Professional Documents
Culture Documents
Designing Performance Measurement System With Balanced Scorecard (Case Study of Abc, A Bogor City Regional-Owned Company)
Designing Performance Measurement System With Balanced Scorecard (Case Study of Abc, A Bogor City Regional-Owned Company)
Abstract: Along with the implementation of provisions related to the regional-owned company
in Bogor City Government, Regional Company ABC (the Company) took the initiative to
design a precise and measurable performance measurement system. This study aims to
manifest and portray the Company’s vision, mission, and motto into strategic objectives,
to determine key performance indicators, and to design a performance evaluation system
based on Balanced Scorecard (BSC). Data were collected by structured questionnaires,
interviews, and Focus Group Discussion (FGD) to the directors and structural management
as respondents based on non-random sampling methods. The strategic analysis (i.e., SWOT
matrix, external-internal matrix, QSPM) was employed to assess operational excellence,
business growth, and customer loyalty as the company's strategic objectives. As a result, we
found fourteen performance indicators for the Company based on the BSC. The indicator
targets were in line with the Company’s Budget Plan and the provisions of the Board of
Directors. The design of this assessment system was then outlined in the form of an evaluation
working paper as guidelines for the Company in running its business.
1
Corresponding author:
Email: deharuman@gmail.com
542 Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
menggunakan BSC (Zhang, 2016). Di Malaysia, BSC strategi Perseroan yang dijadikan sebagai basis
umum digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan dalam penentuan indikator kinerja utama berdasarkan
milik pemerintah (Said, 2013). konsep BSC yang dibagi dalam empat pilar. Setelah
masing-masing indikator dalam empat pilar tersebut
Di Indonesia, penelitian terkait penerapan BSC di diidentifikasi, penentuan bobot serta target kemudian
perusahaan telah banyak dilakukan. Wibowo (2014) dilakukan agar rancangan sistem pengukuran kinerja
melakukan penelitian pengukuran kinerja perusahaan yang komprehensif dapat terwujud. Hal tersebut menjadi
milik daerah yang mempunyai fungsi selain memberikan inisiatif strategis bagi Perseroan dalam kapasitasnya
pelayanan kepada masyarakat juga harus menghasilkan sebagai perusahaan daerah.
keuntungan di wilayah Kota Bogor. Hasilnya adalah
penerapan BSC ternyata dapat menyeimbangkan antara Penggunaan alat analisis manajemen strategis
fungsi pelayanan (fokus kepada pelanggan) dengan pada penelitian ini dipilih karena dapat membantu
fungsi keuangan (fokus pada kinerja internal) dengan menentukan kinerja jangka panjang dari suatu
pelayanan pelanggan menjadi prioritas. Suhendi (2012) organisasi sebagaimana penelitian dari Van Looy &
dan Hu et al. (2015) dalam penelitiannya menyebutkan Shafagatova (2016) dan Zehra & Gedikoglu (2016).
bahwa pengukuran kinerja BSC dapat digabungkan Data dan informasi yang diperoleh harus diolah terlebih
dengan metode Analytic Network Process (ANP) untuk dahulu agar dapat diterjemahkan ke dalam sebuah
memperoleh prioritas hasil. sistem manajemen strategi yang menggabungkan
antara strategi perusahaan dengan BSC. Secara
Secara umum, penelitian-penelitian yang dilakukan singkat, Gambar 1 menjelaskan tahapan dan proses
setidaknya menunjukkan dua poin penting. Pertama, pengolahan data serta teknik yang digunakan pada
penggunaan BSC telah terbukti secara empiris setiap tahapannya.
memudahkan manajemen untuk mengevaluasi
sasaran strategis, menentukan prioritas, sekaligus juga Matriks IFE dan EFE digunakan untuk mengevaluasi
meningkatkan kinerja perusahaan. Kedua, penggunaan faktor-faktor utama dari kekuatan, kelemahan, ekonomi,
BSC pada perusahaan juga dapat digabungkan dengan politik, sosial, budaya, pemerintahan, demografi,
metode lain seperti analisis SWOT maupun ANP agar lingkungan, hukum, persaingan, dan teknologi
dapat mempertajam hasil yang diperoleh. yang berdampak bagi Perseroan. Apabila total nilai
tertimbang IFE dibawah 2,5 maka perusahaan tersebut
Terdapat tiga tujuan utama dari penelitian ini yang ingin lemah dari sisi faktor internalnya sedangkan apabila
dicapai. Pertama, menerjemahkan visi misi perusahaan nilainya diatas 2,5 maka perusahaan tersebut memiliki
dalam tujuan strategis. Kedua, menganalisis indikator kekuatan dari sisi faktor internalnya. Apabila total nilai
keberhasilan kinerja yang tepat untuk perusahaan. tertimbang matriks EFE yang didapat kurang dari 2,5
Ketiga, merancang sistem penilaian kinerja berdasarkan artinya strategi perusahaan tidak dapat memanfaatkan
metode BSC. peluang-peluang yang ada atau tidak dapat menghindar
dari ancaman-ancaman eksternal yang terjadi. Apabila
total nilai tertimbang lebih dari 2,5 mengindikasikan
METODE PENELITIAN bahwa perusahaan berada pada strategi yang tepat
untuk memanfaatkan peluang-peluang dan menghindari
Penelitian dilakukan di kantor Perseroan pada rentang ancaman-ancaman yang berada dilingkungannya.
periode waktu April 2017 hingga Februari 2018.
