Document PDF

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 9
4 KEMAMPUAN PRODUKSI SAP] JANTAN FRIESIAN HOLSTEIN SEBAGAL TERNAK POTONG DENGAN PAKAN LIMBAH Pi ERTANIAN Sugeng Peihadi * INTISART Ponelitian yang bertujuan untuk mengetami kemam- pan pertumbuan sapi Friesian Holster (FH) jantan tumur I~ 1,5 tahun dengan pakan limbah pertanian boerupa jerami padi, beketul padi, bekatl jagung (ampok) ditambah epang daun tamtoro dan juga untok engetahu! mantzat perlakuan jerami padi dengan NsOH 2% bahan kering (BK) sclama 24 dan 48 jam seria hasil pemotongan yang berupa berat karkas ‘dan persentase brat karkas telak dlikerjakan di laboratorium Temak Perah, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yoryzkasta Dengan rancangan acak lengkap, enam chor sepi jaman FE umor 10-11 bulaan ibagi dalam 2 elompok, Al dan A2 masing-masing 3 kor, Tahap Tkelompok 1 diberi perlakuan pakan jerami padi yang direndam NaOH 2% selama 24 jam dan kelomipok A2 diberi pakan jerami padi tanpa diolah, Kedoa kelompok juga diberi konsentrat schingga imbangan bahan ering jerami dan Konsentrat mencapai 35:65 Pada periode II kelompok AL diberikan pakan jerami padi direndam dengan NaOH 2% selama 24 jam, Kelompok A2 diberi pakan jerami padi dizendam NaOH 2% selama 48 jam. Masing-masing kelompok teiap diberi Korsentra, dengan imbangan Konsentrat jerami tetap 35:65. Penimbengan berat badan ditakukan setiap periode 28 hari, sotinp tahap penclit sanakan selama 3 bulan, Dalam penelitian ini digunzikan analisis statistik. spitpot %) Stat pengajar pada Lab, Ternak Perah, Iurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan UGM Hasil penelitiay tahap 1 menunjukkan_perbodaan ADG (average daily gain) yang, nyata (P = 0,02) antare AL (0.946 kg) dan A2 (0,661 kg) per ckor por hari. Konsuimsi pakan per ekor per hari berbeda nyats (1 002) masing-masing camara Al dan A? konsums bahun Kerin Ws 6.466 kg, TDN (ioral digestible nutrient) 3, 292 ky, protein kasar 90 821,143 gram, Pada hap II tidak berbeda nyuta kelompok AL dan A2 pads ADG, 0,823 vs 0,958 ky konsumisi BX pakan 9,061 vs 8/888 ky, honsums! protein kesar (PK) 1139,061 vs 123,629 gram, TON 5,342 5 5,321 kg per ekor per hari. Temnyala berat a persentase Karkas juga tidak Derbeda ayata masing-masing AL” 187.833 kg (1285 ©) 171,333 kg (48,781)% (Kaia kunei: Sapi jantan FH NaOH mibah pertanian, jenami PRODUCTIVITY OF MALE FRIESIAN HOL+ STEIN BEEF CATTLE ON AGRICULTURAL WASTE PRODUCT RATION ABSTRACT, The experiment to study the growth ability of male Friesian Holstein dairy cattle of aprosimately 1+ 1.5 years of age fed on agricultural waste as rice straw, fice ran com bran and Teucaen leucephala leaves meal and the ulitization of rice traw treated by 2% odin hydroxide solution for 24 snd 48 hours had been conducted st Dairy Cattle laboratory. Faculty of Animal Science, Gaeljah Mada University ISSN (126 - 4400 48 Six (6) heads of Male Friesian Holstein dairy cattle of apreximately 10-11 months of age were used. There ‘were two observations, namely : Experiment 1, the animals were randomly devided into wo groups, A\ they were fed rice straw treated 2% NaOH for 24 hours and A2 were fed untreated rice tax, both of animal rations were supplemented with concentrate, so that rice siraw : concentrate ratio was 35 : 69. ‘The experiment 1, te group of Al wore fed nice straw