Professional Documents
Culture Documents
Implementasi Kebijakan: Apa, Mengapa Dan Bagaimana: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik March 2012
Implementasi Kebijakan: Apa, Mengapa Dan Bagaimana: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik March 2012
net/publication/277844111
CITATIONS READS
37 22,946
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
MAPPING STRATEGY DEVELOPMENT OF TRAVELER DESTINATIONS IN EMPOWERMENT LOCAL COMMUNITY View project
Development of Travel Attractions through the Design of Google SketchUp Based Coastal Tourist Map View project
All content following this page was uploaded by Haedar Muhammad Akib on 14 October 2016.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN:
Apa, Mengapa, dan Bagaimana
HAEDAR AKIB
Guru Besar Ilmu Administrasi Universitas Negeri Makassar
ABSTRACT
Policy implementation has gained substantial currency and popularity among teoriticians
and pratitioners. Many now indicate an interest or involvement in research and
discussion about such topic as policy implementation of poverty alleviation program or
community development driven program, implementation of decentralization or local
autonomy program, and implementation of strategic decision, etc. At the same time,
perspectives, schools and program have been introduced and established. In spite of all
this interest in policy implementation theories and practices, there is still no aggreement
on what policy implementation model applicable to all kinds of development programs or
projects, and to different sectors. This article will explain policy implementation concepts
and their perspectives, models and measurement criteria with the contour or focus on
what, why, and how policy implementation.
dari pernyataan Grindle (1980: 7) bahwa dan para penganjurnya. Generasi pertama
implementasi merupakan proses umum diwakili oleh studi Pressman dan
tindakan administratif yang dapat diteliti Wildavsky yang terfokus pada bagaimana
pada tingkat program tertentu. Proses keputusan otoritas tunggal dilaksanakan
implementasi baru akan dimulai apabila atau tidak dilaksanakan. Hasilnya memberi
tujuan dan sasaran telah ditetapkan, pengakuan sifat atau kakikat implementasi
program kegiatan telah tersusun dan dana yang kompleks. Generasi kedua terfokus
telah siap dan disalurkan untuk mencapai pada deteminan keberhasilan implementasi
sasaran. Jika pemahaman ini diarahkan kebijakan. Model konseptual model proses
pada lokus dan fokus (perubahan) dimana implementasi dikembangkan dan diuji
kebijakan diterapkan akan sejalan dengan pada berbagai area yang berbeda. Dua
pandangan Van Meter dan van Horn yang pendekatan yang mendominasi adalah
dikutip oleh Parsons (1995: 461) dan pendekatan top-down dan pendekatan top-
Wibawa, dkk., (1994: 15) bahwa down. Studi yang representatif pada masa
implementasi kebijakan merupakan ini dibuat oleh Carl Van Horn dan Donald
tindakan yang dilakukan oleh (organisasi) Van Meter serta Daniel Mazmanian dan
pemerintah dan swasta baik secara Paul Sabatier. Generasi ketiga terfokus
individu maupun secara kelompok yang pada sintesis dan pengembangan
dimaksudkan untuk mencapai tujuan. pendekatan implementasi kebijakan
Deskripsi sederhana tentang konsep dengan lokus (secara multilevel) dan fokus
implementasi dikemukakan oleh Lane yang lebih kompleks sebagai proses
bahwa implementasi sebagai konsep dapat dinamis. (Ann O’M Bowman dalam Rabin,
dibagi ke dalam dua bagian yakni 2005).
implementasi merupakan persamaan fungsi
dari maksud, output dan outcome. Mengapa Implementasi Kebijakan
Berdasarkan deskripsi tersebut, formula Alasan mengapa implementasi
implementasi merupakan fungsi yang kebijakan diperlukan mengacu pada
terdiri dari maksud dan tujuan, hasil pandangan para pakar bahwa setiap
sebagai produk, dan hasil dari akibat. kebijakan yang telah dibuat harus
Selanjutnya, implementasi merupakan diimplementasikan. Oleh karena itu,
persamaan fungsi dari kebijakan, formator, implementasi kebijakan diperlukan karena
implementor, inisiator, dan waktu berbagai alasan atau perspektif.
