impairment
yaitu adanya gangguan sensoris taktil (sentuhan),
auditori (pendengaran), Visual (penglihatan), Rasa,
Pencium (bau), vestibular (gerakan dan gravitasi),
dan proprioseptif (kesadaran tubuh, otot, dan
sendi), adanya gangguan keseimbangan, tidak
adanya tahap heel strike pada contact phase dalam
siklus berjalan (gaiy cycle).; functional limitation
yaitu pola jalan berjinjit; participant restriction
terdapat penurunan aktifitas fungsional anak
sehingga anak kesulitan untuk turut berperan dalam
Gambar 2 Siklus berjalan Normal aktivifitas sosial bersama teman bermain.
Pemeriksaan fisik bisa mendeteksi
2.3 Patofisiologi penyimpangan pola jalan pada ITW. Analisis gait
yang mendalam atau elektromiografi (EMG) juga
Idiophatic toe walking tidak ditemukan bisa dilakukan. Selama pemeriksaan EMG, jarum
adanya permasalahan medis, pola jalan ini tipis yang terdiri dari elektroda dimasukkan ke
disebabkan kebiasaan dan dapat diturunkan dari dalam otot kaki. Elektroda ini mengukur aktivitas
keluarga. Tanda dan gejala ITW yaitu kondisi listrik pada otot atau saraf yang terkena.Pengujian
dimana anak berjalan di jari kaki atau di atas ujung atau pemeriksaan neurologis lebih lanjut dilakukan
kaki. Hal ini biasanya terjadi ketika anak sedang jika kondisi medis yang mendasarinya, seperti
belajar berjalan. Jika kondisinya terus berlanjut autisme atau cerebral palsy dicurigai mencari
bahkan setelah balita, yaitu usianya setelah 2 tahun, penundaan perkembangan [1] . Penyimpangan pola
maka perlu diperhatikan medis. Jika jari kaki jalan merupakan gejala dari kondisi yang lebih
berjalan disertai dengan otot kaki yang kencang, serius yaitu pemendekan otot yang
kurang koordinasi otot dan kekakuan pada tendon menghubungkan otot-otot kaki di tumit (tendon
23
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

achilles), pemendekan otot hamstring dan


kontraktur, gangguan otak, saraf atau otot dan
gangguan perkembangan
Anak dengan ITW mengalami hiper atau
hiposensitivitas. Beberapa anak mungkin tidak
menyukai permukaan yang berbeda pada kaki
telapak kakinya, yang menyebabkan mereka
berjanggut pada kaki mereka untuk menghindari
permukaan lantai kaki mereka yang berkontraksi.
Bagi anak-anak yang mencari lebih banyak
masukan, ITW meningkatkan kekuatan yang
dirasakan selama ambulasi, karena gaya reaksi
tanah didistribusikan melalui area permukaan yang
lebih kecil pada kepala metatarsal. Tabel 1 Formulir Pemeriksaan Foot Posture Index
(FPI)
2.4 Pemeriksaan Foot Posture Index (FPI)

