Professional Documents
Culture Documents
Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi Kota Palu
Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi Kota Palu
Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi Kota Palu
Ahmad Haryadi
aibirokratmuda@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako Palu.
Abstract
The problem behind this research was that the community had less participation in the
discussion for development Planning in Kelurahan Silae. This resulted in not achieving the main
purpose of this program. This research aimed at investigating the participation, attitudes and views
of the villagers in the discussion for village development planning in Kelurahan Silae, the sub-
GLVWULFW RI 8OXMDGL WKH &LW\ RI 3DOX 7KH UHVHDUFK XVHG & (ULFFVRQ¶V 3DUWLFLSDWLRQ 7KHRU\ 6ODPHW
1993:89) in wich participation is divided into three roles: planning, implementation, and control.
This research used qualitative method and employed purposive sampling technique with five
employed. The methods used for collection data wereobservation, interview, and documentation. It
is found that community participation in the discussion for development planning in Kelurahan
Silae, the Sub-GLVWULFW RI 8OXMDGL WKH &LW\ RI 3DOX GLG QRW UXQ ZHOO 7KH YLOODJHU¶V DWWLWXGHV DQG
view reflection the three roles under investigation were they apathies, did not care, and did not put
trust in the local government. These problem came us because the voices of the community were
QRW UHVSRQGHG ZHOO E\ ORFDO JRYHUQPHQW¶V SDUWLHV 7KH UHOHYDQW SDUWLHV SURYLGHG OHVV H[WHQVLRQ DQG
information relating to the mechanism, from the initial stage to the implementation of the village
community discussion and to the fundable program within the local government of Palu.
Keywords: Community Participation, Meeting, Planning, Development
168
169 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret 2016 hlm 168-180 ISSN: 2302-2019
Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis dengan data tahun lalu, untuk dianalisis,
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan selain pendataan baru, pendataan ini juga
Pembangunan Kelurahan dan sebagai tindak berfungsi memberikan informasi tentang
lanjut dari Surat Walikota Palu Nomor : program-program pembangunan yang sudah
044/I-033/Bappeda tanggal 8 Januari 2016 dilaksanakan, namun masih dibutuhkan
tentang mekanisme proses perencanaan masyarakat. Sehingga hasilnya kemungkinan
pembangunan dalam musyawarah akan lebih baik dilanjutkan, ditambah,
perencanaan pembangunan di tingkat dikurangi, dihapuskan dan sebagainya.
kelurahan, diawali oleh partisipasi Untuk mendapatkan data yang valid
masyarakat pada saat tahapan persiapan dan dapat dipercaya, serta memenuhi unsur
musrenbang. kebutuhan masyarakat dibutuhkan partisipasi
Partisipasi masyarakat dalam masyarakat dalam memberi informasi
perencanaan musrenbang di Kelurahan Silae, terhadap data yang dibutuhkan. Dari hasil
dapat dilihat dari tahap persiapan wawancana penulis dengan responden dapat
Pramusrenbang Kelurahan. Pramusrenbang disimpulkan bahwa sangat sulit mendapatkan
merupakan kegiatan mengkaji kembali data terbaru dari masyarakat, mengingat
dokumen RPJM Kelurahan, dokumen RKP partisipasi masyarakat terhadap kegiatan ini
Kelurahan tahun sebelumnya, melakukan masih relatif kurang, hal tersebut dapat
analisa data dan memverifikasi data ke dilihat dari keengganan dalam mengisi
lapangan bila diperlukan. Pra musrenbang formulir usulan prioritas kegiatan yang
merupakan forum diskusi (Rembug warga) difasilitasi dan diberikan oleh pemerintah
yang dilaksanakan untuk mempersiapkan kelurahan. Padahal data tersebut sangat
rencana usulan pembangunan yang akan diperlukan untuk mengetahui gambaran
dibahas pada musrenbang kelurahan. Tujuan masalah dan kebutuhan masyarakat di
dari pra musrenbang: 1) menggali Kelurahan Silae, yang dilaksanakan sebelum
permasalahan - permasalahan warga masuk pada pelaksanaan musrenbang
masyarakat di masing-masing lingkungan, 2) kelurahan.
