Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 34

MAKALAH TERMODINAMIKA

PEMICU 3: POWER GENERATION AND REFRIGERATION

Oleh Kelompok 6
Andhika Prakasa Anom Putra 1706038336
Annisa Dyah Cahyarini 1706985672
Arifah Mefi Balushi 1706985685
Garindra Muhammad Maro 1606881121
Moenica Sari Dewi 1706985773

Program Studi Teknik Kimia


Departemen Teknik Kimia FT UI
Depok 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i

Part 1: Rankine Cycle to Generate Electricity......................................................................1

Part 2: Utilization of an LNG Revaporization Unit............................................................11

Part 3: What is the Second Law of Thermodynamics? (part a)........................................15

Part 4: What is the Second Law of Thermodynamics? (part b)........................................18

Part 5: Entropy Change in a Turbine and a Throttling Valve..........................................21

Part 6: Refrigeration..............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31

i
Part 1: Rankine Cycle to Generate Electricity

Your new assignment is about Rankine cycle, an important cyclic process in the application
of electrical power generation. The following pictures are the only leads that you received
from your thermodynamics course instructor.

Having a good textbook on chemical engineering thermodynamics you are confident that you
will learn the fundamentals of the Rankine cycle. What you need to do are as follows:
a. Explain what happens to the working fluid as it moves along the cycle. Describe the
temperature, pressure, and phase(s) of each of the stream corresponding to figure (b)
above.
b. Using steam as your working fluid and the following data: saturated vapor enters the
turbine at 8.0 MPa, saturated liquid exits the condenser at 0.008 MPa, and the net
power generated by the cycle is 100 MW

Determine the following quantities assuming ideal Rankine cycle.


c. The mass flow rate of the steam, in kg/h
d. The rate of heat transfer, qin, into the working fluid as it flows through the boiler , in
MW
e. The rate of heat transfer, qout, from the condensed steam as it flows through the
condenser, in MW
f. The mass flow rate of the condenser cooling water, in kg/h, if the cooling water enters
at 15oC and leaves the condenser at 35oC
g. Repeat part b, except that the cycle is no longer as ideal cycle. Use efficiency value of
0.75 for turbines and pumps

1
h. What can one do to increase the efficiency of Rankine cycle? Explain.

Jawab:
(a) Pada siklus Rankine ideal, working fluid yang digunakan adalah air. Pada siklus
Rankine, air mengalami empat proses sesuai dengan gambar, yaitu:

I. Proses 1-2, air dipompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi, pada proses ini air
memasuki pompa pada fasa cair atau saturated liquid sehingga pompa tidak
membutuhkan input tenaga yang terlalu besar. Proses ini dinamakan proses
kompresi-isentropik karena saat dipompa, secara ideal tidak ada perubahan
entropi yang terjadi.
II. Proses 2-3, air bertekanan tinggi tersebut memasuki boiler untuk dipanaskan
secara isobarik (tekanan konstan). Sumber panas didapatkan dari luar berupa
pembakaran batubara, solar, atau reaksi nuklir. Di boiler, air mengalami
perubahan fasa dari saturated liquid, mejadi campuran liquid dan vapor, dan
berlanjut sampai menjadi superheated vapour.
III. Proses 3-4, selanjutnya air berfase superheated vapor masuk ke turbin dan
mengalami proses ekspansi secara isentropik. Energi yang tersimpan di dalam
uap air dikonversi menjadi energi gerak pada turbin. Pada proses ini terjadi
penurunan tekanan pada fluida dan terjadi perubahan fase pada air menjadi
saturated vapor.
IV. Proses 4-1, uap air (saturated vapor) yang keluar dari turbin masuk ke kondensor
dan mengalami kondensasi secara isobarik. Uap air diubah fasenya menjadi cair
(saturated liquid) kembali sehingga dapat digunakan kembali pada proses siklus.

(b)

2
Gambar 1. Skema berdasarkan data pada soal
(Moran, 2010)

Berdasarkan tabel uap:


Tabel 1: Tabel uap

(Moran, 2010)

Saat masuk ke turbin, tekanan dari saturated vapor adalah 8.0 MPa dari Table A-3,
h1 = 2758.0 kJ/kg and s1 = 5.7432 kJ/kg K

Pada keadaan 2 tekanannya = 0.008 MPa dengan isentropis maka specific entrophy
konstan. Pada Table A-3, kualitas nya :

s 1−s2 5.7432−0.5926
x 2= = =0.6745
s g−s f 8.2287−0.5926

3
Sehingga entalpi pada keadaan 2 yaitu

h2 =hf + x2 h g=173.88+ ( 0.6745 ) 2403.1=1794.8 kJ /kg

Keadaan 3 yaitu saturated liquid pada tekanan 0.008 MPa sehinga h3=173.88 kJ/kg
Dapat dilihat dari grafik, bahwa di keadaan 4 yaitu working fluid masuk ke dalam

Ẇ p
boiler setelah didapatkan kerja dari pompa dimana =h 4−h3 dan mengalami

proses secara isentropik maka, s4 = s3 sehingga dapat menggunakan

( Ẇṁ ) ≈ υ ( p −p ) .
p

s
3 4 3

Ẇ p
Sehingga, h 4= + h3=¿ h3 +υ 3 ( p 4− p 3 )

106 N
kJ m3
¿ 173.88 +1.0084 x 10−3 ( 8.0−0.008 ) MPa
kg kg
m2 1 kJ
1 MPa 103 Nm
| || |
¿ 173.88+8.06=181.94 kJ /kg
Persamaan efisiensi siklus Rankine adalah,
Ẇ t −Ẇ p ( h 1−h2 ) −(h 4−h 3) ( 2758.0−1794.8 ) −(181.94−173.88)
y= = =
Q̇¿ ( h1−h 4) (2758.0−181.94)
y=0.371=37.1 %

(c) Untuk mencari laju alir massa, menggunakan persamaan :

