Professional Documents
Culture Documents
Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Aluminium Aa1100 Hasil Pengelasan Friction Stir Welding Dengan Variasi Feed Rate
Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Aluminium Aa1100 Hasil Pengelasan Friction Stir Welding Dengan Variasi Feed Rate
Abstrak: Aluminum and aluminum alloys have properties that are less well when com-
pared to steel, such as specific heat and has a high conductivity. They are also easily oxi-
dized and form an aluminum oxide Al2O3 which have a high melting point. Consequent-
ly, when they are welded the fusion between base and weld metal will be blocked. More-
over, if the cooling process is too fast it will form a smooth cavity ex-pouch of hydrogen.
FSW (Friction Stir Welding) is one solution that can be used as an alternative to alumi-
num welding process. FSW is the working principle of utilizing the friction of the rotat-
ing workpiece with a stationary workpiece another so that the resulting heat and the heat
can melt the workpiece is stationary and connected to one end. FSW welding process to
occur at the solvus temperature, so there is no reduction in strength due to aging and dis-
solution of the precipitate over coherent. Theresearch aim is to find the best mechanical
properties, i.e strength and thoughness by varying feed rate. Observations onto micro-
structures of welding area were also carried out in this research. Feed rate was varied at
7,3, 13, 24mm/mnt. Whereas,tool rotation used was keep constantly at 1200rpm. The ma-
terial to be welded is a 4.0 mm thick aluminum AA1100 strips. Result showed that the
highest strength obtained is 61,53 MPa at 24mm/mnt and the lowest strength obtained is
49,44 MPa at 7,3 mm/mnt.Wormholes and the lack of penetration defects are the main
things that reduce the tensile strength. From micro observations known on the grains
shape of the stir zone, FeAl3 particles is spread more evenly in matrix of Al due to the
stir process during the welding process. Hardness tests showed that the weld metal is
softer than the base metal.
Aluminium saat ini mulai banyak diap- nyai titik cair yang tinggi sehingga
likasikan di dunia industri. Ini dikare- mengakibatkan peleburan antara logam
nakan aluminium termasuk logam ringan dasar dan logam las menjadi terhalang
yang memiliki kekuatan tinggi, ketahanan dan bila mengalami proses pem-bekuan
korosi dan daya hantar listrik yang baik. yang terlalu cepat akan terbentuk rongga
Selain itu aluminium juga mempunyai halus bekas kantong hydrogen. Seiring
sifat mampu bentuk (formability) yang dengan hal tersebut maka perlu dilakukan
baik dan aluminium lebih ringan daripada penelitian-penelitian agar proses penyam-
besi atau baja. Penggunaan aluminium bungan aluminium menjadi le-bih mudah
khususnya tipe AA1100 pada dunia in- dan memiliki kekuatan yang optimal.
dustri banyak digunakan untuk heat ex- Proses penyambungan aluminium paduan
changers, kemasan bahan kimia dan salah satunya dapat dilakukan dengan
berbagai jenis makanan, berbagai cara pengelasan friction stir welding.
peralatan penyimpan dll. Namun alumini- FSW (friction stir welding) merupa-
um dan paduan aluminium mempunyai kan sebuah metode pengelasan yang telah
sifat yang kurang baik bila dibandingkan diketemukan dan dikembangkan oleh
dengan baja, diantaranya adalah mempu- Wayne Thomas untuk benda kerja alu-
nyai panas jenis dan daya hantar yang munium dan alumunium alloy pada tahun
tinggi, mudah teroksidasi dan membentuk 1991 di TWI (The Welding Institute)
oksida aluminium Al2O3 yang mempu- Amerika Serikat [2]. Prinsip kerja FSW
Moh. Indra P, Mahros Darsin, Sumarji adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Jember
15
16 TEKNO, Vol: 16, September 2011, ISSN: 1693-8739
adalah memanfaatkan gesekan dari benda satukan. Gesekan tool yang berbentuk si-
kerja yang berputar dengan benda kerja lindris (cylindrical shoulder) yang dileng-
lain yang diam, sumber panas diasumsi- kapi pin/probe dengan material, mengaki-
kan murni akibat gesekan antara tool dan batkan pemanasan setempat yang mampu
permukaan benda kerja.sehingga mampu melunakkan bagian tersebut. Tool berge-
melelehkan benda kerja yang diam terse- rak pada kecepatan tetap dan bergerak
but dan akhirnya tersambung menjadi sa- melintang pada jalur pengelasan (joint
tu[3]. Proses pengelasan dengan FSW ter- line) dari material yang akan disatukan.
jadi pada kondisi padat (solid state join-
ing). Proses pengelasan dengan FSW ter-
jadi pada temperature solvus, sehingga
tidak terjadi penurunan kekuatan akibat
over aging dan larutnya endapan koheren.
