Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 108
PERSEMBAHAN Bismillahirrahmaanirrahim... Puji syukur kepada Allah SWT atas besar karunia dan rahmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Sebuah keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb. Atas karunia dan jalan atas doa yang Engkau berikan, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tuaku yang kukasihi dan kusayangi Ibu Taslimah dan Bapak Cipto Nardi. Terima kasih atas doa dan dukungan moril maupun materi yang tak pernah habis-habisnya kalian berikan Xepadaku. Kepada keluargaku ayuk pertama, kedua dan ketiga terimakasih telah memberi dukungan ‘motivasi sampai skripsi ini selesai, ‘Tevime kasin kepada Usvatun HasanahS.Ked yang telah menjadi sahabat “oestangan ku renyemangat,pember motivasi, meneman jah bangun dalam ‘mengerjakan skripsi ini dan bantuannya sampai skri i ini terselesaikan, pene : Rohmad Ikhsanudin NPM 14310187 ‘Tempat, tanggal lahir : Trikarya, 16 Maret 1996 Agama Islam Jenis Kelamin + laki-Laki Alamat : Desa Trikarya Rt 06 Rw 03 Kecamatan Belitang III Kabupaten OKU Timur RIWAYAT PENDIDIKAN 1.7K ee 2.8D : SDN 2 Trikarya 3. SMP : SMPN 2 Belitang Il] 4. SMA MAN 1 Belitang 5, Tahun 2014-2017 tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati Bandar Lampung, Mei 2018 Rohmad Ikhsanudin Lampiran 15 Dokumentasi Pengambilan Data Regulasi Valid 51-85 3 3 >85 15| 96. Total 78|__ 100.0 Efikasi_diri Hasil SPSS Angkatan 2015 Descriptives ee 6x st wz 1 166umeL oz st ct ot vt wepuevey aoa 7% BABI PER PENDAHULUAN \ ae | NS AO I — ‘ 1.1 Latar Belakang Universitas merupakan suatu lembaga pendidikan lanjutan yang menjadi harapan untuk dapat diandalkan sebagai sarana pembentukan mahasiswa yang berkualitas dan Profesional yang siap menghadapi tantangan globalisasi di masa depan. Tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan Senerasi muda yang memiliki kemampuan dalam berbagai bidang schingga Para lulusan universitas menjadi sumber daya insani pembangunan yang berkualitas. Hal ini sangat penting karena kelak mahasiswa akan menjadi tumpuan di masyarakat, bangsa dan pembangunan yang akan datang, Sehingga diharapkan universitas mampu menjadi salah satu bagian dari dunia pendidikan yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan, kiranya perlu diperhatikan masalah pencapaian akademik mahasiswa. Keberhasilan mahasiswa dalam menyesuaikan diri ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh melalui Indeks Prestasi (IP) maupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan studi. Didalam proses belajar, cara mahasiswa mengelola atau mengatur aktivitas belajarnya secara aktif, mandiri, dan bertanggung jawab dipandang sebagai aspek penting yang ikut menentukan hasil belajar. Regulasi diri yang diterapkan dalam proses belajar dikenal dengan self regulated learning. Zimmerman & Schunk (2004) membagi regulasi diri ke SES ; | | dalam tiga aspek yang diaplikasikan dalam belajar, yaitu.metakognisi, motivasi, dan prilaku. Proses metakognitif adalah proses dimana mahasiswa mampu mengarahkan dirinya saat belajar, mampu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan diri sendiri, dan melakukan evaluasi diri pada berbagai tingkatan selama proses perolehan informasi. Siswa harus mampu mengarahkan diri sendiri agar dapat memiliki kemampuan yang mengoptimalkan pembelajarannya (Kusaeri, 2016). Mahasiswa kedokteran belajar prinsip-prinsip serta cara penalaran, belajar menyusun dan menyatakan dengan jelas konsep tentang fakta-fakta yang penting dan berguna, terutama bagi ilmu-ilmu fungsional sebagai ilmu yang terus-menerus berkembang dengan cepat dan luas, mahasiswa dituntut memiliki kemampuan cara berfikir yang selalu meningkat (Davison, 2006). Disinilah peran Regulasi diri dalam belajar dibutuhkan. Dengan regulasi diri dalam belajar mahasiswa memiliki motivational strategies yaitu strategi- strategi yang digunakan siswa untuk mengatasi stres dan emosi-emosi yang kadang kala menguasai saat mereka lelah mengatasi kegagalan-kegagalan dan Jelah menjadi pembelajar yang baik dan Learning strategies yang merupakan metode yang digunakan oleh siswa untuk mengembangkan pemahaman, integrasi dan retensi terhadap informasi-informasi baru yang mereka terima dalam proses belajar (Pintrich, et. al dalam Makki, 2010). Sclain regulasi diri, dalam proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor Jain seperti efikasi diri, Menurut Bandura dalam Nasir (2011) juga menyatakan bahwa Self-Efficacy adalah kepercayaan sescorang terhadap Kemampuannya dalam berstrategi dan bertindak dalam usaha meraih keberhasilan. Self-Efficacy adalah bentuk penilaian diri yang mempengaruhi tindakan, perasaan, dan pikiran, Dalam hal berpikir, Self-Efficacy mempengaruhi kognitif dan penampilan, pengambilan keputusan, dan keberhasilan akademik. Dalam hal tindakan, Self-Efficacy berpengaruh dalam mempertahankan motivasi, menanggulangi sesuatu yang baru, cenderung memilih tantangan, memiliki intensitas usaha tinggi, dapat bertahan dalam menghadapi masalah, mengeksplorasi lingkungan, atau menciptakan lingkungan baru. Dalam hal perasaan, Self-Efficacy mempengaruhi diri agar tidak mudah menyerah (Schwarzer et al dalam Dwi Rahmawati;2012) Dalam pendidikan kedokteran mahasiswa selalu dihadapkan dengan Jadwal yang padat dan tugas-tugas yang berat. Mahasiswa yang memiliki self= efficacy tinggi, menganggap tugas berat sebagai suatu tantangan bukan sebagai ancaman. Sebaliknya, mahasiswa yang meragukan k masalah yang dihadapi terlalu sulit untuk diselesaikan dapat memicu stres dan depresi (Pajares dan So Drestasi akademik, dan adanya hubungan yang sangat signifikan antara regulasi diti dalam belajar dengan prestasi akademik. Dapat disimpulkan bahwa regulasi diri dalam belajar didefinisikan sebagai kemampuan seseorang (Mahasiswa) untuk menampilkan serangkaian tindakan atau perilaku diri sendiri yang di tujukan untuk pencapaian tujuan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor baik secara eksternal maupun internal. Sedangkan efikasi adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk dir sendiri mampu untuk sukses dan bethasil. prestasi akademik, dan adanya hubungan yang sangat signifikan antara regulasi diri dalam belajar dengan prestasi akademik. Dapat disimpulkan bahwa regulasi diri dalam belajar didefinisikan sebagai kemampuan seseorang (Mahasiswa) untuk menampilkan serangkaian tindakan atau perilaku diri sendiri yang di tujukan untuk pencapaian tujuan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor baik secara eksternal maupun internal. Sedangkan efikasi adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif, atau keyakinan pada diri sendiri mampu untuk sukses dan berhasil. Di Universitas Malahayati sendiri belum pemnah dilakukan penelitian tentang gambaran regulasi diri dan efikasi diri pada mahasiswa kedokteran, oleh sebab itu peneliti akan meneliti tentang bagaimana gambaran regulasi iri dan efiksi diri pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana gambaran regulasi diri dan efikasi iri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati?” 1.3 Tujuan Penclitian 13.