Professional Documents
Culture Documents
Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi Back Laparatomi
Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi Back Laparatomi
1, MARET 2019: 10 - 21
Abstract: Laparatomy is a frequent abdominal surgical procedure. The mostly problem during post
surgery is pain accompanied by the appearance of physiological response. One of the nursing self-
care actions for non-pharmacologic pain management and relaxing effects is back massage therapy
and fingerhold relaxation. This study aims to determine the difference in pain intensity between back
massage therapy with finger hold relaxation in patients undergoing laparotomy surgery at RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi. This research has been done ethical clearance test before result test. Design the
research used comparative study with two groups pre test-post test without control design. The
sampling technique used is purposive sampling with 2 groups with 17 respondents each other. The test
used in this study is the Paired T Test and Independent test. The results showed that the mean intensity
of pain prior to back massage therapy was 4.21 and after back massage therapy to 3.19 whereas the
mean intensity of pain before finger hold relaxation was 4.01 and after finger hold relaxation to 2.94.
The result of paired t test statistic test showed that there was significant difference of pain intensity
before and after back massage therapy and finger hand hold relaxation with p-value = 0.000 (p
<0,05) and in independent test statistic test showed that there was no significant difference to the
intensity pain between back massage therapy with finger hold relaxation with p-value = 0.312 (p>
0,05) which means therapy and relaxation is able to decrease the intensity of pain. Thus back massage
therapy and finger hand relaxation can be a reference and nursing intervention in the handling of post
operative patients, especially Laparotomy.
Keywords: Post Laparatomy, Pain Intensity, Back Massage Therapy, Finger Hold Relaxation.
Abstrak: Laparatomi merupakan prosedur pembedahan pada abdomen yang sering dilakukan.
Masalah yang sering timbul saat post operasi adalah nyeri sehingga timbul respons fisiologis. Salah
satu tindakan mandiri keperawatan untuk manajemen nyeri secara non-farmakologis dan memberikan
efek relaksasi adalah terapi back massage dan relaksasi genggam jari. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan intensitas nyeri antara pemberian terapi back massage dengan relaksasi
genggam jari pada pasien yang mengalami pembedahan laparatomi di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Penelitian ini sudah dilakukan uji kelayakan etik sebelum uji hasil. Desain Penelitian ini
menggunakan comparative study dengan pendekatan two group pre test - post test without control
design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel 2 kelompok
masing-masing kelompok berjumlah 17 responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji Paired T Test dan uji Independent Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata intensitas
nyeri sebelum terapi back massage adalah 4,21 dan sesudah terapi back massage menjadi 3,19
sedangkan rata-rata intensitas nyeri sebelum relaksasi genggam jari adalah 4,01 dan sesudah
relaksasi genggam jari menjadi 2,94. Hasil uji statistik paired t test menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan intensitas nyeri yang signifikan sebelum dan sesudah terapi back massage dan relaksasi
genggam jari dengan p-value=0,000 (p<0,05) dan pada uji statistik independent test menunjukan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap intensitas nyeri antara pemberian terapi
back massage dengan relaksasi genggam jari dengan nilai p-value=0,312 (p>0,05) yang berarti
10
Perbedaan Intensitas Nyeri Antara Pemberian Terapi...
terapi dan relaksasi ini mampu menurunkan intensitas nyeri. Dengan demikian terapi back massage
dan relaksasi genggam jari dapat menjadi referensi dan intervensi keperawatan dalam penanganan
pasien post operasi khususnya Laparatomi.
Kata Kunci: Post Laparatomi, Intensitas Nyeri, Terapi Back Massage, Relaksasi Genggam Jari
manajemen nyeri non-farmakologi yang dapat 0,001 (p < α ) pada kelompok perlakuan, hal
dilakukan. Massage merupakan tindakan ini membuktikan bahwa ada pengaruh
melakukan tekanan tangan pada jaringan pemberian relaksasi genggam jari terhadap
lunak, biasanya otot, tendon, atau ligamentum, penurunan intensitas nyeri pada pasien sectio
tanpa menyebabkan pergerakan atau caesarea. Kedua teknik manajemen nyeri
perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, tersebut sama-sama berpengaruh terhadap
menghasilkan relaksasi, dan atau memperbaiki nyeri post operasi namun belum ada yang
sirkulasi (Astarani, 2015). Sedangkan teknik meneliti tentang perbedaan intensitas nyeri
genggam jari menurut Liana (2008 dalam antara pemberian terapi back massage dengan
Pinandita, 2012) merupakan teknik relaksasi relaksasi genggam jari pada pasien post
yang sangat sederhana dan mudah dilakukan laparotomi.
