Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Hubungan Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Reproduksi

Remaja Awal Putri di Pondok Pesantren Al Badri Kabupaten Jember (The Correlation of Peer
Conformity with Behavior of Reproductive Health Maintenence of Early Adolesent Girls In Al
Badri Islamic Boarding Schools in Jember Regency)

Layinatul Qori’ah, Lantin Sulistyorini, Peni Perdani Juliningrum


Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. Kampus Tegal Boto Jember 37 Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: lantin.sulistyorini@gmail.com

Abstract

Early adolescent girls who live in Islamic boarding schools during the personal hygiene process
require facilities for reproductive health care behaviors. Early adolescents tend to have the strongest
urge to behave similarly to peers, so conformity quickly occurs when adolescents adopt reproductive
health care behaviors. This research objective was to determine the relationship between peers'
compliance and the reproductive health care behavior of early adolescent girls at Al Badri Islamic
Boarding School in Jember Regency. This research used a correlational research design with a cross-
sectional approach. Besides, the sampling method using a purposive sampling technique was
conducted on 101 early adolescents. The research instruments were in the form of a peer conformity
questionnaire (Cronbach's Alpha=0.679) and a reproductive health care behavior questionnaire
(Cronbach's Alpha=0.80). The analytical method used for this research was Pearson processed with
the SPSS program. The findings of this research indicated that early adolescents had lowly peer
conformity (45.1%) and great reproductive health care behavior (45.4%). There was a significant
relationship between peer conformity and reproductive health care behavior (P=0.0001). The level
of reproductive health care behavior was determined by the extent to which conformity occurred in
adolescents. The occurring conformity could affect and change someone's perception and action.

Keywords: Early Adolescent, Peer Conformity, Reproductive Health Care Behavior

Abstrak

Remaja awal putri yang tinggal di Pondok Pesantren selama proses hygiene perseorangan
memerlukan fasilitas pemeliharaan perilaku kesehatan reproduksi. Masa remaja awal cenderung
memiliki desakan paling kuat untuk berperilaku sama pada teman sebaya sehingga konformitas
mudah terjadi saat remaja mengadopsi perilaku pemeliharaan kesehatan reproduksi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan konformitas teman sebaya dengan perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi remaja awal putri di Pondok Pesantren Al Badri Kabupaten Jember. Desain
penelitain korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Metode pengambilan sampel dengan
purposive sampling dilakukan pada 101 remaja awal. Intrumen penelitian berupa kuesioner
konformitas teman sebaya (Cronbach’s Alpha = 0,679 dan kuesioner perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi (Cronbach’s Alpha = 0,80). Metode analisis yang digunakan untuk penelitian
ini adalah Pearson diolah dengan program SPSS. Hasil analisis menujukkan bahwa remaja awal
memiliki konformitas teman sebaya sedang (45.1%) dan perilaku pemeliharaan kesehatan
reproduksi yang baik (45.4%). Ada hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya
dengan perilaku pemeliharaan kesehatan reproduksi (P=0,0001). Tingkat perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi ditentukan dari sejauh mana konformitas terjadi pada diri remaja. Konformitas
yang terjadi dapat mempengaruhi dan mengubah persepsi serta perilaku seseorang.

Keywords: Konformitas Teman Sebaya, Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Reproduksi, Remaja