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran regulasi diri dan efikasi diri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 1.3.2 Tujuan Khusus 1, Mengetahui gambaran regulasi diri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 2. Mengetahui gambaran efikasi diri pada pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Institusi Hasil penelitian ini bisa menjadi gambaran dan evaluasi untuk kedepannya supaya sebuah insitusi terutama universitas bisa meningkatkan regulasi diri dan efikasi diri pada mahasiswanya. Terutama mahasiswa Kedokteran Umum Universitas Malahayati 1.4.2 Bagi Peneliti Memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai gambaran regulasi diri dan efikasi diri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 1.4.3 Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan untuk mahasiswa terutama tabun pertama dalam meningkatkan regulasi diri dan efikasi diri dalam belajar. 15 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.1 Judul penelitian Gambaran regulasi diri dan efikasi diri pada mahasiswa Fakultas ‘Kedokteran Universitas Malahayati 1.5.2 Metode Penelitian Jenis penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dengan pendekatan Cross-sectional. 1.53 Populasi Mahasiswa Universitas Malahayati Fakultas Kedokteran Umum Angkatan 2015, 2016 dan 2017 1.5.4 Waktu Penelitian Februari 2018 sampai dengan selesai 1.5.5 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung. BABII TINJAUAN PUSTAKA ee 2.1 Regulasi Diri Dalam Belajar 2.1.1 Pengertian Regulasi Diri Dalam Belajar Menurut Kowalski & Learly (dalam Teuku Riki Azhari; 2016) regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengubah respon-respon, seperti ‘mengendalikan impuls prilaku (dorongan prilaku), _menahan hasrat, ‘mengontrol pikiran, dan mengubah emosi. Sementara itu menurut Bandura (dalam Teuku R;2016), regulasi diri adalah kemampuan mengontrol perilaku sendiri, inividu memiliki kemampuan untuk mengontro! cara belajarnya sendiri dengan tiga tahap, mengembangkan langkah-langkah mengobservasi diri, menilai diri dan memberikan respon bagi dirinya sendiri. Metode belajar di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam belajar. Mahasiswa harus mampu ngarahkan diri sendiri agar dapat memiliki kemampuan dalam mengoptimalkan _pembelajarannya. Regulasi diri juga dapat mengurangi kecemasan mahasiswa dengan metakognitif yang bagus lebih mudah dalam mengatasi kecemasan. Menurut Zimmerman (dalam Sucipto;2014) self regulated learning (SRL) adalah sebuah konsep mengenai bagaimana individu menjadi regulator atau pengatur bagi dirinya sendiri. SLR merupakan sebuah proses dimana individu ‘mengaktifkan, kognisi, prilaku dan perasaannya secara sistematis dan mampu berorientasi pada pencapaian tujuan Woolfolk dalam Sucipto;2014) Pintrich (dalam Ishtifa 2011) mendefinisikan self-regulation learning’ sebagai (a) berusaha keras untuk mengontrol prilaku, motivasi dan affect, dan Kognisi mereka, (b) berusaha keras untuk mencapai tujuan tertentu, (c) individu harus_mengendalikan tindakannya. Sedangkan Wolters (1998) mengatakan bahwa self-regulation learning adalah kmampuan sescorang ‘untuk mengelolah secara efektif pengalaman belajarya sendiri di dalam berbagai cara, schingga mencapai hasil belajar yang optimal. Zimmerman & Martinez-Pons (2001) mendefinisikan self regulated learning sebagai tingkatan dimana partisipan secara aktif melibatkan metakognisi, motivasi, dan prilaku dalam proses belajar. Self regulated learning juga di definisikan sebagai bentuk belajar individu dengan bergantung pada motivasi belajar ‘mereka, secara otonomi mengembangkan pengukuran (kognisi, metakognisi ddan perilaku), dan memonitor kemajuan belajamya. Dari apa yang di ungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa self regulated learning merupakan kemampuan beljar yang menggunakan aspek ‘metakognisi, motivasi, dan prilaku dengan segigih mungkin melalui keyakinan dana caranya sendiri mengrahkan dirinya untuk mencapai goal yang telah ditetapkan. 2.1.2 Faktor-faktor yang mempengarubi sel/-regulated learning Zimmerman & Schunk & Pintrich (dalam Santrock;2009) menyebutkan ‘bahwa perkembangan se/fregulated learning dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya modeling dan self-efficacy. Modeling merupakan sumber penting ‘untuk menyampaikan keterampilan-keterampilan pengaturan diri. Di antara mana model dapat terlibat ian dan konsentrasi, eterampilan pengaturan diri di perencanaan dan pengelotaan waktu secara efektif, perhati pengorgansasian dan pengodean informasi secara strategis,pembentukan lingkungan kerja yang. produktif, dan penggunaan sumber-sumber sosial. Sedangkan menurut Zimmerman (dalam Afiatun Najjah;2012) memaparkan dari perspektif sosial-kognitif, bahwa keberadaan se/frregulated learning, ditentukan oleh tiga wilayah yakni wilayah person, wilayah perilaku, dan wilayah lingkungan. 1. Faktor individu (personal influences). Personal mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam self regulated learning. Salah satu bagian dalam personal mahasiswa ini adalah self-efficacy. Self-efficacy ini sangat berkaitan dengan bagian-bagian Jainnya dalam personal mahasiswa, yaitu pengetahuan mahasiswa, proses ‘metakognitif, tujuan, dan afeksi. a. Self-efficacy Para ahli teori sosial kognitif mengasumsikan bahwa self-efficacy ‘merupakan variabel kunci dalam se/f-regulated learning (Bandura dalam Zimmerman, 1989). Zimmerman (1989) mendefinisikan self: efficacy sebagai persepsi kemampuan diri dalam mengelola dan ‘melakukan tindakan-tindakan yang penting untuk mencapai tingkat performa keterampilan dalam suatu tugas. ‘6. Pengetahuan mahasiswa Pengetahuan se/fregulated learning harus-memilikikualitas pengetahuan prosedural dan pengetahuan bersyarat (conditional imowledge). Pengetahuan prosedural mengarah pada pengetahuan bagaimana menggunakan strategi, sedangkan pengetahuan bersyarat merujuk pada pengetahuan kapan dan mengapa strategi tersebut berjalan efektif. Sebagai contoh yang menunjukkan kedua pengetahuan ini saling berhubungan adalah pengetahuan umum mahasiswa mengenai matematika akan memberikan kontribusi terhadap kemampuan mereka untuk membagi tugas mingguan ke dalam tugas yang dikerjakan setiap hari. c. Tujuan (goal) Menetapkan sebuah tujuan, baik itu jangka pendek maupun jangka Panjang dalam sebuah proses belajar merupakan hal yang sangat penting. Penetapan tujuan jangka panjang merupakan langkah awal dalam mengambil keputusan metakognitif. Hal ini sesuai dengan Zimmerman (1989) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan metakognitif ini tergantung pada tujuan jangka panjang dari mahasiswa. d. Proses metakognitif Proses metakognitif adalah proses pengambilan keputusan yang, ‘mengatur penyeleksian dan penggunaan berbagai bentuk pengetahuan, Pengambilan keputusan metakognitif ini tergantung pada tujuan jangka 4, Pengetahuan mahasiswa Pengetahuan selfregulated learning harus memiliki kualitas engetahuan prosedural dan pengetahuan bersyarat (conditional knowledge). Pengetahuan prosedural mengarah pada pengetabuan bagaimana menggunakan strate, sedangkan pengetahuan bersyarat ‘merujuk pada pengetahuan kapan dan mengapa strategi_ tersebut berjalan efektif: Sebagai contoh yang menunjukkan kedua pengetabuan ini saling berhubungan adalah pengetahuan mum mahasiswa ‘mengenai matematika akan memberikan kontribusi terhadap kkemampuan mereka untuk membagi tugas mingguan ke dalam tugas yang dikerjakan setiap har ©. Tyjuan (goal) Menetapkan sebuah tujuan, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang dalam sebuah proses belajar merupakan hal yang sangat penting. Penetapan tujuan jangka panjang merupakan langkah awal dalam mengambil keputusan metakognitif. Hal ini sesuai dengan Zimmerman (1989) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan metakognitif ini tergantung pada tujuan jangka panjang dari mahasiswa. 4. Proses metakognitif Poses metakognitif adalah proses pengambilan keputusan yang ‘mengatur penyeleksian dan penggunaan berbagai bentuk pengetahuan, Pengambilan keputusan metakognitif ini tergantung pada tujuan jangka panjang dari mahasiswa (Zimmerman, 1989). Dalam proses metakognitif, seseorang yang melakukan pengaturan diri dalam belajar (self-regulated learning) itu merencanakan, menetapkan tujuan, ‘mengelola, memonitor diri sendiri, dan melakukan evaluasi diri selama proses kemahiran itu berlangsung (Como, 1986, 1989; Ghatala, 1986; Pressley, Borkowski, & Schneider, 1987 dalam Zimmerman, 1990) fe. Afeksi Zimmerman (1989) mengungkapkan bahwa afeksi dapat juga mempengaruhi fungsi self-regulated learning, Misalnya, terdapat sebuah bukti bahwa kecemasan menghambat proses metakognitf, terutama proses mengontrol tindakan. 2. Faktor perilaku (behavior). Tiga cara dalam merespon berhubungan dengan analisis seif-regulated earning: observasi di (selfobservation), penilaian diri (selfjudgment), dan reaksi diri (se//-reaction). Meskipun diasumsikan bahwa setiap komponen tersebut dipengaruhi olch berbagai macam proses pribadi yang tersembunyi (elf), namun proses dari luar diri individu juga ikut berperan, Setiap ‘mempengaruhi. Oleh karena itu, self-observation, self;judgment,dan self- reaction dikategorikan sebagai faktor perilaku yang mempengaruhi self regulated learning. Selanjutnya, Bandura mengatakan bahwa dinamika proses beroperasinya self-regulated learning antara lain terjadi dalam subproses yang berisi self-observation, selfjudgment dan self-reaction. Ketiganya memiliki hubungan yang sifitnya timbal balik seiring dengan konteks persoalan yang dihadapi. Hubungan timbal balik tidak selalu bersifat simetris melainkan lentur dalam arti salah satunya pada konteks tertentu dapat menjadi lebih dominan dari aspek lainnya, demikian pula pada aspek tertentu menjadi kurang dominan, 3. Faktor lingkungan (environment). ‘Setiap gambaran faktor lingkungan diasumsikan berinteraksi secara timbal balik dengan faktor pribadi dan perilaku. Ketika seseorang dapat memimpin Bfikasi Dini § — 2. Kekuatan + | (Self Efficacy) + asic : a —Fakutns i Kedokteran 3. Generalisasi Gambar 2.1 Kerangka Teori Keterangan Yang tidak di teliti ‘Yang diteliti 3 32 33 Jenis Penelitian Penelitian inj ‘menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan Pendekatan kuanttaif. Metode Peneiian Kuantiatf sebagaimana dikemukakan oleh (Sugiyono, 2012) penelitian deskriptif yaitu, penelitian Yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandir, bik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat erbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain, ‘Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penclitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan February 2018 sampai dengan selesai 3.2.2 Tempat Penelitian Tempat penelitian telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan Cross-sectional, yaitu studi penelitian mencari hubungan faktor resiko dengan faktor efek dengan melakukan pengukuran sesaat (Notoatmodjo,2012). Dengan demikian dalam rancangan ini mencari gambaran regulasi diri dan efikasi diri pada ‘mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati dengan pengukuran satu kali. 34 Subjek Penelitian 34.1 Populasi Populasi adalah sejumlah subjek yang mempunyai karakteristik tertentu (Notoatmodjo, 2012). Batasan atau kriteria yang menjadi populast dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Jumlah populasi dari mahasiswa angkatan 2015, 2016 dan 2017 berjumlah 952 mahasiswa, Setiap angkatan terdiri dari: a. Angkatan 2015 : 265 ‘b. Angkatan 2016 : 327 cc. Angkatan 2017 : 360 3.4.2 Sampel Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk metode yang ipakai pada penelitian ini adalah menggunakan teknik probability sampling yakni teknik cluster sampling. Penentuan besar sampel menggunakan rumus slovin sebagai berikut. N "=TeN@? 952 "= 7495205) n= 261,55 dibulatkan menjadi 282 keterangan: n= Jumlah sampel N= Jumlah Populasi E=Tingkat Kepercayaan Prosedur pengambilan sampelnya yaitu dari populasi_mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati yang terdiri dari angkatan 2015, 2016 dan 2017. Sampel ketiga kelompok tersebut yaitu kelompok angkatan 2015, angkatan 2016, dan angkatan 2017, masing-masing sebagai berikut: Angkatan 2015 = = 282 = 78,49 dibulatkan 78 a7 Angkatan 2016 = =" x 282 = 96,86 dibulatkan 97 Angkatan 2017 = 22x 282 = 106,6 dibulatkan 107 Berdasarkan hasil tersebut, maka jumlah sampel yang diambil pada enelitian ini yaitu 282 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1 Kriteria Inklusi 1. Individu Fakultas kedokteran Unversitas Malahayati Angkatan 2015, 2016, 2017 2. Bersedia menjadi responden 3.82 Kriteria Ekslusi 1. Individu yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap. 3.6 Variabel Penclitian penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh ‘dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, ——o 30 2012:61) dalam penelitian ini terdapat satu variabel yai atau variabel independen Variabel bebas (independen) yaitu: Regulasi diri dan Efikasi diri 3.7 Definisi Operasi Definisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati ‘atau diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat ukur (Notoatmodjo,2012). Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel__Definist Alatukur Tisitukar Skala Regulasi kemampuan MSLQ T=Rendah bila Skala dir seseoranguntuk (Motivated == Skor 85, rmengolah strategi- strategi dalam penggunaan kognisi, perilaku, dan afeksi/emosional Efikasi penilaian seseorang SKalasel/ I= Rendah bila” Stala tentang efficacy Ralf skor<27 Interval Kemampuannya Schwarzer dkk >. sedan bila send untuk eeaeeat rmenjalankan vais wince 3 Tinggi bila menyelesaikan skor> 45 sesuatu 38 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara _peneliti_membagikan ‘kuesioner yang sclanjutnya akan diisi oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran 31 Universitas Malahayati angkatan 2015, 2016, 2017. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer. Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari responden, 3.8.1 Instumen dan Alat Ukur Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. ‘Kuesioner adalah riset atau survey yang terdiri atas serangkaian Pertanyaan tertulis, bertujun untuk mendapatkan tanggapan dari Kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau daftar pertanyaan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur regulasi diri adalah pengembangan pengukuran motivated learning quisionnaire atau MSLQ yang di kembangkan oleh Pintich (Maki, 2010). Skala MSLQ ini terdiri dari 2 aspek, yaitu motivasi dan aspek strategi belajar. Motivasi terdiri dari 20 pertanyaan, 9 pertanyaan unfavourable dan 11 pertanyaan favourable. Aspek strategi terditi dri 14 pertanyaan, 3 pertanyaan unfavourable dan 11. pertanyaan favourable. Dengan total pertanyaan adalah 34 pertanyaan, Responden hanya memiliki altematife jawaban yang sesuai dengan enyataan, Pada kuesioner terdapat empat pilihan jawaban yang terdiri dari jawaban sangat setuju(SS), setuju(S), tidak setuju (TS) ddan sangat tidak setuju (STS) Sedang kan pengukuran self-efficacy pada penelitian ini ‘menggunakan skala milk Ralf Schwarzer, dkk dari Universitas Freie, Berlin yang di ambil dari penelitian Hany Ishtifa tahun 2011. 38.2 3.83 2 Skala self-efficacy Ralf Schwarzer dkk, awalnya skala selfefficacy ini terdiri dari 20 item, Kemudian dimodifikasi sesuai kebutuhan Peneliti dengan mempertimbangkan aspek-aspek efikasi menurut Bandura. Skala disajikan dalam 18 item yang termasuk favourable dan unfavourable, Responden hanya memiliki altematife Jawaban yang. sesuai dengan kenyataan, Pada kuesioner terdapat empat pilihan jawaban Yang terdiri dari jawaban sangat setuju(SS), setuju(S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) Uji Validitas ‘Uji validitas adalah seberapa cermat suatu alat tes untuk melakukan fungsi ukumya. Uji validitas dengan menggunakan rogram SPSS versi 16.0 for windows. Dari hasi uji validitas skala regulasi dri dari 44 indikator pemnyataan di dapatkan 34 pernyataan yang valid dan 10 pemyataan tidak valid. Pengujian validitas pada kuesioner efikasi diri telah dilakukan sebelumnya, dari 23 item yang terdapat pada skala self-efficacy diketahui hanya 18 item yang valid, sedangkan sisanya sebanyak 5 item dinyatakan gugur. Uji Reliabetitas dapat diartikan sebagai suatu petunjuk dimana sejauh ‘mana alat ukur yang digunakan dapat digunakan dan dipercaya. Dengan demikian, sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika dilakukan Reali 33 Pengukuran ulang. Dalam Penelitian ini pengukuran uji realibilitas digunakan teknik Cronbach's Alpha —(Notoatmodjo,2012).. Sedangkan pada skala selfregulated learning dengan 34 item yang, valid ‘Mempunyai nilai Teliabilitas sebesar 0,902. Hasil ‘uji reliabilitas skala self-efficacy adalah nilaireliabilitas skala selfefficacy dengan 18 item yang valid adalah sebesar 0,836, Semua data yang diperoleh dari hasl penelitian dianalisa dengan ui Korelasi menggunakan program SPSS. Hasilnya diuraikan dengan enjelasan-penjelasan yang selanjutnya dibandingkan dengan teori-teori atau tinjauan pustaka (Notoatmodjo, 2012). Dalam pengolahan data terdapat 4 tahapan, yaitu: 1. Editing Pada tahapan editing dilakukan pemeriksaan data yang telah dikumpulkan apakah dapat dibaca, telah terisi lengkap, terdapat kkesalahan dalam makna jawaban. 2. Coding Pada tahapan coding dilakukan penulisan memberikan kode tertentu pada tiap data sehingga memudahkan penulis dalam melakukan analisa data. 3. Processing Proses pengetikan data dari kuesioner ke program atau software komputer schingga menjadi suatu data dasar yang dapat di analisa. 34 4. Cleaning Pada tahapan ini dilakukan Pengecekan kembali untuk melihat ‘emungkinan adanya kesalahan kode dan sebagainya, 3.10 Analisis data ‘Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis uantitatif, yaitu 3.10.1 Analisa Univariat Bertujuan untuk menyajikan secara deskriptif dari variabel- Variabel yang diteliti. Analisis bersifat univariat untuk melihat \istribusi frekuensi dan presentase dari seluruh faktor yang terdapat dalam variabel masing-masing, baik variabel bebas maupun variabel terikat, 41 42 BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Tempat Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati mulai berdiri seiring dengan berdirinya Universitas Malahayati yang didirikan oleh yayasan Alih ‘Teknologi Bandar Lampung pada tanggal 27 Agustus 1993. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati , terdiri dari 7 program studi yaitu prodi kedokteran, prodi profesi dokter, prodi profesi ners, prodi ilmu keperawatan, prodi DIII keperawatan, prodi DIII dan DIV kebidanan. Penelitian ini dilakukan di fingkungan Kampus Universitas Malahayati Bandar Lampung. Gambaran umum responden penelitian ini dilihat berdasarkan populasi adalah Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Angkatan 2015, 2016, 2017 yang berjumlah 282 mahasiswa. Dan didapatkan hasil sampel sebanyak 282 responden. Data penelitian diolah dengan menggunakan analisis univariat untuk memaparkan tabel istribusi frekuensi dan presentase dari seluruh faktor yang terdapat dalam vvariabel masing-masing dengan menggunakan SPSS (Statistical Product And Service Solutions) versi 16.0. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Maret 2018 pada Mahasiswa Angkatan 2015, 2016 dan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati didapatkan hasil sebagai berikut: 35 36 42.1 Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk menilai dan ‘mengetahui karakteristik responden Penelitian pada masing-masing variabel. Hasil analisis ini nantinya ‘akan memberikan gambaran deskripsi dari ‘masing-masing variabel ‘Yang diteliti, 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ‘Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik angkatan Karakteristik a Responden. Jumiah Persentase (%) Angkatan 2015 8 217 2016 97 344 2017 107 37.9, Total _ 2 100.0 ——___ | Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bohwa angkatan 2015 sebanyak 78 ‘orang (27,7%) terdiri dari laki-laki berjumlah 36 orang dan perempuan 42 orang, angkatan 2016 sebanyak 97 orang (34,4%), terdiri dari laki-laki berjumlah 42 orang dan perempuan 55 orang dan angkatan 2017 sebanyak 107 (37,9%), terdiri dari laki-laki berjumlah 47 orang dan perempuan 60 orang, 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ‘Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik jenis kelamin Karakteristik Frekuensi Jumiah Persentase (%) enn a a Jenis Kelamin 2015 2016 2017 rae 36 42 a “ Laki-Laki Ya 55.7 —Pewmpuan__42_55_60_1s?