Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Mekanisme Good

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219

e-ISSN: 2477-4782

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN MEKANISME GOOD


CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Christopher Hadisurja
Prima Apriwenni*

Program Studi Akuntansi, Kwik Kian Gie School of Business, Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350

Abstract

The global economic crisis towards large companies has focused on the importance of GCG. The
corporate governance mechanism will improve supervision for the company so that through the
supervision it is expected that the company's performance will be better and can affect the value of the
company. Problems about the environment are also experienced in Indonesia, because the
environmental impact of industrialization in big cities has been considered to be at a dangerous level.
Due to the increasingly complex problems regarding the environment lately, many companies are
increasingly aware of the importance of implementing a Corporate Social Responsibility (CSR) program
as part of a business strategy. The sampling technique used was purposive sampling method. The sample
used was 45 LQ45 companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2015-2017 (for 3 years) with
a total of 90 data. Based on the results of data analysis, the conclusion of this study is that the audit
committee proved to have a significant positive effect on firm value. independent commissioners,
managerial ownership is not proven to have a significant positive effect on firm value, while CSR is not
proven to have a significant positive effect on firm value.

Keywords: Audit Committee, Independent Commissioners, Managerial Ownership,and Corporate


Social Responsibility, Firm Value

Abstrak

Krisis ekonomi global terhadap perusahaan besar telah memusatkan perhatian kepada pentingnya GCG.
Mekanisme corporate governance akan meningkatkan pengawasan bagi perusahaan sehingga melalui
pengawasan tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan lebih baik dan dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Permasalahan tentang lingkungan juga dialami di Indonesia, karena dampak lingkungan
dari industrialisasi di kota-kota besar telah dianggap berada pada tingkat yang membahayakan. Akibat
semakin kompleksnya permasalahan tentang lingkungan akhir-akhir ini, banyak perusahaan semakin
menyadari pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari
strategi bisnis. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling method. Sampel
yang digunakan sebanyak 30 perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2015—2017 (selama
3 tahun) dengan jumlah 90 data. Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan pada penelitian ini adalah
komite audit terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. komisaris independen,
kepemilikan manajerial tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan,
sedangkan CSR tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

___________________________
*Alamat kini: Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350
Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 65307062 Ext. 707, Email: prima.apriwenni@kwikkiangie.ac.id

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 39


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Kata Kunci: Komite Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Tanggung Jawab Social
Perusahaan, Nilai Perusahaan

Pendahuluan Keuangan (SAK) yang terdiri dari neraca,


laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan
Perusahaan merupakan salah satu pelaku perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan
ekonomi yang paling berpengaruh terhadap keuangan.
pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Tujuan Namun, seringkali perusahaan membuat
pertama dari sebuah perusahaan adalah mencapai laporan keuangan hanya untuk sebatas
keuntungan yang maksimal. Tujuan kedua pencatatan data keuangan saja, yang hanya
adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan berfungsi untuk menghitung besar saldo
atau para pemilik perusahaan. Sedangkan tujuan keuangan atau untuk kepentingan pajak saja.
perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan Padahal informasi di dalam laporan keuangan
nilai perusahaan yang tercermin pada harga bisa menjadi salah satu pertimbangan kuat dalam
saham. Nilai perusahaan yang tinggi mengambil suatu keputusan oleh para
menunjukan kemakmuran perusahaan yang stakeholder. Informasi yang diberikan kepada
tinggi maka nilai perusahaan yang tinggi menjadi pemilik oleh pihak manajemen belum dapat
keinginan para pemilik perusahaan. Tujuan menjamin bahwa informasi tersebut
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham mencerminkan kondisi perusahaan yang
berkaitan dengan keuntungan jangka panjang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena adanya
perusahaan. Untuk meningkatkan nilai keinginan manajemen untuk dapat memenuhi
perusahaan, maka perusahaan dituntut untuk kepentingan pribadi mereka. Pihak manajemen
menyajikan informasi yang handal dan dapat memiliki perbedaan kepentingan dengan pemilik
digunakan oleh stakeholder. Informasi perusahaan. Pemilik perusahaan selaku pemilik
merupakan kebutuhan mendasar dalam membuat modal menginginkan manajemen agar dapat
keputusan bagi para stakeholder. Informasi menjamin kepentingan mereka serta tercapainya
tersebut dapat dilihat dalam laporan keuangan laba dan nilai pasar saham yang tinggi agar nilai
yang di sajikan oleh perusahaan. perusahaan naik, sementara manajemen
Menurut PSAK No. 1, laporan keuangan menginginkan penilaian kinerja yang baik yang
merupakan suatu penyajian terstruktur dari ditunjukkan dengan perolehan laba yang terus
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu meningkat sehingga dapat meningkatkan insentif
entitas. Laporan keuangan disusun dengan tujuan mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan mekanisme
memberikan informasi mengenai posisi good corporate governance yang baik dalam
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas meningkatan fungsi kontrol perusahaan,
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan sehingga informasi di dalam laporan keuangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan dapat di percaya dan meningkatkan nilai
ekonomi. Laporan keuangan juga menjadi alat perusahaan di mata stakeholder.
utama bagi perusahaan untuk menyampaikan Nilai perusahaan dapat diukur
informasi keuangan mengenai menggunakan beberapa aspek, salah satunya
pertanggungjawaban pihak manajemen adalah dengan harga pasar saham perusahaan,
(Schipper dan Vincent, 2003). Penyampaian karena harga pasar perusahaan mencerminkan
informasi melalui laporan keuangan tersebut penilaian investor mengenai nilai keseluruhan
perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dari ekuitas yang dimiliki sebuah perusahaan.
pihak-pihak eksternal maupun internal yang Harga pasar saham menunjukan penilaian yang
kurang memiliki wewenang untuk memperoleh sentral dari seluruh pelaku pasar, sehingga harga
informasi yang mereka butuhkan dari langsung pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja
dari perusahaan. Laporan keuangan tersebut manajemen perusahaan. Jika nilai suatu
disusun berdasarkan Standar Akuntansi perusahaan dapat dilihat dari harga pasar saham

