Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Florea Volume 5 No.

1, Mei 2018 (29-36)

EDUCATION FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT (ESD) MELALUI


PEMAHAMAN MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI SAMPAH POPOK
SEKALI PAKAI DENGAN MENGGUNAKAN POPOK REUSE
1)
Angsoka Dwipayana Marthaliakirana, 2)Mimien Henie Irawati, 3)Fathur Rohman
1)
Pendidikan Biologi, IKIP PGRI Jember
2), 3)
Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang
1)
email: akleema07@gmail.com)
Diterima 14 Maret 2018 disetujui 17 April 2018

ABSTRACT
With regard to the environment, waste has a wide impact such as environmental pollution.
Development of monitoring in terms of pengelolahan and conservation of river ecosystems needs
to be done, the habit of disposing waste disposable diapers is certainly very dangerous to the
quality of river water and for the sustainability of the river in the future, because disposable
diapers are disposable waste products that contain dirt (stool) and urine from infants, which can
have a negative impact on the community's most potent impacts of river pollution. The use of
reuse diapers in modern packaging is a product that has long-term economic value because it
can be reused, in addition to having medical benefits compared to disposable diapers, is also an
important concept to educate the public about the benefits of reuse diapers on the environment.
An activity is needed to understand the importance of protecting the environment by reducing the
use of disposable diapers, in order to realize Sustainable Development or future sustainable
development. The methods used in this research are: lectures through counseling and qualitative
descriptive, Counseling is used to give an overview of the effect of disposable diaper use and the
solution through the use of reuse diapers, and descriptive qualitative to analyze the outcomes of
early and late community understanding before and after being given counseling. The result of
the research shows that the society understanding is reduced by 88,2% for the not understood
category seen from the first oral test of the end, for the sufficient understanding category
increased by 11,7%, the criterion of understanding increased 17,6%, and for category very
understand from the previous 0% increased his understanding by 58.9%.

Keywords: ESD, Environment, Disposable diapers, Reuse diapers

PENDAHULUAN penyakit kulit, yakni gatal-gatal, kulit


Pengkajian terhadap perilaku merah, kulit panas, mata merah, mata
Masyarakat Indonesia menunjukkan terasa gatal dan panas. (Harahap et.al,
bahwa, masyarakat di indonesia memiliki 2012). Menindak lanjuti hal tersebut
karakter dan perilaku yang buruk tentang bahwa sungai yang tercemar atau
sampah, yakni dengan sikap membuang terkontaminasi dilihat dari kekeruhan,
sampah sembarangan. Sikap dan karakter BOD, COD, PO dan pH pada ambang
ini tidak mengenal status sosial ataupun batas tertetu sebagai toleransinya, dan
tingkat pendidikan. (Wibisono & Dewi, harus dilakukan tindakan pencegahan
2014). berkelanjutan pada sungai yang tercemar.
Penelitian lain yang berkenaan (Badali et.al, 2013).
adalah tentang analisis kualitas air sungai, Berkaitan dengan lingkungan,
yang menggambarkan hasil bahwa sampah memberikan dampak yang luas
pencemaran air sungai diakibatkan oleh misal terjadinya pencemaran lingkungan,
aktivitas pembuangan sampah, dan hal ini solusi dengan adanya tempat
menyebabkan masyarakat di daerah pembuangan akhir sampah (TPA)
aliran sungai yang menggunakan nya seringkali mengalami kendala, bail fisik
mengalami keluhan beberapa jenis ,maupun non fisik, misalnya masalah

