Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Volume 2 Issue 2 (2018) Pages 255 – 261

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


DOI: 10.31004/obsesi.v2i2.90

Improvement of the Logical Intelligence Through Media Kolak


(Collage Numbers) Based on Local Wisdom in Early Childhood
Novi Ade Suryani1, Mimpira Haryono2
Prodi PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Dehasen
Bengkulu, Indonesia

Abstract
This study aims to improve logical intelligence through media kolak (collage numbers) based
on local wisdom in early childhood in PAUD Mawar Al Barokah, Padang Serai Village,
Kampung Melayu District, Bengkulu City. The procedure for carrying out this research was
carried out using two cycles. Each cycle consists of four stages, namely planning, acting,
observing, and reflecting. Each cycle also consists of two meetings, where each meeting has
three assessments 1). Know the shape of objects, 2). Know the concept of numbers, and 3).
Calculate the number of objects. The results showed an increase that the end of the second
cycle was higher than the end of the first cycle in the category of Very Good Developing
Children (BSB), namely at the stage of recognizing the shape of objects by 84%, knowing the
concept of numbers by 64%, and at the stage of calculating the number of objects of 72 %. In
addition, from the learning process it seems fun by using natural materials that are easily
available, students become more active, enthusiastic, and creative. Thus, learning through
media kolak (collage numbers) based on local wisdom can be used by teachers to improve
logic intelligence in early childhood.
Keywords: logic intelligence, number collage, local potential

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan logika melalui media kolak (kolase
angka) berbasis kearifan lokal pada anak usia dini di PAUD Mawar Al Barokah Kelurahan
Padang Serai Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. Prosedur pelaksanaan penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Setiap siklus juga terdiri dari dari dua pertemuan, dimana setiap pertemuan terdapat tiga kali
penilaian 1). Mengenal bentuk benda, 2). Mengenal konsep angka, dan 3). Menghitung
jumlah bentuk benda. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan bahwa akhir siklus
dua lebih tinggi dari akhir siklus satu pada kategori anak Berkembang Sangat Baik (BSB)
yakni pada tahapan mengenal bentuk benda sebesar 84%, mengenal konsep angka sebesar
64%, dan pada tahapan menghitung jumlah bentuk benda sebesar 72%. Di samping itu, dari
proses pembelajaran tampak menyenangkan dengan menggunakan bahan alam yang mudah
didapat, siswa menjadi lebih aktif, antusias, dan kreatif. Dengan demikian, pembelajaran
melalui media kolak (kolase angka) berbasis kearifan lokal dapat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan kecerdasan logika pada anak usia dini.

Kata Kunci: kecerdasan logika, kolase angka, potensi local


@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2018
 Corresponding author :
Address : Jl. Jaya Wijaya Bengkulu ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : noviade@unived.ac.id ISSN 2549-8959 (Media Online)
256 | Improvement of the Logical Intelligence Through Media Kolak (Collage Numbers)

