Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ISSN:2528-66510;Volume 5;No.

3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

ANALISIS KELENGAKAPAN PENDOKUMENTASIAN PELAYANAN


KEBIDANAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUKBUAYA KOTA
PADANG

Zulfita1, Eka Putri Primasari2, Putri Nelly Syofiah3


1,3
Prodi S1 Kebidanan, STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang, Jl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba, Padang
1
email: zulfitatriadi@yahoo.co.id
3
email: putrinelly8@gmail.com
2
Prodi D III Kebidanan, STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang, Jl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba, Padang
email: ekaputrips@yahoo.com

Submitted : 25-06-2020, Reviewer:27-06-2020, Accepted: 30-06-2020

Abstract
Midwifery documentation has a large portion in the patient's clinical record that informs certain factors
or situations during the midwifery care provided. In Puskesmas Lubuk Buaya, there are 94.12% of
midwives who dont report the documentation of midwifery perfectly in according to requirements that
must be reported. The research aims to analyze problems related to the completeness of midwife
documentation of midwifery services in the work area of Puskesmas Lubuk Buaya. The method of this
study is qualitative. This research was conducted in August - October 2019. The results of research was
founded, Puskesmas Lubuk Buaya had followed according to government policy. Funding, human
resources and infrastructure are quite adequate, just how to use and optimize it and how disciplined the
officers are in using it. The planning of the Puskesmas Lubuk Buaya has been going well. However, for
the completeness of documentation of midwives in providing midwifery services, SOAP documentation
has not been applied to each patient. Midwives tend not to make SOAP because SOAP is not a mandatory
report that must be reported every month to the Puskesmas. Evaluations are reviewed when submitting
monthly report collections which are then recapitulated by the Puskesmas in the Puskesmas monthly
report.

Keywords: Midwifery documentation, Completeness, Midwifery services

Abstrak
Dokumentasi kebidanan memiliki peran besar dalam catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor
atau situasi tertentu selama perawatan kebidanan yang diberikan. Di Puskesmas Lubuk Buaya, ada
94,12% bidan yang tidak melaporkan dokumentasi kebidanan dengan sempurna sesuai dengan
persyaratan yang harus dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah yang berkaitan
dengan kelengkapan pendokumentasian bidan pelayanan kebidanan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya. Metode penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - Oktober
2019. Hasil penelitian ditemukan, Puskesmas Lubuk Buaya telah mengikuti sesuai dengan kebijakan
pemerintah. Komponen pendanaan, sumber daya manusia dan infrastruktur cukup memadai, hanya
bagaimana menggunakan dan mengoptimalkannya dan seberapa disiplin petugas dalam
menggunakannya. Perencanaan Puskesmas Lubuk Buaya telah berjalan dengan baik. Namun, untuk
kelengkapan pendokumentasian bidan dalam memberikan layanan kebidanan, SOAP belum diterapkan
untuk setiap pasien. Bidan cenderung tidak membuat SOAP karena SOAP bukan laporan wajib yang
harus dilaporkan setiap bulan ke Puskesmas. Evaluasi ditinjau ketika menyerahkan koleksi laporan
bulanan yang kemudian direkapitulasi oleh Puskesmas dalam laporan bulanan Puskesmas.

Keywords: Dokumentasi kebidanan, Kelengkapan, Layanan kebidanan

827
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN dengan sempurna sesuai dengan ketentuan