Karena temperatur pengelasan tidak terla-
lu tinggi, maka tegangan sisa yang ter-
bentuk dan distorsi akibat panas juga ren-
dah. Karakteristik mekanis sambungan
pada FSW ditentukan oleh parameter: ke-
Gambar 1. Prinsip Friction Stir Welding
cepatan pengelasan, putaran tool, dan
tekanan tool. Struktur mikro hasil pengelasan fric-
tion stir welding yang terdiri dari daerah
Friction Stir Welding bagian adukan (stir zone), bagian
FSW (friction stir welding) adalah sebuah pengaruh panas secara termomekanik
metode pengelasan yang termasuk penge- (thermomechanical affected zone) dan
lasan gesek, yang pada prosesnya tidak bagian pengaruh panas (heat affected
memerlukan bahan penambah atau pen- zone) (ASM. 2007). Bagian adukan (stir
gisi. Panas yang digunakan untuk men- zone) mengalami laju tegangan dan re-
cairkan logam kerja dihasilkan dari gangan tertinggi serta temperatur yang
gesekan antara benda yang berputar (pin) tinggi. Kombinasi ini menyebabkan ba-
dengan benda yang diam (benda kerja). gian ini terjadi rekristalisasi dinamik.
Pin berputar dengan kecepatan konstan Struktu mikro bagian adukan ini sangat
disentuhkan ke material kerja yang telah tergantung pada bentuk perkakas las, ke-
dicekam. Gesekan antara kedua benda cepatan rotasi dan translasi, tekanan dan
tersebut menimbulkan panas sampai ± 80 karakteristik bahan yang akan disambung.
% dari titik cair material kerja dan selan- Di sam-ping itu, bagian ini juga meru-
jutnya pin ditekan dan ditarik searah dae- pakan bagian yang terdeformasi. Pada
rah yang akan dilas. Putaran dari pin bisa bagian pengaruh panas secara
searah jarum jam atau berlawanan dengan termomekanik (thermomechanical
arah jarum jam. affcted zone) terjadi pengkasaran pen-
Prinsip friction stir welding yang di- guat presipitat tetapi tidak ada rekris-
tunjukkan pada gambar 1, dengan talisasi dinamik. Sedangkan panas pada
gesekan dua benda yang terus-menerus bagian pengaruh panas (heat affected
akan menghasilkan panas, ini menjadi zone) selama pengelasan panasnya hanya
suatu prinsip dasar terciptanya suatu pros- menumbuhkan butir-butir saja. Bagian–
es pengelasan gesek. Pada proses friction bagia pengelasan de-ngan metode friction
stir welding, sebuah tool yang berputar stir welding ini akan dijelaskan pada
ditekankan pada material yang akan di- gambar 2.
Indra P, Darsin, Sumarji, Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Aluminium AA1100 Hasil Pengelasan 17
Friction Stir Welding Dengan Variasi Feed Rate
purna, akibatnya terdapat lubang meman- Gambar 6. Struktur Mikro Daerah Stir Zone
jang yang disebut cacat wormhole. Di- Dengan Variasi Feed Rate:
(a) 7,3mm/menit, (b) 13mm/menit, dan
mana panjang dari cacat wormhole ini (c) 24mm/menit, pembesaran 200x.
cenderung hampir sama dengan diameter
pin. Cacat ini juga bisa diakibatkan oleh TMAZ TMAZ TMAZ
kurangnya penetrasi pada saat proses
pengelasan.
HAZ HAZ HAZ
Hasil Uji Foto Mikro
Pengamatan struktur mikro dilakukan un-
tuk mengetahui perubahan struktur mikro
yang terjadi akibat adanya proses penge-
lasan dengan metode friction stir welding,
Gambar 7. Struktur Mikro Daerah Transisi
yaitu di daerah stir zone, TMAZ, HAZ,
Antara TMAZ Dan HAZ Dengan
dan base metal. Pada pengelasan friction Variasi Feed Rate:
stir welding paduan AA1100 hanya ter- (a) 7,3mm/menit, (b) 13mm/menit, dan
jadi penghalusan partikel-pertikel pada (c) 24mm/menit, pembesaran 200x.
daerah stir zone dan tidak terjadi peru-
bahan fase karena pada pengelasan ini FeAl3
FeAl3
FeAl3
tidak menggunakan logam pengisi.
