Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Mekanisme Good
Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Mekanisme Good
Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Mekanisme Good
e-ISSN: 2477-4782
Christopher Hadisurja
Prima Apriwenni*
Program Studi Akuntansi, Kwik Kian Gie School of Business, Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350
Abstract
The global economic crisis towards large companies has focused on the importance of GCG. The
corporate governance mechanism will improve supervision for the company so that through the
supervision it is expected that the company's performance will be better and can affect the value of the
company. Problems about the environment are also experienced in Indonesia, because the
environmental impact of industrialization in big cities has been considered to be at a dangerous level.
Due to the increasingly complex problems regarding the environment lately, many companies are
increasingly aware of the importance of implementing a Corporate Social Responsibility (CSR) program
as part of a business strategy. The sampling technique used was purposive sampling method. The sample
used was 45 LQ45 companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2015-2017 (for 3 years) with
a total of 90 data. Based on the results of data analysis, the conclusion of this study is that the audit
committee proved to have a significant positive effect on firm value. independent commissioners,
managerial ownership is not proven to have a significant positive effect on firm value, while CSR is not
proven to have a significant positive effect on firm value.
Abstrak
Krisis ekonomi global terhadap perusahaan besar telah memusatkan perhatian kepada pentingnya GCG.
Mekanisme corporate governance akan meningkatkan pengawasan bagi perusahaan sehingga melalui
pengawasan tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan lebih baik dan dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Permasalahan tentang lingkungan juga dialami di Indonesia, karena dampak lingkungan
dari industrialisasi di kota-kota besar telah dianggap berada pada tingkat yang membahayakan. Akibat
semakin kompleksnya permasalahan tentang lingkungan akhir-akhir ini, banyak perusahaan semakin
menyadari pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari
strategi bisnis. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling method. Sampel
yang digunakan sebanyak 30 perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2015—2017 (selama
3 tahun) dengan jumlah 90 data. Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan pada penelitian ini adalah
komite audit terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. komisaris independen,
kepemilikan manajerial tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan,
sedangkan CSR tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
___________________________
*Alamat kini: Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350
Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 65307062 Ext. 707, Email: prima.apriwenni@kwikkiangie.ac.id
Kata Kunci: Komite Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Tanggung Jawab Social
Perusahaan, Nilai Perusahaan
lain, agent memilki lebih banyak informasi perusahaan dapat meningkatkan nilainya di mata
penting mengenai lingkungan kerja, kapasitas masyarakat sehingga diharapkan perusahaan
diri, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal dapat meningkatkan keuntungannya (Nurjanah,
tersebut memicu timbulnya ketidakseimbangan 2015).
informasi, kondisi ini dinamakan asimetri Teori legitimasi memberikan landasan
informasi. Asimetri informasi dapat mendorong bahwa perusahaan harus patuh pada norma-
agent untuk menyembunyikan beberapa norma yang berlaku di masyarakat atau
informasi yang tidak diketahui principal untuk dimanapun perusahaan berada. Hal ini bertujuan
memaksimalkan keuntungan bagi agent. Agent agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan
dapat termotivasi untuk melaporkan informasi lancar tanpa adanya konflik dari masyarakat
yang tidak sebenarnya kepada principal, sekitar. Dengan adanya program CSR,
terutama apabila informasi tersebut berkaitan perusahaan dapat memberikan kontribusi positif
dengan pengukuran kinerja agent. Adanya kepada masyarakat sekitar sehingga mereka
konflik kepentingan antara investor dan manajer dapat menerima dengan baik keberadaan
menyebabkan munculnya agency cost yaitu perusahaan di lingkungannya. Legistimasi
biaya monitoring (monitoring cost) yang perusahaan akan berada pada posisi terancam
dikeluarkan oleh principal seperi auditing, ketika terdapat perbedaan antara nilai-nilai yang
penganggaran, sistem pengendalian dan dianut perusahaan dengan nilai-nilai masyarakat
kompensasi, biaya perikatan (bounding (Amelia,2016). Intinya, teori legistimasi
expenditure) yang dkeluarkan oleh agent dan menjelaskan tentang pengakuan masyarakat.