tated by NaOH % tor 24 hours, while group A2 were fed nce straw treated 2% NaOH for 48 hours. ‘The rice straw consenirate ratio was constant, namely 35:68. ‘The weighing of animal was conducted at every 28 days period, ard statistical analysis was done by the spliplot The result of experiment 1 showed a significant cifference (0.02) between group AL and A2 on everage of daily gain (DG); if was 0.986 vs 0.661 kg, Feed consumption of dry matter (DM), ccude protein (CP), total digestible nutrient (TDN) were significantly Gifferen (P=02), the values wore 7475 vs 6.466 kg: 907.342 vs 821.143 g.; 3.034 vs 2.292 ky per head per day respectively. The expriment IT resulted ADG, DM intake, CP intake and TDN intake for Al and A2 of 0,893 vs 0.958 kg: 9.061 vs 8.888 kg; 1139.061 4s 1123.629 g and 5.342 vs 5.321 kg per head per day. Carcass weight and carcass persentage between Al and AZ wore not significantly different respectively they wore 187.833 kg (51.285 %) vs 171.33 kg 48.781 (Key Werds : Friesian Holstein Productivity, Beef catle, Agricultural Waste product) PENDAHULI AN Temak merupakun sumber protein hewani yang penting begi kehidupan manusia, Salah satu jenis ternak sebagai penghasil daging untuk konsumsi manusia adalah sapi. Pada umumnya ¢i Indonesia dipotong sapi Jjantan ataupun sapi betina yang sudah tidak produktif ari bangsa sapi lokal. Untuk memenvhi perminiaan caging sapi yang semakin meningkat, perlu dibudida yakan pemotongan sapijantan Keluranan Friesian Holstein (FH) yang tersedia cukup banyak sebagai has sampingan dari berkembangnya petemakan sapi pera i Indonesia, Sehagai pearkasil daging yang cukup potensial sapi jantan FH juga memiliki kualitas daging yang bai, terutama pada pemotoagan uur muds ISSN 0126 - 400 Dengan meningkatnys populasi sapi pera, sapi potong dan kerbau di Indonesia, maka problema yang ihadepi adalch peayediaan than makanan_ teinak Pakan merupakan salah sctu faktor yang penting dalam pengembingan usaha petesnakan. Tanpa memperhati- an penyediaan pakan yang mencukupi baik kuantitss| maupun kualitasnya, usaha dibidang peternakan akan jemak di Indonesia dengan intensifikasi usaha pertanian tanaman pangan torutama padi, sangat membint kebethasilen usaha peternakan terutame dalam menanggulangi masalah penyedtican bahan pokan termak dengan pemanfuatan hasit sist pertanan dalam bentuk hijauan, jeramé ataupun yang lain, Has Limba pertanian di Indonesia yang berasal dari pac-padian dan Jacang-kacangan aniara fain berupa jerami pox, jetami Jacong tanah, bekatul, ampok (hekatuljagung), burgkiT Facang can bungkil Kedelai. Di Indonesia menurut Muller (1974) produksi jerami padi mencapai 21.75 juta ton per tshun, sedangkaa di polaw Jawa dan Madu smercapai 10,85 juta tom per tahun. Tetapi sepert im bah pertanian yang lain jerami padi mempunyait mils yang rendah, mengandung serat kasar yang tinesi, Ka protein dan kecernaannya rendah, ‘Tela lilakukan erbagai percobean pada jerami padi agar dapat memberikan hasil yang memuaskan bile diganakan sebagai paken terrak, Saleh satu perlakuan kimi, dan yang banvak dikeriskon dengan perendaman larutan NaOH. Untuk dapat mencukup: Kebutuhan gizi terak apabila dhgunakan pakan jerami padi, harus disediakan tahan pakan Jain yang kaya akan zat gizi. Salah saw tpahan pakan yang kaya akan protein elalah tepung dau lamtoro dan hakan paken yang