Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, No.

2, Agustus 2017 © 2017 Jurnal Ners dan Kebidanan


DOI:
160 10.26699/jnk.v4i2.ART.p160-167
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 160–167
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

PELAKSANAAN STIMULASI PERKEMBANGAN BAHASA DAN


BICARA ANAK USIA 0–3 TAHUN DALAM KELUARGA
DI POSYANDU SERUNI KELURAHAN BENDOGERIT
KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR
(The Implementation of Language Development and Speak Stimulation
To Child Age 0-3 Years In The Family At Posyandu Seruni Bendogerit
Sanan Wetan Blitar)

Triana Setijaningsih, Winda Noviana


Program Studi D3 Keperawatan Blitar, Poltekkes Kemenkes Malang
email : triana_setijaningsih@yahoo.com

Abstract: Stimulation is an activity to stimulate the basic ability of children so that children grow and
develop optimally especially in language and speech development because it is an indicator of the
whole development of children. The purpose of the study was to find out the description of the implemen-
tation of stimulation of language development and talking children in the family. It used descriptive
research method. As a family population with children aged 0–3 years registered at Posyandu Seruni
Kelurahan Bendogerit Kota Blitar as much as 35 families, the sample was one parent (father or mother)
dominant in parenting every day as much as 35 using total sampling technique. The data collection was
done by observation and interview. The results showed that the implementation of stimulation of lan-
guage development and speech in the family of 20% execution is precisely influenced by the dominant
mother in child care, 57.1% of the implementation was quite appropriate because all families have APE
and 22.9% less precise implementation due to information factors less . Recommendations for the Health
Department provide training on Posyandu cadres on stimulation and early detection of child growth,
which will be applied to infants at posyandu with involving parents of children under five in order to
provide stimulation to their children in everyday life correctly.

Keywords: Implementation, Stimulation of language development and speech, Family.

Abstrak: Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan
berkembang secara optimal khusunya dalam perkembangan bahasa dan bicara karena merupakan indikator
dari seluruh perkembangan anak. Tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan stimulasi perkembangan
bahasa dan bicara anak dalam keluarga. Metode penelitian deskriptif. Sebagai Populasi keluarga yang
mempunyai anak usia 0–3 tahun terdaftar di posyandu Seruni Kelurahan Bendogerit Kota Blitar berjumlah
35 keluarga, sampelnya adalah salah satu orang tua (ayah atau ibu) yang dominan dalam mengasuh anak
setiap hari sebanyak 35 dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan stimulasi perkembangan
bahasa dan bicara dalam keluarga 20% pelaksanaan tepat dipengaruhi oleh ibu yang dominan dalam
mengasuh anak, 57,1% pelaksanaan cukup tepat karena semua keluarga memiliki APE dan 22,9% pelaksanaan
kurang tepat karena faktor informasi yang kurang. Rekomendasi untuk Dinas kesehatan memberikan
pelatihan pada kader Posyandu tentang stimulasi dan Deteksi dini Tumbuh Kembang Anak, yang akan
diterapkan pada balita saat posyandu dengan melibatkan orang tua Balita agar bisa memberikan stimulasi
pada anak balitanya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

Kata kunci: Pelaksanaan, Stimulasi perkembangan bahasa dan bicara, Keluarga.