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 40


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

maka memaksimumkan nilai perusahaan sama memelihara proses penyusunan laporan


dengan memaksimumkan harga pasar saham. keuangan sama halnya dengan menjaga
Jadi harga pasar saham yang tinggi terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang
mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi. memadai. Penelitian Anggraini (2013 : 10)
Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukan komite audit tidak memiliki
membuat investor dan pemegang saham percaya pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini yang penelitian Gill and Obradovich (2013 : 11)
baik, tetapi juga prospek perusahaan di masa memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
depan yang baik. Komisaris independen adalah anggota
Good corporate governance diharapkan dewan komisaris yang berasal dari luar
mampu mengusahakan keseimbangan antara perusahaan dan tidak mewakili pemegang
berbagai kepentingan yang dapat memberikan saham. Komisaris independen juga dapat
keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh digunakan untuk mengatasi konflik keagenan
(Umma, 2015). Pada dasarnya Corporate karena komisaris independen
governance merupakan konsep yang diajukan mengkomunikasikan tujuan para pemegang
untuk melakukan fungsi pengendalian dan saham kepada para manajer (Suardikha, 2014).
pengawasan kinerja manajemen dan menjamin Komisaris Independen menggambarkan puncak
akuntabilitas manajemen terhadap stakeholders dari sistem pengendalian pada perusahaan. Peran
dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. pengawasan oleh dewan komisaris ini
Mekanisme good corporate governance diharapkan akan meminimalkan konflik
merupakan alat tidak langsung bagi pihak keagenan yang timbul antara dewan direksi
prinsipal untuk mengontrol biaya keagenan yang dengan pemegang saham. Sehingga dengan
ditimbulkan oleh pihak agen. Hal ini adanya fungsi control yang terdapat dalam
dimaksudkan agar perusahaan mampu komisaris independen maka akan meningkatkan
menghasilkan laporan keuangan yang nilai perusahaan. Penelitian Suardikha (2014 :
mengandung informasi laba yang berkualitas 13) dan Putra ( 2016 : 12) menunjukan bahwa
(P.D, Ni Putu Wida and Suartana, I Wayan, komisaris memiliki pengaruh positif terhadap
2014). Terdapat beberapa proksi dari Good nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Umma
corporate governance, yaitu mekanisme internal (2015 : 15) dan Wardoyo (2013 : 14)
(kepemilikan manajerial, dewan komisaris menunjukan bahwa komisaris independen tidak
independen, dewan direksi, dan komite audit memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
independen) dan mekanisme eksternal Kepemilikan manajerial merupakan
(kepemilikan institusional) (Suardikha, 2014). jumlah lembar saham perusahaan yang dimiliki
Sehingga implementasi dari good corporate oleh pihak manajemen. Kepemilikan manajerial
governance diharapkan bermanfaat menambah akan menyelesaikan masalah keagenan karena
dan memaksimalkan nilai perusahaan untuk pihak manajemen juga memiliki saham
menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan (Umma, 2015). Kepemilikan
perusahaan. manajerial diharapkan mampu mempengaruhi
Dalam penerapan good corporate jalannya perusahaan yang akan memberikan
governance terdapat beberapa mekanisme pengaruh pada kinerja perusahaan dalam
diantaranya komite audit, kepemilikan mencapai tujuan perusahaan. Kepemilikan
manajerial, dan komisaris independen. manajerial diharapkan mampu mempengaruhi
Mekanisme corporate governance ini akan jalannya perusahaan yang akan memberikan
meningkatkan pengawasan bagi perusahaan pengaruh pada kinerja perusahaan dalam
sehingga diharapkan kinerja perusahaan akan mencapai tujuan perusahaan. Kepemilikan
lebih baik. manajerial juga memiliki fungsi untuk
Komite audit merupakan sekumpulan melakukan pengawasan terhadap kelangsungan
orang yang dibentuk oleh dewan komisaris. perusahaan. Penelitian Purnamawati et al. (2017
Komite audit memiliki peran yang penting dalam : 9) dan Suardikha (2014 : 12) menyatakan

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 41


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh corporate social responsibility terhadap nilai


positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan.
dalam penelitian (Adnantara, 2013) dan Putra
(2016 : 13) menunjukkan bahwa kepemilikan Kajian Pustaka
manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Agency Theory
Timbulnya masalah yang diakibatkan oleh Teori keagenan menjelaskan bagaimana
perusahaan mulai menarik perhatian pemerintah pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan akan
karena banyak sekali kerugian yang ditimbulkan berperilaku, karena pada dasarnya antara
misalnya kerusakan hutan pembuangan limbah pemegang saham (principal) dan pihak
secara liar ke sungai ataupun laut, polusi yang manajemen sebagai (agent) memiliki
berkepanjangan sehingga merugikan masyarakat kepentingan yang berbeda menyebabkan
sekitar perusahaan, dan masih banyak kerugian terjadinya karena adanya pemisahan antara
lainnya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah di kepemilikan dan pengendalian perusahaan.
Indonesia sudah menghimbau agar tiap Kondisi ini dilatarbelakangi oleh pemilik yang
perusahaan dapat menerapkan corporate social tidak bisa melakukan kontrol yang memadai
responsibility (CSR). Corporate social terhadap manajemen. Selain itu manajemen
responsibility merupakan suatu berusaha mendapatkan insentif untuk
pertanggungjawaban yang diberikan perusahaan meningkatkan kesejahteraan pribadinya.
untuk memenuhi kebutuhan para stakeholder Menurut Scott (2015:358) yang dimaksud
baik internal maupun eksternal (Ardimas, dengan teori agensi adalah a branch of game
Ekonomi and Gunadarma, 2014). Menurut theory that studies the design of contract to
penelitian Martantina (2014 : 18) menunjukkan motivate a rational agent to act on behalf of a
bahwa corporate social responsibility principal when the agent’s interests would
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. otherwise conflict with those of the principal.
Tetapi menurut penelitian Dian and Lidyah Dan menurut Schroeder et al (2014:137)
(2014 : 7) menunjukkan bahwa corporate social menyatakan, the basic assumption of agency
responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai theory is that individuals maximize their own
perusahaan. expected utilities and are resourceful and
Dengan adanya laporan keuangan yang innovative in doing so. An agency is defined as a
baik dalam suatu perusahaan akan membuat consensual relationship between two parties,
perusahaan semakin dipercaya oleh para pelaku whereby one party (agent) agrees to act on
modal. Karena pada dasarnya di perusahaan akan behalf of the other party (principal).
ada asimetri informasi. Sehingga dibutuhkannya Tujuan dari dipisahkannya
good corporate governance dalam perusahaan pengelolaan kepemilikan perusahaan, yaitu agar
tersebut. Begitu pula ketika ada CSR dalam suatu pemilik perusahaan memperoleh keuntungan
perusahaan, perusahaan dianggap baik oleh yang semaksimal mungkin dengan biaya yang
masyarakat karena perusahaan di pandang tidak efisien dengan dikelolanya perusahaan oleh
hanya mementingkan profit saja tetapi juga tenaga-tenaga profesional. Para tenaga-tenaga
lingkungan, dan masyarakat sekitar. Jadi jika profesional, bertugas untuk kepentingan
perusahaan yang memiliki good corporate perusahaan dan memiliki keleluasaan dalam
governance dan corporate social governance menjalankan manajemen perusahaan, sehingga
yang tinggi akan memiliki nilai perusahaan yang dalam bab ini para professional tersebut berperan
tinggi dimata para pelaku modal, dan sebagai agent-nya pemegang saham. Semakin
masyarakat. Dari penjelasan diatas, tujuan besar laba yang diperoleh perusahaan semakin
penelitian ini sebagai berikut untuk mengetahui besar pula keuntungan yang didapatkan agent.
pengaruh komite audit, dewan komisaris Principal tidak dapat memantau agent setiap hari
independen, kepemilikan manajerial dan untuk memastikan bahwa agent bekerja sesuai
dengan keinginan para pemegang saham. Disisi