Pelayanan KIA di puskesmas pencatatan dan pelaporan yang harus
dilaksanakan oleh bidan. Bidan yang dapat dilaporkan ke pihak Puskesmas Lubuk
memberikan pelayanan kesehatan ialah Buaya.7 Oleh karena itu perlu diadakan
bidan yang sudah teregistrasi sesuai dengan penelitian yang bertujuan untuk menganalisa
ketentuan peraturan perundangan-undangan. permasalahan terkait kelengkapan
Di Indonesia izin dan penyelenggarakaan pendokumentasian bidan dalam memberikan
praktik kebidanan tersebut diatur dalam pelayanan kebidanan di Wilayah Kerja
Permenkes No. 1464/ MENKES/ PER/ X/ Puskesmas Lubuk Buaya.
2010 yang diperbaharui melalui Permenkes
Nomor 28 Tahun 2017. Mengenai standar METODE PENELITIAN
asuhan kebidanan ditaur melalui Kepmenkes Metode yang digunakan dalam
No. 938/MENKES/SK/VIII/2007.1,2,3 penelitian ini adalah penelitian kualitatif. 8
Dokumentasi merupakan suatu catatan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
atau dokumen asli yang dapat dijadikan masalah yang terkait tentang Kelengkapan
bukti dalam persoalan hukum.4 Dalam Pendokumentasian Bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan, Memberikan Pelayanan Kebidanan di
dokumentasi merupakan bagian dari Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya
kegiatan bidan setelah memberikan asuhan melalui wawancara secara mendalam
kebidanan. Standar asuhan kebidanan dengan informan dan telaah dokumen.
merupakan acuan dalam penegakan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
diagnosa kebidanan, proses pengambilan Agustus – Oktober 2019. Pada penelitian ini,
keputusan dan tindakan akan dilakukan oleh peneliti melakukan wawancara dengan
bidan harus sesuai dengan wewenang dan orang – orang yang dipandang tahu
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu berhubungan dengan tujuan penelitian
dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, tersebut yang selanjutnya disebut dengan
perumusan diagnosa dan/atau masalah informan penelitian.8 Penentuan sumber data
kebidanan, perencanaan, implementasi, pada orang yang di wawancarai / informan
evaluasi dan pencatatan asuhan penelitian dilakukan secara purposive
5
kebidananan. Dokumen asuhan kebidanan sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan
antara lain meliputi kondisi kesehatan dan tujuan tertentu. Informan dalam
pasien, diagnosa pasien, kebutuhan pasien, penelitian ini ialah bidan yang bekerja di
rencana asuhan, kegiatan asuhan kebidanan Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya
serta respon pasien terhadap asuhan yang yang terdiri dari: Bidan Koordinator
telah diterima. Dokumentasi kebidanan Wilayah dan Bidan Pelaksana Teknis di
mempunyai porsi besar dalam catatan klinis wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya
pasien yang menginformasikan faktor atau sebagai pelaksana yang melakukan
situasi tertentu selama asuhan kebidanan pedokumentasian pelayanan kebidanan di
diberikan.6 wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya.
Berdasarkan laporan KIA / KB Tahun Pengolahan data kualitatif dilakukan dengan
2016 di puskesmas Lubuk Buaya diketahui langkang-langkah reduksi data, penyajian
bahwa dari 17 orang bidan yang bertugas di data, pengambilan kesimpulan, validasi/
wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya, verifikasi data.9
diketahui 94,12% (16 orang) bidan yang
tidak melalukan pencatatan dan pelaporan
terkait dokumentasi asuhan kebidanannya
828
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

