Professional Documents
Culture Documents
845 3423 1 PB PDF
845 3423 1 PB PDF
845 3423 1 PB PDF
Abstract
Midwifery documentation has a large portion in the patient's clinical record that informs certain factors
or situations during the midwifery care provided. In Puskesmas Lubuk Buaya, there are 94.12% of
midwives who dont report the documentation of midwifery perfectly in according to requirements that
must be reported. The research aims to analyze problems related to the completeness of midwife
documentation of midwifery services in the work area of Puskesmas Lubuk Buaya. The method of this
study is qualitative. This research was conducted in August - October 2019. The results of research was
founded, Puskesmas Lubuk Buaya had followed according to government policy. Funding, human
resources and infrastructure are quite adequate, just how to use and optimize it and how disciplined the
officers are in using it. The planning of the Puskesmas Lubuk Buaya has been going well. However, for
the completeness of documentation of midwives in providing midwifery services, SOAP documentation
has not been applied to each patient. Midwives tend not to make SOAP because SOAP is not a mandatory
report that must be reported every month to the Puskesmas. Evaluations are reviewed when submitting
monthly report collections which are then recapitulated by the Puskesmas in the Puskesmas monthly
report.
Abstrak
Dokumentasi kebidanan memiliki peran besar dalam catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor
atau situasi tertentu selama perawatan kebidanan yang diberikan. Di Puskesmas Lubuk Buaya, ada
94,12% bidan yang tidak melaporkan dokumentasi kebidanan dengan sempurna sesuai dengan
persyaratan yang harus dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah yang berkaitan
dengan kelengkapan pendokumentasian bidan pelayanan kebidanan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Buaya. Metode penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - Oktober
2019. Hasil penelitian ditemukan, Puskesmas Lubuk Buaya telah mengikuti sesuai dengan kebijakan
pemerintah. Komponen pendanaan, sumber daya manusia dan infrastruktur cukup memadai, hanya
bagaimana menggunakan dan mengoptimalkannya dan seberapa disiplin petugas dalam
menggunakannya. Perencanaan Puskesmas Lubuk Buaya telah berjalan dengan baik. Namun, untuk
kelengkapan pendokumentasian bidan dalam memberikan layanan kebidanan, SOAP belum diterapkan
untuk setiap pasien. Bidan cenderung tidak membuat SOAP karena SOAP bukan laporan wajib yang
harus dilaporkan setiap bulan ke Puskesmas. Evaluasi ditinjau ketika menyerahkan koleksi laporan
bulanan yang kemudian direkapitulasi oleh Puskesmas dalam laporan bulanan Puskesmas.
827
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care
829
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care
830
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care
aturan tertulis yang merupakan keputusan dan tidak mengikat.12 Dari hasil
formal organisasi, yang bersifat mengikat, pengumpulan data didapatkan bahwa dana
yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk langsung disalurkan oleh DKK ke
menciptakan tata nilai baru dalam manajemen Puskesmas, khusus untuk dana
masyarakat. Kebijakan akan menjadi pendokumentasian, manajemen Puskesmas
rujukan utama para anggota organisasi atau meminta kepada masing – masing UKM
anggota masyarakat dalam berperilaku.10 (Unit Kesehatan Masyarakat) dan UKP
Menurut Terry dalam (Azwar, 2010) (Unit Kesehatan Perorangan) membuat dan
menyatakan kebijakan adalah langkah yang mengajukan kebutuhan terkait dengan
bersifat luas, menyeluruh, lentur dan pengadaan formulir – formulir yang di
dinamik yang ditetapkan oleh para manager butuhkan untuk pendokumentasian, bagian
sebagai prioritas utama dalam upaya manajemen memenuhi dan mendtribusikan
mencapai tujuan. Kebijakan kesehatan sesuai dengan kebutuhan UKM dan UKP
membahas tentang penggarisan dan Pustu/Poskeskel.