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 42


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

lain, agent memilki lebih banyak informasi perusahaan dapat meningkatkan nilainya di mata
penting mengenai lingkungan kerja, kapasitas masyarakat sehingga diharapkan perusahaan
diri, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal dapat meningkatkan keuntungannya (Nurjanah,
tersebut memicu timbulnya ketidakseimbangan 2015).
informasi, kondisi ini dinamakan asimetri Teori legitimasi memberikan landasan
informasi. Asimetri informasi dapat mendorong bahwa perusahaan harus patuh pada norma-
agent untuk menyembunyikan beberapa norma yang berlaku di masyarakat atau
informasi yang tidak diketahui principal untuk dimanapun perusahaan berada. Hal ini bertujuan
memaksimalkan keuntungan bagi agent. Agent agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan
dapat termotivasi untuk melaporkan informasi lancar tanpa adanya konflik dari masyarakat
yang tidak sebenarnya kepada principal, sekitar. Dengan adanya program CSR,
terutama apabila informasi tersebut berkaitan perusahaan dapat memberikan kontribusi positif
dengan pengukuran kinerja agent. Adanya kepada masyarakat sekitar sehingga mereka
konflik kepentingan antara investor dan manajer dapat menerima dengan baik keberadaan
menyebabkan munculnya agency cost yaitu perusahaan di lingkungannya. Legistimasi
biaya monitoring (monitoring cost) yang perusahaan akan berada pada posisi terancam
dikeluarkan oleh principal seperi auditing, ketika terdapat perbedaan antara nilai-nilai yang
penganggaran, sistem pengendalian dan dianut perusahaan dengan nilai-nilai masyarakat
kompensasi, biaya perikatan (bounding (Amelia,2016). Intinya, teori legistimasi
expenditure) yang dkeluarkan oleh agent dan menjelaskan tentang pengakuan masyarakat.
kerugian residual berkaitan dengan kepentingan Perusahaan membutuhkan pengakuan dari
antara principal dan agent. Berdasarkan uraian di masyarakat, agar perusahaannya dapat diterima
atas, dapat disimpulkan bahwa teori keagenan dengan baik oleh masyarakat.
adalah teori yang menjelaskan bahwa hubungan
antara principal dengan agent tidak terhindarkan
Konsep Triple Bottom Line
dari adanya konflik kepentingan yang
disebabkan oleh keinginan agent untuk Menurut Yusuf Wibisono (2017 : 32)
mengutamakan kepentingannya sendiri dan Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh
adanya asimetri informasi karena agent memiliki John Elkinton pada tahun 1997 melalui bukunya
informasi yang lebih banyak dibanding “Cannibals With Fork, The Tripple Bottom Line.
principal. Elkinton mengembangkan konsep triple bottom
line dalam istilah economic prosperity,
Legitimacy Theory environmental quality dan social justice.
Teori legitimasi merupakan salah satu Elkinton memberikan pandangan bahwa
teori yang mendasari CSR disclosure suatu perusahaan yang ingin berkelanjutan, haruslah
perusahaan. Teori legitimasi pertama kali memperhatikan “3P”. Selain mengejar
dikembangkan oleh Gray et al pada tahun 1995. keuntungan (profit), perusahaan juga mesti
Menurut Gray et al. (1995), legitimasi diperoleh memerhatikan dan terlibat pada pemenuhan
organisasi ketika dalam kondisi atau status ketika kesejahteraan masyarakat (people) dan turut
sistem nilai sebuah entitas kongruen dengan berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian
sistem nilai sosial yang lebih besar di mana lingkungan (planet). Perusahaan tidak lagi fokus
entitas merupakan salah satu bagian darinya pada tanggung jawab yang berpihak pada single
Corporate social responsibility disclosure bottom line, yaitu aspek ekonomi yang
(CSRD) yang dilakukan bertujuan untuk direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja,
mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari namun juga harus memperlihatkan aspek sosial
masyarakat. Nilai positif yang didapat dari dan lingkungannya.
masyarakat ini dapat membantu perusahaan
dalam mempertahankan keberlangsungan
usahanya. Selain itu dengan kesan tersebut

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 43


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Nilai Perusahaan performa manajemen dalam mengelola aktiva


perusahaan (Sudiyatno and Puspitasari, 2010).
Nilai perusahaan adalah sebuah nilai Rasio Tobin’s Q biasanya dihitung dengan
yang menunjukan cerminan dari ekuitas dan nilai membagi total nilai pasar terhadap total nilai
buku perusahaan, baik berupa nilai pasar ekuitas, buku ekuitas dan kewajiban (Maury and Pajuste,
nilai buku dari total utang dan nilai buku dari 2005).
total ekuitas. Nilai perusahaan yang tinggi dapat Tobin’s Q memasukkan semua umur
membuat stakeholder percaya bahwa tidak hanya hutang dan modal saham perusahaan, tidak
pada kinerja perusahaan saja tetapi juga prospek hanya unsur saham biasa. Perusahaan dengan
perusahaan dimasa depan. Maka dari itu tujuan nilai perusahaan yang tinggi biasanya memiliki
utama dari pendirian sebuah perusahaan menurut brand image yang sangat kuat. Hal ini
theory of the firm adalah untuk memaksimumkan dikarenakan banyaknya investor yang ingin
kekayaan atau nilai perusahaan (value of the menanamkan sahamnya pada perusahaan.
firm) (Salvatore, 2005). Dengan demikian Perusahaan sebagai entitas ekonomi tidak hanya
memaksimumkan nilai perusahaan akan sangat menggunakan ekuitas dalam mendanai kegiatan
penting bagi perusahaan, karena dengan operasionalnya, namun juga dari sumber lain
memaksimumkan nilai perusahaan berarti juga seperti hutang, baik jangka panjang maupun
memaksimumkan kemakmuran pemegang jangka pendek. Oleh karena itu, penilaian
saham yang merupakan tujuan utama perusahaan dibutuhkan perusahaan tidak hanya dari investor
(Brigham dan Daves, 2010). saja, namun juga dari kreditur. Semakin besar
Ada beberapa alternatif perhitung atau pinjaman yang diberikan, hal ini menunjukkan
pengukuran dalam nilai perusahaan yaitu price perusahaan memiliki nilai perusahaan yang lebih
earning ratio (PER), Price to Book Value (PBV), besar.
dan Tobin’s Q. Dalam penelitian ini akan
menggunakan salah satu alternatif yang Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai
digunakan dalam menilai perusahaan adalah Perusahaan
dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini
merupakan konsep yang berharga karena Komite audit adalah komite yang
menunjukan estimasi pasar keuangan saat ini dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka
tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar membantu melaksanakan tugas dan fungsi
investasi di masa depan. Tobin’s Q dihitung pengawasan dalam mempertahankan
dengan rasio nilai pasar ekuitas ditambah nilai independensinya dari manajemen. Adanya
buku dari total hutang dibagi dengan nilai buku perbedaan kepentingan antara principal dan
dari ekuitas ditambah dengan nilai buku dari total agents, dimana principal tidak dapat mengawasi
hutang (Sudiyatno and Puspitasari, 2010). agents secara langsung. oleh karena itu salah satu
Menurut pendapat J. Fred Weston (2004) yang alasan dewan komisaris membentuk komite
dimaksud dengan Tobin’Q adalah The ratio of audit adalah untuk membantu fungsi kontrol
the current market value of the firm’s securities yang ada dalam perusahaan. Komite audit pun
to the current replacement costs of its assets; juga dapat mengontrol informasi asimetri,
used as a measure of management performance. dimana manajemen memiliki informasi lebih
Dalam penelitian ini, rasio Tobin’s Q yang banyak dibandingkan pemegang saham.
dikembangkan oleh James Tobin (1967) Pengontrolan tersebut dengan cara mengaudit
digunakan sebagai proksi untuk nilai perusahaan laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.
karena rasio Tobin’s Q mudah untuk diukur, Sehingga jika kualitas dan karakteristik komite
handal dan banyak digunakan (Crisóstomo, De audit dapat tercapai, maka transparansi
Souza Freire and De Vasconcellos, 2011). Selain pertanggungjawaban manajemen perusahaan
itu, Tobin’s Q juga merupakan indikator untuk dapat dipercaya, sehingga dapat meningkatkan
mengukur kinerja perusahaan khususnya tentang kepercayaan para pelaku pasar modal. Selain itu,
nilai perusahaan, yang menunjukan suatu komite audit dalam melindungi kepentingan