Menurut ASM Hand Book Metalography
and Microstructures, partikel hitam yang
terdispersi merata pada matriks alumini-
um adalah FeAl3, seperti yang diperlihat-
kan pada Gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5. Struktur Mikro Base Metal FeAl3 adalah suatu senyawa yang ter-
Aluminium AA1100, bentuk dari reaksi antara aluminium
Menurut ASM Hand Book Metalography And dengan Fe, dimana aluminium bereaksi
Microstructures (Kiri) Pembesaran 500x, mengikat Fe di atas 0,4% Fe. Semakin
Setelah Pengujian Mikrostruktur Dengan banyak butiran FeAl3 yang terbentuk se-
Pembesaran 200x (Kanan).
makin sulit pergerakan dislokasi yang ter-
jadi yang nantinya akan mengakibatkan
FeAl3 FeAl3 FeAl3
peningkat-an kekuatan dan kekerasan
logam. Struk-tur butir juga memiliki batas-
batas butir dan batas butir merupakan
rintangan bagi pergerakan dislokasi. Butir
semakin halus cenderung akan semakin
memperbanyak batas butir. Batas butir
yang banyak akan mengakibatkan gerakan
dislokasi semakin sulit yang nantinya juga
20 TEKNO, Vol: 16, September 2011, ISSN: 1693-8739
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian proses pengelasan
dengan metode friction stir welding yang
Gambar 11. Grafik Nilai Kekerasan Hasil telah dilakukan pada material Aluminium
Pengelasan Friction Stir Welding AA1100 dengan variasi feed rate maka
dapat diambil kesimpulan bahwa kekuat-
Dari grafik nilai kekerasan pada gambar an tarik maksimum dan regangan dari
11 dapat diketahui bahwa di daerah HAZ, hasil lasan mengalami penurunan yang
TMAZ dan stir zone terjadi penurunan signifikan dibandingkan dengan logam
kekerasan yang signifikan dibandingkan induknya. Dari pengamatan makro diketa-
material induk logam las, tetapi rata-rata hui pada semua variasi pengelasan terda-
pada daerah stir zone terjadi kenaikan pat cacat. Cacat ini terjadi karena pada
nilai kekerasan meskipun tidak terlalu ujung pin mengalami pendinginan pada
signifikan. Hal ini disebabkan pada saat proses pengelasan berlangsung se-
pengelasan ini tidak dimasukkannya hingga material yang berada tepat pada
logam baru (electrode) pada saat pengela- ujung pin tidak lumer sempurna, akibat-
san. Pada pengelasan busur adanya logam nya terdapat lubang memanjang yang di-
baru (electrode) dapat diatur tingkat me- sebut cacat wormhole. Cacat wormholes
chanical propertiesnya sesuai dengan terbesar terdapat pada hasil pengelasan
yang diinginkan. Pada pengelasan friction dengan feed rate 24mm/menit. Dari peng-
stir welding, penyambungan logam dil- amatan mikro diketahui bahwa bentuk
akukan dengan gesekan dan adukan tanpa butir pada daerah stir zone partikel FeAl3
memasukkan logam baru diantara materi- tersebar lebih merata pada matriks Al
al. yang disebabkan adanya proses adukan
Rata-rata nilai kekerasan paling besar pada saat pengelasan berlangsung. Se-
terjadi pada pengelasan dengan feed rate dangkan pada daerah HAZ butiran FeAl3
24mm/menit sedangkan kekerasan paling cenderung berukuran lebih besar diban-
rendah terjadi pada variasi feed rate dingkan dengan daerah pengelasan yang
13mm/menit. Hal ini terjadi karena pada lain. Hasil pengujian tarik diperoleh bah-
pengelasan dengan feed rate 24mm/menit wa rata-rata Ultimate Tensile Strength
menghasilkan butiran FeAl3 yang halus. (UTS) untuk pengelasan dengan menggu-
Butiran yang halus strukturnya lebih rapat nakan feed rate 7,3 mm/menit adalah
sehingga ikatan antar atomnya lebih kuat. 49,44 MPa, untuk feed rate 13 mm/menit
Rata-rata nilai kekerasan terendah terjadi adalah 53,06 MPa, dan untuk feed rate
pada daerah HAZ yaitu daerah ter- 24 mm/menit sebesar 61,53 MPa. Dari
pengaruh panas karena pada daerah HAZ hasil ini dapat diketahui bahwa kekuatan
ini butiran yang terbentuk kasar dan be- tarik tertinggi (UTS) terbesar terdapat
sar. Hal inilah yang menyebabkan pata- pada proses pengelasan menggunakan
han pada hasil uji tarik terjadi di daerah feed rate 24mm/menit. Hasil pengujian
HAZ, mengingat besar kekuatan tarik kekerasan menunjukkan bahwa logam las
suatu bahan selalu berbanding lurus kekerasannya lebih rendah daripada lo-
dengan harga kekerasannya.
22 TEKNO, Vol: 16, September 2011, ISSN: 1693-8739