Ẇ cycle =Ẇ t −Ẇ p


Ẇ cycle =ṁ(h ¿ ¿ 1−h2)−ṁ( h4 −h3 )¿
Ẇ cycle
ṁ=
( h ¿ ¿ 1−h2 )−(h4 −h3 )¿

100 MW |103 kW /MW ||3600 s /h| 5


¿ =3.77 x 10 kg /h
( 2758.0−1794.8 ) kJ /kg−( 181.94−173.882 ) k J /kg

(d) Laju perpindahan kalor:

Q̇¿ =ṁ(h ¿ ¿ 1−h4 )¿

4
10 5 kg ( 1 1
(
¿ 3.77 x
h ) 2758.0−181.94 ) kJ /kg
| | |
3600
s 10 kW
=269.77 MW
3

h MW

(e) Laju perpindahan kalor:


Q̇ out = ṁ(h ¿ ¿ 2−h 3)¿

10 5 kg ( 1 1
(
¿ 3.77 x
h ) | | |
1794.8−173.882 ) kJ /kg
3600
3
s 10 kW
=169.75 MW
h MW

(f) Berdasarkan steam table didapatkan nilai h cw ,∈¿=62.99 kJ / kg¿ dan h cw ,out =146.68 kJ /kg .

Neraca massa dan energi di sekitar kondensor dapat digambarkan dengan persamaan

dE dm
berikut, dengan asumsi sistem berjalan secara steady-state dimana =0 dan =0
dt dt
dan Ek dan Ep diabaikan. Lalu tidak ada kerja yang dilakukan pada kondensor, maka

Neraca energi kondensor siklus Rankine:

dE
=−Q̇ out −W + ṁ( ∆ Ek + ∆ Ep+ ∆ h)
dt

Q̇out = ṁ(h2−h 3)

Neraca energi cooling water pada kondensor:

dE
=Q̇ cw −Ẇ cw + ṁ(∆ Ek+ ∆ Ep+∆ h)
dt

Q̇ cv =ṁcw ¿

Berdasarkan pernyataan pada soal suhu pada cooling water yang masuk lebih rendah
daripada suhu cooling water yang keluar dari kondensor. Kalor yang keluar dari
sistem pada siklus Rankine digunakan untuk meningkatkan suhu cooling water (cw)
dalam kondensor sehingga bentuk persamaannya menjadi,

Q̇ out =−Q̇ cw

ṁ ( h4 −h1 ) =ṁ cw ¿

5
Dengan menggunakan persamaan diatas, maka mass flow rate cooling water dapat
ditentukan.

ṁ(h2 −h3 )
ṁcw=
¿¿

1 69.75 MW |103 kW / MW ||3600 s /h| 6


ṁ cw = =7.3 X 10 kg /h
(146.68−62.99 ) kj/kg

(g) Persamaan efisiensi turbin aktual, yaitu:


Q̇out ,ideal h 2−h3
y= =
Q̇out , actual h2−h 3 s
1794.8−173.88
0,75=
Q̇out , actual

Maka,
Q̇ out , actual=2162.2267 kJ /kg

Persamaan efisiensi pompa aktual, yaitu:


Q̇¿ ,actual h1 s −h4
y= =
Q̇¿,ideal h1−h 4
Q̇¿, actual
0,75=
2758.0−181.94
Maka,
Q̇ ¿ ,actual =2576.06 kJ /kg
Sehingga persamaan efisiensi thermal siklus Rankine adalah,
Q̇ out 2162.2267
y=1− =1− =0.16(16 % )
Q̇ ¿ 2576.06
(h) Cara meningkatkan efisiensi
1. Reheater pada siklus Rankine
Cara pertama adalah dengan menggunakan dua turbin uap (High Pressure dan
Low Pressure) yang keduanya berada pada satu poros. Uap air yang keluar dari
turbin High Pressure masuk kembali ke boiler untuk dipanaskan kembali menjadi
uap superheat. Setelah itu uap air tersebut kembali masuk ke turbin uap Low
Pressure. Dari turbin kedua ini uap air masuk ke kondensor. PLTU modern sudah
banyak menggunakan tiga atau bahkan 4 turbin uap, yaitu High Pressure Turbine,
Intermediate Pressure Turbine, dan Low Pressure Turbine. Uap air reheater masuk

6
kembali ke turbin intermediate pressure, selanjutnya tanpa mengalami reheater
lagi uap air yang keluar dari intermediate pressure turbine masuk ke low pressure
turbine.

Gambar 2. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang


Sumber : http://artikel-teknologi.com

Dari modifikasi ini dapat kita tambahkan dalam hitungan efisiensi termal siklus
energi panas masuk pada saat reheater (Qin,reheater) serta output kerja pada
turbin low pressure (WLPT,out). Sehingga nilai kalor total yang masuk ke fluida
kerja adalah:

Qtotal = Qin,boiler + Qin,reheater


Qtotal = m(h3 - h1) + m(h5 - h4)

Sedangkan nilai kerja output keluar total adalah:

Wout total = WHPT,out + WLPT,out


Wout total = m(h3 - h4) + m(h6 - h5)

7
Penambahan penggunaan satu tahap reheat akan meningkatkan efisiensi
termal siklus rankine sebesar 3-4%, penambahan dua tahap reheater menaikkan
efisiensi sebesar 1.5-2%, penambahan tiga tahap reheater menaikkan efisiensi
sebesar 0.75-1%, dan begitu seterusnya. Akan tetapi umumnya hanya
dipergunakan satu tahap reheater saja.

