Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN , VOLUME. 5, NO.

1, MARET 2019: 10 - 21

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI ANTARA PEMBERIAN TERAPI BACK


MASSAGE DENGAN RELAKSASI GENGGAM JARI PADA PASIEN POST
LAPARATOMI

Rizky Tiara Damayanti1, Isnaeni1, Joko Wiyono1


1
Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77 C Malang
rizkytiara67@gmail.com

DIFFERENCES PAIN INTENSITY BETWEEN BACK MASSAGE THERAPY AND


FINGER HOLD RELAXATION IN PATIEN POST LAPARATOMY

Abstract: Laparatomy is a frequent abdominal surgical procedure. The mostly problem during post
surgery is pain accompanied by the appearance of physiological response. One of the nursing self-
care actions for non-pharmacologic pain management and relaxing effects is back massage therapy
and fingerhold relaxation. This study aims to determine the difference in pain intensity between back
massage therapy with finger hold relaxation in patients undergoing laparotomy surgery at RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi. This research has been done ethical clearance test before result test. Design the
research used comparative study with two groups pre test-post test without control design. The
sampling technique used is purposive sampling with 2 groups with 17 respondents each other. The test
used in this study is the Paired T Test and Independent test. The results showed that the mean intensity
of pain prior to back massage therapy was 4.21 and after back massage therapy to 3.19 whereas the
mean intensity of pain before finger hold relaxation was 4.01 and after finger hold relaxation to 2.94.
The result of paired t test statistic test showed that there was significant difference of pain intensity
before and after back massage therapy and finger hand hold relaxation with p-value = 0.000 (p
<0,05) and in independent test statistic test showed that there was no significant difference to the
intensity pain between back massage therapy with finger hold relaxation with p-value = 0.312 (p>
0,05) which means therapy and relaxation is able to decrease the intensity of pain. Thus back massage
therapy and finger hand relaxation can be a reference and nursing intervention in the handling of post
operative patients, especially Laparotomy.
Keywords: Post Laparatomy, Pain Intensity, Back Massage Therapy, Finger Hold Relaxation.

Abstrak: Laparatomi merupakan prosedur pembedahan pada abdomen yang sering dilakukan.
Masalah yang sering timbul saat post operasi adalah nyeri sehingga timbul respons fisiologis. Salah
satu tindakan mandiri keperawatan untuk manajemen nyeri secara non-farmakologis dan memberikan
efek relaksasi adalah terapi back massage dan relaksasi genggam jari. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan intensitas nyeri antara pemberian terapi back massage dengan relaksasi
genggam jari pada pasien yang mengalami pembedahan laparatomi di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Penelitian ini sudah dilakukan uji kelayakan etik sebelum uji hasil. Desain Penelitian ini
menggunakan comparative study dengan pendekatan two group pre test - post test without control
design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel 2 kelompok
masing-masing kelompok berjumlah 17 responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji Paired T Test dan uji Independent Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata intensitas
nyeri sebelum terapi back massage adalah 4,21 dan sesudah terapi back massage menjadi 3,19
sedangkan rata-rata intensitas nyeri sebelum relaksasi genggam jari adalah 4,01 dan sesudah
relaksasi genggam jari menjadi 2,94. Hasil uji statistik paired t test menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan intensitas nyeri yang signifikan sebelum dan sesudah terapi back massage dan relaksasi
genggam jari dengan p-value=0,000 (p<0,05) dan pada uji statistik independent test menunjukan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap intensitas nyeri antara pemberian terapi
back massage dengan relaksasi genggam jari dengan nilai p-value=0,312 (p>0,05) yang berarti

10
Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi...

terapi dan relaksasi ini mampu menurunkan intensitas nyeri. Dengan demikian terapi back massage
dan relaksasi genggam jari dapat menjadi referensi dan intervensi keperawatan dalam penanganan
pasien post operasi khususnya Laparatomi.
Kata Kunci: Post Laparatomi, Intensitas Nyeri, Terapi Back Massage, Relaksasi Genggam Jari

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 11


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN , VOLUME. 5, NO. 1, MARET 2019: 10 - 20

