Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/259467390

Teknik Audit Berbantuan Komputer: Menelaah Kembali Kedudukan dan


Perannya

Conference Paper · January 2010

CITATION READS

1 6,971

1 author:

Agung Darono
Ministry of Finance, Indonesia
26 PUBLICATIONS   23 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Agung Darono on 27 December 2013.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) – ITS, Surabaya 4 Desember 2010

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER: MENELAAH KEMBALI


KEDUDUKAN DAN PERANNYA

Agung Darono1)
1)
Balai Diklat Keuangan Malang, Kementerian Keuangan RI
1)
Jalan Ahmad Yani Utara No. 200, Malang, Jawa Timur, 65126
1)
Telp : (0341) 491527, Fax : (0341) 492251
E-mail : adarono@yahoo.com 1) HH

Abstract
Audit is an integral part of modern busines environment. Audit range are extended, from financial audit to other
types of audit: management, operational, performance, quality, environmental, human resource, information
technology, etc. There is one thing that always exsists in every type of such audits: evidences gathering. Auditing
is a process of evaluating evidences to suggest the level of conformity between a statement with the criteria
established. To determine the degree of compliance, auditors require audit evidences collection and testing.
Audit evidences can be either physical evidences, documentary evidences, witnesses, and an analyst result.
Increased use of information technology / computers in organization’s data processing have made change in the
form of audit evidences. If the audit evidences as a result of the computer’s processed data can not be seen
visually then it is not practical for the auditor to perform tests manually, so that the auditor should consider the
use of Computer Assisted Audit Techniques (CAAT). CAAT is any use of information technology as a tool in any
audit activities. CAAT allow auditors to do a variety of testing measures in the all types of audit more effectively
and efficiently.
.
Keywords: audit, techniques, roles, function, types

Abstrak
Audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ilingkungan bisnis modern. Audit berkembang, dari audit
keuangan menjadi jenis audit yang lain, seperti audit manajemen, operasional, kinerja, kualitas, lingkungan,
sumber daya manusia, teknologi informasi dan lain-lain. Terdapat satu hal sama di dalam semua jenis audit
tersebut, yaitu pengumpulan bukti. Audit adalah proses evaluasi bukti untuk menyatakan tingkat kesesuaian
antara suatu pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk menyatakan tingkat kesesuaian itu,
auditor membutuhkan pengumpulan dan pengujian bukti audit. Bukti audit dapat berupa bukti fisik, bukti
dokumen, bukti kesaksian, dan bukti analis. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi/komputer dalam
pengolahan data organisasi telah membuat perubahan bentuk bukti audit. Jika bukti audit sebagai hasil proses
komputer tidak dapat dilihat maka tidaklah praktis bagi auditor untuk melakukan pengujian secara manual,
sehingga auditor harus mempertimbangkan penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). TABK
adalah setiap penggunaan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam kegiatan audit. TABK memungkinkan
auditor melakukan berbagai tindakan pengujian dalam berbagai jenis audit secara lebih efektif dan
efisien.Tulisan ini membahas kedudukan dan peran TABK untuk kepentingan berbagai jenis audit sehingga
dapat membantu pencapaian tujuan audit itu sendiri.

Keywords: audit, teknik, peran, kedudukan, jenis

1. PENDAHULUAN
0B0B perusahaan. Mekanisme yang secara umum
Istilah dan praktik audit pada awalnya sangat erat disepakati adalah perusahaan menerbitkan laporan
hubungannya dengan profesi akuntan publik. keuangan yang disajikan kepada semua pihak yang
Merujuk Mulyadi dan Puradiredja (1998), profesi berkepentingan.
kebutuhan akan akuntan publik tumbuh seiring
dengan bertambahnya entitas bisnis yang mulai Profesi akuntan publik dalam konteks ini menjadi
tidak dapat menghindarkan diri dari lagi penting karena dianggap sebagai pihak independen
kepentingan pihak luar seperti penanam modal yang mempunyai kompetensi untuk mengevaluasi
(investor) ataupun pemberi hutang (kreditur). kewajaran laporan keuangan perusahaan tersebut.
Pihak-pihak di luar perusahaan itu berkepentingan Pemahaman tentang hal ini pada gilirannya
dengan keberadaan sumber daya ekonomi mereka memengaruhi bagaimana para pihak tersebut
yang ada dalam perusahaan yang tersebut. Untuk mendefinisikan audit. Audit dalam konteks ini
itu kedua belah pihak (perusahaan di satu sisi adalah:
dengan investor/kreditur di sisi lain) memerlukan “proses sistematik untuk memperoleh untuk
suatu mekanisme pelaporan akan kondisi memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) – ITS, Surabaya 4 Desember 2010

objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang asersi manajemen ini tentu saja tidak lagi hanya
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan berkonotasi dengan laporan keuangan namun juga
menetapkan tingkat kesesuaian antara mengalami perluasan makna. Asersi manajemen
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria dalam konteks ini dapat dibaca sebagai informasi
yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil- yang disajikan auditi, sepanjang relevan dengan
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.” audit yang sedang dilaksanakan

