Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Efek Kombinasi Relaksasi Autogenik dan Aromaterapi Lavender Terhadap

Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM Tipe 2

Tyas Aulia Hanani1, Diah Ratnawati2*


1,2
Universitas Pembangunan Nasional, Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Profesi Ners
*Email : ratnawatidiah@yahoo.co.id

Abstract
Background: Elderly as a group at risk of susceptible to health problems due to physiological decline in
the body, one of them is diabetes mellitus type 2. Elderly diabetes mellitus type 2 requires good
management both pharmacologically and non pharmacologically. Non-pharmacological management
that can control blood glucose levels in the elderly is autogenic relaxation therapy with lavender
aromatherapy. Autogenic relaxation is mind body therapy that focuses on heart rate and breath
regulation. Aromatherapy lavender is a therapy that uses essential oils that can calm the mind. This
scientific work aims to analyze effect of combination therapy of autogenic relaxation and lavender
aromatherapy to amount blood sugar in elderly people with diabetes mellitus type 2. Methods: This study
used a quasi experimental pre test and post test method without control group. Sampling using a
purposive sampling method of 16 respondents. Therapy is done 2 times a day for 15 minutes in each
session within 30 days with 10 meetings and blood glucose checks. The analysis test used the paired T-
Test. Results: The results of the Paired T-Test statistical test showed a significant decrease in average
blood glucose levels of 83.75 mg/dL with a value of p = 0.000. Conclusion: Combination therapy of
autogenic relaxation and lavenderaromatherapy are effective for reducing blood glucose levels.
Therefore, it is expected that the elderly with diabetes mellitus type 2 can perform autogenic relaxation
therapy and lavender aromatherapy routinely so that blood glucose levels can decrease.

Keywords: aromatherapy, autogenic, blood glucose, diabetes mellitus, elderly, relaxation

PENDAHULUAN biologis, psikologis, dan sosial akan


Seiring semakin meningkatnya dialami oleh seseorang yang berusia ≥ 60
pembangunan pada bidang kesehatan di tahun secara bertahap pada tahap akhir
negara berkembang seperti Indonesia, masa kehidupannya. Seiring dengan
menunjukkan adanya perbaikan sosial dan bertambahnya usia, lansia mengalami
kualitas kesehatan khususnya pada lansia penyakit degeneratif yang menyebabkan
yang ditandai dengan adanya peningkatan penurunan fungsi fisiologis, sehingga
Usia Harapan Hidup (UHH) yang pada lansia banyak yang mengalami
mencapai 70,9 tahun pada 2017 dan penyakit tidak menular (PTM), salah
peningkatan jumlah penduduk lansia. Di satunya yaitu diabetes melitus
Indonesia, lima dekade terakhir presentase (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
lansia meningkat mencapai 8,97% (23,4 Diabetes Mellitus (DM) sebagai
juta) (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010; kategori penyakit tidak menular (PTM)
Kementerian Kesehatan RI, 2018). bersifat progresif dikarenakan tubuh tidak
Lansia (lanjut usia) adalah mampu melakukan proses metabolisme
seseorang yang berusia ≥ 60 tahun yang lemak, karbohidrat, dan protein sehingga
mengalami proses tumbuh kembang mulai terjadinya hiperglikemia (kadar glukosa
dari bayi sampai menjadi tua darah tinggi). Diabetes melitus dapat
(Kementerian Kesehatan RI, 2014; ditandai dengan beberapa manifestasi
Azizah, 2011). Proses menua secara klinis yang sering ditemukan meliputi

67
2 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 2, September 2020, hlm 67-148

