Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020


ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

FACTORS OF INFLUENCE STUDENTS' READING ABILITY


(CASE STUDY AT SDN 105 PEKANBARU)

Ade Irma Suryani

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia


airma888@gmail.com

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA SISWA


(STUDI KASUS DI SDN 105 PEKANBARU)

ARTICLE INFO ABSTRACT


Abstract: Reading is very important for life because reading can make us know all the information we
need. Students are able to read not by chance or by inspiration, but because they are taught. Reading is
not a natural activity, but a set of components that are mastered privately and gradually, which are then
integrated and become automatic. However, at present there are still problems with reading in primary
schools, namely the lack of students' reading skills in high grades. This research is motivated by the low
reading ability of fifth grade students at SDN 105 Pekanbaru. There are 2 students who became the object
of this study because of their lack of reading ability compared to their other friends. In connection with
these problems, researchers conducted a study of fifth grade students at Pekanbaru Elementary School
105 with the aim of knowing what factors influenced students' reading ability. This type of research is
descriptive qualitative with the method used is the survey and observation methods. Data collection
conducted in this study was by interview and documentation as supporting material. Based on the results
Submitted: of data analysis obtained from the triangulation of data collection observations and interviews conducted
8 Januari 2019 by researchers of this study concluded that the factors affecting reading ability of students in SD Negeri
105 Pekanbaru are intellectual factors and psychological factors.
8th January 2019
Keywords: factors, ability to read, students

Abstrak: Membaca sangat penting bagi kehidupan karena membaca dapat membuat kita mengetahui
segala informasi yang kita perlukan. Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau
Accepted: didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat
24 Februari 2020 komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan menjadi otomatis.
24th February 2020 Namun pada saat ini masih ditemukan permasalahan membaca di sekolah dasar yaitu kurangnya
kemampuan membaca siswa pada kelas tinggi. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya
kemampuan membaca siswa kelas V di SDN 105 Pekanbaru. Terdapat 2 orang siswa yang menjadi objek
penelitian ini karena kurang nya kemampuan membaca mereka di bandingkan dengan teman-teman
mereka yang lain. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap
Published: siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 105 Pekanbaru dengan tujuan mengetahui faktor apa saja yang
29 Februari 2020 mempengaruhi kemmapuan membaca siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif
dengan metode yang digunakan adalah metode survei dan observasi. Pengumpulan data yang dilakukan
29th February 2020 dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan dokumentasi sebagai bahan pendukung.
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh dari triangulasi pengumpulan data observasi dan
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti penelitian ini menyimpulkan bahwa fakor yang
mempengaruhi kemampuan membaca siswa di SD Negeri 105 Pekanbaru yaitu fakor intelektual dan
faktor psikologis.

Kata Kunci: faktor, kemampuan membaca, siswa SD

CITATION
Suryani, A.I. (2020). Factors That Influence Students' Reading Ability (Case Study At Sdn 105
Pekanbaru). Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (1), 115-125. DOI:
http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860.

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 115
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

