Professional Documents
Culture Documents
Artikel Imiah Teknik Radiografi Cruris Pada Kasus Fraktur
Artikel Imiah Teknik Radiografi Cruris Pada Kasus Fraktur
Artikel ilmiah
Disusun oleh :
NUR AMALIA
1910505003
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Artikel ilmiah ini telah diperiksa oleh dosen pembimbing dan telah disetujui untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan I Jurusan Radiologi Faakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Nim : 1910505003
Judul : “Teknik Pemeriksaan Radiografi Ossa Cruris Pada Kasus Fraktur 1/3 Medial
Tibia-Fibula Di Instalasi Radiologi”
Mengetahui,
Pembimbing
Kata kunci : Ossa cruris, Tibia-Fibula, Fraktur, AP, Lateral cross table
PENDAHULUAN
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur
terjadi akibat trauma, beberapa fraktur terjadi secara sekunder akibat proses penyakit seperti
osteoporosis yang menyebabkan fraktur-fraktur yang patologis (Engram, 1998 : 266).
Ossa cruris dibentuk oleh dua tulang yaitu tibia dan fibula. Ukuran tibia lebih besar
dibandingkan dengan fibula. Ujung bawah fibula bagian luar membentuk tonjolon disebut
dengan malleolus lateralis. Demikian juga pada tulang tibia bagian bawah tulang membentuk
tonjolon pada sisi luarnya disebut dengan malleolus medialis. Malleolus lateralis terlihat lebih
dibawah dari pada malleolus medialis. Persendian antara cruris dengan pedis pada tulang talus
disebut dengan talocruralis joint. Sedangkan bagian atas dari tibia sisi luar disebut dengan
condyles lateralis dan medialis. Untuk fibula bagian atas membentuk caput fibula. Tulang tibia
bagian atas berhubungan dengan femur (Utami dkk, 2014)
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih
besar dari yang dapat diabsorbsinya (Brunner & Suddart, 2000). Fraktur 1/3 medial tibia-fibula
adalah tulang tibia-fibula dibagi menjadi tiga bagian, kemudian bagian yang di tengah
mengalami fraktur.
Penyebab fraktur adalah trauma, yang dibagi atas trauma langsung, trauma tidak
langsung, dan trauma ringan. Trauma langsung yaitu benturan pada tulang, biasanya penderita
terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhater mayor langsung terbentur dengan benda
keras (jalanan). Trauma tidak langsung yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan,
misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi. Trauma ringan yaitu keadaan yang dapat
menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh atau underlying deases atau fraktur
patologis (Sjamsuhidayat dkk, 2010).
Menurut Ballinger (1999), teknik pemeriksaan ossa cruris menggunakan proyeksi :
1. Anteroposterior (AP)
2. Lateral
3. AP obliq medial rotation
4. AP obliq lateral rotation
Menurut Bontrager (2014), pemeriksaan ossa cruris pada kasus trauma menggunakan
proyeksi AP dan lateral cross table. Pemeriksaan radiografi ossa cruris bertujuan untuk melihat
kelainan-kelainan yang terdapat pada ossa cruris. Pada proyeksi AP, pasien diposisikan supine di
atas meja pemeriksaan, kedua kaki diluruskan, kaset diletakkan dibawah cruris dan memasukkan
knee joint dan ankle joint dalam daerah penyinaran, arah sinar vertikal tegak lurus terhadap
kaset, diarahkan ke medial cruris. Untuk proyeksi lateral, posisi pasien sama saat pemeriksaan
proyeksi AP, kaset diletakkan secara cross table di antara kedua kaki, penggunaan penopang di
bawah kaki yang cedera agar berada dipertengahan kaset, sinar diatur horizontal dari sisi lateral
pasien dan tegak lurus terhadap kaset diarahkan ke medial cruris.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Teknik Pemeriksaan Radiografi Ossa Cruris Pada Kasus Fraktur 1/3 Medial Tibia-
Fibula di Instalasi Radiologi”. Dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana teknik
pemeriksaan ossa cruris pada kasus fraktur, dan kenapa pemeriksaannya hanya menggunakan
proyeksi AP dan lateral cross table.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode simulasi pemeriksaan radiografi ossa cruris
dengan kasus fraktur 1/3 medial tibia-fibula di instalasi radiologi. Waktu penelitian 15-18 Juni
2020, di instalasi radiologi, dilakukan pada 1 pasien, variable bebas teknik pemeriksaan ossa
cruris dan variable terikat hasil pemeriksaan ossa cruris. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan observasi dan studi literature (kepustakaan) yaitu dengan mempelajari buku, jurnal,
makalah dan sumber – sumber lain untuk mendapatkan dasar–dasar ilmiah yang berhubungan
dengan pemeriksaan radiografi fraktur 1/3 medial tibia-fibula. Data yang diperoleh dibuat dalam
bentuk transkip, selanjutnya dilakukaan reduksi data dan kategisasi data, kemudian dilakukaan
koding untuk mempermudah dalam pengkajian data dan ditarik kesimpulan.
HASIL
A. Identitas pasien
Nama : No Name
Tanggal lahir :-
Alamat :-
Jenis kelamin :-
No RM :-
Klinis : Fraktur
Gambar (a) : Hasil radiograf proyeksi Gambar (b) : Hasil radiograf proyeksi
AP pada pemeriksaan ossa cruris lateral cross table pada pemeriksaan ossa
Sinistra; Tampak fraktur spiral 1/3 cruris sinistra; Tampak fraktur spiral 1/3
medial tibia-fibula sinistra medial tibia-fibula sinistra
KESIMPULAN
Penggunaan AP dan lateral cross table pada pemeriksaan ossa cruris pada kasus fraktur
dapat meminimalkan pergerakan sehingga dapat mengurangi rasa sakit pasien, dan dengan
digunakan teknik lateral cross table dapat mempelihatkan hasil radiograf lateral ossa cruris tanpa
melakukan pergerakan yang signifikan.
SARAN
Sebaiknya petugas radiologi mengambil keputusan yang tepat untuk meminimalkan atau
meniadakan kesalahan agar tidak terjadinya pengeksposan ulang, serta tindakan radiologi
harusnya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien untuk menegakkan diagnosis.
DAFTAR PUSTAKA