poliuria (sering BAK), polidipsi (rasa haus menua (Audria et al, 2018). Pemerintah
berlebihan), polifagia (rasa lapar dan Dinas Kesehatan Kota Depok telah
berlebihan), ketonuria, lemah, letih, melakukan upaya dalam menekan angka
merasa pusing, dan penglihatan kabur kejadian diabetes melitus melalui skrining
(ADA, 2010; Black & Hawks, 2014). dini dan posbindu PTM, namun angka
Setiap tahun, prevalensi Diabetes kejadian diabetes melitus cenderung terus
Mellitus (DM) di dunia semakin meningkat. Hal ini dipicu dari beberapa
meningkat. Hal ini menarik perhatian di hal, salah satunya kurangnya kepedulian
kalangan praktisi kesehatan. International dan kepatuhan lansia dalam melakukan
of Diabetic Federation (IDF, 2017) program 4 pilar penatalaksanaan diabetes
memperkirakan ada tahun 2045 penderita melitus seperti edukasi, aktivitas fisik,
DM mencapai 628,6 juta orang di dunia. diet, dan pemberian obat – obatan.
Data WHO (2016) menyebutkan bahwa Diabetes Mellitus (DM) sebagai
diperkirakan 96 juta orang dewasa dengan masalah kesehatan degeneratif terjadi
DM berada di 11 negara di wilayah Asia karena kurangnya pengontrolan kadar
Tenggara salah satunya berada di glukosa darah. Pengontrolan kadar
Indonesia. Indonesia berada pada urutan glukosa darah yang baik diperlukan upaya
enam teratas di dunia dengan jumlah pengendalian diabetes melitus melalui
penderita DM mencapai 10,3 juta orang program hidup sehat dengan CERDIK
dengan penderita DM. Diagnosa dokter untuk menghindari terjadinya komplikasi
tertinggi pada rentang usia 55 – 64 tahun DM pada lansia. Artinya, Cek kondisi
(Riskesdas, 2018). kesehatan secara rutin, Enyahkan asap
Dinas Kesehatan Kota Depok rokok, Rutin melakukan aktivitas fisik,
(2017) mendata bahwa diabetes melitus Diet sehat sesuai kebutuhan, Istirahat yang
sebagai penyakit penyebab kematian cukup, dan Kendalikan stres (Kemenkes,
dengan prevalensi tertinggi ke lima di 2014). Stres sebagai salah satu faktor yang
Kota Depok dengan presentase (6,84%). mempengaruhi kadar glukosa darah pada
Presentase kunjungan rawat jalan pada lansia DM selain faktor usia, nutrisi,
pasien usia 45 - 75 mencapai 24.016 orang obesitas, dan genetik. Respon stres pada
(22,37%) dan rawat inap sebanyak 1.586 lansia mempengaruhi sekresi hormon
orang (10,21%) penderita diabetes melitus kortisol yang dapat mengurangi efek kerja
di Kota Depok dan pada tahun 2015 insulin, menurunkan sensitifitas tubuh
sekitar 1196 orang lansia diabetes melitus terhadap insulin, dan menghambat
memeriksakan kesehatan nya di transport glukosa ke dalam sel sehingga
Puskesmas Kecamatan Limo (Dinas terjadi peningkatan kadar glukosa dalam
Kesehatan Kota Depok, 2017; Ratnawati darah (Sherwood, 2014).
dkk, 2018). Canadian Diabetes Association
Tingginya angka kejadian diabetes (2014) menyebutkan bahwa penderita DM
melitus pada lansia disebabkan oleh lebih berpeluang memiliki perasaan
beberapa faktor, yaitu pola makan tidak negatif seperti stres, marah, dan perasaan
sehat, obesitas, faktor keturunan, tidak berdaya. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya aktivitas fisik, konsumsi obat – memburuknya prognosis penyakit DM.
obatan tertentu yang menyebabkan Perbaikan prognosis penyakit DM pada
perubahan glukosa darah, dan proses lansia DM dapat dilakukan dengan
Tyas Aulia Hanani, Efektifitas Kombinasi Relaksasi Autogenik dan Aromaterapi Lavender 3

