Pola Perilaku Konsumsi Generasi Millenial Terhadap Produk Fashion Perspektif Monzer Kahf: Studi Kasus Mahasiswi Universitas Airlangga

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339069195

POLA PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK


FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI KASUS MAHASISWI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Article · November 2019

CITATIONS READS

0 591

1 author:

Eko Fajar Cahyono


Airlangga University
37 PUBLICATIONS   38 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

authors View project

Patients satisfaction based on corporate entrepreneurship View project

All content following this page was uploaded by Eko Fajar Cahyono on 06 February 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

POLA PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF


MONZER KAHF : STUDI KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Arlinda Nidia Corinna


Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email: arlinda.nidia@gmail.com
Eko Fajar Cahyono
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email: ekofajarc@feb.unair.ac.id

ABSTRACT:
This study examines how consumption patterns of millennial generation towards
fashion products based on Monzer Kahf's perspective, especially female students from
Airlangga University. The research method uses a descriptive case study method. Data
collection in this study was carried out by an in-depth interview method and the subjects of
the study were asked the questions immediately. The analysis technique carried out in this
study is by reducing data, presenting data both through the results of interviews and
observations of researchers towards the informants, then proceed with drawing conclusions.
The results of the study show that Airlangga University students have applied the principles of
Islamic consumption from Monzer Kahf's perspective as a pattern of consumption behavior
towards fashion products. Millennials in Indonesia, especially university students, are
principled by consumption in accordance with Islamic teachings by promoting consumption
rationalism, consumption balance, Islamic goods and consumption ethics.
Keywords: Consumption, Islamic consumption, Millenials, Fashion Product, Rationalism,
Consumption Balance, Islamic Goods.

I. PENDAHULUAN termasuk fashion salah satunya. Indonesia


Latar Belakang Masalah dengan berpenduduk muslim terbanyak
Konsumsi sangat berpengaruh di dunia yang menyumbang setidaknya
terhadap stabilitas perekonomian. 10,6% dari total pemeluk agama islam di
Semakin tinggi tingkat konsumsi, semakin dunia , menjadikan Indonesia memiliki
tinggi pula perubahan kegiatan ekonomi. potensi untuk menerapkan pola perilaku
Kebutuhan hidup manusia selalu yang sesuai dengan norma-norma syariat.
berkembang sejalan dengan tuntutan Pesatnya perkembangan fashion di
zaman. Gaya hidup masyarakat saat ini Indonesia berhasil mendapat pengakuan
sudah mengikuti gaya hidup negara- oleh negara-negara besar.
negara maju, gaya hidup yang hedonis Yang perlu kita cermati adalah hal ini
menyebabkan masyarakat berperilaku membuat wanita muslim bisa memilih
konsumtif. Arus globalisasi telah gaya fashion sesuai keinginannya, namun,
membawa pengaruh modernisasi yang di sisi lain, terdapat beberapa problema
sangat besar terhadap perubahan dalam bagi wanita muslim terkait hal ini. Hal ini
berbagai hal, mulai dari teknologi dikhawatirkan terdapat pergeseran
informasi dan telekomunikasi hingga hal norma-norma syariat bagi wanita muslim.
terkecil dalam sektor kehidupan ini, Atau bisa jadi, pergeseran nilai dan norma

1) Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi Arlinda Nidia Corinna, NIM: 041411431104, yang
diuji pada tanggal 15 Januari 2019.

319
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

disini justru menjadi terobosan masyarakat semua aktivitas manusia yang bertujuan
yang dinamis dalam memandang fashion. untuk kebaikan merupakan ibadah,
“Wahai anak cucu Adam, pakailah termasuk konsumsi. Didasarkan atas
pakaianmu yang baguspada setiap penjelasan di atas maka konsumsi dalam
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, ekonomi islam dapat diartikan sebagai
tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah pemenuhan kebutuhan baik jasmani
tidak menyukai orang yang berlebih- maupun rohani sehingga mampu
lebihan.” Ibnu Abbas berkata bahwa memaksimalkan fungsi kemanusiaannya
makna yang dimaksud ialah makanlah sebagai hamba Allah SWT untuk
sesukamu dan berpakaianlah sesukamu mendapatkan kesejahteraan dan
selagi engkau hindari dua perkara yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat
berlebih-lebihan dan sombong. Allah (falah).
menghalalkan makan dan minum selagi Menurut Yusuf Qardhawi (1997),
dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan dalam melakukan konsumsi, maka
dan tidak untuk kesombongan. konsumsi tersebut harus dilakukan pada
Generasi Milenial menyumbang 27% barang yang halal dan baik (halalan
populasi dunia (yaitu 2 miliar orang), toyibban) dengan cara berhemat
dengan sekitar 58% tinggal di Asia (Sillman (saving), berinfak (mashlahat) serta
et al., 2016). Angka-angka ini menyoroti menjauhi judi, khamar, gharar dan
dampak Millenial saat ini dan masa depan spekulasi. Ini berarti bahwa prilaku
pada ekonomi dunia, sehingga dapat konsumsi yang dilakukan manusia
disimpulkan bahwa mereka akan menjadi (terutama Muslim) harus menjauhi
kelompok konsumen paling kuat (Farris et kemegahan, kemewahan, kemubaziran
al., 2012 Milenial adalah orang-orang dan menghindari hutang
yang lahir antara awal tahun 1980an dan Maka dari itu, hal ini semakin
awal 2000an (Pew Research Center, 2016). membuat peneliti untuk membuat judul
Mereka mewakili generasi muda yang skripsi “Pola Perilaku Konsumsi Muslimah
terlahir di dunia global yang memiliki Generasi Milenial terhadap Produk Fashion
interdependensi dan keterlibatan global Perspektif Monzer Kahf: Studi Kasus
(Pendergast, 2007). Mahasiswi Universitas Airlangga”
Menyangkut kebutuhan dan Rumusan Masalah
konsumsi, maka, dalam pemenuhannya Berdasarkan latar belakang yang
dapat dikelompokkan dalam tiga dipaparkan tersebut, rumusan masalah
tingkatan (Abdul Mannan. 1997), yaitu: dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
daruriyyat (kebutuhan minimum), hajiyyat pola perilaku konsumsi muslimah generasi
(kebutuhan yang mencukupi) dan milenial khususnya mahasiswi Universitas
tahsiniyat (kebutuhan yang Airlangga terhadap produk fashion
menyenangkan). Dalam ekonomi islam, perspektif Monzer Kahf?