__ 57 sco "282 100.0 3 37 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui ‘bahwa untuk jenis kelamin laki-laki terdapat sebanyak 125 (44.3%), berjenis ‘kelamin perempuan sebanyak 157 (55.7%), Distribusi Frekuensi Regula 2015, 2016,2017 Tabel 43 Distribusi frekuen Dalam Belajar Mahasiswa Angkatan egulasi diri dalam belajar_mahasiswa spkultas Kedokteran Universitas Malahayati 2015, 2016 dan Kategori Regul Frekuensi Persentase (%) Rendah aS i sete 21 14 Tig 261 92.6, E Jamba Sse 282, 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa regulasi diri dalam belajar sebagian besar mahasiswa angkatan 2015, 2016 dan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati termasuk dalam Kategori tinggi yaita sebanyak 261 (92.6%), kategori sedang sebanyak 21 orang (7.4%) dan Kategori rendah 0 (0%). Distribusi Frekuensi Regulasi Diri Dalam Belajar Per Masing-masing Angkatan 2015, 2016 dan 2017 ‘Tabel 4.4 Distribusi frekuensi regulasi diri dalam belajar per angkatan 2015, 2016, 2017 Regulasi Diri Dalam Belajar 3 Rendah __Sedany Jumiah A =a 0 (0%) 33.8%) 75 (96.2%) 78 (100%) 2016 0(0%) 882%) 89(91.8%) 97 (100%) 2017 00%) 10(9.3%) 97 (90.7%) _107 (100%) 38 Berdasarkan tabel 4.4 dikctahui bahwa. frekuensi regulasi diri dalam belajar angkatan 2015 kategori tinggi sebanyak 75 (96.2%), kategori sedang sebanyak 3 (3.8%) dan kategori rendah sebanyak 0 (0%). Angkatan 2016 Kategori tinggi sebanyak 89 (91.89), kategori sedang sebanyak 8 (8.2%) dan Kategori rendah sebanyak 0 (0%), Dan angkatan 2017 Kategori tinggi sebanyak 97 (90.7%), kategori sedang sebanyak 10 (9.3%) dan kategori rendah sebanyak 0 (0%), Berdasarkan tabel diatas, dari persemtase regulasi iri dalam belajar, diketahui bahwa persentase tertinggi adalah angkatan 2015 sebanyak 75 (96.2%), kedua adalah angkatan 2016 sebanyak 89 (91.8%) dan terkahir 2017 sebanyak 97 (90.79%) 5. Distribusi Frekuensi Efikasi Diri Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 2015, 2016, 2017 Tabel 4.5 Distribusi frekuensi efikasi diri mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati 2015, 2016, 2017 Kategori Efikasi Diri Frekuensi Persentase (7%) Rendah 0 0 Sedang 45 16 Tinggi 237 84 Jumiah 282 100.0 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa efikasi diri sebagian besar rmahasiswa angkatan 2015, 2016 dan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 237 (84%), Kategori sedang sebanyak 45 orang (16%) dan kategori rendah 0 (0%). 39 6, Distribusi Frekuensi Efikasi Diri Mal Angkatan 2015, 2016, 2017 Tabel 4.6 Distribusi frekuensi efikasidiri per angkatan 2015, 2016, 2017 iswa Per Masing-masing 2015 0 (0%) 10 (12.8%) 68 (87.2%) 78 (100%) 2016 0(0%) 16 (16.5%) 81 (83.5%) 97 (100%) 2017 (0%) __19 (17.8%) _ 88 (82.2%) _107 (100%) Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa frekuensi efikasi diri angkatan 2015 kategori tinggi sebanyak 68 (87.2%), kategori sedang sebanyak 10 (12.8%) dan kategori rendah sebanyak 0 (0%). Angkatan 2016 kategori tinggi sebanyak 81 (83.5%), kategori sedang sebanyak 16 (16.5%) dan Kategori rendah sebanyak 0 (0%). Dan angkatan 2017 Kategori tinggi sebanyak 88 (62.2%), kategori sedang sebanyak 19 (17.8%) dan kategori rendah sebanyak 0 (0%). Berdasarkan tabel 4.6 dilihat dari persentase efikasi diri, diketahui bbahwa persentase tertinggi adalah angkatan 2015 sebanyak 68 (87.2%), kedua adalah angkatan 2016 sebanyak 81 (83.5%) dan terkahir 2017 sebanyak 88 (82.2%). 43° Pembahasan 1. Gambaran Regulasi Diri Dalam Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar Mahasiswa_ Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2015 sampai 2017 rmemiliki regulasi diri dalam belajar yang tinggi yaitu sebanyak 261 orang (92.6%) , 21 orang (7.4%) dalam kategori sedang dan 0 orang (0%) dalam Kategori rendah. Untuk distribusi frekuensi regulasi diri per angkatan dari 40 2015, 2016, 2017. Angkatan 2015 memiliki regulasi diri dalam belajar sebanyak 75 (96.2%), 2016 sebanyak 89 (91.8%) dan 2017 sebanyak 97 (90.7%). Berdasarkan distribusi persentase pada penelitian ini, angkatan 2015 memiliki persentase regulasi diri dalam belajar tertinggi dibandingkan dengan angkatan 2017. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian ini, angkatan 2015 telah mengikuti perkuliahan cukup lama dan telah menyesuaikan diri dengan Fingkungan dibandingkan dengan angkatan 2017. Faktor individu, perilaku dan lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi regulasi diri dalam belajar Zimmerman (dalam A fiatun Najjah;2012). Menurut Zimmerman (dalam Efi widiya Astuti;2012) agar mahasiswa dapat dikatakan memiliki regulasi diri dalam belajar, dalam proses belajamya. mahasiswa harus melibatkan penggunaan strategi-strategi khusus untuk mencapai tujuan akademisnya. Dikatakan bahwa mahasiswa yang memiliki regulasi diri dalam belajar tinggi memiliki peran aktif dalam mengerahkan proses-proses metakognitif, motivasi dan perilakunya saat belajar. Mahasiswa yang memiliki regulasi diri dalam belajar akan mampu mengarahkan dirinya, membuat perencanaan, mengorganisasi materi, menginstruksikan iri, dan ‘mengevaluasi diri dalam proses belajar. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki ‘tingkat regulasi yang rendah, tidak akan mampu atau tidak akan optimal dalam Menurut Zimmerman (dalam Sucipto;2014) SRL adalah sebuah konsep ‘mengenai bagaimana individu menjadi regulator atau pengatur bagi dirinya 2015, 2016, 2017. Angkatan 2015 memiliki regulasi diri dalam belajar sebanyak 75 (96.2%), 2016 sebanyak 89 (91.8%) dan 2017 sebanyak 97 (90.7%). Berdasarkan distribusi persentase pada penelitian ini, angkatan 2015 memiliki persentase regulasi diri dalam belajar tertinggi dibandingkan dengan angkatan 2017. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian ini, angkatan 2015 telah mengikuti perkuliahan cukup lama dan telah menyesuaikan diri dengan lingkungan dibandingkan dengan angkatan 2017. Faktor individu, perilaku dan Jingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi regulasi diri dalam belajar Zimmerman (dalam A fiatun Najjah;2012). Menurut Zimmerman (dalam Efi widiya Astuti:2012) agar mahasiswa dapat dikatakan memiliki regulasi diri dalam belajar, dalam proses belajamnya mahasiswa harus melibatkan penggunaan strategi-strategi khusus untuk ‘mencapai tujuan akademisnya. Dikatakan bahwa mahasiswa yang memiliki regulasi diri dalam belajar tinggi memiliki peran aktif dalam mengerahkan proses-proses metakognitif, motivasi dan perilakunya saat belajar. Mahasiswa (i regulasi diri dalam belajar akan mampu mengarahkan dirinya, yang memil ‘membuat perencanaan, mengorganisasi materi, menginstruksikan diri, dan mengevaluasi dri dalam proses belajar. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki tingkat regulasi yang rendah, tidak akan mampu atau tidak akan optimal dalam ‘mengevaluasi dirinya dalam proses pembelajaran (Ormrod;2008) Menurut Zimmerman (dalam Sucipto;2014) SRL adalah sebuah konsep ‘mengenai bagaimana individu menjadi regulator atau pengatur bagi dirinya sendiri. SRL merupakan sebuah proses dimana individu mengaktifkan kognisi, perilaku dan perasaan secara sistematis dan mampu berorientasi pada pencapaian tujuan Woolfolk (dalam Sucipto;2014) Zimmerman (dalam Afiatun Najjah;2012) memaparkan dari perspektif sosial-kognitif, bahwa keberadaan se/f-regulated learning ditentukan oleh tiga wilayah yakni wilayah person, wilayah perilaku, dan wilayah lingkungan. Faktor pertama adalah Personal mahasiswa. Faktor personal atau kognitif dalam regulasi diri dalam belajar ini meliputi self efficacy (kepercayaan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil yang positif), perencanaan dan kemampuan berpikir (Santrock;2007).. Faktor ke dua adalah faktor Perilaku. observasi diri (self-observation), penilaian diri (self:judgment), dan reaksi diti (selfreaction) adalah faktor dari perilaku yang memengaruhi regulasi diri. Faktor terakhir adalah faktor lingkungan. Setiap gambaran faktor lingkungan diasumsikan berinteraksi secara timbal balik dengan faktor pribadi dan perilaku, Ketika seseorang dapat ‘memimpin dirinya, faktor pribadi digerakkan untuk mengatur perilaku secara terencana dan lingkungan belajar dengan segera. Individu diperkirakan ‘memahami dampak lingkungan selama proses penerimaan dan mengetahui cara mengembangkan lingkungan melalui penggunaan strategi yang bervariasi. Individu yang menerapkan SLR biasanya menggunakan strategi untuk menyusun lingkungan, mencari bantuan sosial dari guru, dan mencari informasi, (KBK) yang dierapkan di lasi dalam belajar sangat dibutuhkan. Karen student-centered (berpusat pada informasi dan menambah ing. Maka dari Dalam sistem kurikulum berbasis kompetenst Universitas Malahayati, regul dalam sistem KBK mahasiswa men} imana _mahasiswa harus menggal si dosen hanya sebagai pembimbi harus memiliki regulasi yang baik 8a mahasiswa) dit pengetahuan sendiri dan fang jtu dalam sistem KBK mahasiswa gan untuk maju dan berkembang (Tarmidi- Eka;2014).. memiliki doro Sanitiara dkk (2014) neltian yang dilakukan oleh ing banyak pada kategori sedang. Jitian ini didapatkan hasil Berdasarkan hasil per diperoleh hasil regulasi diri dalam belajar pali perbeda dengan hasil penelitian ini, pada pene! mahasiswa dengan regulasi dalam belajar kategori tinggi lebih banyak dibandingkan dengan Kategori sedang. Faktor yang, ‘mempengaruhi_hasil ian ini adalah sistem perbelajaran kuesioner dan responden itu sendi jaran KBK memberikan ruang bagi peserta didik untuk jpetensi dan karakter yang akan dijadikan Hal ini peneli Sitem pembelaj mengetahui kriteria penguasaan komy sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mmempersiapkan drinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan arakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya (Mulyasa dalam Sulaiman;2013), Sejalan dengan hal tersebut, bila diksitkan dengan fenomena yang ada, padatnya kegiatan yang ada mengharuskan mahasiswa mengatur diri sedemikian rupa, schingga mereka harus mampu menyusun jadwal pribadi masing-masing untuk ‘optimal. Menurut Zimmerman (dalam Lisa. 'W;2008) dalam proses perkembangannya, individu memerlukan kemampuan mengatur diri sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan sebagai alat adaptasi terhadap setiap perubahan yang ada di sekelilingnya. ‘Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner memiliki beberapa kelemahan diantaranya. Pertama, peneliti tidak menyeluruh dapat melihat reaksi responden ketika memberikan informasi melalui isian kuesioner. Kedua, responden bisa memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan yang dialami dan kurang kooperatif (Sukardi;2012). Bandura (dalam Santrock;2007) ‘mengemukakan bahwa prilaku (behavior), lingkungan(environtmen), dan personal atau faktor_ kognitif (personal/cognitive factors) dapat berntraksi secara timbal balik: Misalny2, ketika seorang mahasiswa rajin belajar dan mendapat nilai yang bagus, maka perilakunya ini akan menghasilkan pemikiran yang posit’ tentang emampuannya dalam belajr. Sebogsi agian” dari usahanya untuk ‘memperoleh nilai yang baik, ia merencanakan ‘dan mengembangkan sejumlah strategi untuk membuat belajamya lebi efisien. Santrock, (2007) Dalam regulas ii, terdapat beberapaaspek yang mempengaruhi eps asi dri dalam belajar. MenurutPintich, et al (dalam Ahmad pbohwa secara umum terdapat dua aspek penting Motivational Belief dan Self Regulated iri erutama regul ‘Makki;2010 ) menyebutkan dalam self-regulated learning ini, yaitu: ‘menunjukan bahwa metode-metode yang digunakan oleh mahasiswa’ untuk mengembangkan pemahaman, integrasi dan retensi terhadap informasi~ {nformasi baru yang mereka terima dalam proses belajar sudah cukup baik. ‘Akan tetapi, responden juga memiliki kelemahan (ditinjau dari rerata nilai kuesioner) dalam aspek Motivational belief Motivational belief berkaitan dengan strategi-strategi yang digunakan mahasiswa untuk mengatasi sttes dan emosi-emosi yang kadang kala menguasai saat mereka Ielah mengatasi egagalan-kegagalan dan lelah menjadi pembelajar yang balk. 2. Gambaran Efikasi Diri Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati erdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2015 sampai 2017 memiliki efikasi diri yang tinggi yaitu sebanyak 237 orang (84.096), 45 orang (16.0%) dalam kategori sedang dan 0 orang (0%) dalam kategori rendah. Untuk distribusi frekuensi efikasi diri per angkatan dari 2015, 2016, 2017. ‘Angkatan 2015 memiliki efikasi diri sebanyak 68 (87.296), 2016 sebanyak 81 (83.5%) dan 2017 sebanyak 88 (82.2%). Berdasarkan distribusi persentase pada penelitian ini, angkatan 2015 memiliki persentase efikasi diri tertinggi dibandingkan dengan angkatan 2017, Self Efficacy adalah suatu basil keyakinan individu atas kemampuan dirinya untuk menguasai situasi dan mengerjakan tugas-tugas schingga akan menentukan seberapa baik Kinerja sescorang (Bandura dalam Dwi Rahmawati;2012), Efikasi diri diartikan sebagai hasil dari proses kognitif perupa keputusan, Keyakinan atau pengharapan tentang sejauh mana individu. memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu. yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan Bandura (dalam Andi M.S.H;2015). Efikasi diri yang tinggi akan menggerakkan individu untuk mampo ‘mengeluarkan usaha yang lebih besar untuk menyelesaikan laporan tugas besar meskipun dengan banyaknya kendala yang dihadapi dan situasi-situasi lainny2 yang menghambat kelancaran penyelesaian tugas besar. Sebaliknya, individu yang tingkat efikasi dirinya rendah maka akan mengalami kesulitan dalam mencapai prestasi akademik yang diharapkannya. Karena keyakinan atas kemampuan yang dimiliki individu tersebut tidak ada atau kurang schingea ‘akan menghambat pencapaian individu tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan efikasi diri yaitu keberhasilan dan kegagalan pembelajaran sebelumnya, kesuksesan dan kegagalan orang lain, serta esuksesan dan kegagalan dalam kelompok yang lebih besar (Ormrod, 2008). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hany Ishtifa (2011), diperolch hasilefikasi diri paling banyak pada kategori sedang. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian ini, pada penelitian ini didapatkan hasil mahasiswa dengan efikasi diri dengan kategori tinggi lebih banyak dibandingkan dengan Kategori sedang. Faktor yang mempengaruhi basil penelitian ini adalah kuesioner dan responden itu sendiri, Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner memiliki beberapa kelemahan diantaranya, Pertama, peneliti tidak ‘menyeluruh dapat melihat reaksi responden Ketika memberikan informasi melalui isian kuesioner. Kedua, responden bisa memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan yang dialami dan kurang kooperatif (Sukardi;2012). Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa distribusi persentase efikasi diri tertinggi responden 2015 dan terendah responden 2017. Hal ini sejalan dengan pendapat Bandura bahwa efikasi akan berkembang berangsur-angsur secara terus menerus sejalan dengan meningkatnya kemampuan dan bertambahnya pengalaman yang berkaitan. Ini menentukan seberapa besar individu melakukan proses keyakinan mengenai kemampuan yang dimil belajarnya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal Bandura (dalam Nobelina dan Alfi;2011). Dalam penelitian ini gambaran efikasi diri yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni magnitude, generality, dan strength, Dimana hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki keyakinan mengenai kemampuan dirinya dalam mengatasi hambatan ataupun kesulitan-kesulitan dan memiliki keyakinan atas kemampuan yang di miliki untuk mencapai prestasi belajar yang telah di targetkan Bandura (dalam Hanny Ishtifa;2011). Dalam penelitian ini gambaran efikasi diri yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni tingkatan, kekuatan dan generality, Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki keyakinan mengenai kemampuan dirinya dalam belajar untuk mencapai tujuan dan mengatasi hambatan, bekerja lebih keras dan tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan ditengah kesulitan, dapat membagi waktu antara aktivitas dan belajar, serta semangat yang tinggi untuk ‘mencapai prestasi belajar yang telah ditargetkan. 44 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat menjadi baban ‘untuk penelitian selanj tian ini ppertimbangan penel njutnya. Penelitian ‘menggunakan uesioner sebagai alat ukur Karena keperluan penghematan waktu d ‘Namun, kuesioner memiliki keterbatasan seperti bias dalam “Terdapat kemungkinan para responden tidak mengisi dengan 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gambaran Regulasi Diri Dan Efikasi Diri Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati maka didapatkan kesimpulan : 1, Regulasi diri dalam belajar mahasiswa angkatan 2015, 2016 dan 2017 Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati memiliki nilai rata- rata 102.64 (regulasi diri dalam belajar tinggi dengan nilai >85) Efikasi diri mahasiswa angkatan 2015, 2016 dan 2017 Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati memiliki nilai rata-rata 53.51 (cfikasi diri tinggi dengan nilai >45) 52 Saran Berdasarkaan pada kesimpulan yang telah diuraikan oleh penulis diatas, saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun masukan adalah sebagai berikut 1. Bagi Institusi a. Hasil penelitian ini di harapkan bisa menjadi gambaran dan evaluasi untuk kedepannya supaya sebuah insitusi terutama universitas bisa ‘meningkatkan regulasi diri dan efikasi diri pada mahasiswanya. ‘Terutama mahasiswa Kedokteran Umum Universitas Malahayati >. Pencliti menyarankan agar dilakukannya pengenalan lebih awal ‘mengenai regulasi diri dalam belajar dan efikasi diri terutama ‘mahasiswa bara. fons. Dent fee METODE PENELITIAN ne 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan Pendekatan kuantitatif, Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh (Sugiyono, 2012) penelit deskriptif yaitu, penelitian Yang dilakukan untuk mengetahui nlai variabel mandir, baik satu varabel ‘au lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel ‘yang lain, 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan February 2018 ‘sampai dengan selesai 3.2.2. Tempat Penelitian Tempat penelitian telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayat 33. Rancangan Penelitian Rancangan penelitan ini menggunakan rancangan Cross-sectional, yaitu studi penelitian mencari hubungan faktor resiko dengan faktor efek dengan melakukan pengukuran sesaat (Notoatmodjo,2012). Dengan demikian dalam rancangan ini mencari gambaran regulasi dri dan efikasi diri pada ‘mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati dengan pengukuran ssatu kali. 26 23. Kerangka Teori ‘Component . Intrinsic [eek emis] | * Gomes | * hat 1. era b. Expectancy ’. Self Efficacy strategies Caeeent ©. Affetive . Tesk Anxiety Component af © Cognitive And a. Cognitif 2. Learning Metakognitif *| Strategy Use strategies ir Management Strategiest ‘Aspek-Aspek Efikasi Dri i 1. Tingkat Level SE inn re 1 , i Efikasi Diri —— 2. Kekuatan » | (Self Efficacy) ‘Mahasiswa_ : a) Fakultas va Kedokteran 3. Generalisasi Gambar 2.1 Kerangka Teori Keterangan Yang tidak di tliti Yang diteliti 4 individu dalam mengerjakan tugas yang sama. Begitu sebaliknmya, pengamatan tethadap kegagalan orang lain akan menurunkan penilaian individu mengenai kemampuannya dan individu akan mengurangi usaha yang dilakukan, . Persuasi verbal (verbal persuasion) Pada persuasi verbal, individu diarahkan dengan saran, nasihat, dan bimbingan sehingga dapat meningkatkan keyakinannya tentang kemampuan- emampuan yang dimiliki yang dapat membantu mencapai tujuan yang dliinginkan individu yang diyakinkan secara verbal cenderung akan berusaha lebih keras untuk mencapai suatu keberhasilan 4. Kondisifisiologis (physiological state) Individu akan mendasarkan informasi mengenai kondisi fisiologis mereka ‘untuk menilai kemampuannya. Keteganganfisik dalam situasi yang menekan dipandang individu sebagai suatu tanda ketidakmampuan karena hal itu dapat ‘melemahkan performansi kerja individu. ‘makin tinggi taraf kesulitan tugas, makin lemahnya keyakinan yang dirasakan ‘untuk menyelesaikannya. ©. Generaisasi (Generalty) Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu ‘merasa yakin akan kemampuan dirnya. Apokah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi terentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek Efikasi di menurut Bandura adalah aspek tingkat (level) aspek Kekuatan (strength), dan aspek generaisasi (generality. 