160
Setijaningsih, Noviana, Pelaksanaan Stimulasi Perkembangan Bahasa... 161

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya perkembangan bahasa. Sedangkan menurut Berko
membangun manusia seutuhnya antara lain dise- Gleason (Santrock, J.W. 2007:375–376), para peneliti
lenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang menemukan bahwa kuantitas percakapan orangtua
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kepada anak berhubungan langsung dengan
kandungan. Sesuai dengan isi Pasal 4 UU No23 pertumbuhan kosakata anak. Bayi-bayi yang ibunya
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, bahwa berbicara lebih sering kepada mereka memiliki kosa-
setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, ber- kata yang lebih banyak. Pada tahun kedua, perbe-
kembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai daan-perbedaan kosakata menjadi amat besar. Sti-
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mulasi perkembangan dapat dilakukan oleh semua
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskrimi- orang yang terlibat dengan anak yaitu oleh ibu dan
nasi. Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak,
besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka pengganti ibu atau pengasuh anak, angota keluarga
sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tum- lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah
buh kembang balita di Indonesia perlu mendapat tangga masing-masing dalam kehidupan sehari-hari.
perhatian serius. Upaya kesehatan yang dilakukan Anak sangat membutuhkan lingkungan keluarga,
sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima rasa aman yang diperoleh dari ibu dan rasa terlin-
tahun pertama kehidupanya, ditujukan untuk mem- dung dari ayah merupakan syarat bagi kelancaran
pertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus me- proses perkembangan anak (Gunarsa, 2008:25).
ningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tum- Penyebab dan efek pada perkembangan bicara
buh kembang optimal baik fisik, mental, emosional adalah bermacam-macam, penyebab dari lingkung-
maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk an yang mengalami sosial ekonomi kurang menye-
sesuai dengan potensi genetiknya (Kemenkes RI, babkan terlambat bicara, tekanan keluarga kepada
2012). anak menyebabkan anak gagap bicara, keluarga
Pembinaan tumbuh kembang anak secara kom- bisu meyebabkan anak terlambat pemerolehan ba-
prehensif dan berkualitas diselenggarakan melalui hasa, dirumah menggunakan bahasa bilingual me-
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini. Sti- nyebabkan anak terlambat pemerolehan struktur
mulasi yang memadai artinya rangsangan otak balita bahasa. Menurut NCHS, berdasarkan laporan orang
sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara tua (diluar gangguan pendengaran serta celah pada
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita palatum), maka angka kejadiannya adalah 0,9%
berlangsung secara optimal sesuai dengan umur pada anak dibawah umur 5 tahun. Dari hasil eva-
anak. Stimulasi adalah kegiatan merangsang ke- luasi langsung terhadap anak usia sekolah, angka
mampuan dasar anak umur 0–6 tahun agar anak kejadiannya 3,8 kali lebih tinggi dari yang berda-
tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam sarkan hasil wawancara. Berdasarkan hal ini, diper-
melakukan stimulasi ada delapan prinsip dasar yang kirakan gangguan bicara dan bahasa anak adalah
perlu diperhatikan (Kemenkes RI, 2012). Stimulasi sekitar 4–5% (Soetjiningsih, 1995).
bicara dan bahasa merupakan hal yang penting, ke- Menurut data hasil DDTK pada tanggal 7 Juli
mampuan berbahasa dan bicara merupakan indi- 2014 yang diperoleh dari Posyandu Seruni Kelu-
kator seluruh perkembangan anak. Periode kritis rahan Bendogerit, dari 10 anak yang dilakukan
bagi perkembangan kemampuan berbicara dan ba- DDTK didapatkan hasil 70% anak perkembangan
hasa adalah periode antara 9–24 bulan awal kehi- sesuai dan 3% anak mengalami perkembangan me-
dupan. Karena kemampuan berbicara dan berba- nyimpang baik dari gerak halus, gerak kasar, gang-
hasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan guan bicara, dan sosial kemandirian.
pada sistem lainya, sebab melibatkan kemampuan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
kognitif, sensori motor, psikologis, emosi, dan ling- dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2015 di Pos-
kungan disekitar anak. Seorang anak tidak akan yandu Kenanga RW XI Kelurahan Bendogerit,
mampu berbicara tanpa dukungan dari lingkungan- menggunakan teknik wawancara dan observasi
nya (Soetjiningsih, 1995:237). dengan sampel diambil secara acak yaitu ibu yang
Menurut Dzulkifli, 2005 bahwa anak terus be- memiliki anak batita, dari 8 ibu didapatkan 62,5%
lajar berbicara karena dirangsang oleh dorongan atau 5 ibu memberikan stimulasi perkembangan
meniru suara-suara yang didengarnya diucapkan dengan mengajak anak bicara, dikenalkan berbagai
orang lain. Lingkungan hidup turut mempengaruhi gambar dan benda-benda semampu anak yang dila-
162 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 160–167