Pada perkembangan selanjutnya, lingkungan bisnis Walaupun mempunyai tujuan dan cakupan yang
bisnis semakin kompleks. Berbagai kebutuhan dan berbeda, namun satu hal yang menjadi kesamaan
kebutuhan baru muncul, seperti perlunya dalam berbagai ragam istilah audit tersebut, yakni:
perusahaan yang menerbitkan sahamnya di pasar pengumpulan bukti. Berdasarkan bukti-bukti inilah
modal, penggunaan sumber daya alam yang nantinya auditor (dalam jenis audit apapun) akan
mempunyai dampak lingkungan ataupun bahkan melakukan evaluasi untuk mengambil suatu
tuntutan demokratratisasi. Beberapa hal ini pada kesimpulan sesuai dengan tujuan dari jenis audit
gilirannya juga akan meningkatkan kebutuhan akan yang sedang dilaksanakan.
transparansi dan akuntanbilitas (termasuk di sektor
pemerintahan) maka fungsi audit sudah menjadi Mengacu Mulyadi dan Puradiredja (1998), bukti
bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan audit itu dapat berupa data akuntansi yang terdiri
bisnis maupun di bidang administrasi dari pengendalian internal dan catatan akuntansi
pemerintahan. sedangkan informasi penguat yang terdiri dari bukti
fisik, bukti dokumenter, perhitungan, bukti lisan
Perubahan juga terjadi pada bagaimana para pelaku dan bukti dari spesialis. Bukti audit ini sampai
bisnis/birokrat/masyarakat secara luas memandang dengan derajat tertentu sering dipertukarkan istilah
keberadaan audit. Audit mengalami perluasan dengan “informasi”. Menurut Richard J. Hopeman
makna dan cakupan kegiatan, tidak lagi sepenuhnya (dalam McLeod dan Schell, 2001), sumber daya
menjadi domain kompetensi profesi akuntan publik. dalam organisasi terdiri dari manusia, material,
STAR-SDP (2007), misalnya, telah memperluas mesin (termasuk fasilitas dan energi), uang dan
cakupan audit dengan memberikan definisi audit informasi. Keempat jenis sumber daya tersebut
sebagai: memiliki wujud sehingga disebut dengan sumber
“aktivitas pengumpulan dan pengujian data, yang daya fisik sedangkan sumber daya kelima memiliki
dilakukan oleh pihak yang kompeten dan nilai dari apa yang diwakilinya, disebut dengan
independen, dalam rangka menentukan sumber daya konseptual. Tugas manajer adalah
kesesuaian informasi yang diaudit dengan menggunakan sumber daya konseptual untuk
standar/kriteria yang telah ditetapkan, untuk mengelola sumber daya fisik. Jadi, informasi
disampaikan kepada para pihak yang dalam konteks ini simbol dari suatu kenyataan
membutuhkan/berkepentingan.” tertentu.

Selain contoh tersebut , berbagai definisi lain yang Lantas, dari manakah informasi sebagai objek audit
memperluas cakupan audit juga berkembang. ini diperoleh? Merujuk Indrajit (2000), Kadir
Lingkungan bisnis ingin lebih mempertegas tujuan (2003), Davis dan Olson (1985), informasi
audit dan memberi nama tertentu berdasarkan dihasilkan oleh suatu prosedur atau tata cara yang
tujuan audit tersebut. Beragam istilah tentang“audit sistematis, yang biasanya disebut dengan sistem
…” bermunculan, seperti audit internal, audit informasi. Sistem informasi pada dasarnya adalah
kepatuhan, audit operasional, audit manajemen, kumpulan komponen dan prosedur yang
audit sistem/teknologi informasi, audit kualitas, menghasilkan informasi. Tidak bergantung apakah
audit sumber daya manusia, ataupun audit sistem itu menggunakan teknologi informasi
lingkungan (Arens dan Loebbecke, 2000; Hunton, (komputer) ataupun tidak. Namun seiring dengan
et. al., 2004; Andayani, 2008; Akmal, 2006; Hall, penerapan teknologi informasi (TI) yang semakin
2007) ekstensif di lingkungan bisnis, penggunaan TI
sebagai komponen sistem informasi menjadi tidak
Merujuk SPAP (IAI, 2001) terdapat istilah yang terhindarkan
disebut dengan asersi manajemen. Menurut SA
Seksi 110 Paragraf 03, asersi (assertion) adalah Di sisi lain, implementasi sistem informasi dalam
suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi suatu organisasi (bisnis/pemerintahan) juga menjadi
secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung semakin kompleks. Dari awal yang sangat
jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah sederhana, misalnya sistem informasi yang hanya
pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara menangani penjualan atau penggajian saja sampai
implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak dengan sistem informasi yang mengotomasikan
lain (pihak ketiga). Dalam kaitannya dengan hubungan dengan pemasok dan atau pelanggan. Di
cakupan pengertian audit yang semakin meluas, bidang pemerintahan pun implementasi ini juga
Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) – ITS, Surabaya 4 Desember 2010