PENDAHULUAN sudah tidak memblok serabut penghantar nyeri


(Shofiyah, 2014). Nyeri merupakan suatu
Laparatomi merupakan salah satu
sensori subjektif dan pengalaman emosional
prosedur pembedahan mayor yaitu berupa
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan
tindakan operasi dengan cara membuka
kerusakan jaringan yang aktual, potensial, atau
dinding abdomen dan peritoneum (Wibowo,
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian saat
2008). Laparotomi dilakukan pada pasien yang
terjadi kerusakan (Smeltzer, 2002 dalam
mengalami trauma abdomen (tumpul dan
Andarmoyo 2013).
tajam) atau ruptur hepar, peritonitis,
perdarahan saluran pencernaan (Internal Dalam dunia keperawatan, perawat
Blooding), sumbatan pada usus halus dan usus memiliki peran penting dalam mengatasi nyeri.
besar, masa pada abdomen dan juga sering kali Proses keperawatan ini dilakukan untuk
dilakukan pada bagian obstetri dan ginekologi meminimalisir kerusakan saraf yang dianggap
yaitu pada operasi sectio caesarea (Jitowiyono, sebagai salah satu penyebab nyeri pasca
2012). Berdasarkan data tabulasi Nasional operasi. Tindakan keperawatan yang tepat
Departemen Kesehatan RI (2011) tindakan diperlukan untuk mengeblok rasa nyeri
bedah salah satunya yaitu laparatomi sehingga menstabilkan kondisi pasien dan
meningkat 20% dari 1.320 kasus menjadi dapat mencegah komplikasi serta dapat
1.567 kasus. Dari data tersebut dapat memberikan rasa nyaman dan tidak
disimpulkan terdapat peningkatan sebanyak mengganggu kualitas hidup pasien. Dengan
247. mengkaji dan memahami nyeri yang dialami
oleh pasien perawat mampu mengembangkan
Masalah yang sering muncul pada post
penanganan yang tepat untuk mengurangi
operasi adalah nyeri pasca pembedahan. Hal
nyeri. Terdapat dua manajemen di dalam
ini disebabkan karena pada pasca pembedahan
mengatasi mengatasi nyeri, yaitu manajemen
akan terjadi perlukaan (insisi) yang
farmakologis dan manajemen non-
menyebabkan kerusakan jaringan (cell injury)
farmakologis. Manajemen farmakologis yaitu
sebagai stimulus mekanik. Adanya cell injury
dengan cara pemberian obat analgesik yang
akan menyebabkan pelepasan mediator
dapat menurunkan intensitas nyeri. Sedangkan
histamin, bradikinin, prostaglandin yang akan
manajemen non-farmakologis yaitu dengan
ditangkap oleh reseptor nyeri (nociceptor)
cara pemberian teknik distraksi maupun
sebagai impuls nyeri yang akan dihantar ke
relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi
sistem saraf pusat (SSP) melalui serabut saraf
nyeri yang dialami oleh pasien.
perifer dan akan dipersepsikan sebagai respons
nyeri (Potter & Perry, 2006). Selain itu nyeri Beberapa tindakan yang mampu
juga disebabkan oleh efek anastesi yang mulai mengurangi nyeri yaitu tindakan terapi back
habis, hal ini disebabkan karena efek molekul massage dan relaksasi genggam jari. Teknik
biokimia yang memblok neurotransmiter back massage merupakan salah satu teknik

12 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873


Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi...

