Implementasi Kerahasiaan Informasi Medis Dalam Rekam Medis Pasien (Studi Kasus Di Rumah Sakit Islam AT-TIN HUSADA Ngawi Jawa Timur)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-MIAK)

Volume 02, No 01, Tahun 2019


ISSN: 2621-6612
Email: d3perinfokesunivet@gmail.com
Halaman: 1-8

IMPLEMENTASI KERAHASIAAN INFORMASI MEDIS


DALAM REKAM MEDIS PASIEN
( Studi Kasus di Rumah Sakit Islam AT-TIN HUSADA Ngawi
Jawa Timur )
Budhi Rahardjo
Prodi. Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKM, Universitas Veteran Bangun Nusantara
Email: budhirahardjo8@gmail.com

ABSTRACT
The implementation of the confidentiality of medical record documents at RSI AT-Tin
Husada Ngawi which is still not kept confidential, it can be seen from the patient's medical record
documents in the insurance department and in the BPJS unit more than 24 hours for claims purposes,
the medical records of inpatients should be 2x 24 hours must be returned to the medical record unit.
This type of research is descriptive qualitative. The study was conducted at RSI AT-Tin
Husada Ngawi in September 2018. The subjects were medical records officers, doctors and patients,
using the Observation and Interview method, using a retrospective and the technique used was
purposive sampling. The population here is the medical records of patients and doctors, data analysis
with flow models.
The results of research at RSI AT-Tin Husada Ngawi, there are 3 ownership of medical record
documents in the Hospital, namely: Belonging to the hospital, public property or third party
property, owned by the patient. The information the doctor gives the patient about the patient's
illness is clear and before medical treatment the patient must complete the informed consent form.
But to protect the rights of patients to the confidentiality of the contents of medical records at RSI
AT-Tin Husada Ngawi, it is not yet in accordance with the Minister of Health Regulation
No.269/Menkes/Per/III/2008.
It is recommended that RSI AT-Tin Husada Ngawi need a clear and clear SOP about the
return of medical record files.
Keywords: Protection of Patient Rights, Confidentiality of Medical Information, Giving Medical
Information

ABSTRAK
Kerahasiaan rekam medis secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat bersifat
rahasia, karna didalam dokumen rekam medis menjelaskan hubungan khusus antar dokter dan
pasien. Di RSI AT-Tin Husada ngawi dokumen rekam medis berada diunit BPJS dan asuransi.
Bagimana perlaksanan perlindungan kerahasiaan informasi medis di RSI AT-Tin Husada Ngawi.
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Penelitian dilakukan di RSI AT-Tin Husada
Ngawi pada September 2018. Subyek penelitian adalah petugas rekam medis, dokter dan pasien,
variabel penelitian kepemilikan rekam medis, hak pasien atas informasi medis, hak pasien atas
oenjagaan informasu medis, dengan menggunakan metode Observasi dan Wawancara, dengan
menggunakan Retrospektif dan Tehnik yang digunakan adalah Purposive Sampling. Populasi disini
adalah petugas rekam medis pasien dan dokter, analisis data dengan model alir.
Hasil penelitian di RSI AT-Tin Husada Ngawi, kepemilikan dokumen rekam medis di Rumah
Sakit ada 3, yaitu: Milik rumah sakit, milik umum atau milik pihak ketiga, milik pasien. Informasi
yang diberikan dokter kepada pasien tentang penyakit pasien sudah jelas dan sebelum dilakukan
tindakan medis pasien harus mengisi lembar informed consent. Tetapi untuk perlindungan hak
pasien atas kerahasian isi rekam medis di RSI AT-Tin Husada Ngawi belum sesuai Permenkes No
269/Menkes/Per/III/2008.
Disarankan kepada RSI AT-Tin Husada Ngawi perlu adanya SOP yang jelas dan tegas
tentang pengembalian berkas rekam medis.
Kata kunci: Perlindungan Hak Pasien, Kerahasiaan Informasi Medis, Pemberian Informasi Medis.