HASIL DAN PEMBAHASAN “Semua format – format sudah disediakan


1. Komponen Input oleh Puskesmas, kohort – kohort juga sudah
Berdasarkan hasil wawancara disediakan Puskesmas, Buku KIA juga
mendalam tentang kebijakan mengenai sudah disediakan oleh Puskesmas” (if 3).
program kelengkapan pendokumentasian “Semua format – format sudah disediakan
bidan, maka diperoleh informasi sebagai oleh Puskesmas, kohort – kohort juga sudah
berikut : “Rasonyo ndak ado kebijakan disediakan Puskesmas, Buku KIA juga
khusus do, karano pendokumentasian ko kan sudah disediakan oleh Puskesmas” (If 4).
wajib di karajoan pado satiok pasien yang Dapat disimpulkan bahwa dana langsung
awak agiah pelayanan” (If 1). “Kalau disalurkan ke Puskesmas, khusus untuk
pencatatan di Puskesmas dan Pustu pendokumentasian, masing – masing UKM
pencatatan ketentuan dari Dinas Kesehatan (Unit Kesehatan Masyarakat) dan UKP
Kota Padang, pencatatan dan pelaporan (Unit Kesehatan Perorangan) membuat dan
pada Bidan ke PBM berdasarkan kepada mengajukan kebutuhan terkait dengan
IBI” (If 2). “Sosialisasi ada, tapi surat nya pengadaan formulir – formulir yang di
mungkin ada sama koordinator” (If 3). butuhkan untuk pendokumenatsian kepada
“Ada, tapi hanya berupa berupa sosialisasi bagian manajemen Puskesmas, bagian
dalam pendokumentasian” (If 4). Hasil dari manajemen memenuhi dan mendtribusikan
wawancara mendalam, telaah dokumen dan sesuai dengan kebutuhan UKM dan UKP.
observasi didapatkan bahwa kebijakan tidak ditemukan permasalahan dalam
kelengkapan pendokumentasian bidan dalam pengalokasian dana pengadaan formulir
memberikan pelayanan kebidanan secara terkait kegiatan pendokumentasian di
operasional dan khusus sudah ada, tertuang Puskesmas Lubuk Buaya.
lengkap dalam Permenkes Nomor 28 Tahun Sumber daya manusia merupakan faktor
2017 dan Kepmenkes No.938/ MENKES/ penting untuk berjalannya pengisian
SK/VIII/2007 mengenai kelengkapan kelengkapan pendokumentasian bidan dalam
pendokumentasian bidan dalam memberikan memberikan pelayanan kebidanan. Untuk
pelayanan kebidanan dijelaskan dalam kelengkapan pendokumentasian yang
Permenkes, tapi masih belum dilaksanakan dimaksud yaitu bidan sebagai pelaksana
secara maksimal oleh bidan pelaksana di teknis dan Kepala Puskesmas sebagai
wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya. manajerial. Berikut disajikan hasil
Khushusnya untuk pendokumentasian wawancara mengenai sumber daya
kebidanan, dimana bidan pelaksana tidak manusia.“Saya rasa belum cukup dengan
mengisi dengan lengkap formulir-formulir jumlah SDM yang ada dengan dengan
pendokumentasian pelayanan kebidanan jumlah sasaran yang ada, karena ada satu
yang telah disediakan oleh pihak puskesmas. bidan yang akan melaksanakan yang ada di
Terkait pendanaan, informasi dari Puskesmas/ Pustu/ Poskeskel yang harus
informan didapatkan: “Semua format – mengerjakan semuanya, tidak ada pelatihan
format sudah disediakan oleh Puskesmas, khusus untuk kelengkapan
kohort – kohort juga sudah disediakan pendokumentasian bidan dalam memberikan
Puskesmas, Buku KIA juga sudah pelayanan kebidanan di Wilayah Kerja
disediakan oleh Puskesmas”(If 1). “Semua Puskesmas Lubuk Buaya” (If 1).“Saya rasa
format – format sudah disediakan oleh sudah sangat cukup SDM yang ada dengan
Puskesmas, kohort – kohort juga sudah dengan jumlah sasaran yang ada, Tidak ada
disediakan Puskesmas, Buku KIA juga pelatihan khusus untuk kelengkapan
sudah disediakan oleh Puskesmas” (If 2). pendokumentasian bidan dalam memberikan

