Professional Documents
Culture Documents
Good Corporate Governance Intervening
Good Corporate Governance Intervening
Good Corporate Governance Intervening
Achmad Tjahjono
Prodi Akuntansi STIE Widya Wiwaha Yogyakarta,
email: cahyoww@yahoo.co.id
Siti Chaeriyah
Alumnus Prodi Akuntansi STIE Widya Wiwaha Yogyakarta
Abstract
The Company was founded with the goal of increasing the value of the company as well as
to provide prosperity for the owners or shareholders. Good Corporate Governance and
profitability is an effort to enhance company value. This study aims to determine the
influence of good corporate governance to company value with profitability as intervening
variable. The population of this research is manufacturing companies listed in Indonesia
Stock Exchange in 2010 - 2014. The sample is taken by using purposive sampling method.
Under this method, as many as 123 companies were obtained. The analysis tool to test
the hypothesis is path analysis with AMOS software version 21. Data analysis method is
descriptive analysis, path analysis, and sobeltest. The results of this study indicate that
managerial ownership, the audit committee and the profitability have positive impact toward
the of the company value, institutional ownership has positive impact but not significant,
non-executive director with negative effect tendency on the company value. The results of
this study also showed that profitability cannot mediate the effect of good corporate
governance mechanisms on company value. It can be suggested to replace the intervening
variable with other variables such as quality of earnings instead of profitability since it is
declined as an intervening variable. non-executive director and institutional ownership does
not contribute any positive and significant effect on company value and profitability. The
following research can use another proxy in the measurement process and consider other
theories that could explain comprehensively.
PENDAHULUAN
Isu mengenai lemahnya corporate mengenai struktur kepemilikan saham yang
governance disebabkan oleh terjadinya terkait dengan peningkatan kinerja
pemisahan antara kepemilikan dengan perusahaan. Struktur kepemilikan dipercaya
pengendalian perusahaan. Salah satu isu mampu mempengaruhi jalannya perusahaan
yang paling penting dan kontroversial yang pada akhirnya berpengaruh pada
mengenai corporate governance adalah kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan
kualitas laba sebagai variabel intervening kualitas laba. Dewan komisaris independen
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar tidak berpengaruh terhadap nilai
di Bursa Efek Indonesia periode 2004–2007. perusahaan. Kepemilikan Manajerial
Variabel dependen dalam penelitian ini berpengaruh negatif terhadap nilai
adalah nilai perusahaan, sedangkan perusahaan. Kepemilikan institusional dan
variabel independen yaitu mekanisme komite audit berpengaruh positif terhadap
corporate governance, yang terdiri dari nilai perusahaan. Variabel kontrol Size dan
kepemilikan manajerial, kepemilikan leverage tidak berpengaruh terhadap nilai
institusional komposisi komisaris perusahaan. Kualitas laba berpengaruh
independen dan keberadaaan komite audit. positif terhadap nilai perusahaan. Variabel
Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol size berpengaruh negatif dan
intervening kualitas laba dan variabel kontrol leverage berpengaruh positif terhadap nilai
leverage. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan.
bahwa Kualitas laba, kepemilikan Penelitian Gill dan Obradovich (2013)
manajerial dan kepemilikan institusional meneliti tentang dampak corporate gover-
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
nance dan financial leverage terhadap nilai
Keberadaan komite audit dan komposisi
perusahaan Amerika. Variabel dependen
komisaris independen tidak berpengaruh
dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan,
terhadap nilai perusahaan. Keberadaan
sedangkan variabel independennya yaitu
komite audit, kepemilikan manajerial,
CEO Duality, ukuran dewan, komite audit,
berpengaruh terhadap kualitas laba.
dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian
Sedangkan Komposisi komisaris
ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu
independen, kepemilikan institusional tidak
ROA, Insider Holdings, Industry Dummy.
berpengaruh terhadap kualitas laba,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
lev erage tidak berpengaruh terhadap
dewan berdampak negatif terhadap nilai
kualitas laba dan nilai perusahaan.