2. Siklus Rankine regeneratif.


Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang
membedakannya adalah sumber panas yang digunakan untuk preheater berasal
dari uap air yang diambil dari turbine uap pada stage tertentu (Extraction Steam).
Uap panas ini dialirkan melewati pipa menuju ke heat exchanger dan bertemu
dengan air kondensat atau feed water. Air kondensat yang keluar dari kondensor
dipompa oleh pompa ekstraksi kondensat menuju heat exchanger tersebut.
Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan
pencampuran temperatur. Hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
Ada dua macam proses perpindahan panas yang terjadi, yang otomatis ada dua
jenis juga heat exchanger yang biasa digunakan. Yang pertama adalah tipe Open
Feed Water Heater, yang mana tipe ini bersifat terbuka, perpindahan panas secara
konveksi, extraction steam akan bertemu dan bercampur langsung dengan fluida
kerja di sebuah wadah tertentu. Kelemahan sistem ini adalah tidak dapat
digunakan apabila antara extraction steam dengan fluida kerja terdapat perbedaan
tekanan yang terlalu besar, tetapi memiliki kelebihan dalam sisi ekonomis dan
perpindahan panas yang maksimal karena kedua media bertemu secara langsung.
Massa aliran fluida pada setiap komponen menjadi berbeda karena adanya
extraction steam. Apabila 1 kg uap air masuk ke turbin, dan y kg menjadi
extraction steam, dan (1-y) kg berlanjut menuju ke boiler, maka kita dapat
menghitung kerja output dan kalor masuk sebagai berikut:
Jika q = Q / m ; maka:

Heat Input: qin = h5 - h4


Heat Output: qout = (1 - y)(h1 - h7)
Work Output: Wturb,out = (h5 - h6) + (1 - y)(h6 - h7)
Work input: Wpump,in = (1 - y)(h2 - h1) + (h4 - h3)

8
Tipe yang kedua adalah tipe tertutup (Close Feed Water Heater), yang mana di
dalamnya terjadi perpindahan panas secara konduksi, uap air pada sisi shell dan
fluida kerja di sisi pipa. Tipe ini dapat digunakan apabila kedua media dalam
kondisi perbedaan tekanan yang besar, namun kelemahannya adalah harga yang
lebih mahal serta perpindahan panas yang lebih kecil karena kedua media tidak
bertemu secara langsung.
Sama dengan Open Feed Water Heater apabila 1 kg uap air masuk ke turbin,
dan y kg menjadi extraction steam, dan (1-y) kg berlanjut menuju ke boiler, maka
kita dapat menghitung kerja output dan kalor masuk sebagai berikut:

Heat Input: qin = h4 - h3


Heat Output: qout = (1 - y)(h1 - h6) + y(h8 - h1)
Work Output: Wturb,out = (h4 - h5) + (1 - y)(h5 - h6)
Work input: Wpump,in = (h2 - h1)

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 3. (a) Siklus Rankine dengan Regenerative Open Feed Water Heater, (b) Siklus Rankine dengan Regenerative
Close Feed Water Heater, (c) Diagram T-S Siklus Rankine dengan Regenerative Open Feed Water Heater dan d) Diagram
T-S Siklus Rankine dengan Regenerative Close Feed Water Heater

9
Sumber : http://artikel-teknologi.com.

Part 2: Utilization of an LNG Revaporization Unit


a. Describe the Rankine cycle employed by Osaka Gas. Why is it called low-temperature
Rankine cycle?
b. Estimate the conditions (temperature, pressure, phase) of the two fluids used in the low-
temperature Rankine cycle

Jawab:
(a) Skema siklus Rankine oleh Osaka Gas adalah sebagai berikut

10
Gambar 4: Siklus Rankine yang dicetuskan oleh Osaka Gas
(osakagas.co.jp)

Dalam pembuatan LNG, dibutuhkan sekitar 400 kWh kerja per ton. Kerja yang
dibutuhkan ini disebut energi kriogenis (cryogenic energy). Dari ini harga ini
diperikirakan sekitar 240 kWh dapat dipergunakan kembali, tetapi energi ini umumnya
terbuang sia-sia pada saat proses penguapan LNG untuk distribus melalui saluran pipa.
Salah satu cara untuk memulihkan energi kriogenis adalah dengan menggunakannya
untuk membangkitkan tenaga listrik.

Siklus Rankine Osaka Gas menggunakan dua jenis fluida: propana sebagai intermediate
heating medium dan Liquiefied Natural Gas (LNG) sebagai cairan pendingin propana.
LNG yang dialirkan dari tangki dipompa menuju penguap LNG yang juga berfungsi
sebagai kondenser. Akan terjadi perpindahan panas dari propana menuju LNG, sehingga
LNG berubah fase dari cair menjadi gas. NG yang telah menguap dialirkan menuju trim
heater untuk dipanaskan oleh air laut. Trim heating dilakukan untuk mencegah terjadinya
pengembunan NG. NG kemudian didistribusi ke saluran gas kota.

Propana yang telah dikondensasi mengalir melewati pompa sirkulasi IHM, lalu
dipanaskan pada penguap IHM dengan menggunakan air laut. Propana akan menguap
lalu mengalir ke turbin, dimana ia melakukan ekspansi dan kerja untuk membangkitkan

11
listrik. Tahap terakhir dari sirkulasi propana adalah kondensasi di dalam penukar panas
dengan LNG.

Perhatikan bahwa kalor yang masuk ke dalam sistem berasal dari air laut, yang suhunya
tidaklah mungkin melebihi suhu penguapan air (100 oC). Siklus Rankine pada umumnya
menggunakan perubahan fase air menjadi uap untuk menggerakan turbin. Kalor yang
masuk berasal dari pembakaran, sehingga menghasilkan temperatur yang relatif tinggi
pada boiler air. Karena propana yang digunakan dalam siklus ini memiliki suhu
penguapan yang rendah (-42oC), penguapan tidak memerlukan adanya pembakaran,
sehingga suhu keseluruhan sistem lebih rendah dibandingkan dengan siklus Rankine
yang menggunakan air.

