59 49 303 1 10 20170224 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KECELAKAAN KERJA PADA PROSES DIE CASTING


DI PT. X CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT

FACTORS INFLUENCING
OCCUPATIONAL ACCIDENT ON THE PROCESS OF DIE CASTING
IN PT. X AT WEST CIKARANG ON BEKASI IN WEST JAVA

Nurbaiti Fadhilah1, Suryanto2, NurUlfah3


1
PT. Wijaya Karya, Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-lmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman2-3

ABSTRACT
Accidents in workplace could cause a lot of loss and death. Based on the data from
accident reports of PT. X in 2009, there were 30 cases of working accidents 35 cases
occurred in 2010 and 42 cases occurred in 2011. The occurrence of occupational
accidents had increased during the last 3 years from 2009 to 2011. This study aimed to
determine the factors that in fluence occupational accidents on Die Casting process at
PT. X on West Cikarangin Bekasi,West Java. The type of this research was an
observational study using crosssectional approach. Samples ofthis research were 71
workers on die casting process. Data Analyses used univariate, bivariate (Chi-Square
test) and multivariate (Multiple Logistic Regression) Analyses. Based on the research
result, there was nonsignificant relationship between age (p = 0.239), knowledge (p =
0.014), work duration (p = 0.629), work procedure (p = 0.350), noise (p = 0.512), and
lighting (p = 0.259) with the events of occupational accidents in the PT X. Meanwhile,
there were asignificant relationship between work shift (p =0.009) and the use of
Personal Protective Equipment (PPE) (p = 0.014) with the incidence of occupational
accidents in the PT X. The results of multiple logistic regression test showed that there
were significant effect on the use of PPE with the occurrence of occupational
accidents, that wasthe use of PPE (p = 0.022). It is advisable to the company to
provide supervision and give firm sanction to the labors who do not use PPE during
working.

Keywords : Occupational accidents, Influence factor


Kesmasindo, Volume 6(2) Juli 2013, Hal 135-142
PENDAHULUAN atau kecelakaan yang berkaitan dengan
Kecelakaan di tempat kerja pekerjaan mereka. Jumlah tenaga kerja
dapat menyebabkan banyak kerugian laki-laki yang meninggal dua kali lebih
dan kematian. Riset yang dilakukan banyak daripada tenaga kerja
International Labour Organization perempuan, karena mereka lebih
(2003) dalam Suardi (2007) melakukan pekerjaan yang berbahaya.
menunjukkanbahwa, setiaphari rata- Faktor-faktor yang mem-
rata 6.000 orang meninggal, setara pengaruhi terjadinya kecelakaan kerjas
dengan satu orang setiap 15 detik atau ecara sistematis dapat dikelompokkan
2,2 juta orang per tahun akibat sakit menjadi tiga kelompok, yaitu faktor

