Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Kebijakan dan Manajemen Publik

Volume 1, Nomor 1, Januari 2014

Peran PKK dalam Pemberdayaan Perempuan melalui Alokasi Dana Desa


di Desa Klempun Kec. Ngraho. Kab. Bojonegoro

Imam Aris Sugianto1


Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
This research had done because the village had many sum of woman population and still underdeveleptment village. The women
still underwent woman’s violence cases. Then woman was still found low of education. This research was done by qualitative
approach method with descriptive qualitative type. Taking informant done by accidental sampling and purposive sampling. In taking
data did it by interview, observation, documentation and online media. Validation of data was done by triangulation of data source.
Analysis of data was hold by reduction of data, display of data and conclusion. To knew executed effort in Klempun’s village woman
empowerment did it by umpteen empowerment step according to Riant and Rendy namely resuscitation phase executed through
giving knowledge namely gender’s society development planning, Balita’s family build, counseling to form cooperation which would
provide capital application for women and women’s cases recognition that would be hadled by rumah pintar (smart house). Ability
phase executed through education and skill program that executed by non formal education which equaled like formal education
through kejar paket A, kejar paket B, kejar paket C which used removing functional literacy. Then skill program was executed by
training like making bag of mendong, crocheting brooch, making ledre, sewing and cooking courses. Coorperation living
development program was done by training candidate of business woman to increase family’s earning, training PKK family’s
earning administration, costruction and stabilization PKK family’s earning. Powerness phase was executed by giving chances to
women for opening business. Not all of Klempun village’s women took apart the empowerment activities so their participation was
very lacking and a few women could apply it.

Key words: Role of PKK, Women’s empowerment, Village fund allocation.

1
Pendahuluan Perempuan-perempuan tersebut juga masih
Perempuan merupakan sumber daya manusia terbelenggu dengan budaya feodal patriarkhi yang
yang mempunyai potensi yang dapat didayagunakan merupakan sebuah sistem sosial dimana dalam tata
dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan kekeluargaan sang ayah atau suami atau disebut
nasional. Populasi penduduk perempuan Indonesia dengan nama lain yaitu laki-laki menguasai semua
yang terus bertambah, pada sudut padang tertentu anggota keluarganya, semua harta milik dan sumber–
sering dianggap menjadi masalah kependudukan. sumber ekonomi serta dalam membuat keputusan
Tetapi pada sisi lainnya, populasi penduduk perempuan penting dalam keluarga. Menurut De Vries bahwa
tersebut justru dianggap sebagai suatu aset dalam masyarakat tradisional-patriarkhi dapat dilihat
pembangunan (Foilyani, Farida Hydro, idris, adam dan dengan jelas adanya pemisahan yang tajam bukan
swasto, bambang, 2009 : 80-90). Memang keberhasilan hanya pada peran gender tetapi juga pada sifat gender.
suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh perempuan. Sistem sosial yang patriarkhis mengalami
Perempuan memiliki andil besar dalam membentuk perkembangan dalam hal lingkup institusi sosialnya,
sebuah keluarga yang bermartabat. Perempuan juga diantaranya lembaga perkawinan, institusi
merupakan pendidik yang baik bagi keluarganya ketenagakerjaan, dan sebagainya sehingga perempuan
sehingga tercipta generasi yang baik pula. Lebih dari –perempuan tersebut terkadang dieksploitasi oleh
itu, perempuan juga mempunyai andil besar dalam suami / laki-laki yang menjadi pasangannya ( De vries
kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui dan Dede William : 2006 : 5 ). Kaum perempuan
pemberdayaan masyarakat dan kelompok. Salah satu seringkali menjadi sasaran kekerasan sehubungan
buktinya bahwa perempuan mampu meningkatkan dengan seksualitasnya yang khas. Selama berabad-abad
kesejahteraan keluarganya dengan melakukan kegiatan kaum perempuan dijadikan obyek pemenuhan hasrat
usaha produktif rumah tangga ( I nyoman Beratha: seksual. Disisi lain, kekerasan terhadap perempuan
1982). Namun seringkali perempuan belum memiliki seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan
peluang dan kapabilitas untuk mengendalikan penganiyaan istri merupakan manifestasi keinginan
perekonomian keluarganya secara keseluruhan karena laki-laki memperoleh obyek yang dinilainya sebagai
perempuan tidak mempunyai hak atas harta kekayaan barang dan jasa. Persisnya, dalam globalisasi
tetap seperti sawah, tanah dan rumah sehingga dalam kapitalisme, kaum laki-laki sering merampok,
peningkatan ekonomi keluarga belum sepenuhnya merampas dan memiliki seksualitas perempuan ( Hafiz
layak bermanfaat bagi kaum perempuan. Bidang (penyuting) : 2004 : 428 – 430 ) sehingga perempuan-
pekerjaan perempuan mayoritas masih terkonsentrasi perempuan tersebut mengalami ketidakadilan gender
____________________________
disektor tradisional dan informal (sebagai petani dan dan masih berjuang untuk mendapatkan haknya. Pada
bakul, statusnya
1.Korespondensi sebagai
Imam buruh Mahasiswa
Aris Sugianto, dan bukan pengusaha),
Program dasarnya
Studi Ilmu Administrasi memang
Negara, FISIP, kesetaraan
Universitas Airlangga,dan keadilan gender
membandingkan antara pendapatan yang diperoleh
Jl Airlangga 4-6 Surabaya merupakan suatu kondisi dimana porsi dan siklus sosial
dengan curahan jam kerja perempuan, tampak bahwa perempuan dan laki–laki setara, seimbang dan
pekerjaan demikian belum efisien dan hasilnya tidak harmonis sehingga terdapat perlakuan adil antara
memadai. Tidak efisiennya aktivitas perempuan dalam perempuan dan laki–laki. Penerapan kesetaraan dan
meningkatkan pendapatannya, semua itu disebabkan keadilan gender harus memperhatikan masalah
oleh jenis pekerjaan yang ditelateni perempuan masih kontekstual dan situasional, bukan berdasarkan
belum mampu menjadikan perempuan sebagai perhitungan secara sistematis dan tidak bersifat
pengambil keputusan (decision maker) dalam bidang universal. Menurut De Vries bahwa kesetaraan gender
ekonomi terutama dalam ekonomi rumah tangganya. ditunjukkan melalui adanya kedudukan yang setara
Kondisi ini berpengaruh terhadap prestasi kerja antara laki-laki dan perempuan di dalam pengambilan
perempuan dan lebih ironisnya lagi perempuan tersebut keputusan dan di dalam memperoleh manfaat dari
tidak memiliki kontrol terhadap pengelolaan hasil peluang-peluang yang ada di sekitarnya. Kesetaraan
kerjanya sendiri. Dengan demikian bahwa perempuan gender memberikan penghargaan dan kesempatan yang
masih menjadi warga kelas dua dalam keluarga sama pada perempuan dan laki-laki dalam menentukan
maupun di masyarakat dan kondisi perempuan sangat keinginannya serta menggunakan kemampuannya
tergantung kepada suami atau seorang laki-laki. Akibat secara maksimal di berbagai bidang ( De vries dan
selanjutnya adalah status ekonomi dan politik Dede William : 2006 ). Organisasi-organisasi
perempuan dalam rumah tangga masih sangat rendah pemberdayaan perempuan seperti Dharma Pertiwi,
(Idris, susrini, dkk : 2007 : 10 ). Menurut persepsi Dharma Wanita dan PKK ditekankan untuk
perempuan tersebut bahwa perempuan merupakan melaksanakan kewajiban sosial sebagai istri daripada
manusia yang lemah dan hanya cocok di dapur karena memikirkan persoalan sebagai perempuan sedangkan
perempuan-perempuan tersebut masih berasaskan persoalan-persoalan perempuan seperti pemerkosaan,
dengan nilai-nilai tradisional yang telah menjadi penganiyaan istri, atau pelecehan seksual, dipandang
tekanan sosial yang mengakar dari pendapat kuno para sebagai persoalan orang lain. Organisasi-organisasi ini
bangsawan, bahwa perempuan harus selalu ingat akan tampaknya hanya menjadi alat mensosialisasikan panca
prinsip 3M yaitu masak, macak dan manak (memasak, dharma wanita dan penyampai pesan pembangunan
bersolek dan melahirkan anak) sebagai tugas utamanya sehingga belum bisa mewujudkan kesetaraan gender
(Foilyani, Farida Hydro, idris, adam dan swasto, dalam kehidupan kaum perempuan. Khususnya PKK
bambang, 2009 : 80-90). yang telah menjadi salah satu organisasi yang aktif
dalam memberdayakan perempuan di pedesaan dan
perkotaan dalam membantu Pemerintah untuk diduduki oleh Provinsi Jawa Barat 17.575 kemudian
melaksanakan program peningkatan status perempuan disusul oleh Provinsi DKI Jakarta sebesar 10.307.