awal
Pendahuluan oleh perilaku atau kebiasaan seseorang
yang tidak memperhatikan kebersihan
Permasalahan hygiene sering terjadi
organ reproduksinya (Sa’adatun, U.,
pada tempat yang memiliki kepadatan
2018). Akibat dari masalah keputihan
penghuni dan kontak interpersonal yang
yang terlambat dalam pengobatan akan
tinggi, salah satunya di Pondok
berdampak buruk bagi kesehatan kaum
Pesantren (Humairo, 2018). Masalah
wanita, seperti munculnya infertil,
kesehatan yang sering terjadi di Pondok
endometritis, radang panggul, dan
Pesantren salah satunya terkait
salpingitis, sehingga prefentif yang
kesehatan reproduksi (Glasier &
dapat dipraktikkan untuk
Gebbie, 2005). Fenomena yang terjadi
menanggulangi terkait masalah
di Pondok Pesantren menunjukkan
kesehatan reproduksi yaitu dengan
perilaku yang tidak sesuai dengan
melakukan personal hygiene organ
prinsip kesehatan, meliputi; menjemur
genetalia (Humairo, 2018).
pakaian dalam pada kamar tidur yang
tidak memiliki ventilasi, pemakaian Perilaku pemeliharaan kesehatan
celana dalam yang terlalu ketat saat reproduksi terdapat tiga aspek yaitu,
menstruasi ataupun tidak, serta perawatan kebersihan organ genetalia,
menggunakan bedak dan mengoleskan penanganan masalah haid, dan
salep pada daerah kewanitaan. Selain mendeteksi masalah penyakit kelamin
itu, praktik membasuh organ (Kholifah, S. N., H. Yumni, Minarti,
kewanitaan yang kurang tepat yakni 2017). Remaja santri putri di Pondok
dengan membasuh dari arah belakang Pesantren Darus Sholah Jember sebesar
ke depan dan pemakaian sabun (air 13,5% mendapatkan informasi tentang
rendaman, cystal x), yang dipercayai kesehatan reproduksi berasal dari
dapat meremajakan daerah kewanitaan sekolah, 6% dari media sosial, serta
serta dapat mengatasi keputihan 50% berasal dari teman sebaya
(Setianingrum, 2017). (Ummah, 2018). Teman sebaya
memiliki peran aktif dalam memberikan
Remaja santri yang berada di Pondok
pengetahuan ataupun informasi terkait
Pesantren Darul Falah Sidoardjo masih
kesehatan reproduksi karena sebagian
mengalami masalah kesehatan
remaja 87,7% memiliki teman
reproduksi yang tinggi yaitu sebesar
kelompok sebaya dengan kedekatan
68%, banyak diantara santri memiliki
peer group yang tinggi (Darmayanti, Y.,
masalah kesehatan reproduksi mulai
2011).
dari siklus haid, keputihan, dan gatal-
gatal pada area kelamin (Mairo & dkk, Teman sebaya (peers) merupakan salah
2015). Sedangkan hasil penelitian di satu faktor pendorong (reinforcing
Pondok Pesantren Darus Sholah Jember factor) terhadap pembentukan perilaku
dengan jumlah sampel 281 remaja santri (Nursalam, 2015). Kelompok teman
putri menyatakan bahwa 65,1% pernah sebaya dapat membuat remaja merubah
mengalami keputihan dan 70,5% perilaku termasuk perilaku
membiarkan masalah keputihan pemeliharaan kesehatan reproduksi
(Ummah, 2018). Keputihan disebabkan yang diakibatkan oleh tekanan yang
disebut sebagai konformitas. Teman terpenting yang mempengaruhi dalam
sebaya tersebut memiliki pengaruh praktik kesehatan reproduksi remaja
paling kuat pada masa remaja awal (Mairo & dkk, 2015). Berdasarkan
(Pratami, A. F & Purwati, 2017). Masa uraian diatas, peneliti tertarik untuk
remaja awal cenderung memiliki menggali lebih dalam tentang
desakan yang paling kuat untuk keterkaitan konformitas teman sebaya
berperilaku sama pada teman sebaya, dengan perilaku pemeliharaan
hal ini disebabkan dorongan untuk kesehatan reproduksi remaja awal putri
diterima dalam kolompok sangat tinggi di Pondok Pesantren Al Badri
(Apsari & Purnamasari, 2018). Kabupaten Jember, kerena
pemeliharaan kesehatan reproduksi
Data dari Kementerian Agama
pada remaja putri sangat penting.
Kabupaten Jember diketahui Jumlah
Pondok Pesantren di Jember adalah 535.
Studi pendahuluan yang dilakukan
Metode Penelitian
peneliti terdapat salah satu Pondok
Pesantren yang memiliki jumlah santri Penelitian ini menggunakan desain
823 dan khusus santri putri berjumlah penelitian korelasional dengan
kurang lebih 400. Bedasarkan hasil pendekatan cross-sectional. Penelitian
wawancara melalui pengasuh pondok ini mengukur hubungan konformitas
putri AI Badri, mengungkapkan bahwa teman sebaya dengan perilaku
untuk dibidang kesehatan pihak pemeliharaan kesehatan reproduksi
pesantren masih belum menangani remaja awal putri di Pondok Pesantren
