Ibu Nifas Dengan Komplikasi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Volume 9 Nomor 2 (2019) 153-159

JURNAL KEBIDANAN
p-ISSN: 2089-7669 ; e-ISSN: 2621-2870
http://dx.doi.org/10.31983/jkb.v9i2.5302

Identification of The Puerperium Infection Characteristics

Susilawati1 Kasron2
1
Prodi Kebidanan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
2
Prodi Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Corresponding author: Susilawati


Email: susilawatimdf@gmail.com

Received: October 7th 2019; Revised: October 14th 2019; Accepted: October 25th 2019

ABSTRACT

The puerperium can caused puerperium infections. The puerperium infection can cause maternal
death and increase the MMR rate. The research aims to determine the characteristics of puerperal
infections in Cilacap Hospital at 2016-2018. The research was conducted in Cilacap Hospital, with a
retrospective descriptive approach using medical records. Total sampling used when in the period of
2016-2018, were had 35 respondents Data analysis using univariate of the characteristic. The results
showed that the age of patients who experienced puerperal infection averaged at age 29.8 years, average
Hb levels of 10.8 mg / dl, mostly high school 62.9%, all respondents were housewives, the financing used
was almost entirely BPJS 85.7%, where 60% BPJS-PBI, and 25.7% BPJS-non PBI, almost all SC 71.4%,
most gave birth to the first child 51.4%, during pregnancy none of the respondents experienced a history
of pregnancy complications 57.1%, and identification of puerperal infections in the most respondents was
post SC operation infection 34.3%. Need further research on supporting interventions to overcome the
signs of puerperal infection symptoms.