perusahaan manufaktur Amerika, dan CEO
Penelitian Rupilu (2011) menguji duality, komite audit, financial leverage,
tentang pengaruh mekanisme corporate ukuran perusahaan, dan insider holdings
governance terhadap kualitas laba dan nilai berdampak positif pada nilai perusahaan
perusahaan pada perusahaan manufaktur manufaktur Amerika. Ukuran dewan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. berdampak negatif terhadap nilai
Variabel dependen dalam penelitian ini perusahaan jasa Amerika, financial lever-
adalah kualitas laba dan nilai perusahaan age dan return on assets berdampak positif
sedangkan variabel independennya yaitu terhadap nilai perusahaan manufaktur
kepemilikan manajerial, kepemilikan Amerika.
institusional, komisaris independen serta
Penelitian Moniaga (2013) meneliti
komite audit. Dalam penelitian ini juga
tentang struktur modal, profitabilitas dan
menggunakan variabel kontrol yaitu size dan
leverage. Hasil penelitian menunjukkan struktur biaya terhadap nilai perusahaan
bahwa dewan komisaris independen tidak industri keramik, porcelen dan kaca periode
berpengaruh terhadap kualitas laba. 2007–2011. Variabel dependen dalam
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan penelitian ini yaitu nilai perusahaan,
Institusional, Komite Audit berpengaruh sedangkan variabel independennya yaitu
positif terhadap kualitas laba. Variabel struktur modal, profitabilitas dan struktur
kontrol Size berpengaruh positif dan biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
leverage berpengaruh negatif terhadap struktur modal, profitabilitas dan struktur
modal. Semakin tinggi permintaan saham perusahaan maka semakin tinggi nilai
maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Dengan demikian profitabilitas
perusahaannya, namun kepemilikan dijadikan sebagai perantara antara
manajerial yang terlalu tinggi juga dapat mekanisme good corporate governance
berdampak buruk bagi perusahaan. dengan nilai perusahaan. Berdasarkan
Dengan kepemilikan manajerial yang tinggi, uraian yang telah diuraikan sebelumnya,
manajer akan mempunyai posisi yang kuat maka variabel yang terkait dalam penelitian
untuk mengendalikan perusahaan sehingga ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka
menyebabkan kesulitan bagi pemegang pemikiran sebagaimana disajikan pada
saham untuk mengendalikan tindakan gambar 1.
manajer yang dapat merugikan perusahaan. Berdasarkan kerangka pikir seperti
Oleh karena itu kepemilikan institusional disajikan pada gambar 1, maka hipotesis
sangat dibutuhkan untuk mengurangi konflik yang diajukan dalam penelitian ini diuraikan
keagenan. sebagai berikut:
Adanya kepemilikan institusional dalam
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial
bentuk perusahaan akan meningkatkan
terhadap Nilai Perusahaan.
pengawasan yang lebih optimal terhadap
kinerja insiders (Endraswati, 2012). Jansen dan Meckling (1976)
Komisaris independen bertindak secara menyatakan bahwa konflik antara principal
netral dan mendorong terlaksananya dan agent dapat dikurangi dengan
prinsip-prinsip good corporate governanvce mensejajarkan kepentingan antara principal
sehingga akan mengurangi kecurangan dan agent. Principal dapat membatasi
yang mungkin dilakukan oleh pihak penyimpangan dari kepentingannya dengan
manajemen dalam menyajikan laporan mendirikan insentif yang tepat untuk agent
keuangan. Meningkatnya kinerja perusahaan dan dengan menimbulkan biaya monitoring
maka tingkat profitabilitas yang diperoleh yang dirancang untuk membatasi kegiatan
perusahaan juga akan meningkat. Semakin menyimpang dari agent. Dengan demikian
tinggi tingkat profitabilitas yang diperoleh agent akan melakukan perintah sesuai
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
dengan yang telah di amanatkan oleh negatif terhadap nilai perusahaan. Ini
principle sehingga kepentingan principle mengindikasikan bahwa semakin besar
akan terpenuhi oleh agent. Adanya konflik kepemilikan manajemen dalam perusahaan
keagenan ini akan menimbulkan biaya maka manajemen cenderung kurang
keagenan (agency cost). mampu untuk berusaha meningkatkan
Teori agensi menjelaskan bahwa kinerjanya. Berbeda Halnya dengan
penelitian Mukhtaruddin et al., (2014) dan
dengan adanya peningkatan kepemilikan
Julianti (2015) yang membuktikan bahwa
saham oleh manajer (insider ownership)
kepemilikan manajerial berdampak positif
dapat menjadi kontrol bagi agency cost
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal
yang muncul dari mekanisme meminimal-
ini menunjukkan bahwa proporsi saham
kan agency conflict yang terjadi antara
yang dikendalikan oleh manajer dapat
pemilik dan manajer (Sulito, 2008). Insider
mempengaruhi kebijakan perusahaan.