oleh siapapun yang berhubungan dengan jari
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
tangan serta aliran energi di dalam tubuh kita,
yang dilakukan di RSUD Ngudi Waluyo
teknik genggam jari ini biasa disebut dengan
Wlingi pada tanggal 15 Desember 2017
fingerhold.
didapatkan data 3 bulan terakhir yaitu bulan
Dalam penelitian Wirya & Duma September hingga November 2017 pasien
(2011), yang berjudul Pengaruh Pemberian dengan tindakan pembedahan laparotomi
Masase Punggung Dan Teknik Relaksasi sebanyak 170 pasien. Sebagian besar klien
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas post operasi laparotomi merasakan nyeri
Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi Di Zaal akibat pembedahan pada hari pertama. Hasil
C RS HKBP menyatakan bahwa pasien post wawancara dengan salah satu perawat di ruang
appendiktomi yang berjumlah 12 diberikan bedah RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
terapi nonfarmakologi massase punggung dan didapatkan informasi tambahan bahwa
nafas dalam didapatkan hasil nilai P=0,017 < α tindakan untuk mengatasi nyeri post operasi
= 0,05, membuktikan bahwa ada pengaruh yaitu dengan pemberian obat analgesic (obat
pemberian masase punggung dan teknik anti nyeri) sesuai dengan resep dokter, selain
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan itu pelaksanaan manajemen nyeri non
intensitas nyeri pada pasien post farmakologi belum sepenuhnya dilakukan
Appendiktomi. Sedangkan penelitian yang perawat hanya menginstruksikan kepada klien
dilakukan oleh Ma’rifah (2015) yang berjudul untuk melakukan nafas dalam untuk
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap mengurangi rasa nyeri, dan untuk anak-anak
Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Post upaya mengurangi rasa nyeri sewaktu
Operasi Sectio Caesarea Di RSUD Prof. Dr. pembersihan luka yaitu dengan diajak
Margono Soekardjo Purwokerto menyatakan berbicara untuk mengalihkan perhatian.
bahwa dari 30 responden yang terbagi menjadi Manajemen nyeri non-famakologi seperti
2 kelompok didapatkan hasil nilai P value terapi back massage dan teknik relaksasi
genggam jari belum pernah dilakukan di pengukuran perubahan intensitas nyeri post
Ruang Bougenville (Bedah) dan Ruang laparatomi. Skala pengukuran nyeri dalam
Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. penelitian ini menggunakan NRS (Numeric
Rating Scale) yang terdiri dari angka 0 sampai
Atas dasar kajian tersebut, maka perlu
10
dilakukan kajian lebih jauh mengenai
Pengolahan dan analisis data
perbedaan intensistas nyeri antara pemberian
Pengolahan data menggunakan proses
terapi back massage dengan relaksasi
editing, coding, entri data dan cleaning..
genggam jari pada pasien post laparatomi.
Analisa data menggunakan uji paired t test dan
Penelitian ini bertujuan untuk
independent test yang sebelumnya sudah diuji
mengetahui perbedaan intensitas nyeri antara
dengan normalitas data yaitu uji Kolmogorov-
pemberian terapi back massage dengan
Smirnov. Data disajikan dalam bentuk diagram
relaksasi genggam jari pada pasien post
batang, tabel , dan narasi.
laparatomi di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan Hasil intensitas nyeri pada pasien post
metode penelitian eksperimen semu (Quasy laparatomi sebelum dan sesduah diberikan
Experiment). penelitian ini menggunakan terapi back massage dan relaksasi genggam
rancangan two group pretest-posttest without jari.
control design. Dengan sudah dilakukan
Tabel 4.1 Intensitas Nyeri Responden sebelum
observasi pertama (pretest) yang
dan sesudah dilakukan tindakan terapi back
memungkinkan menguji perubahan yang massage di Ruang Bougenville dan Ruang
Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
terjadi setelah adanya eksperimen atau
intervensi (Notoatmodjo, 2012).