PENDAHULUAN yang diberikan seharusnya dapat


Pendidikan mempunyai peranan mengembangkan aspek perkembangan
penting dalam pembangunan manusia anak secara keseluruhan yang meliputi
Indonesia. Oleh karenanya pendidikan aspek kognitif, bahasa, sosial, emosional,
sangat perlu untuk dikembangkan dari dan fisik motorik.
berbagai ilmu pengetahuan, karena Perkembangan kognitif anak dalam
pendidikan yang berkualitas dapat mengenal angka sangat penting untuk
meningkatkan kecerdasan suatu bangsa. dikuasai oleh anak, karena akan menjadi
Sementara itu Komisi tentang dasar bagi penguasaan konsep-konsep
Pendidikan Abad 21(Commision on matematika selanjutnya di jenjang
Education for The “21” Century), pendidikan berikutnya.
merekomendasikan empat strategi dalam Memahami konsep angka adalah
mensukseskan pendidikan (Trianto,2008) ; sesuatu yang sangat penting bagi anak-
pertama, learning to learn, yaitu memuat anak. Ini karena angka yang selalu kita
bagaimana pelajar mampu menggali gunakan sepanjang proses kehidupan. Juga
informasi yang ada di sekitarnya dari memahami angka adalah langkah pertama
ledakan informasi itu sendiri; kedua, pelajaran matematika, tanpa memahami
learning to be, yaitu pelajar diharapkan angka, maka seorang anak akan mengalami
mampu untuk mengenali dirinya sendiri, kesulitan dalam tahap pembelajaran
serta mampu beradaptasi dengan berikutnya (Hasiana,2017).
lingkungannya; ketiga, learning to do, Pada awalnya, anak akan belajar
yaitu berupa tindakan atau aksi untuk nama-nama bilangan tetapi belum mampu
memunculkan ide yang berkaitan dengan menilai lambing lambangnya, misalnya
matematika; dan keempat, learning to be mereka bisa menyebut, satu, dua, tiga,
together, yaitu memuat bagaimana kita tetapi belum mampu memahami artinya.
hidup dalam masyarakat yang saling Seringkali bilangan disebut seperti
bergantung antara satu dengan yang lain, rangkaian kata-kata tanpa makna yang
sehingga mampu bersaing secara sehat dan berkaitan dengan bilangan itu. Sejalan
bekerjasama serta mampu untuk dengan pertumbuhan dan pengalaman yang
menghargai orang lain. diperolah, anak akan mampu memahami
Undang-Undang Sisdiknas No. arti dari suatu angka. Mufarizuddin (2017)
20/2003 pasal 1 angka 14 menyebutkan menyebutkan bahwa penomoran pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kartu juga dapat meeningkatkan
merupakan upaya pembinaan yang kecerdasan logika matematika anak.
dilakukan melalui pemberian rangsangan Penggunaan benda alam dalam
pendidikan dengan tujuan untuk melalui kegiatan kolase dengan benda pada
mengembangkan seluruh potensi anak agar anak akan mempermudah pemahaman
kelak dapat berfungsi sebagai manusia anak tentang angka, karena angka bersifat
yang cerdas dan bermanfaat bagi bangsa. abstrak selain itu pembelajaran juga akan
Anak Usia Dini (AUD) merupakan menjadi saangat menarik dan
kelompok usia yang berada dalam proses menyenangkan. Anak akan memperoleh
perkembangan unik, karena proses informasi demi informasi melalui
perkembangannya (tumbuh dan kembang) interaksinya dengan objek dan alam sekitar
terjadi bersama dengan golden age (masa serta kelak informasi tersebut disusun
peka). menjadi struktur pengetahuan. Struktur
Pendidikan yang diberikan pada anak pengetahuan inilah kemudian menjadi
usia dini baik di Pos PAUD, Kelompok dasar untuk berfikir.
Bermain (KB), maupun Taman Kanak- Kata kecerdasan diambil dari akar
kanak (TK) dimaksudkan untuk membantu kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa
anak mencapai tahap perkembangannya Indonesia cerdas berarti sempurna
secara optimal dan disesuaikan dengan usia perkembangan akal budi seseorang
dan kemampuan anak. Stimulus-stimulus manusia untuk berfikir, mengerti, tajam
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 2018 | 257