manajemen nyeri non-farmakologi yang dapat 0,001 (p < α ) pada kelompok perlakuan, hal
dilakukan. Massage merupakan tindakan ini membuktikan bahwa ada pengaruh
melakukan tekanan tangan pada jaringan pemberian relaksasi genggam jari terhadap
lunak, biasanya otot, tendon, atau ligamentum, penurunan intensitas nyeri pada pasien sectio
tanpa menyebabkan pergerakan atau caesarea. Kedua teknik manajemen nyeri
perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, tersebut sama-sama berpengaruh terhadap
menghasilkan relaksasi, dan atau memperbaiki nyeri post operasi namun belum ada yang
sirkulasi (Astarani, 2015). Sedangkan teknik meneliti tentang perbedaan intensitas nyeri
genggam jari menurut Liana (2008 dalam antara pemberian terapi back massage dengan
Pinandita, 2012) merupakan teknik relaksasi relaksasi genggam jari pada pasien post
yang sangat sederhana dan mudah dilakukan laparotomi.
oleh siapapun yang berhubungan dengan jari
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
tangan serta aliran energi di dalam tubuh kita,
yang dilakukan di RSUD Ngudi Waluyo
teknik genggam jari ini biasa disebut dengan
Wlingi pada tanggal 15 Desember 2017
fingerhold.
didapatkan data 3 bulan terakhir yaitu bulan
Dalam penelitian Wirya & Duma September hingga November 2017 pasien
(2011), yang berjudul Pengaruh Pemberian dengan tindakan pembedahan laparotomi
Masase Punggung Dan Teknik Relaksasi sebanyak 170 pasien. Sebagian besar klien
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas post operasi laparotomi merasakan nyeri
Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi Di Zaal akibat pembedahan pada hari pertama. Hasil
C RS HKBP menyatakan bahwa pasien post wawancara dengan salah satu perawat di ruang
appendiktomi yang berjumlah 12 diberikan bedah RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
terapi nonfarmakologi massase punggung dan didapatkan informasi tambahan bahwa
nafas dalam didapatkan hasil nilai P=0,017 < α tindakan untuk mengatasi nyeri post operasi
= 0,05, membuktikan bahwa ada pengaruh yaitu dengan pemberian obat analgesic (obat
pemberian masase punggung dan teknik anti nyeri) sesuai dengan resep dokter, selain
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan itu pelaksanaan manajemen nyeri non
intensitas nyeri pada pasien post farmakologi belum sepenuhnya dilakukan
Appendiktomi. Sedangkan penelitian yang perawat hanya menginstruksikan kepada klien
dilakukan oleh Ma’rifah (2015) yang berjudul untuk melakukan nafas dalam untuk
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap mengurangi rasa nyeri, dan untuk anak-anak
Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Post upaya mengurangi rasa nyeri sewaktu
Operasi Sectio Caesarea Di RSUD Prof. Dr. pembersihan luka yaitu dengan diajak
Margono Soekardjo Purwokerto menyatakan berbicara untuk mengalihkan perhatian.
bahwa dari 30 responden yang terbagi menjadi Manajemen nyeri non-famakologi seperti
2 kelompok didapatkan hasil nilai P value terapi back massage dan teknik relaksasi

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 13


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN , VOLUME. 5, NO. 1, MARET 2019: 10 - 20

genggam jari belum pernah dilakukan di pengukuran perubahan intensitas nyeri post
Ruang Bougenville (Bedah) dan Ruang laparatomi. Skala pengukuran nyeri dalam
Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. penelitian ini menggunakan NRS (Numeric
Rating Scale) yang terdiri dari angka 0 sampai
Atas dasar kajian tersebut, maka perlu
10
dilakukan kajian lebih jauh mengenai
Pengolahan dan analisis data
perbedaan intensistas nyeri antara pemberian
Pengolahan data menggunakan proses
terapi back massage dengan relaksasi
editing, coding, entri data dan cleaning..
genggam jari pada pasien post laparatomi.
Analisa data menggunakan uji paired t test dan
Penelitian ini bertujuan untuk
independent test yang sebelumnya sudah diuji
mengetahui perbedaan intensitas nyeri antara
dengan normalitas data yaitu uji Kolmogorov-
pemberian terapi back massage dengan
Smirnov. Data disajikan dalam bentuk diagram
relaksasi genggam jari pada pasien post
batang, tabel , dan narasi.
laparatomi di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan Hasil intensitas nyeri pada pasien post
metode penelitian eksperimen semu (Quasy laparatomi sebelum dan sesduah diberikan
Experiment). penelitian ini menggunakan terapi back massage dan relaksasi genggam
rancangan two group pretest-posttest without jari.
control design. Dengan sudah dilakukan
Tabel 4.1 Intensitas Nyeri Responden sebelum
observasi pertama (pretest) yang
dan sesudah dilakukan tindakan terapi back
memungkinkan menguji perubahan yang massage di Ruang Bougenville dan Ruang
Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
terjadi setelah adanya eksperimen atau
intervensi (Notoatmodjo, 2012).

Populasi penelitian ini adalah klien


post laparotomi di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi yaitu 170 pasien selama kurun waktu
tiga bulan mulai bulan Juli sampai September
Tabel 4.2 Intensitas Nyeri Responden sebelum
2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan dan sesudah dilakukan tindakan relaksasi
genggam jari di Ruang Bougenville dan Ruang
cara non-probability sampling dengan teknik
Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Purposive Sampling. Berdasarkan penelitian didapatkan
Metode pengumpulan data hasil rata-rata intensitas nyeri pada kelompok
menggunakan kuisioner berisi daftar terapi back massage dan relaksasi genggam
pertanyaan tentang karakteristik responden jari seluruh responden mengalami nyeri pada
(nama, usia, pengalaman operasi, dan intensitas nyeri sedang dan setelah dilakukan
pengalaman nyeri sebelumnya) dan skala

14 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873


Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi...