Data primer dikumpulkan yang bersumber dari hasil Tabel 1. Pengumpulan data dan sumbernya
kuesioner (self-administered), wawancara, dan DKT Teknik Objek penelitian
secara langsung. Teknik pengambilan sampel dilakukan Wawancara Dewan Direktur perusahaan, yang terdiri
secara tidak acak dengan convenience sampling dari Direktur Utama, Direktur Umum, dan
terhadap direksi dan pejabat struktural di Perseroan. Direktur Operasional
Irisan antara sumber data dan teknik pengambilan DKT Dewan Direktur perusahaan, yang terdiri
dari Direktur Utama, Direktur Umum, dan
datanya disajikan sebagaimana Tabel 1. Direktur Operasional
Kuesioner Dewan Direktur, para Kepala Bagian
Konsep kerangka pemikiran yang dibangun dalam perusahaan
penelitian ini dimulai dari rumusan, peta, dan tujuan
Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017 543
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
Agar mengetahui lebih dalam strategi yang akan strategi secara objektif berdasarkan faktor-faktor
dijalankan, disusun Matriks Internal Eksternal (IE) internal dan eksternal yang sudah diketahui sebelumnya
berdasarkan dua dimensi yaitu nilai total tertimbang melalui matriks IFE, EFE, IE, dan SWOT. Komponen-
matriks IFE pada sumbu X dan nilai total tertimbang komponen yang terdapat dalam QSPM adalah rumusan-
matriks EFE pada sumbu Y. Apabila pada sumbu X, rumusan strategi, faktor-faktor internal dan eksternal,
total nilai tertimbang yang didapat dari matriks IFE bobot, Attractiveness Scores (AS), Total Attractiveness
antara 1,0–1,99 menandakan lemah di posisi internal; Scores (TAS), serta penjumlahan dari total nilai daya
2,0–2,99 menandakan perusahaan berada di posisi tarik.
rata-rata; 3,0–4,0 menandakan kuat di posisi internal.
Begitu pula pada sumbu Y apabila total nilai tertimbang Setelah rumusan strategi didapat dari QSPM,
yang didapat dari matriks EFE antara 1,0–1,99 selanjutnya dibuat tema strategi dengan tujuan
mengindikasikan rendah di posisi eksternal; 2,0–2,99 memecahkan masalah yang terdapat dalam isu strategis
menandakan perusahaan berada di posisi pertengahan; disertai dengan cara mengukur target yang akan dituju.
3,0–4,0 berarti tinggi di posisi eksternalnya. Kemudian dibuat tujuan strategi sebagai arah yang akan
dituju oleh perusahaan dimasa yang akan datang dalam
Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perspektif BSC. Setiap tujuan strategi pada perspektif
Perseroan, disusun matriks SWOT untuk menyusun BSC harus ditentukan faktor kritis keberhasilannya.
strategi berdasarkan kekuatan (Strengths), kelemahan Faktor kritis keberhasilan tersebut yang kemudian
(Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman menjadi cikal bakal indikator kinerja utama atau Key
(Threats). Rumusan strategi alternatif yang mungkin Performance Indicator (KPI).
dihasilkan sebagai berikut:
a) Strategi S-O: mengoptimalkan kekuatan untuk Setiap KPI kemudian diberi pembobotan yang
memanfaatkan peluang yang ada. proporsional sesuai visi dan misi perusahaan. Tujuan
b) Strategi W-O: meminimalkan kelemahan untuk pembobotan ini untuk menunjukkan tingkat kepentingan
mendapatkan peluang. perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya sehingga
c) Strategi S-T: mengoptimalkan kekuatan untuk dapat menggunakan sumber daya secara tepat dan
meminimalisir ancaman yang terjadi. efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Pembobotan
d) Strategi W-T: meminimalkan kelemahan untuk ini menggunakan metode perbandingan berpasangan
menghindari ancaman yang terjadi. (paired comparison). Rancangan sistem pengukuran
kinerja perusahaan yang dihasilkan ini kemudian diberi
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) nama company scorecard.
digunakan untuk mengevaluasi rumusan-rumusan
544 Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017 545
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
Matriks QSPM
546 Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
Dari setiap tema strategi kemudian dibuat tujuan Perseroan yang menggambarkan saling keterkaitan,
strategis sebagai arah perusahaan dalam perspektif BSC. sistematis, dan terintegrasi pada Gambar 3.
