Professional Documents
Culture Documents
120 236 1 SM PDF
120 236 1 SM PDF
120 236 1 SM PDF
Universitas Abulyatama
Jurnal Aceh Medika
Nora Maulina1*
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Malikussaleh, Jl. H.
Meunasah Uteunkot, Cunda, Lhokseumawe, 24351, Indonesia
*Email korespondensi : nora.maulina@unimal.ac.id1
Abstract: Vitamin A is one micronutrients that has very important benefits for the human body,
especially is human vision. As in known Vitamin A is the first fat-soluble vitamin found. In general,
vitamin A is a generic name which states all retinoids and precursors / provitamin A/ carotenoids
which have biological activity as retinol. The problem of vitamin A deficiency is still one of nutrional
problems of the people in Indonesia. Seeing the prevalence of subclinical vitamin A deficiency in
children under five is still high, the high-dose vitamin A supplementation program given twicw a year
to children aged 6-59 month starting in 1978 continues.The result method is quantitative with cross
secsional design. The results is responden with the most age were 12-59 month (89,1%), more were
given vitamin A (71,7%) and more had good knowledge (62,5%). Most of the respondent who were
given vitamin A has good kowlwdge (87,9%). The majority of responden who were not given vitamin A
had less knowledge (57,7%). The results of bivariate analysis using chi-square test to determine the
relationship of knowledge with vitamin A administration showed P value = 0,000(≤0,05). The
conclusion is our study suggests there is asignificant relationship between knowledge and vitamin A
Keyword : vitamin A, maternal knowledge
Abstrak: Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang sangat penting bagi
tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia. Seperti diketahui Vitamin A merupakan vitamin
larut lemak yang pertama ditemukan. Secara umum, vitamin A merupakan nama generik yang
menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologic
sebagai retinol. Masalah kekurangan vitamin A masih merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di
Indonesia. Melihat prevalensi kekurangan vitamin A subklinis pada anak balita masih tinggi, maka
program suplementasi vitamin A dosis tinggi yang diberikan dua kali setahun pada anak balita usia 6–59
bulan yang dimulai sejak 1978 tetap dilanjutkan. Metode penelitian bersifat kuantitatif dengan desain
cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan , responden dengan umur yang paling banyak adalah
umur 12-59 bulan (89,1%), lebih banyak yang diberikan vitamin A (71,7%) dan lebih banyak yang
mempunyai pengetahuan baik (65,2 %). Responden yang diberi vitamin A sebagian besar mempunyai
pengetahuan yang baik (87,9%). Responden yang tidak diberi vitamin A sebagian besar mempunyai
pengetahuan kurang (57,7%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dengan pemberian vitamin A menunjukkan p value =0,000 (≤ 0,05). Kesimpulan
dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
pemberian vitamin A.
- 224 -
ISSN 2548-9623 (Online)
Vitamin A adalah zat gizi yang paling penting Berdasarkan data dari study masalah gizi mikro di
dikarenakan konsumsi makanan kita secara sehari- 10 propinsi tahun 2006 diketahui cakupan
hari yang belum mencukupi kebutuhan vitamin a pemberian vitamin A mencapai 80%. Cakupan
didalam tubuh, sehingga diperlukan asupan pemberian vitamin A kembali menurun pada tahun
vitamin A dari luar tubuh. Kekurangan vitamin A 2007 yaitu sebesar 60%.2
(KVA) akan meningkatkan angka kesakitan Indonesia dinyatakan bebas masalah
bahkan sampai menyebabkan kematian, keluhan xeropthalmia (kelainan pada mata karena
yang sering didapat bila seseorang menderita KVA kekurangan vitamin A ) tahun 2007, namun 50%
gejala nya bisa didapat seperti mudah diserang balita mempunyai serum retinol kurang dari 20
diare, radang paru-paru, pneumonia, dan akhirnya μg/dl yang akan berdampak pada risiko kebutaan
kematian. Akibat lain yang paling serius dari KVA dan kematian karena infeksi.3
adalah rabun senja yaitu bentuk lain dari Data cakupan vitamin A di Indonesia tahun
xeropthalmia termasuk kerusakan kornea mata dan 2009 sampai 2013 mengalami penurunan dan
bisa menyebabkan kebutaan. Vitamin A masih dibawah target yang diinginkan (80%),4.
bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap
dan angka kematian, karena vitamin dapat bayi (6-11 bulan) dengan dosis 10.000 SI, anak
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit balita (12-59 bulan ) dengan dosis 200.000 SI.
infeksi seperti campak, diare, dan ISPA (infeksi Pemberian kapsul vitamin A secara serentak setiap
1
saluran pernafasan atas). bulan Februari dan Agustus pada balita 6-59 bulan.