24 jam post operasi laparatomi dikarenakan


untuk mengurangi efek dari obat-obatan
anastesi dan relaksasi otot sudah mulai
berkurang sehingga responden bisa kooperatif
untuk dilakukan intervensi terapi back
massage dan relaksasi genggam jari. Sehingga,
intervensi seluruh responden pemilihan 24 jam post operasi merupakan
mengalami nyeri ringan. Hasil analisis dari salah satu sebab agar intervensi terapi back
kedua intervensi ini p value = 0,000, hal ini massage dan relaksasi genggam jari yang
menunjukkan bahwa kedua metode intervensi membutuhkan kerja sama dari responden ini
ini mempunyai pengaruh bermakna dalam dapat berjalan sesuai prosedur sehingga efek
menurunkan intensitas nyeri. terapi berhasil dicapai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor kedua yang mempengaruhi


intensitas nyeri sebelum diberikan intervensi intensitas nyeri sebelum terapi back massage
pada kedua kelompok yaitu: Waktu Pertama dan relaksasi genggam jari adalah jenis
Pengambilan Data, Jenis Anestesi, anastesi. Pada kedua kelompok masing-masing
Pengalaman Operasi Sebelumnya, Jenis 3 orang diberikan jenis anestesi General
operasi. Anesthesia dan 14 orang diberikan jenis

Faktor pertama yang dapat anestesi Sub Arachnoid Block. Waktu paruh

memengaruhi intensitas nyeri adalah waktu obat anastesi umum antara 2-4 jam tergantung

pertama pengambilan data intensitas nyeri. jenis obatnya (Katzung,2002). Sedangkan

Pada penelitian ini, waktu pertama yang Gruendemann (2006) menyatakan bahwa klien

dilakukan untuk mengobservasi intensitas dengan anastesi spinal akan pulih selama 4-6

nyeri sebelum dilakukan terapi back massage jam setelah operasi, sehingga pasien akan

dan relaksasi genggam jari adalah pada hari merasakan nyeri yang hebat setelah operasi

pertama post operasi laparatomi (≥24 jam post karena pengaruh obat anastesi sudah hilang.

laparatomi) dimana pasien telah pulih dan Sehingga, menurut peneliti responden dengan

kooperatif serta sudah tidak mendapat jenis General Anestesi akan lebih cepat

perawatan lagi di recovery room. Hal ini merasakan nyeri daripada responden yang

sesuai dengan teori Ekstein (2006) dalam mendapatkan jenis anestesi Sub Arachnoid

jurnal penelitian Pinandita,I., et al (2012) yang Block.

menyatakan bahwa intensitas nyeri pada Faktor ketiga yang dapat memengaruhi
pembedahan laparaskopi dan laparatomi pada intensitas nyeri sebelum intervensi adalah
0-4 jam post operasi masuk dalam kategori pengalaman operasi sebelumnya. Pada
hebat dan setelah 24 jam nyeri berkurang. kelompok terapi back massage 14 dari 17
Menurut peneliti, pengambilan data dilakukan responden diantaranya belum pernah

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 15


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN , VOLUME. 5, NO. 1, MARET 2019: 10 - 20

