Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

VALUASI EKONOMI FUNGSI HIDROLOGIS

KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG GAWALISE SEBAGAI


PENYEDIA KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT DI
WILAYAH KECAMATAN ULUJADI KOTA PALU
Hery Prastowo Budi
heryprastowo@ymail.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
Forests function as a regulator of the water system, namely by holding rainwater to reduce
surface erosion and absorb into the soil, so it can be used by the surrounding community. Forest
functions in providing water must be taken into account with a specific calculation. That function is
an hydrological functions of forests as providers of clean water needs. The calculation of the value
of forest land are based on the calculation of the volume of produced water from the spring that is
multiplied by the specified price is the market price of existing water applied by PDAM. Based on
the results of research on most of the site area of Forest Protected Mount Gawalise on Ulujadi Sub
District, Palu, Central Sulawesi Province, showed that the forests produce clean water for
2,989,440.00 liters / day, equivalent to 2989.44 m3 / day utilized by the area of Sub District
Ulujadi and surroundings in order to fulfill water needs. By calculating water price of Rp. 3207
obtained from the average price of water taps set in 2014, 2015 and 2016, and with the water yield
of 2989.44 m 3 / day of the obtained value of the produced water Protected Forest Mount Gawalise
is Rp. 9,587,134.08 / day or Rp. 3,499,303,939.20 / year. Thus based on the above calculation
result, the value of the function Hydrological Forest Protected Areas Mount Gawalise amounted to
3,499,303,939.20 / year, for an area of 4,024 hectares of forest area, or Rp. 869,608.33 / hectare /
year.
Keywords: forest condition, forests for water providers, the economy value of forest and the
welfare community

Peran hutan sebagai pengatur tata air demikian, ketersediaan air baik kuantitas
telah dirasakan oleh berbagai pihak. Secara maupun kualitasnya sangat berkaitan dengan
teoritis, peran ekologis hutan penting dalam kualitas hutan. Dengan bertambahnya jumlah
menjaga kestabilan ekosistem. Hutan yang penduduk tekanan terhadap hutan semakin
didominasi oleh pohon-pohon dan komponen meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin
biotis dan abiotis lainnya membentuk meningkatnya Daerah Aliran Sungai (DAS)
ekosistem yang berpengaruh nyata terhadap kritis menunjukkan bahwa hutan sebagai
siklus hidrologis. Hutan mengintersepsi komponen penting dalam suatu DAS telah
hujan, mengurangi aliran permukaan, mengalami gangguan yang serius.
meningkatkan kelembaban nisbi tanah, Terjadinya kekeringan di musim
meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, kemarau dan banjir di musim penghujan
mengurangi laju erosi tanah, dan menjadi bukti bahwa fungsi resapan lahan
mempertahankan debit air sungai. Manan dengan adanya vegetasi hutan di atasnya telah
(1976) menyebutkan tiga pengaruh penting terkikis. Berbagai faktor diduga sebagai
hutan terhadap karakteristik hidrologis, yaitu penyebab kerusakan hutan seperti adanya
hutan menahan tanah di tempatnya, tanah konversi hutan, penebangan liar, kebakaran
hutan menahan air lebih banyak, dan hutan hutan dan perambahan hutan. Kondisi di atas
meningkatkan kapasitas infiltrasi. Dengan menggambarkan adanya pemahaman yang

127
128 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 3, Maret 2017 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

