Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 3, No. 2, November 2012


Hal: 103-113

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU


PADA INDUSTRI PENANGKAPAN IKAN

Implementation of Quality Management on Fishing Industry

Oleh:

Tri Wiji Nurani1*, Sugeng Hari Wisudo1, Mohammad Imron1

1 Program Studi Pemanafaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK, Universitas Muslim Indonesia

* Korespondensi: triwiji@hotmail.com

Diterima: 23 April 2012; Disetujui: 23 Juli 2012

ABSTRAK
The Indonesian government has already paid high attention to the quality assurance of
fishery products. It can be seen from the legislation and policies that have been established. In a
Ministry of Marine Affari Regulation (Kepmen KP 01/MEN/2007) clearly stated that the quality
assurance requirements and food safety of fishery products, start from the production, processing
and distribution. Meanwhile, fisherman understanding of the qualityof fish product is still low. This
study was conducted to assess the implementation of Kepmen KP 01/MEN/2007 in the fishing
industry. Analysis of the the implementation of the quality elements refers to “The Aplication of the
guidelines of PMMT based on the conception HACCP” (Dirjen Perikanan Tangkap, 1999). The
results showed that the implementation of quality management system according Kepmen KP
01/MEN/2007 on fishing vessels in Palabuhanratu fishing port wasstill dificult to implement. In small
vessels, factors that wascause the difficulty of implementation wasthe limited space of fishing boat
and knowledge of fisherman. While in the long line and trolling, structural requirements, the
feasibility of the ship and regristation of ship has already implemented, but related to hygiene and
handling of fish on board have not implemented properly.
Key words: fishing industry, implementation of quality management, Kepmen 01/MEN/2007, PPN
Palabuhanratu

ABSTRAK
Keberpihakan pemerintah terhadap jaminan mutu pada produk hasil perikanan sudah cukup
tinggi, terlihat dari peraturan perundang-undangan ataupun kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan. Pada Kepmen 01/MEN/2007 tersirat dengan jelas persyaratan jaminan mutu dan
keamanan pangan produk-produk perikanan, mulai dari proses produksi, pengolahan dan
distribusi. Sementara itu pemahaman mengenai mutu ikan di tingkat nelayan sebagai pelaku
utama industri penangkapan ikan masih rendah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana
implementasi dari Kepmen 01/MEN/2007 pada industri penangkap ikan.Analisis kesesuaian
implementasi unsur-unsur manajemen mutudilakukan dengan mengacu pada ”Pedoman
Penerapan PMMT Berdasarkan Konsepsi HACCP” (Dirjen Perikanan Tangkap 1999). Hasil
penelitian menyatakan bahwa penerapan atau implementasi manajemen mutu sesuai Kepmen
No.01/Men/2007pada kapal penangkap ikan di PPN Palabuhanratu masih sulit untuk
diimplementasikan. Pada kapal berukuran kecil, keterbatasan ruang dan keterbatasan
pengetahuan ABK, menjadi faktor sulitnya implementasi, sPersyaratan struktur dan kelayakan
kapal serta registrasi sudah diimplementasikan pada kapallongline dan pancing tonda, gistra.
104 Marine Fisheries 3 (2): 103-113, November 2012

Namun terkait dengan higiene kapal dan penanganan masih belum diimplementasikan dengan
baik.
Kata kunci: industri penangkapan ikan implementasi manajemen mutu, Kepmen 01/MEN/2007,
PPN Palabuhanratu