mengalami operasi sebelumnya, sedangkan orang menjalani operasi cholesistectomy


pada kelompok relaksasi genggam jari 13 dari dengan insisi kocher. Sedangkan, pada
17 responden diantaranya belum pernah kelompok relaksasi genggam jari hampir
mengalami opereasi sebelumnya. Menurut setengahnya atau 6 orang menjalani jenis
analisis peneliti, hal tersebut dapat operasi sectio caesarea dengan insisi
memengaruhi mekanisme koping pada pfannenstiel, sejumlah 2 orang menjalani
responden penelitian terhadap nyeri yang operasi laparatomy dengan insisi median,
dialami. Responden yang belum pernah sejumlah 1 orang menjalani operasi
mengalami operasi sebelumnya belum mampu appendectomy dengan jenis insisi mc. Burney,
untuk mengatasi dan mentoleransi nyeri yang sejumlah 6 orang menjalani operasi
dialami dibandingkan dengan pasien yang herniotomy hernioraphy dengan jenis insisi
pernah menjalani operasi sebelumnya. Hal Mc.burney dan Rutherford-morrison dan 1
tersebut didukung oleh teori Potter & Perry orang menjalani operasi cholesistectomy
(2006) yang menyatakan bahwa setiap dengan insisi kocher. Menurut analisis
individu belajar dari pengalaman nyeri. peneliti, jenis operasi turut mempengaruhi
Menurut peneliti apabila individu mengalami seberapa besar tingkat kerusakan jaringan serta
nyeri yang sama berulang-ulang dan nyeri nyeri yang akan ditimbulkan dari jenis operasi
tersebut berhasil dihilangkan akibatnya klien tersebut. Pembedahan dengan jenis insisi
lebih siap untuk melakukan tindakan-tindakan pfannenstiel dan median akan menimbulkan
yang mampu untuk menghilangkan nyeri. intensitas nyeri yang lebih tinggi dikarenakan
Apabila seorang klien tidak pernah merasakan memiliki insisi yang lebih panjang
nyeri, maka persepsi pertama nyeri dapat dibandingkan dengan jenis insisi mc. Burney.
menganggu koping terhadap nyeri. Hal tersebut sesuai dengan teori Brown dan
Goodfellow (2008) menyatakan tentang insisi
Faktor keempat yang dapat
bahwa letak insisi transversal dan insisi
mempengaruhi intensitas nyeri sebelum
midline pada pasien yang menjalani tindakan
dilakukan intervensi adalah jenis operasi. Pada
Hemikolektomy menunjukkan bahwa pasien
kelompok terapi back massage sebagian besar
pasca bedah abdomen merasakan nyeri lebih
responden atau 9 orang mengalami jenis
ringan pada letak insisi transversal (termasuk
operasi sectio caesarea dengan insisi
insisi oblik) dibandingkakn insisi midline dan
fannenstiel, sejumlah 2 orang menjalani
insisi vertical.
operasi laparatomy dengan insisi median,
Hasil intensitas nyeri pada pasien post
sejumlah 1 orang menjalani operasi
laparatomi sesudah diberikan terapi back
appendectomy dengan jenis insisi mc. Burney,
massage dan relaksasi genggam jari.
sejumlah 4 orang menjalani operasi
Tabel 4.3 Hasil Analisis Intensitas nyeri
herniotomy hernioraphy dengan jenis insisi
setelah diberi perlakuan teknik terapi back
Mc. burney dan Rutherford-morrison, dan 1 massage dan teknik relaksasi genggam jari
pada pasien post laparatomi di Ruang

16 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873


Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi...

Bougenvile dan Ruang Cempaka RSUD Ngudi ditekan mengirim sinyal melalui salah satu
Waluyo Wlingi.
pusat nyeri, yaitu sumsum tulang belakang,
dalam perjalanannya lebih cepat daripada rasa
sakit sehingga dapat mengurangi nyeri.
Tindakan utama massage dianggap “menutup
gerbang” untuk menghambat perjalanan
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil
rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi
analisis menggunakan uji statistik uji
pada sistem saraf pusat. Selanjutnya,
Independent Test Asymp. Sig. (2-tailed) atau
rangsangan taktil dan perasaan positif, yang
p-value sebesar 0,312. Karena nilai 0,312 >
berkembang ketika dilakukan bentuk sentuhan
(0,05), maka H1 ditolak yang artinya tidak
yang penuh perhatian dan empatik, bertindak
ada perbedaan intensitas nyeri antara yang
memperkuat efek masase untuk
diberikan terapi back massage dengan yang
mengendalikan nyeri, karena itu back massage
diberikan relaksasi genggam jari.
sangat efektif dalam memberikan perasaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
rileks dan nyaman sehingga dapat
penurunan intensitas nyeri dari masing-masing
mempengaruhi skala nyeri pada pasien post
kelompok adalah dari intervensi terapi back
operasi abdomen (Sulastyo Andarmoyo,
massage dan relaksasi genggam jari.
2013). Peneliti berasumsi bahwa tindakan
Faktor yang dapat memengaruhi
terapi back massage ini mampu mengurangi
intensitas nyeri adalah intervensi terapi back
nyeri dikarenakan massage atau pijatan efektif
massage yang dilakukan selama 2 kali dalam
dalam memberikan relaksasi fisik dan mental,
sehari selama 15 menit dapat menurunkan
mengurangi ketegangan otot, meningkatkan
intensitas nyeri sebesar 1,01 pada 17
sirkulasi darah serta mampu merangsang dan
responden post operasi laparatomi di Ruang
meningkatkan system saraf sehingga efektif
Bougenvile dan Ruang Cempaka RSUD Ngudi
dalam mengurangi nyeri. Hal ini sejalan
Waluyo Wlingi dikarenakan dengan
dengan penlitian yang dilakukan oleh Wirya &
melakukan massage atau melakukan tekanan
Duma (2011), mengenai Pengaruh Pemberian
pada tangan pada jaringan lunak, biasanya
Masase Punggung Dan Teknik Relaksasi
otot, tendon, atau ligamentum, tanpa
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas
menyebabkan pergerakan atau perubahan
Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi Di Zaal
posisi sendi untuk meredakan nyeri,
C RS HKBP menyatakan bahwa pasien post
menghasilkan relaksasi, dan/ memperbaiki
appendiktomi yang berjumlah 12 diberikan
sirkulasi (Haldeman, 1994:125; Mobily, dkk.,
terapi nonfarmakologi massase punggung dan
1994:39-40 dalam Mander, 2004). Menurut
nafas dalam didapatkan hasil nilai P=0,017 < α
Astarani (2015) Back Massage dapat
= 0,05.
mempengaruhi penurunan skala nyeri hal ini
Faktor yang dapat memengaruhi
disebabkan karena sel-sel saraf pada kulit yang
intensitas nyeri adalah intervensi relaksasi