(b) Dari informasi yang tersedia pada situs web Osaka Gas, diketahui bahwa suhu LNG di
dalam tangki adalah -162oC, tepat pada batas penguapan NG. Pompa LNG menaikkan
tekanan menjadi 3,5-4,5 MPa (demi kesederhanaan, kami akan mengambil angka yang
kedua). Seperti yang disebut sebelumnya, suhu penguapan propana adalah -42 oC. Kerja
yang keluar dari turbin dimisalkan sebesar 240 kWh, sementara kerja yang masuk ke
dalam pompa dimisalkan 5 kWh. Laju alir massa untuk LNG diasumsikan 1 ton/jam.

Gambar 5: Diagram siklus Rankine sederhana


(Moran, 2010)

Dari buku Moran, energi yang masuk dan keluar dari siklus Rankine dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Wt ˙
=h 1−h2

12
Di mana W t adalah kerja yang dikeluarkan turbin, W p adalah kerja yang diterima pompa, ṁ
adalah laju alir massa, dan h adalah entalpi fluida pada masing-masing titik sesuai dengan
gambar diatas.

Kita asumsikan bahwa propana yang keluar dari IHM Vaporizer berupa uap murni dengan
suhu -40oC. Kita lambangkan propana dalam tahap ini 1. Dari data, diketahui bahwa h1 =
423.2 kJ/kg dengan tekanan 111.4 kPa. Propana yang telah melakukan ekspansi pada turbin
kita lambangkan dengan 2, dengan asumsi tekanan turun menjadi 13 kPa. Fraksi uap dari titik
2 dapat dihitung sebagai berikut:

s 2−s f 1.815−(−0.408)
x 2= = =0.9285
s g−s f 1.986−(−0.408)

Maka entalpinya adalah:

h2 =hf + x2 hfg =−87+ ( 0.9285 ) ( 462.4 )=342.3384 kJ /kg

Kita masukkan ke dalam rumus kerja turbin:

240 kWh ˙
=( 423.2−324.3 ) kJ /kg

864000 kJ /h
ṁ=
107.9 kJ /kg
ṁ=8007.4 kg/h

Didapat massa propana yang bersirkulasi di dalam sistem.


Propana yang keluar dari kondenser diberi lambang 3. Misalkan propana didinginkan menjadi
-90oC oleh LNG. Energi yang dikeluarkan oleh propana adalah sebagai berikut:

mC 3 C pC 3 ∆T =mLNG C pLNG ∆ T

(8007.4 kgh )(2.108 kgkj∙ K ) (10 K ) =(1000 kgh )(46.31 kgkj∙ K )( ∆T )


∆ T =3.6 o C

13
Maka suhu LNG naik dari -160oC menjadi -157oC.

Propana kemudian dialirkan melalui pompa sirkulasi IHM. Titik ini disebut dengan titik 4.
Kerja yang digunakan oleh pompa relatif kecil dibandingkan dengan kerja yang dihasilkan
turbin, sehingga dapat diabaikan. Propana kemudian masuk ke dalam IHM vaporizer untuk
diuapkan. Suhu propana saat keluar dari vaporizer sama dengan pada titik 1, yaitu -40 oC.
Kalor diberikan oleh air laut dialirkan sebanyak 15000 ton per jam dengan suhu awal 16 oC,
sehingga dapat dirumuskan seperti berikut:

m C 3 C pC 3 ∆T =m H 2O C pH 2 O ∆ T

(8007.4 kgh )(2.108 kgkj∙ K ) (50 K ) =(15000 kgh )(46.31 kgkj∙ K )( ∆T )


∆ T =13.4 K

Maka suhu air turun menjadi 3oC.

14
Part 3: What is the Second Law of Thermodynamics? (part a)

Hilda received an assignment from her thermodynamics course instructor who asked students
to derive the equation to calculate the efficiency of a Carnot Engine :

Could you also do Hilda’s assignment? Hilda learned that the high temperature source could
be a combustion chamber where mixture of air and coal could react and reach temperature of
700 K. What is the value of the Carnot engine efficiency calculated by Hilda? Explain why
the efficiency of the Carnot heat engine is higher than the typical efficiency value of an actual
heat engine (<0.4)?
Jawab:

Siklus dilalui oleh gas ideal yang berfungsi sebagai fluida kerja dalam mesin Carnot,
ditunjukkan oleh diagram PV pada Gambar 5.3. Siklus ini terdiri dari empat proses reversible
yaitu :
 a  b Kompresi adiabatik sampai suhu naik dari Tc menjadi TH.
 b  c Ekspansi isotermal ke titik sembarang c dengan penyerapan panas |QH|.
 c  d Ekspansi adiabatik hingga suhunya menurun menjadi Tc.
 d  a Kompresi isotermal ke keadaan awal dengan pelepasan panas |Qc|.

Gambar 6: Diagram PV untuk siklus Carnot


(Van Ness, 2002)

15
Untuk proses isothermal b  c dan d  a, dari persamaan
menghasilkan :
Vc Vd
¿ Q H ∨¿ R T H ln dan ¿ QC ∨¿ R T C ln
Vb Va
Sehingga,
¿ QH∨ ¿ ¿
V
T H ln c
Vb
¿ QC ∨¿= (5.6)¿
Vd
T C ln
Va
Persamaan untuk perhitungan gas ideal yang mengalami proses adiabatik adalah
dV
dQ=C v dT + RT
V
Karena adiabatic maka Q = 0 sehingga dihasilkan persamaan baru berikut ini
−C v dT dV
=
R T V
Untuk proses a  b dan c  d, persamaan integralnya adalah :
TH TH
C dT V C dT V
∫ Rv T =ln V a dan ∫ Rv T =ln V d
TC
b T C
c

Karena sisi kiri pada dua persamaan diatas besarnya sama, dihasilkan bentuk :
Va V
ln =ln d
Vb Vc
Persamaan 5.6 sekarang menjadi :
¿ QH∨ ¿ ¿
TH
¿ Q C ∨¿= ( 5.7)¿
TC
Perbandingan hasil ini terhadap Persamaan (5.5) menghasilkan hubungan fungsional paling
sederhana yang mungkin untuk ψ, yaitu, ψ (T) = T. Dapat disimpulkan bahwa skala suhu
kelvin, berdasarkan sifat-sifat gas ideal, sebenarnya merupakan skala termodinamika, tidak
tergantung pada karakteristik dari setiap zat tertentu. Substitusi persamaan (5.7) ke dalam

¿
persamaan η=1−¿ Q C ∨ ¿ Q ∨¿ ¿ ¿ menghasilkan:
H

η=¿ W ∨ ¿ ¿
T
¿ Q H ∨¿=1− C ¿
TH

16
Dalam Persamaan. (5.7) nilai terkecil yang mungkin dari |Qc| adalah nol; nilai Tc yang sesuai
adalah suhu nol mutlak pada skala kelvin. Ini terjadi pada (-273.1° C).