– perempuan miskin Desa dan Kota sesuai dengan Berikut kasus-kasus perempuan di Jawa Timur
pesan perserikatan bangsa-bangsa. Oleh sebab itu, saat dari seluruh Kabupaten dapat dilihat melalui tabel yang
muncul kasus misalnya kekerasan terhadap perempuan, berikut ini :
organisasi ini pun tidak mampu memberi jawaban yang Tabel. I.3
pasti (Hafiz (penyuting) : 2004 : 428-430 ). Kasus Kasus-kasus Perempuan menurut Kabupaten
kekerasan terhadap perempuan menurut pola kekerasan di Jawa Timur
terbagi menjadi tiga diantaranya meliputi kekerasan Tahun 2011
dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan dalam No. Kabupaten Wanita Wanita Lanjut Usia yang
komunitas dan kekerasan oleh Negara. Berikut Rawan Korban menjadiKorban
Sosial- Tindakan Kekerasan
merupakan jumlah kasus terhadap perempuan seluruh Ekonomi Kekerasan
Provinsi di Indonesia dapat di lihat melalui tabel 1. Pancitan 4.394 14 37
berikut ini : 2. Ponorogo 11.082 1 -
Tabel I.1 3. Trenggalek 1918 100 4
4. Tulungagung 6.824 12 3.924
Jumlah korban kekerasan terhadap perempuan
5. Blitar 3.358 16 -
menurut pola kekerasan tahun 2011 6. Kediri 2. 991 180 36
No. Provinsi KDRT/RP Komunitas Negara 7. Malang 5.107 150 27
1. Aceh 4089 84 0 8. Lumajang 7. 982 15 56
2. Sumut 7120 1123 1 9. Jember 4.044 172 -
3. Sumbar 4874 63 24 10. Banyuwangi 5.406 345 163
4. Riau 138 57 0 11. Bondowoso 4.530 93 89
5. Jambi 912 213 0 12. Situbondo 15.089 36 -
6. Sumsel 1508 177 0 13. Probolinggo 3.308 215 43
7. Bengkulu 1858 99 0 14. Pasuruan 6.335 20 8
8. Lampung 711 206 0 15. Sidoarjo 1.978 67 22
9. Babel 13 22 0 16. Mojokerto 9.057 73 15
10. Keppri 3 43 0 17. Jombang 5.548 30 31
11. DKI 10307 970 12 18. Ngajuk 5.277 133 99
12. Jabar 17575 145 0 19. Madiun 3.253 30 60
13. Banten 160 48 0 20. Magetan 5.766 486 -
14. Jateng 25360 268 0 21. Ngawi 7.513 38 -
15. DIY 3996 158 0 22. Bojonegoro 4.708 73 37
16. Jatim 24232 320 3 23. Tuban 9.239 20 -
17. Bali 151 56 0 24. Lamongan 1.255 25 39
18. NTB 258 27 0 25. Gresik 3.262 - -
19. NTT 312 218 2 26. Bangkalan 1.465 23 75
20. Kalbar 1766 43 0 27. Sampang 7.656 - -
21. Kaltim 4423 305 0 28. Pamekasan 4.041 144 15
22. Kalteng 472 77 0 29. Sumenep 3.827 4 -
23. Kalsel 409 86 0 Jumlah 1.56.213 2.515 4.780
24. Sulut 65 24 0 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
25. Gorontalo 422 57 0 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir
26. Sulteng 692 1 0
seluruh Kabupaten di Jawa Timur mengalami kasus
27. Sulbar 6 8 0
28. Sultra 1215 58 0 kekerasan perempuan. Salah satunya dalam tabel diatas
29. Sulsel 332 176 0 Kabupaten Bojonegoro mengalami sebanyak 73 kasus
30. Maluku 161 46 0 tindakan kekerasan terhadap perempuan.
31. Mal-ut 0 0 0 Sebenarnya dalam kasus perempuan-
32. Papua 338 9 0 perempuan tersebut telah diatur dalam undang-undang
33. Papua barat 0 0 0
Jumlah 113878 5187 42 (UU) nomor 23/2004 tentang penghapusan kekerasan
% 95,61 % 4,35% 0,03 dalam rumah tangga dan Inpres no. 9 tahun 2000
Sumber : Komnas Perempuan akses 20 september 2013 bahwa Pemeritah menyatakan keberpihakannya untuk
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka mencapai keadilan dan kesetaraan gender dengan
kasus KDRT/RP (Ranah Perempuan) masih mengeluarkan kebijakan pengarustamaan gender pada
menduduki tingkat teratas dibandingkan dengan kasus semua program kerjanya. Peran perempuan dalam
kekerasan terhadap perempuan di ranah lainnya, yaitu proses pembangunan di Negara Indonesia sangat
95,61% (113.878 kasus), kekerasan di ranah penting karena dapat meningkatkan ekonomi,
Komunitas sebesar 4,35% (5.184 kasus) dan kekerasan meminimalisir angka kematian anak, kemudian juga
yang menjadi tanggung jawab Negara 0,03% (42 meminimalisir angka kematian ibu ketika proses
kasus). Dari seluruh jumlah kasus KDRT/RP yang melahirkan. Perempuan merupakan sosok penting
ditangani oleh lembaga pengada layanan bahwa kasus dalam keberhasilan pembangunan bangsa, namun
kekerasan perempuan paling banyak yaitu urutan apabila melihat kasus-kasus yang terjadi pada
pertama diduduki oleh Provinsi Jawa Tengah sebesar perempuan maka dengan demikian perempuan-
25.360 dan kemudian urutan kedua diduduki oleh perempuan tersebut harus senantiasa diberdayakan
Provinsi Jawa Timur sebesar 24.232 dan urutan ketiga sesuai dengan latar belakang ilmu, profesi, dan
pengalamannya agar mereka bisa mandiri dan punya
kuasa dalam hidupnya. Pemberdayaan perempuan dan pembangunan Desa sejak tahun 1969. Dalam
kesetaraan gender adalah prasyarat untuk mencapai mendesain transfer keuangan pusat ke daerah,
keamanan politik, sosial, ekonomi, budaya dan Pemerintah pada waktu itu ternyata masih melanjutkan
lingkungan hidup bagi semua rakyat. Pemberdayaan tradisi Pemerintah sebelumnya. Ini terlihat dari masih
perempuan tersebut bisa dilaksanakan melalui Desa. berlakunya beragam jenis transfer keuangan yang
Desa merupakan tingkatan Pemerintahan yang ditujukan kepada Desa, seperti bantuan Desa (Bandes),
paling dasar dari segala Pemerintahan yang ada di Dana pembangunan Desa (Bangdes), serta inpres Desa
Indonesia.Walaupun titik fokus otonomi daerah berada tertinggal (IDT) yang kemudian ini ditransformasikan
pada tingkat Kabupaten / Kota, sesungguhnya secara melalui regulasi terbaru yaitu surat edaran menteri
wajar kemandirian itu semua harus dimulai dari Desa dalam negeri nomor 140/640/SJ tahun 2005 menjadi
(Viqqie : 2011). Desa dalam undang –undang nomor Alokasi Dana Desa (ADD). Sesuai dengan surat edaran
32 tahun 2004 pasal 1 ayat 12 mempunyai makna tersebut. Alokasi Dana Desa yang mempunyai maksud
bahwa: “Desa atau yang disebut dengan nama lain, untuk membiayai program Pemerintahan Desa dalam
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat melaksanakan kegiatan Pemerintahan Desa dan
hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang pemberdayaan masyarakat. Pemberian bantuan melalui
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan dana ADD ini merupakan wujud dari pemenuhan hak
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat Desa untuk menyelenggarakan otonominya agar
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Desa itu sendiri berdasar keanekaragaman, partisipasi,
Indonesia.”. Dalam melaksanakan pembangunan dan otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan
pemberdayaan Desa maka Desa sangat memerlukan masyarakat. Hal ini disebabkan Desa mempunyai hak
bantuan dana dalam bentuk keuangan Desa. Keuangan untuk memperoleh bagi hasil pajak daerah dan retribusi