morupakan_sunther encagi berupa bekatul atsu ampok. Sapi FH betina herat hadannya dapat mencapai 1250 pound clan yang jantan minimal beratnya 1800 Pound dan beberapa pejantan mempunyai berat lebin dari satu ton. Sapi Holstein merupakan sapi_ yang tertesar dibandingkan dengan banesa sapi pera yang Iain. Salsh sata faktor yang diarapkan dalam sah rensgemuksn sapi adalah pertamhshan erat balan, Menunat Tillman er al. (1983) pertambakan berat bac lapat dikecahui dengan penimbangan terrak seam lang dalam jarak waktw tertenta, schiness dapat disaiikan penamibahan herat batan Rarian atsu mings Menunt Moran (1978), pemetiharaan ternak sept dan kerb dengan pemberian 6 kg Pennisenim parpursin separ per ckor ditambah dengan konsenirat yang tow dari $0 % dedak gandum, AU & Ihahan peaunjang sepeni protein, mineral dan vita dapat diperaleh pertamakan beras badan per hari per nung giling dar ker: Bal ( Pedet meng hati 5%, fecak mmasin dan 35% | 25% ¢ badan hija 13%, 25 % engh hari Per vara can Lc ahwa «alam renga pembe tambat pertum Jemak. Kei iketat bad | tadan Jmiah dengan renila Sug bore | sedan) yang d rata. ps efisiens bah pemeli sampai Crampe ensika Foley o tergant uur abosika cckor sapi Madura 0,60 kg, sapi Ongole 0,75 kg, sapi Bali 0,66 kg, sapi Grati 0,90 kg dan kerbau 0,73 kg, Pedet jantan sapi FH menumt Heriyadi (1985) mampu menghasitkan pertambahan berat badan 0,85 kg/skor/ hhari dengan pakan silage jagung 40% , jerami padi 5%, ditambah konsentrat Jang tersusun dari gaplek, edak gandum, jagung, dedak padi dan tepung kedelai masing-masing : 1,575 % ; 10,575 % ; 3,825% ; 22,50 Sedan 2,25% toll ransum, sedangkan pemberian pakan 35% silage jagung, 15 % wes, 20% dedak gandum 25% dedak padi dapat menghasifkan pertamtahan berat badan 1,03 kp/ekorfhari, Pada pemberian pakan tanpa higuan dan diberi konsentrat yang terdird Cart gaplek 136, dedsk gandum 19%, jagung 20% , dedak padi % dan wpung Kedclal 19%, hanya mampu menghasitkan pertambatan berat badan 0,56 kyfekor/ hari, Pertambahan berat badan merupakan salah satu parameter dai pertumbuban, William (1982), Maynard dan Loosli (1983) seria Anggorodi (1979), menyaiakan shwa pertumbuban merupakan peristiwa perubahan dalam unit pertumpuban yang terkecil yakni scl. yang yj pertambahan jumiah atau hyperplasia dan pembesaran ukuran atau hypertrophy, sedangkan per- tambahan bobo: tadan yang bukan discbabkan oleh pertumbukan protoplasma —misalnya persmbunan Jemek, glikogen dan plasma darab. Kecepatan perumbuhan seekor sapi perah dapat diketahui dengan cara mengukur pertambahan berat badan dalam suatu waktu tertentu, Pertambahan berat badin mempunyai hubungan yang positif dengan jumiah dan kuelitas pakan yang dikonsumsi, sehingea dengan demikian pertambahan berat badan dapat untuk rnenilai kvalitas pakan yang diberikan pada trnak. Sugana (1977) meaporkan bahwa_pertambahan borat bacan pedet sapi FH rata-raia 0,42. kg/hari sedangkan Hallman (1971) menyatakan pedet jantan FH yang diberi pakan berkualitas baik menghesilkan rata rata pertambaban berat badan 1,4 Ke/hari der cisiensi yakan 2,4, Foley et af. (1973) mengemuka} bahwa pertambahan berat badan sapi jantan FH dengan pemelinaraan yang sempurna dapat mencapai 0.91 k; ampai 1,37 kgfekorfhari, Pedet jantan FH yang diberi ransum memenuhi semua kebutulan diaporkan let Crampton dan Harris (1986), dapat_menunjukkan