Vol 4, No.1 Juni 2019, Pp. 23-29 P-ISSN 2549-4880, E-ISSN 2614-1310 Journal DOI: Website

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

P a g e | 23

Jurnal Kesehatan Primer


Vol 4, No.1 Juni 2019, pp. 23-29
P-ISSN 2549-4880, E-ISSN 2614-1310
Journal DOI: https://doi.org/10.31965/jkp
Website: http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jkp
Knowledge and Eating Patterns of Fishermen With Hypertension In The
Puskesmas Wulla Waijelu

Pengetahuan dan Pola Makan Nelayan terhadap Penyakit Hipertensi Di Wilayah


Kerja Puskesmas Wulla Waijelu

Windy Putri Perdina Yusuf, Yuneti Octavianus Nyoko

Program Studi Keperawatan Waingapu, Poltekkes Kemenkes Kupang

Email: yuneti_nyoko@yahoo.co.id

ARTICLE INFO ABSTARCT/ABSTRAK


Artikel Histori: Background: People with hypertension in the last 3 years in
Wulla Waijelu Region continued to increase, in 2015 as many
Received date: March 5th, 2019 as 210 people, in 2016 there was 273 people and in 2017 was
Revised date: April 16th, 2019 431 people. Most of the people the Puskesmas Wulla Waijelu
Accepted date: May 7th, 2019 are fishermen. The purpose of this study was to describe the
knowledge and eating patterns of fishermen with
Keywords: hypertension in the Puskesmas Wulla Waijelu. Method: This
Fishermen type of research is an analytical study with a descriptive study
Knowledge design. Variables of knowledge and eating patterns to
Diet hypertension. Data collection with questionnaire instrument.
Hypertension Data analysis was univariat. Results: Characteristics of 30
fishermen showed that all were male, aged 30 to 51 (30%) and
had education at the elementary, junior high and high school
levels of 27%. The results of the univariate analysis showed
that the fishermen had poor knowledge about hypertension
as many as 16 people (53%) and most of the fishermen's had
poor eating as many as 26 people (87%). Suggestion:
Fishermen Active to looking for information about health
problems, especially about hypertension and also health
workers need to improve information about hypertension and
provide counseling where fishermen gather when they finish
fishing.
P a g e | 24
Kata Kunci: Latar Belakang: Penderita hipertensi pada periode 3 tahun
Nelayan terakhir di Wilayah Wulla Waijelu terus meningkat yaitu tahun
Pengetahuan 2015 sebanyak 210 orang, tahun 2016 sebanyak 273 orang
dan pada tahun 2017 sebanyak 431 orang. Masyarakat
Pola Makan
sekitaran wilayah kerja Puskesmas Wulla Waijelu sebagian
Hipertensi besar berprofesi sebagai nelayan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan pola makan
nelayan terhadap penyakit hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Wulla Waijelu. Metode: Jenis penelitian adalah
studi analitik dengan desain studi deskriptif. Variabel
pengetahuan dan pola makan terkait penyakit hipertensi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
intrumen kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat.
Hasil: Karakteristik dari 30 responden menunjukkan semuanya
berjenis kelamin laki-laki, berumur 30 sampai 51 orang
sebanyak 30% dan mempunyai pendidikan terakhir SD, SMP,
dan SMA sebanyak 27%. Hasil analisis univariat menunjukkan
masyarakat paling banyak mempunyai pengetahuan yang
kurang terhadap penyakti hipertensi yaitu sebanyak 16 orang
(53%) dan pola makan nelayan sebagian besar adalah kurang
baik yaitu sebanyak 26 orang (87%). Saran: Nelayan aktif
mencari informasi seputar masalah kesehatan terutama
tentang penyakit hipertensi dan juga petugas kesehatan perlu
meningkatkan informasi tentang penyakit hipertensi serta
memberi penyuluhan di tempat para nelayan berkumpul saat
selesai melaut.