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 44


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

pemegang saham minoritas dapat meyakinkan 50% dari anggota dewan komisaris. Semakin
investor untuk mempercayakan investasinya banyak dewan komisaris indepeden, semakin
terhadap perusahaan tersebut. Dengan demikian, baik dewan komisaris independen melakukan
hipotesis yang didapatkan adalah: fungsi pengawasan dan koordinasi dalam
perusahaan sehingga akan mempermudah
Ha1: Komite Audit berpengaruh positif terhadap pemegang saham untuk mengawasi dan
Nilai Perusahaan. memantau manajemen sehingga meningkatkan
nilai perusahaan. Dengan demikian, hipotesis
Pengaruh Komisaris Independen terhadap yang didapatkan adalah:
Nilai Perusahaan
Ha2: Komisaris Independen berpengaruh positif
Pengaruh komisaris independen terhadap Nilai Perusahaan.
terhadap nilai perusahaan menggunakan Teori
Agency. Dimana masalah dalam pembentukan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap
komisaris independen ini, diakibatkan karena
Nilai Perusahaan
terdapat asimetri teori yang pada suatu
perussahaan. Dimana agent memiliki informasi Kepemilikan manajerial merupakan
yang lebih banyak dibandingkan principal. Lalu jumlah lembar saham perusahaan yang dimiliki
manajemen juga memiliki kepentingan yang oleh pihak manajemen. Pada pengaruh
berbeda dengan principal, karena manajemen kepemilikan manajerial terhadap nilai
ingin memindahkan kekayaan perusahaan pada perusahaan akan menggunakan Teori Agency.
diri sendiri, tetapi para pelaku modal tidak dapat Perusahaan didirikan dengan tujuan
selalu mengontrol apa yang dilakukan oleh meningkatkan nilai perusahaan melalui
manajemen. Komisaris independen juga dapat peningkatan kemakmuran pemilik atau para
digunakan untuk mengatasi konflik keagenan pemegang saham. Namun dilain pihak manager
karena komisaris independen dapat sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan
mengkomunikasikan tujuan para pemegang yang berbeda terutama dalam hal peningkatan
saham kepada para manajer. Oleh sebab itu, prestasi individu dan kompensasi yang akan
maka didirikan komisaris independen oleh diterima. Sehingga dibutuhkan kepemilikan
dewan komisaris, dimana salah satu fungsinya manajerial, dimana dengan adanya kepemilikan
adalah membantu dewan komisaris dalam manajerial, Manajer yang sekaligus pemegang
mengawasi manajemen. Sehingga komisaris saham akan bekerja secara optimal dan tidak
independen dapat menengahi permasalahan yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri.
timbul dan bertindak sebagai penasihat Kepemilikan saham manajemen akan membantu
manajemen. Pihak independen dapat berperan menyatukan penyatuan kepentingan antara
sebagai agen pengawasan yang efektif untuk manajer dan pemegang saham, sehingga manajer
mengurangi masalah keagenan, karena mereka merasakan langsung manfaat dari keputusan
dapat mengurangi perilaku oppurtunistik yang diambil dan ikut pula menanggung kegiatan
manajer. Oleh karena itu aktivitas monitoring sebagai konsekuensi dari pengambilan
oleh komisaris independen sangat diperlukan. keputusan yang salah.
Adanya komisaris independen diharapkan Kepemilikan manajerial yang semakin
mampu meningkatkan peran dewan komisaris besar menyebabkan manajer akan termotivasi
sehingga good corporate governance yang ada di untuk meningkatkan kinerjanya sehingga akan
dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. berdampak baik kepada perusahaan serta
Penelitian yang dilakukan oleh memenuhi keinginan para pemegang saham.
Suardikha (2014 : 13) dan Putra ( 2016 : 12) Semakin besar kepemilikan manajerial dalam
menunjukkan hubungan positif antara dewan perusahaan maka manajemen akan lebih giat
komisaris independen dengan nilai perusahaan. untuk meningkatkan kinerjanya karena
Jumlah minimal komisaris independen adalah manajemen mempunyai tanggung jawab untuk

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 45


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

memenuhi keinginan dari pemegang saham yang Sehingga akan menjadi beban bagi perusahaan
tidak lain adalah dirinya sendiri. Manajemen yang menjalankannya. Sehingga dalam
akan lebih berhati-hati dalam mengambil menjalankan CSR akan mengurangi profit yang
keputusan, karena manajemen akan ikut dihasilkan perusahaan. Tetapi dengan
merasakan manfaat secara langung dari melaksanakan CSR, maka akan meningkatkan
keputusan yang diambil. Penelitian yang loyalitas konsumen terhadap perushaan. Oleh
dilakukan Purnamawati et al. (2017 : 9) dan karena itu, CSR memiliki peran yang sangat
Suardikha (2014 : 12) menunjukkan kepemilikan penting dalam mengningkatkan penjualan
manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan cara melakukan berbagai
perusahaan. Dengan demikian, hipotesis yang kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Nilai
didapatkan adalah: perusahaan akan terjamin tumbuh secara
berkelanjutan jika perusahaan memperhatikan
Ha3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup
positif terhadap Nilai Perusahaan karena keberlanjutan merupakan keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan ekonomi,
Pengaruh Corporate Social Responsibility lingkungan, dan masyarakat. Sehingga
terhadap Nilai Perusahaan pengungkapan Corporate Social Responsibility
sebuah perusahaan dapat meningkatkan nilai
Corporate Social Responsibility dapat perusahaan suatu perusahaan, karena jika sebuah
didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan meningkatkan CSR di
perusahaan kepada para pemangku kepentingan perusahaannya, perusahaan dianggap oleh
untuk berlaku etis, meminimalkan dampak masyarakat tidak hanya peduli terhadap mencari
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang keuntungan saja, tetapi perusahaan juga
mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan. memperhatikan social dan lingkungan sekitar.
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan Berdasarkan penelitian yang lakukan
keuntungan sebesar-besarnya. Untuk tercapainya Martantina (2014 : 18) menunjukan bahwa
tujuan perusahaan tersebut, maka perusahaan Corporate Social Responsibility memiliki
harus melihat keinginan konsumen atau pasar. hubungan yang positif terhadap nilai
Kosumen saat ini semakin pintar dalam memilih perusahaan.Dengan demikian, hipotesis yang
produk-produk yang diinginkan, oleh karena itu didapatkan adalah:
masyarakat akan memilih produk yang Ha4: Corporate Social Responsibility
diproduksi perusahaan yang tidak hanya peduli berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.
terhadap profit saja tetapi terhadap lingkungan
sekitar juga atau melaksanakan CSR. Hal ini Metode Penelitian
sejalan dengan teori legitimasi dan konsep Triple
Bottom Line. Hal ini harus dilakukan karena Sampel dikumpulkan dengan
mayoritas konsumen akan meninggalkan produk menggunakan purposive sampling method.
yang mempunyai citra buruk atau diberitakan Jumlah perusahaan yang sesuai dengan kriteria
negatif dan tentunya konsumen akan lebih pada penelitian ini adalah 30 perusahaan dengan
memilih produk yang memiliki citra yang baik. 3 tahun pengamatan, sehingga sampel berjumlah
Disini CSR memiliki peran yang baik, dimana 90 sampel. Data sekunder dalam penelitian ini
akan meningkatkan nilai perusahaan dimata adalah annual report perusahaan LQ45 yang
konsumen, karena perusahaan yang menjalani terdaftar di BEI periode 2015-2017. Data diambil
CSR akan mempedulikan lingkungan sekitarnya. dari IDX. Teknik pengambilan sampel yang
Sehingga produk perusahaan tersebut akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
semakin diminati konsumen dan perusahaan purposive sampling. Perusahaan yang dijadikan
diminati investor. objek penelitian memiliki kriteria sebagai adalah
Untuk melaksanakan CSR memang Perusahaan-perusahaan LQ45 yang terdaftar di
dibutuhkan biaya untuk menjalankan CSR. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 –

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 46


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

2017 tanpa delisting, listing sebelum 1 Januari komisaris). Rumus yang digunakan sebagai
2015, menyajikan laporan keuangan dalam mata berikut (Herawaty, 2008):
uang Rupiah & laporan keuangan per 31
Desember, memiliki data mengenai jumlah KM =
komite audit, jumlah dewan komisaris 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
𝑥100%
independen, kepemilikan saham perusahaan oleh
pihak manajemen, dan Coporate Social
Respondsibility. Pengolahan data menggunakan Corporate Social Responsibility
SPSS 21.0 dan Eviews.
Analisis regresi linear berganda CSR sebagai sebuah konsep di mana
digunakan untuk menguji hipotesis dikarenakan perusahaan memutuskan secara sukarela
variabel bebasnya merupakan data kuantitatif. berkontribusi untuk masyarakat yang lebih baik
Nilai signifikansi α=5%. dan lingkungan yang lebih bersih dengan
mengintegrasikan persoalan sosial dan
Pengukuran Variabel lingkungan ke dalam operasi bisnis dan dalam
interaksi dengan stakeholder, (Ariwendha S dan
Nilai Perusahaan Hasyir, 2015):
Variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur CSRI =
menggunakan rasio Tobins’Q. Rumus yang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
digunakan sebagai berikut (Herawaty, 2008): 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑡𝑒𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝐺𝑅𝐼