kenaikan berat badan 0.50 - 0,55 kg/ckow/hari. Menurut Foley ef af. (1973) pertambahan berat bain sapi sangat tergantung pada faktor-faktor bangst, jenis kelamin, mur ternak dan kualitas serta jumlah pakan yang diberikan 49 Sala satu Timbah pertanian yang dapat digurakan sebagai bahan pakan ternal adalzh jerami padi Monuru Muller (1974) walaupun jerami padi mempu- nyai palaiabilitas baik, tclapi kandungan protein Kecemaannya rendah, Ini dischabkan karena ting, Kandungann selulosa, hemiscluiosa dan lignin pada dinding sel jerami, schingga sukar dicerna oleh rumen maypun mikroorganisme rumen. Usaha uniuk: imeningkatkan kocernaan jerami padi dan jumlah yang dikonsumsi pada prinsipnya dapat dilakukan secara Kimiawi, fisik dan biologi (Jackson, 1978 ; Sastia dipradja, 1981) dan kombinasi sik dengan kimiawi (Doyle, 1982), Perlakuan kimiawi untuk membebaskan, ikatan sclutosa dengan lignin (Davendra, 1981), Imeningkatkan nilai nutzien Timbeh becserat (Doyle 1982). Peclakuan kimiewi ini biasanya mengeunakan alkali” yaitu Sodium hiroksida (NaOH), Kabsium hhidroksida (Ca(OW),) dan amonia (NHOH) (Jack: 1978), asim dan zat kimia Iainnya (Davendra, 1981) ‘Temata menurut Jackson (1978), Sastradiprada (1681) dan Doyle (1982), perlakuan NaOH adalah yang paling efektif untuk meningkatkan kecernaan jeromi Perlakvan NaOH dapat meningkatkan kocemaan jerami dari 30 40 menjadi 70 - 80 persen. Hal ini dischabkan pada perlakuan alkall (NeOT) terjadi_ saponifikas! ikatan ester aniara molckul yang meayebabkan ligno: selulost terpecah, Pocahnja katt rantai silang. ‘meningkatkan pembengkakan serat dalam air, schingea lerjadi penewasi enzim dan miksobia Kedalam siruktur lignoselulost. Menurut nasil pengamatan Lebosukoyo dan Hartad) (1982) menggunakan SEM (Scanait Eleetron Microscope) menunjukkest tahwva jerami padi yang diperlakukan dengan 2% NaOH nienyebabkan ‘eatang jerami padi menjadi rapuh, Millet et af. (1975) menyatakan behwa penambaban NgOv pada jerami ‘akan merusak susunan rantat serat kasar dart bentuk Irristal menjadi bentuk parakristal (porcus) dan m hancuskan selulosa ilu sendini sehingga peneuasi exzim selulosa kompleks (eksoglukonase, endoghukonase dan sellobiose) dam molckul air lebih sempuma, schingga selulosa dan hemisclulosa yang dapat dimantaatken ternak lebih tinggi MATERL DAN METODE. Dalam perelitian ini digunakan 6 ekor sapi perah jaman bangsa Firesian Holstein, berasal dart Balat Pembibitan Ternak Baturraden dengan berat badan rala-rata 196 kg dan umur berkisar antara 10-11 bulan ISSN 0126 - 4400 50 ‘Bahan pakan yang digunakan berupa jerami padi kesing maiahari, bekatul, ampok dan tepung daun larntor. Dalam penelitian ini digunakan 3 macam jerami pac yal ferami padi tanpa perlakuan, jerami padi diolah Gengan larutan NaOH sebanyak 2 bahan ering Jefami sclama 24 dan 48 jam. Cara pengoiahan jerami adi sebagai berikut. NaOH sebanyak 20° gram dilarutkan dalam 5 liter air. Laratan tersebut digunaken membasahi 1 kg (bahan kering) jerami padi, setelah diaduk sampai merata disimpan dalam karung. plesk selama 24 jam dan 48 jam sesuai dengan kebutuhan, Penggunsan jerami terolah tersebut langsung diberikan pada sapi (Ling dilskukan pencucian). Bekatal, ampok dan tepong aun lamtoro diberikan temak setelah dicampur dalam bentok Konsenirat dengan perkan- dingan 41,54 % : 24,61 % : 3385 % ditambah mineral