Professional Documents
Culture Documents
Conformity With Behavior of Reproductive Health Maintenence of Early Adolesent Girls in Al Badri Islamic Boarding Schools in Jember Regency)
Conformity With Behavior of Reproductive Health Maintenence of Early Adolesent Girls in Al Badri Islamic Boarding Schools in Jember Regency)
Remaja Awal Putri di Pondok Pesantren Al Badri Kabupaten Jember (The Correlation of Peer
Conformity with Behavior of Reproductive Health Maintenence of Early Adolesent Girls In Al
Badri Islamic Boarding Schools in Jember Regency)
Abstract
Early adolescent girls who live in Islamic boarding schools during the personal hygiene process
require facilities for reproductive health care behaviors. Early adolescents tend to have the strongest
urge to behave similarly to peers, so conformity quickly occurs when adolescents adopt reproductive
health care behaviors. This research objective was to determine the relationship between peers'
compliance and the reproductive health care behavior of early adolescent girls at Al Badri Islamic
Boarding School in Jember Regency. This research used a correlational research design with a cross-
sectional approach. Besides, the sampling method using a purposive sampling technique was
conducted on 101 early adolescents. The research instruments were in the form of a peer conformity
questionnaire (Cronbach's Alpha=0.679) and a reproductive health care behavior questionnaire
(Cronbach's Alpha=0.80). The analytical method used for this research was Pearson processed with
the SPSS program. The findings of this research indicated that early adolescents had lowly peer
conformity (45.1%) and great reproductive health care behavior (45.4%). There was a significant
relationship between peer conformity and reproductive health care behavior (P=0.0001). The level
of reproductive health care behavior was determined by the extent to which conformity occurred in
adolescents. The occurring conformity could affect and change someone's perception and action.
Abstrak
Remaja awal putri yang tinggal di Pondok Pesantren selama proses hygiene perseorangan
memerlukan fasilitas pemeliharaan perilaku kesehatan reproduksi. Masa remaja awal cenderung
memiliki desakan paling kuat untuk berperilaku sama pada teman sebaya sehingga konformitas
mudah terjadi saat remaja mengadopsi perilaku pemeliharaan kesehatan reproduksi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan konformitas teman sebaya dengan perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi remaja awal putri di Pondok Pesantren Al Badri Kabupaten Jember. Desain
penelitain korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Metode pengambilan sampel dengan
purposive sampling dilakukan pada 101 remaja awal. Intrumen penelitian berupa kuesioner
konformitas teman sebaya (Cronbach’s Alpha = 0,679 dan kuesioner perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi (Cronbach’s Alpha = 0,80). Metode analisis yang digunakan untuk penelitian
ini adalah Pearson diolah dengan program SPSS. Hasil analisis menujukkan bahwa remaja awal
memiliki konformitas teman sebaya sedang (45.1%) dan perilaku pemeliharaan kesehatan
reproduksi yang baik (45.4%). Ada hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya
dengan perilaku pemeliharaan kesehatan reproduksi (P=0,0001). Tingkat perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi ditentukan dari sejauh mana konformitas terjadi pada diri remaja. Konformitas
yang terjadi dapat mempengaruhi dan mengubah persepsi serta perilaku seseorang.
No Indikator %
Perawatan organ genetalia
1 Partisipan menyatakan “selalu” ketika selesai buang air kecil membersihkan 37.6%
genetalia dengan air dan dikeringkan dengan tissue.
2. Partisipan menyatakan “selalu” ketika selesai buang air besar memebersihkan 31.7%
genetalia dengan air dan dikeringkan dengan tissue
3. Partisipan yang menyatakan “kadang-kadang” apabila terjadi keputihan 36.6%
memebersihkan genetalia dengan air dan dikeringkan
4. Partisipan yang menyatakan “selalu” membersihkan genetalia dengan sabun. 48.5%
5. Partisipan menyatakan “kadang-kadang” menggunakan celana dalam yang 45.5%
terbuat dari bahan katun.
Penanganan menstruasi
6. Partisipan menyatakan “kadang-kadang” ketika mengalami nyeri menstruasi 47.5%
meminta pertolongan.
7. Partisipan menyatakan “selalu” mengganti pembalut bila keluar darah 82.2%
menstruasi yang banyak
8. Partisipan menyatakan “selalu” mengganti pembalut dalam sehari minimal 3- 39.6%
4 kali
9. Partisipan menyatakan “sering” ketika mengganti pembalut membersihkan 35.6%
genetalia dengan air dan dikeringkan dengan tissue.
10. Partisipan menyatakan “selalu” ketika menstruasi tetap menjaga kebutuhan 54.4%
zat gizi dalam makanan karena banyak darah yang keluar.
Deteksi dini penyakit kelamin
11 Partisipan menyatakan “sangat setuju” bahwa hubungan seksual yang tidak 34.7%
dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah berbahaya terjadinya penyakit
kelamin.
12 Partisipan menyatakan “sangat setuju” bahwa penyakit kelamin dapat 53.5%
ditularkan melalui hubungan seksual.
13 Partisipan menyatakan “sangat setuju” bahwa melakukan hubungan seksual 43.6%
pada saat belum menikah maka dapat terkena penyakit kelamin.
14 Partisipan menyatakan “sangat setuju” bahwa gejala seperti adanya benjolan 46.5%
pada alat genetalia perlu diwaspadai adanya penyakit kelamin.
15 Partisipan menyatakan “setuju” bahwa keluhan sakit karena ada luka yang 44.6%
berbau pada alat genetalia dicurigai adanya penyakit kelamin.
Berdasarkan tabel 4, menujukkan 0,365 yang artinya kekuatan korelasi
hasil dari penelitian dengan penelitian ini adalah lemah, yang
menghubungkan kedua variabel dapat juga diartikan bahwa pengaruh
independen dan variabel dependen konformitas teman sebaya dengan
dengan menggunakan uji Pearson perilaku pemeliharaan kesehatan
maka diperoleh nilai signifikan reproduksi adalah lemah atau kurang
p=0,001 yang menujukkan p<0,05 berpengaruh.
artinya terdapat korelasi yang
bermakna antara konformitas teman
sebaya dengan perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi. Nilai korelasi r=
Perilaku pemeliharaan
kesehatan reproduksi
Konformitas teman Pearson Corelation 0.365**
sebaya
Sig. (2-tailed) 0.001
N 101
sumber; Peneliti, Februari 2019