None

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

The Effect of Differences Feeding Time of Natural Food Artemia sp.

and
Water Flea on the Growth and Survival of Giant Gouramy Larvae
(Osphronemus gouramy, Lac)

By:

Haerizul Fahrullah1, Netti Aryani2, Sukendi2


Faculty of Fisheries and Marine Sciences
University of Riau
de.haey.haeri@gmail.com

ABSTRACT

The research was conducted in May to June 2016 in the Laboratory of


Fish Hatchery and Breeding Faculty of Fisheries and Marine Sciences University
of Riau. The purpose of this research was to know The Effect of Differences
feeding time of Natural Feed Artemia sp. and Water Flea on the Growth and
Survival of Giant Gouramy Larvae (Osphronemus gouramy, Lac). This research
used the experimental method, while the experimental design that was used
completely randomized design (CRD) with five treatments and three replication.
The treatments in this research ware P1 (giving Artemia sp. for 10 days and 30
days for Water Flea), P2 (giving Artemia sp. for 20 days and 20 days for Water
Flea), P3 (giving Artemia sp. for 30 days and 10 days for Water Flea), P4 (giving
Artemia sp. for 40 days), P5 (giving Water Flea for 40 days).
The result showed the best treatment was feeding with P5 (Giving Water
Flea for 40 days) the growth of absolute weigh that produces 0,086 grams, the
growth of absolute length is 0,831 cm, the daily growth rate of 4,332 %. The
water quality parameters during research were temperature 26,4-27,8 ºC, pH 6,5-
7,3 and dissolved oxygen 4,0-6,0 ppm.

Key words: Natural food, Osphronemus gouramy, growth, and survival

1) Student Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Riau University


2) Lectures Facultyof Fisheries and Marine Sciences, Riau University
PENGARUH PERBEDAAN LAMA WAKTU PEMBERIAN
PAKAN ALAMI ARTEMIA sp. DENGAN KUTU AIR
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN LARVA IKAN
GURAMI (Osphronemus gouramy, Lac)
Oleh:

Haerizul Fahrullah1, Netti Aryani2, Sukendi2


Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan
Universitas Riau
de.haey.haeri@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai dengan Juni 2016 di
Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh perbedaan lama waktu pemberian pakan alami Artemia sp. dengan Kutu
Air terhadap pertumbuhan dan sintasan larva ikan gurami (Osphronemus
gouramy, Lac). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen sedangkan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 6 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam
penelitian ini adalah P1 (Pemberian Artemia sp selama 10 hari dan Kutu Air
selama 30 hari), P2 (Pemberian Artemia sp selama 20 hari dan Kutu Air selama 20
hari), P3 (Pemberian Artemia sp selama 30 hari dan Kutu Air selama 10 hari)
P4 (Pemberian Artemia sp selama 40 hari) dan P5 (Pemberian Kutu Air selama 40
hari).
Dari hasil penelitian diperoleh Perlakuan terbaik adalah P5 (Pemberian
Kutu Air selama 40 hari) menghasilkan pertumbuhan bobot mutlak sebesar 0,086
g, pertumbuhan panjang mutlak 0,831 cm, dan laju pertumbuhan harian sebesar
4,332 %. Parameter kualitas air selama penelitian suhu 26,4-27,8 ºC, pH 6,5-7,3
dan oksigen terlarut 4,0-6,0 ppm.