29
Angsoka Dwipayana Marthaliakirana dkk
Florea Volume 5 No. 1, Mei 2018 (29-36)

sosial, ekonomi, pemeliharaan dan lain tidak terkontrol) merupakan tempat yang
sebagainya. (Sukrorini et.al, 2014). Hal cocok bagi beberapa organisme dan
ini sejalan dengan yang dikemukakan menarik bagi berbagai binatang penyebab
oleh Ahmed et.al (2015), bahwa penyakit. Menurut Wambui et.al (2015),
pengembangan pemantauan dalam hal popok sekali pakai sangat populer untuk
pengelolahan dan koservasi ekosistem perawatan bayi, dan penggunaannya
sungai perlu dilakukan mengingat hasil cenderung meningkat seiring
penelitian pada sungai di suatu daerah meningkatkan populasi kelahiran bayi,
menunjukkan kondisi kekeruhan, DO, dan mayoritas responden menyatakan
BOD, COD dan Fe berada dalam taraf mereka membuang sampah ditempat
yang tidak dapat diterima sesuai dengan trebuka atau di sembarang tempat,
standar WHO. sehingga hal ini menyebabkan terjadinya
Penelitian Ghassani dan Yusuf kontaminasi terhadap air yang memiliki
(2015) menyebutkan bahwa lebih dari kemungkinan besar menyebabkan diare,
50% ibu-ibu mempunyai keinginan yang diperparah dengan kondisi sampah yang
kuat untuk membuang sampah di sungai, sulit terdegradasi, meski dilakukan
hal ini dikarenakan adanya significant pembakaran juga akan memberikan hasil
person atau orang yang penting bagi yang kurang baik karena gas yang
dirinya untuk mendukung dan menyetujui dihasilan akan memberikan dampak
perilaku ibu-ibu tersebut untuk kurang baik bagi lingkungan.
membuang sampah di sungai. Hal ini Lebih jauh Wibisono dan Dewi
sejalan dengan hasil observasi yang mengungkapkan bahwa sebenarnya
dilakukan di kecamatan puger kabupaten sampah adalah bahan yang terbuang dan
jember, bahwa penyumbang sampah dibuang dari suatu sumber aktivitas yang
popok sekali pakai di sungai adalah ibu- dihasilkan manusia, juga dapat diartikan
ibu baik di sekitar aliran sungai maupun sebagai hasil dari aktivitas proses-proses
yang jauh dari aliran sungai. Menurut alam yang sudah tidak mempunyai nilai
Rahat et.al (2014) menunjukkan bahwa ekonomi, atau diartikan sebagai barang
popok sekali pakai merupakan sampah yang memilki nilai ekonomi negatif.
terbesar di negara maju, sehingga Berkaitan dengan hal tersebut, apabila
membutuhkan perhatian besar dan khusus penanganan sampah tidak diperhatikan
tentang bagaimana pengolahannya, oleh berbagai pihak maka akan
dimana kesadaran masyarakat perkotaan menimbulkan dampak terhadap
juga masih kurang terhadap keberadaan lingkungan yang kondisinya semakin
sampah diapers/popok sekali pakai. memburuk, karena masalah sampah
Kebiasaan masyarakat membuang terhadap lingkungan bukan hanya tugas
sampah popok sekali pakai tentu sangat dari pemerintah setempat. (Mutaqin dan
berbahaya terhadap kualitas air sungai Heru, 2010).
dan untuk keberlangsungan sungai Salah satu hal yang dapat
tersebut di masa depan, karena sampah diupayakan untuk mengurangi
popok sekali pakai adalah hasil buangan penggunaan popok sekali pakai adalah
pemakaian yang mengandung kotoran dengan menggunakan popok reuse.
(tinja) dan air kencing dari bayi, yang Dalam hal ini popok reuse diartikan
dapat memberikan dampak negatif bagi sebagai popok kain yang dapat digunakan
masyarakat teruatama dampak berupa kembali, baik berjenis tradisional ataupun
pencemaran sungai. Menurut Santoso modern. Popok reuse mulai banyak
(2009) lokasi sampah yang kurang diamati di negara-negara maju, teruatama
memadai (pembuangan sampah yang yang dibuat menjadi versi modern