kurang atas manfaat hutan tersebut sehingga daerah konservasi, mempunyai kerapatan
manfaat hutan hanya dihitung dari manfaat drainase lebih tinggi, dan kemiringan lereng
saja. Peran hutan tidak dinilai dan dipahami lebih besar dari 15 %. Ekosistem DAS hulu
secara penuh sehingga terjadi eksploitasi sangat penting sebagai perlindungan tata air
hutan yang berlebih yang mengancam seluruh bagian DAS (Manan. S, 1976).
kelestarian dan daya dukungnya. Pemanfaatan air bersumber dari kawasan
Untuk itu diperlukan upaya untuk hutan terbagi menjadi dua jenis yaitu
menentukan nilai ekonomi terhadap manfaat pemanfaatan air secara komersil dan non
hidrologis hutan khususnya di bagian hulu komersil. Pemanfaatan air secara komersil
DAS/Sub DAS. Dengan mengetahui manfaat maupun non komersil, harus membuat
ekonomis dari manfaat hidrologis hutan kesepakatan kerjasama antara pemangku
tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan kawasan hutan dengan pihak pengguna jasa
dalam mengalokasikan Sumber Daya Alam lingkungan air demikian yang disebutkan
(SDA) yang semakin langka. Di samping itu, dalam Surat Edaran Menteri Kehutanan
dengan dimasukkannya nilai manfaat hutan Nomor: SE.3/IV-Set/2008 tentang
dalam struktur ekonomi akan menjadikan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air di
pengelolaan dan pemanfaatan hutan semakin Kawasan Hutan. Dalam kesepakatan
efisien karena dapat menggambarkan tercantum hak dan kewajiban kedua belah
keuntungan atau kerugian yang berkaitan pihak. Salah satu kewajiban dari pengguna
dengan berbagai pilihan kebijakan dan jasa lingkungan air adalah kesediaan turut
program pengelolaan hutan dan diharapkan menjaga ekosistem hutan dan ikut
dapat menciptakan keadilan dalam distribusi merehabilitasi di sekitar sumber air.
manfaat hutan. Kualitas dan kuantitas air sangat
Anggapan umum yang berkembang di dipengaruhi kondisi daerah tangkapan air.
masyarakat menilai bahwa sumber daya air Upaya perbaikan kualitas cathcment area
merupakan sumber daya yang taken for sudah dilakukan pemerintah dalam kegiatan
granted (given) dari Tuhan, dan beranggapan rehabilitasi hutan dan lahan, namun upaya
bahwa air yang ada di alam memiliki jumlah yang hanya dilakukan sepihak tanpa ada
tak terbatas, padahal menurut Subandriyo kerjasama dengan masyarakat yang
(2010), dari 1,4 miliar kilometer kubik air bersinggungan langsung dengan kawasan
yang ada di bumi hanya 2,6 % atau 36 juta dirasa kurang efektif, oleh karenanya perlu
kilometer kubik yang berupa air tawar yang adanya partisipasi aktif masyarakat untuk
dapat dimanfaatkan. Permasalahan turut menjaga sumber daya air. Salah satu
keterbatasan air bersih menjadi sangat alternatif adalah dengan penggalangan dana
penting, karena air bagi kehidupan manusia rehabilitasi dan konservasi dari pengguna
memegang peranan vital. Saat ini di Pulau jasa lingkungan air sebagai salah satu
Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mengalami bentuk kepedulian terhadap pentingnya air.
permasalahan pasokan air. Kebutuhan air Provinsi Sulawesi Tengah, berdasarkan
yang terus meningkat tidak dapat diimbangi Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.
oleh siklus air yang relatif tetap. 757/Kpts-II/1999, tanggal 23 September 1999
Pertambahan penduduk, menurunnya kualitas tentang Penunjukkan Kawasan Hutan dan
cathcment area, alih fungsi lahan karena Perairan Provinsi Sulawesi Tengah, dengan
aktifitas manusia menjadikan beberapa daerah luas kawasan hutan 4.394.932 hektar, dengan
kekeringan di musim kemarau, dan banjir di perincian Hutan Kawasan Suaka Alam (KSA)
musim penghujan seluas 676.248 hektar, Hutan Lindung (HL)
Sumber air biasanya berasal daerah hulu seluas 1.489.923 hektar, Hutan Produksi
yang secara biogeofisik dicirikan sebagai Terbatas (HPT) seluas 1.476.318 hektar,
Hery Prastowo Budi, Valuasi Ekonomi Fungsi Hidrologis Kawasan Hutan Lindung Gunung «««««««««« 129