mengendalikan stres selain lansia harus Aromaterapi lavender dengan


tetap menjaga asupan gizi seimbang, rutin menggunakan aromatherapy diffuser
cek kesehatan dan olahraga. Pengendalian merupakan terapi yang menggunakan 3 –
stres dapat dilakukan melalui terapi 5 tetes minyak essential oil lavender yang
relaksasi seperti benson, nafas dalam, otot dicampur dengan ± 200 ml air. Hasil
progresif, dan autogenik (Moyad & pencampuran antara minyak essential oil
Hawks, 2009 dalam Limbong et al, 2015). dengan air akan menimbulkan aromatik
Penelitian Audria et al (2018) yang merangsang kerja sel neurokimia
menyebutkan penurunan kadar glukosa otak. Aroma menyenangkan akan
darah yang terjadi pada pasien DM dapat menstimulasi thalamus untuk
dpengaruhi dengan Meditation Therapy. mengeluarkan enkefalin yang
Meditation Therapy merangsang kelenjar menghasilkan perasaan tenang dan
pituitary untuk sekresi hormon endorphine mempengaruhi bagian otak yang
dalam tubuh yang mampu menghambat berhubungan langsung dengan suasana
pengeluaran hormon adrenal dan kortisol hati, emosi, dan memori (Widayani,
yang dapat memicu peningkatan kadar 2016).
glukosa darah (George, 2008 dalam Dari hasil literature review yang
Audria et al, 2018). dilakukan oleh peneliti, belum ada
Relaksasi autogenik sebagai mind penelitian tentang efek kombinasi terapi
body therapy bagian dari terapi relaksasi autogenic dan aromaterapi
komplementer dan alternative (CAM) lavender terhadap kadar glukosa darah.
dengan instruksi sederhana berulang Tujuan penelitian ini adalah untuk
bersumber dari diri sendiri berupa kata mengetahui efek kombinasi terapi
atau kalimat sederhana yang dapat relaksasi autogenic dan aromaterapi
membuat pikiran menjadi tenang dan lavender terhadap kadar glukosa darah
tentram (Kozier et al, 2011). Terapi pasien DM Tipe 2.
relaksasi autogenik berfokus pada detak
jantung dan pengaturan nafas (Anggraini METODE PENELITIAN
et al, 2019). Insani (2019) dalam Penelitian ini menggunakan metode
penelitiannya menunjukkan bahwa terapi Quasi Experimental Pre Test and Post
relaksasi autogenik berpengaruh Test without Control Group. Populasi
menurunkan kadar glukosa darah pada pada penelitian ini yaitu lansia dengan
penderita DM. diabetes melitus tipe 2 yang bertempat
Terapi relaksasi autogenik juga tinggal di Kelurahan Grogol, Depok.
dapat dikombinasikan dengan pemberian Teknik pengambilan sampel
aromaterapi lavender untuk menggunakan Purposive Sampling dengan
mempermudah lansia diabetes melitus jumlah sampel sebanyak 16 responden.
berpikir tenang dan damai. Aromaterapi Uji analisis menggunakan uji Paired T-
merupakan terapi yang menggunakan Test.
essential oil atau sari minyak murni yang Penelitian dilakukan selama 30 hari
membantu memperbaiki atau menjaga dengan melakukan terapi kombinasi
kesehatan, membangkitkan semangat, relaksasi autogenik dan aromaterapi
menyegarkan dan membangkitkan jiwa lavender sebanyak 2 kali sehari dengan
raga (Kozier et al, 2011). durasi 15 menit pada setiap sesi.
4 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 2, September 2020, hlm 67-148

Pemeriksaan kadar glukosa darah menurunkan kadar glukosa darah di setiap


dilakukan 3 hari sekali pada saat sebelum pertemuan nya. Pada pertemuan ke-8,
dan sesudah terapi (10 kali pertemuan). didapatkan data selisih mean terbesar
yaitu -7,25 sebagai penurunan kadar
HASIL PENELITIAN glukosa darah yang paling efektif selama
Pada tabel 1 menunjukkan hasil 10 pertemuan dengan rerata kadar glukosa
bahwa terapi kombinasi relaksasi darah sebelum intervensi 283,68 mg/dL
autogenik dan aromaterapi lavender dan 276,43 mg/dL untuk rerata kadar
sebagai intervensi inovasi yang efektif glukosa darah sesudah dilakukan
bagi lansia diabetes melitus tipe 2 dalam intervensi.