Faktor pertama yang dapat anestesi Sub Arachnoid Block. Waktu paruh
memengaruhi intensitas nyeri adalah waktu obat anastesi umum antara 2-4 jam tergantung
Pada penelitian ini, waktu pertama yang Gruendemann (2006) menyatakan bahwa klien
dilakukan untuk mengobservasi intensitas dengan anastesi spinal akan pulih selama 4-6
nyeri sebelum dilakukan terapi back massage jam setelah operasi, sehingga pasien akan
dan relaksasi genggam jari adalah pada hari merasakan nyeri yang hebat setelah operasi
pertama post operasi laparatomi (≥24 jam post karena pengaruh obat anastesi sudah hilang.
laparatomi) dimana pasien telah pulih dan Sehingga, menurut peneliti responden dengan
kooperatif serta sudah tidak mendapat jenis General Anestesi akan lebih cepat
perawatan lagi di recovery room. Hal ini merasakan nyeri daripada responden yang
sesuai dengan teori Ekstein (2006) dalam mendapatkan jenis anestesi Sub Arachnoid
menyatakan bahwa intensitas nyeri pada Faktor ketiga yang dapat memengaruhi
pembedahan laparaskopi dan laparatomi pada intensitas nyeri sebelum intervensi adalah
0-4 jam post operasi masuk dalam kategori pengalaman operasi sebelumnya. Pada
hebat dan setelah 24 jam nyeri berkurang. kelompok terapi back massage 14 dari 17
Menurut peneliti, pengambilan data dilakukan responden diantaranya belum pernah
Bougenvile dan Ruang Cempaka RSUD Ngudi ditekan mengirim sinyal melalui salah satu
Waluyo Wlingi.
pusat nyeri, yaitu sumsum tulang belakang,
dalam perjalanannya lebih cepat daripada rasa
sakit sehingga dapat mengurangi nyeri.
Tindakan utama massage dianggap “menutup
gerbang” untuk menghambat perjalanan
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil
rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi
analisis menggunakan uji statistik uji
pada sistem saraf pusat. Selanjutnya,
Independent Test Asymp. Sig. (2-tailed) atau
rangsangan taktil dan perasaan positif, yang
p-value sebesar 0,312. Karena nilai 0,312 >
berkembang ketika dilakukan bentuk sentuhan
(0,05), maka H1 ditolak yang artinya tidak
yang penuh perhatian dan empatik, bertindak
ada perbedaan intensitas nyeri antara yang
memperkuat efek masase untuk
diberikan terapi back massage dengan yang
mengendalikan nyeri, karena itu back massage
diberikan relaksasi genggam jari.
sangat efektif dalam memberikan perasaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
rileks dan nyaman sehingga dapat
penurunan intensitas nyeri dari masing-masing
mempengaruhi skala nyeri pada pasien post
kelompok adalah dari intervensi terapi back
operasi abdomen (Sulastyo Andarmoyo,
massage dan relaksasi genggam jari.
2013). Peneliti berasumsi bahwa tindakan
Faktor yang dapat memengaruhi
terapi back massage ini mampu mengurangi
intensitas nyeri adalah intervensi terapi back
nyeri dikarenakan massage atau pijatan efektif
massage yang dilakukan selama 2 kali dalam
dalam memberikan relaksasi fisik dan mental,
sehari selama 15 menit dapat menurunkan
mengurangi ketegangan otot, meningkatkan
intensitas nyeri sebesar 1,01 pada 17
sirkulasi darah serta mampu merangsang dan
responden post operasi laparatomi di Ruang
meningkatkan system saraf sehingga efektif
Bougenvile dan Ruang Cempaka RSUD Ngudi
dalam mengurangi nyeri. Hal ini sejalan
Waluyo Wlingi dikarenakan dengan
dengan penlitian yang dilakukan oleh Wirya &
melakukan massage atau melakukan tekanan
Duma (2011), mengenai Pengaruh Pemberian
pada tangan pada jaringan lunak, biasanya
Masase Punggung Dan Teknik Relaksasi
otot, tendon, atau ligamentum, tanpa
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas
menyebabkan pergerakan atau perubahan
Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi Di Zaal
posisi sendi untuk meredakan nyeri,
C RS HKBP menyatakan bahwa pasien post
menghasilkan relaksasi, dan/ memperbaiki
appendiktomi yang berjumlah 12 diberikan
sirkulasi (Haldeman, 1994:125; Mobily, dkk.,
terapi nonfarmakologi massase punggung dan
1994:39-40 dalam Mander, 2004). Menurut
nafas dalam didapatkan hasil nilai P=0,017 < α
Astarani (2015) Back Massage dapat
= 0,05.
mempengaruhi penurunan skala nyeri hal ini
Faktor yang dapat memengaruhi
disebabkan karena sel-sel saraf pada kulit yang
intensitas nyeri adalah intervensi relaksasi
genggam jari yang dilakukan selama 2 kali Post Operasi Sectio Caesarea Di RSUD Prof.
dalam sehari selama 10 menit dapat Dr. Margono Soekardjo Purwokerto
menurunkan intensitas nyeri sebesar 1,07 pada menyatakan bahwa dari 30 responden yang
17 responden post operasi laparatomi di Ruang terbagi menjadi 2 kelompok didapatkan hasil
Bougenvile dan Ruang Cempaka RSUD Ngudi nilai P value 0,001 (p < α ).