829
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

pelayanan kebidanan di Wilayah Kerja membuat SOAP, pembuatan SOAP hanya


Puskesmas Lubuk Buaya, kita hanya bertujuan untuk SKP pribadi kami, itu
melakukan lokakarya mini untuk merefresh kadang yang tidak siap sama kami setiap
apa yang sudah kita buat tersebut”(If 2). pasien datang” (If 4).Dari segi metode
“Saya rasa masih kurang dengan SDM yang untuk kelengkapan pendokumentasian bidan
ada dengan dengan jumlah pasien yang ada, dalam memberikan pelayanan kebidanan,
Tidak ada pelatihan khusus untuk sudah cukup baik dan dipahami oleh bidan
kelengkapan pendokumentasian bidan sebagai pelaksana terkait bagaimana metode
dalam memberikan pelayanan kebidanan” pengisian semua formulir – formulir yang
(If 3). “Ambo raso kurang bana, takah dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
ambo, lai 2 dua, tapi 1 tugas luar, ambo pendokumentasian. Sudah ada metode
yang stand bay, jadi laporan nyo ndak pendokumentasian kebidanan yang baik,
takarajo wan pas langsuang tuch do, alun begitu juga sistem pelaporannya.
pulo ma isi data on line, pas sinyal ndak Permasalahan yang ditemukan ialah bidan
rancak ndak takirim ba ulang pulo baliak, pelaksana tidak membuat pendokumentasian
Pelatihan khusus untuk mangisi iko, rasonyo dengan lengkap. Bidan pelaksana terkadang
ndak ado do”(If 4). Dapat disimpulkan hanya membuat SOAP lengkap pada saat
bahwa sumber daya manusia untuk pemenuhan syarat SKP saja.
kelengkapan pendokumentasian bidan dalam Hasil wawancara dari beberapa
memberikan pelayanan kebidanan, informan terkait sarana dan prasarana di
khususnya bidan sudah cukup. Seluruh dapatkan: “Sarana dan prasarana sudah
bidan di Puskesmas Lubuk Buaya memiliki cukup” (If 1).“Sarana dan prasarana
latar belakang yang cukup baik yaitu cukup” (If 2). “Sarana dan prasarana
minimal tamatan D.III Kebidanan dan ada cukup” (If 3). “Saya rasa sudah cukup” (If
yang sudah Magister kebidanan. 4). Dapat disimpulkan bahwa sarana dan
Informasi yang diperoleh dari infroman prasarana untuk kelengkapan
terkait metode terkait kelengkapan pendokumentasian bidan dalam memberikan
pendokumentasian bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan, sudah cukup
pelayanan kebidanan, diantaranya: “Kami memadai, tinggal bagimana pemanfaatan
hanya mengisi formulir – formulir, dan pengoptimalisasikan dari sarana dan
KOHORT, PWS, buku registrasi, sehingga prasarana tersebut serta bagaimana
kami tidak ada membuat SOAP, pembuatan kedisiplinan petugas dalam
SOAP hanya bertujuan untuk SKP pribadi memanfaatkannya.
kami” (If 1). “Formulir – formulir, Menurut (Azwar, 2010) masukkan
KOHORT, PWS, buku registrasi, setiap (input) dalam pelaksanaan suatu program
pelayanan kami buat, kami tidak ada adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
membuat SOAP, pembuatan SOAP hanya untuk kelancaran program tersebut.10 Pada
bertujuan untuk SKP pribadi kami” (If 2). bagian ini akan disajikan pembahasan
“Formulir – formulir, KOHORT, PWS, buku tentang pelaksaaan komponen input dalam
registrasi, setiap pelayanan kami buat, kami kelengkapan pendokumentasian bidan dalam
membuat resume persalinan yang lebih memberikan pelayanan kebidanan yang
lengkap, SOAP hanya saat pasien masuk, meliputi: kebijakan, dana, sumber daya
tapi tidak sampai SOAP secara manusia, metode dan sarana dan prasarana
keseluruhan” (If 3). “Formulir – formulir, pada manajemen dalam kelengkapan
KOHORT, PWS, buku registrasi, setiap pendokumentasian bidan dalam memberikan
pelayanan kami buat, kami tidak ada pelayanan kebidanan.11 Kebijakan adalah