secara maksimal karena keterbatasan Al Badri Kabupaten Jember. Populasi
dari fasilitas dan belum adanya petugas dalam penelitian ini adalah remaja santri
kesehatan yang konsisten dalam putri yang tinggal di Pondok Pesantren
memberikan layanan kesehatan, Al Badri Kabupaten Jember. Kriteria
sedangkan untuk pendidikan kesehatan inklusinya adalah remaja santri putri
reproduksi sendiri pernah ada kegiatan yang berusia 11-14 tahun, santri mukim,
penyuluhan dari pihak luar pesantren. dan sudah mentruasi. Kriteria
Kemudian hasil wawancara dengan eksklusinya adalah remaja santri putri
beberapa santri putri Pondok Pesantren yang tidak bersedia menjadi partisipan
Al-Badri diketahui bahwa mereka dan remaja santri usia 11-14 tahun yang
mendapatkan informasi kesehatan tidak berada di tempat penelitian saat
reproduksi berasal dari pelajaran kitab- pengambilan data dikarenakan sakit.
kitab yang ada di Pondok dan juga dari Waktu penelitian dimulai pada bulan
teman-temannya, karena kelompok September 2019 hingga bulan Mei
sebaya dianggap memiliki kesetaraan 2020. Pengumpulan data dilakukan
dalam pengetahuan. pada bulan Februari 2020.
Data yang telah dipaparkan diatas Alat pengumpulan data yang digunakan
didukung oleh hasil penelitian yang dalam penelitian ini yaitu lembar
menunjukkan bahwa komunikasi kuesioner untuk mengukur karakteristik
dengan teman sebaya menjadi faktor remaja, konformitas teman sebaya, dan
perilaku pemeliharaan kesehatan
reproduksi. Kuesioner konformitas
teman sebaya terdiri dari 14 item
pernyataan dengan skala Likert dengan
menggunakan skor dan jawaban pilihan
yang berbeda skor 5 (sangat sesuai), Teknik pengumpulan data dimulai dari
skor 4 (sesuai), skor 3 (netral), skor 2 peneliti mengajukan permohonan izin
untuk melakukan penelitian ke Fakultas
(tidak sesuai), dan skor 1 (sangat tidak
sesuai). Hasil akhir dari kuesioner ini Keperawatan Universitas Jember.
yaitu skor <49 dikategorikan untuk Setelah peneliti mendapatkan izin,
konformitas teman sebaya rendah, skor kemudian peneliti melakukan izin ke
49-63 dikategorikan untuk konformitas Lembaga Penelitian dan Pengabdian
sedang, dan skor>63 dikategorikan Masyarakat Universitas Jember.
untuk konformitas tinggi. Kuesioner ini Kemudian peneliti melakukan perizinan
kepada pihak pengasuh Pondok
telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitasnya berdasarkan nilai alpha Pesantren Al Badri Kabupaten Jember
sebesar 0,679 dan validitas item total dengan menjelaskan maksud dan tujuan
correlation berkisar (0,363 – 0,657) (r penelitian. Peneliti kemudian menemui
tabel = 0,3061) partisipan dan memberikan lembar
persetujuan. Selanjutnya peneliti akan
Kuesioner pemeliharaan kesehatan melakukan pengambilan sampel sesuai
reproduksi yang terdiri dari 15 item kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah
pernyataan terkait dengan perawatan sampel yang dibutuhkan oleh peneliti.
organ genetalia, penanganan Peneliti kemudian membagikan
menstruasi, dan deteksi dini penyakit kuesioner tentang dua variabel yang
kelamin. Kuesioner ini menggunakan diteliti. Selain itu, penelitian ini
skala Likert dengan skor dan pilihan dilakukan uji etik di Fakultas
jawaban yang berbeda, skor 4 (selalu), Kedokteran Gigi UNEJ dengan No.
skor 3 (sering), skor 2 (kadang-kadang), 766/UN25.8/KEPK/DL/2019
skor 1 (tidak pernah). Sedangkan untuk dinyatakan penelitian ini dapat
indikator mendeteksi dini penyakit dilaksanakan dengan prinsip tertentu.
kelamin memiliki pilihan jawaban skor
4 (sangat setuju), skor 3 (setuju), skor 2 Analisis data dilakukan dengan aplikasi
(tidak setuju), dan skor 1 (sangat tidak komputer SPSS 22. Data kategorik
setuju). Hasil akhir dari kuesioner ini meliputi riwayat keputian dan sumber
yaitu skor 45-60 kategori baik, skor 30- mendapatkan informasi kesehatan
44 kategori cukup dan skor 15-29 reproduksi disajikan dalam bentuk
kategori kurang. Instrumen frekuensi dan presentase. Sementara itu,
untuk data usia dan menarche disajikan
pemeliharaan kesehatan reproduksi
telah dilakukan uji validitas dalam dalam bentuk median dan presenetil.
penelitian dengan hasil 0,85 dan Analisis bivariat dalam penelitian ini
reliabilitas instrumen 0,70-0,80. menggunakan uji Pearson.
penelitian ini yaitu memiliki nilai
tengah usia yaitu 14 tahun, kemudian

