Professional Documents
Culture Documents
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca PDF
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca PDF
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca PDF
Abstrak: Membaca sangat penting bagi kehidupan karena membaca dapat membuat kita mengetahui
segala informasi yang kita perlukan. Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau
Accepted: didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat
24 Februari 2020 komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan menjadi otomatis.
24th February 2020 Namun pada saat ini masih ditemukan permasalahan membaca di sekolah dasar yaitu kurangnya
kemampuan membaca siswa pada kelas tinggi. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya
kemampuan membaca siswa kelas V di SDN 105 Pekanbaru. Terdapat 2 orang siswa yang menjadi objek
penelitian ini karena kurang nya kemampuan membaca mereka di bandingkan dengan teman-teman
mereka yang lain. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap
Published: siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 105 Pekanbaru dengan tujuan mengetahui faktor apa saja yang
29 Februari 2020 mempengaruhi kemmapuan membaca siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif
dengan metode yang digunakan adalah metode survei dan observasi. Pengumpulan data yang dilakukan
29th February 2020 dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan dokumentasi sebagai bahan pendukung.
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh dari triangulasi pengumpulan data observasi dan
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti penelitian ini menyimpulkan bahwa fakor yang
mempengaruhi kemampuan membaca siswa di SD Negeri 105 Pekanbaru yaitu fakor intelektual dan
faktor psikologis.
CITATION
Suryani, A.I. (2020). Factors That Influence Students' Reading Ability (Case Study At Sdn 105
Pekanbaru). Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (1), 115-125. DOI:
http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860.
PENDAHULUAN
Membaca sangat penting bagi kehidupan keterampilan berbahasa yang harus siswa kuasai
karena membaca dapat membuat kita mengetahui yakni keterampilan mendengarkan, berbicara,
segala informasi yang kita perlukan. Siswa mampu membaca, dan menulis. Penelitian ini difokuskan
membaca bukan karena secara kebetulan atau pada keterampilan membaca. Membaca merupakan
didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. kegiatan melisankan atau hanya dalam hati dengan
Membaca merupakan aktivitas kompleks yang melihat tulisan pada sebuah teks bacaan. Adapun
memerlukan sejumlah besar tin-dakan terpisah- dalam KBBI, membaca adalah melihat serta
pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
pengamatan, dan ingatan (Abdurrahman, 2003: melisankan atau hanya dalam hati) (Tim Penyusun
200). Proses belajar yang efektif antara lain Kamus Pusat Bahasa, 2005:83). Kemudian Tarigan
dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang (2008:7) mengemukakan bahwa “Membaca adalah
gemar membaca memperoleh pengetahuan dan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
wawasan baru yang akan semakin meningkatkan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu hendak disampaikan oleh penulis melalui media
menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. kata-kata/ bahasa tulis”.
Ilmu yang diperoleh siswa tidak hanya didapat dari Proses belajar yang efektif antara lain
proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang
melalui kegiatan membaca dalam kehidupan siswa gemar membaca memperoleh pengetahuan dan
sehari-hari. wawasan baru yang akan semakin meningkatkan
Proses belajar yang efektif antara lain kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu
dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang menjawab tantangan hidup pada masa mendatang.
gemar membaca memperoleh pengetahuan dan Ilmu yang diperoleh siswatidak hanya didapat dari
wawasan baru yang akan semakin meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga
kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu melalui kegiatan membaca dalam kehidupan siswa
menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. sehari-hari. Oleh karena itu, kemauan membaca dan
Ilmu yang diperoleh siswatidak hanya didapat dari kemampuan memahami bacaan menjadi prasyarat
proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga penting bagi penguasaan dan peningkatan ilmu
melalui kegiatan membaca dalam kehidupan siswa pengetahuan para siswa.