pikiran dan sempurna pertumbuhan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes
tubuhnya. Kecerdasan ialah istilah umum IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti
yang digunakan untuk menjelaskan sifat lainnya adalah pada anak yang diadopsi.
pikiran yang mencakup sejumlah IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50
kemampuan, seperti kemampuan menalar, dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan
merencanakan, memecahkan masalah, hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu
berpikir abstrak, memahami gagasan, angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak
menggunakan bahasa, dan belajar kembar yang dibesarkan secara terpisah,
(Makmun,2003). IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi,
Dalam buku Robert. J. Sternbrg oleh walaupun mungkin mereka tidak pernah
Jensen(2005), Burt mendefinisikan saling kenal (Agustian,2001).
kecerdasan sebagai kemampuan kognitif Kedua, Faktor lingkungan. Walaupun
umum bawaan, dan banyak psikolog, ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah
Jensen salah satunya, cenderung menerima dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan
konsep kecerdasan yang dikemukakan sanggup menimbulkan perubahan-
Burt. Definisi itu meliputi: perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya
a. Definisi „riil‟ meyakini tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan
kecerdasan bersifat bawaan, atau otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang
dengan kata lain, kecerdasan diwarisi dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-
dari orang tua dan sudah dimiliki sejak rangsangan yang bersifat kognitif
lahir (diturunkan secara genetik). emosional dari lingkungan juga memegang
b. Definisi „riil‟ meyakini peranan yang amat penting
kecerdasan melalui kognitif (dengan (Sukmadinata,2005).
kata lain, hanya terkait dengan yang Kecerdasan logika merupakan
diketahui atau dipikirkan manusia). kecerdasan yang dapaat diukur. Mereka
Berdasarkan beberapa pendapat berfikir secara konseptual dalam kerangka
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pola pola angka dan mampu membuat
kecerdasan merupakan sebuah hubungan hubungan antara berbagai ragam
perkembangan berpikir atau kemampuan informasi yang didapat. Mereka selalu ada
seseorang untuk memecahkan masalah. rasa ingin tahu tentang dunia disekeliling
Kecerdasan yang dimiliki setiap orang mereka dan selalu menanyakan banyak hal
berbeda-beda. Seseorang yang memiliki serta mau mengerjakan eksperimentasi.
inteligensi yang lebih baik, kemungkinan Selalu mempermasalahkan dan
untuk menemukan sistem yang lebih baik menanyakan kejadian-kejadian yang ada,
pasti lebih besar, dan berbagai kemudahan sehingga tak jarang mereka agak tak
bisa disediakan bagi yang membutuhkan. disukai atau membosankan karena terlalu
Kecerdasan logika atau kecerdasan banyak bertanya (Sulaiman,2014).
logis mateematis merupakan kecerdasan Kolase berasal dari Bahasa Perancis
yang berkaitan dengan angka dan segala (collage) yang berarti merekat. Kolase
implikasinya. Selanjutnya Fathani (2009) adalah aplikasi yang dibuat dengan
mengungkapkan bahwa kecerdasan logis menggabungkan teknik melukis (lukisan
matematis merupakan kemampuan berpikir tangan) dengan menempelkan bahan-bahan
dengan menerapkan logika yang benar, tertentu (Sumanto, 2005).
memahami, dan menganalisis pola-pola, Menurut kamus besar Bahasa
serta memecahkan masalah dengan Indonesia, kolase adalah komposisi artistik
menggunakan kemampuan berpikir. yang dibuat dari berbagai bahan (kain,
Menurut Sulaiman (2014) Adapaun kertas, kayu) yang ditempelkan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi permukaan gambar (Depdiknas.2001).
Inteligensi terbagi menjadi dua: Pertama, Kolase merupakan karya seni rupa
faktor Bawaan atau Keturunan. Penelitian dua dimensi yang menggunakan bahan
membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ yang ebrmacam-macam selama bahan
dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan dasar tersebut dapat dipadukan dengan
258 | Improvement of the Logical Intelligence Through Media Kolak (Collage Numbers)