mengalami perkembangan yang signifikan, mulai analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan
hanya dari otomasi perkantoran sederhana hingga konteksnya. Bahan tersebut dapat berupa catatan
pembayaran kepada kas negara secara online. yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar,
Davenport (1999) mengemukakan bahwa sistem majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah,
informasi dalam suatu perusahaan dapat mencakup artikel, dan sejenisnya. Penelitian jenis ini bisa juga
seluruh proses bisnis perusahaan, sebagai sistem untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di
yang disebut sebagai enterprise system atau dalam buku atau naskah-naskah yang
Enterprise Resource Planning (ERP) yang terdiri terpublikasikan
dari berbagai paket perangkat lunak yang
menyediakan integrasi atas semua aliran informasi Tulisan ini merupakan tinjauan atas berbagai
dalam perusahaan ―keuangan dan akuntansi, literatur baik yang berkaitan dengan audit dan
sumber daya manusia, rantai-nilai, informasi TABK, baik berupa buku teks, peraturan, panduan
pelanggan. teknis, standar audit ataupun hasil penelitian
empiris yang telah dilakukan sebelumnya.
Akibat lebih jauh dari penerapan sistem informasi Tulisan ini bersifat deskriptif. Tulisan ini akan
yang sangat pervasif baik di lingkungan bisnis memberikan gambaran atas suatu topik yang
ataupun pemerintahan ini adalah semakin berkenaan untuk kemudian mengemukakan
langkanya dokumen/informasi (sebagai bukti audit) berbagai implikasi yang timbul, tidak bertujuan
yang bersifat fisik dan semakin dominannya untuk menguji hipotesis Penulis juga berusaha
informasi yang bersifat elektronik. Sejalan dengan untuk memperkaya tulisan ini dengan pengalaman
perkembangan ini, beberapa asosiasi profesi yang penulis dalam menggunakan TABK pada saat
terkait dengan audit, misalnya Ikatan Akuntan penulis mengajar, melaksanakan ataupun
Indonesia (IAI) ataupun Institute of Internal mendampingi penugasan audit yang memerlukan
Auditors (IIA) telah menyesuaikan standar audit penggunaan TABK.
yang mereka susun agar sesuai dengan tuntutan
perubahan yang berkaitan dengan bukti audit
berupa informasi elektronik tersebut. 2. AUDIT DAN LINGKUNGAN BISNIS
1B1B

Audit yang semula sangat terbatas ruang


IAI,misalnya, dalam Standar Profesional Akuntan lingkupnya karena hanya terkait dengan profesi
Publik (SPAP) SA Seksi 327 Paragraf 12. Paragraf akuntan publik dalam kaitannya dengan penilaian
ini menyatakan bahwa jika suatu sistem akuntansi kewajaran laporan keuangan, pada tahap
terkomputerisasi tidak menghasilkan bukti audit selanjutnya mengalami perubahan makna dan
yang dapat dilihat maka tidaklah praktis bagi cakupan. Perubahan ini terutama terkait dengan
auditor untuk melakukan pengujian secara manual meningkatkanya kebutuhan akan “apakah sesuatu
sehingga auditor harus mempertimbangkan yang telah dipercayakan itu dapat
penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer dipertanggungjawabkan” (akuntabilitas) dan
(TABK). transparansi.

Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya tulisan ini Salah satu penjelasan yang menarik mengapa audit
akan menelaah kembali kedudukan dan peranan diperlukan dalam bisnis adalah Agency Theory
TABK dalam berbagai jenis audit. Tujuan tulisan (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut teori ini
ini adalah melihat kembali dimana sebenarnya terdapat adanya hubungan keagenan (agency
kedudukan dan peran TABK itu dalam suatu relationship) yang berupa kontrak antara satu atau
kegiatan audit (apapun jenisnya). Dengan lebih orang yang bertindak sebagai principal
memahami kedudukan dan peran ini diharapkan (pemilik/majikan/prinsipal) dengan satu atau lebih
(terutama) para auditor nantinya dapat orang yang bertindak sebagai agent
menggunakannya secara lebih tepat guna sehingga (pengurus/karyawan/agen), dimana agen akan
membantu pencapaian tujuan audit secara bertindak dengan wewenang tertentu yang telah
keseluruhan. Mengapa penulis mengganggap hal diberikan oleh prinsipal. Masalahnya adalah
ini penting? Karena berdasarkan pengetahuan dan bagaimana prinsipal yakin bahwa agen yang
pengalaman penulis selama ini, ternyata terdapat dipercayainya akan bertindak sesuai dengan tujuan
beberapa sudut pandang yang berbeda dalam utama yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
mendudukan TABK ini dalam konteks audit secara
luas. Mengacu pada teori ini, audit merupakan salah satu
jenis agency cost. Agency cost sendiri adalah biaya
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, yang dikeluarkan oleh pemilik untuk mengatur dan
penelitian ini menggunakan metode penelitian mengawasai kerja para manajer sehingga mereka
kualitatif dengan pendekatan studi dokumen/teks. sepenuhnya bekerja dengan mengedepankan
Merujuk Rahardjo (2010) studi dokumen atau teks kepentingan perusahaan. Biaya ini terdiri dari: (1)
merupakan kajian yang menitikberatkan pada monitoring cost yaitu biaya yang ditanggung
Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) – ITS, Surabaya 4 Desember 2010