Desa menurut pasal 212 ayat 1 undang-undang nomor daerah Kabupaten/Kota, dan bagian dari dana
32 tahun 2004 merupakan semua hak dan kewajiban perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
Desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala Kabupaten/Kota (Mahfudz : 2009 : 10-22).
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu
dapat dijadikan milik Desa berhubungan dengan Kabupaten yang menerapkan kebijakan Alokasi Dana
pelaksanaan hak dan kewajiban. Keuangan Desa Desa tersebut. ADD merupakan kebijakan baru di
menurut pasal 212 ayat 3 UU no. 32 tahun 2004 Bojonegoro dalam empat tahun terakhir ini dan
tersebut berupa sumber pendapatan asli Desa sendiri menambah semangat tersendiri dalam mendukung
yaitu pendapatan asli Desa yang meliputi hasil usaha program-program pemberdayaan perempuan.
Desa, hasil kekayaan Desa, hasil swadaya dan Berdasarkan peraturan Bupati Bojonegoro nomor 19
partisipasi dan lain-lain serta pendapatan asli Desa tahun 2012 pasal 1 ayat 18 bahwa Alokasi Dana Desa
yang sah. Ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten selanjutnya disebut ADD adalah dana yang
yang meliputi bagian perolehan pajak dan retribusi dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro
daerah Kabupaten / Kota. Ada juga bantuan dari untuk Desa di Kabupaten Bojonegoro, yang bersumber
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah dari bagian dana Perimbangan Keuangan Pusat dan
Kabupaten/Kota lalu ditambah lagi hibah dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten Bojonegoro
sumbangan dari pihak ketiga serta bagian dari dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan
perimbangan keuangan pusat dan daerah seperti Pemerintahan Desa sebagai unit Pemerintahan terdepan
Alokasi Dana Desa atau yang lebih dikenal dengan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, perlu
sebutan ADD. Alokasi Dana Desa berdasarkan pasal adanya penyediaan dana untuk mendukung
18 pada Permendagri no. 37 tahun 2007 tentang pelaksanaan tugas di bidang Pemerintahan,
pedoman pengelolaan keuangan Desa dijelaskan bahwa pembangunan dan kemasyarakatan. Berdasarkan
Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor : 188 / 94 /KEP/
keuangan Desa yang diperoleh dari APBD Kabupaten/ 412.11/2012 ada 419 Desa yang memperoleh anggaran
Kota yang bersumber dari dana perimbangan keuangan dana ADD. Salah satunya Desa Klempun, Kecamatan
pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/ Kota Ngraho, Kabupaten Bojonegoro adalah salah satu Desa
untuk Desa, paling sedikit 10% (sepuluh persen) yang mendapatkan anggaran Alokasi Dana Desa
(Widjaja : 2004 ). Implementasi model kebijakan tersebut. Hadirnya kebijakan Alokasi Dana Desa
Alokasi Dana Desa tersebut dalam perspektif ditengah-tengah masyarakat Desa Klempun membawa
konvensional analisis kebijakan publik merupakan nuasa positif tersendiri terutama bagi Pemerintah Desa
suatu upaya mereplikasi kebijakan yang hampir sama, maupun masyarakat Klempun. Hal ini disebabkan
sebagaimana model relasi keuangan Pemerintah pusat Alokasi Dana Desa yang ada di Desa Klempun akan
dengan daerah. Sedangkan dalam perspektif kritis mampu memperkuat kemampuan keuangan Desa
pemahaman substansi kebijakan secara mendalam, (APBDes) sebab nominal sumber pendapatan Desa
ADD adalah manifestasi Kabupaten dalam memenuhi lebih besar sehingga Desa Klempun tidak sampai
hak-hak dasar Desa dalam memberikan pelayanan mengalami defisit. Apalagi Desa Klempun mempunyai
publik (Dunn : 2003). Konsep kebijakan Alokasi Dana hak otonom sendiri dari otonomi Desa yang diberikan
Desa ( ADD) tersebut sebenarnya berawal dari sebuah Pemerintah pusat. Selain itu dengan adanya kebijakan
kritik dan refleksi terhadap model bantuan Desa yang Alokasi Dana Desa ini maka Desa akan mampu
diberikan Pemerintah pusat bersamaan dengan agenda memberi keleluasan bagi Desa dalam mengelola urusan
Pemerintahan Desa, pembangunan Desa dan program pendidikan dan keterampilan serta
pemberdayaan masyarakat di Desa Klempun. pengembangan kehidupan koperasi memperoleh dana
Berdasarkan Peraturan Bupati Bojonegoro nomor 19 sebesar Rp. 3.125.000,-. Kegiatan pendidikan
tahun 2012 tentang pedoman umum dan petunjuk memperoleh dana sebesar Rp. 1.000.000,-
teknis pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) keterampilan sebesar Rp. 1.000.000,-. Pengembangan
Klempun bahwa dana ADD dianggarkan setiap tahun kehidupan koperasi sebesar Rp. 1.125.000,-
dalam APBD yang digunakan untuk pembiayaan Pemberdayaan perempuan dengan cara
penyelenggaraan Pemerintah dan pemberdayaan memberikan alokasi anggaran yang seimbang pada
masyarakat. Dengan porsi 30 % untuk laki-laki dan perempuan dirasakan perlu karena melihat
penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan 70 % untuk pada status ekonomi perempuan yang rendah. Dengan
pemberdayaan masyarakat terutama didalamnya untuk demikian pemberdayaan perempuan melalui Alokasi
pemberdayaan perempuan melalui gerakan PKK yang Dana Desa ini akan sangat bermanfaat bagi berdayanya
menjadi tolok ukur kesejahteraan masyarakat Desa. kaum perempuan di pedesaan khususnya perempuan di
Besaran Alokasi Dana Desa (ADD) untuk Desa Klempun. Berdasarkan penjelasan telah diuraikan
pemberdayaan perempuan di Desa Klempun bisa panjang lebar sebelumnya. Semua ini membuat peneliti
dilihat melalui yang berikut ini : semakin terdorong untuk lebih mendalami mengenai
Tabel. I.4 pemberdayaan perempuan melalui Alokasi Dana Desa
Besaran Alokasi Dana Desa untuk PKK di Desa Klempun. Tentunya Peneliti ingin mengetahui
dalam Pemberdayaan Perempuan sebarapa jauh berdayanya kaum perempuan Desa
di Desa Klempun Tahun 2012 Klempun semenjak adanya kucuran dana anggaran
No. Uraian Jumlah Alokasi Dana Desa sebagai kebijakan baru dari
1. POKJA I Rp. 3.125.000,- Pemerintah Bojonegoro. Oleh sebab itu, berdasarkan
Penghayatan dan pengamalan
pancasila
hal tersebut penelitian ini melangkah dengan asumsi
Gotong royong bahwa semakin besar upaya yang dilakukan dalam
2. POKJA II Rp. 3.125.000,- pemberdayaan perempuan untuk memberdayakan
Pendidikan dan keterampilan perempuan Desa tersebut dengan dialokasikannya dana
Pengembangan kehidupan koperasi anggaran ADD dalam jumlah yang besar pula maka
3. POKJA III Rp. 3.125.000,-
Program pangan, sandang
perempuan Desa Klempun juga akan semakin berdaya
Program perumahan dan tata laksana secara optimal.