PENDAHULUAN Penelitian ini sangat diperlukan untuk melihat


sampai sejauhmana implementasi dari Kepmen
Keberpihakan pemerintah terhadap ja- 01/MEN/2007 pada industri penangkap ikan.
minan mutu pada produk hasil perikanan sudah
Penelitian dilakukan di Pelabuhan Per-
cukup tinggi, terlihat dari peraturan perundang-
ikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu. Pemi-
undangan ataupun kebijakan-kebijakan yang
lihan lokasi PPN Palabuhanratu dikarenakan di
telah ditetapkan.Sistem manajemen mutu untuk
pelabuhan ini terdapat beberapa jenis kapal pe-
produk perikanan di Indonesia telah diatur da-
nangkap ikan, baik kapal skala kecil, menengah
lam Undang-Undang (UU) No9 tahun 1985 ten-
dan besar. Penelitian ini bertujuan untuk me-
tang Perikanan, yang diperbaharui dengan UU
nentukan tingkat atau rating implementasi sis-
No.31 tahun 2004 dan UU No.45 tahun 2009.
tem manajemen mutu sesuai dengan Kepmen
Penerapan sistem manajemen mutu telah dia-
01/MEN/2007 pada kapal-kapal penangkap i-
tur dalam Keputusan Menteri Pertanian No.41/
kan di PPN Palabuhanratu seperti payang, pan-
Kpts/IK.210/1998, selanjutnya melalui Keputus-
cing rawai, jodang, gillnet, pancing tonda dan
an Menteri Kelautan dan Perikanan No.01/Men/
longline.
2002 tentang Sistem Manajemen Mutu Terpadu
Hasil Perikanan. Peraturan terbaru mengenai
jaminan mutu produk perikanan yaitu Keputus-
an Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.01/
METODE
MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu Penelitian dilaksanakan di Pelabuhan
dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Su-
Produksi, Pengolahan dan Distribusi. kabumi Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian di-
laksanakan pada bulan Agustus-September
Pada Kepmen 01/MEN/2007 tersebut te-
2012.
lah tersirat dengan jelas persyaratan jaminan
mutu dan keamanan pangan produk-produk Data yang dikumpulkan meliputi kesesu-
perikanan, mulai dari proses produksi, pengo- aian implementasi unsur-unsur manajemen mu-
lahan dan distribusi. Pada proses produksi, tu yang dipersyaratkan oleh Kepmen 01/MEN/
khususnya di bidang penangkapan ikan, telah 2007 pada kapal-kapal penangkap ikan. Data
diatur ketentuan mengenai persyaratan umum diperoleh melalui uji kesesuaian, yang dilaku-
kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut kan melalui wawancara dan observasi langsung
ikan. Pada Bab II dari Kepmen tersebut, yaitu terhadap kapal-kapal penangkap ikan menggu-
mengenai Kapal Penangkap Ikan dan Peng- nakan daftar kuesioner yang telah dipersiap-
angkut Ikan dijelaskan mengenai: (A) Persya- kan. Kapal yang dijadikan sampel mewakili je-
ratan Umum Kapal Penangkap Ikan dan Peng- nis industri penangkapan ikan dengan skala u-
angkut Ikan, (B) Persyaratan Khusus Struktur saha yang berbeda yaitu skala kecil (payang,
dan Peralatan Kapal Penangkap dan Pengang- pancing rawai, jodang); skala menengah (gill-
kut Ikan, (C) Registrasi Kapal Penangkap dan net, pancing tonda) dan skala besar (longline).
Pengangkut Ikan, (D) Persyaratan Hygiene Ka- Sampel diambil secara purposive.
pal Penangkap dan Pengangkut Ikan, (E) Per-
syaratan Hygiene terhadap Penanganan di Ka- Analisis data dilakukan untuk mengkaji
pal Penangkap dan Pengangkut Ikan. kesesuian implementasi unsur-unsur manaje-
men mutu. Analisis dilakukan dalam beberapa
Keberpihakan pemerintah akan penting- tahap, yaitu: (1) Mengidentifikasi apakah unsur-
nya mutu produk perikanan melalui kebijakan unsur manajemen mutu sesuai Kepmen 01/
peraturan perundang-undangan yang telah di- MEN/2007 sudah diterapkan di kapal perikan-
tetapkan, haruslah ditindaklanjuti melalui imple- an, (2) Jika sudah, selanjutnya adalah meng-
mentasi penerapan sistem mutu dalam aktivitas identifikasi penyimpangan penerapan yang ter-
industri perikanan, khususnya industri penang- jadi pada setiap butir pertanyaan dari unsur
kapan ikan. persyaratan dasar. (3) Penyimpangan dikelom-
Mutu ikan sangat ditentukan dari saat pokkan menjadi 4 bagian, berkaitan dengan ke-
mungkinan bahaya yang ditimbulkan, yaitu: (a)
proses penangkapan dan penanganan di atas
Penyimpangan minor: ada persyaratan sesuai
kapal. Sementara itu pemahaman mengenai
Kepmen 01/MEN/2007 diterapkan di kapal, na-
mutu ikan di tingkat nelayan sebagai pelaku u-
tama industri penangkapan ikan masih rendah. mun tidak konsisten penerapannya. Kriteria mi-
Nurani et al. – Implementasi Manajemen Mutu 105