Hutan Produksi Tetap (HP) seluas 500.587 Gunung Gawalise yang dimanfaatkan oleh
hektar dan Hutan Produksi yang dapat masyarakat di Kecamatan Ulujadi dilakukan
dikonversi (HPK) seluas 251.856 hektar. melalui penghitungan beban biaya penuh (full
Hutan Lindung Gunung Gawalise, cost) yang harus ditanggung oleh penerima
merupakan satu dari beberapa Kawasan Hutan manfaat (langsung ataupun tidak langsung)
di Provinsi Sulawesi Tengah, secara secara proporsional sebagai dasar penentuan
adminsitratif terletak termasuk dalam 3 nilai (harga) air dan kewajaran harga air yang
wilayah yaitu Kota Palu, Kabupaten harus ditanggung penerima manfaat dan
Donggala dan Kabupaten Sigi. Hutan bernilai guna dan lestari.
Lindung Gunung Gawalise sesuai namanya Dengan salah satu fungsi hidrologisnya
ditetapkan fungsi lindung terutama untuk sebagai penyedia kebutuhan air, maka nilai
perlindungan tata air/hidrologis bagi wilayah ekonomi kawasan hutan dapat diperhitungkan
sekitarnya terutama pada wilayah sekitar Kota dengan memperhitungkan nilai ekonomi air
Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten yang dihasilkannya. Namun demikian
Donggala. kurangnya pemahaman dari masyarakat
Dengan luas + 290.000 hektar dan tentang sumber daya hutan dan sumber daya
dengan fungsi sebagai hutan lindung, maka air, menyebabkan hutan tidak dikelola dengan
pemanfaatan kawasan Hutan Lindung baik dan air dianggap merupakan barang
Gunung Gawalise yang dimungkinkan adalah bebas yang untuk mendapatkannya tidak perlu
pemanfaatan hasil hutan non kayu. Namun pengorbanan dan akan selalu tersedia.
pada kenyataannya, sebagai penghasil air, Tentunya anggapan tersebut tidak benar,
hutan memiliki nilai ekonomi lain yang dapat sehingga tema tersebut merupakan tema
diperhitungkan dari seberapa besar volume pokok yang akan diangkat dalam penelitian
bahan baku air yang dihasilkan dan yang ini yang sangat berkaitan erat dengan
termanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan kesejahteraan masyarakat di wilayah
hidup manusia. kecamatan Ulujadi, Kota Palu yaitu berkaitan
Berdasarkan uraian di atas, maka dengan pemenuhan kebutuhan air bersih.
penelitian ini bertujuan untuk menghitung Berdasarkan latar belakang
nilai ekonomi manfaat hidrologis hutan permasalahan tersebut diatas, maka dengan
lindung yang memiliki nilai pasar (komersial) demikian beberapa pertanyaan penelitian
sebagai dasar perhitungan nilai distribusi yang teridentifikasi adalah sebagai berikut :
biaya dan manfaat di antara para penerima 1. Seberapa besar produksi air dari sumber
dan penyedia manfaat. Berdasarkan mata air yang berasal dari Kawasan Hutan
pertimbangan cakupan luasan Hutan Lindung Lindung Gunung Gawalise dalam
Gunung Gawalise yang begitu besar, maka menyediakan kebutuhan air bagi
pada penelitian ini dibatasi pada penentuan masyarakat di wilayah Kecamatan Ulujadi,
nilai pemanfaatan air secara komersial untuk Kota Palu?
kebutuhan PDAM, pemanfaatan dan 2. Seberapa besar nilai ekonomi suatu
konsumsi air langsung oleh masyarakat kawasan hutan yang dihitung dari nilai
sekitar kawasan Hutan Lindung Gunung sejumlah volume air yang dihasilkan
Gawalise, yaitu pada Wilayah Kecamatan kawasan hutan yang termanfaatkan oleh
Ulujadi, Kota Palu, Provinsi Sulawesi masyarakat sekitar kawasan hutan ?
Tengah, yang meliputi 6 kelurahan, yaitu 3. Berapa besar potensi jasa lingkungan
Kabonena, Donggala Kodi, Silae, Tipo, pemanfaatan air yang dihasilkan oleh
Buluri dan Watusampu. Kawasan Hutan lindung Gunung
Perhitungan nilai ekonomi air yang Gawalise?
dihasilkan oleh kawasan Hutan Lindung
130 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 3, Maret 2017 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