𝑀𝑉𝐸+𝐷
Q=
𝐵𝑉𝐸+𝐷
Teknik Analisa Data
Komite Audit Uji Statistik Deskriptif
Komite audit adalah anggota komite Statistik deskriptif memberikan
audit yang tidak terafiliasi dengan manajemen, gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
anggota komite audit lainnya dan pemegang dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
saham pengendali serta bebas dari hubungan maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
bisnis atau hubungan lainnya yang dapat skewness (Ghozali 2013: 19). Pengukuran yang
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
independen. Rumus yang digunakan sebagai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata
berikut (Onasis and Robin, 2016): (mean).
KOMAU = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛. Uji Asumsi Klasik
Komisaris Independen Sebelum melakukan analisis regresi
Komisaris independen merupakan berganda, terlebih dahulu harus melakukan uji
anggota dewan komisaris yang berasal dari luar asumsi klasik yang menjadi syarat agar analisis
perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai regresi berganda dapat dilakukan. Uji asumsi
berikut (Nuryanah, 2015): klasik terdiri dari :

KOMIN = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 Uji Normalitas


𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang digunakan dalam model
Kepemilikan manajerial regresi, variabel penganggu atau residual
Kepemilikan manajerial merupakan memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,
tingkat kepemilikan saham pihak manajemen 2013: 160).
yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan perusahaan (dewan direksi dan dewan

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 47


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Uji Heteroskedastisitas Uji Koefisien Determinasi


Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk Koefisien determinasi pada intinya
menguji apakah dalam sebuah model regresi mengukur seberapa jauh kemampuan model
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu dalam menerangkan variasi variabel dependen
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians (Ghozali, 2013: 100). Nilai berkisar antara 0 ≤ R2
dari residual satu pengamatan ke pengamatan ≤ 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas variabel-variabel independen dalam menjelaskan
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
Model regresi yang baik adalah yang mendekati satu berarti variabel-variabel
homokedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Untuk independen memberikan hampir semua
mengukur heteroskedastisitas dapat digunakan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
Glejser test yaitu meregresikan nilai absolut variabel dependen.
residual terhadap variabel independen (Ghozali,
2013: 142). Analisis Regresi Linear Ganda
Analisis regresi linear ganda merupakan
Uji Multikolinearitas analisis regresi yang melibatkan hubungan dari
Uji multikolineraritas bertujuan untuk dua atau lebih variabel independen. Tujuan dari
menguji apakah dalam model regresi ditemukan pengujian ini adalah untuk menguji variabel
adanya korelasi antar variabel bebas kinerja perusahaan sebagai variabel dependen
(independen). Model regresi yang baik yang dijelaskan oleh variabel-variabel
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independennya yaitu manajemen laba, leverage,
variabel independen (Ghozali, 2013: 105). interaksi manajemen laba dan kualitas audit, dan
Mengukur multikolinearitas dapat dilihat dari interaksi leverage dan kualitas audit. Hasil
VIF (Variance Infaltion Factor) dan Tolerance analisis regresi linear ganda adalah koefisien
Value. untuk masing-masing variabel independen.
Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi
Uji Autokorelasi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan
Uji autokorelasi bertujuan menguji (Ghozali, 2013: 95). Dalam penelitian ini, model
apakah dalam sebuah model regresi linear ada regresinya adalah sebagai berikut:
korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode sekarang dengan periode sebelumnya. 𝑁𝑃 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐾𝐴 + 𝛽2 𝐾𝐼 + 𝛽3 𝐾𝑀
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada + 𝛽4 𝐶𝑆𝑅 + 𝜀
problem autokorelasi. Model regresi yang baik Keterangan :
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi NP = Nilai Perusahaan
(Ghozali, 2013: 110). KA = Komite audit perusahaan i
pada tahun t.
Uji Signifikansi Simultan KI = Jumlah anggota dewan
Uji statistik F pada dasarnya komisaris independen
menunjukkan apakah semua variabel independen perusahaan i pada
yang dimasukkan dalam model mempunyai tahun t.
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel KM = Kepemilikan saham oleh
dependen (Ghozali, 2013: 98). pihak menajemen
Uji Signifikansi Parameter Individual perusahaan i pada tahun t.
Uji statistik t pada dasarnya CSR = Corporate Social
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu Responsibility perusahaan i
variabel independen secara individual dalam pada tahun t.
menerangkan variasi variabel dependen 𝛽0 = Konstanta
(Ghozali, 2013: 98).

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 48


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

𝛽1 … 𝛽4 = Koefisien Regresi et al, 2014: 278) data dapat dianggap


𝜀 = Error berdistribusi normal apabila N>30.

Hasil dan Pembahasan Uji Multikolinearitas


Dari lampiran 3 dapat dilihat hasil
Uji Statistik Deskriptif pengujian multikolinearitas dimana semua
Berdasarkan lampiran 1, dapat diketahui variabel independen memiliki nilai tolerance
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian diatas 0,10 yang berarti bahwa tidak ada kolerasi
ini, yaitu sebanyak 90 sampel. Variabel Nilai antar variabel independen. Dilihat dari Variance
Perusahaan merupakan variabel dependen yang Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal
diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. yang sama dimana semua variablel independen
Variabel nilai perusahaan memiliki rata-rata memiliki nilai VIF kurang dari 10. Sehingga
47,1567 berarti perusahaan memiliki potensi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
pertumbuhan yang tinggi. Nilai perusahaan multikolinearitas antar variabel dalam model
memiliki nilai terendah sebesar 0,57 dan nilai regresi.
tertinggi sebesar 1412,74.
Uji Autokorelasi
Variabel komite audit yang diukur
Hasil pengujian autokorelasi dengan
dengan menggunakan jumlah komite audit yang
menggunakan Durbin Watson (DW test) pada
dimiliki oleh institusi memiliki rata-rata 3,6111.
tabel 4 menunjukkan nilai DW sebesar 1,981
Nilai terendah 3 dan nilai tertinggi sebesar 7
dimana nilai tersebut terletak diantara dU
diperoleh dari perusahaan LQ45.
(1,7508) dan 4-dU (2,2492), maka hal ini
Variabel komisaris independen yang
menunjukkan bahwa model regresi bebas dari
diukur dengan menggunakan jumlah komisaris
autokorelasi.
independen yang dimiliki oleh institusi memiliki
rata-rata 2,4556. Nilai terendah sebesar 1 dan Uji Heteroskedastisitas
Nilai tertinggi sebesar 4 diperoleh dari Dari lampiran 5 dapat dilihat hasil
perusahaan LQ45. pengujian heteroskedastisitas yang dilakukan
Variabel ukuran kepemilikan manajerial dengan uji glejser dan diperoleh nilai Sig. untuk
yang diukur dengan menggunakan jumlah variabel komite audit (KA) sebesar 0,000,
persentase kepemilikan saham manajemen variable komisaris independen (KI) sebesar
memiliki rata-rata 0,002684. Nilai terendah 0 0,001, variable kepemilikan manajerial (KM)
dan nilai tertinggi sebesar 0,0995 diperoleh dari sebesar 0,025, dan variable corporate social
perusahaan LQ45. Responsibility (CSR) sebesar 0,000. Dari hasil
Variabel corporate social tersebut, diketahui bahwa nilai Sig. untuk seluruh
Responsibility yang diukur dengan variabel yang diuji < α (0,05) sehingga model
menggunakan data indeks GRI memiliki rata- regresi dalam penelitian ini tidak bebas dari
rata 0,2266. Nilai terendah sebesar 0,02 dan heteroskedastisitas dan model regresi tersebut
Nilai tertinggi sebesar 0,96 diperoleh dari tidak layak digunakan. Oleh karena itu, untuk
perusahaan LQ45. pengujian selanjutnya digunakan output EViews,
karena menurut Nachrowi dan Hardius (2006:
Uji Normalitas
249) EViews akan melakukan regresi sendiri dan
Setelah dilakukan pengujian dengan One
akan memberikan hasil regresi yang masalah
Sample Kolmogorov Smirnov Test menggunakan
heteroskedastisitasnya telah dieliminasi
SPSS 21.0 diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed)
sehingga keempat uji asumsi klasik sudah
sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil daripada α
terpenuhi dan model regresi tersebut layak
(0,05) maka tolak H0, dimana disimpulkan bahwa
digunakan.
residu data tidak berdistribusi normal. Namun
menurut The Central Limit Theorem (Bowerman