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

nor dapat menjadi mayor jika terakumulasi cu- kapal, 4) persyaratan hygiene kapal, dan 5)
kup banyak. (b) Penyimpangan mayor: ada per- persyaratan hygiene terhadap penanganan ikan
syaratan sesuai Kepmen 01/MEN/2007 tidak di- di atas kapal. Hasil penelitian terhadap imple-
terapkan, namun belum menyebabkan potensi mentasi dari Kepmen tersebut pada kegiatan
keracunan pangan. (c) Penyimpangan serius: industri penangkapan ikan di PPN Palabuhan-
Penyimpangan yang sangat mencolok terhadap ratu dijabarkan pada beberapa subbab berikut.
persyaratan sesuai Kepmen 01/MEN/2007. A-
pabila permasalahan ini tidak ditangani dengan
baik, dipastikan akan menyebabkan keracunan Persyaratan Umum Kapal Penangkap Ikan
pangan. (d) Penyimpangan kritis: Apabila telah Ketentuan persyaratan umum yang ha-
nyata terbukti terjadi penyimpangan terhadap rus dipenuhi oleh kapal penangkap ikan menca-
persyaratan sesuai Kepmen 01/MEN/2007 kup 1) memenuhi persyaratan ketentuan sanita-
yang menyebabkan keracunan pangan bagi si dan higiene kapalperikanan, 2) desain dan
konsumen. konstruksi kapal tidak menyebabkan kontami-
Penentuan rating, yaitu untuk menentu- nasi produk dari air kotor, limbah, asap, minyak,
kan kelayakan penerapan sistem mutu didasar- oli, gemuk atau bahan lainnya, 3) permukaan
kan pada jumlah penyimpangan terhadap un- yang kontak langsung dengan produk harus
sur-unsur persyaratan dasar. Rating yang digu- dibuat dari bahan yang tidak korosif, halus dan
nakan disajikan pada Tabel 1. mudah dibersihkan, 4) permukaan yang meng-
gunakan pelapis harus tahan/kuat dan tahan la-
ma sertatidak toksin, 5) peralatan dan bahan
yang digunakan untuk menangani ikan harus
HASIL DAN PEMBAHASAN terbuat dari bahan yang tidak mudah karat yang
Implementasi Keputusan Menteri (Kep- mudah dibersihkan dan disanitasi, serta 6) bila
men) Kelautan dan Perikanan RI No.01/Men/ kapal mempunyaibak penampung air untuk pe-
2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan nanganan ikan, maka harus ditempatkan pada
Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Pro- lokasi yang terhindar dari kontaminasi.
duksi, Pengolahan dan Distribusipada kapal-ka- Hasil observasi terhadap implementasi
pal penangkap ikan yang ada di PPN Palabu- persyaratan umum kapal penangkap ikan seba-
hanratu telah diteliti dan diobservasi pada be- gaimana tercantum dalam Kepmen No.01/Men/
berapa unit penangkapan ikan yang ada. Kep- 2007,baru diimplementasikan pada kapal ber-
men tersebut telah mengatur dengan sangat je- ukuran sedang dan besar yaitu pancing tonda
las persyaratan yang harus dipenuhi oleh kapal dan longline (Gambar 2 dan 3). Adapun jenis
perikanan. Pada Bab II dari Kepmen tersebut, kapal berukuran kecil belum mengimplementa-
yaitu mengenai Kapal Penangkap Ikan dan
sikannya (Gambar 4).Pemenuhan persyaratan
Pengangkut Ikan dijelaskan ada lima persyarat- seperti terlihat pada (Tabel 2).
an yang harus dipenuhi kapal perikanan yaitu
mencakup 1) persyaratan umum, 2) persyarat- Kapal longline yang ada di PPN Palabu-
an khusus struktur dan peralatan, 3) registrasi hanratu berukuran 30-150 GT, dengan tujuan
106 Marine Fisheries 3 (2): 103-113, November 2012

Tabel 1. Rating implementasi manajemen mutu sesuai Kepmen 01/MEN/2007 berdasarkan pada
jumlah penyimpangan terhadap unsur-unsur yang menjadi persyaratan
Jumlah penyimpangan
Tingkat (rating)
Mn (minor) My (mayor) Sr (serius) Kr (kritis)
A (Baik Sekali) 0-6 0–5 0 0
B (Baik) ≥7 6 - 10 1-2 0
C (Kurang) NA ≥ 11 3-4 0
D (Jelek) NA NA ≥5 ≥1

Sumber: CAC/RCP52-2003-Rev.2-2005; Dirjen Perikanan Tangkap, 1999


Keterangan : NA = Not Applicable
Catatan : Untuk fasilitas yang mempunyai rating level B, tidak boleh ada penyimpangan kombinasi Mayor dan
Serius dengan jumlah lebih dari 10. Jika penyimpangan kombinasi Mayor dan Serius lebih dari 10, maka
fasilitas tersebut akan dirating menjadi level C.

Tabel 2. Pemenuhan persyaratan umum kapal penangkap ikan yang ada di PPN Palabuhanratu
Persyaratan Kapal
Longline Pancing Gillnet Gillnet Pancing Payang Jodang
Tonda Hanyut Dasar Layur
Memenuhi persyaratan 1 1 3 3 3 3 3
sanitasi dan higiene
Desain dan konstruksi 1 2 3 3 3 3 3
menghindarkan produk dari
kontaminasi
Ketentuan bahan permukaan 2 2 3 3 3 3 3
yang kontak langsung dengan
produk
Ketentuan untuk permukaan 2 2 3 3 3 3 3
yang menggunakan pelapis
Ketentuan untuk peralatan 2 2 3 3 3 3 3
penanganan ikan
Ketentuan untuk bak 1 1 4 4 4 4 4
penampung air
Keterangan : 1 : Ya, persyaratan sudah dipenuhi dengan baik:
2 : Ya, persyaratan sudah diimplementasikan dengan penyimpangan minor
3 : Persyaratan belum diimplementasikan
4 : Fasilitas sesuai ketentuan persyaratan tidak ada

(a) kapal (b) kondisi dek kapal (c) bak penampung air
Sumber: Dokumentasi penelitian, 2012
Gambar 2 Kondisi persyaratan umum kapal longline di PPN Palabuhanratu
Nurani et al. – Implementasi Manajemen Mutu 107

(a) kapal (b) kondisi dek kapal (c) palka dan es curah
Sumber: Dokumentasi penelitian, 2012
Gambar 3 Kondisi persyaratan umum kapal pancing tonda di PPN Palabuhanratu

