IKATAN ADOTERKER INDONESIA
THE INDONESIAN PHARMACIST ASSOCIATION
KABUPATEN BREBES, KABUPATEN TEGAL & KOTA TEGAL
Sede SES Ma Sn. Cut ken aap Sa opto Te
a og moans jesse
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA
PENGURUS CABANG IKATAN APOTEKER INDONESTA
NOMOR : 001/PC=IAT/SKB/IV/2015
TENTANG
APOTEKER PADA FASILITAS KESEHATAN
DI WILAYAH KABUPATEN BREBES,KABUPATEN TEGAL DAN KOTA ‘TEGAL
DENGAN RABMAT TUHAN YANG MAHA ESA
IKATAN APOTEKER INDONESIA KABUPATEN BREBES, KABUPATEN TEGAL DAN KOTA TEGAL
Menimbang
Mengingat
Memperhatikan
a
Behwa pelayanan dan distribusi kefarmasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari pekerjaan kefarmasian yang
harus dilaksanakan oleh Apoteker sesuai ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku;
Bahwa dalam pelaksanaan pelayanan dah distribuei
kefarmasian dilaksanakan berdasarkan pada hak dan
kewenangan sesuai kompetensi Apoteker yang bersangkutan;
Bahwa Tkatan Apoteker Indonesia Kabupaten Brebes, Kabupaten
Tegal dan Kota Tegal berkewajiban untuk secara nyata
memperjuangkan dan melindungi anggota untuk memperoleh
imbalan sebagaimana mestinya sesuai amanat 0U36/2009 Pasa
27 ayat (1) dengan menerapkan Standar Profesi agar tercipta
keseimbangan profesi sekaligus memperjelas hubungan antara
hak dan kewajiban serta untuk memperkuat peran dan
tanggungjawab profesis
Bahwa atas dasar hal tersebut diperlukan satu Pedoman
mengenai Jasa Profesi Apoteker di Fasilitas Kesehatan,
Fasilitas Pelayanan kefarmasian dan Distribusi Farmasi
alam bentuk Surat Keputusan Bersama Ikatan Apoteker
Indonesia Cabang Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kota
Tegal.
1, UU/No.36 Th 2009 tentang Kesehatan
2. UU No.35 Th 2009 tentang Narkotika
3. UU No.419 Th 1949 tentang Ordonansi Obat Keras
4. PP 51 Th 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
5. Permienkes 889 Th 2011 tentang Registrasi, Izin
Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
Hasil Kesepakatan Bersama dalam Rapat Koordinasi
Khusus Tkatan Apoteker Indonesia Kabupaten Brebes,
Kabupaten Tegal dan Kota Tegal Tahun 2015.IKATAN ADOTERER INDONESIA
THE INDONESIAN PHARMACIST ASSOCIATION
KABUPATEN BREBES, KABUPATEN TEGAL & KOTA TEGAL
SIME ht Mandl Sn Cs ak i alee Sw bute
og ose sia ss
enuruskan
Menetapkan == Surat Keputusan Bersama Pengurus Cabang Tkatan Apoteker
Indonesia Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal
tentang Apoteker pada Fasilitas Kesehatan di Kabupaten
Brebes, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal.
A. KETENTUAN UNUM
Dalam Surat Keputusan ini,yang dimaksud dengan:
1, Surat Keputusan Bersama adalah Surat Keputusan Bersama
Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kabupaten
Brebes, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal tentang Apoteker
pada Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Brebes,Kabupaten
Tegal dan Kota Tegal.
2. Polayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
3. Distribusi Kefarmasian adalah suattl tindakan profesional dan
bertanggung jawab dalam mendistribusikan Perbekalan Farmasi
dengan maksud mencapai sasaran yang tepat, guna menduking
peningkatan mutu kehidypan pasien dan masyarakat.