bahan dasar lain yang akhirnya dapat Menurut Aisyah (2008) karakteristik
menyatu menjadi karya yang utuh dan anak usia dini antara lain: a) memiliki rasa
dapat mewakili ungkapan perasaan estetis ingin tahu yang besar, b) merupakan
orang yang membuatnya. Sehingga dapat pribadi yang unik, c) suka berfantasi dan
dikatakan bahwa bahan apapun yang dapat berimajinasi, d) masa paling potensial
dirangkum (dikolaborasikan) sehingga untuk belajar, e) menunjukkan sikap
menjadi karya senu rupa dua dimensi, egosentris, f) memiliki rentang daya
dapat digolongkan / dijadikan bahan konsentrasi yang pendek, g) sebagai bagian
kolase. dari makhluk sosial.
Kegiatan kolase dalam penelitian ini Melalui bermain ini anak dapat
adalah kegiatan berolah seni rupa yang belajar bersosialisasi. Apabila anak belum
menggabungkan teknik melukis (lukisan dapat beradaptasi dengan teman
tangan) dengan keterampilan menyusun lingkungnnya, maka anak-anak akan
dan merekatkan bahan-bahan pada kertas dijauhi oleh teman-temannya. Dengan
gambar/bidang dasaran yang digunakan, begitu anak akan belajar menyesuaikan diri
sampai dihasilkan tatanan yang unik, dan anak akan mengerti bahwa dia
menarik dan berbeda menggunakan bahan membutuhkan orang lain di sekitarnya.
kertas, bahan alam dan bahan buatan.
Berdasarkan uraian dari kedua METODE
pendapat di atas untuk memfokuskan Arikunto (2010) menyatakan
bahan yang aman dan menarik serta mudah penelitian tindakan kelas merupakan suatu
didapatkan dalam pembuatan kolase untuk pencermatan terhadap kegiatan yang
anak di TK menggunakan alat bidang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam
dasaran berupa kertas hvs, kertas gambar, sebuah kelas. Analisis data yang dilakukan
lem kayu, lem kertas, gunting dan pensil, adalah dengan cara membandingkan
serta menggunakan bahan alam dan kertas kondisi awal pra siklus kemudian
seperti kertas lipat, kertas bungkus kado, dilanjutkan dengan siklus I dan siklus II
koran bekas, majalah bekas, kulit bawang untuk mengetahui tingkat perkembangan
merah, kulit bawang putih, padi,biji kopi, kecerdasan logika anak kelompok B
biji jagung dan biji kacang hijau. melalui penerapan kegiatan bermain kolase
Menurut Sujiono (2013) usia dini angka berbasis potensi alam.
lahir sampai enam tahun merupakan usia Penelitian Tindakan Kelas ini
yang sangat menentukan dalam menggunakan dua siklus yang terdiri dari
pembentukan karakter dan kepribadian empat tahapan yaitu perencanaan
seorang anak, usia itu sebagai usia penting (planning), tindakan (acting), pengamatan
bagi pengembangan intelegensi permanen (observing), dan refleksi (reflecting).
dirinya, mereka juga mampu menyerap Setiap siklus juga terdiri dari dari dua
informasi yang sangat tinggi pertemuan, dimana setiap pertemuan
Belajar pada anak usia dini dilakukan terdapat tiga kali penilaian 1). Mengenal
dengan interaksi anak dengan lingkungan bentuk media, 2). Mengenal konsep angka,
belajarnya melalui pengalaman untuk dan 3). Menghitung jumlah bentuk benda.
mencapai tahap-tahap perkembangan. Kriteria dalam penilaian yaitu : BB (Belum
Perkembangan setiap anak tidaklah sama Berkembang), MB (Mulai Berkembang),
karena setiap individu memiliki BSH (Berkembang Sesuai harapan), dan
perkembangan yang berbeda. Makanan BSB (Berkembang Sangat Baik).
yang bergizi dan seimbang serta stimulasi
yang intensif sangat dibutuhkan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
perkembangan dan pertumbuhan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD
Jika anak diberikan stimulus yang intensif, Mawar Al Barokah Kelurahan Padang
maka anak akan mampu menjalani tugas Serai Kecamatan Kampung Melayu Kota
perkembangannya dengan baik. Bengkulu dengan jumlah anak 25 orang
yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 15
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 2018 | 259

orang anak perempuan. Adapun data hasil Tabel 3 Data Observasi Kecerdasan Logika
penelitian dapat diketahui sebagai berikut : Melalui Kegiatan Kolase Angka
Siklus 2 Pertemuan 1
Tabel 1 Data Observasi Kecerdasan Logika Mengen Menghitun
Mengena
Melalui Kegiatan Kolase Angka al g jumlah
Kriteria l konsep
Siklus 1 Pertemuan 1 bentuk bentuk
Menghitun Penilaia angka
Mengenal Mengenal benda benda
g jumlah n
Kriteria bentuk konsep Ana Ana Ana
bentuk % % %
Penilaia benda angka
benda k k k
n BB 0 0 0 4 1 4
Ana Ana
% % Anak %
k k MB 2 8 3 12 2 8
BB 2 8 2 8 2 8
BSH 5
MB 7 28 9 3 8 3 13
2 12 48 11 44
6 2
BSB 4
BSH 13 52 12 4 12 4 10
8 8 0 10 40 11 44
BSB 3 12 2 8 3 1
2 Berdasarkan Tabel 3 kemampuan
anak pada siklus 2 pertemuan ke 1 sudah
Berdasarkan data hasil penelitian mulai meningkat tetapi masih perlu
pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa masih melaksanakan kegiatan pembelajaran agar
ada beberapa anak yang masuk dalam mencapai target yang diinginkan. Untuk itu
kategori Belum Berkembembang dan perlu diadakan siklus 2 pertemuan 2.
Mulai berkembang. Hal ini dikarenakan
masih belum optimal dalam Tabel 4 Data Observasi Kecerdasan Logika
menyampaikan materi dan anak-anak Melalui Kegiatan Kolase Angka
masih belum fokus terhadap materi yang Siklus 2 Pertemuan 2
disampaikan. Oleh karena itu, perlu Kriteria Mengenal Mengenal Menghitung
dilakukan perbaikan pembelajaran untuk Penilaian bentuk konsep jumlah bentuk
pertemuan berikutnya. benda angka benda
Anak % Anak % Anak %