Foot posture Index (FPI) adalah alat


2.5 Weight Bearing Activity
diagnostik klinis yang bertujuan untuk mengukur
sejauh mana kaki dapat dianggap dalam posisi Menurut Pediatric Neuromotor Clinic
pronasi, supinasi dan netral. Hal ini dimaksudkan (2010), weight bearing activity adalah latihan
untuk menjadi metode sederhana yang menahan beban adalah semua jenis aktivitas yang
menggambarkan berbagai postur kaki menjadi hasil menekan tulang dengan menggunakan gaya
tunggal yang kemudian memberikan indikasi atau gravitasi. Latihan ini menempatkan sebagian atau
informasi postur kaki secara keseluruhan. seluruh berat badan melalui bagian tubuh tertentu
Penilaiaan dalam foot index posture meliputi 6 seperti lengan atau tungkai. Kegiatan ini dapat
kriteria dari kaki diantaranya, palpasi kepala membantu memperkuat otot dan memperbaiki
talar,pengamatan lengkungan lateral supra dan infra integritas sendi dan tulang serta meningkatkan
maleolus, posisi kalkaneus, tonjolan dari sendi talo- koordinasi dan keseimbangannya untuk aktivitas
navikular tinggi dan kesesuaain arkus kaki, dan sehari-hari. Weight bearing activity juga dapat
yang te rakir pengamatan dari abduksi dan adduksi menurunkan tonus dan improverensi gerak dan
kaki depan dan belakang [9] kesadaran sensorik pada lengan atau kaki anak.
Dengan menggunakan lengan atau kaki mereka
Foot Posture Index telah dipertimbangkan
secara aktif, kegiatan ini akan membantu
oleh Gilbreath dan Merra, (2008) kontribusinya
mengurangi perkembangan dari sisi yang tidak
terhadap progresdari lower limb muskuloskeletal
terpakai.
karena dapat merubah mecanical alignment dari
lower limb, salah satu yang di analisis postur kaki Berdiri dan weight bearing adalah
adalah pes planus yang berhubungan dengan nyeri komponen penting dari keterampilan motorik anak
dan kerusakan tulang rawan sendi,pada dan perkembangan muskuloskeletal. Anak mulai
populasi,dalam penelitian menunjukan adanya menarik diri sejak awal 8 bulan dan memulai fase
signifikasi dari foot index posture ke arah pronasi jelajah mereka berjalan pada 10 bulan. Latihan
dari sendi ankle. dilakukan dengan cara berdiri tanpa alas kaki
dengan menggunakan berbagai tekstur pada
Foot Posture Index (FPI) adalah alat klinis
berbagai posisi seperti jongkok untuk berdiri
untuk diagnosis yang bertujuan untuk mengukur
dengan aktivitas yang menyenangkan untuk
tingkat posisi kaki pada posisi netral, pronasi dan
memudahkan menahan beban. Peralatan
suoinasi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
pendukung dapat digunakan agar latihan dapat
metode enam faktor sederhana untuk menilai postur
dilakukan lebih efektif.
kaki dengan hasil yang mudah dan kuantitatif.
Perbedaan yang mungkin terjadi pada FPI Mekanisme yang mendasari berjalan
berdasarkan jenis kelamin dan pengaruh usia, berat berjinjit dengan persisten berhubungan dengan
badan, tinggi badan, ukuran kaki, dan indeks massa ketidakmatangan motor. Koaktivasi antagonis
tubuh (body mass index / BMI) pada postur kaki. ekstremitas bawah mengkompensasi kekuatan otot

24
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

yang terbatas sehngga push-off tidak ada. Kontrol orang anak dengan kondisi ITW dengan rentang
motorik telah didefinisikan sebagai regulasi usia 3 – 6 tahun yang diberikan intervensi latihan
mekanisme yang penting untuk gerakan. Intervensi weight bearing activity selama 4 minggu dengan
pengendalian motor diarahkan pada perubahan
intensitas 3 kali seminggu, total durasi latihan 60
kapasitas gerakan, berbeda dengan intervensi
ortopedi yang terutama berfokus pada pencapaian menit pada setiap sampel.
rentang gerak normal. Penekanan ditempatkan pada
aktivitas dan kebiasaan yang dimaksudkan untuk 3.2 Tempat dan Waktu
mempengaruhi aktivasi otot dan kekurangan postur
tubuh, dengan tujuan memperluas kemampuan Penelitiandi lakukan di Fisioterapi Center
anak untuk mengelola pusat massa tubuh (center of Universitas Abdurab dan di labor Pediatri Prodi D-
mass) di atas kaki. Kontrol pada saat stance phase III Fisioterapi Universitas Abdurrab dari tanggal 25
diharapkan dapat memfasilitasi perkembangan Oktober – 18 November 2017.
heel-toe spontan dan dengan demikian menghindari
atau membalikkan konsekuensi muskuloskeletal 3.3 Teknik Pengambilan Sampel
dari berjalan dengan berjinjit [8].
Kajian literatur sistematis terkini Dalam penelitian ini teknik pengambilan
menyimpulkan bahwa program latihan multimodal sampel yang digunakan adalah teknik cluster
yang menggabungkan latihan penguatan otot, gaya
sampling yaitu pemilihan sampel mengacu pada
berjalan, keseimbangan, koordinasi dan fungsional
memberikan efek manfaat yanglebih besar pada kelompok dengan karakteristik tertentu yang telah
keseibangan daripada program latihan biasa, ditetapkan. Melakukan random sejumlah sampel
setidaknya pada jangka pendek. dari seluruh populasi berdasarkan kriteria inklusi.
Kebanyakanprogram latihan berlangsung selama 3 Jumlah sampel yang terpilih, diseleksi lagi
bulan dan dilakukan tiga kali seminggu selama satu berdasarkan kriteria ekslusi.Sampel yang terpilih
jam [11]. menjadi subjek penelitian diberikan penjelasan
mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian
serta diberikan penjelasan mengenai program
penelitian yang akan dilakukan. Sampel yang
bersedia mengikuti program penelitian diminta
mengisi informed consent.