prinsipal untuk memonitor perilaku agen; (2) Andayani keuangan, internal, manajemen, pemasaran
bonding cost adalah biaya yang ditanggung agen (2008) dan sumber daya manusia, sistem informasi,
lingkungan, manajemen mutu
untuk mewujudkan mekanisme yang menjamin Mulyadi dan 1) Tipe Auditornya: Auditor Independen
bahwa agen telah bertindak sesuai keinginan Puradiredja (Eksternal), Auditor Pemerintah, Auditor
prinsipal; (3) residual cost of agency yakni (1998) Internal
perbedaan nilai perusahaan antara nilai sebelum 2) Tipe Auditnya: keuangan, kepatuhan dan
operasional
adanya agen dan sesudah adanya agen. Biaya audit STAR-SDP Keuangan, kepatuhan, operasional, kecurangan
merupakan monitoring cost sedangkan biaya (1997) (fraud), membantu penyidikan (forensic audit).
penyusunan dan penyajian laporan keuangan BPK (2007) pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,
merupakan bonding cost. Berdasarkan hal inilah, pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa Peraturan audit kinerja, audit dengan tujuan tertentu
Pemerintah No
teori keagenan mampu menjelaskan: 60 Tahun 2008
“why accounting reports would be provided
voluntarily to creditors and stockholders, and Perbedaan jenis audit tersebut secara ringkas dapat
why independent auditors would be engaged by dilihat dari tujuan audit, objek auditnya serta
management to testify to the accuracy and standar/kriteria apa yang digunakan oleh auditor
correctness of such reports.” dalam melaksanakan audit tersebut. Sementara itu
dari sisi institusi auditornya, hampir semua teori di
Dalam perkembangannya, bisnis semakin bidang ini sepakat bahwa ada istilah auditor dari
kompleks, kritik muncul terhadap fungsi audit yang dalam institusi (auditor internal) dan luar institusi
“hanya sebatas” laporan keuangan oleh akuntan (auditor eksternal).
publik. Kritik ini berawal pada berbagai keluhan
akan keterbatasan kemampuan laporan keuangn Tabel 2. Pembedaan Jenis Audit Berdasarkan
sebagai mekanisme untuk menjelaskan kinerja Tujuan, Objek dan Kriteria Audit
organisasi. Sebagai implikasi dari penggunaan Jenis Audit Tujuan Objek Kriteria
istilah “laporan keuangan” maka memang laporan Audit
Keuangan Memberikan Laporan Standar
ini sangat menitikberatkan pada ukuran-ukuran pendapat Keuangan Akuntansi
yang berkaitan dengan keuangan organisasi. Tentu apakah Laporan Keuangan
saja hal ini menurut sebagian kalangan tidaklah Keuangan telah
fair, sehingga perusahaan juga memerlukan disajikan secara
Wajar
mekanisme pelaporan yang lain untuk menjelaskan
kinerja perusahaan. Sebut saja misalnya Internal Melaporkan Laporan Aturan
(Kepatuhan, apakah Internal internal
mekanisme: Balanced Score Card, Economic Value Operasional, peraturan/kebija organisasi
Added, Corporate Social Responsibility, ataupun Manajemen) kan organisasi /kelembag
Quality Management System. Beberapa mekanisme telah dipatuhi aan
pelaporan ini tidak hanya membatasi pada ukuran- tertentu
Sistem Melaporkan Sistem CoBIT,
ukuran kuantitatid keuangan namun juga yang Teknologi/ implementasi TI/SI BS 7799
bersifat kualitatif-non-keuangan. Informasi SI/TI di suatu
organisasi telah
Pertambahan jenis mekanisme pelaporan ini pada sesuai dengan
kriteria tertentu
gilirannya juga berdampak pada jenis audit yang
diperlukan untuk memastikan tingkat kesesuaian Kualitas Melaporkan Sistem ISO 9000
antara laporan non-keuangan perusahaan tersebut implementasi Manajeme
sistem n Kualitas
dengan standar/kriteria tertentu dari laporan itu manajemen
sendiri. Standar/kriteria ini sendiri merupakan hasil kualitas di suatu
kerja dari suatu dewan standar sebagai self organisasi telah
regulating organization yang bekerja secara sesuai dengan
kriteria ISO
independen ataupun suatu lembaga yang diberi 9000
wewenang oleh regulator di bidang yang berkaitan.
Tabel 1 memaparkan berbagai jenis audit menurut Berdasarkan kriteria ini sebenarnya audit
beberap penulis. keuanganlah yang secara tegas dapat dibedakan
dengan tipe audit yang lain. Sementara itu jenis
Tabel 1. Jenis-jenis Audit
Menurut Jenis Audit
pembedaan audit lain cenderung berada dalam
Arens dan 1) Tipe Auditornya: Independen (Eksternal), suatu kontinum tertentu. Merujuk Hunton et. al
Loebbecke Pemerintah, Pajak, Internal (2004) misalnya, audit teknologi informasi itu dapat
(1999) 2) Tipe Auditnya: keuangan, kepatuhan dan merupakan audit yang berdiri sendiri ataupun
operasional sebagai bagian dari audit keuangan. Sementara itu
Akmal (2006) Keuangan, operasional, kinerja, manajemen,
kepatuhan, EDP, investigasi istilah audit manajemen, audit operasional dan audit
kepatuhan sering dipertukarkan penggunaannya
Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) – ITS, Surabaya 4 Desember 2010