kebijaksanaan pengambilan keputusan, Berdasarkan hasil penelitian dapat
kepemimpinan, public relation, penggerakan disimpulkan bahwa sumber daya manusia
peran serta masyarakat dalam pengelolaan untuk kelengkapan pendokumentasian bidan
program kesehatan.10 dalam memberikan pelayanan
Kebijakan dalam pelaksanaan kebidanansudah cukup. Dengan kualitas
pelayanan kebidanan ini telah diatur dalam pendidikan yang sudah cukup baik yaitu
Peraturan Menteri Kesehatan Republik dengan tingkat pendidikan D-III kebidanan
Indonesia Nomor Permenkes Nomor 28 dan S2 Kebidanan. Hal tesebut sejalan
Tahun 2017 Tentang Izin Dan dengan hasil penelitian Herdiani, dkk 2020
Penyelenggaraan Praktik Kebidanan.2 yang menemukan adanya hubungan
Kebijakan juga di atur dalam Keputusan pengetahuan dan pendidikan dengan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia kelenegkapan pendokumentasian
Nomor 938/MENKES/SK/VIII/2007 kebidanan.13
Tentang Standar Asuhan Kebidanan.3 Hasil Masih ada kendala yang ditemui pada
penelitian ini menujukkan bahwa kebijakan sumber daya manusia yaitu penyelenggaran
dalam kelengkapan pendokumentasian bidan pelatihan yang belum optimal, karena belum
dalam memberikan pelayanan kebidanan ada penyelenggaraan pelatihan. Perlunya
dilaksanakan mengacu kepada kebijakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dari pusat. Namun saat ini dalam untuk dalam kelengkapan
kelengkapan pendokumentasian bidan dalam pendokumentasian bidan dalam memberikan
memberikan pelayanan kebidanan belum pelayanan. Sejalan dengan pendapat
dilaksanakan secara lengkap, disebabkan (Kaswan, 2011) peningkatan ini dapat
karena belum dijadikan sebuah indikator dilakukan dengan pelatihan.14 Jadi untuk
penilaian oleh pimpinan dalam menentukkan kedepannya perlu dianggaran pelatihan
kinerja bidan. dalam kelengkapan pendokumentasian bidan
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 dalam memberikan pelayanan. Metode
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan untuk kelengkapan pendokumentasian bidan
Masyarakat dijelaskan bahwa pembiayaan di dalam memberikan pelayanan kebidanan,
puskesmas bersumber dari Anggaran sudah cukup baik dan dipahami oleh bidan
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sebagai pelaksana bagaimana metode
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pengisian semua formulir – formulir yang
(APBN) dan sumber-sumber lain yang sah
831
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan “Perencanaan sudah ada” (If 4). Puskesmas
pendokumentasian.5 Lubuk Buaya sudah memiliki perencanaan
Hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan untuk kegiatan pendokumentasian
sarana dan prasarana untuk kelengkapan pelayanan kebidanan, seperti jadwal
pendokumentasian bidan dalam memberikan pelaporan setiap tanggal 20 setiap bulan nya
pelayanan telah cukup dan memadai untuk bidan menyerahkan kepada pemegang
pendokumentasian. Sarana dan prasarana program, dari pemegang program data
yang baik dapat menarik minat kerja dan diolah dan serahkan kepada Kepala
dapat berakibat pada produktifitas.11 Puskesmas.
