Professional Documents
Culture Documents
Sebaran Populasi Dan Kondisi Tempat Tumbuh Bunga Bangkai (Amorphophallus SP) Di Kawasan Hutan Kota Gunung Sari Kota Singkawang
Sebaran Populasi Dan Kondisi Tempat Tumbuh Bunga Bangkai (Amorphophallus SP) Di Kawasan Hutan Kota Gunung Sari Kota Singkawang
Sebaran Populasi Dan Kondisi Tempat Tumbuh Bunga Bangkai (Amorphophallus SP) Di Kawasan Hutan Kota Gunung Sari Kota Singkawang
ABSTRACT
Urban forest is one component of green open spaces in a city. The existence of anurban
forest serves in a hydrological system, creating a micro-climate, maintaining the balance
of oxygen (O2) and carbon dioxide (CO2), reducing pollutants, and noises. Diversity of
flora in urbant forest of Gunung Sari is not yet known for their distribution and the
number of species. One of the flora that have not yet registered in term of their
distribution and diversity isCarrion flower (Amorpophallus sp). The purpose of this
study was to determine the distribution and site condition of Amorphophallus, which
found in the urban forest of Gunung Sari. The research was done by applying survey
methods using transects withdirection perpendicular to contour lines. Data assessment of
Carrion flower was surveyed using a 20 x 20 mcontinuous plots(10 m left and right side
of transects) and 8 transectschosen were assumed torepresentthe entire urban forest
conditions. Each transect length was500- 700 m. Only one species of carrion flower
found, Amorphophallus hewittii Aldrew. Morista index analysis show that the pattern of
distribusion of A. hewittii were found in a group, with the the index of 1.60. The Carrion
seedling density was greater than the rate of adult density.Regression analysis resulted a
relationship between the density of A. hewittii andlight intensity where it grown. The
higher the intensity of incoming light in the forest of floor, the population A. hewittii was
reduced.
Keywords : Urban forest of Gunung Sari, habit, Amorphophallus.
282
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
283
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
diperlukan sebagai data penunjang warna batang hijau dan ungu dengan
seperti data iklim di stasiun terdekat, corak bercak-bercak putih, batang
topografi serta data penunjang lainnya. kasar serta ukuran bercak-bercak putih
kecil menutupi seluruh permukaan
Analisis Data
batang. Batang terbagi atas 3 cabang
Data yang dikumpulkan,
utama kemudian terbagi lagi menjadi
dikelompokkan, ditabulasi dan hitung
2-3 cabang dengan helaian daun
reratanya. Untuk kondisi tempat
berjajar, warna daun hijau dengan
tumbuh dipresentasikan kisarannya.
bentuk oval dan berujung runcing.
dan dianalisa dengan menggunakan
Buah A.hewiitti berwarna hijau ketika
rumus perhitungan, indeks nilai
masih muda dan jika sudah masak
penting (INP), indeks morista (Is) dan
warna buah menjadi kuning
informasi sekunder yang digunakan
kemerahan. Bentuk dari anakan A.
sebagai penunjang dari hasil yang
hewittii hanya memiliki 3 cabang
diperoleh.
daun, dengan batang berwarna hijau
HASIL DAN PEMBAHASAN bercorak bercak-bercak putih dengan
Dari hasil penelitian sebaran tinggi maksimal 100cm, sedangkan
populasi bunga bangkai yang amorphophallus dewasa bisa mencapai
dilakukan di areal hutan kota Gunung 180cm dan tangkai daun memiliki 3
Sari, ditemukan Amorpophallus cabang daun utama dan terbagi
hewiitti. A.hewiittimemiliki ciri-ciri menjadi 2-3 cabang daun.
tinggi hingga sampai 180 cm, dengan
Tabel 1. Sebaran A. hewiitti (A. hewittiiDistribution)
Bentuk Amorphophallus
Jalur luasan/ha
Anakan Dewasa Kerapatan/Ha
1 1 ha 46 38 84
2 1 ha 12 13 25
3 1.4 ha 63 44 107
4 1 ha 68 37 105
5 1 ha 16 3 19
6 1 ha 8 9 17
7 1 ha 88 81 169
8 1 ha 33 18 51
Rerata kerapatan individu 41.75 30.375 72
Jumlah 334 243 577
Kerapatan A. hewittii 57.9% 42.1%
284
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
kelahiran (natalis) lebih besar daripada bulanan dari tahun 2010 – 2014, di
kematian (mortalitas).Hasil kawasan Hutan Kota Gunung Sari
perhitungan indeks morista berkisar 228.33mm/bln. A. hewittii
menunjukkan bahwa pola penyebaran dapat tumbuh dengan baik di
A. hewittii adalah berkelompok, bawahkanopi kebun dengan sedikit
dimana indeks moristanya 1,60. naungan dari sinar matahari langsung
(Dahlia, 2012.)Intensitas cahaya yang
Kondisi Lingkungan Bunga Bangkai terdapat di daerah kawasan hutan kota
(Amorphophallus sp) Gunung Sari sangat bevariasi,berkisar
Suhu di kawasan Hutan Kota 13 – 1143 klux. Vegetasi yang terdapat
Gunung Sari menunjukkan bahwa didalam kawasan hutan kota Gunung
suhu udara pada kawasan tersebut Sari terdapat 52 jenis tumbuhan yang
berkisar 24,2– 27,2 °C dan curah hujan tergolong 26 famili.
285
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
Dari analisis data vegetasi dari masing tingkatan terdapat pada Tabel
tingkat semai sampai pohon, indeks 3 berikut ini.
nilai penting ( INP) dari masing-
286
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
287
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
dalam bersaing pada suatu daerah tanamannya tidak terlalu rapat dan
tertentu dan mempunyai toleransi keadaannya cukup gelap. Kombinasi
yang tinggi dibandingkan dengan vegetasi tingkat pohon dan tingkat
jenis yang lainnya, (Soegianto, 1994) tiang serta ketinggian suatu tempat
mempengaruhi pertumbuhan serta
Habitat dan Tempat Tumbuh
penyebaran A. hewittii dan faktor
Amorphophallus.
intensitas cahaya, suhu, kelembapan
Spesies A. hewittii biasa
berperan penting. Michael (1990)
ditemukan di pinggiran hutan, di
menyatakan bahwa kelembaban
bekas ladang masyarakat kebun
adalah faktor ekologis yang penting
masyarakat dan di dalam hutan kota
karena mempengaruhi aktifitas
Gunung Sari, Hasil ini ditunjang oleh
organisme dan membatasi
Widyastuti (1993), Amorphophallus
penyebarannya.
merupakan tumbuhan saprofit yang
membutuhkan sedikit sinar matahari Habitat Amorphophallus Pada
untuk hidupnya dengan kondisi Berbagai Ketinggian
288
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
600
pengaruh intensitas
400
cahaya terhadap
amorphophallus
200
0
10 20 30 40 50 60 70 lux
289
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
290
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 4 (3) : 282 – 291
291