ownership adalah pemilik perusahaan yang
Dengan demikian, kepentingan manajer dan
merangkap sebagai pengelola perusahaan.
pemegang saham akan bersatu sehingga
Semakin besar tingkat insider ownership
akan berdampak positif dalam rangka
suatu perusahaan maka semakin tinggi
meningkatkan nilai pemegang saham.
tingkat keselarasan dan kemampuan kontrol
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
terhadap kepentingan antara principal dan
hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai
agent. Disini manajer diperlakukan sama
berikut:
halnya seperti pemegang saham bukan
hanya sebagai pihak eksternal yang H1 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh
dipekerjakan untuk melaksanakan positif terhadap nilai perusahaan.
kepentingan perusahaan tersebut, namun
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial
ikut serta dalam proses pengambilan
terhadap Nilai Perusahaan Melalui
keputusan demi tercapainya tujuan dari
Profitabilitas
perusahaan.
Jansen dan Meckling (1976)
Kepemilikan manajerial (managerial
menyatakan bahwa konflik antara principal
ownership) merupakan proporsi saham
dan agent dapat dikurangi dengan
yang dimiliki oleh manajer atau direksi dan
mensejajarkan kepentingan antara principal
dewan komisaris. Kepemilikan manajerial
dan agent. Semakin besar proporsi
akan mensejajarkan kepentingan
kepemilikan manajerial pada perusahaan,
manajemen dan pemegang saham
maka manajemen cenderung lebih giat
sehingga akan memperoleh manfaat
untuk kepentingan pemegang saham
langsung dari keputusan yang diambil serta
karena bila terdapat keputusan yang salah
menanggung kerugian sebagai konsekuensi
manajemen juga akan menanggung
dari pengambilan keputusan yang salah
konsekuensinya (Arifani, 2012). Hal ini
(Suyanti et al., 2010). Tujuan perusahaan
ditunjukkan dengan adanya kinerja
meningkatkan kepemilikan manajerial yaitu manajemen yang baik dalam mengelola
agar manajer bertindak sesuai dengan perusahaan yang dapat diukur dengan
keinginan para pemegang saham. menggunakan rasio profitabilitas. Rasio
Meningkatnya kepemilikan manajerial akan profitabilitas memperlihatkan keseluruhan
berdampak kepada perusahaan dan para keefektivitasan operasi yang dilakukan oleh
pemegang saham. perusahaan dan profitabilitas dipakai
Penelitian Rupilu (2011) membuktikan sebagai salah satu cara untuk menilai
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh keberhasilan pertumbuhan dan kinerja
Gambar 2
Model Penelitian
H3
H1
Kepemilikan
Manajerial H2 H4
Kepemilikan H6
H8
Institusional
H6 ROE PBV
Komisaris H7
H8
Independen
H7
Komite Audit
H5
kan nilai probabilitas (p) yang lebih yang mencoba memperbaiki kecen-
besar dari tingkat signifikansi () dan derungan statistik chi-square yang
ini menunjukkan bahwa input matrik menolak model dengan jumlah
kovarian antara prediksi dengan sample besar. Nilai RMSEA antara
observasi sesungguhnya tidak 0,05 sampai 0,08 merupakan ukuran
berbeda secara signifikan. Dalam yang dapat diterima (Ghozali,
hal ini peneliti harus mencari nilai 2014:67).
chi-square yang tidak signifikan 2. Incremental Fit Measures
karena mengharapkan bahwa Incremental Fit Measures yakni ukuran
model yang diusulkan cocok atau fit
untuk membandingkan proposed model
dengan data observasi (Ghozali,
dengan model lainnya yang dispesifikasi
2014:66).