Menurut (Kaswan, 2011) fasilitas sarana dan Dari wawancara mendalam mengenai
prasarana merupakan salah satu aspek pelaksanaan dalam kelengkapan
penting dalam kelancaran organisasi.14 pendokumentasian bidan dalam memberikan
Dalam upaya menjaga kenyamanan perlu pelayanan kebidanan di Puksemas Lubuk
adanya sarana dan prasarana yang Buaya didapatkan informasi berikut:“Kami
mendukung sehingga dapat memberikan hanya mengisi formulir – formulir,
kepuasan dalam melaksanakan kegiatan. KOHORT, PWS, buku registrasi, sehingga
Fasilitas merupakan sarana penting dimana kami tidak ada membuat SOAP, pembuatan
dalam memberikan kenyamanan. Fasilitas SOAP hanya bertujuan untuk SKP pribadi
atau sarana yang harus tersedia demi kami” (If 1). “Formulir – formulir,
kenyamanan pelayanan yang diberikan KOHORT, PWS, buku registrasi, setiap
kepada masyarakat, fasilitas penunjung pelayanan kami buat, kami tidak ada
untuk pelayanan yang diberikan dapat membuat SOAP, pembuatan SOAP hanya
berupa fasilitas gedung pelayanan yang bertujuan untuk SKP pribadi kami” (If 2).
memadai dan dapat menimbulkan daya tarik, “Formulir – formulir, KOHORT, PWS, buku
fasilitas penunjang serta informasi yang registrasi, setiap pelayanan kami buat, kami
didapat baik cetak dan elektronik.14 membuat resume persalinan yang lebih
Berdasarkan analisis peneliti lengkap, SOAP hanya saat pasien masuk,
terdapatnya fasilitas yang mendukung dalam tapi tidak sampai SOAP secara
kelengkapan pendokumentasian bidan dalam keseluruhan” (If 3). “Formulir – formulir,
memberikan pelayanan kebidanan menjadi KOHORT, PWS, buku registrasi, setiap
faktor penentu keberhasilan dalam pelayanan kami buat, kami tidak ada
kelengkapan pendokumentasian. membuat SOAP, pembuatan SOAP hanya
bertujuan untuk SKP pribadi kami, itu
2. Komponen Proses kadang yang tidak siap sama kami setiap
Perencanaan yang dimaksud adalah pasien datang” (If 4).
rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Dalam hal Pelaksanaaan untuk
pelaksanaan dalam kelengkapan kelengkapan pendokumentasian bidan dalam
pendokumentasian bidan dalam memberikan memberikan pelayanan kebidanan,
pelayanan kebidanan, baik berupa jadwal pendokumentasian secara SOAP belum
bidan untuk turun ke lapangan dan jadwal diterapkan kepada masing – masing pasien.
supervisi yang dilaksanakan.15 Berikut Pendokumentasian SOAP hanya dibuat
disajikan hasil pengumpulan data mengenai secara lengkap oleh bidan pada saat
proses perencanaan melalui wawancara memenuhi kebutuhan pengajuan SKP untuk
mendalam yaitu : “Perencanaan ada” (If 1). syarat kenaikan pangkat. Selain untuk
“Perencanaan secara administrasinya ada” kebutuhan SKP, bidan cendrung tidak
(If 2). “Perencanaan ada di buat” (If 3). membuat SOAP karena SOAP bukan
832
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care
merupakan laporan wajib yang harus langsung di saat penyerahan laporan bulan.
dilaporkan setiap bulannya kepada pihak Pelaksanaan monitoring dan evaluasi juga
Puskesmas. dilaksanakan dalam bentuk pertemuan.
Kegiatan supervisi dan evaluasi Adapun hasil penelitian ini menjelaskan
dilakukan oleh penanggungjawab progam bahwa perencanaan dalam kelengkapan
yang juga bertugas fungsional sebagai bidan pendokumentasian bidan dalam memberikan
dan harus melayani pasien di puskesmas. pelayanan kebidanan sudah belum berjalan
sehingga tidak bisa secara maksimal dan dengan baik untuk Puskesmas dan
teliti memeriksa laporan yang di kumpulkan Pustu/Poskeskel.16 Pelaksanaaan untuk
oleh bidan pelaksana. Begitu juga dengan kelengkapan pendokumentasian bidan dalam
kegiatan supervisi menjadi tertunda ataupun memberikan pelayanan kebidanan,
batal sehingga tidak bisa memantau pendokumentasian secara SOAP belum
kelapangan sesuai dengan jadwal supervisi diterapkan kepada masing – masing pasien.