WHO (World Health Organization) Cakupan pemberian vitamin A pada balita 6-59
memperkirakan 12 juta orang menjadi buta setiap bulan di Aceh mencapai 78 %, meningkat
menit di dunia dan diantaranya berasal dari Asia dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 73 %5
Tenggara . Penelitian yang dilakukan WHO pada Pengetahuan adalah hasil penginderaan
tahun 1992 menunjukkan dari 20 juta balita di manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
Indonesia dari umur 6 bulan sampai 5 tahun, melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
setengahnya menderita kekurangan Vitamin A. telinga, dan sebagainya). Tingkat pengetahuan
Sedangkan data WHO tahun 1995 Indonesia menurut Notoatmodjo (2010) yaitu dimana
merupakan salah satu negara yang pemenuhan pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai
vitamin A tergolong rendah2. intensitas atau tingkat yang berbeda beda6
Departemen Kesehatan sendiri telah gencar Beberapa faktor ditenggarai mempengaruhi
melakukan program penanggulangan kekurangan kurangnya konsumsi Vitamin A yakni dari tingkat
vitamin A sejak tahun 1970. Di catatan depkes pengetahuan yang sejalan dengan jenjang
tahun 1992 bahaya kebutaan dari kekurangan pendidikan, pekerjaan, usia, jumlah anak dan
vitamin A mampu diturunkan secara signifikan. sumber informasi vitamin A yang diperoleh ibu,
serta beberapa pengaruh sosio-kultural di lemak yang cukup, sekitar 80-90% ester retinil dan
7
masyarakat. hanya 40-60% karotenoid yang diabsorpsi. Dalam
Definisi Vitamin A keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang dapat bertahan hingga enam bulan. Bila tubuh
pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A mengalami kekurangan konsumsi vitamin A, asam
merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoat diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinoat
retinoid dan prekusor / provitamin A karotenoid merupakan sebagian kecil vitamin A dalam darah
yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. yang aktif dalam deferensiasi sel dan
Vitamin A berfungsi dalam sistem penglihatan, pertumbuhan.1
fungsi kekebalan, pertumbuhan dan Fungsi Vitamin A
1
perkembangan, serta fungsi reproduksi . Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi
Vitamin A atau retinol adalah suatu substansi faali tubuh, yaitu 10:
yang larut dalam lemak dan terdapat pada hati Penglihatan
(terutama hati ikan) dan pada kuning telur dan Vitamin A berfungsi dalam penglihatan
8
produk susu . Vitamin A tidak dapat diproduksi normal pada cahaya remang. Di dalam mata,
oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah,
(esensial)9 dioksidasi menjadi retinal. Bila cahaya mengenai
Absorpsi, Transportasi dan Metabolisme retina, pigmen visual merah ungu ini berubah
Vitamin A menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin.
Vitamin A yang di dalam makanan sebagian Pada saat itu terjadi rangsangan elektrokimia yang
besar terdapat dalam bentuk ester retinil, bersama merambat sepanjang saraf mata ke otak yang
karotenoid bercampur dengan lipida lain di dalam menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual.
lambung. Di dalam sel-sel mukosa usus halus, yang kemudian bertindak kembali sebagai bahan
ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pancreas reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan
esterase menjadi retinol yang lebih efisien cahaya samar-samar/buram baru bisa terjadi bila
diabsorpsi dari pada ester retinil. Sebagian dari seluruh siklus ini selesai.