PENDAHULUAN
Membaca sangat penting bagi kehidupan keterampilan berbahasa yang harus siswa kuasai
karena membaca dapat membuat kita mengetahui yakni keterampilan mendengarkan, berbicara,
segala informasi yang kita perlukan. Siswa mampu membaca, dan menulis. Penelitian ini difokuskan
membaca bukan karena secara kebetulan atau pada keterampilan membaca. Membaca merupakan
didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. kegiatan melisankan atau hanya dalam hati dengan
Membaca merupakan aktivitas kompleks yang melihat tulisan pada sebuah teks bacaan. Adapun
memerlukan sejumlah besar tin-dakan terpisah- dalam KBBI, membaca adalah melihat serta
pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
pengamatan, dan ingatan (Abdurrahman, 2003: melisankan atau hanya dalam hati) (Tim Penyusun
200). Proses belajar yang efektif antara lain Kamus Pusat Bahasa, 2005:83). Kemudian Tarigan
dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang (2008:7) mengemukakan bahwa “Membaca adalah
gemar membaca memperoleh pengetahuan dan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
wawasan baru yang akan semakin meningkatkan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu hendak disampaikan oleh penulis melalui media
menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. kata-kata/ bahasa tulis”.
Ilmu yang diperoleh siswa tidak hanya didapat dari Proses belajar yang efektif antara lain
proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang
melalui kegiatan membaca dalam kehidupan siswa gemar membaca memperoleh pengetahuan dan
sehari-hari. wawasan baru yang akan semakin meningkatkan
Proses belajar yang efektif antara lain kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu
dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang menjawab tantangan hidup pada masa mendatang.
gemar membaca memperoleh pengetahuan dan Ilmu yang diperoleh siswatidak hanya didapat dari
wawasan baru yang akan semakin meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga
kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu melalui kegiatan membaca dalam kehidupan siswa
menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. sehari-hari. Oleh karena itu, kemauan membaca dan
Ilmu yang diperoleh siswatidak hanya didapat dari kemampuan memahami bacaan menjadi prasyarat
proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga penting bagi penguasaan dan peningkatan ilmu
melalui kegiatan membaca dalam kehidupan siswa pengetahuan para siswa.
sehari-hari. Oleh karena itu, kemauan membaca dan Pada pengamatan yang dilakukan di lokasi
kemampuan memahami bacaan menjadi prasyarat penelitian, terdapat kasus yang tidak wajar terjadi
penting bagi penguasaan dan peningkatan ilmu untuk siswa kelas 5 SD yaitu kurang nya
pengetahuan para siswa. kemampuan membaca. Pada kasus ini terdapat dua
Tujuan pelajaran membaca adalah orang siswa kelas 5 yang dimana kemampuan
menciptakan siswa yang gemar membaca. Biasanya membaca mereka lebih rendah dibandingkan
hal ini dapat diransang dengan mempergunakan dengan teman-teman mereka yang lain. Kurangnya
cerita. Karena cerita pasti menjadi bagian yang fokus pada suatu bacaan dan kurangnya ingatan
sangat penting dalam kehidupan mereka. Siswa mereka terhadap huruf membuat kemampuan
memanfaatkan kemampuan membacanya dengan membaca mereka menjadi tidak seimbang dengan
santai, sesuai dengan kebutuhan: apakah sekedar teman seusianya.
kenikmatan atau penambah pengetahuan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Menurut Johnson dan Pearson dalam Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan
Darmiyati Zuchdi (2000:1) menyatakan bahwa siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan
faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman maupun tertulis, baik dalam situasi resmi non resmi,
dapatdibedakan menjadi dua macam yaitu yang ada kepada siapa, kapan, dimana, untuk tujuan apa.
dalam diri pembaca dan yang ada di luar pembaca. Bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 116
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

kemahirwacanaan. Pada tingkatan membaca kemampuan membaca terbagi atas dua bagian, yaitu
permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen
kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi adalah faktor-faktor perkembangan baik bersifat
masih dalam tahap belajar untuk memperoleh biologis, psikologis, dan linguistik yang timbul
keterampilan atau kemampuan membaca. dalam diri siswa. Sedangkan faktor eksogen adalah
Kemampuan membaca merupakan kegiatan faktor lingkungan. kedua faktor ini saling terkait,
yang kompleks, artinya banyak segi dan banyak dengan kata lain bahwa kemampuan membaca
faktor yang mempengaruhinya. Anderson dipengaruhi secara bersama. Lebih rinci akan
(Nurbiana ,2006: 3.18) mengemukakan faktor diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi, lingkungan keluarga, bahan bacaan dan kemampuan membaca. Adapun faktor yang
guru sebagai faktor yang berpengaruh. Pendapat mempengaruhi kemampuan membaca yaitu
senada juga dikemukakan oleh Tampubolon (1990: motivasi, lingkungan keluarga, dan bahan bacaan.
90-91) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