 Efisiensi mesin Carnnot yang dihitung oleh Hilda adalah


TC 298
η=1− =1− =0.574
TH 700
 Efisiensi mesin Carnot lebih besar dari efisiensi actual heat engine karena pada mesin
Carnot prosesnya (secara teoritis) merupakan proses reversible.

Efisiensi akan maksimum ketika seluruh proses siklik merupakan proses reversible. Ini
berarti total entropi dari system (entropi dari tungku panas, “working fluid”, dan cold sink)
tetap konstan ketika gas (working fluid) menyelesaikan satu siklus dan kembali ke keadaan
awalnya. (Dalam kasus umum, total entropi dari system gabungan ini akan meningkat dalam
proses ireversibel). Perubahan entropy dari “working fluid” bernilai 0. Oleh karena itu,
perubahan total entropy dari tungu dan sink adalah nol, sehingga prosesnya reversible dan
efisiensi dari mesin Carnot menjadi maximum.

Untuk actual heat engine, total proses termodinamika pada umumnya bersifat ireversibel.
“working fluid” dibawa kembali ke keadaan awalnya setelah satu siklus, dengan demikian
perubahan entropy system adalah 0, tetapi jumlah perubahan entropi dalam reservoir panas
dan dingin dalam satu proses siklus ini lebih besar dari 0. Oleh karena itu pada actual heat
engine terjadi perubahan entropi. Hal ini mengindikasi tidak ada mesin yang efisiensinya
lebih besar dari efisiensi mesin Carnot.

17
Part 4: What is the Second Law of Thermodynamics? (part b)
The Ranque-Hilcsh Vortex Tube is a device that receive a gas stream (say at 10 bar and 295
K) and divides it into two streams with equal mass flow rate and equal pressure of 1 bar.
There is no mechanical work and heat transfer involved in the operation of this device. Show
by using the first and the second law of thermodynamics, that maximum temperature
difference between the two outlet streams is 501 K. Hint: largest temperature difference can
be obtained only if gas expansion is a reversible process. Assume ideal gas behavior and use
Cp gas of 30 kJ/(kmol.K).
Jawab:

Diketahui : mc = mh
Tin = Tref = 295 K
Pin = 10 bar
Pout = 1 bar
Cp = 10 kJ/(kmol.K)
Th = hot water dan Tc = cold water
Tidak ada kerja mekanik dan perpindahan panas serta laju alir panas dan
dingin adalah sama.
Reversible process.

Ditanya : Buktikan perbedaan suhu antara outlet stream adalah 501 K.

Gambar 7: Ilustrasi Vortex Tube


(http://www.jotse.org/index.php/jotse/article/view/86/113)

 Hukum I Termodinamika.
Q=∆ U +W
Karena tidak ada kerja mekanik dan perpindahan panas pada alat persamaannya
menjadi :
∆ U =0 dimana ∆ H=∆ U +∆ PV

18
Entalpi dari gas ideal tidak bergantung pada tekanan sehingga pada gas ideal
∆ H =∆ U .
∆ H =0
∆ H =∆ H c +∆ H h=0
∆ H =mc C p ( T c −T i ) +mh C p ( T h −T i ) =0
m c C p T c −mc C p T i +mh C p T h−m h C p T i=0
mc C p T c +m h C p T h =mc C p T i+ mh C p T i

Ruas kanan dan kiri dibagi dengan Cp


m c T c +m h T h=T i (m ¿ ¿ c+ m h) ¿
mc mc
mi (
T c + 1− T =T i
mi h )
Subskrip i, c, dan h menunjukkan aliran masuk, dingin, dan panas.
mc mh m m
+ =1 c = h =0.5
mi mi mi mi
mc mc
mi (
T c + 1− T =T i
mi h )
0.5 T c + ( 1−0.5 ) T h=295
T c +T h=590

Kita misalkan T c =x dan ∆ T = y sehingga T h=x + y


590= x+ ( x + y )=2 x + y (1)
y=590−2 x

 Hukum II Termodinamika.
Persamaan perubahan entropy pada gas ideal dengan panas specific konstan adalah :

Tc Pc Th Ph
( ) ( ) ( ) ( )
∆ S system =C p ln
Ti
−Rln
Pi
+ C p ln
Ti
−Rln
Pi

Tc Pc Th Ph
0=C p ln ( ) ( ) ( ) ( )
Ti
−Rln
Pi
+ C p ln
Ti
−Rln
Pi

19
kJ Tc kJ 1 kJ Th kJ 1
0=30
kmol . K
x ln ( )
295
−8.314
kmol . K
x ln ( )
10
+ 30
kmol . K
x ln ( )
295
−8.314
kmol . K
x ln( )
10
0=30 ln T c −30 ln295−( 8.314 x (−2.303 ) ) +30 ln T h−30 ln 295−( 8.314 x (−2.303 ))
30 ln(T ¿ ¿ c .T h)=302.931¿
ln (T ¿ ¿ c .T h )=10.098 ¿
(T ¿ ¿ c . T h)=e10.098 ¿
(T ¿ ¿ c . T h)=24287.195¿
x ( x + y )=24287.195
x ( x +(590−2 x) ) =24287.195
x ( 590−x )=24287.195
590 x−x 2=24287.195
x 2−590 x+ 24287.195=0

Dengan menggunakan metode Newton Raphson di Pascal didapat x=T c =44.521 K .