135
136 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 135-142

lingkungan kerja, faktor pekerjaan dan keunggulan teknologi dan jaringan


faktor manusia (Suardi, 2007).Faktor pemasaran di Indonesia, sebuah
yang mempengaruhi terjadinya pengembangan kerja sama antara PT. C
kecelakaan kerja juga disebabkan oleh Jepang dan PT. B Indonesia.Saat ini
faktor karateristik pekerja, seperti PT. X memiliki 3 fasilitas pabrik
kurang kemampuan/pelatihan, re- perakitan, pabrik pertama berlokasi di
kruitmen pekerja yang tidak benar, Jakarta Utara yang juga berfungsi
kelelahan akibat jam kerja yang sebagai kantor pusat. Pabrik kedua
berlebih, serta minimnya pengawasan berlokasi di Kelapa Gading dan pabrik
terhadap pekerja (Notoatmodjo, 2003). ke 3 yang sekaligus pabrik paling
Hasil penelitian Angkat (2008), mutakhir berlokasi di Bekasi. Pabrik ke
didapatkan hasil ketersediaan Alat 3 ini merupakan fasilitas pabrik
Pelindung Diri (APD) sangat perakitan terbaru yang mulai
berpengaruh nyata terhadap kecelakaan beroperasi sejak tahun 2005.
kerja. Lioresidkk (2007), dalam Proses die casting merupakan
penelitiannya juga menunjukkan bahwa proses peleburan Ingot Alumunium
ketersediaan Alat Pelindung Diri yang kemudian dicetak menjadi
(APD) sangat berpengaruh nyata beberapa bentuk yang digunakan
terhadap kecelakaan kerja. Penelitian sebagai onderdil sepeda motor. Proses
lain dari Riyadina (2007) menunjukkan die casting mempunyai resiko yang
bahwa penggunaan APD dan faktor tinggi untuk terjadinya kecelakaan
lingkungan fisik berhubungan dengan kerja, hal tersebutdapat dilihat dari
kejadian kecelakaan kerja. jumlah kecelakaan kerja pada setiap
PT. X merupakan pelopor tahunnya. Berdasarkan data laporan
industri sepeda motor di Indonesia. kecelakaan kerja pada tahun 2009
Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan terjadi 30 kasus kejadian kecelakaan
nama awal PT A. yang sahamnya kerja, dengan kategori kecelakaan
secara mayoritas dimiliki oleh PT. B. ringan berjumlah 20 kasus (66,66%),
PT. A hanya merakit, sedangkan kategori sedang berjumlah 7 kasus
komponennya diimpor dari Jepang (23,33%) dan kategori berat berjumlah
dalam bentuk Completely Knock Down 3 kasus (10%). Tahun 2010 terjadi 35
(CKD). PT. X merupakan sinergi kasus kejadian kecelakaan kerja,
Nurbaiti Fadhilah, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja 137

dengan kategori kecelakaan ringan Proses Die Casting diPT. X Cikarang


berjumlah 28 kasus (80%), kategori Barat Kabupaten Bekasi Jawa Barat.
sedang berjumlah 2 kasus (5,71%) dan Teknik pengambilan sampel
kategori berat berjumlah 5 kasus menggunakan simple random sampling
(14,28%). Tahun 2011 terjadi 42 kasus yang berjumlah 71 orang). Analisis
kejadian kecelakaan kerja, dengan data menggunakan analisis univariat,
kategori kecelakaan ringan berjumlah (uji Chi-Square), dan multivariat
35 kasus (83,33%), kategori sedang (regresi logistik ganda).
berjumlah 5 kasus (11,90%) dan
kategori berat berjumlah 2 kasus HASIL DAN PEMBAHASAN
(4,76%). Kejadian kecelakaan kerja Hasil
meningkat selama 3 tahun terakhir, Responden pada penelitian di
yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun proses Die Casting merupakan
2011. responden yang bekerja selama 8 jam
Berdasarkan latar belakang per hari dan seluruhnya berjenis
diatas, maka penulis tertarik untuk kelamin laki-laki dan pendidikan
meneliti mengenai“Faktor-faktor yang terakhirnya SMA/Sederajat. Data yang
Mempengaruhi Kecelakaan Kerja pada diperoleh menurut kelompok umur
Proses Die Casting di PT. X Cikarang menunjukkan bahwa sebanyak 69
Barat Kabupaten Bekasi Jawa Barat. responden (97,2%) berumur < 40
tahun, dimana dalam hal ini termasuk
METODE PENELITIAN kelompok umur produktif. Masa kerja
Jenis penelitian ini termasuk responden menunjukkan bahwa
dalam penelitian observasional dengan sebagian besar responden masa
pendekatan cross sectional dengan kerjanya tergolong sedang yaitu 42
menggunakan metode survei yang responden (59,2%). Hasil analisis
bersifat deskriptif analitik, yang univariat rseponden dapat dilihat pada
digunakan untuk Faktor-faktor yang tabel1.
Mempengaruhi Kecelakaan Kerja pada
138 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 135-142