KAJIAN TEORETIS
Membaca adalah proses berpikir yang memahami bahasa tulis. Pesan dari sebuah teks atau
sangat mengandalkan cara kerja (gerakan) mata dan barang cetak lainnya dapat diterima apabila
cara kerja otak. Membaca bisa mempertajam pembaca dapat membacanya dengan tepat, akan
pikiran, anjuran itu berlaku untuk semua jenis tetapi terkadang pembaca juga salah dalam
bacaan, bahkan komik siswa-siswa sekali pun. menerima pesan dari teks atau barang cetak
Membaca, bukan merupakan faktor keturunan, msiswaala pembaca salah dalam membacanya.
tetapi harus dididik dan dilatih sejak dini. Di sinilah Abidin (2012:4) mengemukakan bahwa
sebetulnya peran keluarga yang sangat besar yaitu “Pembelajaran membaca dapat diartikan sebagai
membiasakan siswa-siswa untuk membaca, serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk
berbicara, menulis dengan bimbingan orang tua. mencapai keterampilan membaca.”Selanjutnya
Membaca adalah salah satu faktor yang dijelaskan pula bahwa pembelajaran membaca tidak
penting dalam kehidupan masyarakat modern semata-mata dilakukan agarsiswa mampu
(Smith, 1982; Tampubolon, 1983; Sunardi, 1997, membaca, tetapi juga merupakan sebuah proses
Dardjowidjojo, 2003). Kemampuan membaca yang melibatkan seluruh aktivitas mental dan
menjadi kebutuhan karena penyebaran informasi berpikir siswa dalam memahami, mengritisi, dan
dan pesan-pesan dalam dunia modern ini disajikan mereproduksi sebuahwacana tertulis. Menurutnya
dalam bentuk tertulis, dan hanya dapat diperoleh aktivitas yang dapat dilakukan siswa sangat
melalui membaca. Apabila seseorang tidak mampu beragam bergantungpada strategi membaca yang
membaca sehingga tidak memahami suatu petunjuk diterapkan guru dalam pembelajaran.
atau pengumuman yang tertulis, maka orang Menurut Zuchdi dan Budiasih (1996 : 49)
tersebut akan ketinggalan, salah jalan, atau tidak membaca merupakan suatu jenis kemampuan
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut
Wassid dan Sunendar (2008: 246) reseptif karena dengan membaca seseorang akan
mengatakan bahwa membaca merupakan kegiatan dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan
untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru.
dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan
menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang memungkinkan orang tersebut mampu
pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mempertinggi daya pikirnya, mempertajam
mental dalam sistem kognisinya. pandangannya dan memperluas wawasannya.
Lebih lanjut Santosa (2009: 6.3) Selain itu membaca dapat pula dianggap sebagai
berpendapat, membaca merupakan kegiatan suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 117
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung dipengaruhi oleh faktor-faktor penguasaan
didalam kata-kata yang tertulis (Tarigan 1979: 8). “vocabullary”, minat, jangkauan mata, kecepatan
Sedangkan Klein, dkk (dalam Rahim, 2008: interpretasi keakraban dengan ide yang dibaca,
3) mengemukaan bahwa defenisi membaca tujuan membaca, keluwesan mengatur kecepatan
mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, serta pengalaman dalam membaca. Tetapi hanya
(2) membaca adalah strategi, (3) membaca tiga (3) pokok yang sangat berperan, yaitu tingkat
merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu persepsi dan usaha pembaca, selain potensi diatas.
proses dimaksudkan informasi dari teks dan Persepsi pembaca yang lemah dapat menyebabkan
pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca penglihatan dan interpretasi mental pembaca
mempunyai peranan yang utama dalam membentuk menjadi terlalu renggang. Sebagian orang ada yang
makna. Membaca jua merupakan suatu strategis. hanya mampu membaca sebanyak 125 kpm (kala
Pembaca yang efektif menggunakan berbagai per menit), sebagian lainnya dapat membaca lebih
strategi membaca yang sesuai dengan teks dan dari 125 kpm. Orang dewasa di Amerika yang
konteks dalam rangka mengkontruks makna ketika belum pernah mendapat latihan khusus, kecepatan
membaca (Kurniaman, & Zufriady, 2019). membacanya bervariasiantara 125-175 kpm, 200-
Sedangkan membaca adalah interaktif. Keterlibatan 250 kpm atau 325-350 kpm. Sedangkan yang telah
pembaca dengan teks tergantung pada konteks. mendapatkan latihan khusus, kecepatan
Orang yang senang membaca suatu teks yang membacanya dapat ditingkatkan menjadi 350-500
bermanfaat akan menemui beberapa tujuan yang kpm, dengan tingkat pemahaman sebesar 70 persen
ingin dicapainya. (Soedarso, 1996).
Apabila seseorang telah terbiasa bergelut Membaca pada hakikatnya adalah suatu
dengan buku, maka dengan sendirinya secara sadar yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
orang tersebut akan berusaha untuk memahami dan melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
mempercepat proses membacanya. Pemahaman visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif.
disini berarti mampu membaca sesuatu untuk Sebagai proses visual membaca merupakan proses
mengerti akan ide pokok, yaitu detil-detil penting menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-
dari seluruh pengertian yang terkandung kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca
didalamnya. Potensi membaca ternyata berkorelasi mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
positif dengan tingkat intelegensia, yang dapat literal, interpretasi, membaca kritis dan pemahaman
mempengaruhi tingkat pemahaman dan kecepatan kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas
membaca namun tidak berkolaborasi dengan latar membaca kata-kata dengan menggunakan kamus
belakang pendidikan. Selain itu potensi juga (Crawley dan Mountain, dalam Rahim 2008:2).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian guru digunakan untuk mengetahui tingkat
kualitatif deskriptif tentang faktor-faktor yang kemampuan membaca siswa saat pembelajaran
mempengaruhi kemampuan membaca siswa di SD sedang berlangsung, wawancara yang dlakukan
Negeri 105 Pekanbaru. Metode yang digunakan kepada orang tua dilakukan untuk mengetahui
dalam penelitian ini adalah metode survei dan bagaimana pentingnya siswa membaca di rumah
observasi. Sedangkan teknik pengambilan datanya bagi orang tua, sedangakan wawancara yang
menggunakan teknik wawancara yang akan dilakukan kepada siswa digunakan untuk
dilakukan kepada guru, orang tua dan siswa yang mengetahui minat baca siswa di rumah dan
bersangkutan yang akan diteliti tentang kemampuan disekolah.
membacanya. Wawancara yang dilakukan kepada