oleh peneliti (Ghozali, 2014:66). Incre-
b. CMIN mental Fit Measures membandingkan
Nilai Chi-Square sangat sensitif proposed model dengan based line
terhadap besarnya sampel. Ada model sering disebut null model. Null
kecenderungan nilai chi-square akan model merupakan model realistic
selalu signifikan. Oleh karena itu, jika dimana model–model yang lain harus
nilai Chi-Square signifikan, maka diatasnya (Ghozali, 2014:68). Terdapat
dianjurkan untuk mengabaikan dan beberapa pengukuran, yaitu :
melihat ukuran goodness fit lainnya a. AGFI
(Ghozali, 2014:67).
Adjusted Goodness of fit merupakan
c. CMIN/DF pengembangan dari GFI yang
CMIN/DF adalah nilai chi-square disesuaikan dengan ratio degree of
dibagi dengan degree of freedom. freedom untuk proposed model
Beberapa pengarang menganjurkan dengan degree of freedom untuk null
menggunakan ratio ukuran ini untuk model. Nilai yang direkomendasikan
mengukur fit. Byrne (1988) adalah sama atau > 0,90 (Ghozali,
mengusulkan nilai ratio ini < 2 2014:68).
merupakan ukuran fit (Ghozali, b. TLI
2014:67).
Tucker Lewis Index menggabung-
d. GFI kan ukuran parsimory kedalam indek
Nilai GFI (goodness of fit index) komparasi antara proposed model
berada pada rentang 0 (poor fit) dan null model dan nilai TLI berksiar
sampai 1.00 (perfect fit). Nilai GFI dari 0 sampai 1,0. Nilai TLI yang
yang lebih tinggi menunjukkan fit direkomendasikan adalah sama atau
yang lebih baik dan berapa nilai GFI > 0,90 (Ghozali, 2014:68).
yang dapat diterima sebagai nilai c. NFI
yang layak belum ada standarnya,
Normed Fit Index merupakan
tetapi banyak peneliti menganjurkan
uk ur an p erb an di nga n an ta ra
nilai di atas 90% sebagai ukuran
proposed model dan null model.
good fit (Ghozali, 2014:67). Nilai NFI akan bervariasi dari 0 (not
e. RMSEA fit at all) sampai 1,0 (perpect fit).
Root Mean Square Error of Approxi- Sepertinya halnya TLI tidak ada nilai
mation (RMSEA) merupakan ukuran absolute yang digunakan sebagai
5. Uji Deteksi Penga ruh Med iasi Nilai t hitung ini dibandingkan dengan
(Intervening) nilai t tabel dan jika nilai t hitung lebih besar
Pengujian hipotesis mediasi dapat dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan
dilakukan dengan prosedur yang bahwa terjadi pengaruh mediasi (Ghozali,
dikembangkan oleh Sobel (1982) dalam 2013:255). Terdapat dua jenis pengaruh
Ghozali (2013:248) dan dikenal dengan Uji mediasi yakni mediasi penuh (full mediation)
Sobel (Sobel Test). Uji Sobel dilakukan dan mediasi sebagian (partial mediation),
dengan cara menguji kekuatan pengaruh dimana full mediation ini menunjukkan
tidak langsung variabel eksogen (X) kepada bahwa variabel independen sepenuhnya
variabel endogen (Y) melalui variabel dimediasi oleh mediator karena tidak ada
intervening (M). Pengaruh tidak langsung lagi pengaruh langsung dari variabel
X ke Y melalui M dihitung dengan cara independen terhadap variabel dependen.
mengalikan jalur X→ M (a) dengan jalur M→ Y Sementara partial mediation menunjukkan
(b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c–c’), bahwa disamping memiliki pengaruh tidak
dimana c adalah pengaruh X terhadap Y langsung melalui mediator, variabel
tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah independen juga mempunyai pengaruh
koefisien pengaruh X terhadap Y setelah langsung yang signifikan pada variabel
mengontrol M. dependen.
Gambar 3.