4. Jaga Profesi Apoteker adalah jasa yang harus dibayarkan oleh.
Penilik Fasilitas Kesehatan kepada APA untuk dapat
menyelenggarakan pekerjaan distribusi kefarmasian sebagaimana
mestinya.
5. Jasa Profesi Apoteker Pendamping adalah jasa yang harus
ibayarkan oleh Pemilik Fasilitas Kesehatan kepada Apoteker
Pendamping untuk dapat menyelenggarakan pekerjaan distribusi
kefarmasian sebagaimana mestinya.
6. Jasa pelayanan Konsultasi adalah jasa yang dibayarken oleh
penderita atav pasien karena mendapatkan konsultasi dari
apoteker.
7, Standar Profesi adalah ~—pedoman yang dikeluarkan.
oleh Organisasi Profesi untuk menjalankan Praktik Profesi
Apoteker secara baik sesuai Etika Profesi.
8. Praktik Profesi Apoteker adalah sarana bagi apoteker untuk
melaksanakan pelayanan kefarmasian.
9, Bika Profesi adalah suatu tindakan yang seharuenya dilakukan
oleh seorang Apoteker dalam melaksanakan Praktik Profesi
Apoteker yang selanjutnya diatur dalam Kode Etik Apoteker.
10. Standar Prosedur Operasional adalah tahapan~tahapan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan Praktik Profesi Apoteker.
11. Fasilitas Kesehatan adalah sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan( Rumah Sakit, Klinike
Apotek dan tempat distribusi obat lainnya).
12. Pengurus Cabang adalah Pengurus Cabang Ikatan Apoteker
Indonesia Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal.
B, PEDOMAN JASA PROFEST BAGI APOTEKER
1) Apoteker yang akan/telah bekerja di fasilitas kesehatan harasPENGURUS CABANG
IKATAN ADOTERER INDONESIA
THE INDONESIAN PHARMACIST ASSOCIATION
KABUPATEN BREBES, KABUPATEN TEGAL & KOTA TEGAL
STE hh Maa Sn Cat ie aap Sw Etter To
mempergunakan Surat Keputusan Bersama ini sebagal pedoman -
2) Pedoman dimaksudkan untuk menberikan perlindungan dan kepastian
serta menumbuhkan Etika Profesi bagi Apoteker dalan memperoleh
hak-hak sebagaimana mestinya.
3)Ketentuan dan atau persepakatan antara Apoteker dengan Penilik
Fesilitas Kesehatan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengurus Cabang.
4)Ketentuan mengehai peaberian jasa profesi dituangkan dalan
bentuk Perjanjian antara pihak Apoteker dengan pihak Penilik
Fasilitas Keseliatan tersebut tanpa mengurangi dari/atau membatasi
Bpoteker dalam menjalankan Praktik Profesi Apoteker sesuai
kaidah- kaidah:
¥ Standar Distribusi,
¥ standar Profesi,
“Standar Prosedur Operasional dan
YEtika Profesi
5.Jasa Profesi merupakan hak apoteker yang harus dipenuhi oleh
pemilik fasilitas kesehatan farmasi, standar jasa profesi
apoteker diatur sebagai berikut :
I. Jasa Profesi APA minimal sebesar Rp 2.700.000,- diterima
sebanyak 13 kali sudah temasuk THR.
a.Jasa Profesi Penunjang, terdiri dari
1)Jasa pelayanan konsultasi yang diterima langsung dari
penderita atau pasien minimum sebesar Rp. 5.000,- per
Penderita atau pasien konsultasi.
2)RPA dan Apoteker Pendamping berhak mendspatkan’ Tunjangan
Kesehatan berupa kepesertaan BPJS Kesehatan kelas 1 dan
BPJS Ketenagakerjaan.
3) APA berhak mendapatkan 1% onset. (pendapatan kotor) 7
4)Mendapat jasa enkalase sebesar 60% dibagi dengan karyawan
lainnya;
5) Kenaikan Jasa Profesi Apoteker 108 per tahun?