karotenoid, terutama beta-karoten di dalam Diferensiasi Sel
sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh
retinol. 1 mengalami perubahan dalam sifat atau fungsi
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini
dengan asam lemak dan membentuk ester dan adalah salah satu karakteristik dari kekurangan
dengan bantuan cairan empedu menyeberangi sel- vitamin A yang terjadi pada tiap tahap
sel vili dinding usus halus untuk kemudian perkembangan tubuh, seperti tahap pembentukan
diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke sperma dan sel telur, pembuahan, pembentukan
dalam aliran darah menuju hati. Dengan konsumsi struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan
- 226 -
ISSN 2548-9623 (Online)
- 228 -
ISSN 2548-9623 (Online)
Tabel 1. Distribusi umur, pengetahuan dan dengan hari kesehatan anak dan kampanye vitamin
pemberian vitamin A pada responden A . Penelitian yang dilakukan oleh Aguayo (2007),
Variabel Jumlah Persen
Umur berbanding terbalik dengan penelitian yang
6-11 bulan 10 10,9 dilakukan oleh peneliti dimana cakupan imunisasi
12-59 bulan 82 89,1
Pemberian Vit vitamin A usia 6-11 bulan (65,0%) lebih tinggi
A diabndingkan cakupan vitamin A usia 12-59 bulan
Ya 66 71,7
Tidak 26 28,3 (14.0%) yang terjadi di Negara Kenya.15
Pengetahuan Hubungan Pengetahuan Ibu tentang
Baik 60 65,2
Cukup 16 17,4 Vitamin A dengan Pemberian Vitamin A
Kurang 16 17,4
Tabel 2. Hubungan pengetahuan Ibu tentang
vitamin A dengan pemberian vitamin A
Pemberian Pengetahuan Total P
Berdasarkan tabel diatas, responden dengan Vit A value
Baik Cukup Kurang
umur yang paling banyak adalah umur 12-59 bulan Ya 58 7 (10,6%) 1 (1,5%) 66 0,000
(87,9%) (100%)
(89,1%), lebih banyak yang diberikan vitamin A Tidak 2 (7,7%) 9 (36,4%) 15 26
(57,7%) (100%)
(71,7%) dan lebih banyak yang mempunyai Total 60 16 16 92
Pada ibu rumah tangga dapat di ajarkan cara mempengaruhi minat dan kesadaran ibu untuk
mengolah yaitu cara pencucian, pengolahan,dan memberikan vitamin A pada balita nya. Jika ibu
penyajian makanan yang mengandung vitamin A. balita memiliki pengetahuan yang baik tentang
Tanda-tanda kekurangan vitamin A adalah apabila vitamin A maka akan timbul perilaku hidup sehat
simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan dengan langsung mengkonsumsi vitamin A,
vitamin A dapat merupakan kekurangan primer sebaliknya jika ibu balita tidak mengetahui segala
akibat kurang kosumsi, atau kekurangan sekunder sesuatunya tentang vitamin A maka akan timbul
akibat gangguan penyerapan dan penggunaannya perasaan malas dan tidak berminat untuk
dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat ataupun memberikan vitamin A tersebut.
ada gangguan pada konversi karoten menjadi
vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat Hubungan Ibu Pengetahuan tentang Vitamin
terjadi pada penderita kurang energy protein, A dengan Pemberian Vitamin A
penyakit hati16. Tingginya angka tingkat Dari hasil penelitian didapatkan responden
pengetahuan yang baik dari responden tentang yang diberi vitamin A sebagian besar mempunyai
vitamin A tidak terlepas dengan semakin majunya pengetahuan yang baik (87,9%), yang mempunyai
akses informasi dan perkembangan teknologi serta pengetahuan cukup sebanyak 10,6% dan yang
peran pemerintah dengan program pemberian mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 1,5%.
vitamin A yang berkala diselenggarakan. Namun, Responden yang tidak diberi vitamin A sebagian
masih adanya sebagian responden dengan tingkat besar mempunyai pengetahuan kurang (57,7%),
pengetahuan yang kurang dikarenakan faktor mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 34,6%
kurang efektif dan terorganisirnya program vitamin dan yang mempunyai pengetahuan baik hanya
9
A tersebut . 7,7%. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-
Cakupan Vitamin A square untuk mengetahui hubungan pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dengan pemberian vitamin A menunjukkan p value
cakupan vitamin A untuk ibu yang mau di berikan =0,000 (≤ 0,05). Artinya terdapat hubungan yang
imunisasi vitamin A sebanyak 66 responden bermakna antara pengetahuan dengan pemberian
(71,7%) dan untuk yang tidak mau memberikan vitamin A.