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 118
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Apa saja faktor yang


Permasalahan : Objek :
mempengaruhi kemampuan
Kurangnya kemampuan 2 orang siswa kelas 5
membaca siswa di SDNegeri
membaca siswa SDN 105 Pekanbaru
105 Pekanbaru?

Teknik Pengumpulan
Data :
• Observasi
• Wawancara
Kesimpulan • Dokumentasi

Analisis Data
Hasil

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Objek penelitian adalah pihak-pihak yang sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian
dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. menjadi jelas maka kemungkinan akan
Dalam penelitian ini objeknya adalah 2 orang dikembangkan instrumen penelitian yang
siswa kelas 5 di SD Negeri 105 Pekanbaru yang sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data
keduanya adalah siswa laki-laki. Mereka di pilih dan membandingkan dengan data yang telah
sebagai objek penelitian ini karena kurangnya ditemukan melalui observasi dan wawancara. Pada
kemampuan membaca mereka dibandingkan penelitian ini, peneliti dibantu dengan instrumen
teman-teman seusia mereka. penelitian yaitu pedoman observasi, pedoman
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi wawancara. Adapun kisi-kisi instrumen adalah
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sebagai berikut :

Tabel 1. Rancangan Instrumen Penelitian


Faktor-faktor Indikator
Faktor fisiologis 1. Penglihatan
2. Pendengaran
Faktor Intelektual 1. Kognitif
Faktor lingkungan 1. Lingkungan sekolah
2. Lingkngan keluarga
Faktor psikologis 1. Motivasi
2. Minat
(sumber : Lamb dan Arnold dalam Rahim, 2007 : 16)

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 119
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Adapun teknik pengumpulan data pada memasuki lapangan, selama di lapangan, dan
penelitian ini adalah dengan cara observasi, setelah selesai di lapangan yaitu reduksi data,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data penyajian data dan penarikan kesimpulan.
pada penelitian ini dilakukan sejak sebelum

Gambar 2. Alur Penyajian Data

Untuk menetapkan keabsaan data Triangulasi sumber dilakukan dengan cara


diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam penelitian mengecek data yang telah diperoleh melalui
ini, keabsahan data menggunakan kredibilitas beberapa sumber. Peneliti menggali informasi dari
dengan perpanjangan keikutsertaan guru kemudian kepada siswa yang bersangkutan
(memperpanjang pengamatan), ketekunan (Sugiyono, 2017:274).
(meningkatkan ketekunan), serta triangulasi. b. Triangulasi Teknik
Triangulasi yang digunakan peneliti adalah Triangulasi teknik dilakuakan dengan cara
triangulasi sumber dan teknik penelitian, adapun mengecek data kepada sumber yang sama dengan
penjelasannya adalah sebagai berikut : cara yang berbeda. Peneliti melakukan wawancara
a. Triangulasi Sumber dan observasi kepada objek penelitian
(Sugiyono,2017:274).

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Faktor Fisiologis tidak mempengaruhi penglihatan mereka ke
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik papan tulis dan tidak mempengaruhi
dan jenis kelamin. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran mereka terhadap apa-apa yang
pendengaran dan alat penglihatan bisa diucapkan guru saat melakukan proses
memperlambat kemajuan belajar membaca siswa. pembelajaran. Tinggi badan mereka juga
Analisis bunyi misalnya, mungkin sukar bagi siswa sama dengan teman-teman yang lain.”
yang mempunyai masalah pada alat bicara dan alat
pendengaran. Sebaiknya, siswa-siswa di periksa Berdasarkan wawancara yang telah
matanya terlebih dahulu sebelum ia mulai membaca dilakukan dengan kedua siswa pada tanggal
permulaan. (Lamb dan Arnold, 1976 dalam Rahim, 06/01/2019, siswa mengatakan bahwa.
2008).
Berdasarkan wawancara yang telah “Pendengaran dan penglihatan mereka
dilakukan dengan guru kelas pada tanggal tidak terganggu. Gadged yang mereka
06/01/2019 tentang faktor fisiologis siswa, guru mainkan dirumah tidak mengurangi
mengatakan bahwa: kualitas penglihatan mereka, tulisan
didalam buku juga tetap terlihat jelas oleh
“Pendengaran dan penglihatan mereka mereka. Walaupun mereka duduk tidak
normal tidak ada gangguan. Posisi duduk diposisi paling depan, mereka tetap