6) Cuti hamil selana 3 bulanz
7)Cuti tahunan 12 hari, termasuk libur hari raya?
8) Jasa Profesi diberikan paling lambat sejak penandatanganan
Perjanjian Kerjasama sebesar minimal sejumlah 50% dan
penerimaan 100% diberikan setelah SIPA terbit:
b.Perjanjian dan Pinalty :
1)Kerjasama antara Apoteker dengan Pemilik Fasilitas
Kesehatan selama 2 tahun.
2)Dokumen asii SIA dan SIPA wajib disimpan oleh Apoteker
tidak boleh disimpan oleh Pemilik Fasilitas Kesehatan
3)dika Pemilik Fasilitas Kesehatan yang memberhentikan APA
sebelun habis masa kontrek, maka Pemilik Fasilitas
Kesehatan kena pinalty 3x dasa Profesi Apoteker, kemidian
SIA diserahkan ke Dinas Kesehatan.
4) Selama APA mendapatkan haknya dan tidak ada pelanggaran
peraturan atau hukum, jika APA yang keluar sebelum habis
masa kontrak, maka APA kena pinalty 3 x dasa Profesi
Apoteker kepada Pemilix Fasilitas Kesehatan, kemudian STA
diserahkan ke Dinas Kesehatan, tetapi jika Pemilix
Fasilitas Kesehatan minta waktu maksimal 3 bulan untukIKATAN ADOTERER INDONESIA
THE INDONESIAN PHARMACIST ASSOCIATION
KABUPATEN BREBES, KABUPATEN TEGAL & KOTA TEGAL
Sete SES ts Mar Sin. Cut ken aap at opto Tes
anche We OSAS7SI4 OSES
mencari APA baru maka kewajiban pinalty APA gugur.
5)dika APA mengakhiri kontrak kerjasama maka Apoteker
Pengganti (penerus) minimal menérima jasa profesi seperti
‘APA yang digantikan.
I1. Jasa Protest ‘Apoteker Pendamping minimal sebesar Rp 2.000.000,-
diterima sebanyak 13 kali sudah termasuk THR.
a.Jasa Profesi Apoteker Pendamping Penunjang, terdiri dari :
1)gasa pelayanan konsultasi yang diterima langsung dari
penderita atau pasien minimum sebesar Rp. 5.000,- per
penderita atau pasien konsultasi.
2iKenaikan Jasa Profesi Apoteker 10% per tahun
3)Cuti hamil selama 3 bulan;
4)Cuti tahunan 12 hari, termasuk libur hari ray
5)Jasa Profesi Penunjang diberikan paling lambat sejak
penandatanganan Perjanjian Kerjasana sebesar minimal
sejumlah 50% dan perieritaan 100% diberikan setelah SIPA
terbit;
b.Perjanjian dan Pinalty :
i)Kerjasana antara Apoteker Pendamping) dengan Penilik
Fasilitas Kesehatan selama 2 tahun.
2)Dokumen asii SIPA wajib disimpan oleh apoteker tidak boleh
disimpan oleh Pemilik Fasilitas Kesehatan.
3)Jika Penilik Fasilitas Xeschatan yang menberhentixan
Sebelum habis masa kontrak, maka Penilik Fasilitas
Kesehatan Kens pinalty 3 x Jaea Profesi Apoteker Pendamping
kepada ‘Apoteker Pendamping, kemidian SEPA diserahkan ke
Dinas Kesehatan.
4) Selama Apoteker Pendanping mendapatkan hakaya dan tidak ada
pelanggaran peraturan atau hukum, jika Apoteker Pendamping
yang keluar sebelun habis masa xontrak, maka Apoteker
Pendamping kena pinalty 3 x Jasa Profesi Apoteker
Pendamping kepada PSA, Kemudian SIPA Pendamping diserahken
ke Dinas Kesehatan, tetapi jika Pemilik Fasilitas Kesehatan
minta waktu maksimal 3 bulan untuk mencari Apoteker
Pendanping baru maka kewajiban pinalty Apoteker Pendamping
gugur.