3.4 Prosedur Intervensi

Langkah-langkah yang diambil dalam prosedur


penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
prosedur administrasi, prosedur pemilihan sampel
dan Tahap pelaksanaan penelitian.
1) Prosedur administrasi
Prosedur administrasi dilakukan disini
menyangkut: (1) Persiapan surat informed
consent persetujuan ampel mengikuti program
penelitian dan memberikan informasi terkait
pelaksanaan program penelitian, (2)
Mempersiapkan blangko-blangko dan alat
pengukuran yaitu formulir foot posture index
Gambar 3 Latihan Weight Bearing Activity (3) Mengisi blangko-blangko penelitian untuk
diisi identitas diri dan mengumpulkan kembali.
3. Metode Penelitian 2) Prosedur Pemilihan Sampel
Prosedur pemilihan sampel teknik
3.1 Jenis Penelitian randomized dari jumlah populasi yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah
Jenis penelitian yang digunakan adalah sampel yang telah didapatkan yaitu 10 orang
penelitian experiment dengan desain penelitian pre yang diberikan intervensi latihan weight bearing
and post test yaitu membandingkan antara nilai foot activity.
posture index (FPI) sebelum dan sesudah
intervensi. Sampel dalam penelitian ini yaitu 10
25
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

3) Tahap Pelaksanaan Penelitian Tabel 2 menunjukkan ditribusi karakteristik


Tahap pelaksanaan penelitian sampel yaitu untuk karakteristik usia, berat badan
menyangkut: (1) Menyiapkan form pengukuran. bayi lahir, tinggi badan dan berat badan dengan
(2) Membuat jadwal pengambilan data sehingga nilai p < 0,05 maka bermakna bahwa data
waktu pelaksanaan dilaksanakan dengan tepat berdistribusi tidak normal.
untuk melakukan pengukuran. (3) Intervensi
dilakukan selama 4 minggu dengan intensitas 3 4.2 Analisi Uji Beda Homogenitas
kali seminggu pada setiap sampel. (4) Persiapan
latihan dengan memberikan stretching pada Distribusi data Foot Posture Index (FPI)
kedua ekstremitas bawah sampel (5) Setelah kanan dan kiri pada sampel penelitian sebelum
setiap sampel melakukan latihan dilakukan diberikan intervensi latihan weight bearing activity
pengukuran pola jalan dengan formulir foot dilakukan uji analisis uji homogenitas
posture index (FPI). menggunakan uji analisis One Way Anova
ditunjukkan pada tabel 3:

4. Hasil Percobaan Tabel 3 Uji Homogenitas Karakteristik sampel


terhadap Foot Posture Index (FPI) pada kaki
4.1 Analisi Uji Normalitas Distribusi Data kanan dan kiri sebelum intervensi
Sampel
Foot Print Index P
Deskripsi data karakteristik subjek sampel Kanan 0,000
penelitian yang termasuk data jenis kelamin, usia Kiri
(tahun), berat badan bayi lahir (BBLR) dalam Tabel 3 menunjukkan hasil uji
satuan gram, tingggi badan (m) dan berat badan homogenitas kaki kanan dan kaki kiri berdasarkan
(kg). Keseluruhan data karakteristik sampel diuji pemeriksaan Foot Posture Index (FPI) sebelum
dengan Analisa deskriptif pada SPSS yang diberikan intervensi pada kelompok dengan nilai p
menunjukkan normalitas data sampel, ditunjukkan < 0,05 yang berarti distribusi homogen sebelum
pada gambar 3 dan table 2: intervensi.
4.3 Analisi Uji Beda Foot Posture Index setelah
Latihan Weight Bearing Activity

Distribusi data sampel berdasarkan Foot


Posture Index (FPI) sebelum dan setelah diberikan
intervensi fisioterapi diuji dengan Uji Non
Parametric paired sampel T-Test yang ditunjukkan
pada tabel 4 dan 5:

Tabel 4
Laki-Laki 50 % Uji Beda Foot Print Index Kaki Kanan Sebelum
dan Sesudah diberikan Intervensi