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 120
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

mampu melihat dengan jelas tulisan guru inteligensi siswa tidak sepenuhnya mempengaruhi
dipapan tulis dan juga mampu mendengar berhasil atau tidaknya siswa dalam membaca
dengan baik perkataan guru saat pelajaran permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur
berlangsung.” dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi
kemampuan membaca permulaan siswa.
Berdasarkan wawancara yang telah Berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan dengan orang tua dari subjek penelitian dilakukan dengan guru kelas pada tanggal
pada tanggal 16/01/2019, orang tua mengatakan 06/01/2019, guru mengatakan bahwa.
bahwa.
“Siswa membaca masih terbata-bata
“Penglihatan dan pendengaran mereka sehingga mereka tidak mampu
tidak terganggu, walaupun dirumah memahami isi bacaan yang mereka baca
mereka bermain HP dan suka menonton tv sendiri. Jika diberikan pertanyaan, hanya
tapi tidak menyebabkan penglihatannya beberapa pertanyaan yang mampu mereka
terganggu.” jawab yaitu pertanyaan yang tidak
berhubungan dengan teori pelajaran.
Hasil wawancara yang telah dilakukan Seperti pertanyaan dimana alamat rumah
dengan guru, siswa dan orang tua, dapat diketahui mereka. Jika pertanyaan yang berkaitan
bahwa faktor fisiologis mereka tidak termasuk dengan teori pelajaran, mereka tetap
kepada faktor yang mempengaruhi kemampuan menjawab walaupun jawaban yang
membaca mereka. Sesuai dengan jawaban guru mereka berikan salah.”
yang mengatan bahwa saat ditanya tentang apa yang
ada dipapan tulis mereka dapat melihatnya dengan Berdasarkan wawancara yang telah
jelas,dan sesuai dengan jawaban mereka walaupun dilakukan dengan subjek penelitian pada tanggal
mereka tidak duduk diposisi paling depan tapi 06/01/2019, siswa mengatakan bahwa:
mereka tetap dapat melihat dan mendengar apa
yang dikatakan guru dengan jelas saat pelajaran “Mereka belum mampu membaca
berlangsung. Orang tua mengatakan bahwa mata dengan baik, walaupun guru telah
dan telinga mereka tidak memiliki gangguan meminta mereka membaca teks hanya
walaupun mereka suka bermain HP dan menonton teks-teks pendek. Saat dirumah mereka
tv dirumah. membaca hanya satu kali dimalam hari
Penglihatan dan pendengaran adalah saat ada PR dari sekolah. Dari
bagian dari faktor fisik yang mendukung kegemaran mereka lebih suka dengan
kemampuan membaca. Jika penglihatan kurang, buku yang bergambar atau komik
maka akan sulit untuk membaca bacaan pada buku dengan alasan buku bergambar lebih
atau dipapan tulis, dan jika pendengaran kurang menarik.”
maka akan kurang kemampuan untuk menganalisis
bunyi pada siswa. Karena tidak ada faktor fisiologis Bersasarkan wawancara yang telah
yang menghalangi, seharusnya pada kondisi seperti dilakukan dengan orang tua pada tanggal
ini kemampuan membaca mereka tidak terganggu. 16/01/2019, orang tua mengatakan bahwa

2. Faktor Intelektual “LR dan ZF tidak terlalu suka membaca,


Istilah inteligensi didefinisikan oleh Heinz mereka membaca hanya ketika ada PR dari
sebagai suatu kegiatan berfikir yang terdiri dari sekolah yaitu 3 atau 4 kali dalam seminggu
pemahaman yang esensial tentang situasi yang pada malam hari saja. Ibu mereka yang
diberikan dan meresponsnya secara tepat (Page dkk, sibuk bekerja seharian tidak dapat
dalam Farida Rahim 2016). Secara umum