(Sabatier, 1986: 21-48). Penekanan utama Berdasarkan perspektif masalah kebijakan,
kedua fungsi ini adalah kepada kebijakan sebagaimana yang diperkenalkan oleh
itu sendiri, kemudian hasil yang dicapai Edwards III (1984: 9-10), implementasi
dan dilaksanakan oleh implementor dalam kebijakan diperlukan karena adanya
kurun waktu tertentu. masalah kebijakan yang perlu diatasi dan
Implementasi kebijakan meng- dipecahkan. Edwards III memperkenalkan
hubungkan antara tujuan kebijakan dan pendekatan masalah implementasi dengan
realisasinya dengan hasil kegiatan mempertanyakan faktor-faktor apa yang
pemerintah. Ini sesuai dengan pandangan mendukung dan menghambat keberhasilan
Van Meter dan van Horn (Grindle, 1980: implementasi kebijakan. Berdasarkan
6) bahwa tugas implementasi adalah pertanyaan retoris tersebut dirumuskan
membangun jaringan yang memungkinkan empat faktor sebagai sumber masalah
tujuan kebijakan publik direalisasikan sekaligus prakondisi bagi keberhasilan
melalui aktivitas instansi pemerintah yang proses implementasi, yakni komunikasi,
melibatkan berbagai pihak yang sumber daya, sikap birokrasi atau
berkepentingan. pelaksana, dan struktur organisasi
Studi implementasi kebijakan dibagi termasuk tata aliran kerja birokrasi. Empat
ke dalam tiga generasi dengan fokus kajin faktor tersebut merupakan kriteria yang
Haedar Akib/ Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 3
dan segera diperbaiki untuk mencapai perubahan, kontrol, dan kepatuhan dalam
tujuan. Oleh karena itu, meskipun bertindak merupakan konsep penting
persyaratan input sumber daya merupakan dalam prosedur implementasi. Keduanya
keharusan dalam proses implementasi mengembangkan tipologi kebijakan
kebijakan, tetapi hal itu tidak menjamin menurut: (i) jumlah perubahan yang akan
suatu kebijakan akan dilaksanakan dengan dihasilkan, dan (ii) jangkauan atau ruang
baik. Input sumberdaya dapat digunakan lingkup kesepakatan mengenai tujuan oleh
secara optimum jika dalam proses berbagai pihak yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan implementasi.
kebijakan terjadi interaksi positif dan Tanpa mengurangi kredibilitas
dinamis antara pengambil kebijakan, model proses implementasi kebijakan dari
pelaksana kebijakan dan pengguna Van Meter dan Van Horn terlihat bahwa
kebijakan (masyarakat) dalam suasana dan elemen yang menentukan keberhasilan
lingkungan yang kondusif. penerapannya termasuk ke dalam elemen
Menurut Akib dan Tarigan (2008), model proses politik dan administrasi
jika model interaktif implementasi menurut Grindle. Kata kunci yang
kebijakan di atas disandingkan dengan digunakan yakni perubahan, control, dan
model implementasi kebijakan yang lain, kepatuhan termasuk dalam dimensi isi
khususnya model proses politik dan kebijakan dan konteks implementasi
administrasi dari Grindle, terlihat adanya kebijakan. Demikian pula dengan tipologi
kesamaan dan representasi elemen yang kebijakan yang dibuat oleh keduanya
mencirikannya. Tujuan kebijakan, program termasuk dalam elemen isi kebijakan dan
aksi dan proyek tertentu yang dirancang konteks implementasi menurut Grindle.
dan dibiayai menurut Grindle Tipologi jumlah perubahan yang
menunjukkan urgensi fase pengambilan dihasilkan termasuk dalam elemen isi
keputusan sebagai fase terpenting dalam kebijakan dan tipologi ruang lingkup
model linier implementasi kebijakan. kesepakatan termasuk dalam konteks
Sementara itu, enam elemen isi kebijakan implementasi (Akib dan Tarigan, 2008).
ditambah dengan tiga elemen konteks Sejalan dengan pendapat di atas,
implementasi sebagai faktor yang David C. Korten yang diinterviu oleh
mempengaruhi aktivitas implementasi AtKisson (1991) meneguhkan kembali
menurut Grindle mencirikan adanya gagasannya tentang Model Kesesuaian
interaksi antara pengambil kebijakan, implementasi kebijakan atau program
pelaksana kebijakan dan pengguna dengan memakai pendekatan proses
kebijakan dalam model interaktif. Begitu pembelajaran. Model ini berintikan
pula istilah model proses politik dan proses kesesuaian antara tiga elemen yang ada
administrasi menurut Grindle, selain dalam pelaksanaan program, yaitu program
menunjukkan dominasi cirinya yang itu sendiri, organisasi pelaksana dan
cenderung lebih dekat kepada ciri model kelompok sasaran atau pengguna.
interaktif implementasi kebijakan, juga Pada kesempatan lain Korten (1980)
menunjukkan kelebihan model tersebut menyatakan bahwa suatu program akan
dalam cara yang digunakan untuk berhasil dilaksanakan jika terdapat
mengukur keberhasilan implementasi kesesuaian dari tiga unsur implementasi
kebijakan, beserta output dan program. Pertama, kesesuaian antara
outcomesnya. program dengan pemanfaat, yaitu
Selain model implementasi kesesuaian antara apa yang ditawarkan
kebijakan di atas, Van Meter dan Van oleh program dengan apa yang dibutuhkan
Horn mengembangkan Model Proses oleh kelompok sasaran (pemanfaat).