1
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-MIAK)
Volume 02, No 01, Tahun 2019
ISSN: 2621-6612
Email: d3perinfokesunivet@gmail.com
Halaman: 1-8

PENDAHULUAN Realita tentang adanya pelindungan


Penyelenggaraan rekam medis yang baik terhadap privasi pasien dapat digambarkan
bukan hanya untuk keperluan medis dan dalam kasus yang dialami oleh sepasang suami
administrasi, tetapi juga karena isinya sangat istri di kecamatan Sepaku dan kecamatan
diperlukan oleh individu dan organisasi yang Bahulu, Kabupaen Penajam Paser Utara,
secara hukum berhak untuk mereka di usir warga setempat karena mengidap
mengetahuinya.Pasien berhak untuk meminta HIV/AIDS. Terkait dengan keadilan tersebut
informasi medis kepada dokter yang patut dipertanyakan: mengapa status HIV/AIDS
memberikan pelayanan dan tindakan medis mereka dapat diketahui masyarakat? Itu artinya
kepadanya, dalam isi dokumen rekam medis ada yang membocorkan atau membeberkan
pasien, dokter harus mempertimbangkan setiap status HIV/AIDS sepasang suami istri status
situasi dan kondisi pasien. Jika kondisi pasien HIV/AIDS, mereka sudah termasuk melakukan
tidak mendukung untuk mendapatkan informasi perbuatan yang melawan hukum dan
medis, maka dokter dapat menahan informasi pelanggaran perhadap Hak Asasi Manusia
tersebut dan menyampaikannya kepada (HAM) yang diancam dengan
keluarga pasien, rumah sakit bertanggung jawab sanksi pidana atau sanksi kurungan (Indarwati
secara moral dan legal terhadap informasi 2011).
tersebut, dengan demikian rumah sakit perlu Dalam penelitian ini ditemukan
melindungi hak-hak pasien atas informasi permasalahan yaitu pelaksanaan kerahasiaan
didalam rekam medisnya (Firdaus, 2010). dokumen rekam medis di Rumah Sakit Islam
Kerahasiaan rekam medis secara umum AT-Tin Husada Ngawi yang masih belum
telah disadari bahwa informasi yang didapat dari terjaga kerahasiaannya, hal itu terlihat dari
rekam medis sifatnya rahasia.Informasi rekam dokumen rekam medis pasien berada di bagian
medis bersifat rahasia karena hal ini asuransi lebih dari 2x 24 jam untuk keperluan
menjelaskan hubungan yang khusus antara proses klaim asuransi dan di unit BPJS 2x 24
pasien dengan dokter, yang wajib dilindungi jam untuk keperluan klaim BPJS, Karena
sesuai dengan kode etik kedokteran dan seharusnya prosedur peminjaman dokumen
peraturan perundang-undangan yang berlaku. rekam medis pasien rawat jalan 1x 24 jam dan
Kerahasiaan dokumen rekam medis merupakan untuk dokumen rekam medis pasien rawat inap
faktor penting dalam sistem pelayanan rekam 2x 24 jam harus dikembalikan lagi ke unit
medis, karena dokumen rekam medis rekam medis (Pedoman Rekam Medis DEPKES
merupakan media komunikasi antara dokter RI 2006). Oleh karena itu alasan peneliti
dengan pasien tentang riwayat penyakit yang mengambil penelitian di Rumah Sakit Islam
dideritanya. Beberapa hal yang berkaitan AT-Tin Husada Ngawi karena penulis ingin
dengan aspek hukum rekam medis yaitu mengetahui tentang pelaksanaan perlindungan
kerahasiaan rekam medis, kepemilikan rekam kerahasiaan informasi medis di rumah sakit
medis, keamanan rekam medis, informed tersebut penelitian ini berjudul Analisis
consent, dan lama simpan rekam medis (Depkes Kerahasiaan Informasi Medis Dalam Rekam
RI 2006). Medis Pasien di Rumah Sakit Islam AT-.Tin
Kerahasiaan informasi medis sangat Husada Ngawi Tahun 2018.
penting karena apabila ada informasi medis
pasien sampai ke publik atau orang lain tanpa METODOLOGI PENELITIAN
seizin pasien maka hak tersebut termasuk Penelitian ini menggunakan metode
perbuatan melanggar HAM. Sering kita penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu suatu
mendengar berita di media cetak maupun media metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
elektronik, ada korban atau pasien yang utama untuk membuat gambaran atau deskripsi
mengadukan masalah tentang pembeberan tentang suatu keadaan secara objektif
rahasia medik, tentu permasalahan ini sangatlah (Notoatmodjo, 2005).
tidak diinginkan padahal masalah ini Metode yang digunakan dalam
sebenarnya dapat dicegah dengan adanya penelitian ini adalah metode observasi/
pengawasan, penyimpanan dan pelindungan pengamatan dan wawancara. Observasi adalah
yang tepat pada dokumen rekam medis (Depkes suatu prosedur yang berencana, yang antara lain
RI 2006). meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf
aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan

2
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-MIAK)
Volume 02, No 01, Tahun 2019
ISSN: 2621-6612
Email: d3perinfokesunivet@gmail.com
Halaman: 1-8

masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2005), dengan niat ibadah dn sosial untuk memenuhi
sedangkan wawancara adalah suatu metode kebutuhan masyarakat kabupaten ngawi
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, khususnya dan kota yang ada di sekitarnya akan
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau layanan kesehatan yang paripurna. Rumah sakit
pendirian secara lisan dari seseorang sasaran islam At-Tin Husada Ngawi telah terdaftar sejak
penelitian (responden), atau bercakap-cakap 28/04/2015 dengan Nomor Surat ijin
berhadapan muka dengan orang tersebut 503001404.209/2014. Berdiri di atas tanah yang
(Notoatmodjo, 2005). terletak strategis yaitu jalur ngawi solo dan
Dilihat dari pendekatannya,maka penelit seluas kurang lebih 5 Hektar (namun baru di
ian menggunakan metode penelitian gunakan kurang lebih 2.1 Hektar). Rumah Sakit
restrospektif. Waktu penelitian dilaksanakan Islam AT-TIN HUSADA di Kabupaten Ngawi
pada bulan September 2018 Lokasi penelitian di termasuk kategori Rumah Sakit Tipe C. Dengan
Rumah Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi. fasilitas Instalasi Rawat Jalan (IRJA) dengan 15
Populasi adalah keseluruhan objek Pelayanan Spesialis dan Sub Spesialis dan
penelitian atau objek yang diteliti Instalasi Rawat Inap (IRNA) kapasitas tempat
(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian tidur 175 buah terdiri dari tiga lantai yang
ini adalah seluruh pasien di semua poli dan terbagi atas pelayanan VVIP, VIP, Kelas
rawat inap di Rumah Sakit Islam AT-Tin Utama, Kelas I, Kelas II, Kelas III dan IGD,
Husada Ngawi yang buka setiap hari, jumlah ICU, IHC, PICU, NICU, VK serta dilengkapi
dokter, petugas rekam medis, dan pasien rawat dengan laboratorium lengkap dan canggih,
jalan maupun rawat inap. Sampel adalah radiologi (CT Scan, USG 4 Dimensi) dan 3
sebagian yang diambil dari keseluruhan objek ruang operasi yang bersinergi, dan rencana
yang diteliti atau dianggap mewakili dari dalam pengembangan akan disiapkan fasilitas
keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2005). Hemodialisa 20 unit. Dengan perkembangan
Untuk menentukan sampel yang akan kondisi masyarakat pada saat ini, maka Rumah
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai Sakit Islam AT-TIN HUSADA di Kabupaten
teknik sampling yang digunakan yaitu Ngawi diharapkan dapat memberikan layanan
probability sampling atau Non Random kesehatan kepada masyarakat sekitarnya secara
sampling (Notoadmojo, 2005). Teknik profesional dengan biaya yang terjangkau.
pengambilan sampel yang digunakan 1. Deskriptif Pelaksanaan Perlindungan
menggunakan purposive sampling adalah Kerahasiaan Informasi Medis Terhadap
pengambilan sempel secara purposive Hak-Hak Pasien Atas Pemberian Informasi
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu Medis Pasien di Rumah Sakit Islam AT-Tin
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan Husada Ngawi
ciri atau sifat populasi yang sudah di tentukan Berdasarkan wawancara kepala Rekam
sebelumnya (Notoadmojo, 2005). Pengambilan Medis di Rumah Sakit Islam AT-Tin Husada
sampel diatas dengan cara Purposive Sampling Ngawi mengenai perlindungan kerahasiaan
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu informasi medis terhadap hak- hak pasien atas
yang dibuat oleh peneliti. pemberian informasi medis pasien di Rumah
Pengolahan data dilakukan dengan cara Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi penulis
Collecting yaitu proses pengumpulan data dari memperoleh beberapa informasi, diantaranya:
hasil observasi yang telah dilakukan. Editing a. Kepemilikan Dokumen Rekam Medis
yaitu periksaan kembali data-data yang sudah Pasien di Rumah Sakit Islam AT-Tin
dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian. Husada Ngawi.
Penyajian data yaitu data yang telah disajikan Wawancara yang dihasilkan dari kepala
dalam bentuk informatif menganalisa deskriptif. Rekam Medis di Rumah Sakit Islam AT-Tin
Husada Ngawi yang bernama ibu x pada hari
HASIL Rabu tanggal 24 September, Unit Rekam Medis
Tempat penelitian di RS. Islam AT-Tin di Rumah Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi
Husada Ngawi yaitu dari sekian rumah sakit terdiri dari 7 petugas Rekam Medis,
milik swasta atau lainya ngawi berwujud RSU, kepemilikan dokumen rekam medis itu ada 3
di urus olehh yayasan At-Tin Husada Islam yaitu: milik rumah sakit, milik umum, milik
yang tergolong dalam rumah sakit tipe C. pasien.
Rumah sakit islam At-Tin Husada ini didirikan