Tabel 1.Hasil Univariat


No. Variabel Kategori Frekuensi Presentase (%)
1. Kecelakaan Kerja a. Tidak Pernah 36 50.7
b. Pernah 35 49.3
2. Pengetahuan a. Tinggi 11 15.5
b. Sedang 54 76.1
c. Rendah 6 8.5
3. Shift Kerja a. Pagi (07.00-16.00 WIB) 31 43.7
b. Siang (16.00-0.00 WIB) 11 15.5
c. Malam (00.00-07.00 WIB) 29 40.8
4. Penggunaan APD a. Lengkap 57 80.3
b. Tidak lengkap 14 19.7
5. Prosedur Kerja a. Sesuai Prosedur 56 78.1
b. Tidak Sesuai Prosedur 15 21.1
6. Kebisingan a. Sesuai NAB (≤ 85 dB) 14 19.7
b. Tidak Sesuai NAB (> 85 dB) 57 80.3
7. Penerangan a. Memenuhi Syarat (200 lux) 44 62.0
b. Tidak Memenuhi Syarat 27 38.0
(<200 lux atau >200 lux)

Berdasarkan tabel 1 dapat bekerja sesuai prosedur. Sebagian


diketahui bahwa sebanyak 35 besar responden 57 orang (80,3%)
responden (49,3%) pernah bekerja pada tingkat kebisingan
mengalami kecelakaan kerja. yang tidak sesuai NAB dan
Kebanyakan responden mempunyai sebanyak 44 responden (62,0%)
pengetahuan sedang sebanyak 54 bekerja dengan penerangan yang
orang (76,1%). Sebanyak 31 memenuhi syarat.
responden (43,7%) bekerja pada Analisis selanjutnya adalah
shift pagi. Responden yang analisis bivariatyang dapat dilihat
menggunakan APD lengkap saat pada tabel 2.
bekerja sebanyak 57 orang (80,3%).
Sebanyak 56 responden (78,1%) Tabel 2.Hasil analisis Bivariat
Variabel p value Keterangan
Umur 0,239 Tidak ada hubungan
Pengetahuan 0,840 Tidak ada hubungan
Masa Kerja 0,629 Tidak ada hubungan
Prosedur kerja 0,350 Tidak ada hubungan
Kebisingan 0,512 Tidak ada hubungan
Pencahayaan 0,259 Tidak ada hubungan
Shift kerja 0,009 Ada hubungan
Penggunaan APD 0,014 Ada hubungan
Hasil penelitian malam. Banyak perusahaan
menunjukkan variabel yang beroperasi lebih dari 8 jam per hari
berhubungan dengan kecelakaan untuk memenuhi kebutuhan pasar
kerja di PT. X adalahshift kerja dan karena keterbatasan
(p=0,009) danpenggunaan APD sumberdaya atau fasilitas.
(p=0,014). Analisis multivariat Konsekuensinya perusahaan harus
merupakan analisis digunakana melakukan shift kerja. PT. X
dalah regresi logistik ganda dengan memberlakukan pola kerja 3 shift,
metode enter. Berdasarkan hasil hal ini dikarenakan kegiatan
analisis Regresi Logistik, faktor produksi yang dilakukan secara
yang paling berpengaruh adalah terus-menerus. Hasil uji Chi-
penggunaan APD dengan nilai p < Square (Pearson Chi-Square)
0,05 yaitu p = 0,022 dan diperoleh diperoleh nilai p = 0,009 (p < 0,05)
nilai OR sebesar 5,042, hal ini dengan demikian H0 ditolak artinya
berarti bahwa penggunaan APD terdapat hubungan yang signifikan
yang tidak lengkap berisiko 5,042 antara shift kerja dengan kejadian
kali lebih besar terjadi kecelakaan kecelakaan kerja.
kerja dibandingkan dengan yang Hasil penelitian ini sejalan
menggunakan APD secara lengkap dengan penelitian Fitriyati (2009)
saat bekerja. yang menyebutkan ada hubungan
antara shift kerja dengan kejadian
Pembahasan kecelakaan kerja (p = 0,007) di PT.
Faktor-faktor yang Terbukti X Cikarang, Jawa Barat. Hasil
Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja penelitian lainnya Jawawi (2008)
di PT X dalam penelitian ini yaitu: mengenai beberapa faktor risiko
a. Shift Kerja yang berhubungan dengan tingkat
Berdasarkan hasil analisis kecelakaan kerja di PT. Hok Tong
univariat dapat diketahui bahwa 31 Pontianak, menunjukkan bahwa
responden (43,7%) bekerja pada ada hubungan antara shift kerja
shift pagi, 11 responden (15,5%) dengan tingkat kecelakaan kerja (p
bekerja pada shift siang dan 29 = 0,033).
responden (40,8) bekerja pada shift
140 Jurnal Kesmasindo Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 135-142