4. Bagaimana cara mempertahankan dan penelitian yang diperoleh melalui laporan


meningkatkan kemampuan hutan dalam data, literature dari penelusuran pustaka
penyediaan air dan pihak-pihak mana yang maupun penelusuran situs-situs internet
harus terlibat dan bertanggungjawab dalam terhadap berbagai sumber, yaitu dari berbagai
upaya pelestarian hutan sebagai jalan instansi terkait.
pelestarian fungsi hutan dalam bagi Dalam penelitian ini data primer yang
penyedia air untuk masyarakat di akan dikumpulkan antara lain adalah data
sekitarnya ? mengenai posisi sumber air, jarak sumber air,
kondisi sumber air, kondisi, kondisi
METODE penutupan lahan secara umum, kualitas air,
kondisi bak dan fasilitas distribusi air dan lain
Penelitian dilakukan pada wilayah sebagainya.
Kecamatan Ulujadi, Kota Palu yang Sedangkan data sekunder yang akan
mencakup 6 (enam) kelurahan Donggala dikumpilkan antara lain adalah data debit
Kodi, Kabonena, Silae, Tipo, Buluri dan sumber mata air, volume distribusi air, harga
Watusampu. Sedangkan kawasan hutan objek air, jumlah pemakaian air per rumah tangga,
penelitian adalah Kawasan Hutan Lindung potensi air kawasan, penutupan lahan dan data
Gunung Gawalise, di mana kawasan hutan lain yang dianggap perlu.
tersebut yang merupakan penyedia air baku Teknik pengumpulan data yang
untuk masyarakat dan PDAM. dilakukan dalam memperoleh data yang akan
Dengan pertimbangan keterbatasan dianalisis untuk memecahkan dan menjawab
waktu dan biaya, maka penelitian dibatasi masalah penelitian antara lain sebagai
pada wilayah kecamatan Ulujadi, Kota Palu. berikuit:
Penelitian juga membatasi ruang lingkup 1. Wawancara atau interiviu adalah sebuah
perhitungan valuasi kawasan yang tidak dialog yang dilakukan oleh pewawancara
dilakukan pada semua aspek manfaat (interviewer) untuk memperoleh informasi
hidrologis kawasan hutan, namun hanya dari terwawancara.
manfaat hidrologis kawasan hutan sebagai 2. Kuesioner atau angket adalah sejumlah
penyedia kebutuhan air bersih di Kecamatan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
Ulujadi. memperoleh informasi dari responden
Rencana waktu penelitian dilakukan dalam arti laporan tentang pribadinya atau
selama kurang lebih 1 (satu) bulan yaitu dari hal-hal yang diketahui. Dipandang dari
pertengahan bulan November sampai dengan cara menjawab, kuesioner dapat dibedakan
pertengahan bulan Desember 2014. atas:
Penelitian ini termasuk dalam kategori a. Kuesioner terbuka : kuesioner yang
penelitian diskriptif, yaitu penelitian yang memberi kesempatan kepada responden
bertujuan membuat gambaran secara untuk menjawab dengan kalimat
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- sendiri.
fakta dan sifat-sifat pada suatu objek b. Kuesioner tertutup : kuesioner tertutup
penelitian tertentu. Untuk membuat gambaran yang sudah disediakan jawabannya
yang akurat etrsebut diperlukan data. Data sehingga responden tinggal memilih.
yang dikumpulkan meliputi data primer dan 3. Observasi adalah cara pengambilan data
data sekunder. Data primer merupakan data dengan pengamatan langsung yang dapat
yang diperoleh dari hasil wawancara kepada dilakukan dengan menggunakan seluruh
responden dan pengukuran/pengamatan alat indera.
langsung di lapangan, sedangkan data Beberapa teknik pengambilan data
sekunder merupakan data-data penunjang diterapkan dalam penelitian ini, disesuaikan
Hery Prastowo Budi, Valuasi Ekonomi Fungsi Hidrologis Kawasan Hutan Lindung Gunung «««««««««« 131