dalam berbagai literatur ataupun praktik audit di kemajuan dari aturan perpajakan yang selama ini
lingkungan bisnis. belum mengatur data elektronik ini secara tegas.
Sementara itu, dalam audit yang dijalankan oleh
auditor intern pemerintah, merujuk Paragraf 3010
3. KOMPUTER DALAM LINGKUNGAN
1B1B Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup, Metodologi,
AUDIT dan Alokasi Sumber Daya Standar Audit Aparat
SPAP (2001)mendefinisikan Sistem Informasi Pengawasan Intern Pemerintah (SA-APIP)
Komputer (SIK) sebagai suatu lingkungan dimana dinyatakan bahwa untuk mencapai sasaran audit
terdapat suatu komputer dengan tipe atau ukuran berdasarkan ruang lingkup audit yang telah
apa pun digunakan dalam pengolahan informasi ditetapkan, auditor harus menggunakan metodologi
keuangan suatu entitas yang signifikan bagi audit, audit yang meliputi antara lain: penggunaan
terlepas apakah komputer tersebut dioperasikan teknologi audit yang sesuai seperti teknik sampling
oleh entitas tersebut atau oleh pihak ketiga. dan pemanfaatan komputer untuk alat bantu audit.
Merujuk Weber (2001), pengaruh komputer
terhadap audit itu dapat dibedakan menjadi dua Demikian halnya dengan audit yang dilaksanakan
yaitu: (1) perubahan pada cara mengumpulkan oleh auditor negara (Badan Pemeriksa
bukti audit; (2) perubahan pada mengevaluasi bukti. Keuangan/BPK). Peraturan BPK Nomor 1 Tahun
Sedangkan menurut SPAP SA Seksi 335 Paragraf 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
03, lingkungan SIK dapat berdampak terhadap (1) Negara (SPKN) Standar Pelaksanaan Pemeriksaan
prosedur yang diikuti oleh auditor dalam Kinerja (Pernyataan Standar Pemeriksaan 04)
pemerolehan pemahaman memadai tentang sistem Paragraf 56 menyatakan bahwa pendekatan
akuntansi dan sistem pengendalian intern; (2) pemeriksa dalam menentukan cukup atau tidaknya
pertimbangan risiko bawaan dan risiko kompetensi dan relevansi bukti tergantung pada
pengendalian yang digunakan oleh auditor untuk sumber informasi yang berkaitan dengan bukti
penaksiran risiko; (3) desain dan pelaksanaan tersebut. Sumber informasi mencakup data asli
pengujian pengendalian dan pengujian substantif yang dikumpulkan, baik oleh entitas yang diperiksa
yang tepat dilakukan untuk memenuhi tujuan audit. maupun oleh pihak ketiga, dan juga dapat diperoleh
dari sistem berbasis komputer.
SPAP SA Seksi 327 Paragraf 12 memberikan
contoh tidak adanya bukti yang dapat dilihat Perkembangan yang juga menarik untuk dicermati
tersebut, misalnya (1) dokumen masukan dapat adalah ketentuan dalam Pasal 5 ayat (1) UU Nomor
tidak ada bila order penjualan dimasukkan ke dalam 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
sistem secara online. Di samping itu, transaksi Elektronik (UU ITE), yang menyatakan bahwa
akuntansi, seperti perhitungan potongan harga dan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
bunga, dapat dipicu dengan program komputer dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti
tanpa otorisasi yang dapat dilihat untuk setiap hukum yang sah. Menurut UU ITE, Informasi
transaksi secara individual; (2) sistem dapat tidak Elektronik adalah satu atau sekumpulan data
menghasilkan jejak audit (audit trail) yang dapat elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada
dilihat untuk transaksi yang diolah melalui tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
komputer. Surat penyerahan barang dan faktur dari electronic data interchange (EDI), surat elektronik
pemasok dapat ditandingkan dengan suatu program (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau
komputer; (3) laporan keluaran dapat tidak sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,
diproduksi oleh sistem. Sebagai tambahan, suatu simbol, atau perforasi yang telah diolah yang
laporan tercetak dapat hanya berisi total ringkasan memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang
sementara rincian yang mendukung laporan mampu memahaminya. Ketentuan ini semakin
tersebut tetap ditahan dalam file komputer. memperjelas kedudukan informasi (elektronik)
sebagai bukti audit.
Jenis audit yang lain juga telah menyinggung
keberadaan komputer dalam ranah audit yang
bersangkutan. Audit dalam pengujian kepatuhan 4. TABK: KEDUDUKAN DAN PERANNYA
1B1B