kukan setiap hari dan 37,5% atau 3 ibu yang tidak Tabel 3 Informasi
memberikan rangsangan bicara dan bahasa kepada
Informasi f %
anaknya dengan alasan bahwa anak akan bisa ber-
kembang berbicara sendiri apabila sudah waktunya Posyandu/pelayanan.kes 9 25,7
tanpa dirangsang. Med.sos/internet 6 17,1
Buku KIA 1 2,9
Belum pernah 19 54,3
BAHAN DAN METODE
Total 35 100
Desain penelitian menggunakan deskriptif,
Sampel dalam penelitian ini salah satu orang tua Berdasarkan Tabel 3 diatas bahwa pelaksa-
(ayah atau ibu) yang dominan dalam mengasuh anak naan stimulasi perkembangan bahasa dan bicara
setiap hari. Besar sampel sebanyak 35 keluarga, lebih dari separuh 54,3% adalah belum pernah men-
dengan metode total sampling. dapatkan informasi.
Penelitian dilakukan pada 12–19 Juni 2015 dan
tempat penelitian di wilayah Posyandu Seruni Kelu- Tabel 4 Waktu
rahan Bendogerit Kota Blitar. Berdasarkan latar
belakang diatas peneliti ingin mengetahui bagaimana Waktu f %
pelaksanaan stimulasi perkembangan bahasa dan Setiap waktu 35 100
bicara anak usai 0–3 tahun dalam keluarga. Total 35 100

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan Tabel 4 diatas bahwa pelaksana-
Data Umum an stimulasi perkembangan bahasa dan bicara selu-
Tabel 1 Dominan mengasuh anak ruhnya 100% adalah memberikan stimulasi setiap
waktu.
Dominan f %
Ayah 1 2,9 Tabel 5 APE
Ibu 34 97,1
Total 35 100 APE f %
Ada 35 100
Total 35 100
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pelaksa-
naan stimulasi perkembangan bahasa dan bicara
hampir seluruhnya 97,1% adalah ibu yang dominan Berdasarkan Tabel 5 diatas bahwa pelaksa-
dalam mengasuh anak. naan stimulasi perkembangan bahasa dan bicara
seluruhnya 100% adalam mempunyai APE untuk
stimulasi.
Tabel 2 Pekerjaan

Pekerjaan f % Data Khusus

PNS 4 11,4 Tabel 6 Pelaksanaan stimulasi perkembangan bahasa


Swasta 6 17,1 dan bicara anak usia 0–3 tahun di posyandu
Wiraswasta 3 8,6 Seruni Kelurahan Bendogerit Kecamatan
Buruh 2 5,7 Sananwetan Kota Blitar, Juni 2015 (n=35)
IRT 20 57,1
Total 35 100 Pelaksanaan stimulasi keluarga
No
Kategori f %

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa pelaksa- 1. Tepat 7 20.0


2. Cukup tepat 20 57.1
naan stimulasi perkembangan bahasa dan bicara
3. Kurang tepat 8 22.9
lebih dari separuh 57,1% adalah sebagai ibu rumah
Total 35 100.0
tangga.
Setijaningsih, Noviana, Pelaksanaan Stimulasi Perkembangan Bahasa... 163