vitamin A sebanyak 26 responden (28,3%). Teori Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
WHO menyebutkan bahwa pemikiran serta sosial berbagai teori yang menjelaskan bahwa semakin
budaya setempat juga dapat mempengaruhi tinggi pendidikan semakin baik pula
terbentuknya perilaku seseorang. Selain itu pengetahuannya, setiap individu yang memiliki
ternyata pengetahuan seseorang tentang hal yang pengalaman, tingkat pendidikan, dan pengetahuan
akan dilakukannya terbukti mempengaruhi respon yang baik terhadap objek tertentu akan memiliki
dalam pelaksanaannya, dalam hal ini tingkat peluang lebih besar dalam memilih tindakan yang
pengetahuan ibu tentang vitamin A itu akan dilakukan dan akan lebih memperhatikan
- 230 -
ISSN 2548-9623 (Online)
manfaat dan kerugian dari tindakan yang akan 4. Terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan
dilakukan. Sebagaimana dijelaskan oleh cakupan imunisasi vitamin A di Desa Keude
Notoatmodjo (2005) bahwa semakin tinggi tingkat Aceh. Kota Lhokseumawe
pengetahuan seseorang semakin tinggi pula Saran
kemampuan dan kesadaran mereka dalam Suplementasi Vitamin A pada anak balita
menerima informasi dan menerapkannya dengan memerlukan integritas yang baik dengan program
mudah dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilihat kesehatan yang sudah ada, peran posyandu sebagai
dari Teori Snehandu B. Karr (dalam Notoatmodjo, ujung tombak pelayana kesehatan ditingkat
2005) maka dapat kita ketahui bahwa selain tingkat masyarakat masih diandalkan dengan rutin
pendidikan, terdapat beberapa faktor lain yang memberikan masukan pengetahuan pentingnya
mungkin dapat mempengaruhi perilaku kesehatan imunisasi vitamin A untuk pencapaian cakupan
ibu. Adapun determinan dari faktor tersebut imunisasi yang optimal . Revitalisasi posyandu
anatara lain adanya niat (intention), adanya secara menyeluruh merupakan upaya yang tepat
dukungan (support) terjangkaunya informasi untuk memaksimalkan cakupan posyandu yang
(accessibility of indormation), adanya kebebasan menjangkau seluruh rumah tangga di pedesaan.
pribadi (personal autonomy) dan adanya kondisi
DAFTAR PUSTAKA
serta situasi yang memungkinkan (action
1. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
situation). Sedangkan teori WHO menyebutkan
Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka
bahwa pemikiran serta sosial budaya setempat juga
Utama. 2009
dianggap dapat mempengaruhi terbentuknya
2. Adawiah R. Kekurangan Vitamin A
perilaku seseorang6
(KVA). http:// kesehatan kompasiana.com.
Kesimpulan dan Saran 2012
Kesimpulan 3. Kemesnkes RI. Profil Dinas Kesehatan
1. Cakupan pemberian imunisasi vitamin A Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012.
cukup tinggi pada usia balita 12-59 bulan 82 Pontianak: Kemenkes RI. 2012
responden (89,1 %) dibandingkan denga usia 4. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
6-11 bulan Depkes RI. 2013
2. Sebagian besar responden dengan tingkat 5. Profil kesehatan aceh. Dinas Kesehatan
pengetahuan cukup dan baik sebanyak 60 Provinsi Aceh. 2016
responden (65,2%) dibandingkan dengan 6. Notoatmodjo,S. Metodologi Penelitian
responden pengetahuan kurang Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta. 2005
3. Cakupan kepatuhan pemberian vitamin Apada 7. Kementerian Kesehatan RI. Profil
balita sebanyak 66 responden (71,7%), Kesehatan Indonesia 2015. doi: 351.077
dibandingkan dengan cakupan responden Ind. 2016
tidak patuh 8. Sachdeva S, Datta U. Vitamin A-fi rst
Hubungan Pengetahuan Ibu ....
(Maulina, 2018) - 231 -
Jurnal Aceh Medika, Vol.2, No. 2, Oktober 2018 : 224-232
http://jurnal.abulyatama.ac.id/acehmedika
- 232 -