usia awal menstruasi (menarche)


memiliki nilai tengah yakni usia 12
Hasil tahun, seluruh partisipan pernah
mengalami keputihan yaitu 101 remaja
Penelitian ini dilakukan mulai bulan awal santri (100%), sedangkan remaja
bulan September 2019 hingga bulan awal santri putri mendapatkan informasi
Mei 2020. Tabel 1, karakteristik remaja kesehatan reproduksi terbanyak
santri putri di Pondok Pesantren Al disekolah dengan jumlah 68.3%.
Badri Kabupaten Jember dalam

Tabel 1. Karakteritik Partisipan


Karakteristik partisipan n (%)
Usia (tahun)
(Md (P25-P75) 14 (13-14)
Awal menstruasi (menarche)
(Md (P25-P75) 12 (12-13)
Riwayat keputihan
Pernah 101 (100%)
Belum pernah 0 (0%)
Asal informasi kesehatan reproduksi
Sekolah 69 (68.3%)
Teman 14 (13.9%)
Media social/internet 18 (17.8%)
Sumber: Peneliti, Februari 2020
dan BAB bersama teman – teman di
Tabel 2, menunjukkan data hasil Pondok Pesantren.
presentase tiap-tiap item pernyataan
dapat ditemukan bahwa skor
konformitas teman sebaya remaja awal
putri Pondok Pesantren Al Badri
Kabupaten Jember sebesar 45.1% hasil
tersebut disesuaikan dengan standar Kemudian dari segi kesepakatan hanya
skor berdasarkan kategori yang telah 30.6 % remaja santri yang
ditentukan yakni <49 yang terkategori memberontak jika keputusan yang
“rendah”. Hal ini dibuktikan dari segi diambil teman-teman di Pondok
aspek kekompakan yaitu hanya 36.6 % Pesantren terkait menggunakan sabun
remaja santri yang merasa nayaman mandi saat cebok setelah BAK dan
ketika berdiskusi tentang praktik BAB. Sedangkan pada aspek ketaatan
membasuh organ genetalia setelah BAK hanya 33.7% remaja santri yang
cenderung melakukan apa yang
dilakukan teman-teman terkait tidak
memakai celana ketat saat menstruasi.
Tabel 2. Presentase jawaban ideal konformitas teman sebaya remaja awal putri di Pondok
Pesantren Al Badri Kabupaten Jember
No Indikator %
Kekompakan
1 Partisipan menyatakan “sesuai” apabila suka melakukan kegiatan berdiskusi 36.6%
tentang membersihkan vagina saat menstruasi dengan teman – teman di
Pondok Pesantren
2. Partisipan menyatakan “sesuai” apabila mengikuti teman-teman di Pondok 51.5%
Pesantren yang memberikan pengaruh positif terkait penggunaan sabun
antiseptic yang tidak berlebihan saat membasuh vagina
3. Partisipan menyatakan “sesuai” bila merasa nyaman ketika berdiskusi 36.6%
tentang praktik membasuh organ genetalia setelah BAK dan BAB bersama
teman – teman di Pondok Pesantren.
4. Partisipan menyatakan “sangat sesuai” apabila handuk untuk membersihkan 72.3 %
vagina tidak bergantian dengan teman- teman di Pondok Pesantren
5. Partisipan menyatakan “sangat sesuai” bahwa dukungan teman-teman di 66.3%
Pondok Pesantren membuat saya semakin baik dalam menjaga terkait tidak
melakukan hubungan seksual pranikah.
Kesepakatan
6. Partisipan menyatakan “sesuai “ bahwa mempunyai selera yang sama dengan 35.6%
teman-teman di Pondok Pesantren bahwa saat menstruasi tidak menggunakan
celana ketat dan mengganti pembalut setiap 4 jam sekali.
7. Partisipan menyatakan “sangat sesuai “ bahwa mengikuti kegiatan berdiskusi 40.6%
tentang cara terbebas dari Penyakit Menular Seksual dengan teman-teman di
Pondok Pesantren.
8. Partisipan menyatakan “sangat sesuai “ apabila teman-teman di Pondok 36.6%
Pesantren mengusulkan pendapat mengenai mencukur rambut vagina
maksimal 40 hari sekali maka saya akan mengikutinya.
9. Partisipan menyatakan “sangat sesuai” bahwa sepakat dengan teman-teman 46.5%
bahwa deteksi dini penyakit menular seksual akan menjadikan perilaku
remaja yang sehat dan terhindar dari penyakit seksual.
10. Partisipan menyatakan “sangat sesuai” apabila mempercayai keputusan yang 66.3%
diambil teman- teman di Pondok Pesantren tentang penggunaan handuk untuk
membersihkan vagina yang tidak bergantian adalah keputusan yang baik.
11 Partisipan menyatakan “netral” apabila memberontak jika keputusan yang 30.7%
diambil teman-teman di Pondok Pesantren terkait menggunakan sabun mandi
saat cebok setelah BAK dan BAB.
Ketaatan
12 Partisipan menyatakan “sangat sesuai” ketika terdapat teman yang berkuasa 44.6%
di Pondok Pesantren cenderung untuk mengubah pendapat bahwa penyakit
menular seksual tidak hanya akibat dari pergaulan bebas.
13 Partisipan menyatakan “sesuai” ketika Ustadzah yang ada di Pondok 34.7%
Pesantren dengan mudah mempengaruhi dan mengubah ide-ide remaja
terkait mengganti pembalut saat menstruasi yang seharusnya dua sampai tiga
kali sehari atau setiap empat jam sekali.
14 Partisipan menyatakan “sesuai” ketika cenderung melakukan apa yang 33.7%
dilakukan teman-teman terkait tidak memakai celana ketat saat menstruasi.
Tabel 3, menunjukkan skor perilaku Hal ini dilihat sebanyak 49 remaja
pemeliharaan kesehatan reproduksi santri (48,5%) yang selalu
remaja awal putri di Pondok mebersihkan genetalia dengan sabun
Pesantren Al Badri Kabupaten dan sebanyak 83 remaja santri
Jember sebesar 45.4%, hasil tersebut (82.2%) ketika mengalami menstruasi
disesuaikan dengan standar skor selalu mengganti pembalut jika keluar
berdasarkan kategori yang telah darah banyak, kemudian sebanyak 54
ditentukan yakni berada pada rentang santri (53.5%) remaja santri sangat
45-60 yang terkategori baik. setuju bahwa penyakit kelamin dapat
ditularkan melalui hubungan seksual.