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa jumlah menyebutkan nama gambar-gambar. Ajak bayi
keluarga yang melaksanakan stimulasi perkem- melihat gambar-gambar, bantu ia menunjukkan
bangan bahasa dan bicara dengan kategori tepat gambar yang namanya anda sebutkan. Usahakan
20% (7 keluarga), cukup tepat 57,1% (20 keluarga) bayi mau mengulangi kata-kata anda. Apabila ke-
dan 22,9% (8 keluarga) melaksanakan stimulasi luarga melaksanakan dengan menunjukkan gambar-
dengan kategori kurang tepat. gambar dan menyebutkan nama pada gambar yang
dimilliki dengan tidak memaksakan bayi maka bayi
PEMBAHASAN dapat merekam gambar dan nama dari gambar se-
Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksana- hingga dapat menambah pengetahuan dan kosa kata
an stimulasi perkembangan bahasa dan bicara anak bayi walaupun bayi masih belum mengerti arti dari
usia 0–3 tahun dalam keluarga di posyandu Seruni gambar tersebut.
Kelurahan Bendogerit, didapatkan data dari 35 ke- Pada keluarga yang mempunyai anak usia 9–
luarga bahwa pelaksanaan stimulasi terbagi menjadi 12 bulan dari jumlah 4 keluarga semua keluarga
3 kategori pelaksanaan keluarga yaitu berjumlah 100% tidak membuat bayi mau berbicara kembali
20% atau 7 keluarga dengan kategori pelaksanaan dengan boneka mainan. Menurut Kemenkes RI
tepat, 57,1% atau 20 keluarga dengan kategori (2012), sesuai prinsip dasar pelaksanaan stimulasi
pelaksanaan cukup tepat dan 22,9% atau 8 keluarga nomor 4 lakukan stimulasi dengan cara mengajak
dengan kategori pelaksanaan kurang tepat. anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenang
kan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman dan
Pelaksanaan Kurang Tepat untuk bayi usia 9–12 bulan stimulasi yang harus
diberikan adalah berpura-pura bahwa boneka berbi-
Dari hasil penelitian pelaksanaan stimulasi cara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara
perkembangan bahasa dan bicara anak usia 0–3 kembali dengan boneka itu dan dihubungkan dengan
tahun didapatkan data 22,9% atau 8 keluarga pelak- teori Hurlock (1995:186) bahwa semakin banyak
sanaanya kurang tepat, ditunjukkan dari pernyataan anak didorong dengan mengajaknya berbicara dan
yang banyak tidak dilaksanakan oleh keluarga didorong menanggapinya, akan sema kin awal me-
antara lain pada keluarga yang mempunyai anak reka belajar berbicara dan semakin baik kualitasnya.
usia 3–6 bulan dari jumlah 6 keluarga, bahwa 83,3% Berdasarkan hal tersebut melatih anak berbicara
atau 5 keluarga tidak mengenalkan berbagai bunyi dapat memanfaatkan boneka mainan untuk diajak
kepada anak. Menurut. Menurut Kemenkes RI komunikasi pada bayi supaya bayi lebih tertarik .
(2012) bahwa untuk melaksanakan stimulasi ada Pada keluarga yang mempunyai anak usia 12–
prinsip dasar yang diperhatikan salah satunya prinsip 15 bulan dari jumlah 2 keluarga 100% tidak menye-
nomor 6, gunakan alat bantu atau permainan yang butkan nama bagian tubuh bayi. Menurut Kemenkes
sederhana, aman dan ada disekitar anak dan untuk RI (2012) bahwa prinsip dasar stimulasi nomor 4
bayi 3–6 bulan harus diberikan stimulasi lanjutan lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak ber-
berupa mengenali berbagai suara, dengan cara buat- main, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa
lah suara dari kerincingan, mainan yang dipencet paksaan dan tidak ada hukuman dan usia 12–15
atau bel. Keluarga tidak mempunyai inisiatif dalam bulan stimulasi yang harus diberikan ketika anda
membuatkan suara-suara untuk merangsang per- mengenakan pakaian anak, tunjuk dan sebutkan
kembangan bahasa dan bicara bayi, merangsang nama bagian tubuh anak. Usahakan agar anak mau
visual bayi berguna untuk melatih bayi mengenali menyebutkan kembali. Pendapat dari peneliti bahwa
arti dari bunyi. keluarga dapat melatih anak menyebut nama bagian
Pada keluarga yang mempunyai anak usia 6–9 tubuh dengan lagu kepala, pundak, lutut, kaki sebab
bulan dari jumlah 2 keluarga semua keluarga 100% bagian tubuh mempunyai fungsi dan manfaat
tidak menunjuk dan menyebutkan nama gambar- masing-masing sehingga anak perlu dikenalkan sejak
gambar. Menurut Kemenkes RI (2012) bahwa un- anak masih kecil untuk memperkaya kosa kata yang
tuk melaksanakan stimulasi ada prinsip dasar yang dimiliki anak.
diperhatikan diantaranya prinsip nomor 4 lakukan Pada keluarga yang mempunyai usia 15–18
stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, ber- bulan dari jumlah 2 keluarga semua keluarga 100%
nyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan tidak menyebut berbagai nama barang. Menurut
dan tidak ada hukuman dan untuk bayi 6–9 bulan Kemenkes RI (2012) bahwa prinsip dasar stimulasi
stimulasi yang harus diberikan adalah menunjuk dan nomor 4 lakukan stimulasi dengan cara mengajak
164 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 160–167

anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, mengenai stimulasi sehingga keluarga tidak melak
tanpa paksaan dan tidak ada hukuman dan usia 15– sanakan stimulasi perkembangan sesuai umur anak,
18 bulan stimulasi yang harus diberikan adalah ketika dibuktikan dengan jumlah 54% atau 19 keluarga
anda ke pasar, ajak anak dan sebutkan nama ba- belum pernah mendapatkan informasi mengenai hal
rang-barang yang anda beli. Usahakan agar anak tersebut. Menurut Notoatmojo (2007), Pelaksanaan
mau menyebutkan dulu sebelum anda melakukan- atau kemampuan praktik merupakan bagian dari
nya. Keluarga dapat meng gunakan waktu saat perilaku. Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai
berbelanja untuk meningkatkan stimulus panca in- pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih
dera anak, dengan membiarkan anak menunjuk dan dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau
menanyakan barang yang ada ditoko. objek diluarnya. Dengan membe rikan informasi
Pada keluarga yang mempunyai anak usia 18– akan meningkatkan pengetahuan masyarakat, se-
24 bulan dari jumlah 4 keluarga hanya 1 keluarga lanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan
25% yang membacakan buku pada anak setiap hari. menimbulkan kesadaran mere ka, dan akhirnya akan
Menurut kemenkes RI (2012), bahwa prinsip dasar menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pe-
stimulasi nomor 2 yaitu selalu tunjukkan sikap dan ngetahuan yang dimilikinya. Peneliti berpendapat
perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah informasi merupakan hal yang sangat penting dan
laku orang-orang yang terdekat dengannya dan pada tidak bisa terlepas untuk meningkatkan pengetahuan
usia 18–24 bulan salah satu stimulasi yang harus keluarga, karena pengetahuan sendiri berpe ngaruh
dilakukan adalah setiap hari anak dibacakan buku. besar terhadap pelaksanaan. Keluarga yang belum
Pendapat dari peneliti apabila keluarga membiasa- pernah mendapatkan informasi mengenai cara pem-
kan anaknya dari kecil untuk membacakan buku berian stimulasi, maka tingkat pengetahuan keluarga
maka minat anak dalam membaca buku akan me- tentang stimulasi rendah, sehingga keluarga tidak
ningkat dan anak akan mengikuti dari tindakan mempunyai kesadaraan untuk merespon dalam
membaca yang dilakukan oleh pengasuhnya memberikan rangsang kepada anak dan akhirnya
Pada keluarga yang mempunyai anak usia 24– perilaku keluarga dalam pelaksanaan stimulasi me-
36 bulan dari jumlah 11 keluarga 82% atau 9 keluarga nyebabkan kurang tepat.
tidak menjelaskan acara televisi saat anak menon-
ton. Menurut Kemenkes RI (2012), bahwa prinsip Pelaksanaan Cukup Tepat
dasar stimulasi nomor 2 yaitu selalu tunjukkan sikap
Dari data hasil penelitian pelaksanaan stimulasi
dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
perkembangan paling banyak diantara kategori lain
tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya
yaitu 57,1% atau 20 keluarga pelaksanaan cukup
dan pada anak umur 24–36 stimulasi yang harus
tepat, ditunjuk kan dengan hampir semua pernya
diberikan adalah acara atau berita di televisi terka-
taan sesuai umur anak sudah dilaksanakan oleh
dang menakut kan anak, jelaskan pada anak apakah
keluarga namun belum maksimal.
hal itu nyata atau tidak nyata. Perlunya pendam-
Pada stimulasi bahasa dan bicara anak usia
pingan saat anak menonton dan memilihkan acara
24–36 bulan dengan jumlah 11 keluarga pelaksanaan
televisi yang tepat untuk anak, untuk mencegah ter-
cukup tepat 91% (10 keluarga) tentang menyata
jadinya salah paham anak pada acara yang ada
kan suatu benda. Menurut kemenkes RI (2012),
ditelevisi, dan sebagai keluarga harus menjelaskan
bahwa stimulasi pada usia 24–36 bulan ketika meng-
dengan kejujuran acara ditelevisi apakah yang telah
ajak anak bicara, gunakan ungkapan yang menya-
dilihat tersebut fakta atau tidak.
takan keadaan suatu benda. Misal “bolamu yang
Dari kategori kurang tepat tersebut usia 15–18
kuning ada dibawah meja”, “mobil-mobilan yang biru
bulan merupakan kelompok usia dengan prosentase
itu ada di dalam laci”. Sesuai dengan prinsip ke 6
terendah yaitu 64% dari kelompok usia yang lain.
gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana,
Dan prinsip dasar yang banyak tidak dilaksanakan
aman dan ada disekitar anak. Stimulasi untuk anak
adalah prinsip dasar nomor 4 yaitu lakukan stimulasi
berbicara dapat dengan permainan yang dimilikinya.
dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,
Pada stimulasi bahasa dan bicara anak usia 18–
bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak
24 bulan dengan jumlah 4 keluarga pelaksanaan
ada hukuman.
cukup tepat 50% (2 keluarga) tentang bercerita ten-
Dari pernyataan diatas merupakan pernyataan
yang tidak dilaksanakan keluarga berhubungan tang apa yang dilihatnya. Menurut kemenkes RI
dengan faktor keluarga yang kurang pengetahuan (2012), bahwa stimulasi yang harus diberikan pada
Setijaningsih, Noviana, Pelaksanaan Stimulasi Perkembangan Bahasa... 165