Gambar 3 Distribusi Karakteristik Sampel Foot Print Index Sebelum Setelah


Berdasarkan Jenis Kelamin Kaki Kanan p*
Sebelum
0.003
Sesudah
Tabel 2
Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan
Tabel 5
Usia, BBLR, Tinggi Badan dan Berat Badan
Uji Beda Foot Print Index Kaki Kiri Sebelum dan
Uji Normalitas
Sesudah diberikan Intervensi
Karakteristik Shapiro-Wilk
Rerata ± SB p Foot Print Index Sebelum Setelah
Usia 0.655 ± 9 0.000 Kaki Kiri p*
BBLR 0,655 ± 9 0.028 Sebelum
Tinggi Badan (m) 0,813 ± 9 0.023 0.009
Sesudah
Berat Badan (kg) 0,805 ± 9 0,003

26
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

Tabel 4 dan 5 menunjukkan hasil uji beda mekanika gaya berjalan, termasuk karakteristik
Foot Posture Index (FPI) kaki kanan dan kaki kiri stride dan pengeluaran energi [10].
pada kelompok sampel dengan masing-masing nilai
p < 0,05 yang artinya ada perbedaan yang Pola jalan anak ITW pada titik kontak
signifikan pada kaki kanan dan kiri setelah bantalan berat dimulai di tumit, digerakkan ke
diberikan latihan weight bearing activity. depan di bawah pergelangan kaki saat berada di
tengah, dan diakhiri dengan forefoot push-off.
Dukungan kontak permukaan midstance dijaga
Tabel 6 oleh segmen tubuh yang dilapiskan. Dengan
Uji Beda Foot Print Index Kaki Kanan dan Kiri berjalan kaki, pemuatan normal dan pengalihan
sesudah diberikan Intervensi pada Kelompok bobot tubuh tidak ada.
Sampel Berdiri dan weight bearing adalah komponen
penting dari keterampilan motorik anak dan
Foot Print Index perkembangan muskuloskeletal. Anak mulai
p*
Setelah Intervensi menarik diri sejak awal 8 bulan dan memulai fase
Kaki Kanan 0.000 jelajah mereka berjalan pada 10 bulan. Latihan
Kaki Kiri 0,001 dilakukan dengan cara berdiri tanpa alas kaki
dengan menggunakan berbagai tekstur pada
berbagai posisi seperti jongkok untuk berdiri
Tabel 6 menunjukkan hasil uji beda Foot dengan aktivitas yang menyenangkan untuk
Posture Index (FPI) antara kaki kanan dan kaki kiri
memudahkan menahan beban.
pada kelompok sampel setelah diberikan intervensi
latihan weight bearing activity menunukkan nilai p
Menurut Pediatric Neuromotor Clinic
< 0,05 yang berarti bahwa adanya perbedaan yang
signifikan pada kedua kaki seluruh kelompok (2010), weight bearing activity adalah latihan
sampel setelah diberikan intervensi. Berdasarkan menahan beban adalah semua jenis aktivitas yang
nilai p uji beda antara kaki kanan dan kaki kiri menekan tulang dengan menggunakan gaya
kelompok sampel setelah intervensi terjadi gravitasi. Latihan ini menempatkan sebagian atau
perbedaan yang lebih signifikan pada kaki kanan seluruh berat badan melalui bagian tubuh tertentu
dari pada kaki kiri pada kelompok sampel. seperti lengan atau tungkai. Kegiatan ini dapat
membantu memperkuat otot dan memperbaiki
4.3 Pembahasan integritas sendi dan tulang serta meningkatkan
koordinasi dan keseimbangannya untuk aktivitas
4.3.1 Analisa Pengaruh Latihan Weight sehari-hari. Weight bearing activity juga dapat
Bearing Activity pada Anak dengan menurunkan tonus dan improverensi gerak dan
Kondisi Idiopathic Toe Walking untuk kesadaran sensorik pada lengan atau kaki anak.
Memperbaiki Pola Jalan Dengan menggunakan lengan atau kaki mereka
secara aktif, kegiatan ini akan membantu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengurangi perkembangan dari sisi yang tidak
perbedaan nilai Foot Posture Index (FPI) pada anak terpakai.
dengan kondisi Idiophatic Toe Walking (ITW)
dengan pemberian latihan Weight Bearing Activity. Sistem somatosensorik memberikan
Sampel penelitian berjumlah 10 orang yang informasi mengenai posisi dan gerakan tubuh serta
memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 1 kelompok bagian tubuh terhadap satu sama lain dan terhadap
perlakuan. Hasil analisis sebelum dan setelah permukaan penyangga. Proprioseptor otot adalah
diberikan intervensi didapatkan p = 0.009 hal ini masukan sensorik dominan untuk mepertahankan
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keseimbangan ketika permukaan penyangganya
nilai Foot Posture Index (FPI). keras, datar dan terfiksasi. Namn ketika berdiri di
atas permukaan yang bergerak atau diatas
Analisis gaya berjalan manusia melibatkan permukaan yang tidak horizontal masukkan
fitur spesifik yang merupakan gaya berjalan seperti mengenai posisi tubuh yang tidak berhubungan
gerakan tubuh, pola beban beban berat dan pola dengan permukaan tidak lagi sesuai untuk
aktivitas otot dan pengaruh fitur tesis pada mempertahankan posisi.