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 17


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN , VOLUME. 5, NO. 1, MARET 2019: 10 - 20

genggam jari yang dilakukan selama 2 kali Post Operasi Sectio Caesarea Di RSUD Prof.
dalam sehari selama 10 menit dapat Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
menurunkan intensitas nyeri sebesar 1,07 pada menyatakan bahwa dari 30 responden yang
17 responden post operasi laparatomi di Ruang terbagi menjadi 2 kelompok didapatkan hasil
Bougenvile dan Ruang Cempaka RSUD Ngudi nilai P value 0,001 (p < α ).
Waluyo Wlingi dikarenakan dengan Namun secara deskriptif relaksasi
melakukan relaksasi genggam jari menurut genggam jari apabila dibandingkan dengan
menurut Liana (2008, dalam jurnal Pinandita, terapi back massage terdapat perbedaan selisih
2012) mengemukakan bahwa menggenggam penurunan intensitas nyeri pada relaksasi
jari sambil menarik nafas dalam-dalam genggam jari lebih besar dibandingkan dengan
(relaksasi) dapat mengurangi dan terapi back massage yang disebabkan, karena
menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi mekanisme kerja relaksasi genggam jari
serta mampu mrilksasikan otot, karena dengan cara menggenggam jari sambil
genggaman jari akan menghangatkan titik-titik menarik nafas dalam-dalam dapat mengurangi
keluar dan masuknya energi pada meredian ketegangan fisik dan emosi, teknik tersebut
(energi channel) yang terletak pada jari tangan nantinya dapat menghangatkan titik-titik
kita. Puwahang (2011, dalam jurnal Pinandita, keluar masuknya energy meridian (energy
2012) mengatakan bahwa titik-titik refleksi chanel) yang terletak pada jari tangan kita,
pada tangan akan memberikan rangsangan sehingga mampu memberikan rangsangan
secara refleks (spontan) pada saat genggaman. secara reflek (spontan saat genggaman).
Rangsangan tersebut akan mengalirkan Rangsangan yang didapat nantinya akan
semacam gelombang kejut atau listrik menuju mengalirkan gelombang menuju ke otak,
otak. Gelombang tersebut diterima otak dan kemudian dilanjutkan ke saraf pada organ
diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju tubuh yang mengalami gangguan, sumbatan di
saraf pada organ tubuh yang mengalami jalur energy menjadi lancar.
gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi Secara umum, hasil penelitian ini sejalan
menjadi lancar. Peneliti berasumsi bahwa dengan kebenaran teori Smeltzer (2001)
tindakan non farmakologi yaitu pemberian bahwa tindakan non-farmakologis dapat
teknik relaksasi genggam jari dapat membantu dalam menghilangkan nyeri.
menyebabkan responden merasa rileks yang Meskipun tindakan tersebut bukan merupakan
dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh pengganti obat-obatan, tindakan tersebut
sehingga relaksasi genggam jari ini efektif mungkin diperlukan atau sesuai untuk
dalam mengurangi nyeri yang dialami mempersingkat episode nyeri yang
responden. Hal ini sejalan dengan penelitian berlangsung hanya beberapa detik dan menit.
yang dilakukan oleh Ma’rifah (2015) Salah satunya yaitu terapi back massage
mengenai Efektifitas Relaksasi Genggam Jari dan relaksasi genggam jari yang dapat
Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien memberikan efek merileksasikan tubuh