dengan jenis data yang akan dikumpulkan VMA1= Volume air yang dihasilkan dari
yang meliputi data primer dan data sekunder. mata air 1 (m3)
Data primer diperoleh dari pengamatan VMAn= Volume air yang dihasilkan dari
langsung di lapangan, diskusi dan wawancara mata air ke -n (m3)
dengan para pihak terkait. Data sekunder Perhitungan diatas merupakan analisis yang
diperoleh dari referensi atau laporan dan data digunakan untuk menjawab pertanyaan
dari instansi terkait atau stakeholder yang penelitian pertama tentang seberapa
berkaitan dengan pengelolaan kawasan Hutan besarkah kemampuan kawasan hutan
Lindung Gunung Gawalise sebagai penyedia Lindung Gunung Gawalise dalam
air. menyediakan air bersih untuk masyarakat
Kecamatan Ulujadi.
Analisis Data b. Harga Air
Analisis data dilakukan untuk Harga air ditentukan dengan berdasarkan
memperoleh jawaban dari beberapa harga jual air (Rp./m3) yang ditetapkan
pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian PDAM. Hal tersebut dilakukan karena
yang ingin dicapai. Analisis dilakukan harga air berdasarkan kesediaan membayar
bertahap dengan menghitung beberapa atau WTP lebih rendah dari pada harga air
parameter antara lain, volume air, harga pasar yang ditetapkan PDAM. Perhitungan
air, nilai air dan nilai kawasan hutan serta penetapan harga air dilakukan dengan
kaitan antara ketersediaan air dan pendekatan harga rata-rata yang harus
pertumbuhan penduduk. dibayarkan oleh penerima manfaat, yang
dihitung dengan formula sebagai berikut:
Perhitungan Nilai Kawasan HAR = +$ +$ « +$Q
Penentuan nilai ekonomi manfaat n
hidrologis hutan lindung untuk berbagai jenis
pemanfaatan, dilakukan dengan menggunakan dimana:
Metode Harga Pasar (Bishop,1999). Nilai air HAR = Harga air per m3
untuk pemanfaatan komersial menggunakan HA1= Harga air Tahun 1
metode harga pasar, yaitu dengan mengalikan HAn= Harga Air Tahun ke-n
volume air yang dimanfaatkan/dihasilkan dari n = Jumlah data
kawasan hutan dengan harga air di pasaran Perhitungan harga air ini dilakukan
dan tarif normal. sebagai dasar perhitungan nilai air dari
a. Volume Air dari Kawasan Hutan kawasan hutan, dimana nilai air kawasan
Sebagai langkah pertama perhitungan merupakan hasil kali antara harga air dan
nilai ekonomi kawasan hutan sebagai volome air yang dihasilkan oleh kawasan
penyedia kebutuhan air adalah dengan hutan.
memperhitungan jumlah volume air yang c. Nilai Air Kawasan Hutan
dihasilkan dari kawasan hutan tersebut. Nilai air dari kawasan hutan adalah nilai
Jumlah volume air yang dihasilkan dari pemanfaatan air dari kawasan hutan yang
kawasan hutan merupakan hasil penjumlahan digunakan untuk air baku bagi PDAM atau
volume air yang dihasilkan oleh sumber mata dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.
air yang ada pada kawasan hutan tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah
Dihitung dengan formula sebagai berikut : pendekatan harga pasar, yaitu:
9$% 90$ 90$ ««90$Q NAB = VAB X HAR
di mana: di mana,
VAB= Volume air yang dihasilkan dari NAB= Nilai air dari kawasan hutan
kawasan hutan (m3) (Rp/tahun)
132 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 3, Maret 2017 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

VAB= Volume air yang dihasilkan dari dikemukakan oleh ahli-ahli lingkungan hidup
kawasan hutan (m3) dan kehutanan. Kondisi kawasan hutan,
HAR= Harga pasar air sesuai tarif harga air terutama penutupan lahan hutan akan sangat
PDAM (Rp/m3 ) berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah
Perhitungan nilai air kawasan hutan dan air permukaan. Hutan berfungsi sebagai
dilakukan untuk menjawab pertanyaan pengatur tata air, yaitu dengan cara menahan
penelitian berapa besar nilai ekonomi air hujan guna mengurangi erosi permukaan
kawasan hutan sebagai penyedia air dan dan meresapkannya ke dalam tanah, dan
berapa besar potensi pemanfaatan jasa selanjutnya dilepas secara teratur ke dalam
lingkungan kawasan hutan. berbagai aliran air permukaan dan di bawah
Perhitungan angka proyeksi permukaan, sehingga distribusinya lebih baik
pertumbuhan penduduk dengan menggunakan bagi berbagai kepentingan di luar hutannya
metode geometri yan dihitung berdasarkan itu sendiri, (Darusman, 1993).
persamaan. Dengan menggunakan metode Hutan menghasilkan air yang akan
geometrik, maka perkembangan penduduk muncul sebagai mata air dan akan mengalir
suatu daerah dapat dihitung dengan formula membentuk aliran yang disebut sungai.
sebagai berikut (Rusli, 2012). Sungai tersebut kemudian akan mengalir dari
Pn = P0 (1 + r ) n ««««.(4) hulu ke hilir yang akan memberikan dampak
Di mana : yang luas pada daerah yang dialirinya.
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n Data yang diperoleh dari wawancara
(jiwa) dengan masyarakat/tokoh masyarakat dan
P0 = jumlah penduduk pada tahun yang pemerintah setempat, sumber air yang
ditinjau (jiwa) dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan
r = angka pertambahan penduduk tiap tahun Ulujadi pada masing-masing kelurahan
(%) berbeda-beda. Sumber air tersebut sebagian
n = jumlah tahun proyeksi (tahun) besar merupakan hulu sungai/sumber mata air
sungai yang kemudian dibuat jaringan
Dengan perhitungan proyeksi distribusi air secara swakelola ataupun yang
pertumbuhan penduduk maka, dapat diper- didistribusikan oleh PDAM.
hitungkan proyeksi kebutuhan air bersih pada Hasil identifikasi nama dan hasil
tahun ke n untuk kecamatan Ulujadi, Kota analisis volume produksi air dari sumber air
Palu. yang tersebar pada masing-masing kelurahan
dan lokasi sumber air adalah sebagaimana
HASIL DAN PEMBAHASAN pada tabel 1. sebagai berikut:

Produksi Air dari Kawasan Hutan


Keterkaitan antara hutan dengan air
sudah terbukti secara teoritis dan telah
Hery Prastowo Budi, Valuasi Ekonomi Fungsi Hidrologis Kawasan Hutan Lindung Gunung «««««««««« 133

Tabel 1. Nama dan debit mata air yang dihasilkan HL. Gunung Gawalise
Nama Lokasi/ Debit Air HasilAir
No Kelurahan
Sumber Air (liter/ detik) (liter/hari)
1. Donggala Kodi Buvu Kulu 0.6 51.840,00
2. Kabonena Uve Rampudi, Uve Daenggun 3 259.200,00
3. Silae Uve Mposa, Uve Posironju 17 1.468.800,00
4. Tipo
Uve Ntumbu, Lanta, Poilina, 9 777.600,00
5. Buluri
Waloli dan Salena
Vunggi, munde, Uve-mara, 5 432.000,00
6. Watusampu
Vayanta, Poka-nayu
Jumlah 2.989.440,00
Sumber : Pengolahan Data dari Kantor Kelurahan dan Kecamatan

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap jumlah penduduk Kecamatan Ulujadi


total produksi air yang dihasilkan dari sumber dilakukan setelah Kecamatan Ulujadi berdiri
mata air yang terdapat di Kecamatan Ulujadi sebagai pemekaran dari Kecamatan Palu
adalah sebesar 2.989.440,00 liter/hari atau Barat, data yang diperoleh dari Kantor
3
setara dengan 2.989,44 m /hari. Statistik Kota Palu dan Kantor Kecamatan
Ulujadi Kota Palu menunjukan pada tahun
Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan 2010 jumlah penduduknya adalah sebesar
Air 22.830 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-
Hasil analisis perhitungan kebutuhan air rata 623 jiwa/km2. Kemudian pada tahun
untuk masyarakat Kecamatan Ulujadi, 2013 penduduk Kecamatan Ulujadi berjumlah
berdasarkan asumsi tingkat kebutuhan air 26.454 jiwa dengan kepadatan penduduk
bersih sebesar 90 m3/jiwa/hari untuk meningkat menjadi 657 jiwa/km2 .
golongan masyarakat kota kecil, maka Berikut adalah data jumlah penduduk
kebutuhan air untuk masyarakat Kecamatan dan hasil analisis angka pertumbuhan
Ulujadi untuk saat ini dengan jumlah penduduk Kecamatan Ulujadi pada
penduduk sebesar 26.021 jiwa adalah sebesar berdasarkan data jumlah penduduk pada
2.341.890 iter/hari. periode tahun 2010 sampai dengan tahun
Dengan jumlah produksi air yang 2013 yang diperoleh dari Kantor BPS Kota
dihasilkan oleh mata air yang ada sebesar Palu dan Kantor Kecamatan Ulujadi,
2.989.440,00 liter/hari dan dengan kebutuhan diperoleh data jumlah penduduk dan
masyarakat Kecamatan Ulujadi sebesar pertumbuhan jum;lah penduduk sebagaimana
2.341.890 liter/hari akan menimbulkan terlihat pada tabel 6 sebagai berikut:
surplus air bersih sebesar 647.550,00
liter/hari.
134 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 3, Maret 2017 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

Tabel 2. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Ulujadi.


Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan
No Kelurahan
2010 2013 Penduduk (%)
1. Donggala Kodi 8.373 9.421 3.93
2. Kabonena 3012 3.558 5.55
3. Silae 4.038 4.722 5.22
4. Tipo 2.755 3.153 4.49
5. Buluri 2.897 3.160 2.89
6. Watusampu 1.755 2.007 4.47
Jumlah 22.830 26.021 4.36
Sumber : BPS Kota Palu dan hasil pengolahan data penduduk

Berdasarkan data pada tabel di atas, laju kawasan hutan sebagai penyedia air dapat
pertumbuhan penduduk rata-rata Kecamatan diperhitungkan dengan menghitung jumlah air
Ulujadi Kota Palu adalah sebesar 4,36 %. yang dimanfaatkan dikalikan dengan harga/
Dengan pertumbuhan penduduk sebesar 4,36 nilai air tersebut.
%, maka diprediksi jumlah penduduk Perhitungan penetapan harga air
Kecamatan Ulujadi pada tahun 2020 adalah dilakukan dengan memperhitungkan harga
berjumlah 35.309 jiwa. rata-rata air yang ditetapkan oleh PDAM pada
Dengan asumsi bahwa pada tahun 2020, tahun 2014 sebesar Rp.2.933,00/m3, tahun
Kecamatan Ulujadi masih termasuk kategori 2015 sebesar Rp.3.284,00/m3 dan tahun 2016
kota kecil, sehingga perhitungan kebutuhan sebesar Rp. 3.406,00/m3, sehingga diperoleh
perkapita air bersih adalah sebesar 90 harga air rata-rata sebagai dasar perhitungan
liter/jiwa/hari. Dengan demikian, perhitungan sebesar Rp. 3.207,00 per m3.
prediksi kebutuhan air bersih untuk Dengan perhitungan harga air yang
masyarakat di Kecamatan Ulujadi tahun 2020 dijadikan dasar perhitungan valuasi Kawasan
dengan prediksi jumlah penduduk 35.309 Lindung (HL) Gunung Gawalise sebesar Rp.
jiwa, maka kebutuhan air bersih masyarakat 3.207,00 per m3 dan hasil produksi air dari
Kecamatan Ulujadi diperkirakan adalah kawasan hutan sebesar 2.989,44 m3/hari,
sebesar 3.177.810,00 liter/hari. Apabila maka hasil perhitungan nilai kawasan hutan
volume air yang dihasilkan oleh kawasan dari pemanfaatan air saja diperoleh angka
Hutan Lindung Gunung (HL) Gawalise sebesar Rp. 9.587.134,08 perhari atau Rp.
dianggap konstan yaitu sebesar 2.989.440,00 3.499.303.939,20 per tahun.
liter/hari sebagaimana pada saat penelitian ini Berdasarkan hasil perhitungan volume
dilakukan, maka pada tahun 2020 akan terjadi pemanfaatan air yang dihasilkan oleh
defisit kebutuhan air bersih sebesar kawasan Hutan Lindung Gunung Gawalise
188.370,00 liter/hari. oleh masyarakat Kecamatan Ulujadi diperoleh
nilai ekonomi fungsi hidrologis kawasan
Valuasi Ekonomi Kawasn Hutan Lindung Hutan Lindung Gunung Gawalise sebagai
Gunung Gawalise. penyedia kebutuhan air bersih pada lokasi
Menurut Bishop (1999) perhitungan tersebut adalah sebesar Rp. 9.587.134,08
nilai kawasan hutan dilakukan dengan perhari atau Rp. 3.499.303.939,20 per tahun.
menentukan harga pasar dari produk kawasan
hutan yang dihasilkan tersebut. Berdasarkan
harga pasar suatu produk hasil hutan akan
diperoleh nilai kawasan hutan dengan fungsi
tertentu. Dengan demikian, perhitungan nilai
Hery Prastowo Budi, Valuasi Ekonomi Fungsi Hidrologis Kawasan Hutan Lindung Gunung «««««««««« 135

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI manfaat air setidaknya turut berperan