T c merupakan suhu yang lebih rendah sehingga didapatkan beda suhu :
∆ T = y =590−2 ( 44.5 )=501 K ( Terbukti )

20
Part 5: Entropy Change in a Turbine and a Throttling Valve
Superheated steam at 40 bar and 360 ᴼC with mass flow rate of 11 kg/s is divided into two
streams. The first stream enters a 90% efficient steam turbine which produces 2,24 MW of
shaft work and the second stream enters a throttling valve. The streams exiting the valve and
the turbine mix in a mixing chamber and flows into a condenser where stream becomes
saturated liquid at 198,3 ᴼC. Determine: (a) the temperature of the stream leaving the mixing
chamber; (b) the mass flow rate through the valve, in kg/s; (c) locate the four numbered states
on an h-s (enthalpy-entropy) diagram. Neglect heat transfer with the ssurrounding, changes in
kinetic and potential energy, and pressure drop in mxing chamber and condenser.
Jawab:

ἠ = 90%
W = 2,24 MW

2 3

1 6 T7 = 198,3 ᴼC

p1 = 40 bar 7
T1 = 360 ᴼC
m/t = 11 kg/s 4 5

Gambar 8: Skema permasalahan pada soal

Ditanya:
(a) T 6 =
(b) ṁ 4 =
(c) Letak 1-6 pada diagram h-s

Asumsi:
 Kerja pada turbin:

∂W
=h́2− h́3
∂ ṁ
 Pada throttling valve:
h´4=h´5
 Pada mixing chamber:

21
h´6 =h́3 + h´5
 Air pada titik 7 hanya berisi air cair jenuh
x uap =0
 Tidak ada variabel yang berubah terhadap waktu
 2,24 MW adalah kerja yang dihasilkan oleh turbin berefisiensi isentropik 90%
 Pada pemisah, nilai entalpi pada aliran 2 dan 4 sama dengan entalpi pada aliran 1
 Tekanan dari pada aliran sebelum memasuki kondenser dan keluar kondenser sama
 Tekanan pada aliran 2 dan 4 sama dengan tekanan pada aliran 1
 Tekanan pada aliran 3 dan 5 sama dengan tekanan pada aliran 6

Neraca massa keselurahan proses:


ṁ1=ṁ6= ṁ7
ṁ 1=ṁ 2 + ṁ 4
ṁ3 + ṁ5=ṁ6
ṁ 2=ṁ 3
ṁ 4 =ṁ 5

Sistem turbin:
∂W
=h́2− h́3
∂ ṁ
(2,24 MW adalah kerja yang dihasilkan ketika turbin memiliki efisiensi isentropis sebesar
90%)
2,24 MW
= h́2−h́3
ṁ 2
−2,24 MW
h́3 = + h́2
ṁ 2

Sistem mixing chamber:


∑ h́keluar=∑ h́masuk
ṁ 6 h́6= ṁ3 h́3 + ṁ 5 h́5

ṁ6 h́6= ṁ2 ( −2,24ṁ MW + h́ )+ṁ h́


2
2 5 5

Karena ṁ 1=ṁ 6; ṁ 4 =ṁ 5 dan h´4=h´5

22
ṁ 1 h́6=−2,24 MW + ṁ 2 h´2+ ṁ 4 h́4
Pada pemisah, diasumsikan bahwa h́1 =h́2=h´4

ṁ 1 h́6=−2,24 MW +( ṁ1 −ṁ 4) h́2 + ṁ 4 h´4


ṁ1 h́6=−2,24 MW +( ṁ1 −ṁ4) h́1 + ṁ4 h́1
ṁ 1 h́6=−2,24 MW + ṁ 1 h´1
−2,24 MW + ṁ1 h́1
h´6 =
ṁ1

Pada titik 1 air berada dalam keadaan superheated steam dengan p1 = 40 bar & T1 = 360 ᴼC.
Dari tabel uap, didapatkan nilai
kJ
h1 =3117,2
kg
Maka:
kJ kg kJ
−2240 +11 3117,2
s s kg
h´6 =
kg
11
s
kJ
32049,2
s
h´6 =
kg
11
s
h´6 =2913,6 kJ /kg

(a) Pada titik 6, nilai entalpi aliran air adalah 2913,6 kJ /kg. Jika kondenser bekerja secara
isobarik dan aliran keluarannya adalah saturated liquid, nilai h7 = h6

Pada titik 7, saturated liquid berada pada suhu 198,3 ᴼC. Jika melihat pada tabel uap,
saturaed liquid berada pada tekanan 1,5 MPa. Berarti, aliran masuk (titik 6) memiliki
tekanan 1,5 MPa dan entalpi spesifik 2913,6 kJ/kg.
Aliran air pada titik 6 berada pada keadaan superheated steam dan di suhu 246 ᴼC.

(b) Laju aliran pada titik 4 dan titik 5 sama sehingga

ṁ 4 =ṁ 5
Meninjau sistem mixing chamber
h´6 =h́3 + h´5

23
ṁ 6 h́6= ṁ3 h́3 + ṁ 5 h́5

ṁ 6 h́6= ṁ3 h́3 +(m ¿ ¿ 6−˙ ṁ 3 ) h´5 ¿ ¿


ṁ6 h́6= ṁ3 ( h´3−h́5 )+ ṁ6 h´5

Dari perhitungan sebelumnya, didapat nilai-nilai


kg
ṁ 6= ṁ1=11
s

h´6 =2913,6 kJ /kg


kJ
h́5 =3117,2
kg
ṁ2=ṁ3

Untuk mendapatkan nilai h́3 dapat dilakukan tinjauan pada turbin dengan efisiensi
isentropisnya sebesar 90% dan tekanan yang keluar dari turbin (3) sama dengan tekanan
yang keluar dari mixing chamber (6) yaitu 1,5 MPa.
dW /d ṁ 2 h −h
η= = 2 3
(dW /d ṁ2) s h 2−h3 s

