Isolasi Dna Leukosit Menggunakan Metode

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

ISOLASI DNA LEUKOSIT MENGGUNAKAN METODE SALTING OUT

ISOLATION OF LEUKOCYTES USING SALTING OUT METHOD

Salfi Anjani*, Reynaldi Zulfikar, Novita Sanjaya, Iffi Rizkiya, Nurullita Qisti, Chloe Jasmine,
Apriani Mutmainah, Risqa Auliya
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
*Corresponding author: salfianjani31@gmail.com

Abstrak
Leukosit merupakan bagian darah yang memiliki inti sel yang dapat diambil materi genetiknya
berupa DNA. Isolasi DNA leukosit digunakan metode salting out. Metode salting out dilakukan
dengan penambahan garam konsentrasi tinggi yang akan menurunkan kelarutan protein. Isolasi
DNA leukosit dilakukan dengan cara pelisisan membran sel, ekstraksi dan pengendapan DNA,
pemurnian DNA serta pengawetan DNA. DNA yang telah diisolasi dilakukan uji kualitatif
menggunakan elekroforesis horizontal dengan gel agarosa 1% dan uji kuantitatif menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis. Hasil uji kualitatif menunjukkan perbedaan migrasi fragmen DNA pada
sampel DNA yang diberi perlakuan RNAse dan proteinase K, RNAse, proteinase K, dan tanpa
perlakuan. Uji kuantitatif DNA menunjukkan hasil kemurnian tertinggi didapatkan pada sampel 1,
yaitu sebesar 1,85 dan hasil kemurnian terendah didapatkan pada sampel 4, yaitu sebesar 1,70.
Kata kunci: Isolasi DNA; Leukosit; Salting out; Uji Kualitatif; Uji Kuantitatif

Abstract
Leukocytes are a part of the blood that has a cell nucleus whose genetic material can be taken in the form of
DNA. Isolation of leukocyte DNA is used the salting-out method. The salting out method is done by adding
high concentration salt which will reduce protein solubility. Isolation of leukocyte DNA is done by stripping
membranes, DNA extraction and DNA deposition, DNA purification and DNA preservation. The isolated
DNA was carried out by qualitative testing using horizontal electrophoresis with 1% agaros gel and
quantitative tests using a UV-Vis spectrophotometer. The qualitative test results showed differences in DNA
fragments in DNA samples treated with RNAse and Proteinase k, RNAse, Proteinase K, and without
treatment. The quantitative DNA test showed the highest purity results obtained in sample 1, which was
equal to 1.85 and the lowest purity results were obtained in sample 3, which was equal to 1.70.
Keywords: DNA isolation; Leukocytes; Qualitative test; Quantitative test; Salting out

PENDAHULUAN (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida).