kerugian residual berkaitan dengan kepentingan Perusahaan membutuhkan pengakuan dari
antara principal dan agent. Berdasarkan uraian di masyarakat, agar perusahaannya dapat diterima
atas, dapat disimpulkan bahwa teori keagenan dengan baik oleh masyarakat.
adalah teori yang menjelaskan bahwa hubungan
antara principal dengan agent tidak terhindarkan
Konsep Triple Bottom Line
dari adanya konflik kepentingan yang
disebabkan oleh keinginan agent untuk Menurut Yusuf Wibisono (2017 : 32)
mengutamakan kepentingannya sendiri dan Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh
adanya asimetri informasi karena agent memiliki John Elkinton pada tahun 1997 melalui bukunya
informasi yang lebih banyak dibanding “Cannibals With Fork, The Tripple Bottom Line.
principal. Elkinton mengembangkan konsep triple bottom
line dalam istilah economic prosperity,
Legitimacy Theory environmental quality dan social justice.
Teori legitimasi merupakan salah satu Elkinton memberikan pandangan bahwa
teori yang mendasari CSR disclosure suatu perusahaan yang ingin berkelanjutan, haruslah
perusahaan. Teori legitimasi pertama kali memperhatikan “3P”. Selain mengejar
dikembangkan oleh Gray et al pada tahun 1995. keuntungan (profit), perusahaan juga mesti
Menurut Gray et al. (1995), legitimasi diperoleh memerhatikan dan terlibat pada pemenuhan
organisasi ketika dalam kondisi atau status ketika kesejahteraan masyarakat (people) dan turut
sistem nilai sebuah entitas kongruen dengan berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian
sistem nilai sosial yang lebih besar di mana lingkungan (planet). Perusahaan tidak lagi fokus
entitas merupakan salah satu bagian darinya pada tanggung jawab yang berpihak pada single
Corporate social responsibility disclosure bottom line, yaitu aspek ekonomi yang
(CSRD) yang dilakukan bertujuan untuk direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja,
mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari namun juga harus memperlihatkan aspek sosial
masyarakat. Nilai positif yang didapat dari dan lingkungannya.
masyarakat ini dapat membantu perusahaan
dalam mempertahankan keberlangsungan
usahanya. Selain itu dengan kesan tersebut
pemegang saham minoritas dapat meyakinkan 50% dari anggota dewan komisaris. Semakin
investor untuk mempercayakan investasinya banyak dewan komisaris indepeden, semakin
terhadap perusahaan tersebut. Dengan demikian, baik dewan komisaris independen melakukan
hipotesis yang didapatkan adalah: fungsi pengawasan dan koordinasi dalam
perusahaan sehingga akan mempermudah
Ha1: Komite Audit berpengaruh positif terhadap pemegang saham untuk mengawasi dan
Nilai Perusahaan. memantau manajemen sehingga meningkatkan
nilai perusahaan. Dengan demikian, hipotesis
Pengaruh Komisaris Independen terhadap yang didapatkan adalah:
Nilai Perusahaan
Ha2: Komisaris Independen berpengaruh positif
Pengaruh komisaris independen terhadap Nilai Perusahaan.
terhadap nilai perusahaan menggunakan Teori
Agency. Dimana masalah dalam pembentukan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap
komisaris independen ini, diakibatkan karena
Nilai Perusahaan
terdapat asimetri teori yang pada suatu
perussahaan. Dimana agent memiliki informasi Kepemilikan manajerial merupakan
yang lebih banyak dibandingkan principal. Lalu jumlah lembar saham perusahaan yang dimiliki
manajemen juga memiliki kepentingan yang oleh pihak manajemen. Pada pengaruh
berbeda dengan principal, karena manajemen kepemilikan manajerial terhadap nilai
ingin memindahkan kekayaan perusahaan pada perusahaan akan menggunakan Teori Agency.