18 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873


Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi...

sehingga dapat mengurangi nyeri. Hasil jari pada pasien post laparatomi. Hal ini
penelitian ini menunjukkan bahwa terapi back dapat dilihat bahwa terapi back massage
massage dan relaksasi genggam jari sama- dan relaksasi genggam jari berpengaruh
sama efektif dalam menurunkan intensitas dalam menurunkan intensitas nyeri, dan
nyeri. Sehingga tidak terdapat perbedaan dapat disimpulkan kedua bahwa kedua
intensitas nyeri setelah diberikan terapi back metode ini sama-sama efektif dalam
massage maupun relaksasi genggam jari. Dari menurunkan intensitas nyeri.
penelitian dapat disimpulkan bahwa terapi Saran
back massage dan relaksasi genggam jari 1) Bagi Klien
sama-sama efektif dalam menurunkan Agar klien dapat melakukan manajemen
intensitas nyeri. nyeri non – farmakologi yaitu terapi back
massage dan relaksasi genggam jari untuk
PENUTUP
Kesimpulan: mengatasi nyeri yang dirasakan tanpa
1) Intensitas nyeri seluruh responden sebelum bergantung pada obat dan perawat.
diberikan terapi back massage adalah nyeri 2) Bagi Rumah Sakit
sedang dan setelah dilakukan terapi back Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
massage seluruh responden mengalami sebagai bahan masukkan dalam upaya
nyeri ringan, hal ini disebabkan oleh peningkatan mutu pelayanan keperawatan
beberapa faktor diantaranya, waktu dalam hal penanganan nyeri non
pertama pengambilan data, jenis anatesi, farmakologi.
pengalaman operasi sebelumnya, jenis 3) Bagi Perawat
operasi, dan usia. - Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
2) Intensitas nyeri seluruh responden sebelum yang ada di Ruang Bougenville dan Ruang
diberikan relaksasi genggam jari adalah Cempaka dapat memberikan terapi non
nyeri sedang dan setelah dilakukan farmakologi seperti terapi back massage
relaksasi genggam jari seluruh responden dan relaksasi genggam jari dalam upaya
mengalami nyeri ringan, hal ini disebabkan untuk menurunkan tingkat nyeri pada
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pasien post operasi.
nyeri diantaranya, waktu pertama - Perawat juga perlu mengajarkan indikasi
pengambilan data, jenis anatesi, dan kontra indikasi serta teknik terapi back
pengalaman operasi sebelumnya, jenis massage dan relaksasi genggam jari
operasi, dan usia. kepada pasien dan keluarga sehingga
3) Hasil analisa statistik menggunakan uji keluarga dapat melalukan terapi saat
Independent Test didapatkan nilai p – value dirumah.
sebesar 0,312 yang berarti tidak ada 4) Bagi Peneliti Selanjutnya
perbedaan intensitas nyeri antara pemberian Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
terapi back massage dan relaksasi genggam terapi back massage dengan relaksasi