Kata Kunci: Pakan alami, Osphronemus gouramy, pertumbuhan, dan sintasan


1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2) Dosen Pembimbing Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
PENDAHULUAN
Ikan Gurami (Osphronemus Salah satu pakan arternatif
gouramy, Lac) Merupakan salah satu pengganti Artemia untuk larva ikan
jenis ikan yang hidup di air tawar, gurami adalah Kutu Air ( Daphnia sp.
sangat di gemari oleh masyarakat dan Moina sp.). Kutu Air juga sering
karena rasanya yang gurih dan lezat, digunakan sebagai pakan untuk larva
mudah dicerna dan bergizi tinggi. ikan (Pangkey, 2009) karena
Disamping itu, harga ikan gurami di mengandung protein yang cukup
pasaran cukup tinggi dan permintaan tinggi, Moina sp mengandung kadar
akan ikan ini masih belum terpenuhi protein 60,36% (Priyadi, 2010)
(Rukmana, 2005). sedangkan Daphnia sp mengandung
Pemeliharaan larva merupakan kadar protein 50% (Pangkey, 2009)
fase paling sulit dalam usaha budi yang sangat dibutuhkan untuk
daya ikan, karena larva sangat sensitif pertumbuhan larva ikan dengan biaya
terhadap kondisi lingkungan dan produksi yang lebih rendah bila
pakan yang tidak sesuai, pada masa ini dibandingkan dengan Artemia.
pula tingkat mortalitas paling tinggi Upaya untuk meningkatkan
terjadi (Bachtiar, 2010). Upaya pertumbuhan dan sintasan larva ikan
pembenihan gurami khususnya pada dapat dilakukan dengan pengaturan
fase larva diperlukan ketelitian. Masa waktu pergantian jenis pakan yang
kritis larva, yaitu saat kuning telur tepat, oleh sebab itu penelitian tentang
mulai habis dan larva mulai pengaruh perbedaan lama waktu
mengambil makanan dari luar (Lucas pemberian pakan alami Artemia sp
et.al, 2015). Hal itu ditandai dengan dengan Kutu Air terhadap
larva yang sudah mulai berenang. pertumbuhan dan sintasan larva ikan
kondisi ini merupakan saat yang tepat Gurami (Osphronemus gouramy, Lac)
bagi larva untuk mulai diberi pakan perlu dilakukan, sehingga dapat
(Khairuman dan Amri, 2003). diketahui waktu pergantian pakan
Salah satu pakan alami yang yang tepat untuk menghasilkan
cocok diberikan pada larva ikan pertumbuhan dan sintasan larva ikan
gurami adalah Artemia sp, karena gurami yang optimal serta dapat
memiliki kadar protein yang tinggi mengurangi biaya produksi.
yaitu sebesar 52,19%, lemak 14,75%, Penelitian ini bertujuan untuk
abu 11,2%, serat kasar 1,73% (Priyadi, mengetahui pengaruh perbedaan lama
2010) sehingga sangat baik diberikan waktu pemberian pakan alami Artemia
pada larva. Akan tetapi, harga Artemia sp dengan Kutu Air terhadap
cukup mahal dan umumnya masih pertumbuhan dan sintasan larva ikan
diimpor (Bachtiar, 2003), selain itu gurami dan mengetahui berapa
kemampuan hidup Artemia di air perbedaan lama waktu pemberian
tawar terbatas hanya sekitar 5 jam pakan alami Artemia sp. dengan Kutu
(http://www.o-fish.com). Air yang terbaik untuk meningkatkan
pertumbuhan dan sintasan larva ikan Peralatan yang digunakan selama
gurami. penelitian adalah Akuarium,
Hasil penilitian ini diharapkan Aerator,DO meter, pH indikator,
dapat memberikan informasi yang baskom, serokan/tangguk, kertas
tepat mengenai pengaruh perbedaan grafik, timbangan analitik, selang
lama waktu pemberian pakan alami sipon, mangkok kecil, kamera, alat