usia 18–24 bulan adalah perlihatkan sering-sering melatih bayi berbicara dan berbahasa yaitu salah
buku dan majalah. Usahakan agar anak mau men- satunya dengan menunjuk kan berbagai macam
ceritakan apa yang dilihatnya. Sesuai prinsip guna- gambar yang berbeda untuk menambah memori
kan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman bayi.
dan ada disekitar anak. Menurut peneliti salah satu Pada stimulasi usia 3–6 bulan jumlah 6 keluarga
cara yang tepat untk membuat anak berbicara adalah pelaksanaan cukup tepat 66,7% (4 keluarga) ten-
dengan melihatkan sesuatu yang membuatnya me- tang menirukan kata-kata. Menurut kemenkes RI
narik. (2012), bahwa ketika berbicara dengan bayi ulangi
Pada stimulasi bahasa dan bicara anak usia 15– kata berkal-kali dan usahakan agar bayi meniru-
18 bulan dengan jumlah 2 keluarga pelaksanaa kanya. Yang paling mudah ditirukan oleh bayi adalah
cukup tepat 50% (1 keluarga) tentang membaca kata mama dan papa, walaupun belum mengerti
kan buku. Menurut kemenkes RI (2012), bahwa artinya. Usia bayi ini merupakan awal dari latihan
stimulasi pada anak usia 15–18 bulan yang perlu mengungkapkan dengan kata, sehingga perlu dide-
dilanjutkan adalah tunjukkan kepada anak buku dan ngarkan sesering mungkin kata yang mudah ditiru
bacakan setiap hari. Prinsip tentang selalu tunjukkan oleh bayi.
sikap dan perilaku baik , karena anak akan meniru Pada usia 0–3 bulan dari 4 keluarga pelaksa-
tingkah laku orang-orang yang terdekat denganya. naan cukup tepat 75% (3 keluarga) tentang menge-
Dengan menunjuk dan membacakan buku anak nali berbagai suara. Menurut kemenkes RI (2012),
mendapatkan kosa kata yang didengarnya dan me- bahwa gunakan alat bantu permainan yang seder-
nambah kosa kata yang dimiliki anak. hana, aman dan ada disekitar anak dengan membuat
Pada stimulasi bahasa dan bicara anak usia 12– suara dari kerincingan, mainan dipencet atau dibel.
15 bulan dengan jumlah 2 keluarga pelaksanaan Dalam merespon bayi perlunya suara-suara yang
cukup tepat 50% (1 keluarga) tentang menunjuk berlainan supaya bayi mengenali berbagai macam
dan menyebut nama gambar. Menurut kemenkes suara.
RI (2012), bahwa stimulasi yang perlu dilanjut pada Kategori cukup tepat ini didominasi oleh kelom-
usia 12–15 bulan adalah menunjukkan dan menye- pok keluarga yang mempunyai anak usia 18–24
butkan gambar yang menarik, sesuai prinsip gunakan bulan dengan prosentase hasil 80,75% dan prinsip
alat bantu permainan yang sederhana, aman dan dasar stimulasi yang keenam adalah dominan yaitu
ada disekitar anak. Dalam menambah kosa kata gunakan alat bantu permainan yang sederhana,
anak perlunya ditunjukkan sesuatu yang menarik aman dan ada disekitar anak.
untuk merekam apa yang dilihatnya dan diubah Pelaksanaan cukup tepat oleh keluarga, didu-
dalam bentuk ungkapan kata. kung dengan menggu nakan alat alat permainan yang
Pada stimulasi usia 9–12 bulan dari jumlah 4 dimiliki untuk menunjang dalam pemberian stimulasi
keluarga 75% (3 keluarga) pelaksanaan cukup tepat yaitu 100% atau semua keluarga sudah mempunyai
tentang menirukan kata-kata. Menurut kemenkes APE dalam menunjang stimulasi. Menururt
RI (2012) bahwa pada usia 9–12 bulan stimulasi Soetjiningsih (1995:109) bahwa untuk menstimulasi
yang harus diberikan setiap hari bicara kepada bayi. perkembangan anak memerlukan alat permainan
Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya edukatif (APE) yaitu alat permainan yang dapat
seperti: minum, susu, mandi, kue, dll. Dengan melatih mengoptimalkan perkembangan anak, disesu aikan
berbicara dengan kata mengenai hal yang setiap dengan usianya dan tingkat perkembangannya. Alat
hari dilakukan bayi untuk memudahkan bayi dalam permainan edukatif tidak perlu bagus dan dibeli di
menghafalkanya. toko, tetapi bisa buatan sendiri asalkan memenuhi
Pada stimulasi usia 6–9 bulan dari jumlah 2 syarat. Setiap keluarga telah mempunyai alat per-
keluarga 50% (1 keluarga) pelaksanaan cukup tepat maian dalam menunjang dalam pemberian stimulasi
tentang menunjukaan gambar. Menurut kemenkes kepada anaknya, namun permainan yang dimaksud
RI (2012), bahwa stimulasi yang harus diberikan adalah permainan yang mempunyai manfaat dan
dengan prinsip gunakan alat bantu permainan yang syarat dalam perkembangan anak, bukan alat per-
sederhana aman dan ada disekitar anak dengan mainan masa kini yang diberikan seperti hp, gadget,
menem pelkan berbagai macam guntingan gambar dll. Sehingga sudah ada 7 keluarga yang melaksa-
yang menarik dan berwarna-warni misal: binatang, nakan stimulasi tepat sesuai umur anak.
bunga, buah, kendaraan, dll. Banyak cara untuk
166 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 160–167