mix 2 %. Perbandingan berat bahan kering antara Konsentrat dan jerami diatur 65 : 35. Penelition ini dilaksanaken dalam dua tahap. Taha 1.6 ckor sapi jantan FH cibagi menjadi dua kelompok Al dan A2 masing-masing 3 ekor. Kelompok AI dies pakan dengan jerami dialah dengan NaOH 2 9% selama 24 jam dan kelompok A2 diberi pakan dengan jerami tana perlakusn, Pada thap Il kelompok A dies pakan dengan jerami NaOH 2 % sclama 24 jam dan kelompok A2 diberi pakan dengan jerami perlakuan NaOH 2 % selama 48 jam, Pemberian pakan seta mengikuti perhitungan menurut petunjuk NRC (1971), wun jerami padi dan air sctalu disediakan secara acl libitum, Baik tahap pertama maupun tahap Kecluit dilaksanakan selama 3 bulan dengan periode penim: bangen 3 kali dengan interval wakiu 4 minggu (28 hari) dan masing-masing didahului dengan petinde penyesuaicn Analisis statistik untok pertambahan berat badan (ADG), konversi pakan, Konsumsi pakan yang melinoti bahan kering. protein kasar, total digestible nutrient (TDN) divji_dengan_menggunakan program Anava Campuran 2 Faktor (ASB) yang dirancang oleh Sutrisno Hadi (1985) HASIL DAN PEMRAHASAN Hosil analisis proksimat buhan pakan yang digunakan dalam penyusunan rancum untuk penelitian ini tertera dalam tabel 1 Borat badan awal sapi temyata cukup homogen yang dibuktikan dengan hasil uji homogenitas seperti dalam tabel 2, ISSN 0126-4400 Jumlah pakan yang dikonsumsi, kenaikan berat badan can Konyersi pakan selama peneliian hap pertama disajkan dalam abel 3 Dari tabel 3 trlibat jelas bahwa Kenaikan berat badan masing-masing kelompok sepi texdapat_perbe daan yang nyeta (P = 0,02) antare kslompok A) (0,946 kglokthr} dengan kelompok A2 (0,661 kg/ek/) Rerata ADG pada periode 1 sebesar 0,557 kok, periods 2 = 0,732 kg/okhr dan periods 3 = 1,122 kg/ ckjhr. Antara perioge 1 dan 2 walaupun ada konaikan ADG tctapi belum ayeta, sedangkan ante ADG petiode { atau 2 dengan periods 3 berbeda sangat nye (P= 0), Terlihat pada tabel 3 bahwa perlakuan jerami NaOH 24 jan menghasilkan pertambahan borat badan yang lebih tinggi dibandingkan dongan perlakuan tanpa Kenaikan borat dipengauuhi oteh Konsurasi pakan, Dari abel 3 tampak osu bahan Kering pakan baik yang. berasal dari Konsentrat maupun jerami padi kelompok AT lebih tinggi dan berbedanyata_ibandingkan Kelompok A2,—-Rerata lohan ering Jerami enara periede 1 dan 2 tidak tampak berbeda, letapi pada periode 3 terjadi penurunan yang. oyaua, sedangkan Konsumsi haha keting korseatrat paula periode 2 cerjadi ponimgkatan yang nyata P = 0,03), hamun pada periode k: 3 Konsumsi batkan kering, onsenttat tidak berbeda myata dengan petiove 2, Dengan demikian konsumst tal balan kering ternyata aaniara periode 1 dan 2 berved nyata yaitu 0.788 kg, 7,245 ky dan periode 3 turun lagi menjadi 6.878 ke per ekor per han dan tidak berbeda dengan period 1 ‘Total konsumsi bahan Kering pakan kelompok AL rerata 7475 kg temyata lebin tinggi can berteda nyata (P= 0,02) dengan kelompok A2 yang hanya mengkon- sumsi 6366 kg. Dari konsumsi niasing-masiag bahan ering. ini ‘dapat dinitung konsumsi noirien masing-masing kelom- pok sapi, ternyata kelompok Ai mengkonsumsi baik protein kasar maupun TDN lebi desar dibandingkan ‘dengan kelompok A2, yaita Al protein sebesar 907.3 gram dan A2 821,1 gram (P = 0,02) sedangkan TDN A] = 3,034 kg dan A2 = 2,292 kg (P = 0,3), Konsurasi ppakan