30
Education for Sustainable Development
Florea Volume 5 No. 1, Mei 2018 (29-36)

menyerupai fungsi popok sekali pakai Kebersihan lingkungan dapat


yang dapat bertahan beberpa jam, meningkatkan kesehatan masyarakat.
sehingga memiliki nilai praktis bagi Salah satu upaya untuk meningkatan
kehidupan ibu-ibu di era kini. Penelitian kebersihan adalah peningkatan pelayanan
Meseldzija, et.al (2013) menyatakan air bersih, disamping itu perlu diadakan
bahwa popok reuse (popok kain) juga perbaikan pengelolahan pembuangan
memiliki dampak terhadap lingkungan kotoran manusia (tinja), yang dapat
sebagaimana popok sekali pakai diupayakan dengan memberikan
(diapers) dalam hal cara pembuatannya pemahaman kepada masyarakat tentang
oleh pabrik dan proses pencuciannya pentingnya kebersihan lingkungan dan
dengan menggunakan detergen, namun manfaatnya untuk kesehatan.
popok reuse memiliki dampak (Herlambang, 2006).
lingkungan yang lebih kecil dibanding Hasil penelitian lain terhadap
dengan popok sekali pakai. Penyebabnya masyarakat di sebuah desa, menunjukkan
adalah popok sekali pakai akan terbuang bahwa semakin meningkatnya
langsung dengan sifatnya yang sulit pengurangan sampah (reduce) semakin
diuraikan oleh tanah bahkan hingga meningkat pula kesehatan masyarakat.
ratusan tahun, sedangkan popok reuse (Anatolia, 2015). Lebih lanjut Anatolia
(popok kain) tidak memiliki dampak ini menyebutkan bahwa partisipasi
terhadap lingkungan karena digunakan masyarakat dan adanya organisasi
kembali. Sehingga penggunaan popok masyarakat dalam mengolah sampah
kain perlu dilakukan untuk alasan akan memberikan dampak social yang
lingkungan. positif. Sehingga masyarakat akan
Penggunaan popok reuse dalam mendapat keuntungan secara tidak
kemasan modern adalah produk yang langsung dari penurunan biaya
memiliki nilai ekonomi jangka panjang pengobatan anggota keluarga yang sakit,
karena dapat digunakan kembali, selain serta akan menjadikan lingkungan bersih
memiliki manfaat medis dibandingkan dan sehat. Sejalan dengan penelitian
popok sekali pakai, juga merupakan tersebut, Mutaqin dan Heru (2010)
konsep yang penting untuk mengedukasi memberikan gambaran bahwa kondisi
masyarakat tentang keuntungan popok masyarakat setelah diberi pelatihan dan
reuse terhadap lingkungan. (Zwane, pemahaman pengelolahan sampah
2010). terpadu, menunjukkan hasil yang positif
Dari penelitian Tembo & Chazireni terhadap wawasan masyarakat terhadap
(2017) terhadap popok sekali pakai lingkungan hidup.
adalah kenyataan penggunaan diapers Pengelolahan sampah telah menjadi
akan terus meningkat dengan perhatian baru yang mendesak untuk
meningkatnya kehidupan bayi dan segera di atasi, karena tidak adanya
kenyataan bahwa diapers sulit terurai pengelolahan sampah yang baik akan
bahkan membutuhkan waktu ± 500 tahun, menjadi penyebab terjadinya ketidak
sehingga selayaknya seluruh elemen seimbangan lingkungan yang tidak
masyarakat terlibat dalam hal ini, dengan diharapkan dan menimbulkan
cara: 1) pemerintah pusat memberikan pencemaran. (Wibisono dan Dewi, 2014).
arahan, 2) pemerintah daerah setempat Berkenaan dengan pengolahan
(lokal) memberikan larangan/sanksi, 3) sampah, penelitian dari Suprapto et.al,
adanya komunitas yang memberikan 2017 menunjukkan bahwa dengan
penyuluhan. dilakukannya sosialisasi pengelolahan
sampah rumah tangga dan pengenalan