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 121
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

memantau kegiatan membaca mereka Berdasarkan wawancara yang dilakukan


dirumah.” dengan siswa pada tanggal 06/01/2019, siswa
mengatakan bahwa :
Hasil wawancara yang telah dilakukan
kepada guru, siswa dan orang tua, didapat informasi “Lingkungan rumah dan lingkungan
bahwa faktor intelektual mereka merupakan salah sekolah sesuai dengan mereka. hanya saja
satu yang mempengaruhi kemampuan membaca di sekolah mereka jarang mengunjungi
mereka. Sesuai dengan jawaban guru yang perpustakaan sekolah walaupun telah
menegaskan bahwa untuk membaca beberapa kata diperintahkan oleh guru untuk membaca ke
menjadi kalimat mereka tidak mampu dan juga saat perpus.”
menjawab pertanyaan secara lisan, hanya
pertanyaan yang tidak berhubungan dengan teori Hasil wawancara yang telah dilakukan, dari
yang mampu mereka jawab. Seperti yang dikatakan jawaban guru dan siswa diketahui bahwa
oleh guru mereka hanya mampu menjawab lingkungan mereka tidak menjadi faktor
pertanyaan yang tidak memerlukan pemahaman kemampuan membaca mereka. Lingkungan sekolah
yang dalam, seperti ditanya alamat rumah dan adalah lingkungan yang dikatakan aktif untuk
menjawab pertanyaan dengan “ya atau tidak”. Saat membaca karena disekolah ada perpustakaan dan
ditanya tentang pemahaman isi bacaan, mereka dikelas guru juga selalu meminta untuk membaca.
menjawab tidak mampu memahami isi bacaan
karena mereka yang belum mampu membaca 4. Faktor Psikologis
dengan lancar. Faktor lain yang juga mempengaruhi
Siswa yang bersangkutan juga mengatakan kemajuan kemampuan membaca siswa adalah
bahwa kemampuan membaca mereka masih faktor psikologis, yaitu motivasi dan minat.
kurang, saat disuruh membaca teks pelajaran itu Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2008)
hanya teks-teks pendek yang mereka baca. mengemukakan bahwa motivasi ialah sesuatu yang
Walaupun mereka belum mampu membaca dengan mendorong seseorang belajar atau melakukan suatu
baik tapi guru selalu menyuruh mereka membaca kegiatan. Terkait pendapat tersebut, Rubin (dalam
dikelas untuk sekalian melatih kemampuan Rahim, 2008) mengemukakan bahwa faktor yang
membacanya. Orang tua mereka yang sibuk bekerja sangat penting bagi kesuksesan belajar ialah
tidak dapat memantau kegiatan membaca mereka motivasi, keinginan, dorongan, dan minat yang
dirumah dan mereka hanya membaca ketika ada PR terus menerus untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
dari sekolah itupun tidak setiap hari ada PR. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
dengan guru kelas pada tanggal 06/01/2019, guru
3. Faktor Lingkungan mengatakan bahwa :
Faktor lingkungan yaitu lingkungan rumah
dan sekolah. Berdasarkan wawancara yang “Minat membaca mereka masih sangat
dilakukan dengan guru kelas pada tanggal kurang. Walaupun guru selalu memberikan
06//01/2019, guru mengatakan bahwa: motivasi kepada mereka untuk membaca
tapi tidak menambah keinginan mereka
“Lingkungan sekolah mereka sesuai untuk membaca lebih giat lagi.”
dengan keadaan mereka. Mereka juga
mudah bergaul dengan teman-teman di Berdasarkan wawancara yang telah
sekolah dan mereka memiliki banyak dilakukan dengan siswa pada tanggal 06/01/2019,
teman.” siswa mengatakan bahwa :

“Mereka telah mendapatkan motivasi dari


orang tua dan guru, hanya saja minat

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 122
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

mereka yang kurang sehingga motivasi siswa-siswanya masih kurang, mereka lebih
yang diberikan oleh orang tua dan guru sibuk bermain HP dari pada membaca.”
tidak memberikan pengaruh kepada mereka
untuk lebih giat lagi mambaca.” Hasil wawancara yang telah dilakukan,
dapat diketahui bahwa faktor psikologis mereka
Berdasarkan wawancara yang telah juga termasuk salah satu yang mempengaruhi
dilakukan dengan orang tua pada tanggal kemampuan mereka membaca. dikatakan demikian
16/01/2019, orang tua mengatakan bahwa : karena minat membaca mereka masih sangat
kurang sesuai dengan jawaban guru dan orang tua
“Mereka adalah orang tua yang sibuk dan mereka yang mengatakan bahwa mereka sering
kurang bisa memberikan banyak waktu malas jika disuruh membaca.Minat adalah salah
untuk siswanya dirumah. Orang tua mereka satu faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan
tidak pernah mengajak siswanya untuk membaca, dimana minat adalah usaha-usaha
membeli buku, karena membeli buku seseorang untu membaca. Jika minat sudah tidak
termasuk salah satu motivasi kepada siswa ada, tidak mungkin bisa melakukan apapun
agar siswa mau membaca. orang tua mereka termasuk membaca.
juga mengakui kalau minat membaca