830
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

aturan tertulis yang merupakan keputusan dan tidak mengikat.12 Dari hasil
formal organisasi, yang bersifat mengikat, pengumpulan data didapatkan bahwa dana
yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk langsung disalurkan oleh DKK ke
menciptakan tata nilai baru dalam manajemen Puskesmas, khusus untuk dana
masyarakat. Kebijakan akan menjadi pendokumentasian, manajemen Puskesmas
rujukan utama para anggota organisasi atau meminta kepada masing – masing UKM
anggota masyarakat dalam berperilaku.10 (Unit Kesehatan Masyarakat) dan UKP
Menurut Terry dalam (Azwar, 2010) (Unit Kesehatan Perorangan) membuat dan
menyatakan kebijakan adalah langkah yang mengajukan kebutuhan terkait dengan
bersifat luas, menyeluruh, lentur dan pengadaan formulir – formulir yang di
dinamik yang ditetapkan oleh para manager butuhkan untuk pendokumentasian, bagian
sebagai prioritas utama dalam upaya manajemen memenuhi dan mendtribusikan
mencapai tujuan. Kebijakan kesehatan sesuai dengan kebutuhan UKM dan UKP
membahas tentang penggarisan dan Pustu/Poskeskel.
kebijaksanaan pengambilan keputusan, Berdasarkan hasil penelitian dapat
kepemimpinan, public relation, penggerakan disimpulkan bahwa sumber daya manusia
peran serta masyarakat dalam pengelolaan untuk kelengkapan pendokumentasian bidan
program kesehatan.10 dalam memberikan pelayanan
Kebijakan dalam pelaksanaan kebidanansudah cukup. Dengan kualitas
pelayanan kebidanan ini telah diatur dalam pendidikan yang sudah cukup baik yaitu
Peraturan Menteri Kesehatan Republik dengan tingkat pendidikan D-III kebidanan
Indonesia Nomor Permenkes Nomor 28 dan S2 Kebidanan. Hal tesebut sejalan
Tahun 2017 Tentang Izin Dan dengan hasil penelitian Herdiani, dkk 2020
Penyelenggaraan Praktik Kebidanan.2 yang menemukan adanya hubungan
Kebijakan juga di atur dalam Keputusan pengetahuan dan pendidikan dengan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia kelenegkapan pendokumentasian
Nomor 938/MENKES/SK/VIII/2007 kebidanan.13
Tentang Standar Asuhan Kebidanan.3 Hasil Masih ada kendala yang ditemui pada
penelitian ini menujukkan bahwa kebijakan sumber daya manusia yaitu penyelenggaran
dalam kelengkapan pendokumentasian bidan pelatihan yang belum optimal, karena belum
dalam memberikan pelayanan kebidanan ada penyelenggaraan pelatihan. Perlunya
dilaksanakan mengacu kepada kebijakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dari pusat. Namun saat ini dalam untuk dalam kelengkapan
kelengkapan pendokumentasian bidan dalam pendokumentasian bidan dalam memberikan
memberikan pelayanan kebidanan belum pelayanan. Sejalan dengan pendapat
dilaksanakan secara lengkap, disebabkan (Kaswan, 2011) peningkatan ini dapat
karena belum dijadikan sebuah indikator dilakukan dengan pelatihan.14 Jadi untuk
penilaian oleh pimpinan dalam menentukkan kedepannya perlu dianggaran pelatihan
kinerja bidan. dalam kelengkapan pendokumentasian bidan
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 dalam memberikan pelayanan. Metode
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan untuk kelengkapan pendokumentasian bidan
Masyarakat dijelaskan bahwa pembiayaan di dalam memberikan pelayanan kebidanan,
puskesmas bersumber dari Anggaran sudah cukup baik dan dipahami oleh bidan
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sebagai pelaksana bagaimana metode
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pengisian semua formulir – formulir yang
(APBN) dan sumber-sumber lain yang sah