DNA adalah polimer asam nukleat yang Plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah
tersusun secara sistematis dan merupakan merah), leukosit (sel darah putih) dan
pembawa informasi genetik yang diturunkan trombosit (platelet). Menurut Dellman dan
pada keturunannya. Isolasi DNA merupakan Brown, (1989) terdapat perbedaan antara sel
tahap awal yang harus dikerjakan dalam darah putih dengan sel darah merah. Sel darah
rekayasa genetika sebelum melangkah ke putih memiliki bentuk yang khas terdiri dari
tahap selanjutnya. Isolasi DNA dijadikan nukleus, sitoplasma, organel dan bersifat
sebagai tahap yang mutlak dalam serangkaian mampu bergerak pada keadaan tertentu.
penelitian di bidang biologi molekuler yang Sedangkan sel darah merah tidak berinti,
bertujuan untuk mendapatkan DNA murni berbentuk cawan bikonkaf dan bersifat pasif.
(Wilson et al, 2010). Komponen darah yang diisolasi yaitu sel
DNA manusia dapat diisolasi melalui darah putih. Sel darah putih dijadikan pilihan
darah. Darah manusia terdiri atas plasma karena memiliki nukleus, dimana terdapat
darah, globulus lemak, substansi kimia DNA di dalamnya.
(karbohidrat, protein dan hormon), dan gas
1
Isolasi DNA dengan metode salting out Pengujian kualitatif DNA digunakan
merupakan teknik konvensional dimana metode standar untuk identifikasi, pemisahan
protein diendapkan menggunakan garam dan purifikasi fragmen DNA adalah
konsentrasi tinggi dengan asumsi bahwa menggunakan elektroforesis gel agarosa.
garam dengan konsentrasi tinggi akan Migrasi elektroforesis DNA melalui gel
mengurangi kelarutan protein sehingga agarosa, arus listrik, dan suhu. Molekul DNA
protein akan mengendap (Rapley et al, 2008). yang bermuatan negatif saat elektroforesis
Isolasi DNA memiliki beberapa pada gel agarosa berbanding terbalik dengan
tahapan, yaitu: (1)Isolasi sel; (2)Lisis konsentrasi gelnya. Migrasi struktur yang
membran sel; (3)Ekstraksi dalam larutan; kecil akan lebih cepat dibandingkan struktur
(4)Purifikasi; dan (5)Presipitasi. Prinsip- molekul yang besar dalam proses melewati
prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, pori-pori gel (Fatchiyah et al, 2011). Tujuan
yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip dari praktikum ini adalah agar praktikan
utama sentrifugasi adalah memisahkan mampu melakukan uji kuantitaif DNA dengan
substansi berdasarkan berat jenis molekul menggunakan spektrofotometer uv-vis dan
dengan cara memberikan gaya sentrifugal mampu melakukan uji kualitataif DNA
sehingga substansi yang lebih berat akan dengan metode elektroforesis gel agarose.
berada di dasar, sedangkan substansi yang
lebih ringan akan terletak di atas. (Rapley et MATERIAL DAN METODE
al, 2008). Penelitian dilakukan di Laboratorium
Uji kuantitatif DNA merupakan analisis Mikrobiologi, Pusat Laboratorium Terpadu,
untuk menentukan DNA yang terdapat dalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan
suatu zat atau komponen zat yang sebelumnya Oktober 2018. Alat yang digunakan pada
telah diketahui keberadaan DNA plasmidnya praktikum Isolasi DNA leukosit yaitu
dalam larutan sampel dengan cara uji microtube, mikropipet, sentrifuge, vortex,
kualitatif (Larasati dalam Hapsari, 2012). inkubator, freezer, elektroforesis gel agarose,
Pengujian dilakukan dengan Spektrofotometri spektrofotometer uv-vis, kuvet dan
UV-Vis. Alat ini menggunakan dua buah transiluminator UV. Bahan yang digunakan
sumber cahaya berbeda yaitu dari Sumber yaitu sampel darah, RBC lysis solution,
cahaya UV dan sumber cahaya tampak. Sinar larutan pelisis sel, RNase A, proteinase K,
UV mempunyai panjang gelombang 190-380 NH4COOH, etanol dingin, etanol 70%, buffer
nm (Riyadi dalam Hapsari, 2012). TE, agarose 1%, buffer TAE, Peq Green,
DNA yang mengandung basa-basa DNA Ladder, Sampel DNA, Running Buffer,
purin dan pirimidin dapat menyerap cahaya dan Loading Dye.
UV. Pita ganda DNA dapat menyerap cahaya Isolasi DNA Leukosit
UV pada 260 nm, sedangkan kontaminan Cara kerja pada praktikum Isolasi
protein atau phenol dapat menyerap cahaya DNA darah yaitu pertama 1ml darah
pada 280 nm. Dengan adanya perbedaan dimasukan kedalam tabung EDTA-vacutainer,
penyerapan cahaya UV ini sehingga kemudian dipindahkan ke tabung sentrifuge
kemurnian DNA dapat diukur dengan dan ditambahkan 3ml RBC lysis solution,
menghitung nilai absorbansi 260 nm dibagi sampel di sentrifuge 1500 x g pada suhu
dengan nilai absorbansi 280, dan nilai ruang selama 10 menit, lalu supernatan
kemurnian DNA berkisar antara 1,8-2 dibuang, jika pelet masih berwarna merah