3
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-MIAK)
Volume 02, No 01, Tahun 2019
ISSN: 2621-6612
Email: d3perinfokesunivet@gmail.com
Halaman: 1-8

1). Milik Rumah Sakit itu dokumen rekam diberikan dan dalam jangka waktu berapa lama.
medis milik rumah sakit atau pelayanan Semuanya itu harus diinformasikan kepada
kesehatan, mengingat segala catatan yang pasien karena pasien berhak tahu tentang
terdapat dalam dokumen rekam medis keadaan atau kondisi penyakitnya. Selain itu
merupakan ringkasan pelayanan kepada dokter juga harus selalu memberikan informasi
pasien itu untuk bukti rumah sakit untuk dengan sejujur-jujurnya dengan bahasa yang
penyembuhan pasien. dimengerti dan mudah dipahami pasien.
2). Milik Umum itu dimana dokumen rekam “Sumber Petugas Rekam Medis
medis di perlukan untuk pihak ketiga Prnyataan No 4 : Tidak semua isi dokumen
misalnya asuransi, pengadilan, dan diberitahukan yang di beritahukan hanya
kepolisian untuk visum. terbatas yaitu : Ringkasan keluar (resume) yang
3). Milik Pasien itu isi dari dokumen rekam berisi; identitas, diagnosa pada saat dirawat,
medis itu milik pasien dari identitas, riwayat diagnosa akhir, pingkasan riwayat penyakit,
penyakit, pengobatan, sampek tindakan pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, keadan
yang dilakukan dokter. Semua itu harus pasien, pengobatan, kesimpulan pada saat
dijaga kerahasiaannya, jika ada yang pasien keluar.”
meminta harus seijin pasien dan “Sumber Dokter Pernyataan No 1:
menandatangani surat persetujuan pelepasan Informasi tentang penyakit yang pasien derita
informasi. dan segala hal yang berhubungan dengan
“Sumber Petugas Rekam Medus sakitnya, tindakan apa yang saya lakukan dan
Pernyataan No 3 : Yang berhak meminta itu ya resikonya apa yang akan terjadi itu.
pasiennya Karena rekam medis itu milik rumah “Sumber Dokter Pernyataan No 3:
sakit dan isinya milik pasien mbak. Jika pihak Antara lain disini: diagnosis, dasar diagnosis.
asuransi atau pihak ke tiga meminta ya harus Tindkan kedokteran, indikasi kedokteran,
dengan persetujuan pasien, itu menggunakan tatacara, tujuan dan resiko, komplikasi,
surat kuasa di dalamnya berisi suatu persetujuan prognosa. Pasien disini kan berhak tau apa yang
pasien dan ditunjukkan kepada direktur rumah di derita mbak, maksudnya keadaan
sakit kalau sudah ditandatangani baru kepetugas penyakitnya saat ini bagai mana terus tindakan
RM baru bisa ke pihak ke tiga untuk pelepasan yang diambil bagai mana dan pengobatan apa
informasi, dan itu pun harus disertai dengan yang diberikan, jangka waktunya sampai
kuwitansi pembayaran .” selesainya berapa, dan itu di informasikan
“Sumber Dokter Pernyataan No 2: dalam bentuk lisan.”
Dengan cara menjaga semua informasi pasien “Sumber Pasien 19: yang diberitahu tentang
tanpa memberitahukan ke pihak lain ataupun penyakit saya dik .”
pihak ketiga tanpa persetujuan pasien. Karna itu Prosedur pemaparan isi rekam medis Menurut
kaitannya tentang etika profesi kedokteran Pedoman penyelenggaraan dan Prosedur Rekam
mbak, sama komite medik sendiri untuk Medis Rumah Sakit Departemen Kesehatan RI
menjaga kerahasiaan kepada orang lain, setatus (2006) yaitu:
pasien yang berhak tau hanya pasien, dokter dan 1) Informasi yang mengandung nilai
perawat dan penyimpanan di percayakan kepada kerahasiaan
petugas rekam medis, selain itu tidak boleh ada Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan
yang mengetahuinya tanpa seijin pasien.” di Rumah Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi
b. Mengetahui Hak Pasien atas Informasi terdiri dari diagnosa pasien, anamnesa,
Medis dalam Rekam Medis di Rumah Sakit perjalanan penyakit, catatan perawat, hasil
Islam AT-Tin Husada Ngawi. pemeriksaan laboratorium atau rontgen,
Wawancara yang penulis lakukan ringkasan keluar dan resume keperawatan.
dengan kepala Rekam Medis yang bernama ibu Semua hal yang berhubungan dengan diri pasien
x, 1 dokter dan 25 pasien di Rumah Sakit AT- sedangkan pemberitahuan tentang penyakit
Tin Husada Ngawi, pada hari kamis tanggal 25 pasien kepada keluarga harus dilakukan oleh
September Jam 14.00, Informasi yang diberikan dokter yang merawat.
dokter atau tenaga medis kepada pasien yaitu 2) Informasi yang tidak mengandung nilai
riwayat tentang penyakit pasien, tingkat kerahasiaan
keparahan penyakitnya, tindakan apa yang harus Informasi yang tidak mengandung nilai
diambil, resiko, tujuan pengobatan apa saja yang kerahasiaan di Rumah Sakit Islam Ngawi terdiri