Nilai h´3 s adalah nilai entalpi ketika turbin bekerja secara isentropik. Berarti S2=S 3, di
mana nilai S2berdasarkan tabel uap pada tekanan 40 bar dan suhu 360 ᴼC adalah sekitar
6,6 kJ/(kg K). Nilai h3 s pada tekanan 1,5 MPa dan suhu 225 ᴼC adalah 2860 kJ/kg. Maka,
kJ
3117,2 −h
kg 3
0,9=
kJ kJ
3117,2 −2860
kg kg
h3 =2885,72 kJ /kg

Nilai-nilai yang didapat sebelumnya disubstitusikan ke sistem mixing chamber


ṁ6 h́6= ṁ3 ( h´3−h́5 )+ ṁ6 h´5
kg kJ kg kJ
11
s (
× 2913,6 kJ /kg=ṁ 3 2885,72 kJ /kg−3117,2
kg
+11 × 3117,2
s kg )
kJ kJ kJ
32049,6
s (
= ṁ3 −231,48
kg )
+34289,2
s

24
kJ kJ kJ
(
ṁ 3 231,48
kg)=34289,2 −32049,6
s s
kJ
2239,6
s
ṁ 3=
kJ
231,48
kg
ṁ3=9,67 kg/ s

Laju aliran massa yang melewati sistem turbin adalah 9,67 kg/s. Maka laju aliran massa
yang melewati sistem valve adalah

ṁ 1=ṁ 2 + ṁ 4
kg kg
11 =9,67 + ṁ4
s s
ṁ 4 =1,33 kg/ s
Jadi, laju alir massa yang melewati sistem throttling valve adalah sebesar 1,33 kg/s

(c) Untuk memetakan titik 1 – 6 pada diagram entalpi-entropi kita perlu mencari tahu
variabel lain seperti temperatur, tekanan, dan entalpi.
Titik 1
p1 = 40 bar
T1 = 360 ᴼC
h1 = 3117,2 kg/s
superheated steam

Titik 2
p2 = 40 bar
T2 = 360 ᴼC
h2 = 3117,2 kg/s
superheated steam

Titik 3
p3 = 15 bar
h2 = 2885,72 kg/s
superheated steam

25
Titik 4
p4 = 40 bar
T4 = 360 ᴼC
h4 = 3117,2 kg/s
superheated steam
Titik 5
p5 = 15 bar
T5 = 336 ᴼC
h5 = 3117,2 kg/s
superheated steam

Titik 6
p6 = 15 bar
T6 = 198,3 ᴼC
h6 = 844,72 kg/s
saturated liquid dengan kualitas 0%

26
Titik 1

Titik 2

Titik 3

Titik 4

Titik 5

Titik 6

Gambar 9: Diagram entalpi-entropi dan letak aliran 1- 6


(engineeringtoolbox.com)

27
Part 6: Refrigeration
Air conditioner (AC) nowadays uses R-134a, the refrigerant replacing the not-so-
environmentally friendly R-12. An air conditioner with “AsalDinGin” brand having a
capacity of 1 PK has a cooling capacity of 9,000 BTU/h. estimate the mass flow rate of the
refrigerant and estimate the coefficient of performance of the AC. Write down all the
assumption that you use (try to be as close ad possible to the real life condition). If refrigerant
R-134a is replaced with one of the three following hydrocarbons: ethane, propane, and
butane; which one will you choose as the working fluid to replace R-134a? Explain your
reason from the thermodynamic point of view.
Jawab:
Diketahui :
 Menggunakan refrigerant R-134a
 Cooling capacity (Qin) = 9000 BTU/hr
 Merupakan AC 1 PK
Asumsi :
 Masing-masing komponen merupakan sistem control volume pada keadaan steady state
 Energi potensial dan energi kinetik pada sistem diabaikan
 Tidak ada pressure drop yang melewati evaporator dan compressor
 Kompresor bekerja secara adiabatic dengan efisiensi isentropic sebesar 80%.
 Saturated vapor memasuki compressor pada suhu (T4=T1) = -10C
 Liquid yang keluar dari kondensor bersuhu (T3) = 30C.
 Suhu pada luar ruangan (T0) = 26C.

28
Gambar 10: Sistem refrijerasi vapor-compression dan diagram T-s sistem refrijerasi
(Moran, 2010)

Dari diagram T-s dapat diketahui bahwa pada keadaan 1 merupakan saturated refrigerant
dengan fasa vapor dengan suhu -10C. Pada keadaan ini nilai entalpi refrigerant (h 1) dan
entropi (s1) dapat diketahui melalui intrapolasi pada data Tabel A-10 pada buku Moran.
Ta = -12C ha = 240,15 kJ/kg sa = 0,9267

Tb = -8C hb = 242,54 kJ/kg sb = 0,9239


T a −T b h a−hb T a −T b sa −s b
= =
T 1−T b h 1−hb T 1−T b s1−s b

−12−(−8) 240,15−242,54
=
−10−(−8) h1−242,54

−12−(−8) 0,9267−0,9239
=
−10−(−8) s 1−0,9239
h1 = 241,35 kJ/kg s1 = 0,9253 kJ/kg.K

Dari diagram T-s di atas dapat dilihat bahwa keadaan 1 dan 2 merupakan keadaan isentropic
dimana nilai s1 = s2s = 0,9253 kJ/kg.K. Pada entropi senilai 0,9253 kJ/kg.K memiliki nilai
entalpi sebesar h2 yangt diperoleh melalui interpolasi berikut :
sc = 0.9217 kJ/kg.K hc = 271,25 kJ/kg
sd = 0,9566 kJ/kg.K hd = 282,34 kJ/kg
s c −s b hc −h d
=
s 2 s−sb h2 s −hd
0,9217−0,9566 271,25−282,34
=
0,9253−0,9566 h 2 s−282,34