Menurut Suma’mur (2009) kejadian kecelakaan kerja


waktu kerja bagi seseorang Penelitian tersebut sejalan dengan
menentukan kesehatan yang penelitian Hidayat (2005) yang
bersangkutan, efisiensi, efektivitas menyebutkan ada hubungan antara
dan produktivitas kerjanya. penggunaan APD dengan kejadian
Persoalan waktu kerja meliputi : kecelakaan kerja (p = 0,030) di PT.
lamanya seseorang mampu bekerja Jasa Marina Indah Semarang.
secara baik, hubungan diantara Hasil penelitian lainnya
waktu bekerja dan istirahat, waktu yaitu Nugroho (2010) mengenai
bekerja sehari menurut periode kecelakaan kerja di PT. Cipta
siang (pagi,siang, sore) dan malam. Kridatama Batulicinter
b. Penggunaan APD dapathubungan yang bermakna
Berdasarkan hasil analisis antara penggunaan APD dengan
univariat diketahui bahwa kejadian kecelakaan kerja (p =
sebanyak 57 responden (80,3%) 0,022). Penelitian Lioresi dkk
menggunakan APD lengkap saat (2009), juga menyebutkan ada
bekerja, hal ini dikarenakan adanya hubungan yang bermakna antara
peraturan dari perusahaan yang penggunaan APD dengan
mewajibkan pekerjanya kecelakaan kerja (p = 0,008).
menggunakan APD saat bekerja, Hasil analisis univariatdari
selain itu pekerja telah diberikan 14 responden yang tidak lengkap
pembinaan dan pelatihan yang menggunakan APD saat bekerja,
diharapkan mampu meningkatkan yang pernah mengalami
kesadaran responden untuk bekerja kecelakaan kerja sebanyak 11
secara aman agar terhindar dari responden (78,6%). Hasil
kecelakaan kerja. wawancara dan pengamatan di
Hasil uji Chi-Square lapangan, responden yang tidak
(Pearson Chi-Square) diperoleh menggunakan APD lengkap saat
nilai p = 0,014 (p < 0,05) dengan bekerja dikarenakan responden
demikian H0 ditolak artinya merasa tidak nyaman (risih, panas
terdapat hubungan yang signifikan dan malas). MenurutSoeripto
antara penggunaan APD dengan (2008) kebanyakan alat pelindung
Nurbaiti Fadhilah, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja 141