5)dika Apoteker Pendamping mengakhiri Kontrak kerjasama maka
Pengganti Apoteker Pendamping (penerus) minimal menerima
Jasa Profesi Apoteker Pendamping seperti Apoteker
Pendamping yang digantikan.
. STANDAR PROFEST DALAM FASILITAS DISTRISUSI FARMAST
Standar Profesi pada Fasilitas Distribusi Kefarmasian adalah sebagai
berikut:
LsApoteker dalam melaksanakan Praktik Profesi Apoteker hanya
melakukan pemesanan perbekalan farmasi legal dan dari sumber-
sumber yang legal.
2.Apoteker melaksanakan distribusi kefarmasian —_berdasarkan
prinsip- prinsip Good Distribution Product.
3.Apoteker dalam melaksanakan Praktik Profesi Apoteker dilarangIKATAN ADOTERER INDONESIA
THE INDONESIAN PHARMACIST ASSOCIATION
KKABUPATEN BREBES, KABUPATEN TEGAL & KOTA TEGAL
Sm Mra rn 9 en ap Sot ee Th
sata a 0 OOOH REE
koras untuk mendistibusixan perbekalan farmasi:
a.Kepada perseorangan yang tidak memiliki Keahlian dan kewenangan
untuk melakukan pelayanan kefarnasian.
b.Bepada Tenaga Kesehatan lain (dokter /bidan/perawat)
c.Kepada Fasilitas Kesehatan yang status Kewenangan dan tanggung
jawab Apotekernya tidak jelas (tidak terdapat Apoteker
aidadannya)
4.Surat Pesanan harus ditandatangani oleh Apoteker yang berwenang
(aibuktixan dengan kepenilikan SIA yang aesih berlaku)
1D. PENGATURAN DAN PENGORGANISASTAN
1. Setiap Pengurus Cabang herus segera mensosialisasikan dan
méngkoordinasikan pelaksanaan Ketentuan ini kepada seluruh
Anagota-
2. Surat Keputusan Bersama ini berlaku unum serta seragam di seluruh
wilayah kerja PC IAI Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota
Tegal.
3. Semua Apoteker yahg bekerja di fasilitas kesehatan harus memiliki
SIPA atau SIPA Pendamping atau SIKA sesuai dengan peraturan yang
berlaku,
2, KETENTUAN PENUTUP
1.Terhadap aturan penberian Jasa Profesi di fasilitas kesehatan yang
masih menggunakan pola lama, harus segera menyesuaikan dengan
Surat Keputusan Sersama ini selambat- lambatnya 6 (enam) bulan
sejak Keputusan ini disabkan.
2.Ketetapan mengenai Jaa Profesi Apoteker di Fasilitas
Kesehatan ini akan disesuaikan Kembali setiap 2 (dua) tahun
sekali.
3. Untuk Fasilitas Kesehatan yang melakukan pelayanan 24 jam harus
mempunyai Apoteker Pendamping.
4.Semua Apoteker diwajibkan mematuhi peraturan ini, jika tidak maka
diusulkan ke MEDAT untuk mendapatkan pembinaan..
§.Semua peraturan yang belum tecantum dalam Surat Keputusan Bersama
ini akan dimasukkan dalan peraturan yang akan diatur Pengurus
Cabang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri
6.dika dikenudian hari ditemukan adanya kesalahan terhadap Surat
Keputuisan Bersama ini maka akan dibenarkan menyusul-
7.Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tenggal ditetapkan.
Ditetapkan di Tegal
Bada tanggal 26 April 2015
PENGURUS CABANG
IKATAN APOTEKER INDONESIA
BEEN TEGAL DAN KOTA.
Farm.) Apt f
yRTEN BREBES KBTUA Pt RETOR-PC"RDTA TEGAL