RT Sebelumnya untuk studi terdahulu mengenai
4. POKJA IV Rp. 3.125.000,- penelitian pemberdayaan perempuan sudah pernah
Kesehatan diteliti oleh Diana Ageng Hikmawati dengan
Kelestarian lingkungan hidup
Perencanaan sehat
penelitiannya yang berjudul pemberdayaan perempuan
Total Rp. 12.500.000,- melalui kredit mikro (studi deskriptif tentang
Sumber : Sumber data sekunder : Dok. Pelaporan Program Kegiatan pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro dalam
PKK Desa Klempun, Kec. Ngraho, Kab. Bojonegoro Tahun 2012. program pemberdayaan usaha mikro rumah tangga
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa ADD miskin dilingkungan Semenggu dan lingkungan
Desa Klempun mengalokasikan dananya untuk Wonosari Kabupaten Jember). Pemberdayaan
menunjang pemberdayaan perempuan melalui peran perempuan melalui kredit mikro ini mampu
PKK sebesar Rp. 12.500.000,- setiap tahunnya. Setiap meningkatkan pemberdayaan perempuan, khsusunya
kelompok kerja mendapatakan dana dari ADD sebesar dalam pemberdayaan perempuan miskin dalam
Rp. 3.125.000,- setiap tahunnya. Terutama POKJA II program pemberdayaan usaha mikro rumah tangga
PKK yang memberdayakan perempuan dengan miskin yang dirintis oleh dinas koperasi dan UMKM
program pendidikan dan keterampilan serta kehdidupa Kabupaten Jember. Pemberdayaan perempuan
koperasi juga mendapatkan dana sama rata sebesar Rp. melalui kredit mikro dilihat dari 3 dimensi yaitu power
3.125.000,- within / kekuatan dalam seorang perempuan sudah
Berikut ini merupakan rincian dana ADD meningkat dan untuk power to atau kekuatan terhadap
untuk pemberdayaan perempuan melalui POKJA II dalam seorang perempuan khususnya perempuan
dengan program pendidkan dan keterampilan serta miskin juga sudah meningkat sedangkan power with /
pengembangan kehidupan koperasi sebagai berikut : kekuatan bersama dalam seorang perempuan miskin
Tabel. 1.5 juga mengalami peningkatan.
Laporan ADD dalam kegiatan Pemberdayaan
perempuan POKJA II Tahun 2012 Rumusan Masalah
No. Program Dana Sumber 1. Bagaimanakah Pemberdayaan Perempuan melalui
1. Pendidikan Rp. 1000.000,- ADD Alokasi Dana Desa yang dilaksanakan oleh PKK
2 Keterampilan Rp. 1000.000,- ADD
3. Pengembangan Rp. 1.125.000,- ADD
di Desa Klempun, Kecamatan Ngraho, Kabupaten
Kehidupan Koperasi Bojonegoro ?
Total Rp.3.125.000,-
Sumber : Dok. Pelaporan Program Kegiatan PKK Desa Klempun, Tujuan Penelitian
Kec. Ngraho, Kab. Bojonegoro Tahun 2012 Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa mendeskripsikan / menggambarkan secara kongkret
pemberdayaan perempuan dalam POKJA II melalui dan jelas mengenai upaya-upaya dalam pemberdayaan
perempuan yang dilaksanakan oleh PKK Desa mengembangkan komitmen, menghargai dirinya,
Klempun melalui Alokasi Dana Desa dan hasilnya. mengevaluasi orang, peka terhadap masyarakat,
menyenangi orang banyak, mengacu ke kehidupan
Manfaat Penelitian selaras, serasi dan seimbang. Hopson dan Scally juga
Dalam penelitian ini mempunyai manfaat mengungkapkan bahwa pemberdayaan diri dan
antara lain: kelompok dapat menjadi lebih berdaya dengan
1). Bersifat teoritis, hasil penelitian ini digunakan mempelajari/pelatihan keterampilan-keterampilan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan sosial dalam hidup (life skills training). Lebih lanjut dalam hal
menambah pengetahuan masyarakat dan dunia pemberdayaan melalui pembelajaran pelatihan
pendidikan khususnya. khususnya ilmu administrasi keterampilan-keterampilan hidup (life skills) menurut
negara dan juga tepatnya dalam hal pembangunan Desa Nadler (1982) mengungkapkan bahwa pelatihan
dan manajemen Pemerintah Desa. Peneliti berharap (training) adalah pembelajaran pengembangan
hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai media individual yang bersifat menDesak karena adanya
dalam mengimplementasian berbagai teori yang sudah kebutuhan sekarang. ( Anwar : 2007 : 78 : 103-105).
ditelaah, dan kemudian dapat berguna dalam Menurut Suhendra bahwa pemberdayaan
pengembangan, pemahaman, penalaran, dan adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan,
pengalaman peniliti, sehingga dapat dikembangkan dinamis, secara sinergis keterlibatan semua potensi
lebih lanjut dalam penelitian-penelitian berikutnya. 2). yang ada secara evolutif, dengan keterlibatan semua
Bersifat praktis, hasil penelitian ini diharapkan bisa potensi. Dengan cara ini akan memungkinkan
memberikan pemahaman, masukan dan sumbangan terbetuknya masyarakat madani yang majemuk, penuh
kepada para penguasa negara atau aparat daerah dan keseimbangan kewajiban dan hak, saling menghormati
Desa untuk bersikap tegas dalam memperlakukan tanpa ada yang merasa asing dalam komunitasnya.
kaum perempuan dan memberdayakannya terutama Selanjutnya pemberdayaan menurut ife pada tahun
melalui dana anggaran Alokasi Dana Desa sebagai 1995 adalah meningkatkan kekuasaan atas mereka
bahan kajian bagi pihak yang berhubungan dengan yang kurang beruntung “ empowerment aims to
kebijakan ini sehingga dapat mengoptimalkan increase the power of disadvantages atau maksudnya
keberhasilan kebijakan terutama kebijakan untuk kaum ialah bahwa pemberdayaan bertujuan untuk
perempuan. meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau
Pemberdayaan tidak beruntung) (Suhendra : 74-77).