831
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan “Perencanaan sudah ada” (If 4). Puskesmas
pendokumentasian.5 Lubuk Buaya sudah memiliki perencanaan
Hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan untuk kegiatan pendokumentasian
sarana dan prasarana untuk kelengkapan pelayanan kebidanan, seperti jadwal
pendokumentasian bidan dalam memberikan pelaporan setiap tanggal 20 setiap bulan nya
pelayanan telah cukup dan memadai untuk bidan menyerahkan kepada pemegang
pendokumentasian. Sarana dan prasarana program, dari pemegang program data
yang baik dapat menarik minat kerja dan diolah dan serahkan kepada Kepala
dapat berakibat pada produktifitas.11 Puskesmas.
Menurut (Kaswan, 2011) fasilitas sarana dan Dari wawancara mendalam mengenai
prasarana merupakan salah satu aspek pelaksanaan dalam kelengkapan
penting dalam kelancaran organisasi.14 pendokumentasian bidan dalam memberikan
Dalam upaya menjaga kenyamanan perlu pelayanan kebidanan di Puksemas Lubuk
adanya sarana dan prasarana yang Buaya didapatkan informasi berikut:“Kami
mendukung sehingga dapat memberikan hanya mengisi formulir – formulir,
kepuasan dalam melaksanakan kegiatan. KOHORT, PWS, buku registrasi, sehingga
Fasilitas merupakan sarana penting dimana kami tidak ada membuat SOAP, pembuatan
dalam memberikan kenyamanan. Fasilitas SOAP hanya bertujuan untuk SKP pribadi
atau sarana yang harus tersedia demi kami” (If 1). “Formulir – formulir,
kenyamanan pelayanan yang diberikan KOHORT, PWS, buku registrasi, setiap
kepada masyarakat, fasilitas penunjung pelayanan kami buat, kami tidak ada
untuk pelayanan yang diberikan dapat membuat SOAP, pembuatan SOAP hanya
berupa fasilitas gedung pelayanan yang bertujuan untuk SKP pribadi kami” (If 2).
memadai dan dapat menimbulkan daya tarik, “Formulir – formulir, KOHORT, PWS, buku
fasilitas penunjang serta informasi yang registrasi, setiap pelayanan kami buat, kami
didapat baik cetak dan elektronik.14 membuat resume persalinan yang lebih
Berdasarkan analisis peneliti lengkap, SOAP hanya saat pasien masuk,
terdapatnya fasilitas yang mendukung dalam tapi tidak sampai SOAP secara
kelengkapan pendokumentasian bidan dalam keseluruhan” (If 3). “Formulir – formulir,
memberikan pelayanan kebidanan menjadi KOHORT, PWS, buku registrasi, setiap
faktor penentu keberhasilan dalam pelayanan kami buat, kami tidak ada
kelengkapan pendokumentasian. membuat SOAP, pembuatan SOAP hanya
bertujuan untuk SKP pribadi kami, itu
2. Komponen Proses kadang yang tidak siap sama kami setiap
Perencanaan yang dimaksud adalah pasien datang” (If 4).
rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Dalam hal Pelaksanaaan untuk
pelaksanaan dalam kelengkapan kelengkapan pendokumentasian bidan dalam
pendokumentasian bidan dalam memberikan memberikan pelayanan kebidanan,
pelayanan kebidanan, baik berupa jadwal pendokumentasian secara SOAP belum
bidan untuk turun ke lapangan dan jadwal diterapkan kepada masing – masing pasien.
supervisi yang dilaksanakan.15 Berikut Pendokumentasian SOAP hanya dibuat
disajikan hasil pengumpulan data mengenai secara lengkap oleh bidan pada saat
proses perencanaan melalui wawancara memenuhi kebutuhan pengajuan SKP untuk
mendalam yaitu : “Perencanaan ada” (If 1). syarat kenaikan pangkat. Selain untuk
“Perencanaan secara administrasinya ada” kebutuhan SKP, bidan cendrung tidak
(If 2). “Perencanaan ada di buat” (If 3). membuat SOAP karena SOAP bukan