4
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-MIAK)
Volume 02, No 01, Tahun 2019
ISSN: 2621-6612
Email: d3perinfokesunivet@gmail.com
Halaman: 1-8

dari identitas pasien seperti nama, alamat, c. Perlindungan Hak Pasien atas Penjagaan
tanggal lahir, pendidikan, agama, pekerjaan dan Kerahasiaan isi Rekam Medis di Rumah
lain-lain yang tidak mengandung nilai medis, Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi.
walaupun demikian informasi ini juga tidak Berdasarkan wawancara dengan kepala
boleh dipublikasikan tanpa izin dari pasien. Rekam Medis di Rumah Sakit Islam AT-Tin
Informasi yang diperoleh pasien dari dokter atau Husada Ngawi yang bernama ibu x, 1 Dokter,
tenaga medis disampaikan secara lisan dan ada dan 25 pasien, pada hari Rabu tanggal 24
pula yang disampaikan secara tertulis tetapi September 14.00, Cara petugas rekam medis
untuk tindakan tertentu saja. Pasien untuk menjaga dan melindungi kerahasiaan
memperoleh informasi tentang keadaan dokumen rekam medis yaitu dengan cara:
penyakit yang dideritanya selain itu pasien juga 1) Hak Tolak Ungkap
dimintai persetujuan tindakan yang akan Informasi yang didapatkan bahwa dokumen
dilakukan oleh dokter atau tenaga medis dalam rekam medis harus dijaga kerahasiaannya dan
bentuk informed consent yaitu surat persetujuan tidak boleh dibaca atau diketahui oleh orang lain
tindakan.Kebijakan yang dilakukan di Rumah tanpa seijin pasien dangan yang boleh
Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi mengenai mengetahui hanya petugas yang berwenang.
informed consent yaitu: 2) Hak Akses
1) Informed consent harus ada untuk tindakan Informasi yang didapatkan bahwa pasien boleh
medis tertentu pada pasien. mengcopy data-data rekam medisnya sendiri
2) Informed consent dilakukan oleh dokter untuk keperluan asuransi atau visum
dengan terlebih dahulu memberikan menandatangani surat pelepas informasi.
penjelasan kepada pasien, kemudian pasien, 3) Hak untuk mendapatka informasi yang
dokter, saksi-saksi menandatangani berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang
persetujuan dan dokter melakukan tindakan akan dilakuan terhadap dirinya.
medis paling lambat 24 jam setelah Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
ditandatangani. bahwa pasien mendapatkan informasi tentang
Prosedur persetujuan tindakan medis Informed kondisi dan tindakan yang akan dilakuakan oleh
Consent di Rumah Sakit Islam AT-Tin Husada dokter atau tenaga medis lainya.
Ngawi yaitu: 4) Hak Privasi
1) Disediakan Informed Consent yang Berisi: Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
a) Penjelasan singkat yang dilakukan. bahwa pasien mendapatkan haknya atas
b) Identitas pasien dan keluarga. privasinya yaitu hubungan antara dokter dan
2) Kolom tanda tindakan yang akan pasien.
dilaksanakan untuk pasien keluarganya Berdasarkan observasi yang penulis
dan dokter yang melaksanakan tindakan. lakukan pada hari kamis tanggal 24 September
3) Sebelum tindakan dilaksanakan pasien Jam 14.00, pendistribusian berkas rawat jalan
atau keluarga suruh membaca Informed sudah diterapkan sesuai aspek hukum, sebagai
Consent, sehingga dapat memahami makn contoh setelah pasien mendaftar, dokumen
dan tujuan tndakan yang akan pasien langsung dicarikan petugas RM lalu
dilaksanakan, apabila keluarga tidak dapat diberikan kepada poli yang di tuju oleh petugas
membawa maka perawat yang akan Rekam medis.
menjelaskan makna dan tujuan Informed Masalah yang ditemukan disini adalah
Consent. pada saat pengembalian dokumen rekam medis.
4) Keuntungan, kerugian dan efek samping Pengambilan dokumen rekam medis tidak
dari tindakan dijelaskan oleh dokter yang langsung ke unit filing tapi ke unit BPJS dan
akan melaksanakan tindakan. Asuransi, karena sebagian dokumen rekam
5) Apabila pasien setuju, maka pasien medis pasien pulang yang menggunakan BPJS
menandatangani kolom persetujuan ataupun Asuransi belum di kembalikan sesuai
tindakan oleh perawat sebagai saksi dokter peraturan, yaitu 2x 24 jam. Sehingga
yang melakukan tindakan. pengambilan ataupun pencarian dokumen
6) Setelah bukti tertulis baru dapat rekam medis pada saat pasien kontrol post rawat
dilaksanakan tindakan medis. inap belum berada di unit rekam medis atau di
rak filling. Hal tersebut tidak sesuai dengan
Depkes RI 2006 karena dokumen rekam medis