sehari-hari. Oleh karena itu, kemauan membaca dan Pada pengamatan yang dilakukan di lokasi
kemampuan memahami bacaan menjadi prasyarat penelitian, terdapat kasus yang tidak wajar terjadi
penting bagi penguasaan dan peningkatan ilmu untuk siswa kelas 5 SD yaitu kurang nya
pengetahuan para siswa. kemampuan membaca. Pada kasus ini terdapat dua
Tujuan pelajaran membaca adalah orang siswa kelas 5 yang dimana kemampuan
menciptakan siswa yang gemar membaca. Biasanya membaca mereka lebih rendah dibandingkan
hal ini dapat diransang dengan mempergunakan dengan teman-teman mereka yang lain. Kurangnya
cerita. Karena cerita pasti menjadi bagian yang fokus pada suatu bacaan dan kurangnya ingatan
sangat penting dalam kehidupan mereka. Siswa mereka terhadap huruf membuat kemampuan
memanfaatkan kemampuan membacanya dengan membaca mereka menjadi tidak seimbang dengan
santai, sesuai dengan kebutuhan: apakah sekedar teman seusianya.
kenikmatan atau penambah pengetahuan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Menurut Johnson dan Pearson dalam Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan
Darmiyati Zuchdi (2000:1) menyatakan bahwa siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan
faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman maupun tertulis, baik dalam situasi resmi non resmi,
dapatdibedakan menjadi dua macam yaitu yang ada kepada siapa, kapan, dimana, untuk tujuan apa.
dalam diri pembaca dan yang ada di luar pembaca. Bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya
kemahirwacanaan. Pada tingkatan membaca kemampuan membaca terbagi atas dua bagian, yaitu
permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen
kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi adalah faktor-faktor perkembangan baik bersifat
masih dalam tahap belajar untuk memperoleh biologis, psikologis, dan linguistik yang timbul
keterampilan atau kemampuan membaca. dalam diri siswa. Sedangkan faktor eksogen adalah
Kemampuan membaca merupakan kegiatan faktor lingkungan. kedua faktor ini saling terkait,
yang kompleks, artinya banyak segi dan banyak dengan kata lain bahwa kemampuan membaca
faktor yang mempengaruhinya. Anderson dipengaruhi secara bersama. Lebih rinci akan
(Nurbiana ,2006: 3.18) mengemukakan faktor diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi, lingkungan keluarga, bahan bacaan dan kemampuan membaca. Adapun faktor yang
guru sebagai faktor yang berpengaruh. Pendapat mempengaruhi kemampuan membaca yaitu
senada juga dikemukakan oleh Tampubolon (1990: motivasi, lingkungan keluarga, dan bahan bacaan.
90-91) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
KAJIAN TEORETIS
Membaca adalah proses berpikir yang memahami bahasa tulis. Pesan dari sebuah teks atau
sangat mengandalkan cara kerja (gerakan) mata dan barang cetak lainnya dapat diterima apabila
cara kerja otak. Membaca bisa mempertajam pembaca dapat membacanya dengan tepat, akan
pikiran, anjuran itu berlaku untuk semua jenis tetapi terkadang pembaca juga salah dalam
bacaan, bahkan komik siswa-siswa sekali pun. menerima pesan dari teks atau barang cetak
Membaca, bukan merupakan faktor keturunan, msiswaala pembaca salah dalam membacanya.
tetapi harus dididik dan dilatih sejak dini. Di sinilah Abidin (2012:4) mengemukakan bahwa
sebetulnya peran keluarga yang sangat besar yaitu “Pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai
membiasakan siswa-siswa untuk membaca, serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk
berbicara, menulis dengan bimbingan orang tua. mencapai keterampilan membaca.”Selanjutnya
Membaca adalah salah satu faktor yang dijelaskan pula bahwa pembelajaran membaca tidak
penting dalam kehidupan masyarakat modern semata-mata dilakukan agarsiswa mampu
(Smith, 1982; Tampubolon, 1983; Sunardi, 1997, membaca, tetapi juga merupakan sebuah proses
Dardjowidjojo, 2003). Kemampuan membaca yang melibatkan seluruh aktivitas mental dan
menjadi kebutuhan karena penyebaran informasi berpikir siswa dalam memahami, mengritisi, dan
dan pesan-pesan dalam dunia modern ini disajikan mereproduksi sebuahwacana tertulis. Menurutnya
dalam bentuk tertulis, dan hanya dapat diperoleh aktivitas yang dapat dilakukan siswa sangat
melalui membaca. Apabila seseorang tidak mampu beragam bergantungpada strategi membaca yang
membaca sehingga tidak memahami suatu petunjuk diterapkan guru dalam pembelajaran.