31
Angsoka Dwipayana Marthaliakirana dkk
Florea Volume 5 No. 1, Mei 2018 (29-36)

teknologi melalui program pengabdian Pendidikan untuk pembangunan


pada masyarakat yakni dengan berkelanjutan atau dalam hal ini dikenal
melakukan olah sampah organik rumah dengan istilah ESD, umunya diberikan
tangga (OSAMA) dapat meningkatkan atau distartegikan pada sekolah-sekolah
pemahaman tentang berbagai jenis dengan mengintergarsikannya pada
limbah terutama sampah rumah tangga pembelajaran di kelas meski mungkin
serta dapat meningkatkan pemahaman tidak tersirat secara langsung dalam
mengenai teknologi sederhana. sintaks pembelajaran. Pendidikan demi
Pengelolaan lingkungan: 1) pembangunan berkelanjutan dapat juga di
Planning (Perencanaan), pembangunan berikan secara non formal pada
berkelanjutan seharusnya dikedepankan, masyarakat umum sebagai upaya
dengan menekankan pada terwujudnya perwujudan pelestarian lingkungan
pembangunan sosial di mana peranserta, sekitar, misalnya dengan memberikan
dan keadilan menjadi bagian penting pemahaman melalui kegiatan
dalam pembangunan; 2) Organizing penyuluhan. Menurut Wade (2012),
(Pengorganisasian). Pemerintah, swasta, penekanan ESD khsusnya pada
masyarakat, yang seharusnya dilakukan pembelajaran yang kontekstual, relevan
dengan mengedepankan win-win dengan materi dan menyesuaikan dengan
solution, misalnya dengan pelaksanaan usia serta kebutuhan pebelajar, yang
zonasi; 3) Actuating (Pelaksanaan): harus dapat diberikan melalui pendidikan
dimunculkan pelaksanaan optimatisasi formal, non formal maupun informal. Hal
pemanfaatan sumberdaya alam secara ini penting dilakukan agar dapat
efisien, dengan memanfaatkan teknologi menciptakan pemikiran terkait
yang ramah lingkungan. (Purnaweni, pengetahuan alam sekitar, salah satu
2014). contoh pengetahuan tentang iklim yang
Lebih jauh Purwaneni (2014) diperlukan untuk keberlanjutan bumi
menyebutkan bahwa Pengelolaan kita, sehingga memahamkan tentang
lingkungan merupakan hal yang sangat ekologi sekitar seperti tumbuhan dan
penting dilakukan, mengingat bahwa hutan yang penting dalam perubahan
manusia selalu berusaha memaksimalkan iklim di masa depan.
segala perwujudan keinginannya dan Terciptanya lingkungan yang
seringkali dengan cara yang secepat- terjaga keseimbangannya, khususnya
cepatnya, sehingga cenderung dalam hal ini adalah lingkungan perairan
mengorbankan kepentingan lingkungan yakni sungai tentu sudah menjadi harapan
hidupnya. bersama, namun dalam pelaksanaannya
Lebih jauh herlambang, 2006 tidaklah mudah. Hal ini berkaitan dengan
menyebutkan bahwa upaya perlindungan tidak semua warga masyarakat
sumber air perlu dilakukan untuk memahami pentingnya menjaga
mengendalikan pencemaran, dapat keseimbangan lingkungan. Berkenaan
dilakuka dengan cara menata ruang dengan hal tersebutlah perlu diadakan
berwawasan lingkungan yang kegiatan untuk memahamkan masyarakat
terlingdungi oleh undang-undang, terhadap pentingnya menjaga lingkungan
melakukan monitoring terhadap undang- dengan mengurangi penggunaan popok
undang yang diberlakukan tersebut, sekali pakai, demi terwujudya
meminta bantuan lembaga swadaya Sustainable Development atau
masyarakat dan membentuk kelompok perkembangan berkelanjutan di masa
sadar lingkungan yang berada dalam depan.
binaan.