Artemia sp dengan Kutu Air untuk tulis.
meningkatkan pertumbuhan dan Metode yang digunakan dalam
sintasan larva ikan gurami yang penelitian ini adalah metode
selanjutnya akan dapat mengurangi eksperimen sedangkan rancangan yang
biaya produksi pada pemeliharaan digunakan adalah Rancangan Acak
larva ikan gurami. Lengkap (RAL) satu faktor dengan
lima perlakuan untuk memperkecil
METODE PENELITIAN
kekeliruan setiap perlakuan digunakan
Penelitian ini dilaksanakan pada
tiga kali ulangan.
bulan Mei sampai dengan Juni 2016
Perlakuan yang diterapkan
bertempat di Laboratorium
dalam penelitian ini sesuai dengan
Pembenihan dan Pemuliaan Ikan
penelitian yang telah dilakukan Aryani
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
et.al, (2013) pada benih ikan baung
Universitas Riau, Pekanbaru.
(Mystus nemurus) dengan perbedaan
Larva ikan Gurami yang
lama waktu pemberian pakan berbeda
digunakan dalam penelitian berumur
sebagai berikut:
10 hari (setelah habis kuning telur)
P1 :Pemberian Artemia sp selama 10
yang diperoleh dari usaha pembenihan
hari dan Kutu Air selama 30 hari
ikan gurami di Desa Rumbio,
P2 :Pemberian Artemia sp selama 20
Kabupaten Kampar, Riau.
hari dan Kutu Air selama 20 hari
Pakan yang digunakan dalam
P3 :Pemberian Artemia sp selama 30
penilitian ini adalah pakan alami
hari dan Kutu Air selama 10 hari
Artemia sp dan Kutu Air. Artemia sp
P4 :Pemberian Artemia sp selama 40
diperoleh dari hasil penetasan sendiri
hari
yang dilakukan di Laboratorium
P5 : Pemberian Kutu Air selama 40
Pembenihan dan Pemuliaan Ikan
hari
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
ikan uji dipelihara selama 40
Universitas Riau, Pekanbaru.
hari dan pemberian pakan dilakukan
Sedangkan Kutu Air diperoleh dari
secara ed satiation (yaitu larva ikan uji
penangkapan di alam.
diberi pakan sampai kenyang) dan
Wadah yang digunakan dalam
frekuensi pemberian pakan sebanyak 3
penelitian ini adalah akuarium
kali dalam sehari.
berukuran 30 x 30 x 30 cm sebanyak
Parameter yang diukur adalah
15 unit dengan setiap perlakuan
pertumbuhan bobot mutlak,
disusun secara acak dan padat tebar
pertumbuhan panjang mutlak, laju
larva berjumlah 2 ekor/liter.
pertumbuhan bobot harian,
kelulushidupan larva, dan kualitas air.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang sudah pertumbuhan harian (%/hari) dan
dilakukan selama 40 hari, diperoleh kelulushidupan (%) larva ikan gurami
pertumbuhan bobot mutlak (g), pada masing-masing perlakuan
panjang mutlak (cm), laju dicantumkan pada Tabel 1
Tabel 1. Pertumbuhan Bobot Mutlak (g), Panjang Murlak (cm), Laju Pertumbuhan
Harian (%/hari) dan Kelulushidupan (%) Larva Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy, Lac) .
Laju
Bobot Mutlak Panjang
Pertumbuhan Kelulushidupan
Perlakuan (g) Mutlak (cm)
Bobot Harian (%)
X ± Std X ± Std
(%/hari) X ± Std
X ± Std
c b
P1 (A10KA30) 0.068 ± 0.004 0.762 ± 0. 004 3.555 ± 0.119a 69.99 ± 5.77a
P2 (A20KA20) 0.061 ± 0.004bc 0.730 ± 0.039ab 3.207 ± 0.133b 75.55 ± 10.71a
ab a ab
P3 (A30KA10) 0.054 ± 0.0005 0.692 ± 0.032 3.451 ± 0.032 63.33 ± 3.33a
P4 (A40) 0.048 ± 0.003a 0.687 ± 0.014a 3.274 ± 0.109ab 70.00 ± 3.33a
P5 (KA40) 0.085 ± 0.009d 0.831 ± 0.019c 4.332 ± 0.212c 67.77 ± 3.85a
Keterangan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata.