Konsep empowerment, jika diterjemahkan dalam Menurut Randy & Riant (2007) sebagai
bahasa Indonesia berarti “Pemberdayaan“ yang proses, pemberdayaan memiliki tiga tahapan
merupakan sebuah konsep yang terbentuk sebagai diantaranya yaitu penyadaran, pengkapasitasan, dan
bagian dari perkembangan ide-ide masyarakat dan pendayaan. 1). Tahap penyadaran :sasaran yang akan
kebudayaan barat, utamanya di Eropa.Konsep diberdayakan diberi pencerahan dalam bentuk
empowerment mulai ada sejak dekade 70-an, dan penyadaran bahwa mereka mempunyai hak untuk
kemudian berkembang terus secara bertahap selama memiliki sesuatu. Apabila yang menjadi sasaran
dekade 90-an dan pada akhir abad ke 20-an. Konsep pemberdayaan tersebut ialah para kelompok miskin,
ini telah menjadi sebuah ide yang menempatkan maka kepada mereka diberikan pemahaman bahwa
manusia lebih sebagai subyek dari dunianya sendiri mereka bisa menjadi kaum menengah keatas bila
yang menjadi dasar dibakukannya konsep mereka memiliki kapasitas untuk keluar dari
pemberdayaan (empowerment) (Onny S. Prijono dan kemiskinannya.Tahap penyadaran ini bisa
A.M.W Pranarka (editor) : 1996 : 56-57). Ditambah dilaksanakan dengan memberikan pengetahuan yang
dengan konsep empower yang diterjermahkan dalam bersifat kognisi, belief, dan healing. Dengan demikian
bahasa Indonesia mempunyai arti memberdayakan. sasaran memahami bahwa mereka butuh diberdayakan
Menurut kamus Oxford English ditemukan kata “ dan proses pemberdayaan dimulai dari dalam diri
empower” yang mengandung arti yakni memberi mereka. 2).Tahap pengkapasitasan : pada Tahap ini
kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau bahwa Pengkapasitasan (capacity building) bisa juga
mendelegasikan otoritas kepada pihak lain atau disebut seagai memampukan atau enabling. Hal ini
keberdayaan (Keppi sukesi dkk : 2002 : 16-17). sasaran harus mampu lebih dulu sebelum yang
pendapat Kindervatter mengungkapkan bahwa bersangkutan diberi daya atau kuasa. Jadi, pada
pemberdayaan merupaka proses pemberian kekuatan prinsipnya sasaran agar diberikan lebih dahulu program
atau daya dalam bentuk pendidikan yang bertujuan pemampuan untuk membuat sasaran mempunyai
membangkitkan kesadaran, pengertian, dan kepekaan keahlian atau keterampilan (skillfull) atau mampu
warga belajar terhadap perkembangan sosial, ekonomi dalam mengelola sesuatu yang akan menjadi
dan politik, sehingga pada akhirnya ia memiliki sasarannya dalam menerima daya atau kuasa. Proses
kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan memampukan sasaran sendiri terdiri dari tiga jenis,
kedudukannya dalam masyarakat (Anwar : 2007 : 77) . yaitu: manusia, organisasi, dan sistem nilai seperti
Hopson dan Scally menyatakan individu yang lebih halnya melakukan pelatihan, workshop, seminar,
berdaya menampakkan sikap-sikap : terbuka kepada simulasi, dan lainnya. Pada hakekatnya adalah
perubahan, asertif, proaktif, bertanggungjawab, terarah, memberikan kapasitas kepada individu dan kelompok
sensitif, suka belajar dari kesalahan, berani maju, manusia supaya mampu menerima daya atau
kekinian, realistik, berpikir relatif, mencari alternatif, kekuasaan yang akan diberikan.Pengkapasitasan
organisasi bisa dilaksanakan dalam bentuk tahap penyadaran, tahap pengkapasitasan dan tahap
restrukturisasi organisasi yang akan menerima daya. pendayaan.
Pengkapasitasan sistem nilai dilaksanakan setelah
manusia dan wadahnya dimampukan atau Metode Penelitian
dikapasitaskan. Sistem nilai merupakan aturan main Dalam penelitiian ini peneliti menggunakan
atau rule of the game. Pada level organisasi, sistem metode penelitian yaitu 1). tipe penelitian
nilai seharusnya tertuang dalam anggaran dasar dan menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian
Anggaran Rumah Tangga, Sistem dan Prosedur, deskriptif atau deskriptif kualitatif. 2). lokasi
Peraturan organisasi, dan sejenisnya. Pada level yang peneletian di Desa Klempun, Kecamatan Ngraho,
lebih maju, sistem nilai terdiri pula atas budaya Kabupaten Bojonegoro. Lokasi penelitian ini dipilih
organisasi, etika, dan good governance. berdasarkan pertimbangan peniliti karena Desa
Pengkapasitasan sistem nilai dilakukan dengan Klempun merupakan salah satu Desa tertinggal yang
membantu sasaran dan membuatkan aturan main (rule mempunyai jumlah penduduk perempuan paling
of the game) di antara mereka sendiri. 3). Tahap banyak sebesar 865 jiwa daripada laki-laki. 3). Teknik
pendayaan : pada tahap pendayaan dilakukan dengan Penetapan Informan Penelitian dilakukan melalui
cara pemberian daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang teknik Accidental Sampling yaitu penggalian informasi
atau kesempatan kepada sasaran. Pemberian ini harus dengan mengambil informan yang diambil secara
disesuaikan dengan kualitas kecakapan yang telah kebetulan yang ada dan siapa saja yang dijumpainya
dimiliki sasaran. Pada hakekatnya proses pemberian oleh peneliti dan dianggap bisa mewakili sebagai
daya atau kekuasaan harus disesuaikan dengan informan dalam memberikan informasi mengenai
kecakapan penerima. Selanjutnya untu pemberdayaan sumber data yang berkaitan dengan masalah penelitian
perempuan itu menurut pendapat Karl (1995) tersebut. Teknik ini sangat mudah, murah dan cepat
mengemukakan bahwa pemberdayaan perempuan untuk dilakukan. Kedua, Informan selanjutnya dipilih
sebagai suatu proses kesadaran dan pembentukan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini
kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang merupakan teknik pengambilan sampel sumber data
lebih besar, kekuasaan dan pengawasan pembentukan dengan pertimbangan dan tujuan / maksud tertentu
keputusan yang lebih besar dan tindakan transformasi dalam mengambil informan yang terpilih betul sebagai
agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar representatif dari segala lapisan informan yang telah
antara perempuan dan laki-laki. Menurut Argumen ditunjuk oleh peneliti dan dianggap paling tahu
Vargas pada tahun 1991 mengemukakan bahwa mengenai masalah penelitian tersebut (Nasution :
pemberdayaan perempuan menyangkut perolehan 2006). Informan tersebut ialah tokoh masyarakat, ketua
suara, mobilitas, dan penampilan di depan umum. PKK, ketua Pokja II, Wakil ketua PKK dan Seketaris
(Onny S. Prijono dan A.M.W Pranarka, 1996 : 63 ). PKK. 4). Teknik Pengambilan Data menggunakan
Kalyanamita mendifinisikan pemberdayaan perempuan teknik wawancara mendalam (Indeepth Interview)
adalah penguatan perempuan dalam berbagai bentuk terhadap informan.Wawancara merupakan teknik
kehidupan sosial, ekonomi dan politik berdasarkan pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
pada keterkaitan antara kebebasan pribadi dan aturan langsung oleh pewawancara kepada informan, dan
masyarakat yang berlaku (http : // nmc.ppk.or.id jawaban-jawaban informan dicatat atau direkam (M.