Copyright©2019 Jurnal Kesehatan Primer


All rights reserved
Corresponding Author:
Yuneti Octavianus Nyoko
Program Studi Keperawatan Waingapu , Poltekkes Kemenkes Kupang
Email: yuneti_nyoko@yahoo.co.id
P a g e | 25

PENDAHULUAN hipertensi karena merupakan makanan yang


Pola makan yang salah merupakan salah mengandung natrium yang berlebihan jika
satu faktor resiko yang meningkatkan penyakit seseorang mengkonsumsi berlebihan maka akan
hipertensi. Faktor makanan modern sebagai mempengaruhi tekanan darah. Jika seseorang
penyumbang utama terjadinya hipertensi (AS, mengkonsumsi makan laut > 4 potong dalam
2010). Hipertensi kini menjadi masalah global seminggu dan dilakukan setiap kehidupannya
karena prevalensinya yang terus meningkat dan maka akan sulit untuk mengontrol tekanan darah
kian hari semakin mengkawatirkan, diperkirakan karena selain mengkonsumsi obat maka gaya
pada tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa di hidup juga mempengaruhi normalnya tekanan
seluruh dunia akan menderita hipertensi (Depkes darah (Wilson, 2005). Hal ini juga ditemukan dalam
RI, 2006). Di Indonesia hipertensi merupakan penelitian sebelumnya menunjukkan presentase
penyebab kematian ketiga untuk semua umur konsumsi asupan natrium yang banyak terkandung
setelah stroke (15,4%) dan tuberculosis (7,5%), dalam air laut di wilayah pesisir sebesar 3 69,0%,
dengan jumlah mencapai 6,8% (Riskesdas, 2007). sedangkan pada wilayah pegunungan sebesar
Di Kabupaten Sumba Timur berdasarkan 63,3%. Hal ini disebabkan karena pola kebiasaan
hasil rekapan menunjukkan jumlah penderita masyarakat pesisir yang cenderung mengkonsumsi
hipertensi pada tahun 2015 adalah sebanyak 4.586 natrium yang tinggi, mengasinkan makanan olahan
orang, sedangkan pada tahun 2016 adalah laut, serta mengkonsumsi hewan laut yang
sebanyak 4.116 orang. Salah satu puskesmas di memiliki kadar kolesterol lebih tinggi. Natrium
Sumba Timur yaitu Puskesmas Wulla Waijelu, di yang tinggi menyebabkan retensi air sehingga
peroleh data penderita hipertensi pada periode 3 terjadi peningkatan volume darah dan tekanan
tahun terakhir tahun meningkat yaitu tahun 2015 darah . Hal ini sejalan dengan penelitian juga
sebanyak 210 orang, tahun 2016 sebanyak 273 menunjukkan terdapat hubungan yang sangat
orang dan pada tahun 2017 sebanyak 431 orang. nyata antara konsumsi makanan laut dengan
Masyarakat sekitaran wilayah kerja Puskesmas kejadian hipertensi (Susanty Manikome dkk, 2016)
Wulla Waijelu sebagian besar berprofesi sebagai Faktor tingkat pendidikan sangat
nelayan. Data yang diperoleh dari Dinas Kelautan berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi
dan Perikanan Sumba Timur tahun 2017 mencatat oleh anggota keluarga. Taraf pendidikan yang
terdapat 128 orang berprofesi sebagai nelayan. meningkat kemungkinan dapat memperluas
Ikan merupakan salah satu jenis makanan yang wawasan masyarakat dalam hal mengolah
sehat bagi tubuh namun pola makan yang salah makanan bergizi dan mencegah praktek-praktek
terhadap olahan ikan dapat menjadi masalah yang gizi yang salah akan berkurang. Pada umumnya
serius yang dapat menggangu kesehatan dan bahan makanan keluarga nelayan berasal dari hasil
aktivitas sehari-hari. Masyarakat di wilayah kerja perikanan dan pertanian setempat, termasuk
Puskesmas Wulla Waijelu sering mengkonsumsi bahan makanan yang kaya iodin seperti ikan dan
hasil tangkapan dari laut terutama ikan yang di sayuran (Devie dkk, 2009). Hal ini sejalan dengan
asinkan. Selain gaya hidup yang tidak benar seperti penelitian oleh Budi (2007) yang menemukan
merokok, alkohol, obat-obatan maka makanan laut bahwa pola makan yang kurang sehat dapat
merupakan salah satu factor pencetus terjadinya memicu terjadinya penyakit hipertensi.
P a g e | 26