Lama waktu pemberian pakan pertumbuhan panjang mutlak dan laju


Artemia sp dengan Kutu Air pertumbuhan bobot harian, sedangkan
berperngaruh sangat nyata (P<0.01) kelulushidupan tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan bobot mutlak, nyata (P>0,05).
1.Pertumbuhan Bobot Mutlak
Dari hasil penelitian perbedaan hingga 40 hari memperoleh hasil
lama waktu pemberian pakan alami pertumbuhan bobot mutlak larva ikan
Artemia sp. dengan Kutu Air dari awal gurami yang disajikan pada Gambar 1.
0,1 0,086
Pertumbuhan Bobot Mutlak

0,08 0,068
Larva Ikan Gurami (g)

0,061
0,055
0,06 0,049
0,04
0,02
0

Perlakuan

Gambar 1. Histogram Pertumbuhan Bobot Mutlak Larva Ikan Gurami


(Osphronemus gouramy, Lac)
Dari Gambar 1, dapat dilihat menunjukkan pertumbuhan bobot
pertumbuhan bobot mutlak larva ikan mutlak tertinggi diperoleh pada
gurami yang dipelihara selama 40 hari pemberian pakan Kutu Air yaitu
diperoleh hasil tertinggi pada sebesar 0,659 g. Selain itu juga Kutu
perlakuan P5 (KA40) yaitu sebesar Air merupakan pakan alami larva ikan
0,086 g. Peningkatan bobot mutlak gurami pada habitat aslinya.
larva ikan gurami yang diberi pakan Pertumbuhan bobot mutlak
Kutu Air disebabkan Kutu Air larva ikan gurami terendah diperoleh
memiliki kandungan gizi yang cukup pada perlakuan P4 (A40) yaitu sebesar
tinggi yaitu 50% protein dari berat 0,49 g. Hal ini disebabkan Artemia sp.
kering, 20-27% lemak (Pangkey, merupakan biota laut yang memiliki
2009). Protein pada pakan akan kemampuan hidup terbatas pada media
dimanfaatkan sebagai sumber energi air tawar. Kemampuan hidup yang
dan apabila kelebihan energi protein terbatas tersebut diduga berpengaruh
pakan akan dimanfaatkan untuk terhadap jumlah pakan yang
pertumbuhan (Amarwati et al., 2015). dikonsumsi oleh larva ikan gurami.
Kutu Air mengandung kadar lemak Selama penelitian, semakin
lebih tinggi bila dibandingkan Artemia lama pemberian pakan Kutu Air yang
sp. (lemak 14,75%). Lemak diberikan maka semakin baik
menyediakan energi dua kali lebih pertumbuhan larva ikan gurami,
besar dibandingkan protein (Sargent et sebaliknya semakin singkat larva
al., 2002 dalam Pangkey 2011). diberi pakan Kutu Air maka semakin
Adanya ketersediaan energi yang lambat pertumbuhannya. Yurisman
lebih tinggi ini merupakan salah dan Heltonika (2010), menambahkan
satu penyebab terjadinya pertambahan bahwa Pertumbuhan larva cenderung
bobot mutlak (Mokoginta et al., 2003). lambat dengan hanya pemberian pakan
Disamping itu, hasil dari Artemia sp. karena pemberian pakan
penelitian ini juga menunjukkan berupa Artemia sp. selama
semakin besar ukuran larva ikan pemeliharaan larva dalam jangka
gurami cenderung lebih menyukai panjang tidak mampu mencukupi
pakan berupa Kutu Air karena nutrisi larva untuk tumbuh sesuai
memiliki ukuran yang lebih besar . dengan perkembangan organ tubuh.
Kandungan nutrisi dari pakan alami Lama waktu pemberian pakan
Kutu Air terutama protein dan lemak alami Artemia sp dengan Kutu Air
sangat dibutuhkan oleh larva ikan berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
untuk pertumbuhan dan sistem terhadap pertumbuhan bobot mutlak
imunitasnya, hal ini juga sesuai larva ikan Gurami (Osphronemus
dengan hasil penelitian Tampubolon gouramy) terhadap perlakuan lainnya.
(2015), penggunaan berbagai jenis
pakan alami Artemia sp., Tubifex sp.
dan Kutu Air pada larva ikan betok
(Anabas testudinieus), juga
2.Pertumbuhan Panjang Mutlak
Dari hasil penelitian perbedaan pertumbuhan panjang mutlak larva
lama waktu pemberian pakan alami ikan gurami yang disajikan pada
Artemia sp dengan Kutu Air dari awal Gambar 2.
hingga 40 hari memperoleh hasil
0,9 0,763 0,831
0,73 0,692
Pertumbuhan Panjang Mutlak
0,8 0,687
0,7
Larva Ikan Gurami (cm) 0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0