Pembahasan
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang hal ini disebabkan karena mereka yang tidak mampu
rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya membaca kata-kata hingga menjadi satu kalimat.
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas Dengan demikian mereka tidak mampu memahami isi
visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif. teks dalam suatu bacaan. Dalam belajar membaca, minat
Sebagai proses visual membaca merupakan proses juga sangat diperlukan. Karena minat adalah usaha dan
menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata keinginan, jadi ketika keinginan mereka kurang, mereka
lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup tidak akan mampu untuk membaca seperti teman-teman
aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, seusianya. Sesuai dengan pendapat Rubin (dalam
interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Rahim, 2008) mengemukakan bahwa faktor yang sangat
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh penting bagi kesuksesan belajar ialah motivasi,
dari triangulasi pengumpulan data observasi dan keinginan, dorongan, dan minat yang terus menerus
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
guru, siswa dan orang tua dari siswa yang bersangkutan, Mereka yang belum bisa membaca sangat sulit
maka dapat diperoleh bahwa faktor yang mempengaruhi diminta untuk membaca. Guru telah memberikan saran
kemampuan membaca siswa tersebut adalah faktor dan motivasi kepada mereka untuk membaca, sekaligus
intelektual dan faktor psikologis. Dimana intelektual kepada orang tua yang telah diminta hadir ke sekolah.
adalah kecerdasan kognitif siswa, disini diketahui Tapi karena minat diri mereka sendiri masih kurang
bahwa siswa yang bersangkutan masihsulit menjawab (faktor psikologis), itu yang membuat mereka merasa
pertanyaan-pertanyaan dari guru yang berhubungan membaca ini tidak terlalu penting. Minat merupakan
dengan suatu konsep walaupun telah dijelaskan pendorong untuk melakukan sesuatu. Jika minat dan
sebelumnya oleh guru di dalam kelas, ini disebabkan keinginan ada, itu akan menjadi pendorong semangat
karena fokus mereka yang sering hilang saat belajar. siswa untuk membaca. orang tua yang sibuk tidak
Faktor psikologis adalah minat dan motivasi siswa pernah ada waktu untuk memperhatikan aktivitas
untuk membaca, disini diketahui bahwa minat mereka siswanya dirumah. Motivasi dari orang tua juga kurang
dalam membaca masih kurang walaupun motivasi seperti tidak pernah membelikan siswanya buku selain
sering diberikan oleh guru dan perintah membaca ke jika siswanya yang meminta dan itupun hanya buku
perpus juga sering mereka dapat, namun keinginan pelajaran sekolah. Kegiatan membaca mereka dirumah
mereka untuk membaca yang masih kurang membuat hanya dilakukan ketika ada PR dari sekolah, yaitu
mereka malas untuk membaca ke perpustakaan sekolah. minimal 3 atau 4 kali dalam seminngu itupun tanpa
Pemahaman mereka terhadap teks bacaan masih kurang, pengawasan orang tua mereka. kurangnya perhatian dari

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 123
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

orang tua yang mengakibatkan minat dan motivasi Sesuai dengan pendapat Dhieni.dkk.(2008:
mereka untuk membaca sangat kurang karena tidak 5.18) motivasi akan menjadi pendorong semangat siswa
dibiasakan berteman dengan bahan bacaan sejak untuk membaca. Dalam hal ini terdapat dua macam
dirumah. motivasi yaitu motivasi instrinsik (bersumber pada diri
Motivasi mereka dalam membaca kurang, hal siswa itu sendiri) dan motivasi ekstrinsik (bersumber
ini dibuktikan pada saat proses pembelajaran guru harus pada luar diri siswa). Motivasi instrinsik ditunjukkan
memberikan dorongan kepada siswa untuk dengan beberapa siswa yang mengunjungi perpustakaan
meningkatkan motivasi membaca. Salah satunya dengan untuk meminjam buku atau membaca buku pada saat
cara guru memintasiswa untuk membaca teks pelajaran jam istirahat. Motivasi ekstrinsik ditunjukkan dengan
didalam kelas saaat pembelajaran berlangsung dan guru guru memberikan dorongan kepada siswa untuk
meminta mereka pergi ke perpustakaan pada saat jam meningkatkan motivasi membaca. Salah satunya dengan
istirahat untuk meminjam buku yang siswa sukai. Minat cara guru meminta siswa pergi ke perpustakaan pada
membaca siswa kelas V SD masih kurang, hal ini saat jam istirahat untuk meminjam buku yang siswa
ditunjukkan dengan adanya hanya beberapa siswa yang sukai.
mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku atau
membaca buku pada saat jam istirahat.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