Berdasarkan hal tersbut maka dilakukan penelitian mempunyai pendidikan terakhir SD, SMP, dan SMA
tentang gambaran pengetahuan dan pola makan sebanyak 27% .
nelayan terhadap penyakit hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Wulla Waijelu. Tabel 2. Analisis Univariat Gambaran Pengetahuan
dan Pola Makan Nelayan Terhadap Penyakit
METODE PENELITIAN Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wulla
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif Waijelu
dengan menggunakan metode deskriptif. Sample Variabel Jumlah %
penelitian ini sebanyak 30 orang nelayan di Desa Responden
Wulla Waijelu Kabupaten Sumba Timur Provinsi Pengetahuan
Nusa Tenggara Timur Tahun 2018. Variabel yang Baik 9 30
diukur adalah pengetahuan dan pola makan terkait Cukup 5 17
penyakit hipertensi. Pengumpulan data dilakukan Kurang 16 53
dengan wawancara menggunakan intrumen Pola Makan
kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat. Baik 3 10
Cukup 1 3
HASIL DAN PEMBAHASAN Kurang 26 87
Total 30 100
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
dan Pendiidkan Terakhir Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wulla Waijelu Tabel 2 menunjukkan bahwa masyarakat paling
banyak mempunyai pengetahuan yang kurang
Karakteristik Jumlah % terhadap penyakti hipertensi yaitu sebanyak 16
Responden orang (53%). Hasil penelitian juga menunjukkan
Umur pola makan nelayan di Desa Waijelu Kabupaten
25-29 3 10 Sumba Timur sebagian besar adalah kurang yaitu
30-39 9 30 sebanyak 26 orang (87%).
42-46 9 30
47-51 9 30 Pembahasan
Pendidikan Terakhir 1. Pengetahuan
Tidak Tamat SD 6 20 Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
SD 8 27 bahwa dari 30 orang nelayan paling banyak
SMP 8 27 berpengetahuan kurang (53%). Hal ini bisa
SMA 8 27 dipengaruhi oleh pendidikan, dimana masih
Total 30 100 teradapt 20% nelayan yang tidak tamat SD. Hasil
ini sejalan dengan yang dikatakan Riyanto &
Budiman (2014) yaitu semakin tinggi pendidikan
Tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik dari 30
seseorang semakin luas pengetahuannya, sehingga
responden semuanya berjenis kelamin laki-laki,
dapat mengetahui faktor-faktor yang memicu
berumur 30 sampai 51 orang sebanyak 30% dan
terjadinya penyakit hipertensi. Hasil Kurangnya
P a g e | 27

pengetahuan juga ada kaitannya dengan memiliki efek langsung terhadap tekanan darah.
responden yang memiliki umur 42-51 tahun yang Menurut Blood Pressure UK (2008), peningkatan
sudah dapat di katakan pra lansia masing-masing tekanan darah akibat mengkonsumsi terlalu
sebanyak 9 orang (30%). Dalam teorinya, usia banyak garam atau natrium secara terus menerus
mempengaruhi perkembangan daya tangkap dan dapat berakibat fatal untuk arteri (Patricia dkk,
pola pikir seseorang, semakin tua usia seseorang 2016). Demikian juga hasil penelitian Berdasarkan
maka proses-proses perkembangan mentalnya hasil uji chi square antara asupan natrium dengan
bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, kejadian hipertensi didapatkan ada hubungan yang
bertambahnya proses perkembangan mental ini signifikan antara asupan natrium dengan kejadian
tidak secepat seperti ketika berumur belasan hipertensi (p=0,001). Hasil penelitian ini sesuai
tahun. Bertambahnya umur seseorang dapat dengan pernyataan Susanto (2010) yaitu konsumsi
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan natrium yang berlebih akan meningkatkan
yang diperolehnya (Ar-Rasily, 2016). Selain itu ekstraseluler dan cara untuk menormalkannya
rendahnya tingkat pengetahuan tentang hipertensi cairan intraseluler ditarik keluar sehingga volume
juga disebabkan oleh rendahnya sumber informasi cairan ekstraseluler meningkat dan akibat dari
yang nelayan dapatkan karena pekerjaan sebagai meningkatnya volume cairan ekstraseluler
nelayan yang menyebabkan kurangnya waktu tersebut menyebabkan meningkatnya volume
untuk mendapat informasi dari tenaga kesehatan darah yang berdampak pada timbulnya hipertensi.
yang memberikan penyuluhan. Oleh karena Penelitian ini sejalan dengan penelitian terkait
Wilayah Kerja Puskesmas Wulla Waijelu, yang dilakukan oleh Mamoto dkk (2012) hasilnya
khususnya di tempat para nelayan berkumpul di menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna
pada saat sebelum dan sesudah berlayar mencari antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi.
ikan di laut agar responden dapat mengerti Penelitian yang dilakukan oleh (Indrawati dkk
tentang penyakit hipertensi dan nelayan juga (2009) yang menemukan hubungan yang
sering memeriksakan tekanan darahnya di bermakna antara konsumsi makanan asin,
puskesmas dan sering mencari tahu tentang mengandung sodium glutamat (vetsin, kecap dan
penyakit hipertensi di media sosial dan tenaga saus) dengan kejadian hipertensi (Solehatul dkk,
kesehatan. 2015). Pola makan yang tidak teratur,
mengkonsumsi makanan rendah serat, tinggi
2. Pola Makan lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 yang dapat menyebabkan hipertensi (Megha, 2012
orang responden, sebagian besar responden dalam Melia, 2017).
mempunyai kriteria pola makan kurang baik Kurang baiknya pola makan nelayan dapat
sebanyak 26 orang (87%). Pola makan yang diukur dipengaruhi oleh pengetahuan yang rendah.
dalam penelitian ini yaitu pola makan yang di Dimana pengetahuan dalam penelitian ini
asinkan dan tinggi garam. Makanan tinggi garam sebagian besar berpengetahuan kurang. Hal ini
dapat mempengaruhi kenaikan tekanan darah. sejalan dengan penelitian yang menunjukkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara
WHO (2000) bahwa konsumsi garam berlebih pendidikan, pengetahuan dengan konsumsi garam
P a g e | 28