29
h2s = 272,39 kJ/kg

Nilai entalpi pada keadaan 2 (h2) dapat diperoleh dengan rumus efisiensi, yaitu :
h 2 s−h1
ηc =
h2−h1
272,39−241,35
0,8=
h2−241,35

h2 = 280,15 kJ/kg

Pada keadaan 3 merupakan keadaan dengan fasa liquid subcool yang mendekati saturated
liquid, maka nilai h3  hf = 91,49 kJ/kg dan s3  sf = 0,3396 kJ/kg.K. Ekspansi yang melalui
valve merupakan throttling process dimana h4 = h3.
Nilai cooling capacity (Qin) = 9000 BTU/hr = 2637,64 W yang dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus :
Qin= ṁ( h1−h 4 )
Qin
ṁ=
( h1−h 4)
2,638 kJ /s
ṁ=
(241,35 kJ /kg−91,49 kJ /kg)
ṁ=0,0176 kg/ s

Koefisien performa dari AC tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
(h1 −h4 )
¿
( h2−h1 )

(241,35 kJ /kg−91,49 kJ /kg)


¿
(280,15 kJ /kg−241,35 kJ /kg)
¿ 3,86

Sifat-sifat yang dipertimbangkan dalam memilih refrigeran adalah: sifat kimia, sifat fisik dan
sifat termodinamik. Berdasarkan sifat-sifat kimianya refrigeran yang baik adalah yang tidak
beracun, tidak bereaksi dengan komponen refrigerasi, dan tidak mudah terbakar, tidak
berpotensi menimbulkan pemanasan global (GWP rendah) dan tidak merusak lapisan ozon
(ODP rendah).

30
Berdasarkan sifat fisik dan termodinamiknya, refrigeran yang baik mampu menghasilkan
kapasitas refrigerasi per satuan daya kompresi yang tinggi. Sifat-sifat fisik dan termodinamik
refrigeran yang mempengaruhi daya kompresi dan kapasitas refrigerasi, yaitu tekanan
penguapan, tekanan pengenmbunan, kalor laten penguapan, volume spesifik, konduktivitas
termal, dan viskositas refrigerant.

Senyawa etana, propana, maupun butana merupakan senyawa organik yang bersifat tidak
beracun dan ramah terhadap lingkungan. Meskipun begitu, hidrokarbon memiliki sifat yang
mudah terbakar sehingga perlu dipertimbangkan dalam penggunaannya menjadi zat
refrigeran.
Untuk refrigerant pengganti R-134a pada AC, suhu antara refrigeran dan media yang
didinginkan harus dijaga perbedaannya agar tidak terlampau jauh. Dalam penggunaan AC,
biasanya suhu media yang didinginkan dijaga pada 25C. Refrigeran pada suhu 25C harus
memiliki tekanan jenuh yang lebih besar dari tekanan atmosfir. Tekanan terendah pada siklus
refrigerasi terjadi di evaporator dan tekanan di refrigeran harus lebih besar dari tekanan
atmosfir untuk mencegah kebocoran udara ke dalam sistem refrijerasi. Oleh karena itu,
pemilihan pengganti R-134a dapat dilihat dari tekanan jenuhnya pada suhu 25C.

Pada suhu 25C, refrigerant R-134a memiliki tekanan sebesar 0,666 MPa, propana sebesar
0,956 MPa, butane sebesar 0,247 MPa, dan etana sebesar 4,189 MPa. Dari data-data tersebut,
dapat dilihat bahwa refrigeran yang tekanannya mendekati tekanan R-134a pada suhu 25C
adalah propana. Selain itu, keunggulan propana dibanding pilihan refrigeran lainnya adalah
jika dilihat dari potensi zat untuk menimbulkan pemanasan global pada Tabel 10.1 buku
Moran edisi ketujuh, propana merupakan zat yang lebih sedikit potensi menyebabkan
pemanasan global. Selain itu, propane memiliki kalor laten penguapan yang besar dan
volume spesifik fasa uap yang kecil. Hal ini membuat sistem dengan kapasitas refrigerasi
yang sama akan memiliki laju massa refrigeran yang lebih kecil. Dengan demikian untuk
kapasitas refrigerasi yang sama diperlukan ukuran unit refrigerasi yang lebih kecil.

31
DAFTAR PUSTAKA

Moran, M., Shapiro, H., Boettner, D. Bailey, M. (2011). Fundamentals of Engineering


Thermodynamics. 7th ed. New Jersey: Wiley & Sons, Inc.
Nugroho, D. D., & Handayani, S. U. (2013). Evaluasi Steam Cycle Heat Rate dan Efisiensi
Termal Turbin Uap Unit 2 Tipe N300-16.7/538/538-8 di Pltu 1 Jawa Tengah
Rembang Evaluation Steam Cycle Heat Rate And Thermal Efficiency Of Steam
Turbine Unit 2 Type N300-16.7/538/538-8 In Pltu1 Jawa Tengah Rembang(Doctoral
dissertation, D3 Kerjasama PT. PLN Fakultas Teknik).
Osakagas.co.jp. (2012). Cryogenic power generation system recovering LNG's cryogenic
energy and generating power for energy and CO2 emission savings/By technology
classification|Technology| OSAKA GAS. [online] Available at:
https://www.osakagas.co.jp/en/rd/technical/1198907_6995.html [Accessed 30 Mar.
2019].
Quattrochi, D. (2006). The Carnot Cycle. [Online] Tersedia di:
https://web.mit.edu/16.unified/www/SPRING/propulsion/notes/node23.html Diakses
7 April 2019
Smith, J. M., Van Ness, H. C. (1959). Introduction to chemical engineering thermodynamics.
New York, McGraw-Hill
Yohana, E., Romadhon, R. (2017). Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada
Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap. ROTASI, [Online]
Volume 19(3), pp. 134-138.https://doi.org/10.14710/rotasi.19.3.134-138 Diakses: 8
April 2019

32

You might also like