menampung usulan warga masyarakat sesuai Berdasarkan hasil pengamatan
kebutuhan masyarakat di lingkungan dilapangan, sangat jelas terlihat, bahwa
tersebut. Pelaksanaan pra musrenbang pelaksanaan pra musrenbang di Kelurahan
merupakan tanggung jawab dari masing- Silae, kurang melibatkan partisipasi
masing lingkungan RT/RW yang ada di masyarakat, karena realisasi program yang
kelurahan. dilaksanakan sangat berbeda dengan usulan
Data awal bertujuan untuk penyusunan masyarakat pada saat musrenbang, akhirnya
RKP Kelurahan dengan proses yang cukup masyarakat lebih memilih pergi mencari
panjang yaitu musyawarah rembug warga di uang untuk keluarga ketimbang mengikuti
tingkat RT/RW. Walau dokumen RPJM pra musrenbang, sehingga penulis
Kelurahan sudah menyusun program dan berkesimpulan bahwa kemungkinan Ketua
kegiatan indikatif selama 5 tahun, namun RW dalam hal mengumpulkan data untuk
data/informasi terkini perlu dicek kembali. diusulkan ke musrenbang kelurahan, tidak
Hasil dari musyawarah tersebut selanjutnya melalui diskusi sebelumnya dengan
akan menjadi salah satu materi yang akan masyarakat melainkan usulan itu lahir dari
dipaparkan pada saat pelaksanaan pemikiran Ketua RW itu sendiri dan Lurah
musrenbang kelurahan. dalam melakukan seleksi usulan tiap-tiap
Kegiatan penyusunan RKP ini RW, tidak melakukan perbaikan data terbaru,
melibatkan Ketua RT/RW, tokoh pemuda, sehingga program yang sekarang ini dan
tokoh perempuan dan hasilnya didampingkan sementara dilaksanakan hampir sama dengan
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................174
program tahun lalu (Observasi, 23 November yang dibutuhkan pada pra musrenbang,
2015). bukan murni berasal dari usulan masyarakat
Substansi proses pembangunan melainkan dari Ketua RT/RW, hal tersebut
partisipatif tidak lagi nampak dalam kegiatan disebabkan karena ketidakpercayaan
perencanaan musrenbang. Proses masyarakat akan pentingnya usulan data
musrenbang yang diawali oleh partisipasi sebelum pelaksanaan musrenbang akibat
masyarakat dalam penelibatan pengumpulan kurangnya sosialisasi dan informasi dari
data usulan tidak lagi terlihat. Usulan data pihak SKPD terkait mengenai mekanisme
atau masalah yang ada pada Ketua RT / RW dalam tahap persiapan musrenbang yang
bukan lagi merupakan usulan dari pada akhirnya masyarakat lebih memilih
masyarakat, karena kejenuhan masyarakat pergi mencari uang untuk keluarga
terhadap hasil akhir dari Musrenbang di ketimbang mengikuti pramusrenbang.
tingkat Kota Palu akibat kurangnya
sosialisasi dari Pemerintah Kelurahan dan Partisipasi Masyarakat di dalam Tahap
SKPD tekait mengenai sinkronisasi program Pelaksanaan Musrenbang di Kelurahan
prioritas yang akan dilaksanakan yang Silae
disesuaikan dengan anggaran yang ada, Dalam pelaksanaan musrenbang
dimana usulan masyarakat dari kelurahan kelurahan, ada proses yang harus dilalui,
tidak dapat diakomodir oleh Musrenbang yaitu: Lurah menetapkan Tim Penyelenggara
Kota, dengan tidak didasari alasan yang tepat Musrenbang dengan melibatkan atau
kepada masyarakat, persoalan inilah yang menunjuk LPM (Lembaga Pemberdayaan
kemudian menjadi gunung es dan Masyarakat) sebagai pelaksana yang
menyebabkan partisipasi masyarakat sangat berfungsi amemfasilitasi pelaksanaan
kurang dalam keikutsertaan pemberian data /penyelenggaraan musyawarah perencanaan
awal untuk musrenbang Kelurahan Silae. pembangunan di tingkat kelurahan.