Tabel 2 : Data Observasi BB 0 0 0 0 0 0


Kecerdasan Logika Melalui Kegiatan MB 0 0 0 0 0 0
Kolase Angka Siklus 1 Pertemuan 2 BSH 8 32 9 36 7 28
Menghitung BSB 17 84
Mengenal Mengenal 16 64 18 72
jumlah
Kriteria bentuk konsep
bentuk
Penilaian benda angka Kegiatan pembelajaran yang
benda
Anak % Anak % Anak % dilaksanakan pada siklus 2 pertemuan 2
BB 1 4 1 4 1 4
mengalami peningkatan dan sesuai dengan
MB 4 16
target yang diinginkan. Pada pertemuan
6 24 5 20
BSH
ini, anak sudah bisa mengenal bentuk-
12 48 11 44 10 40
bentuk benda. Anak-anak sudah dapat
BSB 8 32 7 28 9 36 menyebutkan nama benda yang akan
dijadikan gambar kolase dan dapat
Dari hasil penelitian pada Tabel 2 menyebutkan ciri-ciri benda tersebut serta
terlihat bahwa hasil yang diperoleh belum dapat menggunakan kearifan lokal yang
maksimal dan belum mencapai target yang sesuai kedalam media gambar kolase.
diinginkan. Oleh karena itu, perlu Seperti pada gambar apel, anak-anak
dirancang kembali kegiatan pembelajaran memilih kulit bawang merah dan daun
pada Siklus 2. jeruk sebagai bahan kolase. Pada tahap
mengenal konsep angka dan menghitung
jumlah bentuk benda, anak-anak dapat
260 | Improvement of the Logical Intelligence Through Media Kolak (Collage Numbers)