diri sendiri, tetapi para pelaku modal tidak dapat Perusahaan didirikan dengan tujuan
selalu mengontrol apa yang dilakukan oleh meningkatkan nilai perusahaan melalui
manajemen. Komisaris independen juga dapat peningkatan kemakmuran pemilik atau para
digunakan untuk mengatasi konflik keagenan pemegang saham. Namun dilain pihak manager
karena komisaris independen dapat sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan
mengkomunikasikan tujuan para pemegang yang berbeda terutama dalam hal peningkatan
saham kepada para manajer. Oleh sebab itu, prestasi individu dan kompensasi yang akan
maka didirikan komisaris independen oleh diterima. Sehingga dibutuhkan kepemilikan
dewan komisaris, dimana salah satu fungsinya manajerial, dimana dengan adanya kepemilikan
adalah membantu dewan komisaris dalam manajerial, Manajer yang sekaligus pemegang
mengawasi manajemen. Sehingga komisaris saham akan bekerja secara optimal dan tidak
independen dapat menengahi permasalahan yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri.
timbul dan bertindak sebagai penasihat Kepemilikan saham manajemen akan membantu
manajemen. Pihak independen dapat berperan menyatukan penyatuan kepentingan antara
sebagai agen pengawasan yang efektif untuk manajer dan pemegang saham, sehingga manajer
mengurangi masalah keagenan, karena mereka merasakan langsung manfaat dari keputusan
dapat mengurangi perilaku oppurtunistik yang diambil dan ikut pula menanggung kegiatan
manajer. Oleh karena itu aktivitas monitoring sebagai konsekuensi dari pengambilan
oleh komisaris independen sangat diperlukan. keputusan yang salah.
Adanya komisaris independen diharapkan Kepemilikan manajerial yang semakin
mampu meningkatkan peran dewan komisaris besar menyebabkan manajer akan termotivasi
sehingga good corporate governance yang ada di untuk meningkatkan kinerjanya sehingga akan
dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. berdampak baik kepada perusahaan serta
Penelitian yang dilakukan oleh memenuhi keinginan para pemegang saham.
Suardikha (2014 : 13) dan Putra ( 2016 : 12) Semakin besar kepemilikan manajerial dalam
menunjukkan hubungan positif antara dewan perusahaan maka manajemen akan lebih giat
komisaris independen dengan nilai perusahaan. untuk meningkatkan kinerjanya karena
Jumlah minimal komisaris independen adalah manajemen mempunyai tanggung jawab untuk
memenuhi keinginan dari pemegang saham yang Sehingga akan menjadi beban bagi perusahaan
tidak lain adalah dirinya sendiri. Manajemen yang menjalankannya. Sehingga dalam
akan lebih berhati-hati dalam mengambil menjalankan CSR akan mengurangi profit yang
keputusan, karena manajemen akan ikut dihasilkan perusahaan. Tetapi dengan
merasakan manfaat secara langung dari melaksanakan CSR, maka akan meningkatkan
keputusan yang diambil. Penelitian yang loyalitas konsumen terhadap perushaan. Oleh
dilakukan Purnamawati et al. (2017 : 9) dan karena itu, CSR memiliki peran yang sangat
Suardikha (2014 : 12) menunjukkan kepemilikan penting dalam mengningkatkan penjualan
manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan cara melakukan berbagai
perusahaan. Dengan demikian, hipotesis yang kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Nilai
didapatkan adalah: perusahaan akan terjamin tumbuh secara
berkelanjutan jika perusahaan memperhatikan
Ha3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup
positif terhadap Nilai Perusahaan karena keberlanjutan merupakan keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan ekonomi,
Pengaruh Corporate Social Responsibility lingkungan, dan masyarakat. Sehingga
terhadap Nilai Perusahaan pengungkapan Corporate Social Responsibility
sebuah perusahaan dapat meningkatkan nilai
Corporate Social Responsibility dapat perusahaan suatu perusahaan, karena jika sebuah
didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan meningkatkan CSR di
perusahaan kepada para pemangku kepentingan perusahaannya, perusahaan dianggap oleh
untuk berlaku etis, meminimalkan dampak masyarakat tidak hanya peduli terhadap mencari
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang keuntungan saja, tetapi perusahaan juga
mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan. memperhatikan social dan lingkungan sekitar.