(a) kapal payang (b) kapal gillnet dasar (c) kapal bubu (jodang)
Sumber: Dokumentasi penelitian, 2012
Gambar 4 Beberapa jenis kapal yang ada di PPN Palabuhanratu

utama operasi penangkapan adalah produk gienis dan tidak terjaga dengan baik, hal ini ter-
fresh tuna untuk tujuan ekspor (Nurani et.al lihat ada beberapa permukaan yang berlumut.
1998; 2008; 2010; 2011).Secara umum desain
Kapal pancing tonda yang ada di PPN
dan konstruksi kapal longline sudah memenuhi
Palabuhanratu berukuran 5-10 GT, terbuat dari
ketentuan Kepmen No.01/Men/2007. Ruangan
material kayu.Konstruksi tata ruang kapal yaitu
kapal longline terbagi dua yaitu ruangan di atas
ruang kemudi terletak di bagian buritan, ruang
dek kapal dan dibawah dek. Ruang di atas dek
mesin berada di bagian tengah, ruang ABK be-
yaitu ruang untuk penanganan dan ruang pem-
rada di atas ruang mesin. Palka ikan terletak di
bekuan terletak di bagian haluan; ruang nahko-
bagian haluan kapal berjumlah 3 buah.Tata ru-
da dan ABK kapal terdapat di bagian tengah;
ang kapal sudah didesain untuk menghindarkan
dan di bagian buritan ruang dapur dan toilet.
produk dari bahaya kontaminasi. Tujuan utama
Ruang di bawah dek digunakan untuk palka
penangkapan adalah ikan tuna yang ditujukan
ikan di bagian haluan dan ruang mesin di bagi-
untuk ekspor, namun mutu ikan yang dihasilkan
an buritan. Terlihat bahwa, ruang penanganan
sebagian besar tidak memenuhi syarat ekspor
dan penyimpanan ikan sudah didesain untuk
dalam bentuk utuh. Ketentuan persyaratan u-
terhindar dari bahaya kontaminasi dari air kotor,
mum kapal penangkap ikan sudah dimplemen-
limbah, asap, minyak, oli, gemuk dan bahan
tasikan di kapal tonda, hanya saja keterbatasan
lainnya. Permukaan untuk penanganan ikan
ruang yang ada menyebabkan ketentuan-ke-
terbuat dari bahan yang tidak bersifat korosif,
tentuan tersebut tidak dapat diimplementasikan
halus dan mudah dibersihkan, yaitu berupa kar-
dengan baik.
pet plastik.
Peralatan penanganan ikan terbuat dari Persyaratan Struktur dan Kelayakan Kapal
bahan stainlesssteel. Tersedia bak penam-
pung air yang diletakkan di lokasi yang terhin- Persyaratan khusus untuk struktur dan
dar dari bahaya kontaminasi, yaitu berada di peralatan kapal penangkap ikan meliputi 1) ka-
dek bagian kiri kapal. Namun semua persyarat- pal ikan didesain dan dilengkapi peralatan un-
an tersebut terkadang tidak semua terpenuhi tuk dapat mempertahankan kesegaran ikan se-
dengan baik, sehingga kemungkinan bahaya lama penangkapan hingga 24 jam; 2) kapal ha-
kontaminasi produk masih dapat terjadi. Con- rus dilengkapi peralatan palka, tangki atau wa-
tohnya adalah tidak semua permukaan yang dah untuk menyimpan ikan dan menjaga suhu
kontak dengan produk tertutup karpet, tidak hi- pendinginannya pada titik leleh es; 3) palka ha-
108 Marine Fisheries 3 (2): 103-113, November 2012