27
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

Strategi gerak digunakan untuk sebelumnya yang dilakukan oleh P Martin


mengontrol gangguan medio-lateral termasuk Cassas dkk (2017) menganalisis
perpindahan berat tubuh secara lateral dari satu karakteristik perkembangan saraf pada anak
kaki ke kaki lainnya. Panggul adalah titik kontrol pra sekolah dengan kondisi ITW dengan
kunci pada strategi pemindahan berat tubuh. hasil penelitian menyatakan karakteristik
Panggul memindahkan center of mass (pusat mass perkembangan saraf dari sampel
tubuh) pada bidang lateral melalui aktivasi otot menunjukkan bahwa jalan berjinjit pada
pada abduktor dan adduktor panggul, dengan anak dengan ITW adalah penanda kerusakan
sedikit bantuan dari otot inversi dan eversi perkembangan saraf.
pergelangan kaki. 2) Diagnosa banding pada anak dengan kondisi
ITW yang telah dievaluasi oleh pediatric
Pada fase menapak diam, tubuh berayun neurologist, developmental pediatrician,
menyerupai pendulum terbalik pada sekitar sendi speech/language pathologist, okupasi terapi
pergelangan kaki. Tujuan keseimbangan adalah dan fisioterapis menunjukkan keterlambatan
adalah untuk menjaga center of mass (pusat mass kemampuan bahasa, keterlambataan
tubuh) tetap berada di dalam base of support penerimaan bahasa yang reseptif atau
(bidang tumpu). Untuk mencapai tujuan ini, strategi ekspresif, keterlambatan motorik (fine
pergelangan kaki digunakan ketikaotot pergelangan motor delays), keterlambatan motorik kasar
kaki (plantar-fleksor/dorsifleksor, inversi/eversi) dan keterlambatan visuomotor. Diagnosis
teraktivasi secara otomatis dan selektif untuk banding ITW meliputi cerebral palsy,
melawan ayunan tubuh dalam arah yang berbeda. autism spectrum disorder, perbedaan
Otot lain yang tonusnya aktif selama fase menapak panjang anggota badan, distrofi otot dan
diam untuk mempertahankan postur tegak adalah lainnya.
gluetus medius dan tensor fascia lata, iliopsoas 3) Idiophatic Toe Walking (ITW) dapat
untuk mecegah hiperekstensi panggul, serta ditangani secara tepat oleh penyedia layanan
paraspinal toraks (dengan sedikit aktivasi kesehatan primer dengan observasi atau
abdominal berjeda). Kesejajaran tubuh berperan rujukan ke fisioterapi terutama pada anak
terhadap stabilisasi pada fase menapak diam. yang berusia lebih kurang dari 3 tahun
Berdiri dengan tubuh dalam kesejajaran yang keterbatasan gerak pada ankle tanpa
optimal memungkinkan tubuh untuk masalah penyebab gangguan pola jalan.
mempertahankan keseimbangan dengan jumlah 4) Dalam penelitian ini terdapat beberapa
pengeluaran energi otot yang kecil. Bila gaya yag kendala yaitu orangtua belum memahami
besar memindahkan center of mass (pusat mass pentingnya melakukan pemeriksaan
tubuh) melampaui batas stabilitas, langkah maju terhadap pola jalan anak sebelum usia 3
atau mundur digunakan untuk memperbesar base of tahun sehingga orangtua masih menganggap
support (bidang tumpu) dan mengembalikan tidak ada masalah jika pada usia 3 tahun
kontrol keseimbangan [11]. pola jalan anak masih berjinjit.
5) Dalam penelitian ini terdapat perbedaan
5. Kesimpulan
signifikansi antara kaki kanan dan kaki kiri
Setelah dilakukan analisa data dari kelompok sampel setelah diberikan
penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai intervensi, sehingga diperlukan penelitian
berikut: lebih lanjut terhadap komponen-komponen
yang mempengaruhi pola jalan anak. Perlu
1) Kondisi pola jalan berjinjit pada anak yang dilakukan lebih lanjut mengenai efek latihan
bertahan secara terus menerus pada usia weight bearing activity terhadap perubahan
lebih dar bertahan 2 sampai 3 tahun pada pola jalan anak dengan Idiophatic Toe
anak-anak tanpa bukti gangguan neurologis, Walking (ITW) dengan kombinasi latihan
perlu mendapatkan perhatian khusus oleh lainnya yang memberikan efek terhadap
orangtua agar dapat segera dilakukan perbaikan postur dan pola jalan anak.
pemeriksaan menyeluruh. Hal ini
dikarenakan berdasarkan penelitian