Sebagaimana telah disampaikan pada bab 2. Faktor psikologis, sebagaimana hasil yang
sebelumnya, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah diperoleh dari proses wawancara dengan guru,
untuk mengetahui faktor-faktor yang orang tua dan siswa maka di dapat bahwa minat
mempengaruhi kemampuan membaca siswa di SD mereka dalam membaca sangat kurang.
Negeri 105 Pekanbaru. Setelah dilakukan penelitian Walaupun telah mendapatkan motivasi dari
dan analisis data dari studi kasus ini, dapat orang tua dan juga guru tapi minat mereka untuk
disimpulkan sebagai berikut : membaca masih tetap kurang sehingga dari
1. Faktor intelektual, sebagaimana hasil yang psikologis mereka tidak ada dorongan untun
diproleh dari proses wawancara dengan guru, membaca.
orang tua dan siswa maka di dapat bahwa faktor Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan
intelektual adalah salah satu faktor yang dan simpulan sebagaimana uraian di atas, maka
mempengaruhi kemampuan membaca mereka. penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut
Di katakan fakor intelektual karena seperti yang : 1) Sekolah harusnya membuat kebijakan kegiatan
dikatakan wali kelas mereka tidak mampu membaca bergilir ke perpustakaan sekolah agar
memahami isi bacaan karena mereka yang siswa dilatih untuk membaca buku dibawah
belum lancar membaca, dan juga sesuai dengan pengawasan guru disekolah; 2) Kepada peneliti
jawaban dari mereka yang menjelaskan bahwa selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat
mereka jarang membaca di rumah, mereka dijadikan sebagai acuan dalam penelitian
membaca buku hanya saat ada PR dati sekolah. selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, (2003). Pendidikan Bagi Anak Darmiyati, B. (1996). Pendidikan Bahasa dan
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Aisyah, A. (2016). Studi Kasus Siswa Berkesulitan Ilham, N. (2016). Minat Baca Pada Siswa Kelas
Belajar Dalam Membaca VISekolah Dasar Negeri Delegan 2
(Online).https://aisyahulfahaiy.blogspot.co Prambanan Sleman Yogyakarta. (Online).
m/2016/11/studi-kasus-siswa-berkesulitan- http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.p
belajar.html (diakses 23 April 2019) hp/fiptp/article/view/3098/2794. (diakses
14 desember 2019).

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 124
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 9 NOMOR 1 | FEBRUARI 2020
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Kurniaman, O., & Zufriady. (2019). The gi/article/view/118/pdf. (diakses 14


Efectiveness of Teaching Materials for Desember 2019)
Graphic Oragnizers in Reading in
Elementary School Students. Journal of
Educatiobal Sciences, 3(1), 48- 62.
Markis, P.Y. (2013). Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Pada Siswa
Tunarungu Dengan Menggunakan Teknik
Skimming.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu
. (diakses 14 september 2019)
Moleong, J. Lexy. (2017). Metodologi Penelitian
Kualitatif.Bandung:Rosda Karya
Olynda, A. (2012). Peningkatan Minat Dan
Kemampuan MembacaMelalui Penerapan
Program Jam Baca Sekolah Di Kelas VII
Smp Negeri 1 Puri. Skripsi dipublikasikan.
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah
Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Tarigan,G.H. (1979). Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Tri, M. (1996). Aspek Psikososial terhadap tingkat
pemahaman dan kecepatan Membaca.
(Online).http://jurnalbaca/pdii.lipi.go.id/in
dex.php/baca/article/download/51/123
(diakses 14 Desember 2019)
Wiranata, A. (2016). Faktor Pendukung Dan
Penghambat Kemampuan Membaca
Permulaan Siswa Kelas II SD N Kraton
Yogyakarta. Skripsidipublikasikan. FIP
Universitas Negeri Yogyakarta.
Wulan, R. (2010). Peran Intelegensi, Penguasaan
kosa kata, Sikap dan Minat Terhadap
Kemampuan Membaca Pada
Siswa.(Online).
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/arti
cle/view/1077/859. (diakses 14 desember
2019)
Yetti, R. (2009). Pengaruh Keterlibatan Orang Tua
Terhadap Minat Baca Siswa Ditinjau Dari
Pendekatan stres Lingkungan. (Online).
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedago

Ade Irma Suryani | Faktor, Kemampuan Membaca, Siswa SD


Halaman | 125

You might also like