rus terpisah dari ruang mesin dan ruang anak Persyaratan Regristasi Kapal
buah kapal untuk menjaga kontaminasi; 4) pal-
ka, tangki atau wadah yang digunakan harus Kapal penangkap ikan yang telah mene-
menjamin bahwa kondisi penyimpanan dalam rapkan persyaratan Kepmen No.01/Men/2007
menjaga kesegaran ikan memenuhi persyarat- diberikan nomor registrasi. Kapal tersebut di-
an higienis; serta 5) kapal dilengkapi pendingin haruskan 1) menerapkan persyaratan higiene
dengan air laut bersih dingin, dengan tangki ha- kapal ikan; 2) menempatkan penanggung ja-
rus dilengkapi dengan peralatan yang menja- wab mutu di atas kapal dan memiliki Sertifikat
min kondisi suhu yang merata pada seluruh ba- Pengolah Ikan (SPI); 3) persyaratan, tata cara
gian tangki dengan suhu <3oC, dan suhu sete- penempatan penanggung jawab mutu diatas
lah 6 jam setelah ikan ditangkap <6oC, kondisi kapal dan pemberian nomor registrasi ditetap-
suhu dimonitor dan dicatat. Untuk kapal kan oleh Ditjen Perikanan Tangkap; 4) persya-
penangkap ikan yang dilengkapi dengan pe- ratan dan tata cara pemberian SPI ditetapkan
beku (freezer), diharuskan 1) memiliki peralatan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pengolahan
pembekuan yang cukup untuk menurunkan su- dan Pemasaran Hasil Perikanan.
hu secara cepat dan mencapai suhu pusat ikan Kondisi umum kapal penangkap ikan di
atau kurang dari -18°C; dan 2) mempunyai per- PPN Palabuhanratu terkait dengan persyaratan
alatan pembekuan yang cukup untuk menjaga regristrasi kapal, baru diimplementasikan pada
produk dalam palka tidak lebih besar dari kapal longline dan pancing tonda.Contoh nomor
-18oC, ruang penyimpanan harus dilengkapi a- regristrasi pada kapal longline seperti terlihat
lat pencatat suhu yang posisi letaknya mudah pada Gambar 5. Kapal gillnet hanyut, gillnet da-
dibaca, sensor suhuharus ditempatkan pada sar, pancing layur, payang dan jodang tidak
tempat suhu tertinggi di dalam palka. Persyarat- memiliki nomor regristasi (Tabel 4).
an struktur dan kelayakan kapal terkait dengan
penekanan bahwa kapal didesain untuk dapat
mempertahankan hasil tangkapan dalam kuali- Persyaratan Hiegiene Kapal
tas yang baik, yaitu menjaga kesegarannya un- Persyaratan higiene kapal penangkap i-
tuk produk fresh dan kestabilan suhu untuk pro- kan meliputi 1) memenuhi persyaratan higiene
duk beku.Pada kapal selain pancing tonda dan dan penerapan sistem rantai dingin; 2) ketika
longline, persyaratan ini belum diberlakukan. digunakan, bagian-bagian dari kapal atau wa-
Sebagian besar kapal tidak dilengkapi palka, dah untuk penyimpan hasil tangkap harus dija-
melainkan membawa box untuk tempat hasil ga kebersihannya dan dijaga selalu dalam kon-
tangkapan. Pada kapal yang dilengkapi palka disi baik, terutama tidak terkontaminasi bahan
seperti pada kapal payang, nelayan membawa bakar dan air kotor; 3) segera setelah diangkat
es sekedarnya untuk menjaga mutu ikan ke geladak, produk perikanan harus dijaga dari
Pada kapal longline persyaratan struktur kontaminasi dan dari panas matahari atau sum-
dan kelayakan kapal sudah diimplementasikan ber panas lain. Ketika ikan dicuci, air yang di-
dengan baik (Tabel 3).Kapal dilengkapi dengan gunakan adalah air minum atau dengan air laut
palka untuk menyimpan ikan yang terletak di bersih; 4) produk hasil tangkapan harus dita-
bagian bawah dek kapal, permukaan palka dila- ngani dan disimpan sehingga terhindar dari me-
pisi bahan fiber untuk mudah dibersihkan. Pe- mar. Penanganan menggunakan ganco untuk
nyimpanan ikan di palka pada sebagian besar menangani ikan besar harus dijaga agar tidak
kapal longline menggunakan sistem air laut melukai daging ikan; 5) produk perikanan yang
yang didinginkan (ALDI) atau refrigerated sea tidak disimpan dalam keadaan hidup harus se-
water (RSW), hanya beberapa saja yang masih gera didinginkan setelah naik ke kapal penang-
menggunakan sistem pendingin es curah (Lafi kap dan/atau pengangkut ikan; 6) es untuk pen-
dan Novita 2005; Iskandar et al. 2011). Penge- dinginan ikan harus terbuat dari air minum atau
cekkan suhu sudah dilakukan dengan cara air laut bersih; 7) bila ikan dipotong kepala dan/
mengukur suhu air di bagian permukaan dan atau dihilangkan isi perut, maka kegiatan terse-
bagian dalam palka ALDI atau RSW dengan but harus dilakukan secara higienis setelah pe-
menggunakan termometer. Pengecekkan dila- nangkapan. Produk harus dicuci dengan segera
kukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan menyeluruh menggunakan air minum atau
dan sore hari. Pada kapal yang menggunakan air laut bersih. Isi perut dan bagian lain yang
es curah, lamanya waktu berlayar akan dise- dapat mengakibatkan bahaya kesehatan harus
suaikan dengan jumlah dan mutu es yang diba- segera disingkirkan. Hati dan telur yang dapat
wa. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, ha- dikonsumsi harus disimpan dengan es pada su-
sil tangkapan yang disimpan dengan sistem hu dingin (chilling), atau dibekukan; 8) jika
RSW memiliki kualitas yang lebih baik dari pa- menggunakan pembekuan dengan air garam
da yang disimpan dengan es curah. (brine) untuk ikan utuh sebagai bahan baku pe-
ngalengan, suhu tidak boleh lebih besar dari
Nurani et al. – Implementasi Manajemen Mutu 109