menyebutkan dan menuliskan angka yang pemahaman awal mereka tentang konsep
sesuai dengan gambar kolase. mengenal bentuk benda dan mengenal
Peningkatan tersebut terjadi pada konsep angka meningkat.
kategori anak Berkembang Sangat Baik Peningkatan pada akhir siklus dua ini
(BSB) yakni pada tahapan mengenal terjadi pada kategori anak Berkembang
bentuk benda sebesar 84%, mengenal sangat Baik (BSB) yakni pada tahapan
konsep angka sebesar 64%, dan pada mengenal bentu benda sebesar 84%, hal ini
tahapan menghitung jumlah bentuk benda diketahui dari jumlah anak yang
sebesar 72%. Artinya kegiatan melalui menggunakkan bahan alam yang sesuai
media kolak (Kolase Angka) berbasis dengan gambar yang seharusnya. Pada
kearifan lokal mampu meningkatkan tahap mengenal konsep angka sebesar
kecerdasan logika anak usia dini. 64%. Kemampuan anak pada tahap ini
masih banyak yang berada tahap
PEMBAHASAN Berkembang Sesuai Harapan dan pada
Penelitian ini difokuskan untuk tahapan menghitung jumlah bentuk benda
mengetahui perkembangan kecerdasan sebesar 72%. Pada tahapan menghitung
logika matematika anak usia dini melalui jumlah bentuk benda, tidak semua anak
kegiatan kolase dengan kriteria penilaian dapat langsung menjawab dengan benar.
mengenal bentuk benda, mengenal konsep Masih ada beberapa anak yang terlihat
angka, dan menghitung jumlah bentuk masih berpikir terlebih dahulu sebelum
benda. menjawab. Namun secara keseluruhan,
Pada siklus pertama, banyak anak- penelitian yang dilakukan dalam setiap
anak yang sudah dapat mengidentifikasi pertemuan mengalami peningkatan.
nama benda yang dimaksud, misalnya apel.
Anak-anak sudah dapat menyebutkan SIMPULAN
warna buah dan warna daun apel. Namun, Berdasarkan hasil penelitian yang
belum banyak anak mengetahui jumlah telah dilakukan, dapat disimpulakn bahwa
apel dan menuliskan angka yang sesuai terjadi peningkatan kecerdasan logika
pada gambar. Anak-anak juga masih fokus melalui kegiatan kolak (kolase angka)
pada beberapa bahan alam saja. Sehingga berbasis potensi lokal pada anak usia dini.
ada beberapa gambar kolase anak yang Hasil penelitian menunjukkan hasil siklus
belum menunjukkan konsep gambar akhir kedua lebih tinggi daripada akhir
dengan gambar yang sebenarnya. siklus pertama. Di samping itu, dari proses
Kemampuan anak masih ada pada tahap pembelajaran tampak menyenangkan
Belum Berkembang dan Mulai dengan menggunakan bahan alam yang
Berkembang. Kemampuan anak pada mudah didapat, siswa menjadi lebih aktif,
siklus ini belum optimal, hal ini antusias, dan kreatif.
disebabkan beberapa anak yang belum
fokus terhadap materi yang disampaikan. UCAPAN TERIMA KASIH
Pada siklus kedua, kegiatan Peneliti menyampaikan Ucapan
peembelajaran dilakukan dengan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Guru
memperbaiki beberapa tahap yang menjadi dan siswa PAUD Mawar Al Barokah serta
kekurang pada siklus pertama. kegiatan teman sejawat yang telah banyak
awal pembelajaran dilakukan oleh guru membantu dan memperlancar penelitian
dengan berbagi dan bertanya tentang ini.
kegiatan yang pernah dilakukan anak. Hal
ini dimaksudkan agar anak menjadi tertarik DAFTAR PUSTAKA
dan mulai fokus terhadap kegiatan Agustian, Ary Ginanjar. 2001. ESQ
pembelajaran. Anak-anak kemudian Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5
diminta mengamati dan menjelaskan Rukun Islam;Rahasia sukses
gambar sesuai dengan pengetahuan Membangun Kecerdasan Emosi
mereka. Dengan demikian, dapat diketahui dan Spiritual. Arga; Jakarta
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 2018 | 261

Aisyah, Siti. 2008. Perkembangan dan Pendidikan Tenaga Kependidikan


Konsep Dasar Pengembangan Anak dan Ketenagaan Perguruan Tinggi:
Usia Dini. Universitas Terbuka: Jakarta
Jakarta Trianto. 2008. Mendesain Penbelajaran
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Kontekstual di Kelas. Cerdas
Penelitian Suatu Pendekatan Pustaka Publisher : Jakartang
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional, 2001.
Pedoman Pembelajaran Bidang
Pengembangan fisik di Taman
Kanak-Kanak. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pembinaan
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar: Jakarta
Fathani, Abdul Halim,Maskur Moch.
2009. Mathematical Intellegence.
Ar-Ruzz Media: Jogjakarta
Hasiana, Isabella. dan Aniek Wirastania.
2017. Pengaruh Musik dalam
Mengembangkan Kemampuan
Mengenal Bilangan Siswa
Kelompok A di Desa Lintang
Surabaya. Jurnal Obsesi Vol 1 No
2: 2549-8959.
Makmun, Abin Syamsuddin. 2003.
Psikologi Pendidikan. PT.Rosda
Karya Remaja : Bandung
Mufarizuddin. 2017. Peningkatan
Kecerdasan Logika Matematika
Anak melalui Bermain Kartu
Angka Kelompok B di TK Pembina
Bangkinang Kota. Jurnal Obsesi
Vol 1 No 1
Robert J Stanberg,dkk. 2008. Appiled
Intelligance Kecerdasan Terapan.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2013. Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Universitas Negeri Jakarta:Jakarta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005.
Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. PT. Remaj: Bandung
Sulaiman,Umar. 2014. Mengidentifikasi
Kecerdasan Anak. Jurnal Al-
Riwayah, Volume 7 Nomor 2,
Agustus 2014 : 131-136.
Sumanto. 2005. Pengembangan
Kreativitas Senirupa Anak TK.
Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Direktorat Pembinaan

You might also like