adalam upaya rehabilitasi dan konservasi
Kesimpulan hutan dan peningkatan kesejahteraan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap masyarakat, sehingga kelestarian hutan dan
perhitungan valuasi kawasan Hutan Lindung kelestarian fungsi hutan sebagai pengatur
(HL) Gunung Gawalise sebagai penyedia tata air dapat dipertahankan yang pada
kebutuhan air bersih bagi masyarakat di gilirannya akan mengurangi dampak
wilayah Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, terjadinya krisi air di Wilayah Kecamatan
Provinsi Sulawesi Tengah, dapat diambil Ulujadi, Kota Palu.
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kawasan Hutan Lindung (HL) Gunung Rekomendasi
Gawalise khususnya pada areal yang 1. Dalam rangka mempertahankan fungsi
termasuk dalam wilayah administratif kawasan Hutan Lindung (HL) Gunung
Kecamatan Ulujadi memberikan manfaat Gawalise dan mempertahankan fungsinya
bagai masyarakat sekitar, terutama dalam sebagai penyedia kebutuhan air bagi
penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat di wilayah Kecamatan Ulujadi,
masyarakat di wilayah Kecamatan Ulujadi. maka perlu dilakukan kebijakan yang
Hasil perhitungan menunjukan hasil air bersifat sinergi antara instansi terkait baik
dari kawasan hutan adalah sejumlah pengelola kawasan maupun pengguna dan
2.989.440 liter setiap hari atau penerima manfaat kawasan hutan dengan
869.013.900 liter dalam setahun. upaya nyata menjaga kelestarian hutan
2. Dengan hasil air sejumlah 2.989.440 liter sehingga pemanfaatan hutan dari air bersih
atau 2.989,44 m3, dan dengan asumsi harga yang dihasilkan serta manfaat lain dapat
pasar air adalah Rp. 3.207,00, maka nilai dipertahankan untuk peningkatan
ekonomi yang dihasilkan kawasan hutan kesejahteraan masyarakat.
sebagai penyedia air adalah sebesar Rp. 2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut
Rp. 3.499.303.939,20 per tahun. terhadap keseluruhan manfaat kawasan
3. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian hutan sehingga nilai ekonomi Kawasan
valuasi ekonomi kawasan hutan sebagai Hutan Lindung Gunung Gawalise secara
penyedia kebutuhan air bersih pada keseluruhan, yang akan dapat dijadikan
Kawasan Hutan Lindung (HL) Gunung dasar pengambilan kebijakan pengelolaan
Gawalise pada lokasi penelitian, diperoleh sumber daya hutan dan sumber daya air
nilai sebesar Rp. 9.587.134,08 perhari atau yang lebih arif dan memperhatikan
Rp. 3.499.303.939,20 per tahun. kelestarian lingkungan untuk kesejahteraan
4. Potensi pemanfaatan jasa lingkungan masyarakat di wilayah Kecamatan Ulujadi
kawasan hutan dari hasil air adalah sebesar pada khususnya dan masyarakat Kota Palu
Rp. 3.499.303.939,20 per tahun. pada umumnya.
Sedangkan potensi jasa lingkungan lainnya
dari masih dapat dikembangkan, antara DAFTAR RUJUKAN
lain dari pemanfaatan pengembangan
ekowisata, pemanfaatan tanaman hias, Arief, A. (2001). Hutan dan Kehutanan.
penyerapan karbon dan lain sebagainya. Cetakan ke-5. Penerbit Kanisius.
5. Dalam upaya mempertahankan fungsi Yogya.
kawasan hutan sebagai penyedia air, maka A.Pujiharta, (2008). Pengaruh Pengelolaan
pengemabngan jasa lingkungan Hutan pada Hidrologi. Pusat Litbang
pemanfaatan air perlu dilakukan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.
pengkajian kembali, dimana penerima
136 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 3, Maret 2017 hlm 127-136 ISSN: 2302-2019

Bahruni.(1999). Diktat Penilaian Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Penerbit IPB


Hutan dan Lingkungan. Fakultas Press, Bogor.
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kurniasih Nur Afifah, (2013). Analisis
Bogor. Willingness To Pay Jasa Lingkungan
Bishop, J.T. (1999). Valuing Forests : A Air Untuk Konservasi Di Taman
Review of Methods and Applications in Wisata Alam Kerandangan Kabupaten
Developing Countries. International Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Institute for Environment and Barat. Tesis Program Pasca Sarjana.
Development. London. Universitas Diponegoro. Semarang.
Darusman D. (2002). Pembenahan Kehutanan Manan, S. (1976). Pengaruh Hutan dan
Indonesia. Dokumentasi Kronologis Managemen Daerah Aliran Sungai.
Tulisan 1986 - 2002. Lab Politik Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ekonomi dan Sosial Kehutanan Suparmoko, M. dan M.R. Suparmoko (2000).
Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Ekonomi Lingkungan. Yogyakarta:
Dian Mangiring, (2007). Kajian Pola BPFE.
Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga di Widada dan Darusman, D. (2004). Nilai
Kelurahan Setiaamanah, Kota Cimahi Ekonomi Air Domestik dan Irigasi
sebagai Masukan Bagi Upaya Konversi, Pertanian. Jurnal Manajemen Hutan
ITB Central Library, Bandung.2007 Tropika. Vol. X No. 1 : 15-27. Institut
Fauzi, A. (2014). Valuasi Ekonomi Dan Pertanian Bogor.
Penilaian Kerusakan Sumber Daya

You might also like