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan Berdasarkan penelitian yang lakukan
keuntungan sebesar-besarnya. Untuk tercapainya Martantina (2014 : 18) menunjukan bahwa
tujuan perusahaan tersebut, maka perusahaan Corporate Social Responsibility memiliki
harus melihat keinginan konsumen atau pasar. hubungan yang positif terhadap nilai
Kosumen saat ini semakin pintar dalam memilih perusahaan.Dengan demikian, hipotesis yang
produk-produk yang diinginkan, oleh karena itu didapatkan adalah:
masyarakat akan memilih produk yang Ha4: Corporate Social Responsibility
diproduksi perusahaan yang tidak hanya peduli berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.
terhadap profit saja tetapi terhadap lingkungan
sekitar juga atau melaksanakan CSR. Hal ini Metode Penelitian
sejalan dengan teori legitimasi dan konsep Triple
Bottom Line. Hal ini harus dilakukan karena Sampel dikumpulkan dengan
mayoritas konsumen akan meninggalkan produk menggunakan purposive sampling method.
yang mempunyai citra buruk atau diberitakan Jumlah perusahaan yang sesuai dengan kriteria
negatif dan tentunya konsumen akan lebih pada penelitian ini adalah 30 perusahaan dengan
memilih produk yang memiliki citra yang baik. 3 tahun pengamatan, sehingga sampel berjumlah
Disini CSR memiliki peran yang baik, dimana 90 sampel. Data sekunder dalam penelitian ini
akan meningkatkan nilai perusahaan dimata adalah annual report perusahaan LQ45 yang
konsumen, karena perusahaan yang menjalani terdaftar di BEI periode 2015-2017. Data diambil
CSR akan mempedulikan lingkungan sekitarnya. dari IDX. Teknik pengambilan sampel yang
Sehingga produk perusahaan tersebut akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
semakin diminati konsumen dan perusahaan purposive sampling. Perusahaan yang dijadikan
diminati investor. objek penelitian memiliki kriteria sebagai adalah
Untuk melaksanakan CSR memang Perusahaan-perusahaan LQ45 yang terdaftar di
dibutuhkan biaya untuk menjalankan CSR. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 –
2017 tanpa delisting, listing sebelum 1 Januari komisaris). Rumus yang digunakan sebagai
2015, menyajikan laporan keuangan dalam mata berikut (Herawaty, 2008):
uang Rupiah & laporan keuangan per 31
Desember, memiliki data mengenai jumlah KM =
komite audit, jumlah dewan komisaris 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
𝑥100%
independen, kepemilikan saham perusahaan oleh
pihak manajemen, dan Coporate Social
Respondsibility. Pengolahan data menggunakan Corporate Social Responsibility
SPSS 21.0 dan Eviews.
Analisis regresi linear berganda CSR sebagai sebuah konsep di mana
digunakan untuk menguji hipotesis dikarenakan perusahaan memutuskan secara sukarela
variabel bebasnya merupakan data kuantitatif. berkontribusi untuk masyarakat yang lebih baik
Nilai signifikansi α=5%. dan lingkungan yang lebih bersih dengan
mengintegrasikan persoalan sosial dan
Pengukuran Variabel lingkungan ke dalam operasi bisnis dan dalam
interaksi dengan stakeholder, (Ariwendha S dan
Nilai Perusahaan Hasyir, 2015):
Variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur CSRI =
menggunakan rasio Tobins’Q. Rumus yang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑡𝑒𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
digunakan sebagai berikut (Herawaty, 2008): 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑡𝑒𝑚 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝐺𝑅𝐼
𝑀𝑉𝐸+𝐷
Q=
𝐵𝑉𝐸+𝐷
Teknik Analisa Data
Komite Audit Uji Statistik Deskriptif
Komite audit adalah anggota komite Statistik deskriptif memberikan
audit yang tidak terafiliasi dengan manajemen, gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
anggota komite audit lainnya dan pemegang dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
saham pengendali serta bebas dari hubungan maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
bisnis atau hubungan lainnya yang dapat skewness (Ghozali 2013: 19). Pengukuran yang
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
independen. Rumus yang digunakan sebagai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata
berikut (Onasis and Robin, 2016): (mean).