Waluyo Wlingi dikarenakan dengan Namun secara deskriptif relaksasi
melakukan relaksasi genggam jari menurut genggam jari apabila dibandingkan dengan
menurut Liana (2008, dalam jurnal Pinandita, terapi back massage terdapat perbedaan selisih
2012) mengemukakan bahwa menggenggam penurunan intensitas nyeri pada relaksasi
jari sambil menarik nafas dalam-dalam genggam jari lebih besar dibandingkan dengan
(relaksasi) dapat mengurangi dan terapi back massage yang disebabkan, karena
menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi mekanisme kerja relaksasi genggam jari
serta mampu mrilksasikan otot, karena dengan cara menggenggam jari sambil
genggaman jari akan menghangatkan titik-titik menarik nafas dalam-dalam dapat mengurangi
keluar dan masuknya energi pada meredian ketegangan fisik dan emosi, teknik tersebut
(energi channel) yang terletak pada jari tangan nantinya dapat menghangatkan titik-titik
kita. Puwahang (2011, dalam jurnal Pinandita, keluar masuknya energy meridian (energy
2012) mengatakan bahwa titik-titik refleksi chanel) yang terletak pada jari tangan kita,
pada tangan akan memberikan rangsangan sehingga mampu memberikan rangsangan
secara refleks (spontan) pada saat genggaman. secara reflek (spontan saat genggaman).
Rangsangan tersebut akan mengalirkan Rangsangan yang didapat nantinya akan
semacam gelombang kejut atau listrik menuju mengalirkan gelombang menuju ke otak,
otak. Gelombang tersebut diterima otak dan kemudian dilanjutkan ke saraf pada organ
diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju tubuh yang mengalami gangguan, sumbatan di
saraf pada organ tubuh yang mengalami jalur energy menjadi lancar.
gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi Secara umum, hasil penelitian ini sejalan
menjadi lancar. Peneliti berasumsi bahwa dengan kebenaran teori Smeltzer (2001)
tindakan non farmakologi yaitu pemberian bahwa tindakan non-farmakologis dapat
teknik relaksasi genggam jari dapat membantu dalam menghilangkan nyeri.
menyebabkan responden merasa rileks yang Meskipun tindakan tersebut bukan merupakan
dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh pengganti obat-obatan, tindakan tersebut
sehingga relaksasi genggam jari ini efektif mungkin diperlukan atau sesuai untuk
dalam mengurangi nyeri yang dialami mempersingkat episode nyeri yang
responden. Hal ini sejalan dengan penelitian berlangsung hanya beberapa detik dan menit.
yang dilakukan oleh Ma’rifah (2015) Salah satunya yaitu terapi back massage
mengenai Efektifitas Relaksasi Genggam Jari dan relaksasi genggam jari yang dapat
Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien memberikan efek merileksasikan tubuh
sehingga dapat mengurangi nyeri. Hasil jari pada pasien post laparatomi. Hal ini
penelitian ini menunjukkan bahwa terapi back dapat dilihat bahwa terapi back massage
massage dan relaksasi genggam jari sama- dan relaksasi genggam jari berpengaruh
sama efektif dalam menurunkan intensitas dalam menurunkan intensitas nyeri, dan
nyeri. Sehingga tidak terdapat perbedaan dapat disimpulkan kedua bahwa kedua
intensitas nyeri setelah diberikan terapi back metode ini sama-sama efektif dalam
massage maupun relaksasi genggam jari. Dari menurunkan intensitas nyeri.
penelitian dapat disimpulkan bahwa terapi Saran
back massage dan relaksasi genggam jari 1) Bagi Klien
sama-sama efektif dalam menurunkan Agar klien dapat melakukan manajemen
intensitas nyeri. nyeri non – farmakologi yaitu terapi back
massage dan relaksasi genggam jari untuk
PENUTUP
Kesimpulan: mengatasi nyeri yang dirasakan tanpa
1) Intensitas nyeri seluruh responden sebelum bergantung pada obat dan perawat.
diberikan terapi back massage adalah nyeri 2) Bagi Rumah Sakit
sedang dan setelah dilakukan terapi back Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
massage seluruh responden mengalami sebagai bahan masukkan dalam upaya
nyeri ringan, hal ini disebabkan oleh peningkatan mutu pelayanan keperawatan
beberapa faktor diantaranya, waktu dalam hal penanganan nyeri non
pertama pengambilan data, jenis anatesi, farmakologi.