-9oC pada pusat ikan. Air garam harus tidak kuat melindungi hasil perikanan, 13) Penyim-
menjadi sumberkontaminasi ikan. panan hasil perikanan di kapal harus dijaga su-
hunya sesuai dengan persyaratan, khususnya:
Secara umum kondisi kapal penangkap
a) Hasil perikanan segar atau dilelehkan terma-
ikan yang ada di PPN Palabuhanratu terkait de-
suk krustasea rebus yang didinginkan dan pro-
ngan higiene kapal masih belum baik. Sistem
duk kekerangan harus disimpan pada suhu le-
rantai dingin belum sepenuhnya dilakukan. Pa-
leh es. b) Hasil perikanan beku, kecuali ikan be-
da kapal payang dan gillnet, penanganan ikan
ku yang menggunakan air garam untuk keperlu-
dengan menggunakan es dalam jumlah yang
an pengalengan, harus dipertahankan pada su-
terbatas. Sementara itu, wadah yang digunakan
hu pusat -18°C atau lebih rendah, untuk semua
untuk menyimpan hasil tangkapan tidak dijaga
bagian. C) Produk dengan fluktuasi, tidak lebih
hiegienitasnya.Kegiatan operasi penangkapan
dari 3°C selama pengangkutan. 14) Pelaku u-
ikan tidak selalu dilakukan pada malam hari,
saha penangkapan dan pengangkutan ikan ha-
sehingga sulit untuk menghindarkan dari sinar
rus: a) Membuktikan kepada otoritas kompeten
matahari. Ketentuan-ketentuan lain dari Kep-
atas pemenuhan persyaratan sebagaimana pa-
men ini terkait dengan hiegene penanganan
sal 5 hingga 9. b) Pelaku usaha penangkapan
masih sulit untuk diimplementasikan. Imple-
dan pengangkutan ikan harus mendokumenta-
mentasi hanya memungkinkan pada kapal yang
sikan GHP (Good Hygiene Practices) yang dite-
berukuran besar, seperti kapal longline dan
rapkan. c) Menjamin dokumen yang dikem-
pancing tonda (Tabel 5).
bangkan selalu dijaga tetap terkini. d) Meme-
Persyaratan Hiegiene Penanganan lihara dokumen dan rekaman hingga periode
waktu tertentu.
Persyaratan higiene penanganan hasil
tangkapan di kapal penangkap ikan terdiri dari: Persyaratan hiegiene penanganan ikan
1) penanggung jawab penanganan ikan di ka- di atas kapal penangkapan ikan masih sulit di-
pal penangkap dan pengangkut ikan harus ber- implementasikan (Tabel 6). Kapal penangkapan
tanggung jawab dalam menerapkan cara pena- ikan yang ada di PPN Palabuhanratu merupa-
nganan ikan yang baik; 2) penanggung jawab kan kapal-kapal yang berukuran kecil. Ruangan
sebagaimana angka 1 harus mempunyai kewe- yang ada di atas kapal hanya memungkinkan
nangan untuk menjamin persyaratan yang ter- untuk membawa peralatan, melakukan kegiatan
cantum dalam ketentuan ini diterapkan; 3) pe- operasi penangkapan dan menyimpan hasil
nanggung jawab sebagaimana angka 1 menye- tangkapan. Hasil tangkapan juga tidak disimpan
diakan program pengendalian bagi inspektur dalam palka, melainkan disimpan di blong atau
hasil perikanan untuk tujuan pemeriksaan mutu wadah styroform. Persyaratan sesuai Kepmen
di atas kapal penangkap dan/atau pengangkut No.01/Men/2007 hanya memungkinkan untuk
ikan serta menyediakan lembaran catatan yang diterapkan di kapal longline dan pancing tonda.
meliputi lembaran komentar inspektur dan pen- Pada perikanan pancing tonda, ikan yang
catatan suhu; 4) kondisi umum higiene tempat telah tertangkap untuk sementara dikumpulkan
dan peralatan harus berkondisi higienis; 5) kar- di ujung buritan kapal yaitu di bagian bawah
yawan yang menangani langsung hasil perikan- dek. Setelah proses pemancingan selesai dilak-
an di atas kapal harus menggunakan pakaian sanakan, ikan yang telah terkumpul di bawah
kerja yang bersih dan tutup kepala sehingga dek diangkat ke atas dan dimasukkan ke dalam
menutupi rambut secara sempurna, 6) karya- keranjang. Ikan dikumpulkan di bagian tengah
wan yang menangani hasil perikanan harus dek kapal, tepat disamping palka. Penanganan
mencuci tangan sebelum memulai pekerjaan; di atas kapal dilakukan untuk menjaga mutu ha-
7) karyawan yang mengalami luka tangan tidak sil tangkapan, yaitu: 1) Ikan yang tertangkap di-
boleh menangani produk. 8) tidak diperboleh- angkat ke atas kapal kemudian dibunuh dengan
kan merokok, meludah, makan dan minum di cara memukul kepalanya dengan benda keras
ruang kerja dan di tempat penyimpanan produk. seperti ganco; 2) Ikan ditangani dengan cara
9) pembuangan kepala dan isi perut harus dila- mengeluarkan insang dan isi perut, hal ini dila-
kukan secara higienisdan segera dicuci dengan kukan untuk memperlambat terjadinya pembu-
air minum dan atau air laut bersih, 10) hasil per- sukan pada ikan; 3) Es balok yang telah dihan-
ikanan yang dibungkus dan dikemas harus dila- curkan dimasukkan ke dalam tubuh ikan pada
kukan pada kondisi yang higienis untuk meng- bagian perut dan di dalam operkulum; 4)
hindari kontaminasi; 11) bahan kemasan dan Terakhir ikan di tata pada palkah dan diberi es,
bahan lain yang kontak langsung dengan hasil ikan dijaga kondisinya agar tetap dalam keada-
perikanan harus memenuhi persyaratan higi- an dingin.
ene, dan khususnya, 12) Tidak boleh mempe-
ngaruhi karakteristik organoleptik hasil perikan- Ikan dibersihkan dari darah dengan
an, tidak boleh menularkan bahan yang mem- menggunakan air laut. Setelah bersih dari da-
bahayakan kesehatan manusia, harus cukup rah, ikan dimasukkan ke dalam palka yang di-
110 Marine Fisheries 3 (2): 103-113, November 2012

beri es curah. Kekurangan yang terjadi pada Rating Implementasi


penanganan ikan tuna di atas kapal adalah ti-
dak dilakukan pemotongan pada nadi darah, . Penentuan rating implementasi terha-
ikan tidak dicuci dengan air bersih dan penyim- dap unsur persyaratan dasar hanya dilakukan
pada kapal yang sudah menerapkan yaitu long-
panan yang dilakukan hanya menggunakan es
line dan pancing tonda. Hasil rating implemen-
balok yang dihancurkan. Hal-hal tersebut me-
rupakan penyebab hasil tangkapan pancing tasi disampaikan pada Tabel 7. Unsur persya-
tonda sulit untuk memenuhi standar ekspor ratan sesuai Kepmen No.01/Men/2007 telah di-
implementasikan di kapal longline dan pancing
segar utuh.