atau pengumuman yang tertulis, maka orang Menurut Zuchdi dan Budiasih (1996 : 49)
tersebut akan ketinggalan, salah jalan, atau tidak membaca merupakan suatu jenis kemampuan
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut
Wassid dan Sunendar (2008: 246) reseptif karena dengan membaca seseorang akan
mengatakan bahwa membaca merupakan kegiatan dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan
untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru.
dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan
menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang memungkinkan orang tersebut mampu
pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mempertinggi daya pikirnya, mempertajam
mental dalam sistem kognisinya. pandangannya dan memperluas wawasannya.
Lebih lanjut Santosa (2009: 6.3) Selain itu membaca dapat pula dianggap sebagai
berpendapat, membaca merupakan kegiatan suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam
yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung dipengaruhi oleh faktor-faktor penguasaan
didalam kata-kata yang tertulis (Tarigan 1979: 8). “vocabullary”, minat, jangkauan mata, kecepatan
Sedangkan Klein, dkk (dalam Rahim, 2008: interpretasi keakraban dengan ide yang dibaca,
3) mengemukaan bahwa defenisi membaca tujuan membaca, keluwesan mengatur kecepatan
mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, serta pengalaman dalam membaca. Tetapi hanya
(2) membaca adalah strategi, (3) membaca tiga (3) pokok yang sangat berperan, yaitu tingkat
merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu persepsi dan usaha pembaca, selain potensi diatas.
proses dimaksudkan informasi dari teks dan Persepsi pembaca yang lemah dapat menyebabkan
pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca penglihatan dan interpretasi mental pembaca
mempunyai peranan yang utama dalam membentuk menjadi terlalu renggang. Sebagian orang ada yang
makna. Membaca jua merupakan suatu strategis. hanya mampu membaca sebanyak 125 kpm (kala
Pembaca yang efektif menggunakan berbagai per menit), sebagian lainnya dapat membaca lebih
strategi membaca yang sesuai dengan teks dan dari 125 kpm. Orang dewasa di Amerika yang
konteks dalam rangka mengkontruks makna ketika belum pernah mendapat latihan khusus, kecepatan
membaca (Kurniaman, & Zufriady, 2019). membacanya bervariasiantara 125-175 kpm, 200-
Sedangkan membaca adalah interaktif. Keterlibatan 250 kpm atau 325-350 kpm. Sedangkan yang telah
pembaca dengan teks tergantung pada konteks. mendapatkan latihan khusus, kecepatan
Orang yang senang membaca suatu teks yang membacanya dapat ditingkatkan menjadi 350-500
bermanfaat akan menemui beberapa tujuan yang kpm, dengan tingkat pemahaman sebesar 70 persen
ingin dicapainya. (Soedarso, 1996).
Apabila seseorang telah terbiasa bergelut Membaca pada hakikatnya adalah suatu
dengan buku, maka dengan sendirinya secara sadar yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
orang tersebut akan berusaha untuk memahami dan melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
mempercepat proses membacanya. Pemahaman visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif.