Keyword: childbirth; infection; maternal mortality rate

Pendahuluan negara berkembang masih memiliki AKI cukup


tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan
Ancaman kematian maternal masih menjadi jumlah kasus kematian ibu tahun 2016 di Indonesia
masalah utama di negara berkembang termasuk sebesar 4.912 kasus dan pada tahun 2017 sebesar
Indonesia. Berdasarkan data World Health 4.167 kasus. Profil Kesehatan Indonesia 2016
Organization (WHO) sebanyak 830 wanita hamil menunjukan bahwa kematian maternal ibu
dan melahirkan meninggal setiap harinya dan disebabkan oleh perdarahan 28%, preeklampsia
terbesar terjadi di negara berkembang, seperti 24% dan infeksi 11% [2].
negara di kawasan Afrika, Haiti, Guyana, Bolivia, AKI di propinsi Jawa Tengah tahun 2018
Nepal, Myanmar, India dan Indonesia [1]. Angka sebesar 76,8 kasus per 100.000 KH kasus,
Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator yang mengalami penurunandibandingkan tahun 2017
mencerminkan status kesehatan ibu, terutama sebesar 88,05 per 100.000 KH dan tahun 2016
risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil, sebesar sebesar 109,65 per 100.000 KH.
melahirkan dan masa nifas. Setiap tahun Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun
diperkirakan 529.000 wanita di dunia meninggal 2017 menunjukan penyebab kematian ibu masa
sebagai akibat komplikasi yang timbul dari maternal diantaranya adalah preeklamsi/eklamsi
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga sebesar 36,80%, lain-lain 35,40%, perdarahan
diperkirakan AKI di seluruh dunia sebesar 400 per 22,607%,dan infeksi 5,20%. [3]
100.000 kelahiran hidup (KH).[1]. AKI 98% Salah satu Kapubaten di Jawa Tengah
terjadi di negara berkembang. Indonesia sebagai dengan jumlah kasus kematian ibu yang cukup
Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 153
tinggi adalah Kabupaten Cilacap menempati urutan infeksi pada ibu nifas. Populasi pada penelitian ini
ke-6 sebesar 20 kasus pada tahun 2017. Jumlah adalah semua ibu nifas yang mengalami infeksi
kasus kematian ibu tersebut sebesar 13,68% terjadi nifas sejumlah 35 ibu nifas. Metode sampling yang
pada waktu persalinan, 26,32% terjadi pada waktu digunakan penelitian ini adalah total sampling
hamil dan 60% terjadi pada masa nifas. AKI masih dengan sesuai dengan kriteria yang sudah
merupakan masalah yang cukup besar di berbagai ditetapkan yaitu ibu nifas dengan infeksi nifas dan
negara, terutama di negara berkembang dengan data rekam medis dan catatan infeksi nifas tercatat
segala faktor risiko yang mempengaruhinya [4]. di RSUD Cilacap. Analisis data menggunakan
Kabupaten dengan AKI tertinggi tahun 2017 analisis univariat untu menggambarkan
di Jawa Tengah adalah Brebes sedangkan Cilacap karakteristik ibu nifas yang mengalami infeksi
menempati urutan ke 6 dengan jumlah kematian nifas. Menggunakan frekuensi dan persentase