(Fatchiyah et al, 2011). maka diulangi pemberian RBC lysis solution,
Elektroforesis adalah suatu teknik setelah pelet berwarna putih ditambahkan
pemisahan molekul seluler berdasarkan 187,5µL larutan pelisis sel, kemudian
ukurannya dengan menggunakan medan dihomogenkan dengan cara pipeting, sampel
listrik yang dialirkan pada suatu medium yang diberi perlakuan RNase A 10mg/L +
mengandung sampel yang akan dipisahkan. proteinase K 40µL 30 menit pada suhu 60oC,
Teknik ini bisa digunakan dengan RNase A 10mg/L, Proteinase K 40µL 30
memanfaatkan muatan listrik yang ada pada menit pada suhu 60oC, dan tanpa perlakuan
makromolekul (Yuwono, 2005).
2
apapun, lalu ditambahkan larutan NH4COOH setting untuk mendeteksi kuvet blanko dan
125µL dan di vortex. Sampel disentrifugasi sampel, setelah alat dijalankan kemudian
dengan kecepatan 10.000 x g pada suhu 4 oC dibaca nilai absorbansi dari masing-masing
selama 15 menit, kemudian akan sampel, kemudian dihitung nilai kemurnian
menghasilkan presipitat berwarna cokelat DNA dengan menggunakan rumus
muda, jika belum maka ditambahkan larutan perhitungan kemurnian DNA.
presipitasi protein, supernatan (yang HASIL
mengandung DNA) dipindahkan ke tabung Uji kualitatif dilakukan dengan
yang berisi 1,5 ml etanol absolut, kemudian menggunakan metode Elektroforesis gel
tabung dikocok perlahan sampai terlihat agarose dan sampel yang digunakan yaitu
benang DNA berwarna putih, sampel DNA hasil isolasi. Pada sumuran pertama
dipindahkan ke tabung baru dengan berisi marker Gene Ruller 1kb DNA Ladder
menggunakan mikropipet, kemudian (Thermo Scientific) yang digunakan sebagai
disentrifuge dengan kecepatan 10.000 x g acuan untuk mengukur panjang dari pita yang
pada suhu 4 oC selama 10 menit, supernatan dihasilkan oleh sampel. Pada sumuran kedua
dibuang dan pelet ditambah etanol 70%, lalu berisi sampel DNA yang diberi perlakuan
di sentrifuge dengan kecepatan 10.000 x g proteinase K + RNAse A, pita yang
pada suhu 4 oC selama 15 menit, supernatan dihasilkan memiliki panjang melebihi marker
dibuang dan dikering anginkan, DNA di DNA ladder sehingga tidak dapat diketahui
rehidrasi dengan buffer TE 30µL dan berapa panjang dari pita tersebut. Pada
diinkubasi pada suhu 37 oC selama 2 jam, sumuran ketiga berisi sampel DNA yang
sampel disimpan pada suhu -20 oC. diberi perlakuan RNAse A, pita yang
Uji Kualitatif DNA dihasilkan memiliki panjang yang melibihi
Pada metode elektroforesis gel agarose hal marker DNA ladder sehingga tidak dapat
yang pertama kali dilakukan yaitu adalah diketahui berapa panjang dari pita tersebut.
proses pembuatan gel agarose 1% dengan Pada sumuran keempat berisi sampel DNA
melarutkan 0,25gr gel agarose ke dalam 25ml yang diberi perlakuan proteinase K, pita yang
larutan buffer TAE, larutan agarose kemudian dihasilkan memiliki panjang yang melebihi
dimasukan ke microwave dan ditetesi peq marker DNA ladder sehingga tidak dapat
green, kemudian larutan gel dituang ke dalam diketahui berapa panjang dari pita tersebut.
cetakan dan dipasangkan sisir pembentuk Pada sumuran kelima berisi sampel DNA
sumuran, bila gel sudah membeku dilepaskan yang tanpa diberi perlakuan apapun, pita yang
sisir sumuran, lalu gel diletakkan pada tanki dihasilkan memiliki panjang melebihi marker
elektroforesis dengan sumuran terletak pada DNA ladder sehingga tidak dapat diketahui
kutub negatif, dituangkan buffer TAE sampai berapa panjang dari pita tersebut. Dan pada
menutupi permukaan dari gel agarose, sampel sumur keenam berisi marker Gene Ruller 1kb
yang telah dicampur dengan loading dye DNA Ladder (Thermo Scientific).
kemudian di pipet ke dalam masing-masing Jika diurutkan panjang fragmen DNA
sumuran dan dipastikan agar sampel berada di dari yang terbesar ke yang terkecil
dalam sumuran. Setelah memasukkan sampel berdasarkan hasil uji kualitatif yaitu pada
kemudian dimasukkan pula marker DNA sampel DNA dengan perlakuan proteinase K
ladder, dihubungkan tanki elektroforesis + RNAse A, sampel DNA dengan perlakuan
dengan power supply dan dijalankan alat pada RNAse A, sampel DNA dengan perlakuan
100V selama 30 menit. Setelah selesai proteinase K, dan DNA tanpa perlakuan
diangkat wadah pencetak dan gel didorong apapun. Hal ini menunjukkan pemberian
keluar dari wadah pencetak, lalu gel proteinase K dan RNAse A dapat
diletakkan diatas transiluminator UV untuk memurnikan fragmen DNA jika dibandingkan
mendeteksi pita-pita DNA. dengan yang tanpa diberi perlakuan apapun.
Uji Kuantitatif DNA
Spektrofotometer disiapkan dengan
panjang gelombang 260nm, kemudian alat di
3
Tabel 2. Hasil uji kuantitatif DNA darah