maupun nutrien yang lebih tinggi pada kelompok: Al ini dimungkingan’ karena terjedinya peningkatan kecemaan jerami padi sebagai akibat perlakuan NaOH. ‘Sesuai dengan pendapat Jackson (1978), Sastradipradja (2981) dan Doyle (1982) yang mengatakan babwa dengan periakuan NaOH jerami padi dapat ditinekatkan kecemamnnya deri 30-40 menjadi 70-89 persen, Hal dilah dengan Konsumsi str a ‘expec ember cai Tigna ening digesta spat yang onsom texan Unt dia ‘abel 1. Kandun Bahan » AB jam dau Konsenteat o1se 93,06 9191 8871 51 DN Abu 41,56 25,39 34.98 ering, PK = protein kasar; SK = serat haste; BETN = bahan ksirak tanpa nitrogen: TPN = total digestible nutrient Kelompok —N 3649 143.193,5 . 3635. 135.0955 211,66: an: Uji F antar kelompok : AM/A2 = 4,065 P = 0,02 ; satis homogen ini dimangkinkan Karena terjadinya saponifikasi ikatan _penelitian tahap 1 ini ternyata pada kelompok AT dan fa molekal yang menyebabkan lignesclulose A koaversi pakan masing-masing 8,401 dan 13.05% ‘Terpecahnya ikatan rantai silang meningkatkan ——berbeda tidak nyats, Dari kenyatsan diatas dapat pembengkakan serat, sehingga memudahkan penetrasi ——disimpulkan tahwa antara kedua perlakuem pakan enzim dari mikroba ked: ligno hemiselulosa — Denga meningkamya kecernaan menyebabkan rate of pas digesta juga meni kapasitas rumen sepi dap yang lebih banyak. De konsumsinutrien, maka ferjadinya Kenaikan berat badan lam struktur lignos ternil yang. lebih ting kelompok AT dan perlakuan ic Julosa atau hanya. terjadipeningkatan konsumsi pakan yang fi te ian maka dischabkan Karena peningkatan kecernaan, ge fis gunaan pakan relatif sama, al schingga per satan waktu lum dapat dikatakan bahwa dengan perlakwan NaOH menampung jumlah pakan ——_jerami padi dapat ditingkatkan nilai gizinva, an meningkatnya jumlah Hasil penelitian tabap I yaity dengan perlakuan mudah dimengerti bakal ——jerami direndam NeoH 2 % selama 24 iam pada ini padi NaOH 2% Untuk menguii maniaat perlakuan pakan peru selama 48 jam pada ketompok A2 hasilnya disajikan dilskukan perhitungan kot miverst pakan, Dari hesil dalam pel 4 evikut ini ISSN 0126 - 4404 ‘Tabel 3. Konsumsi pakan, kenaikan berat badan dan konversi paken, penelitian tahap T Periode Parametsr Kelompok Satuan. ——————__—_Rerata 1 2 3 ADG Al kph 0685 0,958 1,196 0946" Ad 0428 0.506 LOB O.66T* Rerata Ost 1.1028 Kons.BK Je A’ kglkhnr 2.729 rami padi AD 207 Recata 2AIse Kons. BK kon- Al kyr 44 | sentra Ql 4297 | Rerata 4373" Kon.BK pas Al kgkh/hr 71877876 7,662 747 an Al 6389 67716094666" Rerata GIS" T2451 6878 Kons.prcin Al grfekfir 90.0 ons! Al 8753 so. Rerata 829.91 Kons. TDN Al kglek/he 3.240 2687 3034 Al 2am 11939 2.2021 Rerata 2857 23138 Konvers- AL 1051 823.647 pakan AD 1907 1420. 590 Rerata 14,79" 1120" 6,188 Keterangan : Superskrip yang berbeda prxke Kolom atau haris yang sama, menunjuken perbedaan yang ayata ISSN 0126-4400 Tabel 4. Konsumsi pakan, kenaikan berat badan dan konvessi pakan, penclitian tahap TT ‘ode Parameter Kelompok — Satwen. —— —— Reva ADG Al kglokhr 0,938 0,823 AD 0 0,756 0.958 Rerata 1039) ois Kons, BK je Al kglekyhr 2,297 3306 2,806 rami pedi AD 281 215 2,679 Rera 2,280 3,260 Kons. BK kon- Al 637% 6810 6.255, sentrat AD 5912 7.058 5,208 Reraia 56177 61438 6.934 Kon, BK pa Al kglekhhr 7.879 9.189 10,118 9,061 xan Ad 70% RAST 10.2728 888, Rerata ogee 8 RIE 10,144" Kons, prowin Al grokhy 1008, 