5
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-MIAK)
Volume 02, No 01, Tahun 2019
ISSN: 2621-6612
Email: d3perinfokesunivet@gmail.com
Halaman: 1-8

pasien rawat inap dalam pengembalian lebih dijaga kerahasiaan, untuk melindungi
dari 2x 24 jam. kerahasiaan tersebut.
b. Mengetahui Hak Pasien atas Informasi
PEMBAHASAN Medis dalam Rekam Medis di Rumah Sakit
a. Kepemilikan Dokumen Rekam Medis Islam AT-Tin Husada Ngawi.
Pasien di Rumah Sakit Islam AT-Tin Menurut data yang diperoleh dari hasil
Husada Ngawi. wawancara kepada dokter bahwa informasi
Berdasarkan hasil wawancara yang telah yang diberikan dokter kepada pasien yaitu:
dilakukan dengan petugas URM di Rumah Sakit 1. Informasi yang mengandung nilai
Islam AT-Tin Husada Ngawi diperoleh kerahasiaan
informasi bahwa dokumen rekam medis ada tiga Bedasarkan hasil survei di Rumah Sakit
macam kepemilikannya yaitu: Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan
1. Milik Rumah Sakit di Rumah Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi
Hasil wawancara di Rumah Sakit dokumen terdiri dari diagnosa pasien, anamnesa,
milik rumah sakit atau pelayanan kesehatan, pejalanan penyakit, catatan perawat, hasil
segala catatan yang terdapat dalam dokumen pemeriksaan laboratorium atau rontgen,
merupakan ringkasan pelayanan pasien. ringkasan keluar dan resume keperawatan.
Tersebut sudah sesuai dengan pasal 12 ayat 1 Semua hal yang berhubungan dengan diri pasien
permenkes RI No.269/Menkes/per/III/2008 sedangkan pemberitahuan tentang penyakit
milik rumah sakit atau sarana pelayanan pasien kepada keluarga harus dilakukan oleh
kesehatan, hal ini mengingat segala catatan yang dokter yang merawat.
terdapat dalam berkas rekam medis merupakan Hal tersebut sudah sesuai dengan Depkes
rangkaian kegiatan pelayanan yang diberikan RI 2006 bahwa Informasi yang megandung nilai
oleh unit pelayanan kepada pasien, jadi bukti kerahasiaan yaitu laporan atau catatan yang
dokumentasi tersebut adalah sebagai tanda bukti terdapat dalam berkas rekam medis sebagai
rumah sakit terhadap segala upaya dalam hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi, atau
penyembuhan pasien. wawancara dengan pasien. Informasi ini tidak
2. Milik Umum boleh disebar luaskan kepada pihak-pihak yang
Milik Umum adalah adanya keperluan tidak berwenang karena menyangkut informasi
pihak ketiga serta badan asuransi dan pribadi pasien secara langsung.
pengadilan. Berdasarkan hasil wawancara di 2. Informasi yang tidak mengandung nilai
Rumah Sakit dimana dokumen rekam medis di kerahasiaan
perlukan untuk pihak ketiga misalnya asuransi, Berdasarkan hasil survei di Rumah Sakit
pengadilan, dan kepolisian untuk visum. Hal Informasi yang tidak mengandung nilai
tersebut sudah sesuai dengan Depkes RI (2006) kerahasiaan di Rumah Sakit Islam AT-Tin
Rekam Medis menjadi milik umum karena Husada Ngawi terdiri dari identitas pasien
adanya minat pihak ketiga serta badan-badan seperti nama, alamat, tanggal lahir, pendidikan,
asuransi dan pengadilan. agama, pekerjaan dan lain-lain yang tidak
3. Milik Pasien mengandung nilai medis, walaupun demikian
Berdasrkan hasil wawancara di Rumah informasi ini juga tidak boleh dipublikasikan
Sakit dokumen rekam medis itu milik pasien tanpa izin dari pasien.
dari identitas, tindakan, riwayat penyakit, Hal tersebut sudah sesuai dengan pasal 48
pengobatan, sampai tindakan yang dilakukan UU RI No.29 Setiap dokter atau dokter gigi
dokter. Semua itu harus dijaga kerahasiaannya, dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
jika ada yang meminta harus seizin pasien dan menyimpan rahasia kedokteran, kecualii yang
menandatangani surat persetujuan pelepasan tidak mengan dung niali kerahasiaan meliputi
informasi. nama, alamat, agama, umur dll.
Hal tersebut sesuai menurut Bab IV butir 2 Semua hal yang berhubungan dengan
Keputusan DIRJEN Pelayanan Medis sakitnya pasien harus di informasikan baik
Nomor:78/Yan.Med./RS.UM.DIK/YMU/1/91 dalam bentuk lisan maupun tertulis karena
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan pasien berhak tahu. Selain itu dokter harus
Rekam Medis di Rumah Sakit, yang berbunyi: memberikan informasi kepada pasien baik yang
Isi rekam medis adalah milik pasien yang wajib diminta maupun tidak, kecuali pasien sendiri
yang menolaknya, disini pasien berhak tahu