KOMAU = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛. Uji Asumsi Klasik
Komisaris Independen Sebelum melakukan analisis regresi
Komisaris independen merupakan berganda, terlebih dahulu harus melakukan uji
anggota dewan komisaris yang berasal dari luar asumsi klasik yang menjadi syarat agar analisis
perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai regresi berganda dapat dilakukan. Uji asumsi
berikut (Nuryanah, 2015): klasik terdiri dari :
Pengontrolan tersebut dengan cara mengaudit perusahaan. Fungsi monitoring pada pelaporan
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. keuangan yang dilakukan oleh dewan komisaris
Sehingga jika kualitas dan karakteristik komite independen tidak terlalu berperan dalam
audit dapat tercapai, maka transparansi peningkatan nilai perusahaan dikarenakan dewan
pertanggungjawaban manajemen perusahaan komisaris independen tidak memiliki
dapat dipercaya, sehingga dapat meningkatkan kepentingan apapun terhadap nilai perusahaan.
kepercayaan para pelaku pasar modal. Selain itu, Kebanyakan pengangkatan dan penambahan
komite audit dalam melindungi kepentingan dewan komisaris independen oleh perusahaan
pemegang saham minoritas dapat meyakinkan hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi
investor untuk mempercayakan investasinya pemerintah saja tetapi tidak dimaksudkan untuk
terhadap perusahaan tersebut. Sehingga semakin menegakkan good corporate governance di
besar komite audit, maka semakin baik nilai dalam perusahaan, serta masih lemahnya fungsi
perusahaan terebut. Hasil ini mendukung dewan komisaris dalam membawa aspirasi atau
penelitian yang dilakukan oleh Gill and kepentingan pemegang saham non mayoritas.
Obradovich (2013) yang menunjukkan bahwa Sehingga, apabila komposisi dewan komisaris
komite audit berpengaruh positif terhadap nilai independen terlalu besar di dalam dewan
perusahaan. komisaris perusahaan, maka akan berkurangnya
pihak yang memperhatikan nilai perusahaan
Pengaruh Komisaris Independen terhadap yang dapat mengakibatkan nilai perusahaan
Nilai Perusahaan menjadi menurun.
Dari lampiran 6, dapat dilihat bahwa Hasil ini mendukung penelitian yang
nilai Sig-t (one tailed) untuk variabel Komisaris dilakukan oleh Mukarromah (2013 : 14)
independen (KI) sebesar 0,03205 (0,0641/2) menunjukkan hubungan negatif antara dewan
lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien bernilai komisaris independen dengan nilai perusahaan.
negatif, yang artinya Komisaris independen
terbukti berpengaruh negatif terhadap nilai Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap
perusahan. Hasil penelitian ini tidak sesuai Nilai Perusahaan
dengan hipotesis yang diajukan penulis (Ha2) Dari lampiran 6, dapat dilihat bahwa
yaitu Komisaris independen berpengaruh positif nilai Sig-t (one tailed) untuk variabel
terhadap nilai perusahaan. kepemilikan manajerial (KM) sebesar 0,02375
Pihak independen dapat berperan (0,0475/2) lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien
sebagai agen pengawasan yang efektif untuk bernilai negatif, yang artinya kepemilikan
mengurangi masalah keagenan, karena mereka manajerial terbukti berpengaruh negatif terhadap
dapat mengendalikan perilaku oportunistik nilai perusahan. Hasil penelitian ini tidak sesuai
manajer. Oleh sebab itu, maka didirikan dengan hipotesis yang diajukan penulis (Ha3)
komisaris independen oleh dewan komisaris, yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh
dimana salah satu fungsinya adalah membantu positif terhadap nilai perusahaan.
dewan komisaris dalam mengawasi manajemen. Menurut teori keagenan (agency theory)
Sehingga komisaris independen dapat yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling
menengahi permasalahan yang timbul dan (1976), adanya pemisahan antara pemilik dan
bertindak sebagai penasihat manajemen. pengelola perusahaan dapat menimbulkan
Tetapi berdasarkan hasil pengujian masalah keagenan antara pemilik (principal)
diatas komisaris independen berpengaruh negatif dengan manajemen (agent). Masalah keagenan
terhadap nilai perusahaan. Berpengaruh dapat disebabkan karena adanya perbedaan
negatifnya komposisi dewan komisaris kepentingan antara pemilik dan manajemen.