Perlakuan

Gambar 2. Histogram Pertumbuhan Panjang Mutlak Larva Ikan Gurami


(Osphronemus gouramy, Lac)
Dari Gambar 2, terlihat bahwa Artemia sp. dan Tubifex sp.) terhadap
pertumbuhan panjang mutlak larva pertumbuhan larva ikan Palmas
ikan gurami pada awal penelitian (Polypterus senegalus) diperoleh hasil
hingga 40 hari pemeliharaan diperoleh pertumbuhan panjang mutlak tertinggi
hasil terbaik pada perlakuan P5 (KA40) pada perlakuan Tubifex sp. yaitu 4,98
yaitu sebesar 0,831 cm, diikuti dengan cm dan hasil terendah pada perlakuan
P1 (A10KA30) sebesar 0,763 cm, P2 Artemia sp. yaitu sebesar 2,87 cm. Hal
(A20KA20) sebesar 0,730 cm, P3 yang sama juga diperoleh pada
(A30KA10) sebesar 0,692 cm dan hasil Penelitian Yusuf (2016), pengunaan
terendah pada perlakuan P4 (A40) yaitu berbagai jenis pakan alami Tubifex sp.,
sebesar 0,687 cm, hasil ini juga seusai Kutu Air dan Artemia sp. terhadap
dengan penelitian Hidayati (2014), pertumbuhan larva ikan Ingir-ingir
pengunaan berbagai jenis pakan alami (Mystus nigriceps) diperoleh hasil
Moina sp., Artemia sp. dan Tubifex sp. pertumbuhan panjang mutlak terbaik
terhadap pertumbuhan larva ikan sepat pada perlakuan Tubifex sp. yaitu 3,17
mutiara (Trichogaster leeri) hasil cm dan hasil terendah pada perlakuan
terbaik diperoleh pada perlakuan Artemia sp. yaitu sebesar 1,77 cm.
Tubifex sp. yaitu 1,56 cm dan hasil Dari beberapa hasil penelitian
terendah pada perlakuan Artemia sp. pemberian pakan alami terhadap
yaitu sebesar 1,36 cm. Penelitian pertumbuhan larva ikan, Artemia sp.
Setyo (2015) pengunaan berbagai jenis juga tidak memberikan hasil terbaik
pakan alami Moina sp., Artemia sp., pada pertumbuhan panjang mutlak
Tubifex sp. dan kombinasi tiga jenis larva ikan. Hal ini diduga disebabkan
pakan alami tersebut (Moina sp., karena ukuran Artemia sp. (400-800
mikron (Pousao-Ferreira, 2012)) yang Berdasarkan pengamatan
kecil dibandingkan dengan Kutu Air selama penelitian tingginya
(1-2 mm (Bachtiar, 2003)), pertumbuhan panjang mutlak larva
menyebabkan larva ikan gurami ikan gurami pada pemberian pakan
kurang menyukai pakan berupa alami Kutu Air diduga disebabkan
Artemia sp. seiring dengan karena pakan yang diberikan disukai
pertumbuhannya. selain itu juga oleh larva, yang ditandai dengan
Artemia sp. tidak mampu bertahan aktifnya larva ikan gurami saat
lama pada media air tawar, sehingga pemberian pakan yaitu dengan
pada saat ikan kembali lapar pakan mengejar dan menangkap pakan yang
berupa Artemia sp. sudah mati atau diberikan.
tidak bergerak lagi sehingga tidak Dari hasil uji lanjut Student-
merespon larva untuk memangsanya. Newman-Keuls terhadap rata-rata
Berbeda halnya dengan Kutu Air, pertumbuhan panjang mutlak
Kutu Air mampu bertahan lama pada didapatkan bahwa P5 (pemberian Kutu
media air tawar. Air 40 hari) berbeda sangat nyata
P<0,01 terhadap perlakuan lainnya.
3.Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Dari hasil penelitian perbedaan hari diperoleh laju pertumbuhan bobot
lama waktu pemberian pakan alami harian larva ikan gurami yang
Artemia sp dengan Kutu Air selama 40 disajikan pada Gambar 3.
5 4,332
Laju Pertumbuhan

4 3,556 3,207 3,505 3,274 Keterangan


Harian (%)

3 P1= (A10KA30)
2
P2= (A10KA30)
1
P3= (A10KA30)
0
P4= (A40 )
1 2 3 4 5
P5= (KA40)
Pelakuan

Gambar 3. Histogram Rata-rata Pertumbuhan Bobot Harian Larva Ikan Gurami


(Osphronemus gouramy, Lac)