6
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-MIAK)
Volume 02, No 01, Tahun 2019
ISSN: 2621-6612
Email: d3perinfokesunivet@gmail.com
Halaman: 1-8

penyakit dan tindakan apa saja yang harus yang mendapatkan pelayanan medis dari Rumah
dilakukan karena pasien mempunyai hak untuk Sakit mempunyai hak untuk memperoleh
mendapatkan informasi tersebut. Hal tersebut ataupun menolak pengobatan. Informasi yang
sudah sesuai Undang-undang No.36 tahun 2009 diberikan oleh setiap dokter adalah informasi
pasal 32 tentang Kesehatan. yang lengkap, yaitu informasi yang akurat
Berdasarkan wawancara dengan 25 pasien, tentang perlu atau tidaknya suatu tindakan
Bahwa sebagian besar pasien mendapatkan medis dilakukan dan resiko yang mungkin
informasi tentang semua hal tentang keadaan terjadi.
penyakitnya yang telah disampaikan dokter d. Hak Atas Privasi
tetapi masih ada juga pasien yang kurang Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
paham tentang apa yang telah disampaikan bahwa pasien mendapatkan haknya atas
dokter. Hal tersebut karena Pasien kurang privasinya yaitu hubungan antara dokter dan
mengerti apa yang disampaikan dokter. pasien. Hal tersebut berdasarkan teori Guandi
Hal diatas telah sesuai dengan Prosedur (2004) Hak ini bersifat umum dan berlaku
tetap dan menurut pasal 32 Undang-undang No. untuk setiap orang dari hak ini adalah suatu hak
36 tahun 2009 , persetujuan tindakan medis dan atau kewenangan untuk tidak diganggu. Setiap
persetujuan tindakan kedokteran di Rumah orang berhak untuk tidak dicampuri urusan
Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi. pribadinya oleh orang lain tanpa
c. Perlindungan Hak Pasien atas Penjagaan persetujuannya. Hal ini juga termasuk publisitas
Kerahasiaan isi Rekam Medis di Rumah yang tidak kehendaki dan atas persetujuannya.
Sakit Islam AT-Tin Husada Ngawi.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah SIMPULAN
dilakukan dengan petugas URM di Rumah Sakit Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis
Islam AT-Tin Husada Ngawi diperoleh data, maka penulis mengambil kesimpulan
informasi: sebagai berikut:
a. Hak Tolak ungkap 1. Di Rumah Sakit Islam AT-Tin Husada,
Bedasarkan hasil survei yang dilakukan bahwa kepemilikan dokumen rekam medis di
dokumen rekam medis harus dijaga Rumah Sakit ada 3, yaitu : Milik rumah
kerahasiaannya dan tidak boleh dibaca atau sakit, milik umum atau milik pihak ketiga,
diketahui oleh orang lain tanpa seizin pasien milik pasien.
dangan yang boleh mengetahui hanya petugas 2. Informasi yang diberikan dokter kepada
yang berwenang. Hal teresebut sudah sesuai pasien di Rumah Sakit Islam AT-Tin Husada
dengan Undang-Undang RI No.29 tahun 2004 tentang penyakit pasien sudah jelas dan
tentang praktik kedokteran ada beberapa sebelum dilakukan tindakan medis pasien
keadaan dimana pemegang rahasia dapat harus mengisi lembar informed consent
membuka rahasia tersebut tanpa dikenai sanksi terlebih dahulu. Informasi medis yang
hukum. diperoleh pasien disampaikan dokter atau
b. Hak Akses tenaga medis dengan cara informasi tersebut
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan bahwa diberikan dalam bentuk lisan tentang semua
pasien boleh mengcopy data-data rekam yang berhubungan dengan sakitnya pasien.
medisnya sendiri untuk keperluan asuransi atau 3. Perlindungan hak pasien atas kerahasian isi
visum menandatangani surat pelepas informasi. rekam medis di Rumah Sakit Islam AT-Tin
Hal tersebet sudah sesuai dengan teori Guandi Husada belum sesuai dengan teori yang ada,
(2004) Hak akses merupakan hak pasien atau karena dokumen rekam medis tidak
wewenangnya untuk melihat atau mengcopy langsung di kembalikan ke unit filing dalam
data-data rekam medisnya sendiri. waktu 2x 24 jam.
c. Hak untuk mendapatkan informasi yang 4. Perlu dibuat SOP yang tegas terkait
berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang pengembalian dokumen rekam medis, dan di
akan dilakuan terhadap dirinya. sosialisasi bagi petugas rekam medis secara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan masib.
bahwa pasien mendapatkan informasi tentang 5. Dokumen rekam medis pasien rawat inap
kondisi dan tindakan yang akan dilakuakn oleh segera di kerjakan dan segara dikembalikan
dokter atau tenaga medis lainya. Hal tesebut ke bagian unit rekam medis.
sudah sesuai dengan teori Guandi (2004) pasien