diakses tanggal 17 Januari 2012 jam 13.00 WIB ). Iqbal hasan : 2002). Kedua menggunakan teknik
Menurut Rifai pada tahun 1996 dalam penelitiannya observasi teknik ini merupakan aktivitas pencatatan
pemberdayaan perempuan merupakan memberikan fenomena yang dilakukan secara sistematis.
kemampuan memotivasi perempuan dalam Pengamatan bisa dikerjakan secara terlibat
menunjukan wujud sosok perempuan aktor (partisipatif) ataupun non-partisipatif. peneliti dalam
transformasi dalam upaya mencapai kesejahteraan mengikuti aktivitas keseharian yang dilakukan
keluarga yang ditopang oleh tiga wujud penampilan informan dalam waktu tertentu. (Muhammad idrus :
mereka, yaitu sebagai dirinya (self), ibu rumah tangga, 2009). 5). Studi Dokumentasi merupakan teknik
dan sebagai kader PKK (Anwar : 2007 : 90) penguumpulan data yang tidak langsung ditunjukan
Berdasarkan argumen moser, inti dari strategi pada subyek peneletian, namun melalui dokumen.
pemberdayaan (empowerment) sebenarnya bukan Dokumen yang digunakan bisa berupa buku laporan,
bertujuan menciptakan perempuan yang lebih unggul notulen rapat, cacatan khusus dalam pekerjaan sosial
daripada laik-laki, namun pendekatan pemberdayaan dan dokumentasi lainnya. (M. Iqbal Hasan ; 2002).
ini kendati menyadari pentingnya meningkatkan Dalam studi dokumentasi ini untuk menghasilkan data
kekuasaan perempuan, tetapi pendekatan tersebut sekunder.6).Teknik Penulusuran Data Online
lebih berupaya untuk menidentifikasi pada kekuasaan merupakan perkembangan internet yang sudah semakin
perempuan bukan sekadar dalam kerangka dominasi maju dan pesat sudah mampu menjawab berbagai
yang satu terhadap yang lain, melainkan lebih dalam kebutuhan masyarakat sekarang ini memungkinkan
kerangka kapasitas perempuan untuk meningkatkan para akademisi mau ataupun tidak menjadikan media
kemandirian dan kekuatan internal (Bagong Sugianto online seperti internet sebagai salah satu medium yang
dan Emy susanti Hendrarso (penyuting) : 1966 : 154) sangat bermanfaat bagi penulusuran berbagai informasi
Dalam penelitian ini hanya akan menggunakan satu teoritis maupun data-data pimer dan sekunder yang
teori diatas yakni teori menurut Randy dan Riant yaitu dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian (Bungin :
2008). 7). Teknik Keabsahan Data dilaksanakan
melalui triagulasi sumber data menurut Norman K. diberdayakan namun selama ini dalam pelaksanaan
Dekin merupakan menggali kebenaran informasi penyadaran pada kaum perempuan Desa Klempun
tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan masih ditemukan partisipasi yang kurang maksimal
data. Dalam teknik tersebut untuk menguji kredibilitas dari kaum perempuan tersebut dan masih belum
data dilakukan dengan cara membandingkan dan mengerti arti penting kesetaraan gender antara laki-laki
mengecek balik derajat kepercayaan suatu data dan perempuan. 2). Penyuluhan program koperasi dan
informasi yang diperoleh melalui beberapa sumber mendorong berdirinya koperasi : Pemberian
informan dengan menggunakan berbagai teknik. 8). penyuluhan tersebut menambah pengetahuan kaum
Teknik Analisis Data dilakukan secara kualitatif perempuan bahwa pentingnya koperasi dalam
menggunakan model analisis data menurut pendapat lingkungan Desa Klempun akan sangat membantu
Huberman dan Miles (1992) yaitu menyebut analisis kaum perempuan Desa Klempun dalam mewujudkan
data sebagai model interaktif. Model interaktif ini berbagai usahanya. TP-PKK meminta dukungan
terdiri dari tiga hal utama yaitu melalui tahap reduksi sepenuhnya dalam terbentuknya koperasi kepada kaum
data, penyajian data/display data, dan penarikan perempuan. Pada penyuluhan tersebut juga dijelaskan
kesimpulan/verifiksai. Berikut ini penjelasan masing- berbagai program koperasi yang akan dapat
masing proses analisis data tersebut :a ). Tahap reduksi memberikan modal dalam usaha mandiri kaum
data : proses pemilihan, pemusatan perhatian pada perempuan tersebut namun tak semua perempuan Desa
penyerdehanaan, pengabstrakan , dan transformasi data Klempun tersebut ikut berpartisipasi. 3). BKB (Bina
kasar yang muncul dari cacatan-catatan tertulis dari Kelurga Balita) : Pada dasarnya program BKB tersebut
lapangan. b). Penyajian data/ display data : sekumpulan memberikan pencerahan mengenai keluarga kecil
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya bahagia sejahtera melalui si balita. Penyadaran melalui
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. BKB terhadap kaum perempuan Desa Klempun
Dalam penyajian data, peneliti tidak terburu-buru memberikan ilmu pengetahuan yang sangat penting
untuk menghentikan kegiatan display data ini sebelum dalam membina dan mewujudkan kesejahteraan
yakin bahwa semua yang seharusnya diteliti telah keluarga melalui kesejahteraan buah hatinya atau si
dipaparkan atau disajikan. c). Penarikan kesimpulan/ balita bagi kaum perempuan. Hal tersebut bisa
verifikasi : pada analisis data ini kesimpulan awal yang menyadarkan kaum perempuan menjadi sadar bahwa
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan kegiatan BKB dalam kehidupan sehari-hari itu sangat
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat penting sehingga kaum perempuan Desa Klempun
yang mendukung pada tahap pengumpulan data bersedia diberdayakan. Pada tahap ini juga masih
berikutnya. (Muhammad idrus : 2009 : 147- 158) banyak kaum perempuan yang pasif dalam
partisipasinya. 4). Rumah Pintar : Program ini
Peran PKK dalam Pemberdayaan Perempuan memberikan ilmu pengetahuan mengenai berbagai
melalui Alokasi Dana Desa di Desa Klempun, Kec. kasus-kasus perempuan dan permasalahan rumah
Ngraho, Kab. Bojonegoro tangga beserta penanganannya. Program rumah pintar
Dalam hal ini berdasarkan teori ada tiga tersebut merupakan mediator dari segala permasalahan
tahapan pemberdayaan yang telah dipilih oleh peneliti rumah tangga di Desa Klempun.Hal ini memberikan
untuk melihat hasil dari pemberdayaan perempuan kesadaran tersendiri dalam diri kaum perempuan
yang dilaksanakan oleh PKK melalui Alokasi Dana tersebut untuk bisa berdaya dan mandiri. Pada kegiatan
Desa yaitu tahap penyadaran, tahap pengkapasitasan rumah pintar tersebut juga belum maksimal
dan tahap pendayaan. Ketiga tahapan tersebut akan partisipasinya.