pajak (formalnya disebut pemeriksaan pajak) Merujuk Coderre (1998), pendekatan TABK
menggunakan istilah “data yang dikelola secara memungkinkan auditor untuk memeriksa data dan
elektronik”. Merujuk Pasal 1 Peraturan Menteri informasi secara interaktif dan bereaksi dengan
Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007, data yang cepat atas suatu temuan dengan mengubah dan
dikelola secara elektronik adalah data yang memperbaiki pendekatan audit yang digunakan.
bentuknya elektronik, yang dihasilkan oleh Hunton et.al (2004), yang menyebutnya sebagai
komputer dan/atau pengolah data elektronik lainnya Computer Assisted Audit Tools and Techniques
dan disimpan dalam disket, compact disc, tape (CAATT) yang menekankan perbedaan antara
backup, hard disk, atau media penyimpanan penggunaan teknik ataupun perangkat (tools) audit
elektronik lainnya. Aturan ini merupakan suatu berbantuan komputer. Lebih jauh, Hunton et. al
Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) – ITS, Surabaya 4 Desember 2010

(2004) mengungkapkan perbedaan konsep teknik (2009) mengklasifikasikan hubungan antara


dengan perangkat dalam konteks CAATT tersebut. berbagai tujuan/jenis pengujian audit dengan
menyatakan bahwa untuk melakukan berbagai
Sementara itu mengacu pada Sayana (2003), pengujian substantif. Misalnya: perbandingan
TABK dapat diklasifikasikan menjadi empat rekapitulasi data dengan detil transaksinya, auditor
kategori besar, yakni (1) perangkat lunak analisa dapat memilih teknik sebagaimana diringkas dalam
data; (2) perangkat lunak evaluasi keamanan Tabel 3.
jaringan; (3) perangkat lunak evaluasi sistem
operasi dan manajemen basis data; (4) perangkat Tabel 3. Pembedaan Perangkat (Tools) dengan
pengujian kode dan perangkat lunak. Pada sisi lain Teknik (Techniques) dalam CAATTs
merujuk Coderre (1998) dan SPAP SA Seksi 335 Menurut Tujuan/Jenis Bentuk Pengujian
Pengujian
Paragraf 10 (IAI, 2001), efektifitas dan efisiensi Hall (2001); Pengendalian TD, PS, ITF
prosedur audit ditingkatkan melalui penggunaan Braun dan Davis Aplikasi
TABK dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti (2003) Pengujian Substanif EAM, GAS
audit. Hal ini dapat dilakukan dengan (1)
Pengujian Logika TD, PS, ITF, EAM
meningkatkan efektifitas pengujian bukti audit Internal Aplikasi
dengan cara memeriksa lebih banyak jumlah secara Langsung
transaksi dalam waktu yang lebih singkat dan biaya Pengujian Logika GAS
yang lebih rendah dibandingkan bila hal tersebut Internal Aplikasi
dilakukan secara manual; (2) meningkatkan secara Tidak
Langsung
efisiensi pelaksanaan pengujian substantif dengan Hunton et. al Pengendalian TD, PS, ITF
membuat prosedur tambahan dibandingkan dengan (2004) Aplikasi
hanya mengandalkan kepercayaan auditor atas Pengujian Integritas GAS, CAT (EAM)
pengendalian dan pengujian pengendalian objek Data
Cerullo dan Pengendalian TD, PS, ITF, EAM
audit. Cerullo (2003) Aplikasi

Menurut IS Auditing Guidelines (ISACA, 1998), Sumber: Darono (2009)