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 49


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Uji F, Uji t, dan R2 adalah 0.159301. Berarti 15,93% variabel nilai


Dari hasil uji-F pada lampiran 6, perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel
diketahui bahwa nilai Sig- F 0,000833. Oleh independen (komite audit, komisaris
karena itu, nilai P-value < α (0,05) sehingga tolak independen, kepemilikan manajerial, corporate
H0. Artinya paling tidak ada satu variabel social Responsibility), sedangkan 84,07%
independen (KA, KI, KM, CSR) berpengaruh dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terhadap variabel dependen (NP) sehingga model digunakan dalam penelitian ini.
regresi dapat digunakan dalam memprediksi
kinerja perusahaan. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai
Dari lampiran 6, dapat dilihat bahwa Perusahaan
memiliki nilai koefisien sebesar 101,4017 dan Dari lampiran 6, dapat dilihat bahwa
nilai Sig-t (one tailed) untuk variabel komite nilai Sig-t (one tailed) untuk variabel komite
audit (KA) sebesar 0,02714 (0,0542/2). Nilai audit (KA) sebesar 0,02714 (0,0542/2) lebih
Sig-t ini lebih kecil dari α (0,05). Artinya kecil dari α (0,05) dan koefisien bernilai positif,
terdapat cukup bukti bahwa komite audit yang artinya komite audit terbukti memengaruhi
memengaruhi nilai perusahaan. Dilihat dari nilai perusahan. Hasil penelitian ini sesuai
arahnya, komite audit berpengaruh positif dengan hipotesis yang diajukan penulis (Ha1)
terhadap nilai perusahaan. yaitu komite audit berpengaruh positif terhadap
Komisaris independen (KI) terdapat nilai perusahaan.
cukup bukti mempengaruhi nilai perusahaan Menurut teori keagenan (agency theory)
karena memiliki nilai koefisien sebesar – yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling
68,91930 dan nilai Sig-t (one tailed) sebesar (1976), adanya pemisahan antara pemilik dan
0,03205 (0,0641/2). Nilai Sig-t ini lebih kecil pengelola perusahaan dapat menimbulkan
dari α (0,05). Dilihat dari arahnya, komisaris masalah keagenan antara pemilik (principal)
independen berpengaruh negatif terhadap nilai dengan manajemen (agent). Masalah keagenan
perusahaan. dapat disebabkan karena adanya perbedaan
Kepemilikan manajerial (KM) terdapat kepentingan antara pemilik dan manajemen.
cukup bukti terhadap nilai perusahaan memiliki Pemilik perusahaan selaku pemilik modal
nilai koefisien sebesar – 2780,944 dan nilai Sig- menginginkan manajemen agar dapat menjamin
t (one tailed) 0,02375 (0,0475/2). Nilai Sig-t ini kepentingan mereka serta tercapainya laba yang
lebih kecil dari α (0,05). Hal ini menunjukkan tinggi, sementara manajemen menginginkan
bahwa, kepemilikan manajerial berpengaruh penilaian kinerja yang baik yang ditunjukkan
negatif terhadap nilai perusahaan. dengan perolehan laba yang semakin meningkat
Corporate social Responsibility (CSR) sehingga dapat meningkatkan insentif mereka.
terdapat cukup bukti mempengaruhi nilai Hal ini bisa terjadi juga karena manajemen
perusahaan karena memiliki nilai koefisien memiliki informasi yang lebih baik dari pada
sebesar – 353,0724 dan nilai Sig-t (one tailed) pemegang saham. Maka dari itu diperlukan
sebesar 0,02725 (0,0545/2). Nilai Sig-t ini lebih pengawasan yang baik oleh pihak manajemen
kecil dari α (0,05). Dilihat dari arahnya, agar dapat mengatasi masalah agency. Salah satu
Corporate social Responsibility berpengaruh cara yang dapat dilakukan manajemen untuk
negatif terhadap nilai perusahaan. Dari meningkatkan aktivitas monitoring perusahaan
penjabaran diatas, diperoleh model regresi yang dikelolanya adalah dengan cara dewan
sebagai berikut: komisaris membentuk komite audit.
Alasan dewan komisaris membentuk
NP = -65,88354 + 101,4017 KA – 68,91930 KI – komite audit adalah untuk membantu fungsi
2780,944 KM – 353,0724 CSR kontrol yang ada dalam perusahaan. Komite
audit pun juga dapat mengontrol informasi
Selain itu, berdasarkan lampiran 6 dapat asimetri, dimana manajemen memiliki informasi
dilihat bahwa nilai R square dari penelitian ini lebih banyak dibandingkan pemegang saham.

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 50


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Pengontrolan tersebut dengan cara mengaudit perusahaan. Fungsi monitoring pada pelaporan
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. keuangan yang dilakukan oleh dewan komisaris
Sehingga jika kualitas dan karakteristik komite independen tidak terlalu berperan dalam
audit dapat tercapai, maka transparansi peningkatan nilai perusahaan dikarenakan dewan
pertanggungjawaban manajemen perusahaan komisaris independen tidak memiliki
dapat dipercaya, sehingga dapat meningkatkan kepentingan apapun terhadap nilai perusahaan.
kepercayaan para pelaku pasar modal. Selain itu, Kebanyakan pengangkatan dan penambahan
komite audit dalam melindungi kepentingan dewan komisaris independen oleh perusahaan
pemegang saham minoritas dapat meyakinkan hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi
investor untuk mempercayakan investasinya pemerintah saja tetapi tidak dimaksudkan untuk
terhadap perusahaan tersebut. Sehingga semakin menegakkan good corporate governance di
besar komite audit, maka semakin baik nilai dalam perusahaan, serta masih lemahnya fungsi
perusahaan terebut. Hasil ini mendukung dewan komisaris dalam membawa aspirasi atau
penelitian yang dilakukan oleh Gill and kepentingan pemegang saham non mayoritas.
Obradovich (2013) yang menunjukkan bahwa Sehingga, apabila komposisi dewan komisaris
komite audit berpengaruh positif terhadap nilai independen terlalu besar di dalam dewan
perusahaan. komisaris perusahaan, maka akan berkurangnya
pihak yang memperhatikan nilai perusahaan
Pengaruh Komisaris Independen terhadap yang dapat mengakibatkan nilai perusahaan
Nilai Perusahaan menjadi menurun.
Dari lampiran 6, dapat dilihat bahwa Hasil ini mendukung penelitian yang
nilai Sig-t (one tailed) untuk variabel Komisaris dilakukan oleh Mukarromah (2013 : 14)
independen (KI) sebesar 0,03205 (0,0641/2) menunjukkan hubungan negatif antara dewan
lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien bernilai komisaris independen dengan nilai perusahaan.
negatif, yang artinya Komisaris independen
terbukti berpengaruh negatif terhadap nilai Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap
perusahan. Hasil penelitian ini tidak sesuai Nilai Perusahaan
dengan hipotesis yang diajukan penulis (Ha2) Dari lampiran 6, dapat dilihat bahwa
yaitu Komisaris independen berpengaruh positif nilai Sig-t (one tailed) untuk variabel
terhadap nilai perusahaan. kepemilikan manajerial (KM) sebesar 0,02375
Pihak independen dapat berperan (0,0475/2) lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien
sebagai agen pengawasan yang efektif untuk bernilai negatif, yang artinya kepemilikan
mengurangi masalah keagenan, karena mereka manajerial terbukti berpengaruh negatif terhadap
dapat mengendalikan perilaku oportunistik nilai perusahan. Hasil penelitian ini tidak sesuai
manajer. Oleh sebab itu, maka didirikan dengan hipotesis yang diajukan penulis (Ha3)
komisaris independen oleh dewan komisaris, yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh
dimana salah satu fungsinya adalah membantu positif terhadap nilai perusahaan.
dewan komisaris dalam mengawasi manajemen. Menurut teori keagenan (agency theory)
Sehingga komisaris independen dapat yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling
menengahi permasalahan yang timbul dan (1976), adanya pemisahan antara pemilik dan
bertindak sebagai penasihat manajemen. pengelola perusahaan dapat menimbulkan
Tetapi berdasarkan hasil pengujian masalah keagenan antara pemilik (principal)
diatas komisaris independen berpengaruh negatif dengan manajemen (agent). Masalah keagenan
terhadap nilai perusahaan. Berpengaruh dapat disebabkan karena adanya perbedaan
negatifnya komposisi dewan komisaris kepentingan antara pemilik dan manajemen.
independen terhadap nilai perusahaan bisa Sehingga dibutuhkan kepemilikan manajerial,
disebabkan karena kurangnya kesadaran dari dimana dengan adanya kepemilikan manajerial,
pentingnya sistem dari good corporate Manajer yang sekaligus pemegang saham akan
governance terhadap peningkatan kualitas nilai bekerja secara optimal dan tidak hanya