11590 1249.2 11201 AD 1019,9 10730 128701123, Rerata Md? 111608 1268.2! Kons, TDN Al keke 4.78 5437 a2 1792 5,036 Rorata A766 5, Konvers Al 9 T1492 1188 pakan AQ 678 a? 1211018 Rorata 30rd 1S Karkas Al Kolck 1S7.83 AQ 17133 Persentase AL . Karkas a2 Keterangan : Superskrip yang berbeds padh Kolom atu baris yang sama monunjukkan perbedaan ya ISSN 012 54 Hasil penelitian tahap 1 yang tercera dalam tabel 4 menunjukkan bahwa sntara perlakuan jerami, NaOH. 24 jam dengan perlakuan jerami NaOH 48 jam ticake mennnjukkan perbedaan yang nyaia pada semua parameter yang divkur. Hal ini dapat dilihat pada konsumsi nutrien, baik bahan kesing pakan, protcin kasar maupun jumlah TDN yang dikonsumsi tidak jeuh berbeda, svcara statistik tidak menunjukkan perbedsan yang nyata, Demikian juga pengaruhnya terhadap pertambahan berat badan entara Kelompok AL dan A2 tidak terjadi porbedaan yang nyata schingga penelit dapat mengambil Kesimpulan bahwa perbedaan wakiu (Qammanya) perlakuan NaOH antara 24 jam dan 48 jam belum memberikan pengaruh yang berbeda terkadap kongisi jemi padi. Menurat Jackson (1977) efektivi- tus pengolshan jerami padi dengan alkali tergantung dari waktu, tekenan dan banyakaya alkali yang iqunakan, Kemungkinan besar perhedaan wakiu 24 dan 48 jam belum cukup untuk memberikan kesempatan cfck yang berbeda pada jerami dengan jurtlah NaOT sama, sehiagen perl dipikirkan dan tekaran 6 ponelitian somacam dengan memberikan perk vwakiw yong lebih lama, Hasil pemotongan sapi-sapi penelitian memberikan rala-rata borat karkas dan persentase karkas yang tidak berbeda yaitu kolompok Al rata-rata 187,83 (51,285 % dan kefompok \2 171,33 (48,781 %). Hasil porsentase arkas ini lebih baik apabila dibsndingkan dengan Fata-raia persentase karkas sapi PO (peranakan Ongele} 49,53 3; sapi Madura 49,70 % ; tetapi tidak sebai ritaraia persentase karkas sapi Bali jantan kebiri yang. mexcapai 55,06 % (Anonimus, 1977) KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat ditarikt bederapa impulan sebagai berikut 1. Sapi FH jantan tumbuh cukup baik dengan’ pemberian pakan limbah pertanian 35 % jerami padi dan 65 % konsenteat, Jerami padi dapat ditingkatkan manfaamnya sebage bahan pakan sapi dengan perlakuan NaOH 2 ‘% selama 24 jam, ‘Lama waktu pemeraman jerami padi dengan NaOH 48 jam belum memberikan manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan waktu pemeraman selama 24 Jan. ISSN 0126 - 4400 4, Hasit pemotongan sapi jantan FH umur sekitar 1,9 tahun yang dipelihara’ dengan pemberian pakan Jimbat pertanian berupa jerami padi, bekatal dan ampok ditambah tepung daun lemtoto dapat mencepai 50%, dan ini lebih baik dibandingkan dengan sapi PO dan Madura, DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R, 1979. Hn Makanen Terma Unum. PT Grmedia, Jakarta. 74, 126, 197 Anenimus. 1977. Case Suady produtsi ternak potong 1976, Fakultas poternakan Universitas Gailjah Mada - Dirjen Powrnakan, Depian Crampoon, A. W, and L. E. Harris. 1968. Applied Animal Nutrition, 2nd. ed., W. Hl, Freeman and Co,, San Fransisco. 87 = 104 Davendra, C. 1981, Roughages resources for Feeding, Ruminanis in the Ascan Region. Invited Papers Prosented at the First Asean Workshop on the Technology of Aninial Feed Production Utilising Food Waste Materials, Bandung. 