Dari Gambar 3, terlihat Berdasarkan hasil pengamatan


pertumbuhan bobot harian larva ikan terhadap larva ikan gurami selama 40
gurami tertinggi pada perlakuan P5 hari masa pemeliharaan diketahui
(KA40) sebesar 4,332 %, diikuti bahwa perbedaan lama waktu
dengan P1 (A10KA40) sebesar 3,556% , pemberian pakan berupa Artemia sp
P3 (A30KA10) sebesar 3,505%, P4 dan Kutu Air menghasilkan
(A40) sebesar 3,274% dan terendah pertumbuhan bobot harian yang
pada perlakuan P2 (A10KA40) sebesar berbeda. Rata±rata pertumbuhan
3,207 %. harian pada setiap perlakuan
meningkat seiring bertambahnya
waktu pemeliharaan. Meningkatnya mengalahkan perlakuan P3 (A30KA10)
pertumbuhan bobot harian dan P4 (A40) yaitu sebesar 0,084 g.
menunjukkan bahwa lama waktu Berdasarkan hasil penelitian
pemberian pakan Artemia sp dengan Tampubolon (2015), penggunaan
Kutu Air dapat di cerna oleh larva ikan berbagai jenis pakan alami Artemia
gurami. sp., Tubifex sp. dan Kutu Air pada
Hasil pertumbuhan bobot larva ikan betok (Anabas testudinieus),
harian terendah pada perlakuan P2 diperoleh pertumbuhan bobot harian
(A20KA20) disebakan larva awal pada tertinggi pada pemberian pakan Kutu
perlakuan ini berukuran lebih besar Air yaitu sebesar 21,63 %, hal ini
yaitu sebesar 0,23 g, dibandingkan menunjukkan bahwa larva ikan
dengan perlakuan lainnya sehingga cendrung menyukai pakan Kutu Air
semakin lama diberi pakan berupa karena memiliki ukuran yang lebih
Artemia sp. larva ikan gurami kurang besar bila dibandingkan dengan
merespon dengan bertambahnya Artemia sp.
ukuran larva. Khairuman dan Amri Perbedaan lama waktu
(2008), menyatakan larva diberi pakan pemberian pakan alami Artemia sp
yang jenis dan ukurannya disesuaikan dengan Kutu Air berpengaruh sangat
dengan umur dan ukuran larva ikan. nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan
Akan tetapi setelah diberikan pakan bobot harian larva ikan Gurami
berupa Kutu Air dari hari ke 20 hingga (Osphronemus gouramy) terhadap
hari ke 40 masa pemeliharan, perlakuan lainnya.
pertumbuhan bobot mutlak meningkat
4. Kelulushidupan
Dari hasil penelitian perbedaan gurami selama 40 hari diperoleh
lama waktu pemberian pakan alami kelulushidupan larva ikan gurami yang
Artemia sp dengan Kutu Air terhadap disajikan pada Gambar 4.
pertumbuhan dan sintasan larva ikan
80 75,56
Kelulushidupan (%)

75 70 70 Keterangan
67,78
70 P1= (A10KA30)
63,33
65
P2= (A10KA30)
60
55 P3= (A10KA30)
P1 P2 P3 P4 P5 P4= (A40 )
Perlakuan P5= (KA40)