Tabel 4
Hasil Pengujian Kelayakan Model
Structural Equation Model (SEM)
Goodness of Fit Cut-off Value Hasil Analisis Evaluasi Model
Chi – Square <141.0297 1.588 Baik
Probability ≥ 0.05 0,208 Baik
RMSEA ≤ 0.08 0,072 Baik
GFI ≥ 0.90 0,995 Baik
AGFI ≥ 0.90 0,904 Baik
CMIN / DF ≤ 2.00 1.588 Baik
TLI ≥ 0.95 0,882 Marginal
CFI ≥ 0.95 0,992 Baik
Sumber : Data sekunder diolah, 2016
Tabel 5.
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
ROE <--- KEM .143 .196 .730 .466 par_2
ROE <--- KOI -.070 .089 -.781 .435 par_5
ROE <--- KA 4.959 4.879 1.016 .309 par_7
PBV <--- ROE .023 .011 2.199 .028 par_1
PBV <--- KEM .128 .026 4.866 *** par_3
PBV <--- KEI .014 .008 1.808 .071 par_4
PBV <--- KOI -.028 .011 -2.656 .008 par_6
PBV <--- KA 1.123 .552 2.034 .042 par_8
Sumber : Data sekunder diolah, 2016
(PBV) diperoleh sebesar 1.123. Pengujian terhadap profitabilitas (ROE) ditolak. Hal
hubungan kedua variabel tersebut tersebut disebabkan karena dari hasil
menunjukkan nilai C.R = 2.034 dengan pengolahan data menunjukkan nilai proba-
probabilitas = 0.042, (p<0,05). Maka, dapat bility 0.309 tidak memenuhi syarat <0,05
diambil kesimpulan mengenai hipotesis 7 dan nilai C.R 1.016 tidak memenuhi syarat
yang menyatakan bahwa komite audit (KA) ≥ ± 1,96. Dapat disimpulkan bahwa variabel
terhadap nilai perusahaan (PBV) diterima. komite audit tidak ada pengaruh yang
Hal tersebut disebabkan karena dari hasil signifikan terhadap profitabilitas.
pengolahan data menunjukkan nilai proba-
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh
bility 0.042 tidak memenuhi syarat <0,05
variabel komite audit (KA) terhadap
dan nilai C.R 2.034 memenuhi syarat ≥ ±
profitabilitas (ROE), memiliki hasil proba-
1,96. Dapat disimpulkan bahwa variabel
bility (0.309)>(0.05) dengan CR 1.016 yang
komisaris independen ada pengaruh yang
berarti bahwa variabel komite audit tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan.
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh Oleh karena itu dinyatakan bahwa hipotesis
variabel komite audit (KA) terhadap nilai kedelapan (X8) ditolak. Padahal komite
perusahaan (PBV), memiliki hasil proba- audit bertugas untuk melakukan
bility (0.042) <(0.05) dengan CR 2.034 yang pengendalian terhadap laporan keuangan
berarti bahwa variabel komite audit dengan melakukan pengawasan terhadap
berpengaruh signifikan dan positif terhadap audit eksternal, dan melakukan
nilai perusahaan. Oleh karena itu dinyatakan pengawasan terhadap audit internal. Sifat
bahwa hipotesis ketujuh (X7) diterima. Hasil opportunistic manajemen yang dapat
penelitian Perdana dan Raharja (2014) merugikan perusahaan dapat diminimalisir.
serta penelitian Mukhtaruddin et al., (2014) Dengan demikian secara tidak langsung
yang membuktikan bahwa komite audit hal-hal yang dapat mengurangi profitabilitas
berpengaruh positif dan tidak signifikan akan dapat dideteksi dengan cepat. Hasil
terhadap nilai perusahaan. Sementara penelitian ini sesuai dengan Julianti (2015),
Rupilu (2011) membuktikan bahwa komite Suyanti et al, (2010) dalam penelitiannya
audit berpengaruh positif dan signifikan membuktikan bahwa keberadaan komite
terhadap nilai perusahaan. Dengan
audit tidak berpengaruh terhadap nilai
demikian, kenaikan komite audit akan
perusahaan. Sementara, penelitian Rupilu
mendorong kenaikan nilai perusahaan
(2011) membuktikan bahwa Komite Audit
sehingga keberadaan komite audit
berpengaruh positif terhadap nilai
diperlukan dalam penerapan good corporate
perusahaan.