Tabel 1. Analisis Rata-Rata Kadar Glukosa Darah Pre dan Post Terapi Relaksasi
Autogenik dengan Aromaterapi Lavender pada Lansia Diabetes Melitus Tipe
2 di Kelurahan Grogol Depok (n = 16).
Pertemuan N Mean Min – Max Selisih Mean
Pertemuan 1
Pre 16 340,93 250 – 485 -1,18
Post 339,75 248 – 483
Pertemuan 2
Pre 16 333,68 236 – 452 -2,18
Post 331,5 233 – 449
Pertemuan 3
Pre 16 329,25 261 – 451 -3,19
Post 326,06 258 – 450
Pertemuan 4
Pre 16 325,87 263 – 467 -3,87
Post 322 257 – 464
Pertemuan 5
Pre 16 326,56 245 – 491 -3,63
Post 322,93 230 – 490
Pertemuan 6
Pre 16 304,31 236 – 380 -4,31
Post 300 230 – 375
Pertemuan 7
Pre 16 285,5 211 – 367 -4,88
Post 280,62 206 – 366
Pertemuan 8
Pre 16 283,68 223 – 363 -7,25
Post 276,43 216 – 357
Pertemuan 9
Pre 16 272,56 216 – 356 -5,38
Post 267,18 210 – 350
Pertemuan 10 16 -6
Tyas Aulia Hanani, Efektifitas Kombinasi Relaksasi Autogenik dan Aromaterapi Lavender 5

Pertemuan N Mean Min – Max Selisih Mean


Pre 263,18 217 – 342
Post 257,18 212 – 331
Pada tabel 2 hasil uji paired T-Test darah sebesar 83,75 mg/dL.
menunjukkan terapi kombinasi relaksasi Hasil uji statistik didapatkan p-value
autogenik dan aromaterapi lavender yang 0,000 yang artinya terapi kombinasi
dilaksanakan selama 30 hari dapat relaksasi autogenik dan aromaterapi
menurunkan rerata glukosa darah dari lavender berpengaruh secara signifikan
340,94 mg/dL dengan nilai SD 70,819 dalam menurunkan kadar glukosa darah
menurun menjadi 257,19 mg/dL dengan pada 16 klien yang telah diberikan terapi
nilai SD 37,385, penurunan kadar glukosa tersebut.

Tabel 2. Analisis Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik dengan Aromaterapi Lavender


pada Lansia Diabetes Melitus Tipe 2 di Kelurahan Grogol Depok (n = 16)
Variabel N Mean SD S.E p-value
Pre 16 340,94 70,819 17,705
0,000
Post 16 257,19 37,385 9,346

PEMBAHASAN hipotalamus – pituitari – adrenal. Stres


Hasil penelitian ini menunjukkan diketahui berhubungan erat dengan
bahwa lansia dengan diabetes melitus tipe terjadinya hiperglikemia pada diabetes
2 yang diberikan terapi kombinasi melitus tipe 2 dan salah satu faktor
relaksasi autogenik dan aromaterapi penyebab ketidakstabilan manajemen
lavender selama 30 hari dengan terapi diabetes melitus, sehingga mekanisme
sebanyak 2 kali sehari selama 15 menit reduksi stres relaksasi autogenik dapat
pada setiap sesi menunjukkan adanya memberikan manfaat nyata sebagai
perbedaan nilai kadar glukosa darah intervensi keperawatan pada lansia
sebelum dan sesudah terapi. Relaksasi diabetes melitus tipe 2 (DiNardo, 2009).
autogenik merupakan terapi Juliano (1998, dalam Setyawati,
komplementer yang dipilih peneliti untuk 2010) memaparkan bahwa relaksasi
menurunkan kadar glukosa darah pada autogenik sangat berpengaruh mengubah
lansia diabetes melitus tipe 2. Relaksasi pikiran dari gelombang otak beta menjadi
autogenik merupakan bagian dari gelombang otak alfa sehingga mampu
Complementer/Alternatif Medicine menurunkan stres pada individu, dimana
(CAM) yaitu mind body therapy, dimana untuk memutuskan tindakan yang tepat
terapi tersebut meyakini bahwa pikiran dalam menghadapi masalah, kemampuan
mampu mempengaruhi tubuh melalui gelombang otak alfa lebih adekuat
konsep self healing (Snyder & Lindquist, dibandingkan gelombang otak beta. Hal
2010; DiNardo, 2009). ini didukung juga dengan pernyataan
Relaksasi autogenik menimbulkan Greenberg (2002, dalam Setyawati, 2010)
respon neuroendokrin dan sistem saraf bahwa meningkatnya gelombang otak alfa
simpatis dengan meregulasi hormon dan aliran darah perifer mampu
kortisol dan stres lainnya melalui menurunkan tekanan darah, menurunkan
6 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 2, September 2020, hlm 67-148