disini berarti mampu membaca sesuatu untuk Sebagai proses visual membaca merupakan proses
mengerti akan ide pokok, yaitu detil-detil penting menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-
dari seluruh pengertian yang terkandung kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca
didalamnya. Potensi membaca ternyata berkorelasi mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
positif dengan tingkat intelegensia, yang dapat literal, interpretasi, membaca kritis dan pemahaman
mempengaruhi tingkat pemahaman dan kecepatan kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas
membaca namun tidak berkolaborasi dengan latar membaca kata-kata dengan menggunakan kamus
belakang pendidikan. Selain itu potensi juga (Crawley dan Mountain, dalam Rahim 2008:2).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian guru digunakan untuk mengetahui tingkat
kualitatif deskriptif tentang faktor-faktor yang kemampuan membaca siswa saat pembelajaran
mempengaruhi kemampuan membaca siswa di SD sedang berlangsung, wawancara yang dlakukan
Negeri 105 Pekanbaru. Metode yang digunakan kepada orang tua dilakukan untuk mengetahui
dalam penelitian ini adalah metode survei dan bagaimana pentingnya siswa membaca di rumah
observasi. Sedangkan teknik pengambilan datanya bagi orang tua, sedangakan wawancara yang
menggunakan teknik wawancara yang akan dilakukan kepada siswa digunakan untuk
dilakukan kepada guru, orang tua dan siswa yang mengetahui minat baca siswa di rumah dan
bersangkutan yang akan diteliti tentang kemampuan disekolah.
membacanya. Wawancara yang dilakukan kepada
Teknik Pengumpulan
Data :
• Observasi
• Wawancara
Kesimpulan • Dokumentasi
Analisis Data
Hasil
Objek penelitian adalah pihak-pihak yang sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian
dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. menjadi jelas maka kemungkinan akan
Dalam penelitian ini objeknya adalah 2 orang dikembangkan instrumen penelitian yang
siswa kelas 5 di SD Negeri 105 Pekanbaru yang sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data
keduanya adalah siswa laki-laki. Mereka di pilih dan membandingkan dengan data yang telah
sebagai objek penelitian ini karena kurangnya ditemukan melalui observasi dan wawancara. Pada
kemampuan membaca mereka dibandingkan penelitian ini, peneliti dibantu dengan instrumen
teman-teman seusia mereka. penelitian yaitu pedoman observasi, pedoman
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi wawancara. Adapun kisi-kisi instrumen adalah
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sebagai berikut :
Adapun teknik pengumpulan data pada memasuki lapangan, selama di lapangan, dan
penelitian ini adalah dengan cara observasi, setelah selesai di lapangan yaitu reduksi data,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data penyajian data dan penarikan kesimpulan.
pada penelitian ini dilakukan sejak sebelum
mampu melihat dengan jelas tulisan guru inteligensi siswa tidak sepenuhnya mempengaruhi
dipapan tulis dan juga mampu mendengar berhasil atau tidaknya siswa dalam membaca
dengan baik perkataan guru saat pelajaran permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur
berlangsung.” dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi
kemampuan membaca permulaan siswa.
Berdasarkan wawancara yang telah Berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan dengan orang tua dari subjek penelitian dilakukan dengan guru kelas pada tanggal
pada tanggal 16/01/2019, orang tua mengatakan 06/01/2019, guru mengatakan bahwa.
bahwa.
“Siswa membaca masih terbata-bata
“Penglihatan dan pendengaran mereka sehingga mereka tidak mampu
tidak terganggu, walaupun dirumah memahami isi bacaan yang mereka baca
mereka bermain HP dan suka menonton tv sendiri. Jika diberikan pertanyaan, hanya
tapi tidak menyebabkan penglihatannya beberapa pertanyaan yang mampu mereka
terganggu.” jawab yaitu pertanyaan yang tidak
berhubungan dengan teori pelajaran.
Hasil wawancara yang telah dilakukan Seperti pertanyaan dimana alamat rumah
dengan guru, siswa dan orang tua, dapat diketahui mereka. Jika pertanyaan yang berkaitan
bahwa faktor fisiologis mereka tidak termasuk dengan teori pelajaran, mereka tetap
kepada faktor yang mempengaruhi kemampuan menjawab walaupun jawaban yang
membaca mereka. Sesuai dengan jawaban guru mereka berikan salah.”