832
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

merupakan laporan wajib yang harus langsung di saat penyerahan laporan bulan.
dilaporkan setiap bulannya kepada pihak Pelaksanaan monitoring dan evaluasi juga
Puskesmas. dilaksanakan dalam bentuk pertemuan.
Kegiatan supervisi dan evaluasi Adapun hasil penelitian ini menjelaskan
dilakukan oleh penanggungjawab progam bahwa perencanaan dalam kelengkapan
yang juga bertugas fungsional sebagai bidan pendokumentasian bidan dalam memberikan
dan harus melayani pasien di puskesmas. pelayanan kebidanan sudah belum berjalan
sehingga tidak bisa secara maksimal dan dengan baik untuk Puskesmas dan
teliti memeriksa laporan yang di kumpulkan Pustu/Poskeskel.16 Pelaksanaaan untuk
oleh bidan pelaksana. Begitu juga dengan kelengkapan pendokumentasian bidan dalam
kegiatan supervisi menjadi tertunda ataupun memberikan pelayanan kebidanan,
batal sehingga tidak bisa memantau pendokumentasian secara SOAP belum
kelapangan sesuai dengan jadwal supervisi diterapkan kepada masing – masing pasien.
yang telah ditetapkan. Dari wawancara Pendokumentasian SOAP hanya diterapkan
mendalam terkait komponen evaluasi oleh bidan untuk kebutuhan pengajuan SKP
didapatkan: “Disaat pengumpulan laporan untuk syarat kenaikan pangkat. Selaian
langsung dilihat oleh pemengang program untuk kebutuhan SKP, bidan cendrung tidak
dalam pengisiannya, Karena kesibukkan membuat SOAP karena SOAP bukan
tugas bidan tersebut jadi masih belum merupakan laporan wajib yang harus
maksimal dalam pelaksanaan supervisi dan dilaporkan setiap bulannya kepada pihak
evaluasi tersebut” (If 1). “Disaat Puskesmas. Evaluasi dilaksanakan saat
pengumpulan laporan langsung dilihat oleh penyerahan pengumpulan laporan setiap
pemengang program dalam pengisiannya, bulannya.7 Berdasarkan hasil telaah
Karena kesibukkan tugas bidan tersebut jadi dokumen, laporan Puskesmas yang di rekap
masih belum maksimal dalam pelaksanaan oleh Puskesmas tergambar dalam laporan
supervisi dan evaluasi tersebut” (If bulanan Puskesmas. Pelaksanaan monitoring
2).“Disaat pengumpulan laporan langsung dan evaluasi juga dilaksanakan dalam
dilihat oleh pemengang program dalam bentuk pertemuan.
pengisiannya, Karena kesibukkan tugas
bidan tersebut jadi masih belum maksimal SIMPULAN
dalam pelaksanaan supervisi dan evaluasi Aplikasi Kelengkapan
tersebut” (If 3). “Disaat pengumpulan pendokumentasian kebidanan Puskesmas
laporan langsung dilihat oleh pemengang Lubuk Buaya sudah mengikuti sesuai
program dalam pengisiannya, Karena kebijakan pemerintah. Dari segi dana SDM
kesibukkan tugas bidan tersebut jadi masih dan sarana dan prasarana sudah cukup
belum maksimal dalam pelaksanaan memadai, tinggal bagimana pemanfaatan
supervisi dan evaluasi tersebut” (If 4). dan pengoptimalisasikannya serta
Dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi bagaimana kedisiplinan petugas dalam
ditinjau dari pengumpulan laporan setiap memanfaatkannya. Puskesmas Lubuk Buaya
bulannya. Berdasarkan hasil telaah sudah memiliki perencanaan yang baik
dokumen, laporan yang direkap oleh terkait pelaksanaan pendokumentasian
Puskesmas tergambar dalam laporan pelayanan kebidanan. Namun, pelaksanaaan
bulanan Puskesmas. Selain itu supervisi dan untuk kelengkapan pendokumentasian bidan
evaluasi dalam kelengkapan dalam memberikan pelayanan kebidanan,
pendokumentasian bidan dalam memberikan pendokumentasian secara SOAP belum
pelayanan kebidanan dilakukan supervisi diterapkan kepada masing – masing pasien.