32
Education for Sustainable Development
Florea Volume 5 No. 1, Mei 2018 (29-36)

Penelitian bertujuan untuk Tes lisan awal dilakukan sebelum


mengukur peningkatkan pemahaman masyarakat sebagai sampel dari
masyarakat di kecamatan Puger pengamatan ini diberikan ceramah
kabupaten Jember terhadap lingkungan melalui penyuluhan, dan tes lisan akhir
dengan tema mengupayakan dilakukan setelah mendapatkan
penanggulangan sampah popok sekali penyuluhan, kemudian di bandingkan
pakai melalui penggunaan popok reuse hasilnya untuk menunjukkan perubahan
demi tercapainya keseimbangan pemahaman masyarakat. Poin yang
lingkungan untuk pembangunan ditanyakan pada tes lisan adalah terkait
berkelanjutan di masa depan melalui apa yang digunakan masyarakat untuk
penyuluhan. anaknya berupa penanggulangan untuk
menampung BAK (Buang Air Kecil) dan
METODE BAB (Buang Air Besar) bayi mereka
Metode yang digunakan dalam beserta alasannya, poin berikutnya
penelitian ini adalah: ceramah melalui tentang tempat pembuangan sampah
penyuluhan dan kualitatif deskriptif. popok sekali pakai dan alasannya, poin
Penyuluhan digunakan untuk ketiga adalah mengenai pengetahuan
memberikan gambaran tentang dampak masyarakat tentang solusi penampungan
penggunaan popok sekali pakai serta BAK dan BAB bayi selain menggunakan
solusinya melalui penggunaan popok popok sekali pakai, point berikutnya
reuse, dan kualitatif deskriptif untuk tentang pengetahuan masyarakat
menganalisis hasil pemahaman awal dan terhadap pembangunan berkelanjutan
akhir masyarakat sebelum dan setelah sehingga perlu menjaga kelestarian dan
diberikan penyuluhan. Data dari analisis keseimbangan lingkungan.
deskriptif diperoleh dari wawancara
terhadap sampel. Sampel yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam kajian ini adalah masyarakat Hasil dari penelitian ini ditunjukkan
khususnya ibu-ibu di kecamatan puger dengan hasil tes lisan yang dilakukan di awal
yang menggunakan popok sekali pakai sebelum penyuluhan dan setelah penyuluhan
untuk anaknya. Lokasi penelitian di berakhir. Menunjukkan hasil analisis pada
kecamatan Puger Kabupaten Jember. tabel di bawah ini. Tabel 1 menunjukkan
Ceramah yang disampaikan hasil awal pengetahuan atau pemahaman
menitikberatkan pada: 1) bahaya dan masyarakat terhadap permasalahan
dampak jangka panjang sampah yang sampah popok sekali pakai di kecamatan
ditimbulkan dari penggunaan popok Puger Kabupaten Jember, sebanyak
sekali pakai bagi lingkungan terutama 88,2% masyarakat tidak memahami
jika dibuang di sembarang tempat misal dampak popok sekali pakai dan solusi
di sungai, dengan menunjukkan kajian- yang harus dilakukan untuk menghindari
kajian penelitian terdahulu, 2) penggunaan popok sekali pakai. 11,8%
penggunaan popok sekali pakai dapat
Tabel 1. Nilai Awal (Pretest) Masyarakat
dihindari dengan menggunakan popol
Nilai Tingkat N %
reuse, 3) pemberian wawasan education Pemahaman
for Sustainable Development (ESD) demi < 50 Tidak paham 15 88,2
pentingnya menjaga keberlangsungan 50 - 75 Cukup paham 2 11,8
keseimbangan lingkungan demi warisan 76-99 paham - -
pembangunan berkelanjutan untuk anak 100 Sangat paham - -
cucu di masa depan.