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 51


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

mementingkan kepentingannya sendiri. Pengaruh Corporate social Responsibility


Kepemilikan saham manajemen akan membantu terhadap Nilai Perusahaan
menyatukan penyatuan kepentingan antara Dari lampiran 6, dapat dilihat bahwa
manajer dan pemegang saham, sehingga manajer nilai Sig-t (one tailed) untuk variabel Corporate
merasakan langsung manfaat dari keputusan social Responsibility (CSR) sebesar 0,02725
yang diambil dan ikut pula menanggung kegiatan (0,0545/2) lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien
sebagai konsekuensi dari pengambilan bernilai negatif, yang artinya Corporate social
keputusan yang salah. Kepemilikan manajerial Responsibility terbukti memengaruhi nilai
yang semakin besar menyebabkan manajer akan perusahan. Hasil penelitian ini tidak sesuai
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dengan hipotesis yang diajukan penulis (Ha4)
sehingga akan berdampak baik kepada yaitu Corporate social Responsibility
perusahaan serta memenuhi keinginan para berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
pemegang saham. Pengaruh Corporate Social
Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
ini, kepemilikan manajerial berpengaruh menggunakan teori legitimasi dan konsep Triple
negative signifikan terhadap nilai perusahaan. Bottom Line. Nilai perusahaan akan terjamin
Hal ini bisa disebabkan karena, Semakin besar tumbuh secara berkelanjutan jika perusahaan
kepemilikan manajerial dalam struktur memperhatikan dimensi ekonomi, social, dan
pemegang saham akan menyebabkan rawan lingkungan hidup karena keberlanjutan
tindakan yang lebih mementingkan kepentingan merupakan keseimbangan antara kepentingan-
manajer dari pada kepentingan pemegang saham, kepentingan ekonomi, lingkungan, dan
hal ini berdampak pada reaksi negatif pasar yang masyarakat. Pengungkapan Corporate Social
berdampak pada menurunnya nilai perusahaan. Responsibility dalam sebuah perusahaan dapat
Kepemilikan manajerial yang besar dinilai rawan meningkat nilai perusahaan. Tetapi jika terlalu
tindakan manajer yang oportunistik dan banyak dalam pengungkapan CSR pada suatu
cenderung mementingkan kepentingan sendiri perusahaan, akan mengakibatkan penurunan
dibandingkan kepentingan pemegang saham kinerja perusahaan dimata investor, karena
yang diluar perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan lebih banyak menggunakan dana
manajer mencoba melakukan transfer kekayaan untuk program CSR, bukan untuk membuat
perusahaan kepada diri sendiri dengan peningkatkan operasional penjualan untuk
mengambil kebijakan yang membesar-besarkan mendapatkan profit yang tinggi. Sedangkan
aktiva dan laba. Manajemen berani melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility
hal tersebut karena terjadinya asimetri infomasi sebuah perusahaan belum tentu dapat
dalam perusahaan, dimana manajemen memiliki meningkatkan nilai perusahaannya dan
informasi yang lebih baik dari pada pemegang perusahaan yang tidak mengungkapkan
saham. Sehingga semakin tinggi kepemilikan Corporate Social Responsibility belum tentu
manajerial di perusahaan akan semakin turun memiliki nilai perusahaan yang rendah. Sering
nilai perusahaan tersebut dimata para pelaku kali terjadi kegiatan yang dijalankan didalam
modal. CSR sebuah perusahaan tidak sesuai dengan
Dengan demikian, hipotesis yang yang diinginkan masyarakat sekitar, sehingga
diajukan oleh penulis (H3) yaitu kepemilikan yang dilakukan perusahaan belum mendapat
manajerial berpengaruh positif terhadap nilai respon yang baik dari masyarakat sekitar.
perusahaan ditolak. Hasil penelitian ini Sehingga tindakan CSR yang dilakukan oleh
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan menjadi sia – sia dimata masyarakat.
Suastini, Purbawangsa and Rahyuda (2016 : 18) Hasil ini tidak mendukung penelitian
menunjukkan kepemilikan manajeial yang dilakukan oleh Martantina (2014 : 18) yang
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. menunjukan bahwa Corporate Social
Responsibility memiliki hubungan yang positif
terhadap nilai perusahaan.

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 52


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Simpulan dan Saran BENEFIT Jurnal Manajemen dan


Bisnis, 18, pp. 57–66.
Simpulan yang dapat ditarik sesuai
dengan hasil diatas adalah sebagai berikut: Bringham and Daves. 2010. Intermediate
komite audit terhadap nilai perusahaan, terbukti Financial Management. Tenth Edition.
berpengaruh positif. Komisaris independen dan Cengage Learning: South Western.
kepemilikan manajerial tidak terdapat cukup
bukti berpengaruh positif terhadap nilai Crisóstomo, V. L., de Souza Freire, F., & Cortes
perusahaan. Corporate Social Responsibility de Vasconcellos, F. 2011. ―Corporate
terhadap nilai perusahaan berpengaruh social responsibility, firm value and
signifikan tetapi arah negatif sehingga tidak financial performance in Brazil‖. Social
dapat disimpulkan. Responsibility Journal. Vol. 7, No. 2.
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, Cooper, D. R. and Schindler, P. S. (2014),
dapat diajukan beberapa saran untuk penelitian Business Research Methods. New York:
selanjutnya dan untuk pihak-pihak yang McGraw-Hill.
berkepentingan sebagai berikut: menambah
periode pengamatan yang lebih panjang sehingga Dian, F. and Lidyah, R. (2012), "Pengaruh
dapat diketahui apakah hasil yang diperoleh Corporate Social Responsibility ,
konsisten dari tahun ke tahun dan diharapkan Kepemilikan Manajerial dan
lebih akurat, menggunakan variabel independen Kepemilikan Institusi terhadap Nilai
lain untuk mengukur nilai perusahaan karena Perusahaan Tambang Batu Bara yang
besarnya R square pada penelitian ini hanya Terdaftar Di BEI", Akuntansi, pp. 1–10.
15,93%, pengukuran nilai perusahaan dapat
menggunakan proksi lain seperti Price Earning Elkington, John (1997), "Cannibals with Forks
Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV). : The Triple Bottom Line of 21st Century
Business". Oxford: Capstone Publishing
Ltd.
Daftar Pustaka
Ghozali, I. (2013), Aplikasi Analisis Multivariate
Amelia, Dhita (2016), Skripsi: "Pengaruh
dengan Program IBM SPSS 21,
Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan
Semarang: Penerbit Universitas
Perusahaan, Tipe Industri, dan
Diponegoro.
Kepemilikan Saham Publik Terhadap
Corporate Social Respondsibility
Gill, A. and Obradovich, J. D. (2012), "The
Disclosure pada Industri Pertambangan
Impact of Corporate Governance and
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Financial Leverage on the Value of
periode Tahun 2010- 2014, Universitas
American Firms", International
Esa Unggul (dipublikasikan).
Research Journal of Finance and
Economics, 9, pp. 1–14.
Anggraini, D. (2013), "Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Nilai
Gray, R., Kouhy, R. and Lavers, S. (1995),
Perusahaan Indonesia(BEI)Periode
"Corporate Social and Environmental
2009-2012", Accountants Digest, (40),
Reporting: a review of the literature and
p. The ICA in England Wales.
a longitudinal study of UK disclosure",
Accounting, Auditing, & Accountability
Ardimas, W., Ekonomi, F. and Gunadarma, U.
Journal, Vol. 8, NO. 2, pp. 47-77.
(2014), "Pengaruh Kinerja Keuangan
Dan Corporate Social Responsibility
Herawaty, V. (2008), "Peran Praktek Corporate
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank",
Governance Sebagai Moderating