Konsentrasi
No Sampel Kemurnian Keterangan
µg/L

Proteinase
1 Leukosit 1,857 4350 K dan
RNAse A

2 Leukosit 1,796 4850 RNAse A

Proteinase
3 Leukosit 1,706 4350
K

4 Leukosit 1,766 4150 -

Gambar 1. Hasil migrasi fragmen DNA PEMBAHASAN


darah Isolasi DNA Leukosit
Isolasi DNA Leukosit yang dilakukan
Tabel 1. Keterangan perlakuan pada tiap pada praktikum kali ini menggunakan metode
sumuran salting out, yaitu memisahkan protein plasma
Sumuran dari protein intraselular dan protein membran
(kiri ke Keterangan Perlakuan maupun dari bagian sel lain dengan teknik
sentrifugasi serta pengendapan protein dengan
kanan)
larutan garam konsentrasi tinggi. Isolasi DNA
1 M (Marker) pada manusia dapat diambil dari darah.
komponen dari darah salah satunya adalah
2 Proteinase K + RNAse A leukosit yang memiliki inti sel (nukleus) yang
terdapat DNA didalamnya (Kimball, 2005).
3 RNAse A Tiga tahapan utama isolasi DNA yaitu,
pelisisan sel, ekstraksi dan pemurnian
4 Proteinase K
(purifikasi).
5 - Tahap pelisisan sel pada praktikum
isolasi DNA leukosit kali ini dilakukan
6 M (Marker) menggunakan larutan pelisis sel darah merah
(RBC lysis solution) yang memiliki fungsi
memecah sel darah merah (eritrosit) agar
Uji kuantitatif dilakukan terpisah dari komponen lain (Pratiwi, 2008).
menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Ketika pelet yang dihasilkan masih berwarna
untuk mengukur nilai kemurnian dan merah maka proses pemberian RBC lysis
konsentrasi dari sampel DNA hasil isolasi. solution terus diulangi, karena hal tersebut
Sampel yang diberi perlakuan proteinase K + menandakan masih adanya sel darah merah.
RNAse A memiliki nilai kemurnian 1,857 dan Kemudian menggunakan larutan pelisis sel
konsentrasi 4350 µg/L. Sampel yang diberi yang memiliki fungsi masing-masing dari
perlakuan RNAse A memiliki nilai kemurnian komposisinya yaitu Tris-HCL (sebagai
1,796 dan konsentrasi 4850 µg/L. Sampel buffer), EDTA (merusak sel dengan cara
yang diberi perlakuan proteinase K memiliki mengikat Mg2+), serta SDS 0.5% (memiliki
nilai kemurnian 1,706 dan konsentrasi 4350 sifat amfipatik yang dapat merusak dinding
µg/L. Dan sampel yang tidak diberi perlakuan sel) (Tenriulo, 2001 ; Gaffar, 2007).
apapun memiliki nilai kemurnian 1,766 dan
konsentrasi 4150 µg/L.
4
Tahap kedua yaitu proses ekstraksi, etanol karena etanol mudah menguap. Tahap
yang bertujuan untuk mengendapkan protein selanjutnya adalah rehidrasi DNA dalam
histon sehinga memisahkan untai DNA yang Buffer TE pada suhu -20°C yang berfungsi
menggulung (coiling) dan berikatan dengan untuk menjaga DNA agar tidak rusak dan
protein histon yang membuat DNA menjadi dapat disimpan selama berminggu-minggu
terlihat mengambang seperti benang-benang (Verkuil et al, 2008).
putih pada supernatan (Kimball,2005; Uji Kualitatif DNA Leukosit
Lewisto, 2002; LPCH 2005). Proses ekstraksi Uji kualitatif DNA leukosit pada
ini menggunakan proteinase K dan RNAse A. percobaan ini dilakukan dengan menggunakan
Proteinase K merupakan enzim yang metode elektroforesis horizontal gel agarosa.
berfungsi untuk mendenaturasi protein, Menurut Hapsari (2012), proses elektroforesis
sehingga setelah disentrifugasi akan diawali dengan memasukkan sampel DNA ke