7
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-MIAK)
Volume 02, No 01, Tahun 2019
ISSN: 2621-6612
Email: d3perinfokesunivet@gmail.com
Halaman: 1-8

6. Peminjaman dan pengembalian dokumen Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 29


rekam medis pasien rawat inap dibatasi tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
dalam waktu 2x 24 jam. Edisi 2010. Yogyakarta: Aditya Pustaka.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 36
DAFTAR PUSTAKA tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Bandung: Citra Umbara.
Penyelenggaraandan Prosedur Rekam Guwandi, J. 2004. Rahasia Medis. Jakarta:
Medis Rumah Sakitdi Indonesia Edisi Fakultas Kedokteran Universitas
RevisiII. Jakarta: Depkes RI Direktorat Indonisia.
Jenderal Bina Pelayanan Medik. Websites:
Firdaus, Sunny Umul. 2008. Rekam Medik http://www.aidisindonesia.com/2012/10/
Dalam Sorotan Hukumdan Etika. dua/pasangan-pasutri-dikaltim-di-usir
Surakarta: Lembaga Pengembangan (diakses pada hari jumat tanggal 21
Pendidikan (LPP) dan UNS Press. Februari 2018 jam 22.19 WIB)
Guwandi, J. 1992. Rahasia Medis. Jakarta: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Fakultas Kedokteran Universitas Tentang Informasi bersifat rahasia.
Indonisia. Undang-Undang Nomor 332 Tahun
Indarwati. 2011. Perlindungan Hukum 2006. Undang-Undang Nomor 48
Terhadap Pasien Sebagai Konsumen Tentang Tindakan Paksa Tindak Pidana.
Yang Mengalami Malpraktek Jasa Undang-Undang Nomor 50 Tentang
Pelayanan Kesehatan. Malang: Ketentuan Undang-Undang Tindak
Universitas Brawijaya Malang. Pidana.
Keputusan Dirjen Pelayanan Medik no. http://muvid.files.wordpress.com/2011/1
78/Yanmed/RS Umdik/YMU/I/91 2/kuhp.pdf (diakses pada hari rabu
Tentang Penyelenggraean Rekam Medis tanggal 13 maret 2018 jam 14:48 WIB)
di Rumah Sakit. https://www.google.com/search?q=mile
Notoatmodjo, Soekedjo. 2005. Metodologi s+dan+huberman+2007&ie=utf-
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. 8&oe=utf-8&client=firefox-b (Miles dan
Rineka Cipta. Huberman. 2007. Metodologi Penelitian
Peraturan Menteri Kesehatan Republik hari rabu tagl 13 Agustus 2018 jam 20.00
Indonesia WIB)
Nomor269/Menkes/Per/III/2008. https://www.google.com/search?safe=st
Tentang Rekam Medis/Medical Records. rict&client=firefox-b&ei=lQTEW9-
Rustiyanto, Ery. 2010. Etika Profesi Perekam POsTzvASM9ojABQ&q=HARSONO+
Medis dan Informsi Kesehatan. METODELOGI+PENELITIAN+2008&
Yogyakarta: Graha Ilmu. oq=HARSONO+METODELOGI+PEN
ELITIAN+2008

You might also like