Implementasi Kebijakan (Agostino, 2006). Kedua, kesesuaian antara program dengan
Keduanya meneguhkan pendirian bahwa organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian
Haedar Akib/ Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 9
antara tugas yang dipersyaratkan oleh dampak yang dirasakan oleh kelompok
program dengan kemampuan organisasi target dan perubahan yang terjadi melalui
pelaksana. Ketiga, kesesuaian antara implementasi kebijakan. Tiga aspek
kelompok pemanfaat dengan organisasi tersebut merupakan elemen dari dimensi
pelaksana, yaitu kesesuaian antara syarat isi kebijakan dalam model proses politik
yang diputuskan organisasi untuk dapat dan administrasi. Sedangkan aspek yang
memperoleh output program dengan apa secara tidak langsung mengacu pada
yang dapat dilakukan oleh kelompok keempat model implementasi kebijakan
sasaran program. tersebut adalah sebagian besar dari aspek
Berdasarkan pola pikir Korten dapat kebijakan yang dibicarakan, seperti aspek
dipahami bahwa jika tidak terdapat kejelasan tujuan kebijakan bagi pelaksana,
kesesuaian dari tiga unsur implementasi kesesuaian isi kebijakan dan konsistensi isi
kebijakan maka kinerja program tidak akan kebijakan dengan program dan
berhasil sesuai dengan apa yang pelaksanaannya. Tiga aspek kebijakan
diharapkan. Jika output program tidak tersebut implisit dalam makna dari kata
sesuai dengan kebutuhan kelompok kepentingan yang berpengaruh sebagai
sasaran maka jelas outputnya tidak dapat elemen dari dimensi isi kebijakan dalam
dimanfaatkan. Jika organisasi pelaksana model proses politik dan administrasi.
program tidak memiliki kemampuan Begitu pula aspek lain yang dibicarakan,
melaksanakan tugas yang disyaratkan oleh seperti hubungan sosial yang solid,
program maka organisasinya tidak dapat kerjasama dengan lembaga mitra,
menyampaikan output program dengan kepemimpinan berdasarkan hati nurani dan
tepat. Atau, jika syarat yang ditetapkan politik, implisit dalam makna kata
organisasi pelaksana program tidak dapat mentalitas, sistem dan networking (model
dipenuhi oleh kelompok sasaran maka MSN approach), begitu pula aspek daya
kelompok sasaran tidak mendapatkan tanggap, kekuasaan, kepentingan dan
output program. Oleh karena itu, strategi aktor serta kepatuhan. Aspek-
kesesuaian antara tiga unsur implementasi aspek tersebut merupakan bagian dari
kebijakan mutlak diperlukan agar program dimensi konteks implementasi dalam
berjalan sesuai dengan rencana yang telah model proses politik dan administrasi
dibuat. sebagai faktor determinan implementasi
Model kesesuaian implementasi kebijakan.
kebijakan yang diperkenalkan oleh Korten
memperkaya model implementasi PENUTUP
kebijakan yang lain. Hal ini dapat Tinjauan paradigmatis tentang apa
dipahami dari kata kunci yang digunakan substansi (ontologi), mengapa (aksiologi)
yaitu “kesesuaian.” Meskipun demikian, dan bagaimana (epistemologi)
elemen yang disesuaikan satu sama lain – implementasi kebijakan menunjukkan
program, pemanfaat dan organisasi – juga konsistensi dan kolaborasi pemikiran para
sudah termasuk baik dalam dimensi isi pakar dalam menjelaskan substansi,
kebijakan (program) dan dimensi konteks urgensi dan signifikansi, serta wahana atau
implementasi (organisasi) maupun dalam konteks implementasi kebijakan dilihat
outcomes (pemanfaat) pada model proses dari beragam perspektif, termasuk tata cara
politik dan administrasi dari Grindle (Akib dan acara atau implementasi kebijakan itu
dan Tarigan, 2008). sendiri. Deskripsi hal itu telah dikonstruksi
Aspek yang secara langsung ke dalam sebuah model deskriptif sistem
mengacu pada model proses politik dan determinan implementasi kebijakan yang
administrasi (Grindle) adalah kesesuaian meliputi isi, konteks, dan infrastruktur
isi atau substansi kebijakan dengan apa (Akib dan Tarigan), atau model mentalitas,
yang dilaksanakan, jenis manfaat atau sistem, dan jaringan kerja (Kadji), dan
Haedar Akib/ Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 10
model-model lainnya dari para pakar yang Edward III, George C (edited), 1984,
– oleh penulis – direkonstruksi menjadi Public Policy Implementing, Jai
model deskriptif manajemen implementasi Press Inc, London-England.
kebijakan berbasis pengetahuan, karena Goggin, Malcolm L et al. 1990.
explicit knowledge dan tacit knowledge Implementation, Theory and
menjadi bagian dari pekerjaan setiap Practice, Scott, Foresmann and
implementor, kelompok target kebijakan Company, USA.