Tabel 3. Presentase jawaban ideal Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Reproduksi remaja


awal putri di Pondok Pesantren Al Badri Kabupaten Jember

No Indikator %
Perawatan organ genetalia
1 Partisipan menyatakan “selalu” ketika selesai buang air kecil membersihkan 37.6%
genetalia dengan air dan dikeringkan dengan tissue.
2. Partisipan menyatakan “selalu” ketika selesai buang air besar memebersihkan 31.7%
genetalia dengan air dan dikeringkan dengan tissue
3. Partisipan yang menyatakan “kadang-kadang” apabila terjadi keputihan 36.6%
memebersihkan genetalia dengan air dan dikeringkan
4. Partisipan yang menyatakan “selalu” membersihkan genetalia dengan sabun. 48.5%
5. Partisipan menyatakan “kadang-kadang” menggunakan celana dalam yang 45.5%
terbuat dari bahan katun.
Penanganan menstruasi
6. Partisipan menyatakan “kadang-kadang” ketika mengalami nyeri menstruasi 47.5%
meminta pertolongan.
7. Partisipan menyatakan “selalu” mengganti pembalut bila keluar darah 82.2%
menstruasi yang banyak
8. Partisipan menyatakan “selalu” mengganti pembalut dalam sehari minimal 3- 39.6%
4 kali
9. Partisipan menyatakan “sering” ketika mengganti pembalut membersihkan 35.6%
genetalia dengan air dan dikeringkan dengan tissue.
10. Partisipan menyatakan “selalu” ketika menstruasi tetap menjaga kebutuhan 54.4%
zat gizi dalam makanan karena banyak darah yang keluar.
Deteksi dini penyakit kelamin
11 Partisipan menyatakan “sangat setuju” bahwa hubungan seksual yang tidak 34.7%
dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah berbahaya terjadinya penyakit
kelamin.
12 Partisipan menyatakan “sangat setuju” bahwa penyakit kelamin dapat 53.5%
ditularkan melalui hubungan seksual.
13 Partisipan menyatakan “sangat setuju” bahwa melakukan hubungan seksual 43.6%
pada saat belum menikah maka dapat terkena penyakit kelamin.
14 Partisipan menyatakan “sangat setuju” bahwa gejala seperti adanya benjolan 46.5%
pada alat genetalia perlu diwaspadai adanya penyakit kelamin.
15 Partisipan menyatakan “setuju” bahwa keluhan sakit karena ada luka yang 44.6%
berbau pada alat genetalia dicurigai adanya penyakit kelamin.
Berdasarkan tabel 4, menujukkan 0,365 yang artinya kekuatan korelasi
hasil dari penelitian dengan penelitian ini adalah lemah, yang
menghubungkan kedua variabel dapat juga diartikan bahwa pengaruh
independen dan variabel dependen konformitas teman sebaya dengan
dengan menggunakan uji Pearson perilaku pemeliharaan kesehatan
maka diperoleh nilai signifikan reproduksi adalah lemah atau kurang
p=0,001 yang menujukkan p<0,05 berpengaruh.
artinya terdapat korelasi yang
bermakna antara konformitas teman
sebaya dengan perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi. Nilai korelasi r=

Tabel 4. Hubungan konformitas teman sebaya dengan perilaku pemeliharaan


kesehatan reproduksi remaja awal putri di Pondok Pesantren Al Badri

Perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi
Konformitas teman Pearson Corelation 0.365**
sebaya
Sig. (2-tailed) 0.001