TABK dapat digunakan untuk melaksanakan
berbagai prosedur audit, antara lain : pengujian Untuk GAS, terdapat pula sedikit perbedaan
saldo dan detil transaksi, pengujian analitis, penafsiran atas istilah tersebut. GAS merupakan
pengujian kepatuhan terhadap pengendalian umum teknik audit (Hall, 2001; Cerullo dan Cerullo, 2003;
ataupun aplikasi, atau penetration testing. Merujuk Braun dan Davis 2003) sedangkan menurut Hunton
pada Hall (2001), Cerullo dan Cerullo (2003), et. al (2004) dan MAP, Inc (2008), GAS
Braun dan Davis (2003), dan Hunton et. al merupakan perangkat audit untuk melakukan teknik
(1998), maka penjelasan dari masing-masing teknik audit yang disebut dengan Data Extraction and
pengujian tersebut adalah: (1)Test Data (TD); Analysis (DEA). Teknik DEA ini merupakan salah
(2)Parallel Simuation (PS); (3) Integrated Test satu teknik dalam TABK untuk mengambil
Facilities (ITF); (4) Embedded Audit Module (extract) data dari objek audit/klien untuk kemudian
(EAM); (5) Generalized Audit Software (GAS). auditor tersebut melakukan analisis (analyze) atas
Merujuk SPAP SA Seksi 335 Paragraf 05 (IAI, data yang diperolehnya tersebut dengan melakukan
2001) dan Weber (2001) mengklasifikasikan perangkat lunak audit tertentu (yang biasanya
pendekatan audit menjadi dua yaitu : audit through disebut dengan GAS). Sementara itu Gray (2006),
the computer dan audit around the computer. menyebut DEA sebagai perangkat tetapi tidak
Pendekatan mana yang akan dipilih auditor, SPKN menyebutkan istilah GAS.
memberikan panduan:
“Pemeriksa harus memperoleh bukti yang Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil
cukup, kompeten, dan relevan bahwa data yang kesimpulan bahwa GAS adalah perangkat lunak
diproses melalui sistem yang berbasis yang digunakan untuk melaksanakan teknik DEA.
komputer itu valid dan dapat diandalkan. GAS ini dapat berupa perangkat lunak yang
Apabila keandalan sistem berbasis komputer memang dibuat untuk membantu fungsi audit
merupakan sasaran utama pemeriksaan, (misalnya IDEA, ACL), manajemen basisdata
pemeriksa harus melakukan reviu terhadap (misalnya MS-Access), bahasa query (misalnya
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi SQL) ataupun perangkat lunak lembar kerja
sistem tersebut.” (spreadsheet software) (Darono, 2007). Hunton et.
al (2004) secara tegas membedakan DEA
Sementara itu Cerullo dan Cerullo (2003) membedakan kedudukan sebagai teknik dengan
menyatakan bahwa selain kedua pendekatan GAS sebagai perangkat audit.
tersebut dikenal juga pendekatan audit with the
computer. Pendekatan audit with the computer ini Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat suatu
sebenarnya sama dengan teknik GAS. Darono kerangka berpikir untuk mempermudah memahami
Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) – ITS, Surabaya 4 Desember 2010

kedudukan TABK dalam audit (lihat Gambar 1). yang menghasilkan bukti audit (elektronik). Selain
Pada dasarnya kedudukan TABK dalam audit itu SPAP juga telah memberikan panduan tentang
merupakan bagian dari standar audit. Secara umum, bagaimana menggunakan TABK. Sementara itu
biasanya standar audit terdiri dari tiga bagian yaitu: standar audit yang berkaitan dengan audit intern
(1) standar umum; (2) standar pelaksanaan; dan (3) pemerintah, pemeriksaan pajak ataupun
standar pelaporan. pemeriksaan keuangan negara tidak secara eksplisit
memberikan ketentuan tentang kapan seharusnya
ATURAN/KRITER auditor/pemeriksa menggunakan TABK.
IA

MANAJEMEN
ASERSI Saran penulis, sebaiknya para penyusun standar
MANAJEM
EN
audit selain audit keuangan, misalnya audit intern
pemerintah ataupun pemeriksaan pajak, lebih
AUDITOR
mempertegas lagi keberadaan TABK ini. Terutama
EXTERNAL INTERNAL
dengan hal-hal yang berkaitan dengan kapan TABK
KEUANGAN ini seharusnya dipertimbangkan untuk digunakan
MANAJEMEN
OPERASIONAL
dan teknik mana yang berbagai jenis teknik yang
KINERJA ada dalam konsep TABK tersebut dapat digunakan
KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA sehingga tujuan audit dapat tercapai.
LINGKUNGAN
TEKNOLOGI INFORMASI