33
Angsoka Dwipayana Marthaliakirana dkk
Florea Volume 5 No. 1, Mei 2018 (29-36)

masyarakat sudah mulai memahami Peserta penyuluhan dengan kriteria


perihal bahaya penggunaan popok sekali paham dan sangat paham masih kosong
pakai. Pengambilan sampel dilakukan dalam tabel 1, hal ini dikarenakan belum
terhadap ibu-ibu dengan latar belakang ada peserta yang mampu memahami
berbeda, terkait pekerjaan, status sosial permasalahan yang timbul baik dampak
dan ekonomi. langsung maupun jangka panjangnya
Sejalan dengan yang disampaikan terkait pembuangan sampah popok sekali
oleh pengamatan Wibisono dan Dewi pakai pada tempat yang tidak seharusnya,
pada 2014 bahwa masyarakat negeri ini setiap poin yang ditanyakan tidak
terbiasa membuang sampah tanpa terjawab sempurna sesuai tujuan peneliti.
memperhatikan tempatnya, meskipun Menindaklanjuti hasil tersebut, maka
bestatus sosial dan berpendidikan tinggi. perlu dilakukan upaya memahamkan
Hal ini lebih jauh dijelaskan sebagai masyarakat dengan penyuluhan terkait
karakter yang melekat dan perlu upaya tema yang di pilih oleh peneliti.
berkelanjutan untuk menanggulanginya. Setelah dilakukan penyuluhan,
Dari hasil tes lisan awal dengan ibu-ibu kembali dilakukan tes lisan untuk
peserta penyuluhan, sebagian dari mereka mengetahui hasil akhir (postest) peserta
yang menduduki kritria cukup paham penyuluhan terhadap pemahaman
dalam tabel 1, sebenarnya telah mengenai lingkungan serta solusinya
mengetahui bahwa sungai bukan tempat untuk keberlanjutan jangka panjang. Tes
pembuangan sampah, dalam hal ini dilakukan dengan pertanyaan yang sama
adalah sampah popok sekali pakai. dengan tes awal yang telah dilakukan
Namun warga tetap melakukan hal sebelumnya, dan pada peserta
tersebut, yakni membuang sampah popok penyuluhan yang sama, guna
sekali pakai di sungai. mengakuratkan data hasil penelitian.
Lebih lanjut hasil tes lisan awal
menyebutkan bahwa mayoritas peserta Tabel 2. Nilai Akhir (Postest) Masyarakat
penyuluhan dengan kriteria tidak paham
Nilai Tingkat N %
dalam tabel 1, belum memahami tentang
Pemahaman
solusi lain yang dapat dilakukan untuk < 50 Tidak paham - -
mengurangi sampah popok sekali pakai, 50 - 75 Cukup paham 4 23,5
yakni dengan menggunakan popok reuse, 76-99 paham 3 17,6
serta belum memahami bahwa 100 Sangat paham 10 58,9
pembuangan sampah popok sekali pakai
tidak hanya menimbulkan dampak Tabel 2 menunjukkan hasil peserta
langsung berupa penumpukan sampah penyuluhan dengan kriteria cukup paham
bahkan banjir, namun juga menyebabkan sebanyak 23,5%, untuk kriteria paham
dampak jangka panjang terhadap sebanyak 3 %, sedangkan dengan kriteria
keberlangsungan keseimbangan sungai sangat paham sebanyak 58,9%. Kriteria
sebagai bagian dari lingkungan kita. tersebut ditentukan berdasarkan penilaian
Dampak jangka panjang ini yang belum jawaban peserta penyuluhan terhadap
disadari dan dipahami, bahkan tentang pertanyaan tentang poin-poin yang telah
pembangunan berkelanjutan yang dijabarkan pada metode penelitian,
penting untuk masa depan akan pertanyaan yang diajukan untuk
terganggu bahkan mungkin tidak dapat mendapatkan nilai akhir ini sama dengan
berlangsung dengan adanya pertanyaan yang di ajukan pada peserta
penyalahgunaan fungsi sungai. penyuluhan untuk mendapatkan nilai
awal. Berbeda dengan tabel 1, pada tabel

34
Education for Sustainable Development
Florea Volume 5 No. 1, Mei 2018 (29-36)

2 sudah menunjukkan hasil yang lebih perubahan pemahaman sebesar 58,9%


baik terhadap pemahaman peserta lebih besar dibanding pemahaman
penyuluhan. Peserta penyuluhan dengan awal menunjukkan kriteria sangat
kriteria sangat paham adalah mereka paham.
yang menjawab pertanyaan sesuai yang 5) Perlu dilakukan pengamatan lanjutan
diharapkan oleh peneliti terkait poin yang berhubungan dengan tindakan
penting permasalahan popok sekali pakai nyata yang dilakukan masyarakat
dan penanggulangannya dengan popok terhadap pengelolahan sampah popok
reuse. sekali pakai setelah mereka
Berkenaan dengan hasil tabel 1 memahami tentang pentingnya
dan tabel 2 di atas, bahwa perlakuan menjaga lingkungan, sehingga hasil
pemberian penyuluhan pada masyarakat pemahaman tersebut diaplikasikan.
kecamatan puger kabupaten jember
memberikan gambaran peningkatan
pemahaman peserta penyuluhan secara DAFTAR PUSTAKA
umum sebesar 58,9% setelah Ahmed, F., Aziz, M. A., Alam, M. J.,
mendapatkan ceramah terkait Hakim, M. A., Khan, M. A. S.
permasalahan sampah popok sekali pakai (2015). Impact on Aquatic
dan penanggulangannya dengan popok Environment for Water
reuse untuk keberlangsungan lingkungan Pollution in The Vahirab River.
di masa depan demi tercapainya The International Journal of
pembangunan berkelanjutan dalam Engineering And Science (IJES),
jangka panjang. 4(8): 56-62.
Anatolia, Levi. (2015). Pengaruh
SIMPULAN Pengelolaan Sistem
Melihat hasil dan pembahasan di Pembuangan Akhir Sampah dan
atas, dapat disimpulkan bahwa: Dampak Terhadap
1) Pemahaman masyarakat tentang KesehatanMasyarakat di Desa
dampak popok sekali pakai meningkat Tibar Timor Leste. Jurnal bumi
dengan diberikan ceramah melalui lestari, Vol 15(2).
penyuluhan, dengan menunjukkan Badali, Fawaz Al., Othman, Mohammad,
angka pengurangan sebesar 88,2% S., & Gasim, M. B. (2013).
untuk kategori tidak paham dilihat dari Water Quality Assesment of the
tes lisan awal dan akhir. Semenyih River, Selangor,
2) Pemahaman terhadap pengelolahan Malaysia. Journal of Chemistry,
pembuangan sampah popok sekali 2013.
pakai juga meningkat sebesar 11,7%, Ghassani, Raisha & Yusuf, Umar. (2015).
untuk kategori cukup paham. Studi mengenai Intensi
3) Masyarakat lebih memahami Membuang Sampah di Sungai
penggunaan popok reuse sebagai Cikapundung pada Ibu-ibu RW
solusi penggunaan popok sekali pakai 15 Kelurahan Tamansari
dengan presentase peningkatan Bandung. Jurnal Psikologi, 2:
sebesar 17,6% pada kriteria paham. 2460-6448.
4) Pada akhirnya masyarakat memiliki Harahap, Alprida., Naria, Eva., & Santi,
pemahaman mengenai pentingnya Devi Nuraini. (2013). Analisis
menjaga lingkungan demi Kualitas Air Sungai Akibat
keberlanjutan pembangunan di masa pencemaran tempat
depan, yang ditunjukan dengan pembuangan akhir sampah batu