38 - 96. Doyle, P, T, 1982, Option for the Treatment of Fibrous ‘Roughage in Developing Counties, on the Utilitation ot Fibrous Residdues, ‘Phe Australian Development Assis- tence Bureau. 129 - 146, RC, D, L, Bath, F. N. Dickiason and H. a. ‘Tucker. 1973, Dairy Cattle + principles, Pro- lems, Profits. Lea’ and Febiger, Philadelphia 210 - 289, Hallman, C. L. Js. 1971. Raising Dairy Calves tor Beet Pupose. J. Anim, Sei. 32: 2 Heriyadi, D, 1985. Pertumbehan dan Analisis Ekonomi Pemberian Ransum Rasional pada Pedi Jantan Fries Holland (H). Thesis S-2, Fakultas pasca Sarjana, Universitas Gatljah Mada, Y Jackson, M. G. 1978, Treating Straw for Animat Feeding, FAO of the United Nation, Rome. 5 = 49, Lebdosukoyo, $. dan H. Harnad 1982. Strukwwr Mikrosvopis Jaringan Jerami Padi yang Duper: Jokugan dengan Alkali Diikuti Pencermaan in Vitro. Proc. Seminar Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternaken, Departemen Pertanian, Cisarua, Bogor, Maynard, L. Av ané 1. K. Loosli, 1983. Animal Nutrition. ‘Tata Me. Graw-liill Prentice Publ Co., Bombay, New Dethi, 09 - 579. Mille, 1 Penc erat ba Perarak saat per berbedia *) Sut Tern Millet, M.A, I. Ba ‘Sugana, 1977. Penganh ting cat Skim Milk dalam Milk ‘Treatment to ¢ Replacer techadap bfisiensi Penggunaan Maka- and Microbiaal Attack of Cellulosic Material nan pada Anak Sapi Jantan Keturunan FH. Cellulosic as a Chemical and Energy Resource. Media Peternakan IPB, Bogor. Biowecchnology and Bioengineering Sympos- Sutrisno Haci, 1985. Paker Penelitian Sosial sium ro, 5, Interscience Publ. Jobn Wiley and Universitas Gadjah mada, Yogyakan Sons, New’ York, Tillman, A. D., H. Haruadi, $. Reksobadiprojo, S Moran, J. B. 1978. Perbandingan Performance Jenis Prawirokusamo, S. Lebdosukoyo, 1983. Ilo Sapi Daging Indonesia, Proc. Seminar Runinan- Makanan Ternak Dasar, Gadjah Mada Univer sia, Ditjennak dan Fak. Petemakan IPB, Bogor. sity Press. Fakultas Peternakan UGM, Yoryakerta, 33-36, William, S. I. H. 1982, Growth and Energy. In A Course Maller, Z.. 0. 1974, Livestock Nutrition in Indonesia, Manual in Nutrition ard Growth. Australian Report Prepared for Development Program. FAO niversites International Development Program cf the United Nations, Rome. 22-2 (AUIDP) NRC, 1971. Nutrient Requirement of Dairy Cattle, 4 th, ed., NAS, Washington, DC. 25 - 49. Sastradipradja, D. 1981. Feeding Stuffs from the Residues of Agricultural Industry. Paper Pre- sented at the First ASE AN Workshop on the ‘Technolcgy of Animal Feed Production Utilising Food Waste Materials, Bandung. 1 - 14. KENAIKAN BERAT BADAN, PRODUKSI KARKAS DAN DAGING SAPI PERANAKAN FRIESIAN HOLSTEIN JANTAN FASE PENGGEMUKAN PADA LEVEL PROTEIN PAKAN YANG BERBEDA Endang Baliarti *) INTISARL an chor ternak si penelitian werdiri atas dela Perelitian ini beruyjuan untuk mengetahui kenaikan api PFH jantan dengan rata berat badan 362,63 + berat badan, produksi karkas dan produksi daging sapi 385 kg. Temak — dibagi dalam dua kelompok Peranakan Friesian Holstein (PFT) jantan yang pads periakuan pakan, Pakan kelompck I, mengandung saat penggemukan diberi pakan dengan level protein 9.33% protein kasar (PK) dan 68,24 % towat digescibie terbeda. uuurient (TDN). Kelomnpok Il menganduntg 14,28 % PK den 68,49 TDN, Pakan terdirt deri rumput ga *) Staf Laboratorium Ternak Potong, Jurusan Produksi Temak, Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta ISSN 0126 - 4400

You might also like