membentuk 2 fase (fase organik pada lapisan sumuran gel yang ditempatkan di dalam
bawah dan fase aqueous pada lapisan atas. larutan penyangga dan dialirkan listrik dengan
DNA dan RNA berada pada fase aqueous. kutub yang terpisah antara sisi satu dengan
RNAse A merupakan enzim yang digunakan yang lainnya. Molekul DNA yang bermuatan
untuk menghancurkan RNA yang berperan negatif pada rangka gula fosfat akan
sebagai kontaminan selain protein dan fenol bermigrasi menuju elektroda positif.
(Clark, 2009). Perlakuan yang berbeda Pada proses elektroforesis digunakan
berlaku saat sampel diberikan proteinase K beberapa bahan seperti buffer TAE, Peq
dan RNAse A. Saat diberikan proteinase K, Green, dan loading dye. Buffer TAE (Tris-
sampel harus diinkubasi selama 30 menit pada HCl, Asam asetat, EDTA) berfungsi sebagai
suhu 60°C. Sedangkan RNAse A selama 15 penyangga dan media penghantar listrik yang
menit pada suhu 37°C. Hal tersebut untuk baik. Muatan listrik yang berada pada larutan
mengoptimalkan kerja enzim yang bekerja TAE akan membawa fragmen-fragmen DNA
pada suhu tertentu. Setelah diberikan enzim- bergerak melalui matriks-matriks pada gel
enzim tersebut, sampel ditambahkan agarosa. DNA dengan fragmen pendek akan
NH4COOH (ammonium format) yang bermigrasi lebih jauh dibanding DNA dengan
merupakan garam tinggi yang mengurangi fragmen panjang (Ardhana, 2011). Peq Green
kelarutan protein (salting out) sehingga terjadi berperan sebagai zat pewarna dsDNA, ssDNA
presipitasi protein. Sampel disentrifugasi, dan RNA. Pewarna Peq Green akan
maka presipitat protein akan terbentuk pada menyisip diantara basa nitrogen (pada ikatan
dasar tube berwarna coklat muda. Supernatan hidrogen) sehingga memendarkan DNA jika
yang didapat dipindah ke tube yang berisi dilihat dibawah sinar UV (Brown, 2002).
etanol absolut atau isopropanol, kemudian Loading dye berfungsi untuk menambah
akan terlihat benang-benang DNA. Menurut densitas DNA, sehingga DNA akan berada di
Hidayati (2016) penggunaan etanol dingin dasar sumuran. Loading dye ini mengandung
akan menurunkan aktivitas molekul air pewarna bromphenol blue untuk
sehingga memudahkan presipitasi DNA. memudahkan meletakkan sampel DNA
Setelah itu disentrifugasi, maka DNA akan kedalam sumur. Selain itu, loading dye dapat
menggumpal dan mengendap pada dasar tube bergerak ke arah anoda dengan laju yang
(pelet). dapat diperkirakan (Hapsari, 2012).
Tahap ketiga yaitu proses pemurnian Sumuran pertama pada hasil
(purifikasi) DNA. Pemurnian DNA elektroforesis di atas berupa marker atau
menggunakan etanol 70% yang berfungsi DNA Ladder. Menurut Martin (1996), Marker
sebagai fase pencucian DNA untuk adalah segmen DNA yang spesifik dan telah
menghilangkan residu yang masih tersisa diketahui ukurannya. Marker berfungsi untuk
setelah presipitasi. Setelah dicuci dengan mengetahui ukuran DNA hasil amplifikasi.
etanol 70% kemudian etanol 70% dibuang Berat molekul suatu fragmen DNA dapat
dan DNA yang berada dalam bentuk pelet diperkirakan dengan membandingkan laju
dikeringanginkan. Menurut Surzycki (2000)
cara tersebut untuk menghilangkan residu
5
migrasinya dengan laju migrasi fragmen DNA mengendapkan protein dan mendegradasi
