Professional Documents
Culture Documents
Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pemilu Dalam Perspektif Prinsip Kedaulatan Rakyat
Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pemilu Dalam Perspektif Prinsip Kedaulatan Rakyat
Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pemilu Dalam Perspektif Prinsip Kedaulatan Rakyat
Abstract
In practice, the election is often found with numerous violations and even criminal
acts in it, therefore contains provisions legislator criminal election in the Electoral Law
to maintain the principle of popular sovereignty of a criminal offense. Instead, in the
Electoral Law contained provisions that criminal election has the potential to reduce the
values of the principle of popular sovereignty itself. As found in Article 509 related to
the prohibition of the announcement of survey or poll at quiet times. Based on that, the
authors are interested in analyzing the provisions of the criminal election in perspective
the principle of sovereignty of the people in Indonesia. The results of this paper are
the relevant provisions of the announcement of a survey or poll at a quiet time in the
perspective of principle of popular sovereignty is a provision that reduces the development
of democracy in Indonesia, because it restricts the freedom of citizens to access and
distribute information especially by using scientific methodology. With the existence of
this writing, it is expected to legislators for more attention to the principle of sovereignty
of the people is also principle of legal certainty in making provisions of criminal election
in the Electoral Law.
Keywords: Crime; Elections; Sovereignty of the People.
Abstrak
Dalam pelaksanaannya, pemilu sering dijumpai dengan berbagai pelanggaran bahkan
tindak pidana di dalamnya, oleh karena itu legislator memuat ketentuan tindak
pidana pemilu di dalam Undang-Undang Pemilu untuk menjaga prinsip kedaulatan
rakyat dari tindak pidana. Alih-alih demikian, di dalam Undang-Undang Pemilu
terdapat ketentuan tindak pidana pemilu yang justru berpotensi mereduksi nilai-
nilai prinsip kedaulatan rakyat itu sendiri. Seperti dijumpai pada Pasal 509 terkait
larangan pengumuman hasil survei atau jajak pendapat di masa tenang. Berdasarkan
hal itu maka penulis tertarik menganalisis ketentuan tindak pidana pemilu tersebut
dalam perspektif prinsip kedaulatan rakyat di Indonesia. Hasil dari tulisan ini adalah
ketentuan terkait pengumuman survei atau jajak pendapat di masa tenang dalam
perspektif prinsip kedaulatan rakyat merupakan suatu ketentuan yang mereduksi
perkembangan demokrasi di Indonesia, karena membatasi kebebasan masyarakat
dalam mendapatkan dan menyebarkan informasi terlebih dengan menggunakan
metodologi ilmiah. Dengan adanya tulisan ini, maka diharapkan kepada legislator agar
lebih memperhatikan prinsip kedaulatan rakyat juga asas kepastian hukum dalam
membuat ketentuan tindak pidana pemilu di dalam Undang-Undang Pemilu.
Kata Kunci: Tindak Pidana; Pemilu; Kedaulatan Rakyat.
1
Magister Ilmu Hukum Universitas Bung Karno, E-mail Korespondensi : Ismailubk@gmail.com
2
Magister Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran, Email Korespondensi: fakhris18001@mail.unpad.ac.id
55
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
56
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
57
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
58
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
59
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
60
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
61
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
adalah kampanye dan politik uang serta Guru Besar Psikologi Politik Hamdi
politik transaksional lainnya. Walaupun Muluk menilai bahwa publik sebenarnya
demikian pelaksanaan survei dan hasil tidak terlalu mudah untuk dipengaruhi
survei juga harus dilakukan melalui oleh hasil survei, tetapi secara psikologis,
metode ilmiah agar hasil survei yang orang yang tidak punya penilaian yang
disampaikan memang berdasarkan tegas dan melihat ke mana kebanyakan
dengan sampel fakta di lapangan. orang memilih, dapat dipengaruhi
Adanya ketentuan tindak pidana oleh faktor-faktor konfirmasi sosial. 23
pemilu terkait survei tersebut dibuat Berdasarkan keterangan tersebut, maka
dalam rangka meminimalisasi adanya dapat dikatakan bahwa survei ‘pesanan’
gangguan terhadap ketertiban umum, dilakukan untuk mempengaruhi para
Direktur Litigasi Peraturan Perundang- swing-voters. Berbeda dengan Hamdi,