Gambar 4. Histogram Rata-rata Kelulushidupan Larva Ikan Gurami


(Osphronemus gouramy, Lac)
Berdasarkan Gambar 4 (2006), kelulushidupan larva lebih
kelulushidupan larva ikan gurami pada dari 50% tergolong baik, 30-50%
penelitian ini tergolong baik, mengacu tergolong sedang dan kurang dari 30%
kepada pernyataan Suhardiayanti tergolong rendah. Kelulushidupan
larva ikan gurami tertinggi terdapat predator dan parasit, kekurangan
pada perlakuan P2 (A30KA10) sebesar makanan baik kualitas maupun
75,56%, yang diikuti dengan P1 kuantitas, penanganan dan kualitas air.
(A10Ka30) dan P4 (A40) sebesar 70%, Berdasarkan hasil pengamatan selama
setelah itu P5 (KA40) sebesar 67,78% , penelitian, pada 10 hari terakhir
dan terendah pada perlakuan P3 penyebab mortalitas pada larva
(A30KA10) sebesar 63,33%. Perbedaan dikarenakan larva terserang parasit
lama waktu pemberian pakan Artemia yang terbawa akibat pemberian pakan
sp. dengan Kutu Air tidak berbeda Kutu Air yang didapat dari selokan-
nyata (P> 0,05) terhadap kelulus selokan. parasit ini menyerang sirip
hidupan larva ikan Gurami larva sehingga memaksa larva
(Osphronemus gouramy, Lac). mengores-goreskan tubuhnya ke
Hasil dari penelitian ini jauh wadah, yang mengakibatkan sirip
lebih baik bila di bandingkan dengan larva terputus dan larva mengalami
penelitian yang dilakukan oleh Lucas kematian. Akan tetapi hal tersebut
et.al (2013), mengenai pertumbuhan dapat diatasi dengan pergantian air,
dan kelangsungan hidup larva ikan lalu larva direndam dengan larutan
gurami (Osphronemus gouramy, Lac) garam selama 15 menit didalam wadah
dengan pemberian jenis pakan berbeda penelitian, setelah itu diganti dengan
memperoleh hasil kelulushidupan pada air yang baru. Menurut Sinaga et.al
pakan Tubifex sp sebesar 34 % , pakan (2015), fungsi garam yang diberikan
Artemia sp sebesar 17%, pakan pada media budidaya adalah sebagai
Larutan kuning telur rebus sebesar desinfektan, dan garam merupakan
8,33% dan pakan buatan pelet FF-999 suatu zat yang kurang diminati oleh
yang telah dihaluskan sebesar 1%. parasit air tawar, begitu juga
Menurut Merlina (2004), dengan pemberian garam dapat
mortalitas dipengaruhi oleh adanya meningkatkan kadar lendir pada
faktor dalam dan faktor luar, tubuh ikan. Tingginya lendir tersebut
dimana faktor yang paling dominan menyebabkan parasit terlepas dari
mempengaruhi mortalitas adalah tubuh ikan dan sulit untuk menempel
kompetisi antar jenis, meningkatnya kembali.
5. Kualitas Air
Parameter kualitas air selama yang lama, akan mempengaruhi
penelitian yaitu suhu 26,4-27,8 ºC, pH pertumbuhan dan reproduksi ikan. Jika
6,5-7,3 dan oksigen terlarut 4,0-6,0 nilai pH air rendah dapat
ppm. menyebabkan terjadinya
Boyd (1982) dalam Nirmala penggumpalan lendir pada insang
dan Rasmawan (2010), menyatakan dan ikan akan mati lemas sehingga
bahwa nilai pH yang mematikan makanan yang dikonsumsi lebih
bagi ikan, yaitu kurang dari 4 dan banyak dimanfaatkan sebagai energi
lebih dari 11. Pada pH kurang dari untuk mempertahankan tubuh dari
6,5 atau lebih dari 9,5 dalam waktu
pada untuk pertumbuhan (Zonneveld tergantung dari jenis ikan, umur dan
et.al, 1991). aktifitasnya (Khairuman dan Sudenda,
Oksigen terlarut (DO) 2002 dalam Fitriadi et.al, 2014).
merupakan parameter kualitas air Pada penelitian ini, usaha untuk
yang sangat penting karena meningkatkan dan mempertahankan
keberadaannya mutlak diperlukan DO adalah dengan penggunaan aerator
oleh organisme budidaya untuk pada setiap wadah penelitian dan
proses respirasi. Berkurangnya selain itu juga mengganti air sesuai
kandungan oksigen terjadi akibat kebutuhan dan ukuran larva. Apabila
pemanfaatan oleh ikan untuk proses air pada media pemeliharaan keruh,
respirasi, metabolisme, termasuk maka air diganti agar kualitas air tetap
pencernaan dan asimilasi makanan terjaga sehingga diharapkan dapat
serta pertumbuhan (Effendi, 2006). menekan tingginya mortalitas pada
Kadar oksigen terlarut dalam air masa pemeliharaan.
sangat penting bagi kelangsungan
hidup semua organisme. Oksigen
6. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa perbedaan lama
waktu pemberian pakan Artemia sp Amarwati, H., Subandiyono, dan
dengan Kutu Air berpengaruh sangat Pinandoyo. 2015. Pemanfaatan
nyata (P<0.01) terhadap pertumbuhan Tepung Daun Singkong (Manihat
utilissima) yang Difermentasi
bobot mutlak, pertumbuhan panjang
dalam Pakan Buatan Terhadap
mutlak dan laju pertumbuhan harian, Pertumbuhan Benih Ikan Nila
tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,5) (Oreochromis niloticus). Journal
terhadap kelulushidupan larva ikan of Aquaculture Management and
gurami. Perlakuan terbaik diperoleh Technology. 4(2): 21-59.