833
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

Bidan cendrung tidak membuat SOAP 0171120001&lang=id.


karena SOAP bukan merupakan laporan 3. Kemenkes. Kmk-No-938-2007-Ttg-
wajib yang harus dilaporkan setiap bulannya Standar-Asuhan-Kebidanan.Pdf.
kepada pihak Puskesmas. Untuk evaluasi Jakarta: Kemenkes RI
dilaksanakan saat penyerahan pengumpulan https://galihendradita.files.wordpress.co
laporan setiap bulannya yang di rekap oleh m/2015/03/kmk-no-938-2007-ttg-
Puskesmas dalam laporan bulanan standar-asuhan-kebidanan.pdf.
Puskesmas. Pelaksanaan monitoring dan 4. Handayani, Sih Rini and Mulyati TS.
evaluasi juga dilaksanakan dalam bentuk Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:
pertemuan. Untuk kedepannya diharapkan Kemenkes RI; 2017.
kepada puskesmas lebih aktif dalam http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksd
pemberian feedback laporan kelengkapan mk/wp-
pendokumentasian bidan dalam memberikan content/uploads/2017/11/DAFIS-DAN-
pelayanan kebidanan sehingga dapat DOKUMENTASI-KEBIDANAN.pdf.
menjadi koreksi dan tindaklanjut untuk 5. Wildan, Moh, Hidayat AAA.
perbaikan pendokumentasian selanjutnya Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:
dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki Salemba Medika; 2012.
oleh bidan dengan selalu mengadakan 6. Muslihatun W. Dokumentasi
sosialisasi dan evaluasi kegiatan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya;
pendokumentasian kebidanan. 2013.
7. Lubuk Buaya Puskesmas. Laporan
UCAPAN TERIMAKASIH Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA).
Peneliti mengucapkan terimakasih Padang; 2017.
kepada Puskesmas Lubuk Buaya, terutama 8. Sugiyono. Metode Penelitian
kepada bidan-bidan yang telah bersedia Kuantitatif, Kualitatif Dan R& D.
bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian Bandung: Afabeta; 2016.
ini. Kepada Yayasan MERCUBAKTIJAYA 9. Miles MB, Huberman AM, Saldaña J.
dan STIKes MERCUBAKTIJAYA melalui Qualitative Data Analysis.
LP2M yang telah memberikan dukungan 10. Azwar A. Pengantar Administrasi
dana, sarana dan prasarana sehingga Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara
penelitian ini dapat diselesaikan dengan Publisher; 2010.
baik. 11. Griffin, Ricky W., and Moorhead G.
Organizational Behavior: Managing
REFERENSI People and Organizations. Eleven Edi.
1. Kemenkes. Peraturan Menteri Canada: South-Western Cengage
Kesehatan Republik Indonesia No. Learning; 2014.
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang http://182.160.97.198:8080/xmlui/bitstr
Izin Dan Penyelenggaraan Praktik eam/handle/123456789/220/Ricky_W._
Kebidanan.; 2010. Griffin%2C_Gregory_Moorhead_Organ
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsi izational_Behavior_Managing_People_
p/bn/2010/bn501-2010.pdf. and_Organizations__2013.pdf?sequenc
2. Kemenkes. Peraturan Menteri e=1.
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12. Kemenkes. Peraturan Menteri
28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Kesehatan Republik Indonesia No. 75
Penyelenggaran Praktik Bidan.; 2017. Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
https://www.ibi.or.id/download/?id=D2 Masyarakat. Jakarta: Kemenkes RI;

834
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care

2014.
https://dinkes.gunungkidulkab.go.id/wp
-content/uploads/2014/10/Permenkes-
No-75-Th-2014-ttg-Puskesmas.pdf.
13. Herdiani, TriaNopi., Candratika M.
Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan di RSUD
Hasanuddin Damrah Manna. CHMK
MIDWIFERY Sci J. 2020;3.
http://www.cyber-
chmk.net/ojs/index.php/bidan/article/do
wnload/760/263.
14. Kaswan. Pelatihan Dan Pengembangan
Untuk Meningkatkan Kinerja SDM. CV
Alfabeta; 2011.
15. Alamansyah D. Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Cetakan Ke. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2012.
16. Kemenkes. Permenkse RI No. 44 Tahun
2016 Tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI;
2016.
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedo
man/PMK_No._44_ttg_Pedoman_Mana
jemen_Puskesmas_ (1).pdf.

835

You might also like