independen terhadap nilai perusahaan bisa Sehingga dibutuhkan kepemilikan manajerial,
disebabkan karena kurangnya kesadaran dari dimana dengan adanya kepemilikan manajerial,
pentingnya sistem dari good corporate Manajer yang sekaligus pemegang saham akan
governance terhadap peningkatan kualitas nilai bekerja secara optimal dan tidak hanya
Martantina, Levi (2014), "Kajian Empiris Putra, A. A. (2016), "Pengaruh Good Corporate
Pengaruh Corporate Social Governance Terhadap Nilai
Respondsibility Terhadap Nilai Perusahaan", Jurnal Ekonomi KIAT,
Perusahaan Dengan Dimoderasi Oleh 27(2), pp. 1–16.
Good Corporate Governance Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Salvatore, Dominick. (2005). Managerial
Efek Indonesia", Jurnal Ekonomi Economics. Fifth Edition. Singapore:
Manajemen Akuntansi, Vol. 12, No. 1, Thomson Learning.
Hal. 1-24.
Schipper, Katherine dan Linda Vincent (2003),
Maury,B.,Pajuste,A., (2005).”Multiple Large “Earnings Quality”, Accounting
shareholders and firm value”. Journal of Horizons, Vol.17. Supplement, p.97-
Banking & Finance , Vol.29 No.7,1813- 110.
1834.
Schroeder, R. G., Clark, M. W., & Cathey, J. M.
Mukarromah, Sitti (2013), "Good Corporate (2009), Financial Accounting Theory
Governance Dan Nilai Perusahaan". and Analysis: Text and Cases (4th ed.).
John Wiley & Sons, Inc.
Nurjanah, N. (2015), "Kinerja Lingkungan,
Leverage, Profil dan Pertumbuhan Scott, William R. (2015), Financial Accounting
Perusahaan: Pengaruhnya Terhadap Theory, Edisi 7, United States of
CSR Disclosure", pp. 1–112. America: Pearson Canada Inc.
Subramanyam, KR dan John, J. Wild, 2010. Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Analisis Laporan Keuangan, Buku Satu, Indonesia Periode 2012-2015", pp. 1–
Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta. 17.
T. (2011), "Pengaruh Good Corporate Weston, J. Fred, Juan A. Siu, Brian A. Johnson
Governance, Corporate Social (2004), "Take Overs, Restructuring, &
Respondsibility & Kinerja Keuangan Corporate Governance", Edisi 3,New
Terhadap Nilai Perusahaan", Jurnal Jersey: Prentice Hall.
Dinamika Manajemen, 2(2), pp. 17–25.
Wibisono, Yusuf (2017), Membedah Konsep &
Umma, L. (2015), "Social Respondsibility Dan Aplikasi CSR (Corporate Social
Good Corporate Governance Terhadap Responsibility). Gresik: Fascho
Nilai Perusahaan Real Estate Dan Publishing.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
KA 90 3.00 7.00 3.6111
KI 90 1.00 4.00 2.4556
KM 90 .0000 .0995 .002684
NP 90 .57 1412.74 47.1567
CSR 90 .02 .96 .2266
Valid N (listwise) 90
Sumber: Hasil Uji SPSS 21
Lampiran 2
Hasil Uji Normalitas
Lampiran 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
KA .873 1.146
1 KI .912 1.096
KM .962 1.040
CSR .947 1.056
a. Dependent Variable: NP
Sumber: Lampiran 3.3
Lampiran 4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-
Watson
1 1.981
a. Predictors: (Constant), CSR, KI, KM, KA
b. Dependent Variable: NP
Lampiran 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -95.809 65.801 -1.456 .149
KA 123.252 17.152 .634 7.186 .000
1 KI -61.273 17.576 -.301 -3.486 .001
KM -3180.688 1389.221 -.193 -2.290 .025
CSR -350.615 88.746 -.335 -3.951 .000
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Output SPSS 21.0
Lampiran 6
Hasil Uji F, Uji t, dan R2
Dependent Variable: NP
Method: Least Squares
Date: 01/01/19 Time: 13:26
Sample: 1 90
Included observations: 90
White heteroskedasticity-consistent standard errors & covariance