undangan Kemenkumham Ardiansyah Pengamat Politik dari Indo Barometer
menegaskan bahwa pelarangan Muhammad Qadari menilai hasil survei
pengumuman hasil sur vei pada tidak akan mempengaruhi masyarakat
masa tenang agar dapat mewujudkan dalam memilih. Menurutnya para
penyelenggaraan pemilu yang baik sesuai pemilih memilih seseorang bukan karena
dengan asas-asas pemilu,21 karena perlu hasil survei tetapi karena penilaian
disadari bahwa pihak penyelenggara mereka terhadap kepribadian calon yang
pemilu khawatir akan banyak lembaga bersangkutan, kompetensi kinerja, atau
sur vei ‘pesanan’ dari para peserta pengaruh-pengaruh primodial yang
pemilu sehingga penyampaian hasil sifatnya sosiologis seperti suku dan
sur vei dianggap seperti kampanye agama. Masyarakat memilih karena suka
atau mempublikasikan keunggulan- dengan kandidat yang dicalonkan.24
keunggulan peserta pemilu tertentu Kembali berbicara terkait ketentuan
yang bertujuan mempengaruhi pilihan Pasal 509 Undang-Undang Pemilu
masyarakat dalam pelaksanaan pemilu yang menyatakan bahwa, setiap orang
tetapi, apakah dengan adanya survei yang mengumumkan hasil survei atau
‘pesanan’ tersebut dapat mempengaruhi jajak pendapat tentang pemilu dalam
masyarakat sebagai calon pemilih? masa tenang sebagaimana dimaksud
Untuk menjawab hal itu, Zuhro dari dalam Pasal 449 ayat (2), dipidana
Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia dengan pidana kurungan paling lama 1
(LIPI) mengutarakan bahwa,besar kecil (satu) tahun dan denda paling banyak
pengaruh survei terhadap publik masih
Cara Mengetahuinya dan Mencegahnya?’, https://
diperlukan penelitian khusus,22 sementara www.bbc.com/indonesia/indonesia-43371435,
diakses pada 5 Maret 2019.
21
Aida Mardatillah, “Pemerintah Jelaskan 23
Liston, Idem.
Rasionalitas Larangan Pengumuman Survei Hasil 24
Fathiyah Wardah, “Pengamat: Hasil Survei
Pemilu”, https://www.hukumonline.com/berita/ Pilpres Tak Pengaruhi Pilihan Masyarakat”,
baca/lt5cb04e81bf78a/pemerintah-jelaskan- https://www.voaindonesia.com/a/pengamat-
rasionalitas-larangan-pengumuman-survei- hasil-survei-pilpres-tak-pengaruhi-pilihan-
hasil-pemilu/, diakses 5 Juli 2019. masyarakat/4604444.html, diakses pada 5
22
Liston P. Siregar, ‘Survei Abal-Abal: Bagaimana Maret 2019.
62
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta digarisbawahi frasa ‘dalam masa tenang’
rupiah). Ketentuan tersebut merupakan yang menimbulkan pertanyaan apa
ketentuan tindak pidana pemilu yang urgensi yang menyebabkan apabila
sama dengan ketentuan tindak pidana seseorang mengumumkan hasil survei
pemilu yang disebutkan dalam Undang- atau jajak pendapat dalam masa tenang
Undang Pemilu sebelumnya, yaitu menjadi sesuatu yang dilarang, bahkan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 pelanggarnya dapat diberi sanksi pidana?
dimana ketentuan tindak pidana pemilu S e c a r a u mu m , t i n d a k p i d a n a
dalam undang-undang tersebut telah merupakan salah satu bentuk dari
dibatalkan oleh putusan Mahkamah perilaku menyimpang yang menjadi
Konstitusi Nomor 24/PUU-XII/2014 ancaman nyata atau ancaman norma-
tentang Pengujian Undang-Undang norma sosial yang dapat menimbulkan
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan ketegangan-ketegangan sosial
Umum Anggota Dewan Perwakilan dan merupakan ancaman riil bagi
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, berlangsungnya ketertiban sosial. 25
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. B erd as arkan ha l itu, ma ka d ap at
Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut dilihat apakah pada masa tenang pada
dinilai sebagai adanya perkembangan Pemilu 2019 kemarin terjadi gangguan
demokrasi di Indonesia, yang seharusnya ketertiban umum akibat adanya lembaga
menjadi pertimbangan bagi legislator survei yang melakukan pengumuman
untuk menentukan politik hukumnya jajak pendapat? Gangguan ketertiban
demi menjaga perkembangan demokrasi umum malah terjadi pasca pengumuman
di Indonesia. Hal ini menimbulkan hasil riil dari KPU pada 21 Mei 2019 yang
rasa kecewa kepada legislator, alih- menyebabkan 9 (sembilan) orang tewas.26
alih mematuhi putusan Mahkamah Oleh karena itu, hal yang dikhawatirkan
Konstitusi, ketentuan yang telah dinilai oleh Ardiansyah di atas tidak dapat
in konst itusiona l oleh Ma h kama h membenarkan bahwa pengumuman hasil
Konstitusi tersebut justru dihidupkan survei di masa tenang dikategorisasikan
kembali melalui instrumen yang baru. sebagai tindak pidana pemilu.