kadar glukosa darah, dan menyembuhkan cara berpikir dan proses tubuh untuk
penyakit raynaud, migrain, insomnia, dan mengendalikan stres yang dapat
lower back pain. mempengaruhi kadar glukosa darah dalam
Dewi & Ni Putu, (2016) dalam tubuh. Kedua, keinginan yang dimiliki
penelitian nya menyatakan relaksasi klien untuk mengontrol kadar glukosa
autogenik lebih cepat mempengaruhi darah dan mencegah terjadinya
perubahan tekanan darah dibandingkan komplikasi diabetes melitus melalui terapi
relaksasi otot progresif. Hal tersebut komplementer, peneliti memberikan
terjadi karena relaksasi autogenik lebih edukasi tentang diabetes melitus dan
menekan keadaan mental atau psikis klien memotivasi klien sehingga klien memiliki
pada pelaksanaannya sehingga membuat keinginan untuk mengontrol kadar
klien lebih fokus dan rileks yang mampu glukosa darah menggunakan terapi
memperlancar aliran darah perifer, kombinasi ini. Ketiga, keterlibatan dan
sedangkan relaksasi otot progresif dukungan keluarga sangat diperlukan
menekankan klien untuk melakukan dalam penerapan terapi untuk membantu
gerakan-gerakan aktivitas otot yang memantau klien, memotivasi klien, dan
mungkin membuat klien kurang rileks. melakukan perawatan lansia diabetes
Terapi komplementer lainnya yang melitus lainnya di rumah.
peneliti lakukan untuk menurunkan kadar
glukosa darah pada lansia diabetes melitus KESIMPULAN DAN SARAN
tipe 2 yaitu pemberian aromaterapi Berdasarkan hasil penelitian dan
lavender selama relaksasi autogenik pembahasan, maka peneliti menyimpulkan
berlangsung. Pemberian aromaterapi bahwa terapi kombinasi relaksasi
lavender secara inhalasi menggunakan autogenik dan aromaterapi lavender
aromaterapi diffuser memiliki kandungan efektif dalam menurunkan kadar glukosa
linalool asetat bersifat sedatif dan anti- darah pada lansia diabetes melitus tipe 2.
neurodepresive mampu melemahkan Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
sistem kerja urat saraf dan otot yang mengembangkan intervensi relaksasi
tegang dan memberikan ketenangan, autogenik atau aromaterapi lavender
memperlancar aliran darah, dan menjaga dengan intervensi non farmakologi
kesehatan fisik serta mental sehingga lainnya yang dapat menurunkan kadar
kualitas hidup lansia diabetes melitus tipe glukosa darah pada lansia diabetes melitus
2 meningkat (Proverawati, 2010; Andria, tipe 2.
2014).
Keberhasilan intervensi terapi DAFTAR RUJUKAN
kombinasi relaksasi autogenik dan American Diabetes Association (ADA).
aromaterapi lavender dalam menurunkan (2010). Diagnosis and classification
kadar glukosa darah pada lansia diabetes diabetes mellitus. Diabetes Care –
melitus tipe 2 dipengaruhi beberapa hal. The Journal of Clinical and Applied
Pertama, kepatuhan klien terhadap jadwal Research and Education. 33.
intervensi yang telah dibuat yaitu
sebanyak 2 kali sehari selama 30 hari, Anggraini, M., Arneliwati, & Yesi, H.
klien yang melakukan intervensi kurang (2019). Pengaruh Terapi Relaksasi
dari 2 kali sehari berpengaruh terhadap Autogenik Terhadap Tingkat
Tyas Aulia Hanani, Efektifitas Kombinasi Relaksasi Autogenik dan Aromaterapi Lavender 7

Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia. DiNardo, M. (2009). Mind Body Therapy
JOM FKp, 6. http://jom.unri.ac.id/ In Diabetes Management. Diabetes
Spectrum.http://proquest.umi.com/
Andria, A. (2014). Aromatherapy Cara
Sehat dengan Wewangian Alami. Dinas Kesehatan Kota Depok. (2017).
Penerba Swadaya. Kota Depok Tahun 2017. 54.