Tabel 3. Pemenuhan ketentuan kondisi umum struktur dan kelayakan kapal penangkap ikan di
PPN Palabuhanratu
Persyaratan Kapal
Longline Pancing Gillnet Gillnet Pancing Payang Jodang
Tonda Hanyut Dasar Layur
Ketentuan desain kapal 1 1 3 3 3 3 3
untuk mempertahankan
mutu ikan
Kelengkapan palka untuk 1 1 4 4 4 4 4
menjaga kesegaran ikan
Ketentuan letak palka untuk 1 1 3 3 3 3 3
terhindar dari kontaminasi
Ketentuan higiene palka 1 2 3 3 3 3 3
Ketentuan sistem pendingin 1 4 4 4 4 4 4
palka
Ketentuan kapal yang 1 4 4 4 4 4 4
dilengkapi freezer
Keterangan: 1: Ya, persyaratan sudah dipenuhi dengan baik
2: Ya, persyaratan sudah diimplementasikan dengan penyimpangan minor
3: Persyaratan belum diimplementasikan
4: Fasilitas sesuai ketentuan persyaratan tidak ada

Tabel 4. Pemenuhan ketentuan regristrasi kapal penangkap ikan di PPN Palabuhanratu


Persyaratan Kapal
Longline Pancing Gillnet Gillnet Pancing Payang Jodang
Tonda Hanyut Dasar Layur
Penerapan persyaratan 1 1 3 3 3 3 3
higiene kapal
Penanggungjawab mutu 3 3 3 3 3 3 3
dan sertifikat pengolah
ikan
Keterangan: 1: Ya, persyaratan sudah dipenuhi dengan baik:
2: Ya, persyaratan sudah diimplementasikan dengan penyimpangan minor
3: Persyaratan belum diimplementasikan
4: Fasilitas sesuai ketentuan persyaratan tidak ada

Sumber: Dokumentasi penelitian, 2012


Gambar 5 Contoh nomor regristrasi pada kapal longline di PPN Palabuhanratu
Nurani et al. – Implementasi Manajemen Mutu 111

Tabel 5. Pemenuhan ketentuan persyaratan higiene kapal penangkap ikan di PPN Palabuhanratu
Persyaratan Kapal
Longline Pancing Gillnet Gillnet Pancing Payang Jodang
Tonda Hanyut Dasar Layur
Penerapan sistem rantai 1 1 3 3 3 3 3
dingin pada fasilitas
Penerapan higiene 2 2 3 3 3 3 3
dalam penanganan dan
penyimpanan ikan
Pencegahan produk dari 2 2 3 3 3 3 3
kontaminasi
Pencegahan 2 2 3 3 3 3 3
penanganan produk dari
memar
Penerapan rantai dingin 2 2 3 3 3 3 3
pada produk
Ketentuan es yang 2 2 3 3 3 3 3
digunakan
Ketentuan cara 2 2 3 3 3 3 3
penanganan ikan
Ketentuan untuk 4 4 4 4 4 4 4
pembekuan dengan air
garam
Keterangan: 1: Ya, persyaratan sudah dipenuhi dengan baik:
2: Ya, persyaratan sudah diimplementasikan dengan penyimpangan minor
3: Persyaratan belum diimplementasikan
4: Fasilitas sesuai ketentuan persyaratan tidak ada

Tabel 6. Pemenuhan ketentuan persyaratan higiene penanganan ikan di atas kapal di PPN
Palabuhanratu
Persyaratan Kapal
Longline Pancing Gillnet Gillnet Pancing Payang Jodang
Tonda Hanyut Dasar Layur
Penanggungjawab 1 3 3 3 3 3 3
penanganan ikan
Wewenang penanggungjawab 1 3 3 3 3 3 3
penanganan ikan
Program pengendalian 2 2 3 3 3 3 3
Lembar catatan penanganan 2 2 3 3 3 3 3
ikan
Ketentuan higiene tempat dan 1 2 3 3 3 3 3
peralatan
Ketentuan persyaratan 2 2 3 3 3 3 3
pekerja
Mencuci tangan 1 2 3 3 3 3 3
Karyawan yang luka 1 2 3 3 3 3 3
Larangan bagi pekerja 2 2 3 3 3 3 3
penanganan ikan
Pembuangan kepala dan isi 1 2 4 4 4 4 4
perut
Ketentuan pengemasan 1 4 4 4 4 4 4
produk
Ketentuan bagi pelaku usaha 1 5 4 4 4 4 4
Keterangan: 1: Ya, persyaratan sudah dipenuhi dengan baik:
2: Ya, persyaratan sudah diimplementasikan dengan penyimpangan minor
3: Persyaratan belum diimplementasikan
4: Fasilitas sesuai ketentuan persyaratan tidak ada
5: Ya, persyaratan sudah diimplementasikan dengan penyimpangan mayorr
112 Marine Fisheries 3 (2): 103-113, November 2012