35
Angsoka Dwipayana Marthaliakirana dkk
Florea Volume 5 No. 1, Mei 2018 (29-36)

bola dan karakteristik serta dan Upaya mengatasinya.


keluhan kesehatan pengguna air Fakultas Biologi: Unsoed
sungai ayumi di kota padang Purwokerto.
sisimpuan tahun 2012. Jurnal Sukrorini, Tri., Budiastuti, Sri., Ramelan,
lingkungan, 2(2). H. A., & Kafiar, P. F. (2014).
Herlambang Arie. (2006). Pencemaran Kajian dampak timbunan
Air dan Strategi sampah terhadap lingkungan di
Penanggulangannya. JAI, 2(1). tempat pembuangan akhir
Meseldzija, Jelena., Poznanovic, Danijela (TPA) putri cempo surakarta.
& Frank, Richard.(2013). Jurnal EKOSAINS, 6(3).
Assesment of the differing Tembo, Effel & Chazireni, Evans.
environmental impacts between (2017). The Negative
reusable and disposable Environmental Impact of
diapers. Disposable: The Case of
http://www.dufferinresearch.co Mberengwa District, Zimbabwe.
m/images/sampledata/document International Journal of
s/Environmental%20Impact%2 Healthcare Sciences, 4(2):
0Report%20- 2158-2161.
%20Cloth%20vs%20Disposible Wade, Ros. (2012). Pedagogy, Place and
.pdf People. Journal Of Teacher
Mutaqin & Heru, Totok. (2010). Education For Sustainability,
Pengelolahan Sampah Limbah 14(2):147-167.
Rumah Tangga dengan Wambui, K.E., Joseph, M., & Makindy,
Komposter Elektrik Berbasis S. (2015). Soiled Diapers
Komunitas. Jurnal LITBANG Disposal Practices Among
Sekda DIY Biro Adm Pembang, Caregivers in Poor and Middle
2(2): 2085-9678. Income Urban Setting.
Purwaneni, Hartuti. (2014). Keijakan International Journal of
Pengelolaan Lingkungan di Scientific and Research
Kawasan Kendeng Utara Publications, 5(10.
Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Wibisono, A. F., & Dewi, P. (2014).
ilmu lingkungan, 12(1): 53-65. Sosialisasi bahaya membuang
Rahat, S.H., Sarkar, A.T., Rafie, S. A. A sampah sembarangan dan
& Hossain, S. (2014). Prospect menentukan lokasi TPA di
of Diaper Disposal and dusun deles desa jagonayan
Environmental Impacts on kecamtan ngablak. Jurnal
Populated Urban Area like Inovasi dan Kewirausahaan,
Dhaka City. International 3(1): 2089-3086.
Conference on Advances in Civil Zwane, P. E. (2010). Product
Engineering 2014 (ICACE- Development: Reusable Diaper.
2014) 26-28 . AUTEX Research Journal, 10(1)
Santoso, Slamet. (2009). Dampak Negatif
sampah terhadap lingkungan

36

You might also like