dibahas melalu penyajian hasil dan pembahasan Pada tahap pengkapasitasan menyatakan
penelitian yang berikut ini : bahwa pengkapasitasan (capacity building) bisa juga
Tahap penyadaran merupakan tahap disebut sebagai memampukan atau enabling. Hal ini
pemberdayaan dengan sasaran yang akan diberdayakan sasaran harus mampu lebih dulu sebelum yang
diberi pencerahan dalam bentuk penyadaran bahwa bersangkutan diberi daya atau kuasa. Jadi, pada
mereka mempunyai hak untuk memiliki sesuatu. Tahap prinsipnya sasaran agar diberikan lebih dahulu program
penyadaran ini bisa dilaksanakan dengan memberikan pemampuan untuk membuat sasaran mempunyai
pengetahuan yang bersifat kognisi, belief, dan healing keahlian atau keterampilan (skillfull) atau mampu
sehingga sasaran memahami bahwa mereka butuh dalam mengelola sesuatu yang akan menjadi
diberdayakan dan proses pemberdayaan dimulai dari sasarannya dalam menerima daya atau kuasa. Pada
dalam diri mereka (Randy dan Riant : 2007). Hal hakekatnya adalah memberikan kapasitas kepada
tersebut telah dilaksanakan oleh TP-PKK Desa individu dan kelompok manusia supaya mampu
Klempun yang berusaha menyadarkan kaum menerima daya atau kekuasaan yang akan diberikan
perempuan sebagai sasarannya melalui pencerahan (Randy dan Riant : 2007). Pada pemberian kemampuan
ilmu pengetahuan diantaranya: 1). Program P2MG kepada kaum perempuan di Desa Klempun sudah
(perencanaan pembangunan masyarakat gender) yang terealisasikan dengan baik. Program pada
melaksanakan kegiatan pemberian pencerahan tentang pengkapasitasan sebagai berikut : 1). Pendidikan :
peran gender antara laki-laki dan perempuan. TP-PKK pemberian kemampuan untuk meningkatkan status
berusaha menyadarkan kaum perempuan bahwa peran pendidikan kaum perempuan Desa Klempun
gender perempuan dalam kehidupan sehari-hari sangat dilaksanakan melalui pendidikan non formal.
amat penting sehingga kaum perempuan tersebut perlu Pendidikan non formal tersebut yaitu kejar paket A,
kejar paket B dan kejar paket C yang disetarakan Berikut ini merupakan kesimpulan mengenai
dengan pendidikan formal. Bagi kaum perempuan Pemberdayaan Perempuan Desa melalui Alokasi Dana
Desa Klempun ada yang merasa hidupnya berubah Desa di Desa Klempun, Kecamatan Ngraho,
karena status pendidikannya berubah namun juga ada Kabupaten Bojonegoro dar penjelasan diatas yaitu :
yang merasa biasa-biasa saja atau tidak ada perubahan Pelaksanaan pemberdayaan perempuan Desa Klempun
dalam hidup. Pada program pendidikan juga dijadikan dilaksanakan melalui tiga tahap diantaranya yaitu
ajang dalam meningkatkan partisipasi pada pendidikan tahap penyadaran meliputi pemberian pencerahan
putera-puteri kaum perempuan Desa Klempun bahwa mengenai pengetahuan melalui program perencanaan
pendididkan itu penting bagi putera-puterinya maka pembangunan masyarakat gender (P2MG), Bina
dilaksanakan PAUD. Pada kegiatan ini, partisipasi Keluarga Balita (BKB), Pengetahuan tentang koperasi
kaum perempuan masih kurang maksimal.2). dan pemberian modal bagi perempuan yang membuka
Keterampilan : Pelaksanaan keterampilan melalui usaha, Rumah Pintar yang berfungsi sebagai mediasi
berbagai pelatihan seperti pelatihan membuat tas dari dan penyelesaian masalah-masalah dalam rumah
mendong, pelatihan membuat ledre, pelatihan merajut tangga. Tahap pengkapasitasan yang meliputi
bros, kursus menjahit dan kursus memasak pemberian pelatihan-pelatihan melalui program
memberikan kecakapan tersendiri terhadap kaum pendidikan dan keterampilan meliputi : Pendidikan non
perempuan. Diantara kaum perempuan Desa Klempun formal yang disetarakan dengan pendidikan formal
sudah ada yang dapat menerapkannya dalam kehidupan melalui kejar paket A, kejar paket B, kejar paket C
sehari-hari sehingga hal ini sangat membatu dalam untuk memberantas keaksaraan fungsional (KF),
pembentukan kemandirian dan keberdayaannya. Pada Pendidikan PAUD untuk meningkatkan partsipasi
kegiatan tersebut tidak semua peserta kegiatan perempuan dalam memberikan pendidikan terbaik bagi
pemberdayaan perempuan Desa Klempun dapat putera-puterinya dalam keluarga. Pelatihan-pelatihan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari merajut bros, membuat ledre, membuat tas dari
karena faktor niat yang sangat kurang dalam diri mendong, kursus memasak dan kursus menjahit. Tahap
perempuan tersebut. 3). Pengembangan Kehidupan pengkapasitasan melalui program pengembangan
Koperasi : pada program ini memberikan kemampuan kehidupan koperasi : Pelatihan para calon pengelola
kepada kaum perempuan untuk meningkatkan UP2K usaha melalui usaha peningkatan pendapatan keluarga
(Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga). Pada (UP2K-PKK) kelompok khusus dan kelompok
kegiatan tersebut diselenggarakan pelatihan calon pelaksanaan. Penyelenggaraan pelatihan administrasi
pengelola UP2K dan pembinaan serta pemantapan UP2K-PKK yaitu seperti memberikan latihan dalam
UP2K. Pada pengkapasitasan tersebut, peserta penyelenggaraan administrasi UP2K-PKK. Membina
pemberdayaan diarahkan untuk membuka usaha secara dan memantapkan kelompok UP2K-PKK sebagai
mandiri supaya kaum perempuan dapat menambah tempat pelayanan koperasi (TPK) sebagai unit usaha
pendapatan dalam keluarga. Pada pelaksanaan kegiatan otonom koperasi (UUD Koperasi). Tahap pendayaan
tersebut masih kurang mendapatkan partisipasi dari dilaksanakan dengan cara pemberian peluang kepada
kaum perempuan Desa Klempun. perempuan Desa Klempun untuk membuka usaha atau
Pada tahap pendayaan menyatakan bahwa lapangan kerja sendiri. Hal tersebut dilaksanakan
pendayaan dilakukan dengan cara pemberian daya, sesuai kecakapan atau keterampilan yang telah
kekuasaan, otoritas, atau peluang atau kesempatan diperoleh dari pelatihan-pelatihan pemberdayaan
kepada sasaran. Pemberian ini harus disesuaikan melalui pemberian modal. Peningkatan kemampuan
dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki sasaran. dalam hal ini yang dapat diterapkan hanya
Pada hakekatnya proses pemberian daya atau keterampilan menjahit, keterampilan membuat ledre
kekuasaan harus disesuaikan dengan kecakapan dan membuka usaha semacam warung atau toko. Dari
penerima (Randy dan Riant : 2007) Tahap peningkatan setiap kegiatan pemberdayaan tersebut masih
kemampuan atau pendayaan tersebut dilaksanakan oleh ditemukan partisipasi kaum perempuan kurang
TP-PKK di Desa Klempun yang bisa diterapkan dari maksimal namun pelaksanaan kegiatan tersebut
kegiatan pemberdayaan tersebut hanya beberapa saja. berjalan dengan baik dan hasil dari pemberdayaan
diantaranya peserta pemberdayaan bisa tersebut belum sepenuhnya berhasil dikarenakan tidak
mengaplikasikan membuat ledre atau sebagai produsen semua peserta pemberdayaan dapat mengaplikasikan
ledre yang akan dijual ke tengkulak untuk jajanan khas. pelatihan dalam kehidupan sehari-hari.yang telah
Usaha menjahit dan ada yang sudah menjadi usaha diberikan oleh TP-PKK.