Hal tersebut membuktikan bahwa Pengumuman hasil sur vei pada
legislator telah mengabaikan asas m a s a te n ang ju g a d i n i l ai te r l a lu
kepastian hukum dalam pembuatan berlebihan karena dapat berpotensi
undang-undang sebagaimana disebutkan mereduksi demokrasi yang diterapkan di
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf (i) Undang- Indonesia. Hal tersebut disamping dapat
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang- 25
Supriyadi, “Penetapan Tindak Pidana Sebagai
Kejahatan dan Pelanggaran Dalam Undang-
undangan. Undang Pidana Khusus”, Mimbar Hukum, Vol.
27 No. 3, 2015, hlm. 390).
Terkait ketentuan Pasal 509 Undang- 26
Mohammad Bernie, “FPI Bakal Lapor Komnas
Undang Pemilu yang melarang adanya HAM Terkait Korban Kerusuhan 21-22 Mei 2019”,
https://tirto.id/fpi-bakal-lapor-komnas-ham-
survei ketika masa tenang, maka perlu terkait-korban-kerusuhan-21-22-mei-2019-eddA,
diakses pada 5 Juli 2019.
63
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
64
Volume 35, Nomor 1
Juni 2019
65
Republik Indonesia Tahun 1997 hukumonline.com/berita/baca/
Nomor 39). lt 5 cb 0 4 e 8 1 bf 7 8 a / p e m e r int ah -
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 jelaskan-rasionalitas-larangan-
tentang Pemilu (Lembaran Negara pengumuman-survei-hasil-pemilu/,
Republik Indonesia Tahun 2017 diakses 5 Juli 2019.
Nomor 182). Siregar, Liston P., BB C Indonesia
Und ang - Und ang Nomor 8 t a hu n ‘Survei Abal-Abal: Bagaimana Cara
2012 tentang Pemilihan Umum Mengetahuinya dan Mencegahnya?’,
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, https://www.bbc.com/indonesia/
Dewan Perwakilan Daerah, dan indonesia-43371435, diakses pada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 5 Maret 2019.
( L e m b a r a n Ne g a r a R e p u b l i k Wardah, Fathiyah, “Pengamat: Hasil
Indonesia Tahun 2012 Nomor 117). Sur vei Pilpres Tak Pengar uhi
Pilihan Masyarakat”, https://www.
Putusan Mahkamah Konstitusi voaindonesia.com/a/pengamat-
hasil-survei-pilpres-tak-pengaruhi-
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
pilihan-masyarakat/4604444.html,
14/PUU-XI/2013 tentang Pengujian
diakses pada 5 Maret 2019.
Undang-Undang Nomor 42 Tahun
2008 tentang Pemilihan Umum Humas Sekretaris Kabinet RI, “Naik
Presiden dan Wakil Presiden. 61% dibanding 2014, Anggaran
Penyelenggaraan Pemilu 2019 Capai
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
2559 triliun”, https://setkab.go.id/
24/PUU-XII/2014 tentang Pengujian
naik-61-dibanding-2014-anggaran-
Undang-Undang Nomor 8 Tahun
penyelenggaraan-pemilu-2019-
2012 tentang Pemilihan Umum
capai-rp2559-triliun/, diakses 27
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Juli 2019.
Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Internet
Bernie, Mohammad, “FPI Bakal Lapor
Komnas HAM Terkait Korban
Kerusuhan 21-22 Mei 2019”, https://
tirto.id/fpi-bakal-lapor-komnas-
ham-terkait-korban-kerusuhan-21-
22-mei-2019-eddA, diakses pada 5
Juli 2019.
Mardatillah, Aida, “Pemerintah Jelaskan
Rasionalitas Larangan Pengumuman
Survei Hasil Pemilu”, https://www.