Tidak adanya feed back kepada Tim penyelenggaraan melakukan hal-
masyarakat tentang hasil-hasil musrenbang hal sebagai berikut : menyusun jadwal dan
berdampak pada menurunnya kepercayaan agenda musrenbang kelurahan, memantau
masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan musrenbang, memastikan
membuat keputusan. Musrenbang terkesan adanya keterwakilan kelompok-kelompok
hanya sebagai alat untuk melegitimasi bahwa masyarakat dan kelompok perempuan,
penyusunan dokumen rencana telah mengumumkan secara terbuka tentang
dilaksanakan secara partisipatif dengan
jadwal, agenda dan tempat musrenbang
suasana pelaksanaan musrenbang, dengan kelurahan, mendaftarkan calon peserta
menghadirkan masyarakat, namun faktanya, musrenbang kelurahan, membantu para
bahwa pramusrenbang dilakukan, kurang delegasi kelurahan dalam menjalankan
melibatkan masyarakat, karena hanya tugasnya di musrenbang kecamatan,
dirumuskan oleh Ketua RW dan orang menyusun Dokumen Rencana Kerja
terdekatnya. Pembangunan Kelurahan, merangkum berita
Dari beberapa penjelasan di atas dan acara hasil musrenbang kelurahan yang
berdasarkan hasil observasi, hasil sekurang-kurangnya memuat prioritas
wawancara, maupun studi dokumen yang kegiatan yang disepakati dan
telah terhimpun, dapat disimpulkan bahwa menyebarluaskan Dokumen Rencana Kerja
partisipasi masyarakat dalam peran Pembangunan Kelurahan.
perencanaan musrenbang dalam hal Untuk masuk pada tahapan
pelaksanaan pramusrenbang, dapat dikatakan Musrenbang, dimulai dengan kegiatan
kurang berjalan dengan baik, karena data penyebaran undangan yang dilakukan
175 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret 2016 hlm 168-180 ISSN: 2302-2019
minimal 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
musrenbang, pembukaan acara musyawarah musrenbang berjalan kurang partisipatif,
perencanaan pembangunan kelurahan oleh karena masyarakat yang datang lebih banyak
Lurah Silae, pemaparan dari Camat Ulujadi menyampaikan kritikan dibandingkan usulan,
yang diwakili oleh Kepala Seksi Ekonomi sehingga substansi dari tujuan Musrenbang itu
dan Pembangunan Kecamatan Ulujadi, yang sendiri tidak terlaksana.
sekaligus memberikan sambutan dan Hasil wawancara dengan RW. 02
mengevaluasi hasil perencanaan tahun menjelaskan bahwa sebahagian masyarakat
sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan tetap hadir dalam musrenbang, hanya saja
pemaparan dari Ketua LPM Kelurahan Silae tingkat kehadiran masyarakat yang diundang
atas daftar kegiatan hasil dari usulan yang masih sangat kurang, sehingga dapat
dimasukkan oleh tiap RT/RW untuk tahun dikatakan kurang partisipatif, karena dari
berikutnya. Selanjutnya diadakan diskusi unsur masyarakat dalam hal ini tokoh
oleh peserta musrenbang guna menambah masyarakat yang diundang banyak yang tidak
usulan-usulan yang belum terdata hadir sementara unsur SKPD dan perangkat
sebelumnya yang dipandu oleh koordinator kelurahan cukup partisipatif dalam hal
BKM Kelurahan Silae. kehadirannya. Pernyataan tersebut dibuktikan
Berdasarkan wawancara penulis dengan absensi dari pelaksanaan musrenbang
dengan Lurah Silae, Kamis, 21 Januari 2016, di Kelurahan Silae. Dalam pelaksanaan
menjelaskan, bahwa mekanisme musrenbang Musrenbang di Kelurahan Silae jumlah
telah dilaksanakan, mulai dari perencanaan peserta yang hadir dalam pelaksanaan
dengan mendapatkan data awal dari tingkat kegiatan tersebut berdasarkan daftar hadir
RT/RW, kemudian dilanjutkan dengan peserta musyawarah perencanaan
pelaksanaan musrenbang dengan dihadiri oleh pembangunan Kelurahan Silae Kecamatan
unsur terkait. Namun, untuk melihat partisipasi Ulujadi tanggal 28 Januari 2016 berjumlah
masyarakat, berdasarkan hasil wawancana, 52 orang. Berikut daftar hadir jumlah peserta
dapat dikatakan kurang berjalan baik, dilihat yang hadir dalam pelaksanaan musrenbang
dari segi kehadiran dan dalam memberikan kelurahan di Kelurahan Silae dapat dilihat
masukan berupa pendapat atau gagasan pada tabel 1 berikut:
terhadap permasalahan yang dibicarakan.
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................176
Adapun yang menjadi kekecewaan drainase di RW. 01 dan RW. 02, Pelebaran
masyarakat selama ini adalah bahwa usulan Sungai di RW. 02 dan Pembuatan
pembangunan fisik yang sudah 3 (tiga) tahun Bronjong/Talud Penahan di RW. 01 dan RW.
berturut-turut diusulkan sampai sekarang 02, pengadaan lahan pekuburan di RW. 03
belum dilaksanakan, seperti pembuatan serta Pembuatan Lampu Penerang yang
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................178