sebanyak 11 orang, dengan 4 orang pada saat untuk data kategorik dan sentral tendensi untuk
hamil, 5 orang saat persalinan dan 11 orang saat data numerik. Penelitian ini telah mendapatkan izin
masa nifas [4]. Hasil penelitian oleh Fibriana, 2007 dari Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat
tentang kematian ibu nifas di Kabupaten Cilacap STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap dengan
menunjukan bahwa kematian akibat infeksi nifas nomor 104 / 236.1 / 03.6 dan juga telah mendapat
sebanyak 7,7% [5]. persetujuan dari Direktur RSUD Cilacap.
Masa nifas merupakan masa yang paling
kritis dalam kehidupan ibu, kejadian akan semakin Hasil dan Pembahasan
meningkat bila kondisi ibu mengalami gangguan,
salah satunya disebabkan infeksi nifas. Infeksi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
nifas adalah peradangan yang terjadi pada organ di ruang rekam medis RSUD Cilacap tanggal 1 –
reproduksi yang disebabkan oleh masuknya 30 Juni 2019, berikut deskripsi karakteristik
mikroorganisme atau virus kedalam organ responden penelitian pasien ibu nifas dengan
reproduksi tersebut selama proses persalinan dan infeksi nifas.
masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi. [6]
Suhu 380C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2- Tabel 1
10 postpartum dan diukur per oral sedikitnya 4 kali Karakteristik Ibu Nifas dengan Infeksi Masa Nifas
sehari disebut sebagai morbiditas puerperalis. di RSUD Cilacap periode 2016-2018 (n=35)
Bidan menggunakan asuhan meliputi memantau
keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan N Med (Min-
sosial ibu/keluarga, memberikan pendidikan dan Variabel π±SD / f
o Max) / %
penyuluhan secara terus menerus pelayanan pada 1 Umur 29,8±0,45 30(16-42)
masa nifas. Pemantauan dan asuhan yang 2 Kadar Hb 10,8±0,03 10,9(8-
dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas 13,3)
diharapkan dapat mencegah atau bahkan 2 Pendidikan
menurunkan AKI.[5] a. SD 2 5,7
Penelitian ini merupakan penelitian awal b. SMP 8 22,9
untuk mengidentifikasi karakteristik infeksi masa c. SMA 22 62,9
nifas pada ibu nifas di RSUD Cilacap periode d. PT 3 8,6
tahun 2016 – 2018. Tujuan penelitian ini untuk 3 Pekerjaan
mengetahui karakteristik infeksi masa nifas pada IRT 35 100
ibu nifas di RSUD Cilacap tahun 2016 – 2018. 4 Pembiayaan
a. Umum 5 14,3
Metode Penelitian b. BPJS PBI 21 60
c. BPJS Non 9 25,7
Jenis penelitian ini ialah deskriptif PBI
retrospektif. Penelitian ini dilakukan di ruang 5 Jenis persalinan
rekam medis RSUD Cilacap dengan melihat a. Spontan 8 22,9
catatan rekam medis pasien yang mengalami b. SC 26 74,2
infeksi pada masa nifas pada tanggal 1 Januari c. Vakum 1 2,9
2016 – 31 Desember 2018. Pengumpulan data 6 Jumlah anak
dilakukan pada tanggal 1 – 30 Juni 2019 hidup
menggunakan ceklis identifikasi karakteristik a. 1 18 51,4

Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 154


b. 2 7 20 osis, CAP,
c. 3 7 20 UTI,
d. 4 2 5,7 Sepsis
e. 6 1 2,9 puerperalis
7 Persalinan ke- )
a. 1 18 51,4 e. Febris 6 17,1
b. 2 6 17,1 (Suspect
c. 3 8 22,9 etc)
d. 4 2 5,7
e. 6 1 2,9 Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa dari
8 Riwayat 35 responden yang mengalami infeksi nifas di
penyakit ibu RSUD Cilacap, usia pasien rata-rata 29,8 tahun,
Tidak ada 35 100 kadar Hb rata rata 10,8 mg/dl, pendidikan sebagian
riwayat besar SMA 62,9%, semua reponden sebagai ibu
9 Riwayat rumah tangga, pembiayaan yang digunakan
komplikasi saat sebagian besar BPJS non PBI, jenis persalinan
kehamilan hampir semua SC 74,2%, dengan jumlah anak
a. Tidak ada 20 57,1 yang dilahirkan sebagian besar anak pertama
riwayat 51,4%, demikian juga dengan persalinan pada anak
b. PEB 5 14,3 pertama 51,4%, semua responden tidak ada riwayat
c. Lain-lain 10 28,6 penyakit, saat kehamilan tidak ada yang
(Oligohidra mengalami riwayat komplikasi kehamilan 57,1%,
mnion, dan identifikasi infeksi nifas sebagian besar ILO
serotinus, post SC 34,3%.
atonia uteri, Hasil penelitian menunjukan bahwa usia
hipertensi, pasien yang mengalami infeksi nifas rata-rata di
SC re SC, usia 29,8 tahun, hasil penelitian sebanding dengan
gagal penelitian kejadian infeksi nifas di bangsal
induksi, kebidanan dan kandungan RSUPN Cipto
post vacum, Mangunkusumo Jakarta periode Agustus sampai
partus tidak Oktober 2011 berada di rentang usia 32,5 tahun.
maju, [7] Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
preterm, hubungan antara usia dengan kesembuhan luka
infeksi pada pasien post operasi SC di RSUD Arifin
peumonia- Achmad Provinsi Riau Tahun 2013 (p-value:
candidiasis) 0,002). [8]. Sesuai dengan pernyataan bahwa kulit
10 Jenis utuh pada orang dewasa muda yang sehat
identifikasi merupakan suatu barier yang baik terhadap trauma
infeksi nifas mekanis dan infeksi, begitu juga dengan efisiensi
a. ILO post 12 34,3 sistem imun, sistem kardiovaskuler, dan sistem
SC respirasi, yang memungkinkan penyembuhan luka
b. Dehisiensi 10 28,6 terjadi lebih cepat. [9] Seperti penelitian yang
luka SC menunjukan bahwa terdapat hubungan antara usia
c. Dehisiensi 1 2,9 dengan penyembuhan luka post sectio caesarea (p-
luka value: 0,001). [10] Saifudin mengemukakan bahwa
episiotomy pada usia 20-35 tahun merupakan usia reproduksi
d. Lain-lain 6 17,1 wanita dimana di usia tersebut seorang ibu mampu
(Infeksi hamil dalam kondisi yang sehat baik secara fisik
paru maupun secara psikologis. [11] Pada ibu hamil usia
dengan ini dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan
Oedema proses persalinan [12].
pulmo, Re- Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar
hecting, Hb pasien yang mengalami infeksi nifas rata rata
Endometri 10,8 mg/dl, dengan kadar terendah 8 mg/dl dan

Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 155


kadar tertinggi 13,3 mg/dl. Hasil penelitian banyak peluang untuk mendapat informasi seputar
menunjukan seirama dengan penelitian Sulastri keadaan kesehatannya salah satu contoh mengenai
tentang hubungan kadar Hb dengan penyembuhan deteksi dini faktor resiko pada kehamilan [18].
luka post SC di RS Moewardi Surakarta yang Pada penelitian ini terdapat kesesuaian antara teori
menunjukan bahwa sebagian besar responden yang menyatakan ibu tidak bekerja memiliki resiko
memiliki kadar Hb normal 68,8%, dan hanya 31,2 lebih tinggi untuk bersalin tindakan. Kemungkinan
yang memiliki kadar Hb rendah.[13] Serta hasil ini bisa disebabkan karena adanya indikasi ibu dan
penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan janin. Pada penelitian juga menunjukan bahwa
antara kadar Hb dengan tingkat kesembuhan luka sebagian besar ibu nifas yang mengalami infeksi
post operasi pada pasien yang bersalin dengan SC nifas adalah ibu rumah tangga, sehingga sesuai
di RS Moewardi Surakarta. Demikian juga dengan dengan pernyataan bahwa pekerjaan ibu rumah
penelitian Nurani, Keintjem, & Losu menunjukan tangga memiliki resiko terjadinya infeksi nifas
bahwa kadar Hb yang rendah akan memperlama [19].
proses kesembuhan luka SC pada ibu bersalin Hasil penelitian menunjukan bahwa
dengan tindakan operasi sama juga dengan pembiayaan yang digunakan hampir seluruhnya
penelitian yang menunjukan bahwa terdapat adalah BPJS 85,7%, dimana 60% BPJS-PBI, dan
hubungan antara kadar hemoglobin dengan 25,7% BPJS-non PBI. BPJS (Badan Penyelenggara
kejadian infeksi masa nifas. [14], [15] Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan Badan
Hasil penelitian menunjukan bahwa Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh
responden sebagian besar SMA 62,9%. Semakin pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan
tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat
cepat memahami tentang resiko persalinan yang Indonesia. Program BPJS merupakan suatu
akan dihadapi. Semakin tinggi pendidikan program yang diluncurkan oleh Kementrian
seseorang maka semakin mudah baginya untuk Kesehatan Indonesia dengan tujuan meningkatkan
mengerti dan memahami tentang resiko-resiko akses terhadap pelayanan kesehatan [20]. Ada
yang akan di alami pada proses persalinan yang salah satu bentuk pelayanan yang diberikan
akan dihadapi dengan demikian mereka akan cepat misalnya layanan persalinan seperti pemeriksaan
pergi ke tempat pelayanan kesehatan seperti bayi baru lahir, pemeriksaan pasca persalinan atau
puskesmas atau rumah sakit. Pendidikan adalah postnatal care. Penggunaan BPJS untuk persalinan
sesuatu yang dapat membawa seseorang untuk lewat jalan operasi atau sectio caesarea hanya akan
memiliki ataupun meraih wawasan dan menanggung apabila memang telah sesuai dengan
pengetahuan seluas-luasnya. Orang-orang yang ketentuan medis. Kepemilikan Jaminan Kesehatan
memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan juga memiliki pengaruh terhadap kejadian
memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih persalinan operasi sesar di Indonesia [21].
luas jika dibandingkan yang lebih rendah [16]. Ibu Berdasarkan analisa yang telah dilakukan diketahui
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung bahwa ibu yang memiliki jaminan kesehatan
lebih memperhatikan kesehatannya selama berpeluang lebih besar untuk bersalin secara
kehamilan bila dibanding dengan ibu yang tingkat operasi sesar dibandingkan ibu yang tidak
pendidikannya lebih rendah. Semakin tinggi memiliki jaminan kesehatan apalagi biaya operasi
pendidikan formal seorang ibu diharapkan semakin sesar jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan
meningkat pengetahuan dan kesadarannya dalam biaya yang harus dikeluarkan untuk persalinan
mengantisipasi kesulitan dalam kehamilan dan pervaginam. Sebuah penelitian yang dilakukan
persalinannya, sehingga timbul dorongan untuk oleh Murray menunjukan bahwa peluang
melakukan pengawasan kehamilan secara berkala terjadinya persalinan melalui operasi sesar lebih
dan teratur sehingga dapat menghindari factor- besar terjadi pada calon ibu yang memiliki jaminan
faktor yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan atau asuransi dan pada Rumah Sakit atau
persalinan seperti infeksi masa nifas [17]. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memiliki
Hasil penelitian menunjukan bahwa semua kerjasama dengan penyedia jaminan kesehatan
reponden adalah ibu rumah tangga. Teori atau asuransi [22].
mengatakan ibu yang bekerja mempunyai tingkat Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis
pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang persalinan hampir semua SC 74,2%, Hasil analisis
tidak bekerja karena ibu yang bekerja akan lebih riset oleh Sihombing, Saptarini, & Putri
banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi menjelaskan bahwa terdapat banyak penyebab
dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai sesorang dilakukan persalinan dengan SC, baik

Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 156


dari factor ibu maupun dari faktor bayi. Diantara rasa bangga dan hiburan. Pada umumnya alasan
penyebab tersebut diantaranya adalah status sosial menikah karena dorongan keibuan (ingin menjadi
ekonomi memiliki peluang lebih besar untuk ibu itu lebih besar daripada alasan keinginan untuk
terjadinya persalinan operasi sesar adalah pada ibu menjadi seorang istri. Namun terkadang belum
dengan status ekonomi atas (OR : 2,55), tingkat diimbangi dengan bekal informasi-informasi
pendidikan lebih tinggi (OR:3,28), bertempat kesehatan untuk persiapan proses kelahiran
tinggal di wilayah perkotaan (OR: 1,46), bekerja anggota keluarga baru, yang akhirnya dapat
sebagai karyawan swasta (OR: 1,36) serta menyebabkan gangguan di masa nifas seperti
memiliki dan menggunakan jaminan kesehatan adanya infeksi masa nifas [27].
(OR: 1,12). Sedangkan berdasarkan status Hasil penelitian menunjukan bahwa saat
kesehatan ibu, peluang lebih besar terjadinya kehamilan semua responden tidak ada yang
persalinan operasi sesar adalah mereka yang mengalami riwayat komplikasi kehamilan 57,1%,
memiliki faktor risiko seperti tinggi badan ≤ 145 dan hanya 14,3% yang mengalami preeklamsia
cm (OR: 1,93), usia > 35 tahun (OR: 1,68), usia berat. Hal ini berbeda dengan penelitian Wardoyo
kelahiran > 42 minggu (OR: 1,97), dengan paritas et al. yang menunjukan bahwa pada responden
1 kelahiran (OR: 2,49), melahirkan dengan dengan infeksi nifas dengan adanya komplikasi
penyakit penyulit persalinan (OR: 1,21), memiliki saat kehamilan yang menyababkan terjadinya
riwayat komplikasi kehamilan (OR: 1,29) dan infeksi masa nifas yaitu: preeklampsia berat 20%,
komplikasi persalinan (OR: 6,63) serta obesitas 8%, status keganasan 8%, diabetes
pemeriksaan kehamilan (K4) yang lengkap (OR: mellitus 4%, KPD 4% dan gemeli 4%. [7] Hasil
1). [23] Penelitian Leth et al di Denmark analisis lanjut SKRT Susenas oleh Senewe &
menunjukan bahwa persalinan dengan operasi SC Sulistyowati menyebutkan bahwa komplikasi
akan mengalami 13% lebih besar mengalami kehamilan dan masa nifas terjadi pada 24% ibu
kemungkinan infeksi masa nifas, hal ini bersalin yang dapat disebabkan oleh persalinan
disebabkan adanya perlukaan atau adanya luka memanjang 15%, usia terlalu dini atau terlalu tua
akibat pembedahan tersebut. Disamping itu juga 28%, persalinan tidak didampingi tenaga medis
masih ada beberapa factor yang dapat 22%. Serta diketahui bahwa ibu hamil yang
menyebabkan infeksi setelah operasi SC mengalami komplikasi akan beresiko 3,2 kali
diantarnya factor nutrisi ibu, dan kelengkapan mengalami komplikasi saat bersalin dan saat masa
prosedur operasi [24]. nifas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Hasil penelitian menunjukan bahwa komplikasi saat hamil akan menjadi penyebab
responden terbanyak melahirkan anak pertama komplikasi masa nifas pada ibu bersalin. [28]
51,4%. Kelahiran anak pertama adalah kelahiran Hasil penelitian menunjukan bahwa
yang dinanti nanti oleh setiap pasangan suami-istri, identifikasi infeksi nifas pada responden adalah
sehingga dalam menghadapi persalinan tersebut ILO post SC sebanyak 34,3%. Penelitian Vianti
masih banyak kekurangan dan ketidaktahuan akan menunjukan bahwa kejadian ILO diketahui dengan
informasi kesehatan tentang proses melahirkan dan beberapa karakteristik yang mendukung terjadinya
proses mengurus anak pertama. Kekurangan ILO post operasi SC yang ada di pasien yaitu pada
informasi tersebut bisa menyebabkan pasangan bekas operasi akan muncul adanya bengkak,
suami istri salah dalam melakukan tindakan dehisiensi, purulen, basah, demam dan kemerahan.
perawatan saat masa nifas, yang menyebabkan [29]Seperti penjelasan sebelumnya bahwa
terjadinya infeksi masa nifas pada ibu setelah penyebab seseorang dilakukan SC bisa dari factor
melahirkan anaknya [25]. Saat proses bersalin, ibu ibu maupun dari faktor bayi [23]. Serta dari
hamil secara umum berharap didampingi oleh tindakan operasi SC maka 13% pasien dapat
suami mereka saat proses persalinan [26]. Ibu mengalami infeksi post SC yang disebabkan oleh
hamil akan merasa gembira atas kelahiran bayinya berbagai macam penyebab seperti faktor nutrisi
yang ditanggung bersama-sama dengan ibu, dan kelengkapan prosedur operasi [24].
pasangannya. Suami yang mampu menemani Penelitian oleh Olsen et al. juga menyebutkan
istrinya saat persalinan, ada rasa kebanggaan, bahwa beberapa penyebab tindakan operasi SC
kekaguman, kehalusan dan kesukaan yang dapat menjadi ILO post SC adalah disebabkan
membuat suami dan istri terasa dekat sekali dan karena pada bagian yang dilakukan pembedahan
memulai kembali hubungan mereka sebagai suami- terbentuk hematom di lapisan subkutan setelah
istri dan orangtua dengan baik. Kelahiran bayi prosedur operasi selesai, prosedur operasi yang
akan berdampak adanya kesenangan, kehormatan / dilakukan di layanan kesehatan dimana layanan

Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 157


tersebut masih sebagai proses pembelajaran disampaikan kepada Kepala RSUD Cilacap yang
pendidikan universitas, indeks massa tubuh pasien telah memberikan ijin penelitian.
yang sangat tinggi, serta akibat penggunaan terapi
cephalosporin, dan juga akibat penggunaan stapler Daftar Pustaka
untuk proses penjahitan luka operasi SC [30].
Penjelasan juga senada dengan penelitian oleh [1] World Health Organization (WHO),
Killian et al. menyebutkan bahwa ILO post SC ―Indonesia: WHO statistical profile,‖ Ctry.
dapat disebabkan oleh tidak adanya profilaksis Stat. Glob. Heal. Estim., 2015.
antibiotic sebelum tindakan operasi SC, lamanya [2] D. Perbawati, I. Ma, and A. Munawir,
prosedur pembedahan SC, pemeriksaan antenatal ―Maternal Death Development Based on MC
yang kurang dari 7 kali, dan adanya rupture Carthy and Maine Theory in Jember
membrane atau terjadinya ketuban pecah dini. [31] Regency,‖ Int. J. Adv. Sci. Eng. Technol., vol.
Penelitian oleh Ward et al. tentang terjadinya ILO 5, no. 7, pp. 6390–6395, 2018.
post operasi juga disebabkan oleh beberapa hal [3] R. Kementrian Kesehatan, ―Profil Kesehatan
yaitu, indeks masa tubuh yang besar, usia yang Profinsi Jawa Tengah Tahun 2017.‖ Jakarta,
terlalu tua, kehilangan darah banyak saat prosedur 2018.
operasi, metode penutupan luka operasi dan [4] Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah,
prosedur operasi SC yang kategori emergency. ―Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,‖
[32]. Sedangkan infeksi nifas yang bukan kategori Semarang, 2017.
ILO post operasi disebabkan karena adanya infeksi [5] A. I. Fibriana, ―Faktor- Faktor Risiko yang
sebelumnya yang menyertai saat sebelum Mempengaruhi Kematian Maternal (Studi
persalinan dan saat proses persalinan sehingga Kasus di Kabupaten Cilacap),‖ Universitas
menjadikan infeksi tersebut dalam kategori infeksi Diponegoro, 2007.
masa nifas. [6] I. M. Gould, ―Alexander Gordon, puerperal
sepsis, and modern theories of infection
Simpulan control—Semmelweis in perspective,‖ Lancet
Infect. Dis., vol. 10, no. 4, pp. 275–278, 2010.
Berdasarkan hasil penelitian dan [7] E. H. Wardoyo, E. Tjoa, D. Ocvyanty, and L.
pembahasan tentang identifikasi karakteristik H. Moehario, ―Infeksi Luka Operasi (ILO) di
infeksi masa nifas pada ibu nifas di RSUD Cilacap Bangsal Kebidanan dan Kandungan RSUPN
periode tahun 2016 – 2018 dapat disimpulkan Cipto Mangunkusumo (RSCM): Laporan
bahwa usia pasien yang mengalami infeksi nifas Serial Kasus Bulan Agustus-Oktober 2011,‖
rata-rata di usia 29,8 tahun, kadar Hb rata rata 10,8 ILO, vol. 1, p. 4, 2014.
mg/dl, sebagian besar SMA 62,9%, semua [8] I. P. Damayanti, ―Faktor-faktor yang
reponden adalah ibu rumah tangga, pembiayaan Berhubungan dengan Penyembuhan Luka
yang digunakan hampir seluruhnya adalah BPJS Post Sectio Caesarea di RSUD Arifin Achmad
85,7%, dimana 60% BPJS-PBI, dan 25,7% BPJS- Provinsi Riau Tahun 2013,‖ J. Kesehat.
non PBI, jenis persalinan hampir semua SC 71,4%, Komunitas, vol. 2, no. 5, pp. 207–210, 2014.
terbanyak melahirkan anak pertama 51,4%, saat [9] Ekaputra, Evolusi manajemen luka. Jakarta:
kehamilan semua responden tidak ada yang Trans Info Media, 2013.
mengalami riwayat komplikasi kehamilan 57,1%, [10] A. W. Sari, ―Perilaku Ibu Post Sectio
dan identifikasi infeksi nifas pada responden Caesarea Terhadap Perawatan Luka Sectio
terbanyak adalah ILO post SC 34,3%. Perlu Caesarea di RSU Mitra Sejati Medan Tahun
penelitian lanjutan tentang intervensi-intervensi 2011,‖ Universitas Sumatera Utara, 2011.
pendukung untuk mengatasi tanda gejala infeksi [11] Saifuddin, Buku Acuan Nasional Pelayanan
masa nifas. Kesehatan Maternal neonatal. Jakarta:
YBPSP, 2009.
Ucapan Terimakasih [12] L. K. Petersen, J. Kragstrup, R. D.
Christensen, and B. Sørensen, ―Postpartum
Terimakasih disampaikan kepada STIKES infections: occurrence, healthcare contacts
Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap yang telah and association with breastfeeding,‖ Acta
memberikan dukungan dana untuk melakukan Obstet. Gynecol. Scand., vol. 91, no. 12, pp.
penelitian ini. Ucapan Terimakasih juga 1440–1444, 2012.

Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 158


[13] S. Sulastri, ―Hubungan Kadar Hemoglobin di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas
Dengan Penyembuhan Luka Post Sectio 2013),‖ J. Kesehat. Reproduksi, vol. 8, no. 1,
Caesarea (SC) di Ruang Mawar I Rsud dr. pp. 63–73, 2017.
Moewardi Surakarta,‖ J. Komun. Kesehat. [24] D. M. Haas, S. Morgan, K. Contreras, and S.
(Edisi 1), vol. 1, no. 01, 2012. Enders, ―Vaginal preparation with antiseptic
[14] D. Nurani, F. Keintjem, and F. N. Losu, solution before cesarean section for
―Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan preventing postoperative infections,‖
Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Cochrane Database Syst. Rev., no. 7, 2018.
Caesarea,‖ JIDAN (Jurnal Ilm. Bidan), vol. 3, [25] D. K. Gjerdingen and B. A. Center, ―First-
no. 1, pp. 1–9, 2015. time parents’ prenatal to postpartum changes
[15] N. Milman, ―Postpartum anemia I: definition, in health, and the relation of postpartum
prevalence, causes, and consequences,‖ Ann. health to work and partner characteristics,‖ J.
Hematol., vol. 90, no. 11, p. 1247, 2011. Am. Board Fam. Pract., vol. 16, no. 4, pp.
[16] S. Notoatmodjo, ―Perilaku kesehatan dan ilmu 304–311, 2003.
perilaku,‖ Jakarta: Rineka Cipta, 2007. [26] O. M. Bruggemann, M. A. Parpinelli, M. J. D.
[17] S. L. Clark, M. A. Belfort, G. A. Dildy, J. Osis, J. G. Cecatti, and A. S. C. Neto,
Englebright, L. Meints, J. A. Meyers, D. K. ―Support to woman by a companion of her
Frye, and J. A. Perlin, ―Emergency choice during childbirth : a randomized
department use during the postpartum period: controlled trial,‖ vol. 7, pp. 1–7, 2007.
implications for current management of the [27] C. Bäckström and E. H. Wahn, ―Support
puerperium,‖ Am. J. Obstet. Gynecol., vol. during labour: first-time fathers’ descriptions
203, no. 1, pp. 38–e1, 2010. of requested and received support during the
[18] S. Tough, K. Benzies, N. Fraser-Lee, and C. birth of their child,‖ Midwifery, vol. 27, no. 1,
Newburn-Cook, ―Factors influencing pp. 67–73, 2011.
childbearing decisions and knowledge of [28] F. P. Senewe and N. Sulistyowati, ―Faktor-
perinatal risks among Canadian men and faktor yang Berhubungan dengan Komplikasi
women,‖ Matern. Child Health J., vol. 11, no. Persalinan Tiga Tahun Terakhir di Indonesia
2, pp. 189–198, 2007. (Analisis lanjut SKRT-Surkesnas 2001),‖ Bul.
[19] C. Wloch, J. Wilson, T. Lamagni, P. Penelit. Kesehat., vol. 32, no. 2 Jun, 2004.
Harrington, A. Charlett, and E. Sheridan, [29] R. A. Vianti, ―Comorbidity : apakah
―Risk factors for surgical site infection merupakan faktor risiko infeksi luka operasi
following caesarean section in England: pasca seksio sesarea ?,‖ Pena Med., pp. 21–
results from a multicentre cohort study,‖ 30, 2012.
BJOG An Int. J. Obstet. Gynaecol., vol. 119, [30] M. A. Olsen, A. M. Butler, D. M. Willers, P.
no. 11, pp. 1324–1333, 2012. Devkota, G. A. Gross, and V. J. Fraser, ―Risk
[20] Kemenkes RI, ―Buku Pegangan Sosialisasi factors for surgical site infection after low
Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem transverse cesarean section,‖ Infect. Control
Jaminan Sosial Nasional,‖ Dep. Kesehat. RI, Hosp. Epidemiol., vol. 29, no. 6, pp. 477–484,
pp. 1–75, 2013. 2008.
[21] N. Janis, ―BPJS Kesehatan, Supply, dan [31] C. A. Killian, E. M. Graffunder, T. J.
Demand Terhadap Layanan Kesehatan,‖ Vinciguerra, and R. A. Venezia, ―Risk factors
Depkeu. Jakarta, 2014. for surgical-site infections following cesarean
[22] S. F. Murray, ―Relation between private section,‖ Infect. Control Hosp. Epidemiol.,
health insurance and high rates of caesarean vol. 22, no. 10, pp. 613–617, 2001.
section in Chile: qualitative and quantitative [32] C. Policies, G. Manual, O. For, P. Woman, O.
study,‖ Bmj, vol. 321, no. 7275, pp. 1501– N. The, and P. Ward, ―ROYAL HOSPITAL
1505, 2000. FOR WOMEN,‖ no. April, pp. 4–6, 2011.
[23] N. M. Sihombing, I. Saptarini, and D. S. K.
Putri, ―Determinan Persalinan Sectio Caesarea

Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 159

You might also like