diri mengakibatkan beberapa dibandingkan dengan yang


perasaan tidak enak dan menggunakan APD secara lengkap
menghalangi gerakan atau saat bekerja. Menurut Suma’mur
tanggapan panca indera pemakai. (2009) penggunaan APD adalah
Oleh karena itu, umumya tenaga alternatif terakhir yaitu
kerja akan menolak untuk kelengkapan dari segenap upaya
menggunakan alat pelindung diri. teknis pencegahan kecelakaan
Alat pelindung diri bukanlah alat kerja. Ramlan (2006) mengatakan
yang nyaman apabila digunakan, pemakaian alat pelindung diri
tetapi fungsi dari alat inis angatlah merupakan pilihan yang terakhir
besar karena dapat mencegah untuk menanggulangi bahaya
penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan kerja.
kecelakaan pada waktu bekerja
(Anizar, 2009). SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis Simpulan
multivariat menggunakan uji Variabel yang memiliki
regresi logistik ganda dengan hubungan yang signifikan dengan
metode enter, variabel yang paling kecelakaan kerja adalah shift kerja dan
berpengaruh adalah penggunaan penggunaan APD.
APD dengan nilai p < 0,05 yaitu p a. = 0,022 ; OR = 5,042).
= 0,022 dan diperoleh nilai OR Saran
sebesar 5.042, hal ini berarti bahwa Penggantian shift kerja sebaiknya
penggunaan APD yang tidak dengan waktu rotasi kurang dari 2
lengkap berisiko 5 kali lebih besar minggu.
terjadi kecelakaan kerja

DAFTAR PUSTAKA
Anizar.2009. Teknik Keselamatan dan
Angkat, S. 2008. Analisa Upaya Pencegahan Kesehatan Kerja di Industri.
Kecelakaan kerja Pada Pekerja GrahaIlmu. Yogyakarta.
Bangunan Perusahaan X.
Tesis.Magister Kesehatan. Fitriyati, Eka. 2009. Beberapa Faktor yang
Universitas Sumatera Utara. Medan. Berhubungan dengan Tingkat
http://repository.usu.ac.id/bitstream Kecelakaan Kerja di PT. X
/123456789/6653/1/ Cikarang Jawa Barat. Skripsi.
09E00804.pdf.Diakses tanggal 31 Universitas Diponegoro.
Maret 2012.
142 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 135-142

http://eprints.undip.ac.id/6717/1/373 Suma’mur, P.K. 2009.Higiene Perusahaan dan


5.pdf. Diaksestanggal 10 Juli 2012. Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung
Agung. Jakarta.
Hidayat, Yanto. 2005. Hubungan Antara
Berbagai Faktor Individu dengan
Kejadian Kecelakaan Kerja di PT.
Jasa Marina Indah
Semarang.Skripsi.UniversitasDipon
egoro.
http://eprints.undip.ac.id/7298/1/261
5.pdf. Diakses tanggal 10 Juli 2012.

Jawawi, Iskandar. 2008. Beberapa Faktor


Resiko yang Berhubungan dengan
Tingkat Kecelakaan Kerja di PT.
Hok Tong
Pontianak.Skripsi.UniversitasDipon
rgoro.
http://eprints.undip.ac.id/6865/1/337
9.pdf. Diakses tanggal 10 Juli 2012.

Lioresi, Pale M. Ruliati, Putu. Ratu, Jacob.


2009. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kecelakaan
kerja pada Buruh Nelayan di
Kelurahan Alak Kecamatan Alak
Kota Kupang. Skripsi.FKM-
Udana.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admi
n/jurnal/1209119 127_2085-
9341.pdf.Diakses tanggal 31 Maret
2012.

Notoatmodjo. 2003.
IlmuKesehatanMasyarakat, Prinsip-
prinsipDasar. PT. RinekaCipta.
Jakarta.

Nugroho, Adi. Widyawati, Suci. 2010.


Kecelakaan Kerja di PT. Cipta
Kridatama Batulicin. Jurnal
Promosi Kesehatan
Indonesia.UniversitasLambung
Mangkurat Banjarbaru Kalimantan
Vol. 5 (1) Januari 2010.

Ramlan, D. 2006. Dasar-dasar Kesehatan


Kerja Jilid I. Unsoed Press.
Purwokerto.

Soeripto, M. 2008. Higiene Industri. FKUI.


Jakarta.

Suardi, R. 2007. Sistem Manajemen Kesehatan


dan Keselamatan Kerja. PPM.
Jakarta.

You might also like