marker (Nugroho dan Rahayu, 2016). RNA sehingga didapatkan nilai kemurnian
Pada sumuran kedua adalah sampel yang bagus.
DNA yang diberi perlakuan penambahan Pada sampel 2 yang diberi perlakuan
enzim Proteinase K dan RNAse A. penambahan RNAse A saja didapat nilai
Penambahan Proteinase K bertujuan untuk kemurniannya sebesar 1,796. Selisih sedikit
mereduksi protein dan reagen pelisis supaya dengan nilai kemurnian yang harus dicapai
komponen DNA dalam sitoplasma sel bisa yaitu 1,8. Karena berada dibawah 1,8 maka
keluar dan dapat diisolasi (Faatih, 2009). isolat DNA terindikasi masih mengandung
Fungsi RNAse A adalah mendegradasi RNA kontaminan protein. Hal ini sesuai dengan
yang mengotori DNA (Utami et al, 2012). perlakuan yang ditambahkan yaitu enzim
Sumuran ketiga merupakan sampel DNA RNAse A. Isolat DNA bebas dari kontaminan
yang diberi perlakuan penambahan enzim RNAse tetapi masih terkontaminasi protein.
RNAse A saja. Sumuran keempat adalah Nilai kemurnian sampel 3 yang diberi
sampel DNA yang diberi perlakuan perlakuan enzim proteinase K saja yaitu
penambahan enzim Proteinase K saja. sebesar 1,706 dan berada <1,8. Hal ini
Sedangkan sumuran kelima adalah sampel mengartikan bahwa masih terdapatnya
DNA yang tidak diberi perlakuan apapun. kontaminan protein pada isolat DNA.
Berdasarkan hasil pengukuran dengan Pada sampel 4 yang tanpa diberi
gene ruler 1 Kb, terukur ukuran fragmen perlakuan apapun nilai kemurniannya adalah
DNA pada keempat sumuran adalah >10 Kb. 1,766 yang berarti kemurnian <1,8. Hal ini
Menurut Fabre et al (2017) ukuran DNA jelas disebabkan karena pada sampel 4 tidak
leukosit adalah sekitar 20 kbp. Hal ini sesuai ada penambahan Proteinase K sehingga masih
dengan hasil praktikum uji kualitatif dimana terdapat kontaminan seperti protein yang
molekul DNA leukosit 20 Kbp >10 Kbp. Pada mengkontaminasi DNA.
hasil visualisasi pita DNA terlihat miring, Menurut Komalasari (2009) banyak
menurut Electrophoresis trouble shoot hal sedikitnya DNA yang dihasilkan dipengaruhi
tersebut dikarenakan gel yang tidak oleh beberapa faktor saat proses ekstraksi
sepenuhnya terendam kedalam buffer, posisi DNA dan penambahan lisis buffer. Pada saat
yang tidak benar, atau karena terdapatnya ekstraksi, kecekatan termasuk faktor yang
gelembung pada sumur atau gel. paling berpengaruh karena pada tahap lisis sel
dan presipitasi pengambilan supernatan
Uji Kuantitatif DNA Leukosit
dilakukan per sampel sehingga pada beberapa
Uji kuantitatif DNA leukosit pada
sampel telah terjadi pengendapan.
percobaan ini dilakukan dengan menggunakan
alat spektrofotometer uv-vis dengan
SIMPULAN DAN SARAN
mengukur nilai absorbansi sampel yang
Setelah dilakukan uji kualitatif pada
nantinya akan didapatkan hasil berupa nilai
dna leukosit dapat diketahui bahwa pada
kemurnian dan konsentrasi sampel.
sampel hasil isolasi yang dibandingkan
Menurut Sambrook et al, (1989)
dengan marker DNA ladder 1kb diketahui
sampel DNA dikatakan murni jika nilai
bahwa band yang muncul pada sampel berada
absorbansi 260nm terhadap nilai absorbansi
pada range > 10.000bp. Hal ini disebabkan
280nm berada di range antara 1,8 - 2,0. Jika
karena memang range DNA leukosit yaitu
nilai kemurnian <1,8 maka DNA dikatakan