6. PUSTAKA
6B6B

STANDAR AUDIT TEKNIK AUDIT BERBANTUAN Akmal, 2006, Pemeriksaan Intern (Intern Audit),
KOMPUTER
Indeks, Jakarta.
UMUM TEST DATA
PARALLEL SIMULATION Andayani, Wuryan, 2008, Audit Internal, BPFE
PELAKSANAAN INTEGRATED TEST FACILITIES
EMBEDDED AUDIT MODULES
UGM, Yogyakarta
PELAPORAN DATA EXTRACTION AND ANALYSIS Arens, Alvin A., dan James L. Loebbecke, Auditing
An Integrated Approach, 8th Edition,
Gambar 1.Kedudukan Teknik Audit Berbantuan Komputer
Prentice Hall International, Inc. New Jersey
dalam Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), 2007,
Peraturan Nomor 1 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara.
5. PENUTUP
1B1B
Braun, Robert L. dan Harold E. Davis. 2003.
Tulisan ini bertujuan untuk menelaah kembali “Computer-Assisted Audit Tools and
kedudukan dan peranan TABK dalam audit. Techniques: Analysis and Perspectives”.
Kedudukan dan peranan tersebut dapat dilihat dari Managerial Auditing Journal, 18/9/2003
standar audit yang terkait dengan audit tertentu. Edition.
Hasil penelaahan kembali tersebut menyajikan Cerullo, M. Virginia dan Michael J. Cerullo, 2003,
keberadaan TABK dalam berbagai jenis audit. “Impact of SAS No. 94 on Computer Audit
TABK sebagai bagian dari teknik audit merupakan Techniques”, Information Systems Control
bagian dari standar pelaksanaan Journal, Volume 1 , 2003
Darono, Agung, 2009, “Penerapan Teknik Audit
Berdasarkan deskripsi dan analisis dalam tulisan Berbantuan Komputer dalam Audit Intern
ini, terlihat jelas bahwa keberadaan data elektronik Pemerintah”, Konferensi Nasional Sistem
sebagai bukti audit merupakan suatu keniscayaan. Informasi 2010, STMIK MDP Palembang
Hal ini merupakan konsekuensi dari semakin _____________, 2007, Aplikasi Excel sebagai
pervasifnya penggunaan komputer (teknologi Perangkat Bantu Audit. Elexmedia
informasi) dalam pengolahan data organisasi, baik Komputindo, Jakarta.
bisnis maupun instansi pemerintahan. Apapun jenis Davenport, Thomas H., 1999, “Putting the
auditnya dan siapapun auditornya sepertinya akan Enterprise into the Enterprise System”,
selalu berhadapan (deal) dengan sistem informasi Harvard Business Review on the Business
berbasis komputer dan bukti berupa data elektronik. Value of IT, Harvard Business School Press,
Jadi peran TABK dalam konteks ini jelas untuk Boston
mempermudah pencapaian tujuan audit. Davis, Gordon B., dan Margarethe H. Olson, 1985,
Management Information System :
Hal yang menarik dicermati dari analisis atas Conceptual Foundations, Structure and
berbagai standar audit yang diulas dalam tulisan ini, Development, 2nd edition, McGraw-Hill
adalah ternyata SPAP (IAI, 2001) telah International.
memberikan panduan yang paling lengkap tentang Hall, James A., dan Tommie Singleton, Information
hubungan antara keberadaan komputer dalam Technology Auditing and Assurance, 2nd
pengolahan data organisasi (disebut sebagai SIK)
Seminar Sistem Informasi Indonesia (SESINDO2010) – ITS, Surabaya 4 Desember 2010

Edition, Cengage Learning Asia Pte Ltd,


Singapore
Hunton, James E., Stephanie M. Bryant, dan Nancy
Bagranoff, 2004, Core Concepts of
Information Technology Auditing, John
Wiley & Sons, Inc. New Jersey
Ikatan Akuntan Indoneia (IAI), 2001, Standar
Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat,
Jakata
Indrajit, Richardus Eko, 2000, Pengantar Konsep
Dasar Manajemen Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Information System Audit and Controls Association
(ISACA), 1998, IS Auditing Guidelines G3
Use of Computer-Assisted Audit Techniques
(CAATs). Ilinnois
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling,
1976, “Theory of the Firm: Managerial
Behaviour, Agency Costs and Ownership
Structure”, Journal of Financial Economics,
October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Kadir, Abdul, 2003, Pengantar Sistem Informasi,
Penerbit Andi, Yogyakarta
McLeod, Jr, Raymond, dan George M. Schell,
2001, Management Information System, 8th
edition, Prentice-Hall, New Jersey.
Mulyadi, dan Kanaka Puradiredja, (1998) :
Auditing, Edisi ke-5, Salemba Empat,
Jakarta.
Rahardjo, Mudjio, 2010, Jenis dan Metode
Penelitian Kualitatif, URL:
http://mudjiarahardjo.com/materi-
kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitian-
kualitatif.html
Sayana, S. Anantha. 2003. “Using CAATs to
Support IS Audit” , Information Systems
Control Journal, Volume 1, 2003, ISACA,
Ilinnois.
State Audit Reform Sector Development Project
(STAR-SDP), 2007, Dasar-dasar Audit
Internal Sektor Publik, Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara, Jakarta
Weber, Ron, 2001, Information Systems Control
and Audit, McGraw-Hill. New York

View publication stats

You might also like