konveksi serta membuka usaha warung atau toko untuk
kebutuhan sehari-hari. Para peserta sudah ada yang Saran
bisa mengembangkan usahanya menjadi usaha yang Dalam penelitian mengenai pemberdayaan
besar. Pada tahap pendayaan ini tidak semua peserta perempuan Desa melalui Alokasi Dana Desa di Desa
bersedia untuk ikut menerapkannya dalam kehidupan Klempun tersebut masih banyak hal yang harus
sehari-hari . Peserta tersebut masih merasa ragu jika ditingkatkan dan di perbaiki dalam memberdayakan
tidak bisa membuahkan hasil yang seperti menjadi perempuan Desa Klempun. Maka dari itu peneliti
harapannya. berusaha memberikan saran yang bermanfaat sebagai
berikut : 1). Partisipasi masyarakat Desa Klempun
Kesimpulan dalam mengikuti kegiatan pemberdayaan khususnya
perempuan harus lebih ditingkatkan lagi dengan cara
menyadarkan mereka melalui sosialisasi yang lebih Sukesi, Keppi, dkk, 2002, Jaminan sosial tenaga kerja
inten. Jika perlu mendatangi rumah perempuan- perempuan sektor informal, pusat penelitian
perempuan tersebut untuk menjelaskan bahwa kegiatan peran wanita lembaga penelitian universitas
pemberdayaan tersebut sangat penting bagi mereka. Brawijaya, Malang
Terutama bisa meningkatkan kemampuan dan Sugianto, bagong dan emy susanti hendrarso
mengembangkan diri mereka sendiri sehingga bisa (penyuting), 1966 wanita dari subordinasi
mandiri. 2). TP (Tim Penggerak )-PKK Desa Klempun dan marginalisasi menuju ke pemberdayaan,
harus memberikan penjelasan dan pemahaman yang Airlangga university press, Surabaya.
lebih praktis. Sekaligus mengajak seluruh perempuan R. Wrihatnolo Randy, Riant Nugroho Dwidjowijoto,
yang aktif mengikuti kegiatan pemberdayaan tersebut 2007. Manajemen Pemberdayaan, Sebuah
untuk menerapkan hasil kegiatan pemberdayaan yang Pengantar dan Panduan untuk
telah mereka peroleh sehingga perempuan Desa Pemberdayaan Masyarakat, PT Elex Media
klempun juga tumbuh niat dan tertarik untuk Komputindo, Jakarta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3).Pemerintah Desa Klempun bersama lembaga TP- Laporan Penelitian
PKK dirasa perlu memberikan wawasan lebih luas Hikmawati, Ageng Diana, 2009, Pemberdayaan
mengenai budaya patriarki kepada para perempuan Perempuan melalui kredit mikro (Studi
Desa Klempun. Dengan demikian seiring berjalannya deskriptif tentang pemberdayaan perempuan
waktu perempuan Desa Klempun sedikit demi sedikit melalui kredit mikro dalam program
bisa melepaskan diri dari budaya patriarki tersebut. pemberdayaan perempuan RTM dilingkungan
semenggu dan lingkungan wonosari Kab.
Daftar Pustaka Jember (skripsi periode 2009/2010),
Buku Universitas Airlangga , Surabaya.
Anwar, 2007, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, Viqqie, Aulia Anindita, 2011, Pemberdayaan
Alfabeta, Bandung masyarakat (studi deskriptif tentang
Beratha, I nyoman, 1982 , Desa Masyarakat Desa dan Pemberdayaan Masyarakat desa melalui
Pembanguan Desa, Ghalia Indonesia,Jakarta penerapan kebijakan Alokasi Dana Desa
Timur. (ADD) di desa Bareng, Kecamatan Bareng,
De vries, Dede William. 2006. Gender Bukan Tabu Kabupaten Jombang), Universitas Airlangga,
Catatan Perjalanan Fasilitasi Kelompok Surabaya
Perempuan di Jambi, Center for International
Forestry Research (CIFOR), Bogor. Media Online
Hafiz, liza (penyuting) 2004, Perempuan dalam www.komnasperempuan.or.id
wacana Politik Orde Baru- Pilihan Artikel diakses tanggal 20 september 2013 jam 13.00 WIB
Prisma, Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. http://mudjiarahardjo.com/
Idrus, Muhammad, 2009, Metode Penelitian Ilmu diakses tanggal 19 maret 2012 jam 15.50 WIB
Sosial : pendekatan kualitatif dan kuantitaif, Anonym, pemberdayaan perempuan : pnpm mandiri
Erlangga, Jakarta. pedesaan tahun anggaran 2008 diperoleh melalui
Iqbal Hasan, Moh, 2002, Pokok-Pokok Materi http : // nmc.ppk.or.id diakses tanggal 17
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Januari 2012 jam 13.00 WIB
Ghalia Indonesia, Jakarta. jatim.bps.go.id
Idris, susrini, dkk, 2007, Pendampingan Perempuan diakses tanggal 12 Februari 2013 jam15.45 WIB
Pengembangan Ekonomi Local (P3L)
Propinsi Jatim tahun 2006.Pusat Penelitian Jurnal
Peran Wanita Lembaga Peneletian Foilyani, Farida Hydro, idris, adam dan swasto,
Universitas Brawijaya, Malang bambang, 2009, Pemberdayaan perempuan
Nasution, S, 2006, Metode Research (Peneltian Ilmiah, pedesaan dalam pembangunan (Studi Kasus
PT. Bumi Aksara, Jakarta. Perempuan Di Desa Samboja Kuala, Kecamatan
Onny S. Prijono dan A.M.W Pranarka (editor), 1996, Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara) /
Pemberdayaan konsep, Kebijakan, dan Empowering the rural women in development on
Implementasi, Centre for Strategic and the Desa Samboja Kuala Kecamatan Samboja
International Studies, Jakarta. Kabupaten Kutai Kartanegara, WACANA Vol. 12
Prastowo, Andi, 2010, Mengusai Teknik -teknik No. 3, 80-90.
Koleksi Data Penelitian Kualitatif, Diva Mahfudz, 2009, Analisis Dampak Alokasi Dana Desa
Press, Jogjakarta. terhadap Pemberdayaan Masyarakat dan
Suhendra, 2006, Peranan Birokrasi dalam Kelembagaan Desa, Organisasi dan
Pemberdayaan Masyarakat, Alfabeta, cv, Manajemen, Volume 5, No.1, pp.10-22.
Bandung

You might also like