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 19


JURNAL KEPERAWATAN TERAPAN , VOLUME. 5, NO. 1, MARET 2019: 10 - 20

genggam jari untuk diterapkan pada operasi Hidayat, A. A. 2012. Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2.Jakarta:
dengan jenis operasi yang berbeda selain itu
Salemba Medika.
untuk lebih menghomogenkan jenis
Hidayat, A. A. A. &Uliyah, M. 2014.
anastesia dan usia serta lebih
Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
memperhatikan faktor-faktor yang Buku 1, Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
mempengaruhi nyeri lainnya.
Hadibroto & Alam, 2006. Seluk Beluk
Pengobatan Alternatif dan
DAFTAR PUSTAKA
Komplementer. Jakarta Barat: PT Buana
Alimul A.A. 2014. Pengantar Kebutuhan Ilmu Populer.
Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika. Jitowiyono, S., & Kristiyanasari, W. 2012.
Asuhan Keperawatan Post Operasi
Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses Pendekatan Nanda, NIC NOC.
Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar- Yogyakarta: Nuhamedika.
Ruzz.
Katzung, Betram G.2002. Farmakologi Dasar
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural dan Klinis. Jakarta : Salemba Medika.
Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Ma’rifah, A. R. 2015. Efektifita sRelaksasi
Salemba Medika. Genggam Jari terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Astarani, K. 2015. Terapi Back Massage Caesarea di RSUD Prof. Dr.Margono
Menurunkan Nyeri pada Pasien Post Soekardjo Purwokerto. Artikel Penelitian.
Operasi Abdomen. Jurnal diterbitkan: JKA.2015;2(1): 63-67.
STIKES RS. Baptis Kediri. ISSN.
2407-7232. McGilvery.; 2004. Stress busting book of
massage, aromatherapy & yoga.
Becker, J. 2007. Terapi Pijat Memijat Diri London: Hermes House.
Sendiri Guna Memperoleh Kesehatan
Fisik dan Psikis. Jakarta: PT Prestasi McEwen, D. 2015. Alexander's Care of the
Putakarya. Patient In Surgery, 15th Edition.
Missouri: Elsevier Mosby.
Depkes.2011. Riset Kesehatan Dasar,
(Online), (http://www.depkes.go.id/, Muhlisin, A. Tanpa Tahun. Menilai Skala
diakses pada25 Desember 2017). Nyeri. ( (http://mediskus.com/
penyakit/menilai-skala-nyeri, diakses
Gruendemann, & Barbara, J. 2006. Buku pada 25 Oktober 2017).
Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. 2
Praktik. Jakarta: EGC. Muttaqin, A. 2011. Pengkajian Keperawatan
Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta:
Hamdayani, 2012. Pengaruh Pemberian Salemba Medika.
Masase Kulit Terhadap Penurunan
Sensasi Nyeri Sendi Pada Lansia Di Muttaqin, A., & Sari, K. 2013. Asuhan
PSTW Gau Mabaji Kabupatem Gowa. Keperawatan Perioperatif: Konsep,
Skripsi. Proses dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. A. 2009. Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Notoatmojdo, S. 2014. Metodologi Penelitian
Proses Keperawatan, Buku 1. Jakarta: Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Salemba Medika.

20 pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873


Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi...

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian.
Metodologi Penelitian Ilmu Bandung: Alfabeta.
Keperawatan: Pedoman, Skripsi, Tesis,
dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Tamsuri, A . 2007. Konsep dan
Jakarta: Salemba Medika. Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2015. Konsep dan Penerapan Trisnowiyoto, B. 2012. Ketrampilan Dasar


Metodologi Penelitian Ilmu Massage. Yogyakarta. Nuhamedika.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Wibowo, S. 2008. Pedoman Teknik Operasi
Pinandita, I. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi “OPTEK”. Surabaya: Airlangga
Genggam Jari terhadap Penurunan University Pers.
Intensitas Nyeri pada Pasien Post
Operasi Laparatomi. Jurnal Ilmiah Wirya, I. 2013. Pengaruh Pemberian Masase
Kesehatan Keperawatan. Punggung Dan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Penurunan Intensitas
Potter, P., & Perry, A. G. 2005.Buku Ajar Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi Di
Fundamental Keperawatan: Konsep, Zaal C Rs Hkbp Balige Tahun 2011.Jurnal
Proses danPraktik, Vol. 1, E/4. Jakarta: Keperawatan HKBP Balige, Vol.1 No.1:
EGC. Prodi D3 Keperawatan Akper HKBP
Balige, Tobasa, Sumut
Potter,& Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses,
danPraktik, Ed.4, Vol.2. Jakarta: EGC.

Setiadi. 2008. Konsep &Penulisan Riset


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan


Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Sofiyah, L. 2014. Pengaruh Teknik Relaksasi


Genggam Jari terhadap Perubahan Skala
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesarea di RSUD Prof. Dr.Margono
Soekardjo Purwokerto. Jurnal tidak
diterbitkan. Purwokerto:STIKes
Harapan Bangsa Purwokerto.

Sjamsuhidajat R, de Jong W., (2005). Buku


Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2.Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Sjamsuhidajat &Wim De Jong, (2011).Buku


Ajar IlmuBedah.Edisi 3. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne, 2001. Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
Volume 1. Jakarta: EGC.

Smeltzer, & Bare. 2002. Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8.
Jakarta: EGC.

pISSN 2443-1125 eISSN 2442-6873 21

You might also like