N 101
sumber; Peneliti, Februari 2019

Pembahasan tentukan sejauh mana konformitas


yang terjadi pada diri remaja.
Penelitian ini menunjukkan ada
hubungan antara konformitas teman Konformitas teman sebaya remaja
sebaya dengan perilaku pemeliharaan awal putri di Pondok Pesantren Al
kesehatan reproduksi remaja awal di Badri pada penelitian ini paling
Pondok Pesantren Al Badri banyak yaitu remaja awal santri putri
Kabupaten Jember. Penelitian yang memiliki konformitas teman sebaya
menyangkut kedua variabel rendah sebanyak 45.1% (Tabel 2).
konformitas teman sebaya dengan Hal ini dibuktikan dari segi aspek
perilaku pemeliharaan kesehatan kekompakan yaitu hanya 36.6 %
reproduksi masih sangat sedikit. remaja santri yang merasa nayaman
Namun konformitas dapat ketika berdiskusi tentang praktik
mempengaruhi perilaku pemeliharaan membasuh organ genetalia setelah
kesehatan reproduksi remaja, karena BAK dan BAB bersama teman –
remaja lebih banyak terlibat dengan teman di Pondok Pesantren.
teman sebaya didalam lingkungan Seharusnya kegiatan berdiskusi
sehari-hari. Hal ini kemudian merupakan hal yang penting untuk
mengindikasikan bahwa, munculnya dilakukan, karena peran teman sebaya
perilaku pemeliharaan kesehatan memiliki kontribusi sebagai sumber
reproduksi baik, cukup, kurang di informasi mengenai kesehatan
reproduksi. Hal tersebut sesuai Hal ini berbanding terbalik dari hasil
dengan pernyataan oleh Sari (2018) penelitian oleh Latifah A (2017) yang
bahwa remaja mendapatkan infromasi menyatakan sebagian besar siswi
sepintas dari orang tua, sebaliknya sudah memiliki perilaku hygiene
informasi kesehatan reproduksi menstruasi yang baik tentang
sebagian besar diperoleh dari teman kebiasaan menggunakan celana
sebayanya, hal ini dapat didukung dalam selama menstruasi yakni tidak
dari tingkat pengetahuan remaja. menggunakan celana dalam yang
Pernyataan ini sesuai dengan yang ketat sebanyak 96 orang (40%).
dikemukakan oleh Surmiasih & Penggunaan celana dalam dari bahan
Priyati (2018) bahwa pengetahuan yang halus dan menyerap keringat
seseorang akan suatu program seperti katun juga sangat dianjurkan
kesehatan akan mendorong orang untuk menghindari iritasi pada vulva
tersebut mau berpartisipasi dan vagina, selain itu dianjurkan pula
didalamnya. membatasi penggunaan pakaian ketat,
celana panjang jeans atau bahan yang
Kemudian dari aspek kesepakatan menyebabkan berkeringat (Wsscc,
hanya 30.6 % remaja santri yang 2013). Ketaaatan yang rendah
memberontak jika keputusan yang disebabkan oleh ketidakinginan
diambil teman-teman di Pondok individu untuk melakukan sesuatau
Pesantren terkait menggunakan sabun yang sebenarnya memang tidak
mandi saat cebok setelah BAK dan disukainya. Individu terpaksa
BAB. Hal ini menjadi penyebab melakukan hal tersebut karena ada
penyimpangan perilaku yang tidak tekanan sosial yang menjadi pengaruh
sesuai dengan prinsip kesehatan. Hal bagi individu untuk mentaati
tersebut terjadi karena kurangnya pendapat yang sudah ditentukan,
keberanian remaja santri untuk sehingga berdampak terhadap
memberontak atau mengubah perilaku termasuk perilaku
keputusan yang telah disepakati oleh pemeliharaan kesehatan reproduksi
teman-teman di Pondok Pesantren. pada remaja (Sears, 2010).
Karena pada dasarnya kesepakatan
diartikan sebagai pendapat yang telah Perilaku pemeliharaan kesehatan
dibuat dan disepakati oleh kelompok, reproduksi remaja awal putri di
sehingga dapat menekan remaja Pondok Pesantren Al Badri
untuk menyesuaikan pendapatnya Kabupaten Jember sebesar 45.4%
dengan pendapat kelompok yang (Tabel 3). Hal ini dilihat sebanyak 49
terdiri dari kepercayaan, persamaan remaja santri (48,5%) yang selalu
pendapat, dan penyimpangan mebersihkan genetalia dengan sabun.
terhadap pendapat kelompok (Abidin, Perilaku penggunaan sabun pada saat
2014). membersihkan organ genetalia
merupakan perilaku yang tidak sesuai
Sedangkan untuk aspek ketaatan dengan prinsip kesehatan. Namun,
hanya 33.7% remaja santri yang perempuan di Indonesia banyak
cenderung melakukan apa yang menggunakan produk pembersih
dilakukan teman-teman terkait tidak vagina. Sedangkan membersihkan
memakai celana ketat saat menstruasi. vagina dengan cairan pembersih
(antiseptic) dapat membunuh bakteri (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
laktobacilus yang berguna untuk Infeksi menular seksual (IMS)
menjaga keasaman vagina merupakan infeksi yang ditularkan
(Maytasari, G, 2010). Membersihkan melalui hubungan seksual. Remaja
daerah kewanitaan yang terbaik perempuan perlu menyadari bahwa
adalah membasuh dengan air bersih. . risiko untuk terkena IMS lebih besar
Apabila kita menggunakan sabun daripada laki-laki sebab alat
untuk membersih daerah intim kita, reproduksi perempuan lebih rentan,
sebaiknya menggunakan sabun yang dan seringkali berakibat lebih parah
lunak dengan pH 3.5 (Kusmiran, karena gejala awal tidak segera
2012). dikenali (UNESCO, 2012).