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 53


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Variable dari Pengaruh Earnings Jurnal Akuntansi Universitas Udayana


Management Terhadap Nilai 9.3, 2014: 575-590, ISSN: 2302-8556.
Perusahaan", Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 10, pp. 97-108. Purnawati et al (2017), "Good Corporate
Governance dan Pengaruhnya Terhadap
Jensen, M. C. and Meckling, W. H. (1976), Nilai Perusahaan Melalui Corporate
'Theory of the firm: Managerial Social Responsibility Disclosure.
Behavior, Agency Costs and Ownership Departemen Akuntansi Fakultas
Structure", Journal of Financial Ekonomi dan Bisnis Universitas
Economics, 3(4). Pendidikan Ganesha.

Martantina, Levi (2014), "Kajian Empiris Putra, A. A. (2016), "Pengaruh Good Corporate
Pengaruh Corporate Social Governance Terhadap Nilai
Respondsibility Terhadap Nilai Perusahaan", Jurnal Ekonomi KIAT,
Perusahaan Dengan Dimoderasi Oleh 27(2), pp. 1–16.
Good Corporate Governance Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Salvatore, Dominick. (2005). Managerial
Efek Indonesia", Jurnal Ekonomi Economics. Fifth Edition. Singapore:
Manajemen Akuntansi, Vol. 12, No. 1, Thomson Learning.
Hal. 1-24.
Schipper, Katherine dan Linda Vincent (2003),
Maury,B.,Pajuste,A., (2005).”Multiple Large “Earnings Quality”, Accounting
shareholders and firm value”. Journal of Horizons, Vol.17. Supplement, p.97-
Banking & Finance , Vol.29 No.7,1813- 110.
1834.
Schroeder, R. G., Clark, M. W., & Cathey, J. M.
Mukarromah, Sitti (2013), "Good Corporate (2009), Financial Accounting Theory
Governance Dan Nilai Perusahaan". and Analysis: Text and Cases (4th ed.).
John Wiley & Sons, Inc.
Nurjanah, N. (2015), "Kinerja Lingkungan,
Leverage, Profil dan Pertumbuhan Scott, William R. (2015), Financial Accounting
Perusahaan: Pengaruhnya Terhadap Theory, Edisi 7, United States of
CSR Disclosure", pp. 1–112. America: Pearson Canada Inc.

Nuryanah, S. (2015), "Corporate Governance Suardikha, I. M. S. (2014), "Pengaruh Corporate


and Performance : Evidence From", Governance Pada Nilai Perusahaan", 2,
Business and Management, 10(1), pp. pp. 411–429.
199--218.
Suastini, N. M., Purbawangsa, I. B. A. and
Onasis, K. and Robin (2016), "Pengaruh Tata Rahyuda, H. (2016), "Pengaruh
Kelola Perusahaan terhadap Nilai Kepemilikan Manajerial dan
Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Keuangan yang Terdaftar di BEI", Bina Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Ekonomi, 20(1), pp. 1–22. Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
(Struktur Modal Sebagai Variabel
P.D. Wida, Ni Putu. dan Suartana, I Wayan. Moderasi)", E-Jurnal Ekonomi dan
(2014). Pengaruh Kepemilikan Bisnis Universitas Udayana, 5(1), pp.
Manajerial dan Kepemilikan 143–172.
Institusional Pada Nilai Perusahaan. E-

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 54


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Subramanyam, KR dan John, J. Wild, 2010. Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Analisis Laporan Keuangan, Buku Satu, Indonesia Periode 2012-2015", pp. 1–
Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta. 17.

T. (2011), "Pengaruh Good Corporate Weston, J. Fred, Juan A. Siu, Brian A. Johnson
Governance, Corporate Social (2004), "Take Overs, Restructuring, &
Respondsibility & Kinerja Keuangan Corporate Governance", Edisi 3,New
Terhadap Nilai Perusahaan", Jurnal Jersey: Prentice Hall.
Dinamika Manajemen, 2(2), pp. 17–25.
Wibisono, Yusuf (2017), Membedah Konsep &
Umma, L. (2015), "Social Respondsibility Dan Aplikasi CSR (Corporate Social
Good Corporate Governance Terhadap Responsibility). Gresik: Fascho
Nilai Perusahaan Real Estate Dan Publishing.

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 55


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

LAMPIRAN

Lampiran 1
Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
KA 90 3.00 7.00 3.6111
KI 90 1.00 4.00 2.4556
KM 90 .0000 .0995 .002684
NP 90 .57 1412.74 47.1567
CSR 90 .02 .96 .2266
Valid N (listwise) 90
Sumber: Hasil Uji SPSS 21

Lampiran 2
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 279
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 214.65555857
Absolute .249
Most Extreme
Positive .249
Differences
Negative -.169
Kolmogorov-Smirnov Z 1.755
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 21.0

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 56


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Lampiran 3
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
KA .873 1.146
1 KI .912 1.096
KM .962 1.040
CSR .947 1.056

a. Dependent Variable: NP
Sumber: Lampiran 3.3

Lampiran 4
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Model Durbin-
Watson
1 1.981
a. Predictors: (Constant), CSR, KI, KM, KA
b. Dependent Variable: NP
Lampiran 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -95.809 65.801 -1.456 .149
KA 123.252 17.152 .634 7.186 .000
1 KI -61.273 17.576 -.301 -3.486 .001
KM -3180.688 1389.221 -.193 -2.290 .025
CSR -350.615 88.746 -.335 -3.951 .000
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Output SPSS 21.0

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 57


Akuntansi Keuangan ISSN: 2089-7219
e-ISSN: 2477-4782

Lampiran 6
Hasil Uji F, Uji t, dan R2
Dependent Variable: NP
Method: Least Squares
Date: 01/01/19 Time: 13:26
Sample: 1 90
Included observations: 90
White heteroskedasticity-consistent standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

KA 101.4017 51.93875 1.952333 0.0542


KI -68.91930 36.73839 -1.875948 0.0641
KM -2780.944 1382.819 -2.011069 0.0475
CSR -353.0724 181.0920 -1.949686 0.0545
C -65.88354 77.19331 -0.853488 0.3958

R-squared 0.197085 Mean dependent var 47.15668


Adjusted R-squared 0.159301 S.D. dependent var 240.5672
S.E. of regression 220.5751 Akaike info criterion 13.68431
Sum squared resid 4135538. Schwarz criterion 13.82318
Log likelihood -610.7938 Hannan-Quinn criter. 13.74031
F-statistic 5.216078 Durbin-Watson stat 1.975226
Prob(F-statistic) 0.000833

Sumber : Output EViews 7

Volume 9 Nomor 1 Februari 2020 | 58

You might also like