yang mengatan bahwa saat ditanya tentang apa yang
ada dipapan tulis mereka dapat melihatnya dengan Berdasarkan wawancara yang telah
jelas,dan sesuai dengan jawaban mereka walaupun dilakukan dengan subjek penelitian pada tanggal
mereka tidak duduk diposisi paling depan tapi 06/01/2019, siswa mengatakan bahwa:
mereka tetap dapat melihat dan mendengar apa
yang dikatakan guru dengan jelas saat pelajaran “Mereka belum mampu membaca
berlangsung. Orang tua mengatakan bahwa mata dengan baik, walaupun guru telah
dan telinga mereka tidak memiliki gangguan meminta mereka membaca teks hanya
walaupun mereka suka bermain HP dan menonton teks-teks pendek. Saat dirumah mereka
tv dirumah. membaca hanya satu kali dimalam hari
Penglihatan dan pendengaran adalah saat ada PR dari sekolah. Dari
bagian dari faktor fisik yang mendukung kegemaran mereka lebih suka dengan
kemampuan membaca. Jika penglihatan kurang, buku yang bergambar atau komik
maka akan sulit untuk membaca bacaan pada buku dengan alasan buku bergambar lebih
atau dipapan tulis, dan jika pendengaran kurang menarik.”
maka akan kurang kemampuan untuk menganalisis
bunyi pada siswa. Karena tidak ada faktor fisiologis Bersasarkan wawancara yang telah
yang menghalangi, seharusnya pada kondisi seperti dilakukan dengan orang tua pada tanggal
ini kemampuan membaca mereka tidak terganggu. 16/01/2019, orang tua mengatakan bahwa
mereka yang kurang sehingga motivasi siswa-siswanya masih kurang, mereka lebih
yang diberikan oleh orang tua dan guru sibuk bermain HP dari pada membaca.”
tidak memberikan pengaruh kepada mereka
untuk lebih giat lagi mambaca.” Hasil wawancara yang telah dilakukan,
dapat diketahui bahwa faktor psikologis mereka
Berdasarkan wawancara yang telah juga termasuk salah satu yang mempengaruhi
dilakukan dengan orang tua pada tanggal kemampuan mereka membaca. dikatakan demikian
16/01/2019, orang tua mengatakan bahwa : karena minat membaca mereka masih sangat
kurang sesuai dengan jawaban guru dan orang tua
“Mereka adalah orang tua yang sibuk dan mereka yang mengatakan bahwa mereka sering
kurang bisa memberikan banyak waktu malas jika disuruh membaca.Minat adalah salah
untuk siswanya dirumah. Orang tua mereka satu faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan
tidak pernah mengajak siswanya untuk membaca, dimana minat adalah usaha-usaha
membeli buku, karena membeli buku seseorang untu membaca. Jika minat sudah tidak
termasuk salah satu motivasi kepada siswa ada, tidak mungkin bisa melakukan apapun
agar siswa mau membaca. orang tua mereka termasuk membaca.
juga mengakui kalau minat membaca
Pembahasan
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang hal ini disebabkan karena mereka yang tidak mampu
rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya membaca kata-kata hingga menjadi satu kalimat.
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas Dengan demikian mereka tidak mampu memahami isi
visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif. teks dalam suatu bacaan. Dalam belajar membaca, minat
Sebagai proses visual membaca merupakan proses juga sangat diperlukan. Karena minat adalah usaha dan
menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata keinginan, jadi ketika keinginan mereka kurang, mereka
lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup tidak akan mampu untuk membaca seperti teman-teman
aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, seusianya. Sesuai dengan pendapat Rubin (dalam
interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Rahim, 2008) mengemukakan bahwa faktor yang sangat
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh penting bagi kesuksesan belajar ialah motivasi,
dari triangulasi pengumpulan data observasi dan keinginan, dorongan, dan minat yang terus menerus
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
guru, siswa dan orang tua dari siswa yang bersangkutan, Mereka yang belum bisa membaca sangat sulit
maka dapat diperoleh bahwa faktor yang mempengaruhi diminta untuk membaca. Guru telah memberikan saran
kemampuan membaca siswa tersebut adalah faktor dan motivasi kepada mereka untuk membaca, sekaligus
intelektual dan faktor psikologis. Dimana intelektual kepada orang tua yang telah diminta hadir ke sekolah.