(Hesti dkk, 2017). Hal ini juga sejalan dengan hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian Ragot et al (2005) yang menyatakan
Alexander M., Gordon N.P., Davis C.C., & Chen R.S.
bahwa pengetahuan dan kesadaran pasien
(2003). Patient Knowledge and Awareness
mengenai tekanan darah memegang peranan
of Hypertension Is Suboptimal: Results
penting dalam kemampuan untuk mencapai
From a Large Health Maintenance
kesuksesan pengendalian tekanan darah pada
Organization. The Journal of Clinical
hipertensi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh
Hypertension. 5: 254-60.
Alexander et al (2003) yang mengungkapkan
Ar-rasily Ktarisa Khairiyah & Puspita Kusuma Dewi.
bahwa pengetahuan dan kesadaran pasien
(2016). Jurnal kedokteran diponegoro
mengenai hipertensi merupakan faktor penting
Volume 5, nomor 4.
dalam mencapai kontrol tekanan darah serta
AS, M. (2010). Hidup bersama hipertensi, In Book,
peranan penting dalam kemampuan mengontrol
Yogyakarta
hipertensi. Dengan pengetahuan yang baik maka
Blood Pressure UK. (2008). Salt and Blood
nelayan akan dapat mengerti, memahami tentang
Pressure.Jurnal kesehatan.
pentingnya diet hipertensi dan mangaplikasikan
Budi. (2007). Pola Makan Sehat.
dalam perilaku diet rendah garam agar tekanan
http://www.budiboga.com Online Senin,
darah dalam kondisi stabil. Pengetahuan tentang
20 Januari 2017.
diet hipertensi yang baik, diperoleh dari kegiatan
Depkes. 2006. Profil kesehatan Indonesia. (2006).
penyuluhan akan menjadikan lansia mengerti
Departement Kesehatan Republik
untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan
Indonesia.
darah (Risanti, 2014). Oleh karna itu perlu
Devie Catrintje Bitjoli, dkk. (2009). Identifikasi
dilakukan nya penyuluhan kesehatan oleh tenaga
Kondisi Dan Status Gizi Masyarakat Pesisir
kesehatan di Wilayah Kerja Puskemas Wulla
Kabupaten Halmahera Utara (Nutrition
Waijelu tentang mengkonsumsi dan mengelola
Status of Fishing Families in the District
makanan yang sehat.
North Halmahera, Relation to Patterns of
Consumption of Fishery Products). E-
KESIMPULAN
journal.
Dari 30 orang responden sebagian besar https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstrea
berpengetahuan kurang yaitu 16 orang (53%), dan m/123456789/53945/1/17.IDENTIFIKASI%
sebagagian besar mempunyai pola makan kurang 20KONDISI%20DAN%20STATUS%20GIZI%2
baik yaitu 26 orang (87%). Disarankan nelayan aktif 0MASYARAKAT%20PESISIR%20KABUPATEN
mencari informasi seputar masalah kesehatan %20HALUT%20%28Strategi%20Pengemba
terutama tentang penyakit hipertensi dan juga ngan%20Perikanan%20Halut%29.pdf.
petugas kesehatan perlu meningkatkan informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur. (2017).
tentang penyakit hipertensi. Laporan Jumlah Penderita Hipertensi Di
Sumba Timur Kabupaten Sumba Timur.
Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur.
(2017). Laporan Jumlah Nelayan
P a g e | 29