Audria, T. F., Dwi, R., & Tamrin. (2018). IDF. (2017). IDF Diabetes Atlas - Eighth
Analisa Pengaruh Meditation edition. In International Diabetes
Therapy Terhadap Penurunan Kadar Federation. IDF Diabetes Atlas, 8th
Gula Darah pada Diabetesi. Jurnal edn. Brussels, Belgium:
Ilmu Keperawatan Komunitas, 1, International Diabetes Federation,
18–24. 2017. http://www.diabetesatlas.org
https://journal.ppnijateng.org/index. http://dx.doi.org/10.1016/S0140-
php/jikk/article/view/175 6736(16)31679-8

Azizah, L. M. (2011). Perawatan Lanjut Insani, W. R. A. (2019). Pengaruh


Usia. Graha Ilmu. Relaksasi Autogenik Terhadap
Kadar Gula Darah Pada Pasien
Black, Joyce M & Hawks, J. (2014). Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Keperawatan Medikal Bedah: Puskesmas Pancoran Mas Depok
Manajemen Klinis untuk Hasil yang [Universitas Pembangunan Nasional
Diharapkan (8th ed.). Salemba “Veteran” Jakarta].
Medika. http://repository.upnvj.ac.id/2468

Canadian Diabetes Association (CDA). Kementerian Kesehatan RI. (2013).


(2014). Canadian Diabetes 2014 Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Clinical Practice Guidelines for the Indonesia. Buletin Data dan
Prevention and Management of Informasi Kesehatan RI.
Diabetes in Canada. Canadian
Journal of Diabetes, 32. Kemenkes. (2014). Pusat Data dan
http://guidelines.diabetes.ca/fullguid Informasi Kementerian Kesehatan
elines&ved=2ahUKEwisoLKMyPD RI, Situasi dan analisis Lanjut Usia.
aAhVBK48KHZRCDI8QFjAAegQI In Pusdatin (p. 8).
BhAB&usg=AOvVaw2Gn8nduL19 http://www.depkes.go.id/download
xgEs6eS-B69 php?.../infodatin lansia 2016.pdf

Dewi, E.U., Ni Putu, W. (2016). Teknik Kementerian Kesehatan RI. 2018. Jumlah
Relaksasi Autogenik Dan Relaksasi Lansia Sehat Harus Meningkat.
Otot Progresif Terhadap Tekanan Retrieved from
Darah Pada Lansia Dengan www.depkes.go.id/article/print/1805
Hipertensi. Stikes RS Baptis Kediri, 3000001/jumlah-lansia-sehat-harus-
68–79. https://doi.org/2579-7719 meningkat.html
8 Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, Volume 5, No 2, September 2020, hlm 67-148

Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010). World Helath Organisation Global


Profil Penduduk Lanjut Usia 2009. report on diabetes.
Komnas Lansia. https://doi.org/10.1371/journal.pone.
0127954
Kozier, Erb, Berman, & S. (2011). Buku
Ajar Fundamental Keperawatan : Widayani, W. (2016). Aromaterapi
Konsep, Proses & Praktik (7th ed.). Lavender Dapat Menurunkan
EGC. Intensitas Perineum Pada Ibu Post
Partum. Jurnal Ners Dan Kebidanan
Proverawati. (2010). Senam Kaki DM. Indonesia, 4, 123–128.
Nuha Medika.

Ratnawati, D., Tatiana, S., & CT, W.


(2018). IbM Kelompok Lansia
Penderita Diabetes Melitus ( DM )
di Wilayah Kerja Puskesmas Limo
Kota Depok Jawa Barat. 2(2), 93–
104.http://journal.unhas.ac.id/index.
php/panritaabdi/article/download/29
87/pdf.

Riskesdas. (2018). Hasil Utama


Riskesdas. Kesehatan, Kementerian.

Setyawati, A. (2010). Pengaruh Relaksasi


Otogenik Terhadap Kadar Gula
Darah Dan Tekanan Darah Pada
Klien Diabetes Mellitus Tipe 2
Dengan Hipertensi Di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Di D.I.Y
Dan Jawa Tengah [Universitas
Indonesia]. http://lib.ui.ac.id/

Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia :


Dari Sel ke Sistem (Introduction to
Human Physiologi). Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Snyder, M., Lindquist, R. (2010).


Complementary & Alternative
Therapies in Nursing. Springer.

WHO. (2016). Global Report on Diabetes.


World Health Organization. In

You might also like