pada perlakuan P5 (KA40) Bactiar, Y. 2010. Buku Pintar Budi
menghasilkan pertumbuhan bobot Daya dan Gurami. ArgoMedia.
Jakarta. 194 hlm.
mutlak sebesar 0,086 g, pertumbuhan
Effendi, I., N.J. Bugri, dan Widanarti.
panjang mutlak sebesar 0,831 cm dan 2006. Pengaruh Padat Penebaran
laju pertumbuhan harian sebesar 4,332 Terhadap Kelangsungan Hidup
% sedangkan perbedaan lama waktu dan Pertumbuhan Benih Ikan
pemberian pakan Artemia sp dengan Gurami (Osphronemus goramy)
Kutu Air yang terbaik adalah P1 Ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur
(A10KA30) menghasilkan pertumbuhan Indonesia, 5(2): 127-135.
Fitriadi, M.W., F. Basuki, dan R.A.
bobot mutlak 0,068 g, pertumbuhan
Nugroho. 2014. Pengaruh
panjang mutlak 0,763 cm dan laju Pemberian Recombinant Growth
pertumbuhan bobot harian sebesar Hormon (rGH) Melalui Metode
3,556 %. Oral dengan Interval Waktu yang
Berbeda Terhadap Kelulushidupan
dan Pertumbuhan Larva Ikan
Gurami (Osphronemus guramy, Dipelihara Pada Media
Lac). Journal of Aquaculture Bersalinitas dengan Paparan
Manegement and Technology, Medan Listrik. Jurnal Akuakultur
3(2): 77-85. Indonesia. 9(1): 46-55.
Hidayati, I., Y. 2014. Pengaruh Pangkey, H. 2009. Daphnia dan
Pemberian Pakan Alami yang Kegunaannya. Jurnal Perikanan
Berbeda Terhadap Kelangsungan dan Kelautan. 5(3): 33-36.
Hidup dan Pertumbuhan Larva _________. 2011. Kebutuhan Asam
Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster Lemak Esensial pada Ikan Laut.
leeri). Skripsi. Fakultas Perikanan Jurnal Perikanan dan Kelautan
Dan Ilmu Kelautan Universitas Tropis. 7(2).
Bung Hatta. Padang. Priyadi, A., E. Kusrini., T. Megawati.
Khairuman, dan Amri K., 2003. 2010. Perlakuan Berbagai Jenis
Pembenihan dan Pembesaran Pakan Alami Untuk Meningkatkan
Gurami. AgroMedia Pustaka. Pertumbuhan Dan Sintasan Larva
Jakarta. Ikan Upside Down (Synodontis
_________.2008. Peluang Usaha nigriventis). Proseding Forum
Budidaya Cacing Sutra. Inovasi Teknologi Akuakultur.
ArgoMedia Pustaka. Jakarta. 749-754.
Lucas, W.G.F., Ockstan, J.K., dan Pousao-Ferreira, P. 2012. Live
Cyska, L. 2015. Pertumbuhan dan Feed for Larval Fish, Shrimp:
Kelangsungan Hidup Larva Production, Enrichment, Feeding
Gurami (Osphronemus gouramy) Strategies. Global Aquaculture
dengan pemberian beberapa jenis Alliance, pp. 25-26.
pakan. Jurnal Budidaya Perairan. Rukmana, R. 2005. Penangkaran Ikan
3(2) : 19-28. Gurami, Pembenihan dan
Merlina. 2004. Pemberian Tepung Biji Pembesaran. Kansius. Yogyakarta.
Labu Kuning (Cucurbita Setyo, N. P. 2015. Pengaruh
moschata) dengan Dosis Berbeda Pemberian Pakan Alami yang
Dalam Pakan untuk Merangsang Berbeda Terhadap Kelangsungan
Pertumbuhan Nila Gift Hidup dan Pertumbuhan Larva
(Oreochromis niloticus) yang Ikan Palmas (Polypterus
Dipelihara Dalam Akuarium. senegalus, Cuvier). Skripsi.
Skripsi. Fakultas Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Universitas Lambung Mangkurat. Kelautan Universitas Bung Hatta.
Banjarbaru. Padang.
Mokoginta, I., D. Jusadi, dan T.L. Sinaga, A. C. H. 2015. Pengaruh
Pelawi. 2003. Pengaruh Pemberian Garam (Nacl) Terhadap
Daphnia sp. yang Diperkaya Pengendalian Infeksi Argulus sp.
dengan Sumber Lemak yang Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio).
Berbeda Terhadap Kelangsungan Skripsi. Fakultas Pertanian
Hidup dan Pertumbuhan Larva Universitas Sumatera Utara .
Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Medan.
Jurnal Akuakultur Indonesia. 2(1): Suhardiyanti. 2006. Pengaruh
7-11. Persentase Pemberian Tubifexs sp
Nirmala, K., dan Rasmawan. 2010. Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan
Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame Selais (Kryptopterus lais). Skripsi.
(Osphronemus goramy, Lac) Yang Jurusan Perikanan Fakultas
Pertanian Universitas Islam Riau.
Pekanbaru.
Tampubolon, E.H. 2015. Pengaruh
Pemberian Pakan Alami Berbeda
Terhadap Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Larva Ikan Betok
(Anabas testudinieus). Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru.
Yusuf, M. 2016. Pemberian Pakan
Alami Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulushidupan
Larva Ikan Ingir-ingir (Mystus
nigriceps). Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru.
Yurisman, dan B. Heltonika. 2010.
Pengaruh Kombinasi Pakan
Terhadap Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Larva Ikan Selais
(Ompok hypothalamus). Berskala
Perikanan Terubuk, 38(2): 80-90.
Zonneveld, N., Huisman, E.A., dan
J.H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip
Budidaya Ikan. Terjemahan. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
http://www.ofish.com/PakanIkan/arte
mia_content.php diakses pada
tanggal 11 April 2016 pukul 19.00
wib.

You might also like