(masyarakat), dan pemangku kepentingan Grindle, Merilee S. 1980. Politics and
dalam implementasi kebijakan atau Policy Implementation in The Third
program. World, Princnton University Press,
Secara sederhana, model deskriptif New Jersey.
manajemen implementasi kebijakan Heineman, Robert A et al. 1997. The Worl
berbasis pengetahuan meliputi: “dimensi” of Policy Analyst, Chatham House
(substansi isi, signifikansi atau urgensi, Publishers, Inc. Chatham NY.
konteks, infrastruktur), “indikator” dan Hunter, David J and Linda Marks. 2002.
“kriteria pengukuran” dari berbagai model Decision Making Processes for
implementasi kebijakan sebagai sebuah Effective Policy Implementation,
sistem yang menekankan peranan dan Shool of Health, Wolfson Research
fungsi aktor - pelaksana, pemangku Institute, University of Durham
kepentingan, dan kelompok target dalam Queen’s Campus, http//www.nice.-
memberdayakan kreasi pengetahuan yang org, diakses 5 September 2010.
dimiliki dalam melaksanakan kebijakan Kadji, Yulianto. 2008. Implementasi
atau program. Gambaran rinci mengenai Kebijakan Dalam Perspektif
model ini akan dijelaskan dalam artikel Realitas, Cahaya Abadi, Tulung
yang lain. Agung Jawa Timur.
Keban, Yeremias T. 2007. Pembangunan
DAFTAR BACAAN Birokrasi di Indonesia, Pidato
Agostiono. 2006. Implementasi Kebijakan Pengukuran Guru Besar pada FISIP
Publik Model Van Meter dan Van UGM, Yogyakarta.
Horn,http//kertyawitaradya.wordpre Korten, David C dan Syahrir. 1980.
ss, diakses 5 September 2010. Pembangunan Berdimensi
Akib, Haedar dan Antonius Tarigan. Kerakyatan, Yayasan Obor
“Artikulasi Konsep Implementasi Indonesia, Jakarta.
Kebijakan: Perspektif, Model dan Lane, Jan-Eric and Svante Ersson. Policy
Kriteria Pengukurannya,” Jurnal Implementation in Poor Countries,
Baca, Volume 1 Agustus 2008, Umea University, Sweden,
Universitas Pepabari Makassar. http//www.gogle.co.id/search,
AtKisson, Alan. Beyond Bureaucracy: The diakses 5 September 2010.
Development Agenda, an Interview Mazmanian, Daniel A and Paul A.
with David C. Korten, Sabatier. 1983. Implementation and
http//www.context.org/ICLIB/IC28. Public Policy, Scott Foresman and
html., diakses 5 September 2010. Company, USA.
Birkland, Thomas A. 2001. An Nakamura, Robert T and FrankSmallwood.
Introduction to the Policy Process, 1980. The Politics of Policy
M.E . Sharpe Inc., Armonk NY. Implementation, St. Martin Press,
Dye, Thomas R. 1981. Understanding New York.
Public Policy, Prentice-Hall Parsons, Wayne. 1995. Public Policy, an
International, Inc., Englewood introduction to the theory and
Cliffs, NY. practice of policy analysis,
Haedar Akib/ Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 11
Quade, E.S. 1984. Analysis For Public Salusu, Jonathan. 2003. Pengambilan
Decisions, Elsevier Science Keputusan Strategik untuk
Publishers, New York. Organisasi Publik dan Organisasi
Rabin, Jack. 2005. Encyclopedia of Public Nonprofit. Jakarta: Grasindo.
Administration and Public Policy, Wahab, Solichin A. 1991. Analisis
Taylor & Francis Group, LLC USA. Kebijakan dari Formulasi ke
Ripley, Rendal B. and Grace A. Franklin. Implementasi Kebijakan, Bumi
1986. Policy Implementation and Aksara Jakarta.
Bureaucracy, second edition, the Wibawa, Samodra. 1994. Kebijakan
Dorsey Press, Chicago-Illionis. Publik, Intermedia Jakarta.
Sabatier, Paul. 1986. “Top down and Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses
Bottom up Approaches to Kebijakan Publik, Media Pressindo
Implementation Research” Journal Yogyakarta.
of Public Policy 6, (Jan), h. 21-48.