28
Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02, Agustus 2018

REFERENSI [10] Chou, Tom.,Paediatric Rehabilitation


Engineering: From Disability to
[1] B. Wingrove, K. Lowery, and G. Possibility. 2016
DelRosario, Pediatrics, An Issue of [11] Kisner, Colby., Terapi Latihan dasar dan
Physician Assistant Clinics, E-Book. Teknik. EGC. 2017
Elsevier Health Sciences, 2016.

[2] M. E. Oetgen and S. Peden, “Idiopathic toe


walking,” J. Am. Acad. Orthop. Surg., vol. Ayu Permata, memperoleh Ahli Madya Fisioterapi
20, no. 5, pp. 292–300, 2012. pada tahun 2009 di Universitas Abdurrab.
Kemudian tahun 2012 memperoleh gelar Sarjan
[3] P. Martín-Casas, R. Ballestero-Pérez, A. Sain Terapan Fisioterapi di Poltekkes DR.Rusdi
Meneses-Monroy, J. V Beneit-Montesinos, Medan dan pada tahun 2015 telah menyelesaikan
Program Pasca Sarjana Fisiologi Olahraga
M. A. Atín-Arratibel, and J. A. Portellano-
Konsentrasi Fisioterapi di Universitas Udayana.
Pérez, “Neurodevelopment in preschool Saat ini sebagai Dosen Tetap Prodi D-III
idiopathic toe-walkers,” Neurol. (English Fisioterapi Universitas Abdurrab.
Ed., vol. 32, no. 7, pp. 446–454, 2017.
Yose Rizal, memperoleh Ahli Madya Fisioterapi
[4] L. H. Shulman, D. A. Sala, M. L. Y. Chu, pada tahun 2011 di Universitas Abdurrab.
P. R. McCaul, and B. J. Sandler, Kemudian tahun 2013 memperoleh gelar Sarjan
“Developmental implications of idiopathic Sain Terapan Fisioterapi di Poltekkes DR.Rusdi
toe walking,” J. Pediatr., vol. 130, no. 4, Medan dan pada saat ini sedang menjalani Program
Magister Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
pp. 541–546, 1997.
Stikes Hang Tuah Pekanbaru. Saat ini sebagai
Dosen Tetap Prodi D-III Fisioterapi Universitas
[5] A. M. Evans and I. Mathieson, Pocket
Abdurrab.
Podiatry: Paediatrics E-Book. Elsevier
Health Sciences, 2010. Anni Dayu Pratiwi, memperoleh Ahli Madya
Fisioterapi pada tahun 2014 di Universitas
[6] S. S. Khan, M. Malawade, S. Kulkarni, and Abdurrab. Saat ini sebagai Laboran Prodi D-III
P. Rokade, “Effectiveness of Pediatric Fisioterapi Universitas Abdurrab.
Endurance and Limb Strengthening
(PEDALS) on Gait Parameters in Children
with Spastic Lower Extremity,” Int. J.
Heal. Sci. Res., vol. 6, no. 6, pp. 199–210,
2016.

[7] C. M. Williams, P. Tinley, and M. Curtin,


“Idiopathic toe walking and sensory
processing dysfunction,” J. Foot Ankle
Res., vol. 3, no. 1, p. 16, 2010.

[8] E. Clark, J. K. Sweeney, A. Yocum, and S.


W. McCoy, “Effects of motor control
intervention for children with idiopathic toe
walking: a 5-case series,” Pediatr. Phys.
Ther., vol. 22, no. 4, pp. 417–426, 2010.

[9] A. C. Redmond, J. Crosbie, and R. A.


Ouvrier, “Development and validation of a
novel rating system for scoring standing
foot posture: the Foot Posture Index,” Clin.
Biomech., vol. 21, no. 1, pp. 89–98, 2006.

29

You might also like