Sedangkan untuk indikator Konformitas teman sebaya pada


penanganan menstruasi sebanyak 83 penelitian ini, diartikan sebagai
remaja santri (82.2%) ketika tingkat kecenderungan individu untuk
mengalami menstruasi selalu mengubah persepsi, opini, dan
mengganti pembalut jika keluar darah perilaku yang didasarkan oleh teman
banyak. Hal ini berbading terbalik sebaya. Sesuai dengan pernyataan
dari penelitian yang dilakukan oleh (Baron, R.A. dan Byrne, 2005) bahwa
Purwati (2017) bahwa sebesar 91.4% konformitas terdiri dari aspek
responden menggunakan pembalut pengaruh sosial normatif yang artinya
sekali pakai dan selebihnya adanya perubahan perilaku yang
menggunakan pembalut kain. didasarkan untuk memenuhi harapan
Pembalut tidak boleh dipakai lebih orang lain atau keinginan untuk
dari enam jam atau harus diganti disukai serta mengurangi rasa takut
sesering mungkin bila sudah penuh akan penolakan. Asih (2010) juga
oleh darah menstruasi (Haryono, menjelaskan bahwa rasa ingin disukai
2016). Personal hygiene yang buruk dan diterima oleh teman sebayanya
terutama area genetalia juga menjadi menyebabkan remaja cenderung
faktor predisposisi terjadinya kanker untuk mengikuti aturan-aturan yang
serviks (Atika, 2013). Belajar tentang dianut oleh kelompok remaja,
kebersihan selama menstruasi sehingga konformitas berpengaruh
merupakan aspek penting dari pada bentuk perilaku, termasuk
pendidikan kesehatan untuk remaja perilaku pemeliharaan kesehatan
perempuan, karena pola yang reproduksi.
dikembangkan pada masa remaja
cenderung bertahan sampai dewasa Hasil penelitian ini menyatakan
(Sharma, N., 2013). bahwa terdapat hubungan positif
anatara konformitas teman sebaya
Kemudian untuk indikator deteksi dengan perilaku pemeliharaan
penyakit kelamin sebanyak (53.5%) kesehatan reproduksi dengan
remaja santri sangat setuju bahwa kekuatan korelasi yang lemah.
penyakit kelamin dapat ditularkan Berdasarkan hasil penelitian terebut
melalui hubungan seksual. Hubungan diharapkan adanya upaya untuk
seksual merupakan jalur utama meningkatkan keakrapan dengan
penularan infeksi menular seksual teman sebaya dan semakin
memperbanyak konformitas teman menunjukkan koefisen korelasi r =
sebaya mengarah pada hal yang 0.365 yang terkategori lemah atau
positif. Teman sebaya juga kurang berpengaruh artinya tingkat
diharpakan untuk mampu menjadi konformitas teman sebaya kurang
peer educator untuk menghadapi berpenagruh penting dalam perilaku
berbagai masalah atau kebingungan pemeliharaan kesehatan reproduksi
yang berkaitan dengan perilaku pada remaja awal putri Pondok
pemeliharaan kesehatan reproduksi. Pesantren Al Badri Kabupaten
Dengan adanya hal ini maka Jember.
diharpakan semakin meningkat
hubugan remaja dengan teman
sebayanya. Kesimpulan
Terdapat hubungan signifikan antara
Implikasi keperawatan yakni konformitas teman sebaya dengan
konseling untuk mengatasi masalah perilaku pemeliharaan kesehatan
konformitas teman sebaya di Pondok reproduksi remaja awal putri di
Pesantren Al Badri Kabupaten Pondok Pesantren Al Badri
Jember dengan cara menyediakan Kabupaten Jember.
waktu untuk santri putri berdiskusi
serta memberikan tanggapan dan Saran
solusi mengenai masalah yang Pihak Pondok Pesantren terkait
dihadapi oleh remaja santri putri. perilaku pemeliharaan kesehatan
Pondok pesantren merupakan wadah reproduksi yakni mengembangkan
lembaga pendidikan agama berbasis program UKS yang ada di pondok
masyarakat dan sangat potensial pesantren Al Badri misalnya
untuk meningkatkan kualitas sumber meningkatkan program UKS salah
daya manusia dengan memerlukan satunya memberi informasi tentang
dukungan program kesehatan yaitu personal hygiene setalah BAK dan
Pos Kesehatan Santri (Poskestren). BAB, serta praktik menjaga
Poskestren adalah salah satu program kebersihan vagina saat menstruasi
Kementrian Kesehatan, yaitu sebagai yang dubungkan dengan kitab yang
salah satu wujud upaya kesehatan membahas tentang kesehatan
bersumber masyarakat (UKBM) di reproduksi. Lebih meningkatkan lagi
lingkungan Pondok Pesantren, kesadaran tentang pola hidup sehat
dengan prinsip dari, oleh dan warga dengan cara memperoleh
pondok pesantren yang (mengakses) informasi tentang
mengutamakan pelayanan promotif bagaimana cara praktik pemeliharaan
(peningkatan) dan preventif kesehatan reproduksi. Memberikan
(pencegahan) tanapa mengabaikan kelas khusus santri putri waktu untuk
aspek kuratif (pengobatan) dan berdiskusi antar kelompok terkait
rehabilitatif (pemulihan kesehatan) kesehatan reproduksi.
dengan binaan puskesmas terdekat.
Ucapan Terima Kasih
Peneliti masih menemukan beberapa Penulis mengucapkan terima kasih
keterbatasan dalam penelitian yang kepada Fakultas Keperawatan
dilakukan yakni hasil penelitian Universitas Jember sebagai tempat
studi dan KerRis Percasa, serta Sebaya Terhadap Perilaku Seksual
Pondok Pesantren Al Badri Pranikah Siswa SLTA Kota
Kabupaten Jember sebagai tempat Bukittinggi. Kesehatan Masyarakat,
penelitian dan partisipasinya dalam 6.
kegiatan penelitian ini.
Glasier & Gebbie. (2005). Keluarga
Berencana & Kesehatan Reproduksi.
EGC.
Haryono, R. (2016). Siap
Menghadapi Menstruasi dan
Menopause. Gosyen Publishing.