224 Sumber Efikasi diri Menurut (Bandura dalam Guiron & Risnawati, 2011) Efikasi diri dapat ivumbuhkan dan dipelajari melalui empat sumber informasi utama yaita scbaga berikut 4. Pengalaman keberhasilan (Mastery experience) Sumber informasi ini memberikan pengaruh besar pada Efikasi di individu karena didasarkan pada pengalaman-pengalaman individu secara ryata yang berupa Keberhasilan dan kegagalan, Pengalaman keberhasilan akan menaikkan Efikasi dir individu, sedangkan pengalaman kegagalan akan ‘menurunkannya. b, Pengalaman orang lain (Vicarious experience) Pengamstan terhadap keberhsilan orang lain dengan kemampuan yang Keelemahan fisik dan al ini menurunkan keyakinan akan kemampuan fisiknya, 2.2.3 Aspek-Aspek Efikasi diri ‘Adapun menurut Bandura (dalam Hanny Ishtfe;2011) Efikasi iri ‘memiliki 3 aspek yaitu sebagai berikut: a Tingkat (Level) ‘Aspek ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu merasa ‘mampu untuk melakukannya. Apabila individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat Kesulitannya, maka Efikasi diri individu ‘mungkin akan terbatas pada tugas-tugas yang mudah, sedang, atau babkan meliputi tugas-tugas yang paling sult, sesuai dengan batas kemampuan yang, lirasakan untuk memenuhi tuntutan perlaku yang dibutubkan pada masing- rmasing tingkat. Dimensi ini memiliki implikasi terhadap pemilihan tingkah, aku yang akan dicoba atau dihindari. Individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu dilakukannya dan menghidari tingkah taku yang berada i Tuar batas kemampuan yang dirasakan, bb. Kekuatan (Sirengh) Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau ppengharapan individu mengenai kemampuannya, Pengharapan yang lemah rmudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak mendukung. ‘Sebaliknya, pengharapan yang mantap mendorong individu tetap bertahan dalam usshanya Meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang menunjang, Dimensi ini biasanya berkaitan langsung dimensi level, yaitu kKemampuan yang sama temyata gagal meskipun ia telah berusaha dengan keeras, maka dapat menurunkan penilaiannya terhadap kemampuan dia sendin ddan juga akan mengurangi usaha yang akan dilakukan (Bandura dalam Hanny Ishtifa:2011). 3. Persuasi verbal (Verbal persuasion) Persuasi verbal digunakan untuk memberikan keyakinan kepada seseorang bahwa ia memiliki suatu kemampuan yang memadai untuk ‘mencapai apa yang diinginkan. Sescorang yang berhasil diyakinkan secara verbal akan menunjukkan suatu usaha yang lebih keras jika dibandingkan ‘dengan individu yang memilki keraguan dan hanya memikirkan kekurangan dir ketika menghadapi suatu Kesulitan, Namun, peningkatan keyakinan individu yang tidak realists mengenai kemampuan diri hanya akan menemui {egagalan, Hal ini dapat menghilangkan kepereayaan Ffkasidiri orang yang dipersuasi. 4, Keadaan dan reaksi psikologis (Piysicological state). Seseorang menjadikan keadaan fisiologisnya sebagai sumber informasi untuk memberikan penilsian tehadap kemampuan dirinya, Individu merasa ‘eejla-gcjala somatik atau Ketegangan yang timbul dalam situasi yang ‘menekan sebagai pertanda bahwa ia tidak dapat untuk menguasai Keadaan ‘tau mengalami kegagalan dan hal ini dapat menurunkan kinerjanya, Dalam keegiatan yang membutuhkan kekuatan dan stamina tubuh, seseorang merasa bbahwa keletihan dan rasa sakit yang dia alami merupakan tanda-tanda 1, Pencapaian kinerja (performance ariinment) Hasil yang diharapkan secara nyata merupakan sumber penting tentang informasi Efikasi diri karena didasari oleh pengalaman otentik yang telah dlikuasai. Kebethasilan yang diperolch akan membawa seorang pada tingkat Bfikasi diri yang lebih tinggi, sedang kegagalan akan merendabkan Efikasi ir, terutama jka kepagalantersebut tradi pada awal pengerjan tugas dan bbukan disebubkan oleh kurangnya usaha atau juga Karena hambatan dar faktor eksteral Keberhasilan yang terjadi Karena bantuan deri for ekstemal atau Aeberhasilan yang dicapai diangeap bukan sebagai hasil dari kemampuan send tidak teralu memberikan pengaruh terhadap peningkatan self-efficacy. Besamya nilai yang diberikan dari pengalaman baru tergantung pada sifat dan kekuatan dari persepsi diri yang ada sebelumnya. Setelah Efikasi diri terbentuk Karena kebethasilan yang berulang dan kegagalan yang muncul terhadap kemampuannya. 2. Pengalaman orang lain (Vicarious experience) fikasi diri dapat juga dipengaruhi karena pengalaman orang lain. Individu yang melihat atau mengamati orang lain yang mencapai keberhasilan dapat menimbulkan persepsi Efikasi dirinya, Dengan melihat keberhasilan orang lain, individu dapat meyakinkan dirinya bahwa ia juga bisa untuk ‘mencapai hal yang sama dengan orang yang dia ama la jugn meyakinkan dirinya bahwa jika orang lain bisa melakukannya, ia juga harus dapat melakukannya. Jika seseorang melihat bahwa orang lain yang memil ‘memberi bantuan kepadanya. Banyak penelitian yang ‘mengindikasi, 22 Esikas Dir 22.1 Definsi Efkasi Dii (SefEficacy) SelF-EMTicacy adalah suatu hasil Keyakinan individu stas Kemampuan via untae menguasa siuasi dan mengerjakan tugas-tugas schngea akan rmenentukan seberapa baik kinerasescorang (Bandura. dalam Dwi Rahmawati2012). Di samping itu, Schultz (2005) mendefiniskan efikasi dint sebagai perasaan kita terhadep Kecukupan, efisiensi, dan Kemampuan kita dalam mengatasi Kehidupan. Baron dan Byroe (dalam Ghufron & Rini, 2010) smendefinisikanEikasi dir schagaicvaluasisesorang mengeni kemampuan stay kompetens dirinva untuk melakukansuaty tugas, mencapai swat tyjuan, lan mengatasi hambatan. Berdasarkan definissefns i a, dapatdisimpulkan bahwa Eiki dst merupakan keyakinan atau Kepercayaan individu tethadap kemampwan yang [asia sia 3) [atleie Terendah 2 3 10 14 18 Tertinggi 91 4 «7 8 15 eee Re ldatetelsbltaltctalad lle lolla|+[-[-lata)h islels|lollols|shsiamm EERGERRREESED. selsie[slele|=[=[-[s\ololala loll lelelelelolelelale: elelnfal+[l-[>[-[-[*[>]9]=)s ~{sfee| cree odes ee 6x St wz 1 16oumeL oz st ct ot vt wepuevey Hasil SPSS Angkatan 2015 Descriptives 3 Ri eS s Lampiran 15 Dokumentasi Pengambilan Data LEMBAR PERNYATAAN ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Gambaran ‘Dan Efikasi Diri Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan didalamnya Karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di ‘tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang i hasil penerbitan maupun yang belumv/tidak diterbitkan, sumbernya tulisan dan daftar pustaka. Bandar Lampung, Mei 2018 Penulis in

You might also like