Pelaksanaan Tepat Pelaksanaan tepat berkaitan erat dengan pe-


Berdasarkan data hasil pelaksanaan stimulasi ngasuh anak, ibu mempu nyai naluri yang kuat da-
perkembangan tepat ditunjukkan dengan jumlah lam menga suh anak sebab ibu adalah orang pertama
20% atau 7 keluarga telah melak sanakan pernya- yang berhubungan kontak langsung dan mengerti
taan sesuai dengan stimulasi yang harus diberikan apa yang dibutuhkan anak dalam masa perkembang-
ber dasarkan umur anak. Dari kelompok keluarga annya, sehingga dengan ibu yang berada disisi anak
yang mempunyai anak usia 0–3 bulan merupakan memberi ketenangan dan kenyamanan pada anak.
kelompok keluarga dengan prosentase tertinggi yaitu Ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah
95%, menurut Soetjiningsih, (1995) bahwa budaya memiliki waktu yang lebih banyak dengan anak
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kuali- dibanding dengan ibu yang bekerja. Sehingga ibu
tas tumbuh kembang anak. menurut peneliti dalam lebih leluasa dalam memberikan stimulasi kepada
kehidupan adanya budaya atau adat yang harus dilak- anak dan tidak terganggu dengan kesibukanya be-
sanakan, dalam budaya jawa orang yang setelah kerja, sebab stimulasi perkembangan sendiri harus
melahirkan sebelum hari ke 40 dilarang untuk keluar dilaku kan kapan saja setiap saat setiap waktu dan
rumah dan bayinya harus selalu ditunggu, mka dalam setiap ada kesempatan dengan anak, tidak ada wak-
kelompok usia 0–3 bulan meupakan prosentase tu dan tempat khusus untuk memberikan stimulasi.
tertinggi keluarga dalam memebrikan stimulasi
kepada bayi sebab masih sangat tersangkut dalam SIMPULAN DAN SARAN
budaya yang melekat. Ditunjukkan dengan keluarga Simpulan
melaksanakan pernyataan berbicara setiap hari, Dari hasil penelitian pelaksanaan stimulasi
bicara dengan sesering mungkin, gunakan setiap perkembangan bahasa dan bicara anak usia 0–3
kesempatan seperti waktu memandikan bayi, menge tahun dalam keluarga di posyandu Seruni Kelurahan
nakan pakainya, memberi makan, ditempat tidur Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar
ketika anda sedang mengerjakan pekerjaan rumah pada tanggal 12–19 Juni 2015 dari 35 responden
tangga, dan sebagainya. Prinsip dasar dalam mem- didapatkan data 20% pelaksanaan stimulasi tepat
berikan stimulasi dengan kategori tepat adalah prin- dipengaruhi oleh dominan dalam mengasuh anak
sip dasar pertama stimulasi dilakukan dengan dilan- adalah ibu, 57,1% pelaksaan stimulasi cukup tepat
dasi rasa cinta dan kasih sayang. dipengaruhi oleh APE yang dimiliki sebagai alat
Selain faktor budaya adanya faktor yang mem- bantu dalam memberi stimulasi dan 22,9% pelaksa-