governance.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN
8. Pengaruh Komite Audit Terhadap
REKOMENDASI
Profitabilitas (X8)
Simpulan
Parameter estimasi hubungan antara
komite audit (KA) terhadap profitabilitas 1. Kepemilikan manajerial berpengaruh
(ROE) diperoleh sebesar 4.959. Pengujian positif dan signifikan terhadap nilai
hubungan kedua variabel tersebut perusahaan. Hal ini menunjukkan
menunjukkan nilai C.R = 1.016 dengan bahwa kepemilikan manajerial mampu
probabilitas = 0.309 (p > 0,05). Maka, dapat menjadi mekanisme good corporate
diambil kesimpulan mengenai hipotesis 8 governance yang dapat meningkatkan
yang menyatakan bahwa komite audit (KA) nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifani, Rizky (2012), “Pengaruh Good Julianti, Defy Kurnia (2015), “Pengaruh
Corporate Governance terhadap mekanisme Good Corporate Gover-
Kinerja Keuangan Perusahaan”, nance terhadap Nilai Perusahaan
Skripsi. Malang : Universitas Brawijaya. dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Chrisdianto, Bernadinus (2013), “Peran Intervening Perusahaan Manufaktur
Komite Audit Dalam Good Corporate yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-
Governance”. Jurnal Akuntansi Aktual, 2013”, Skripsi Semarang: Universitas
Volume 2, No. 1. Hal 1–8 Surabaya: Negeri Semarang.
Universitas Surabaya. Moniaga, Fernandes (2013), “Struktur
Endraswati, Hikmah (2012), “Pengaruh Modal, Profitabilitas dan Struktur Biaya
Struktur Kepemilikan dan Kebijakan terhadap Nilai Perusahaan Industri
Dividen terhadap Nilai Perusahaan Keramik, Porcelen dan Kaca periode
dengan Kebijakan Hutang Sebagai 2007–2011”, Jurnal EMBA, Volume 1
Variabel Moderating pada Perusahaan No. 4, Hal. 433-442. Manado: Universitas
di BEI”, Jurnal Akuntansi. Hal 1-19. Sam Ratulangi.
Salatiga : STAIN Salatiga. Mukhtaruddin, Relasari, dan Messa
FCGI (2001), Corporate Governance; Tata Felmania (2014), “Good Corporate
Kelola Perusahaan. Jakarta. Governance Mechanism, Corporate
Social Responsibility Disclosure on
Ghozali, Imam (2013a), Aplikasi Analisis
Firm Value: Empirical Study on Listed
Multivariate dengan Program IBM
Company in Indonesia Stock Exchange”,
SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit
International Journal of Finance &
Universitas Diponegoro.
Accounting Studies, Volume 2 No. 1
——— (2014), Model Persamaan Palembang : Universitas Sriwijaya.
Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Perdana, Ramadhan Sukma., dan Raharja
Program AMOS 22, Semarang :
(2014), “Analisis Pengaruh Corporate
Badan Penerbit Universitas
Governance terhadap Nilai Perusahaan”,
Diponegoro.
Journal Of Accounting, Volume 3 No.
Gill, Amarjit, dan John Obradovich (2012), 3. Hal 1-13, Semarang : Universitas
“The Impact of Corporate Governance Diponegoro.
and Financial Leverage on the Value
Prasetyorini, Bhekti Fitri (2013), “Pengaruh
of American Firms”, International
Ukuran Perusahaan, Leverage, Price
Research Journal of Finance and Eco-
Earning Ratio dan Profitabilitas
nomics, Volume 91 Hal 1 – 11. Amerika
Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal
Serikat : Liberty University.
Ilmu Manajemen, Volume 1 No. 1,
Jensen, M. C and W.H Meckling (1976), Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
“Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Rini, Tetty Sulestiyo dan Ghozali, Imam
A ge n cy C o st s a n d O w n er s hi p
(2012), “Pengaruh Pemegang Saham
Structure”, Journal of Financial
Institusi, Komisaris Independen dan
Economics, Volume 3, No. 4, Hal 305-
Komite Audit terhadap Tingkat
360.
Profitabilitas Perusahaan.