yang telah ditetapkan. Dari wawancara Pendokumentasian SOAP hanya diterapkan
mendalam terkait komponen evaluasi oleh bidan untuk kebutuhan pengajuan SKP
didapatkan: “Disaat pengumpulan laporan untuk syarat kenaikan pangkat. Selaian
langsung dilihat oleh pemengang program untuk kebutuhan SKP, bidan cendrung tidak
dalam pengisiannya, Karena kesibukkan membuat SOAP karena SOAP bukan
tugas bidan tersebut jadi masih belum merupakan laporan wajib yang harus
maksimal dalam pelaksanaan supervisi dan dilaporkan setiap bulannya kepada pihak
evaluasi tersebut” (If 1). “Disaat Puskesmas. Evaluasi dilaksanakan saat
pengumpulan laporan langsung dilihat oleh penyerahan pengumpulan laporan setiap
pemengang program dalam pengisiannya, bulannya.7 Berdasarkan hasil telaah
Karena kesibukkan tugas bidan tersebut jadi dokumen, laporan Puskesmas yang di rekap
masih belum maksimal dalam pelaksanaan oleh Puskesmas tergambar dalam laporan
supervisi dan evaluasi tersebut” (If bulanan Puskesmas. Pelaksanaan monitoring
2).“Disaat pengumpulan laporan langsung dan evaluasi juga dilaksanakan dalam
dilihat oleh pemengang program dalam bentuk pertemuan.
pengisiannya, Karena kesibukkan tugas
bidan tersebut jadi masih belum maksimal SIMPULAN
dalam pelaksanaan supervisi dan evaluasi Aplikasi Kelengkapan
tersebut” (If 3). “Disaat pengumpulan pendokumentasian kebidanan Puskesmas
laporan langsung dilihat oleh pemengang Lubuk Buaya sudah mengikuti sesuai
program dalam pengisiannya, Karena kebijakan pemerintah. Dari segi dana SDM
kesibukkan tugas bidan tersebut jadi masih dan sarana dan prasarana sudah cukup
belum maksimal dalam pelaksanaan memadai, tinggal bagimana pemanfaatan
supervisi dan evaluasi tersebut” (If 4). dan pengoptimalisasikannya serta
Dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi bagaimana kedisiplinan petugas dalam
ditinjau dari pengumpulan laporan setiap memanfaatkannya. Puskesmas Lubuk Buaya
bulannya. Berdasarkan hasil telaah sudah memiliki perencanaan yang baik
dokumen, laporan yang direkap oleh terkait pelaksanaan pendokumentasian
Puskesmas tergambar dalam laporan pelayanan kebidanan. Namun, pelaksanaaan
bulanan Puskesmas. Selain itu supervisi dan untuk kelengkapan pendokumentasian bidan
evaluasi dalam kelengkapan dalam memberikan pelayanan kebidanan,
pendokumentasian bidan dalam memberikan pendokumentasian secara SOAP belum
pelayanan kebidanan dilakukan supervisi diterapkan kepada masing – masing pasien.
833
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care
834
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 827-835 Jurnal Human Care
2014.
https://dinkes.gunungkidulkab.go.id/wp
-content/uploads/2014/10/Permenkes-
No-75-Th-2014-ttg-Puskesmas.pdf.
13. Herdiani, TriaNopi., Candratika M.
Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan di RSUD
Hasanuddin Damrah Manna. CHMK
MIDWIFERY Sci J. 2020;3.
http://www.cyber-
chmk.net/ojs/index.php/bidan/article/do
wnload/760/263.
14. Kaswan. Pelatihan Dan Pengembangan
Untuk Meningkatkan Kinerja SDM. CV
Alfabeta; 2011.
15. Alamansyah D. Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Cetakan Ke. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2012.
16. Kemenkes. Permenkse RI No. 44 Tahun
2016 Tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI;
2016.
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedo
man/PMK_No._44_ttg_Pedoman_Mana
jemen_Puskesmas_ (1).pdf.
835