pengaruhi pelaksa naan dalam memberikan stimulasi naan stimulasi kurang tepat dipengaruhi oleh penge-
kepada anak diantaranya adalah dominan dalam tahuan yang kurang karena belum pernah mendapat
mengasuh anak di keluarga adalah ibu sejumlah 97% informasi mengenai cara pemberian stimulasi.
atau 34 keluarga, untuk waktu keluarga memberikan
stimulasi yaitu 100% semua keluarga memberi Saran
stimulasi kepada anaknya setiap waktu setiap ada
kesempatan. Pekerjaan keluarga 57% atau 20 Bagi tempat penelitian, hasil penelitian ini diha-
keluarga sebagai ibu rumah tangga. rapkan dapat menjadi masukan dan tambahan infor-
Menurut Kemenkes RI (2012), bahwa setiap masi bagi kader dan seluruh keluarga di wilayah
anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin posyandu Seruni Kelurahan Bendogerit untuk me-
dan terus menerus pada setiap kesem patan. Sti- ningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga
mulasi perkembangan anak dilakukan oleh ibu dan mengenai cara stimulasi perkembangan bahasa dan
ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak. bicara yang harus diberikan kepada anak.
Stimulasi tidak selalu memerlukan waktu khusus, Bagi institusi pendidikan D3 Keperawatan, hasil
sehingga dapat dikaitkan sekaligus dengan kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
lainnya dan dilakukan setiap hari. Dihubungkan tambahan informasi untuk lebih meningkatkan pe-
dengan teori sebagai ibu mempunyai peran penting ngetahuan dan keterampilan mahasiswa cara mela-
dalam perkembangan anaknya yaitu memberi rang- kukan stimulasi perkembangan anak khususnya
sangan dan pelajaran, pendekatan ibu dan perca- stimulasi perkembangan bahasa dan bicara.
kapan dengan ibu memberi rangsangan bagi per- Bagi peneliti selanjutnya, dari hasil penelitian
kembangan anak (Gunarsa, 2008:34). ini keluarga banyak yang belum pernah mendapat-
Setijaningsih, Noviana, Pelaksanaan Stimulasi Perkembangan Bahasa... 167

kan informasi mengenai cara pemberian stimulasi, Gunarsa, S. D. 2008. Psikologi Praktis: Anak, Remaja
diharapkan peneliti selanjutnya untuk melakukan Dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
penelitian mengenai upaya keluarga dalam mem- Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan
berikan stimulasi kepada anak dengan tepat. Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
DAFTAR RUJUKAN Notoatmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu Dan
Hurlock, E. B. 1995. Perkembangan Anak Jilid I, Edisi Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Keenam. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak, Jilid I, Edisi
Sebelas. Jakarta: Erlangga.

You might also like