Kecamatan Wulla Waijelu Kabupaten Regional Survey. Journal of Human


Sumba Timur. Hypertension. 19: 577-84.
Hesti, dkk. (2017). Faktor – Faktor Yang Risanti. (2014). Hubungan Antara Tingkat
Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Garam Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi
beryodium Pada Ibu Rumah Tangga Di Dengan Kejadian Kekambuhan Hipertensi
Desa Gembong Kecamatan Gembong Lansia Di Desa Mancasan Wilayah Kerja
Kabupaten Pati. Urnal kedokteran Puskesmas I Baki Sukoharjo. Skripsi.
Diponegoro Volume 6, nomor 2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Indrawati, dkk. (2009). Hubungan Pola Kebiasaan Muhammadiyah Surakarta.
Konsumsi Makanan Masyarakat Miskin Riskesdas. (2007). Laporan nasional 2007. E-
Dengan Kejadian Hipertensi Di Indonesia. laporan. Badan penelitian dan
Media Peneliti dan Pengembangan pengembangan kesehatan departemen
Kesehatan. vol.XIX no.4 Tahun 2009. kesehatan, Republik Indonesia. Available
Mamoto, dkk. (2012). Hubungan Antara Asupan in:
Natrium Dan Obesitas Dengan Kejadian https://www.k4health.org/sites/default/fil
Hipertensi Pada Pasien Poliklinik Umum Di es/laporannasional%20riskesdas%202007.
Puskesmas Tumaratas Kecamatan pdf.
Langowan Kabupaten Minahasa, hlm.1-6. Solehatul mahmudah, dkk. (2015). Hubungan gaya
Melia, dkk. (2017). Hubungan Pengetahuan hidup dan pola makan Dengan kejadian
Tentang Diet Garam Dengan Tekanan hipertensi pada lansia Di kelurahan
Darah Pada Lansia Di Puskesmas Bahu Kota sawangan baru kota depok Tahun 2015.
Manado. e-Journal Keperawatan (e-Kp) Jurnal biomedika, volume 8 nomor 2.
Volume 5 Nomor 1. Avelaible in: Susanto. (2010). Cekal (cegah & tangkal) penyakit
https://media.neliti.com/media/publicatio modern, ANDI, Yogyakarta
ns/105373-ID-hubungan-pengetahuan- Susanty Manikome, dkk. (2016). Gambaran
tentang-diet-garam.pdf Konsumsi Makanan Laut Penderita
Patrician. Adriaansz, dkk. (2016). Hubungan Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas
konsumsi makanan dengan kejadian Dagho Kecamatan Tamako. Avelaible in:
Hipertensi pada lansia di https://media.neliti.com/media/publicatio
puskesmasranomuut kota Manado. ns/106575-ID-gambaran-konsumsi-
Ejournal keperawatan (e-kp) volume 4 makanan-laut-penderita.pdf.
nomor 1. WHO. (2000). World health statistics. (diakses
Puskesmas Wulla Waijelu. (2017). Laporan tanggal 11 november 2015).
Penderita Hipertensi. Kabupaten Sumba http://www.who.int/entity/whosis/
Timur, Nusa Tenggara Timur. whostat/EN_WHS10_Full.pdf?ua =1
Ragot S, at al. (2005). Appraisal of the Knowledge Wilson. (2005). Konsep Klinis proses-proses
of Hypertensive Patients and Assesment of penyakit Edisi 6. Vol.2.
the Role pf the Pharmacists in the
Management of Hypertension: Results of a

You might also like