pengalaman operasi sebelumnya, jenis 3) Bagi Perawat
operasi, dan usia. - Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
2) Intensitas nyeri seluruh responden sebelum yang ada di Ruang Bougenville dan Ruang
diberikan relaksasi genggam jari adalah Cempaka dapat memberikan terapi non
nyeri sedang dan setelah dilakukan farmakologi seperti terapi back massage
relaksasi genggam jari seluruh responden dan relaksasi genggam jari dalam upaya
mengalami nyeri ringan, hal ini disebabkan untuk menurunkan tingkat nyeri pada
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pasien post operasi.
nyeri diantaranya, waktu pertama - Perawat juga perlu mengajarkan indikasi
pengambilan data, jenis anatesi, dan kontra indikasi serta teknik terapi back
pengalaman operasi sebelumnya, jenis massage dan relaksasi genggam jari
operasi, dan usia. kepada pasien dan keluarga sehingga
3) Hasil analisa statistik menggunakan uji keluarga dapat melalukan terapi saat
Independent Test didapatkan nilai p – value dirumah.
sebesar 0,312 yang berarti tidak ada 4) Bagi Peneliti Selanjutnya
perbedaan intensitas nyeri antara pemberian Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
terapi back massage dan relaksasi genggam terapi back massage dengan relaksasi
genggam jari untuk diterapkan pada operasi Hidayat, A. A. 2012. Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2.Jakarta:
dengan jenis operasi yang berbeda selain itu
Salemba Medika.
untuk lebih menghomogenkan jenis
Hidayat, A. A. A. &Uliyah, M. 2014.
anastesia dan usia serta lebih
Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
memperhatikan faktor-faktor yang Buku 1, Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
mempengaruhi nyeri lainnya.
Hadibroto & Alam, 2006. Seluk Beluk
Pengobatan Alternatif dan
DAFTAR PUSTAKA
Komplementer. Jakarta Barat: PT Buana
Alimul A.A. 2014. Pengantar Kebutuhan Ilmu Populer.
Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika. Jitowiyono, S., & Kristiyanasari, W. 2012.
Asuhan Keperawatan Post Operasi
Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses Pendekatan Nanda, NIC NOC.
Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar- Yogyakarta: Nuhamedika.
Ruzz.
Katzung, Betram G.2002. Farmakologi Dasar
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural dan Klinis. Jakarta : Salemba Medika.
Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Ma’rifah, A. R. 2015. Efektifita sRelaksasi
Salemba Medika. Genggam Jari terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Astarani, K. 2015. Terapi Back Massage Caesarea di RSUD Prof. Dr.Margono
Menurunkan Nyeri pada Pasien Post Soekardjo Purwokerto. Artikel Penelitian.
Operasi Abdomen. Jurnal diterbitkan: JKA.2015;2(1): 63-67.
STIKES RS. Baptis Kediri. ISSN.
2407-7232. McGilvery.; 2004. Stress busting book of
massage, aromatherapy & yoga.
Becker, J. 2007. Terapi Pijat Memijat Diri London: Hermes House.
Sendiri Guna Memperoleh Kesehatan
Fisik dan Psikis. Jakarta: PT Prestasi McEwen, D. 2015. Alexander's Care of the
Putakarya. Patient In Surgery, 15th Edition.
Missouri: Elsevier Mosby.
Depkes.2011. Riset Kesehatan Dasar,
(Online), (http://www.depkes.go.id/, Muhlisin, A. Tanpa Tahun. Menilai Skala
diakses pada25 Desember 2017). Nyeri. ( (http://mediskus.com/
penyakit/menilai-skala-nyeri, diakses
Gruendemann, & Barbara, J. 2006. Buku pada 25 Oktober 2017).
Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. 2
Praktik. Jakarta: EGC. Muttaqin, A. 2011. Pengkajian Keperawatan
Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta:
Hamdayani, 2012. Pengaruh Pemberian Salemba Medika.
Masase Kulit Terhadap Penurunan
Sensasi Nyeri Sendi Pada Lansia Di Muttaqin, A., & Sari, K. 2013. Asuhan
PSTW Gau Mabaji Kabupatem Gowa. Keperawatan Perioperatif: Konsep,
Skripsi. Proses dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. A. 2009. Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Notoatmojdo, S. 2014. Metodologi Penelitian
Proses Keperawatan, Buku 1. Jakarta: Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Salemba Medika.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian.
Metodologi Penelitian Ilmu Bandung: Alfabeta.
Keperawatan: Pedoman, Skripsi, Tesis,
dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Tamsuri, A . 2007. Konsep dan
Jakarta: Salemba Medika. Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.