Tujuan-tujuan strategis tersebut kemudian digabungkan
menjadi satu rangkaian yang saling berkaitan. Tujuan Indikator Keberhasilan Kinerja
strategis yang telah disusun dan disepakati oleh Dewan
Direktur Perseroan dapat dilihat pada Tabel 5. Tahapan pertama dalam menyusun indikator kinerja
utama adalah dengan mengidentifikasi terlebih dahulu
Untuk memudahkan Direksi dalam menerapkan strategi faktor kunci kesuksesan Perseroan. Berdasarkan hasil
berdasarkan BSC, akan dibentuk peta strategi sehingga diskusi dengan Dewan Direktur dan peta strategi yang
dapat diketahui hal-hal utama, unggul, dan harus telah dirancang, disusun faktor kunci kesuksesan
dicapai. Peta ini menggambarkan bagaimana Perseroan Perseroan berdasarkan masing-masing perspektif BSC
mengoptimalkan aset yang dimiliki menjadi hasil sebagaimana disampaikan pada Tabel 6.
nyata dari sisi keuangan dan pelanggan. Peta strategis
Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017 547
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
Dari faktor kunci kesuksesan dan peta strategi yang Langkah selanjutnya adalah menentukan bobot dari
telah dibuat, diformulasikan indikator kinerja utama masing-masing indikator kinerja utama tersebut
Perseroan. Indikator-indikator ini akan menguraikan sehingga dapat diketahui indikator mana yang
tujuan-tujuan strategis menjadi ukuran-ukuran kinerja harus menjadi perhatian utama. Pembobotan ini
yang ingin dicapai. Detail indikator kinerja utama dapat dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan
dilihat pada Tabel 7. Agar lebih mudah dipahami dan berpasangan. Dari hasil pengolahan data, didapat hasil
diimplementasikan, masing-masing indikator kinerja perhitungan bobot untuk tingkat perspektif keuangan,
utama tersebut memiliki petunjuk teknis yang berisi pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran
definisi, rumus perhitungan kinerja, satuan, penentuan & pertumbuhan masing-masing sebesar 0,448, 0,185,
target, frekuensi pemantauan, sumber data kinerja, dan 0,221, 0,145. Pada bagian bobot untuk masing-masing
penanggungjawab kinerja. indikator kinerja utama, lima bobot KPI yang tertinggi
548 Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
adalah laba bersih (0,270), rasio kios (0,133), indeks merupakan nilai rata-rata dari total nilai yang didapat
kepuasan pelanggan (0,112), pendapatan per karyawan pada setiap triwulannya. Terdapat empat kriteria
(0,097) serta pasar yang telah direvitalisasi (0,088). penilaian akhir kinerja yang disepakati antara Badan
Pengawas dan Direksi PD. ABC, yaitu Nilai yang
Untuk setiap indikator kinerja yang telah tersusun, didapat antara 0,90–1,00 artinya perusahaan berkinerja
diperlukan adanya target yang harus mengacu kepada “istimewa”; Nilai yang didapat antara 0,70–0,89 artinya
rencana bisnis Perseroan. Penyusunan target indikator perusahaan berkinerja “baik sekali”; Nilai yang didapat
kinerja ini mengacu kepada Rencana Kerja dan antara 0,59–0,69 artinya perusahaan berkinerja “baik”;
Anggaran Perusahaan dan berdasarkan keputusan Nilai yang didapat kurang dari 0,59 artinya perusahaan
Dewan Direktur mempertimbangkan situasi dan kondisi berkinerja “cukup”.
operasional perusahaan. Bobot dan target indikator
kinerja utama dapat dilihat pada Tabel 8. Implikasi Manajerial
Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017 549
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
Selaras dengan program Pemerintah Kota Bogor dan Kertas kerja rancangan sistem penilaian kinerja
didorong oleh mandat pendirian, Perseroan merancang Perseroan berdasarkan metode BSC kemudian disusun
penerapan BSC sebagai alat evaluasi serta penilaian dan ditampilkan dalam bentuk tabel yang mudah
kinerja. Tujuannya tentu saja tidak hanya memberikan dibaca oleh pihak yang membutuhkan. Rancangan
PAD kepada pemerintah daerah, namun juga terus ini kemudian perlu disetujui oleh Pemerintah Kota
memberikan keberlanjutan pelayanan terbaik kepada Bogor selaku pemilik Perseroan sebagai panduan bagi
masyarakat. Perseroan dalam melakukan kegiatan bisnisnya.
550 Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017
P-ISSN: 2407-5434 E-ISSN: 2407-7321 Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM),
Vol. 5 No. 3, September 2019
Accredited by Ministry of RTHE Number 32a/E/KPT/2017
Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship, Vol. 3 No. 2, May 2017 551