Tabel 7 Rating implementasi manajemen mutu pada industri penangkapan ikan


Persyaratan Kapal Longline Kapal pancing Tonda

Persyaratan - 3 unsur diterapkan dengan baik - 2 unsur diterapkan dengan baik


Umum Kapal - 3 unsur diterapkan dengan - 4 unsur diterapkan dengan
Penangkap Ikan penyimpangan minor penyimpangan minor

Persyaratan - 6 unsur diterapkan dengan baik - 3 unsur diterapkan dengan baik


Struktur dan - 1 unsur diterapkan dengan
Kelayakan Kapal penyimpangan minor
- 2 unsursesuai ketentuan persyaratan
tidak ada
Persyaratan - 1 unsur diterapkan dengan baik - 1 unsur diterapkan dengan baik
Regristasi Kapal - 1 unsur belum diterapkan - 1 unsur belum diterapkan

Persyaratan - 1 unsur diterapkan dengan baik - 1 unsur diterapkan dengan baik


Hiegiene Kapal - 6 unsur diterapkan dengan - 6 unsur diterapkan dengan
penyimpangan minor penyimpangan minor
- 1 unsursesuai ketentuan - 1 unsursesuai ketentuan persyaratan
persyaratan tidak ada tidak ada
Persyaratan - 8 unsur diterapkan dengan baik - 8 unsur diterapkan dengan
Hiegiene - 4 unsur diterapkan dengan penyimpangan minor
Penanganan penyimpangan minor - 1 unsur diterapkan dengan kesalahan
mayor
- 2 unsur belum diimplementasikan
- 1 unsursesuai ketentuan persyaratan
tidak ada
Jumlah 13 unsur diterapkan dengan 19 unsur diterapkan dengan kesalahan
Penyimpangan kesalahan minor minor
dalam
Implementasi 1 unsur diterapkan dengan kesalahan mayor

Rating B B

tonda, namun dalam implementasinya masih UCAPAN TERIMA KASIH


terdapat penyimpangan-penyimpangan minor.
Penyimpangan minor utamanya terdapat pada Ucapan terima kasih disampaikan
persyaratan hiegiene kapal dan persyaratan hi- kepada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
giene penanganan. Hal tersebut terutama dise- Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelaut-
babkan oleh keterbatasan fasilitas di atas kapal an Institut Pertanian Bogor yang telah memberi-
dan rendahnya pemahaman nelayan akan sani- kan hibah Dana Penelitian Departemen untuk
tasi dan hiegene dalam kaitannya dengan kuali- pelaksanaan kegiatan penelitian ini.
tas ikan.

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN [CAC] Codex Allimentarius Comission. 2005.
Penerapan atau implementasi CAC/RCP 52-2003 Rev.2-2005. Code Of
manajemen mutu sesuai dengan yang telah Practice For Fish And Fishery Products).
diatur melalui No.01/Men/2007pada kapal Rome: CAC.
penangkap ikan di PPN Palabuhanratu masih Dirjen Perikanan Tangkap 1999. Pedoman
sulit untuk diimplementasikan. Kapal berukuran Penerapan PMMT Berdasarkan
kecil, memiliki keterbatasan ruang dan Konsepsi HACCP. Jakarta: Departemen
keterbatasan pengetahuan ABK yang menjadi Pertanian.
faktor sulitnya untuk memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan.Pada kapal longline dan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
pancing tonda, persyaratan struktur dan Indonesia. 2007. KEPMEN
kelayakan kapal serta regristasi sudah No.01/Men/2007 tentang: Persyaratan
diimplementasikan, namun terkait dengan Jaminan Mutu danKeamananHasil
higiene kapal dan penanganan masih belum Perikanan pada Proses Produksi,
diimplementasikan dengan baik. Pengolahan dan Distribusi. Jakarta: DKP.
Nurani et al. – Implementasi Manajemen Mutu 113

Iskandar BH, Wahyudi GA,NuraniTW. Nurani TW, HaluanJ, Sudirman S, LubisE.


2011.Pre Requisite Study on the 2008. Rekayasa Sistem Pengembangan
Application of Hazard Analysis Critical Perikanan Tuna di Perairan Selatan
Control PointQuality Management Jawa. Forum Pascasarjana. 31 (2): 79-
System for on Board Tuna Longliner. 92.
Indonesia Fisheries Research Journal.
Nurani TW, HaluanJ, Sudirman S, LubisE.
17 (2): 111-117.
2010. Analysis of Fishing Port to Support
Lafi L, NovitaY. 2005. Desain dan Sistem the Development of Tuna Fisheries in the
Penyimpanan Palka Ikan pada Kapal South Coast of Java. Indonesia Fisheries
Longline Jenis Taiwan dan Bagan Siapi Research Journal. 16 (2): 69-78
Api Ukuran 50-100 GT di Pelabuhan
Nurani TW, HaluanJ, Sudirman S, LubisE.
Perikanan Samudera Jakarta. Buletin
2011. Development of Tuna Fisheries
PSP. XV (1): 1-16.
Management Strategies for the Southern
Nurani TW, WisudoSH, SobariMP. 1998. Coast of Java: An Application of
Kajian Tekno-Ekonomi Usaha Perikanan Interpretative Structural Modeling (ISM).
Longline untuk Fresh dan Frozen Tuna Indonesia Fisheries Research Journal17
Sashimi. Buletin PSP. VII (1): 1-15. (2): 101-110.

You might also like