sekitar 20kbp. Sedangkan pada hasil uji
masih mengandung protein. Sedangkan jika
kuantitatif diketahui bahwa kemurnian DNA
nilai kemurnian >2,0 maka DNA masih
terbesar didapatkan pada sampel 1 yang diberi
mengandung RNA. Berdasarkan dari hasil uji
penambahan proteinase K dan RNAse A,
kuantitatif, pada sampel 1 nilai kemurniannya
sedangkan kemurnian terkecil yaitu pada
adalah 1,857 yang berarti kemurnian >1,8.
sampel 4 yang tanpa diberi penambahan
Hal ini disebabkan karena pemberian
apapun.
perlakuan penambahan proteinase K dan
RNAse A yang bertujuan untuk
REFERENSI
6
Ardhana, P. (2011). Unjuk Kerja Aplikasi Martin, R., (1996), Gel Electrophoresis:
Sistem Pendinginan pada Alat Nucleid Acids. Bios Scientific Publisher.
Elektroforesis Termoelektrik. Skripsi. Nugroho, E.d., Rahayu, D.A. (2016).
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Penentuan Praktikum Bioteknologi.
Teknik UI. Yogyakarta: Deepublish.
Clark, D.P dan N.J. Pazdernik. 2009. Pratiwi, E.B. 2008. Sintesis dan Pengklonan
Biotechnology Applying the Genetic Fragmen Gen tat ( Transaktivator)
Revolution. New York: Academic Press. HIV-1 ke dalam Vektor Ekpresi
Dellman, H. D dan E. M. Brown. Prokariot pQE-80L. Depok: UI Press.
(1989). Buku Teks Veteriner I. Rapley, R. Et al. (2008). The Manipulation of
Terjemahan : R.Hartanto, Universitas Nucleic Acids: Basic Tools and
Indonesia Press. Jakarta. Techiques in Molecular Biomethods
Faatih, M. (2009). Isolasi dan digesti DNA Handbook Second Edition. NJ, USA:
kromosom. Jurnal Penelitian Sains & Humana Press.
Teknologi, 10 (1): 61-67. Surzycki, S. (2000). Basic techniques in
Fabre, A.L., Colotte,M., Luis,A., Tuffet, S., molecular biology. Germany: Springer-
Bonnet,S.,and Henerberg,P .(2017). Verlag Berlin Heidenberg.
High DNA stability in white blood cells Tenriulo, A. E dan Suryati, A. Parenrengi.
and buffy coat lysates stored at ambient 2001. Ekstrak DNA Rumput Laut
temperature under anoxic and Kppaphycus alvarezii dengan Metode
anhydrous atmosphere. PLOS One. Fenol Kloroform. Makassar: Jurusan
12(11). Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
Fatchiyah, Arumingtyas E.L., Widyarti, S., Hasanuddin. Vol. 2 no. 2 ISSN 1411-
dan Permana, S. (2011). Teknik 2132.
Analisis Biologi Molekuler. Malang: Utami, Annisa dkk. 2012. Variasi Metode
Jurusan Biologi Universitas Brawijaya. Isolasi DNA Daun Temulawak
Hapsari, Rizqi .(2012). Uji Kuantitatif Dan (Curcuma xanthorrizha roxb.). Bogor:
Kualitatif DNS Pule Pandak (Rauvolfia FMIPA IPB Departemen Pusat Studi
serpentina L.). Skripsi. Program Biofarmaka.
Sarjana. Universitas Sebelas Maret. Verkuil, E. v. P., Alex van B., & John P. H.
Surakarta. (2008). Principles and technical
Hidayati dan Aulawi, T. (2016). Uji Kualitatif aspects of PCR amplification. 
dan Kuantitatif Hasil Isolasi DNA Wilson, Keith and John. (2010). Biochemistry
Berasal Dari Darah, Feces dan Urine and Molecular Biology. England:
Pada Ternak Sapi, Kerbau dan Cambridge University.
Kambing. Skripsi. Fakultas pertanian Yuwono, Triwibowo. (2005). Biologi
dan peternakan UIN Sultan Syarif Molekuler. Yogkarta: Penerbit Erlangga
Kasim Riau.
Kimball, J.W. 2005. Biologi Jilid 3 Edisi
Kelima. Jakarta : Erlangga.

You might also like