adalah kecerdasan kognitif siswa, disini diketahui Tapi karena minat diri mereka sendiri masih kurang
bahwa siswa yang bersangkutan masihsulit menjawab (faktor psikologis), itu yang membuat mereka merasa
pertanyaan-pertanyaan dari guru yang berhubungan membaca ini tidak terlalu penting. Minat merupakan
dengan suatu konsep walaupun telah dijelaskan pendorong untuk melakukan sesuatu. Jika minat dan
sebelumnya oleh guru di dalam kelas, ini disebabkan keinginan ada, itu akan menjadi pendorong semangat
karena fokus mereka yang sering hilang saat belajar. siswa untuk membaca. orang tua yang sibuk tidak
Faktor psikologis adalah minat dan motivasi siswa pernah ada waktu untuk memperhatikan aktivitas
untuk membaca, disini diketahui bahwa minat mereka siswanya dirumah. Motivasi dari orang tua juga kurang
dalam membaca masih kurang walaupun motivasi seperti tidak pernah membelikan siswanya buku selain
sering diberikan oleh guru dan perintah membaca ke jika siswanya yang meminta dan itupun hanya buku
perpus juga sering mereka dapat, namun keinginan pelajaran sekolah. Kegiatan membaca mereka dirumah
mereka untuk membaca yang masih kurang membuat hanya dilakukan ketika ada PR dari sekolah, yaitu
mereka malas untuk membaca ke perpustakaan sekolah. minimal 3 atau 4 kali dalam seminngu itupun tanpa
Pemahaman mereka terhadap teks bacaan masih kurang, pengawasan orang tua mereka. kurangnya perhatian dari
orang tua yang mengakibatkan minat dan motivasi Sesuai dengan pendapat Dhieni.dkk.(2008:
mereka untuk membaca sangat kurang karena tidak 5.18) motivasi akan menjadi pendorong semangat siswa
dibiasakan berteman dengan bahan bacaan sejak untuk membaca. Dalam hal ini terdapat dua macam
dirumah. motivasi yaitu motivasi instrinsik (bersumber pada diri
Motivasi mereka dalam membaca kurang, hal siswa itu sendiri) dan motivasi ekstrinsik (bersumber
ini dibuktikan pada saat proses pembelajaran guru harus pada luar diri siswa). Motivasi instrinsik ditunjukkan
memberikan dorongan kepada siswa untuk dengan beberapa siswa yang mengunjungi perpustakaan
meningkatkan motivasi membaca. Salah satunya dengan untuk meminjam buku atau membaca buku pada saat
cara guru memintasiswa untuk membaca teks pelajaran jam istirahat. Motivasi ekstrinsik ditunjukkan dengan
didalam kelas saaat pembelajaran berlangsung dan guru guru memberikan dorongan kepada siswa untuk
meminta mereka pergi ke perpustakaan pada saat jam meningkatkan motivasi membaca. Salah satunya dengan
istirahat untuk meminjam buku yang siswa sukai. Minat cara guru meminta siswa pergi ke perpustakaan pada
membaca siswa kelas V SD masih kurang, hal ini saat jam istirahat untuk meminjam buku yang siswa
ditunjukkan dengan adanya hanya beberapa siswa yang sukai.
mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku atau
membaca buku pada saat jam istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, (2003). Pendidikan Bagi Anak Darmiyati, B. (1996). Pendidikan Bahasa dan
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Aisyah, A. (2016). Studi Kasus Siswa Berkesulitan Ilham, N. (2016). Minat Baca Pada Siswa Kelas
Belajar Dalam Membaca VISekolah Dasar Negeri Delegan 2
(Online).https://aisyahulfahaiy.blogspot.co Prambanan Sleman Yogyakarta. (Online).
m/2016/11/studi-kasus-siswa-berkesulitan- http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.p
belajar.html (diakses 23 April 2019) hp/fiptp/article/view/3098/2794. (diakses
14 desember 2019).