Humairo, F. (2018). Faktor-faktor


Daftar Pustaka yang mempengaruhi perilaku vulva
Abidin, U. K. dan S. A. (2014). hygiene pada remaja putri panti
Fenomena Geng Santri (Pengaruh asuhan di kecematan tembelang kota
Konformitas Kelompok Teman semarang. Jurnal Kesehatan
Sebaya terhadap perilaku Positif dan Masyarakat, 6, 745–752.
Negatif Geng Santri di Pondok
Pesantren). MIYAH Jurnal Studi Kementerian Kesehatan RI. (2011).
Islam., 13(1). Pedoman Nasional Penanganan
Infeksi Menular Seksual. Direktorat
Apsari, A. R., & Purnamasari, S. E. Pengendalian Penyakit dan
(2018). Hubungan Antara Penyehatan Lingkungan.
Konformitas Dengan Perilaku Kementerian Kesehatan RI.
Seksual Pranikah Pada Remaja.
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, Kholifah, S. N., H. Yumni, Minarti,
19(1), 1. dan T. S. (2017). ructural model of
https://doi.org/10.26486/psikologi.v1 factors relating to the health
9i1.596. proSetianingrum, S. (2017). Perilaku
kesehatan reproduksi santri putri di
Asih, G. & P. M. (2010). Perilaku pondok pesantren tanwirul qulub
Prososial Ditinjau dari Empati dan kabupaten lamongan tertua di
Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi indonesia. 1–15.motion behavior of
Universitas Muria Kudus, 1(1), 33– reproductive health among
42. indonesian. International Journal of
Nursing Sciences., 4(4), 367–373.
Atika, P. (2013). Menarche
Menstruasi Pertama Penuh Makna. Kusmiran, E. (2012). Kesehatan
Nuha Medika. Reproduksi Remaja dan Wanita.
Salemba Medika.
Baron, R.A. dan Byrne, D. (2005).
Psikologi sosial (10th ed.). Latifah A, N. (2017). Gambaran
Erlanggga. Perilaku Hygiene Menstruasi pada
Siswi SMKN 8 Kota Bekasi. Jurnal
Darmayanti, Y. (2011). Peran Teman Kedokteran Dan Kesehatan, 13(1),
35.https://doi.org/10.24853/jkk.13.1.

Montavani, L dan Setiawati, D.


(2016). Penerapak Teknik Self
Instruction untuk Menurunkan
Tingkat Konformitas Teman Sebaya
di SMP Bilingual Terpadu Al-
Amanah Junwangi, Krean. Jurnal BK
Unesa, 6

Nursalam. (2015). Metode Penelitian


Ilmu Keperawatan (4th ed.). Salemba
Medika.
Pratami, A. F & Purwati, Y. (2017). Dengan Upaya Penanganan
Hubungan konformitas teman sebaya Disminorea Pada Siswi Mts Al-
dengan perilaku seksual pranikah Hidayah Tunggul Pawenang
pada remaja di smp n 2 tempel Kecamatan Adiluwih Kabupaten
skripsi. Pringsewu. Midwifery Journal:
http://digilib.unisayogya.ac.id/2513/1 Jurnal Kebidanan UM. Mataram,
/NASKAH PUBLIKASI 3(1), 48.
ARIVIANTI FAJAR DWI https://doi.org/10.31764/mj.v3i1.126
PRATAMI.pdf
Ummah, N. (2018). Studi tentang
Purwati, S. (2017). Hygiene Practice harga diri dengan perilaku
during Menstruation in Adolescents pemeliharaan kesehatan reproduksi
in Pati Regency in 2017. Fakultas remaja santri putri di pondok
Kesehatan Masyarakat Universitas pesantren jember.
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. UNESCO. (2012). Buku Suplemen
Bimbingan Teknis Kesehatan
Sa’adatun, U., H. dkk. (2018). Reproduksi.
Personal hygiene habits dan kejadian
flour albus patologis pada santriwati Wsscc, D. W. (2013). 1325
pp al-munawwir. The Indonesian eng_We_cant_wait_sanitation_and_
Journal Of Public Health, 14, 36–43. hygiene_for_women_and girls

Sari, L. M. (2018). Fenomena


Konformitas Teman Sebaya Dalam
Perilaku Mencontek Siswa Kelas X
SMAN 1 Kutacane.

Sears, D. . et. a. (2010). Psikologi


Sosial (2nd ed.). Erlanggga.

Setianingrum, S. (2017). Perilaku


kesehatan reproduksi santri putri di
pondok pesantren tanwirul qulub
kabupaten lamongan tertua di
indonesia. 1–15.

Sharma, N., et al. (2013). A Cross


ectional Study Of Knowledge,
Attitude And Practices Of Menstrual
Hygiene Among Medical Students In
North IndiaNo Title. The Journal of
Phytopharmacology, 2(5).

Surmiasih, S., & Priyati, D. (2018).


Pengetahuan Tentang Menstruasi

You might also like