320
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

II. LANDASAN TEORI Banyak Lebih Baik , prinsip ini menjelaskan


Teori Konsumsi Dusenberry bahwa jumlah kepuasan akan meningkat,
Dalam teorinya, Dusenberry jika individu mengonsumsi lebih banyak
menggunakan dua asumsi yaitu: barang atau produk tersebut.
a. Selera sebuah rumah tangga atas Memaximalkan Utility
barang konsumsi adalah interdependen. Di dalam teori ekonomi kepuasan
Artinya pengeluaran konsumsi rumah atau yang diperoleh seseorang dari
tangga dipengaruhi oleh pengeluaran mengkonsumsikan barang-barang disebut
yang dilakukan oleh orang sekitarnya. nilai guna atau utility. Apabila kepuasan
b. Pengeluaran konsumsi adalah itu semakin tinggi maka makin tinggilah
irreversible. Artinya pola pengeluaran nilai gunanya atau utilitinya. Dalam
seseorang pada saat penghasilan naik konteks ekonomi , utilitas diartikan sebagai
berbeda dengan pola pengeluaran pada kegunaan barang yang dirasakan oleh
saat penghasilan mengalami penurunan. seorang konsumen dalam mengonsumsi
Preferensi Konsumen suatu barang. Kegunaan ini bisa dirasakan
Menurut Rianto dan Amalia (2010), sebagai rasa tertolong dari kesulitan
dalam membangun suatu teori perilaku karena telah mengonsumsi suatu barang
konsumen dalam kaitannya dengan (Rachmawaty, 2011).
perilaku konsumen untuk Hukum nilai guna marjinal yang
memaksimumkan kepuasan digunakan semakin menurun, menyatakan bahwa
empat prinsip pilihan rasional, yaitu: (a) tambahan nilai guna yang diperoleh
Kelengkapan, prinsip ini mengatakan seseorang dari mengkonsumsikan suatu
bahwa setiap individu selalu dapat barang akan menjadi semakin sedikit
menentukan keadaan mana yang lebih apabila orang tersebut terus menerus
disukainya di antara dua keadaan. (b) menambah konsumsinya ke atas barang
Transivitas, prinsip ini menerangkan tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai
mengenai konsistensi seseorang dalam guna akan menjadi negatif yaitu apabila
menentukan dan memutuskan pilihannya konsumsi ke atas barang tersebut
bila dihadapkan oleh beberapa alternatif ditambah satu unit lagi, maka nilai guna
pilihan produk. (c) Kesinambungan, prinsip total akan menjadi semakin sedikit.
ini menjelaskan bahwa jika seorang Teori nilai guna dapat pula
individu mengatakan “produk A lebih menerangkan tentang wujudnya
disukai daripada produk B”, maka setiap kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh
keadaan yang mendekati produk A pasti para konsumen. Kelebihan kepuasan ini,
juga akan lebih disukai daripada produk dalam analisis ekonomi, dikenal
B. Jadi, ada suatu kekonsistenan seorang sebagai surplus konsumen.
konsumen dalam memilih suatu produk Konsumsi Islam
yang akan dikonsumsinya. (d) Lebih Qardhawi menguraikan beberapa

321
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

prinsip perilaku konsumsi dalam Islam dalam masyarakat. Salah satu


sebagai berikut: masalahnya adalah karena yang
a) Dasar pemikiran pola konsumsi dalam dikonsumsi adalah makna yang
Islam adalah hendak mengurangi dilekatkan pada barang itu, sehingga kita
kelebihan keinginan biologis yang tumbuh tidak pernah mampu memenuhi
dari faktor-faktor psikis buatan dengan kebutuhan kita karena merasa tidak
maksud membebaskan energi manusia pernah terpuaskan. Masyarakat kita
untuk tujuan-tujuan spiritual. dirusak oleh tatanan masyarakat
b) Anjuran-anjuran Islam mengenai konsumsi, yang merupakan tatanan dari
perilaku konsumsi dituntun oleh prinsip manipulasi tanda (Baudrillard, 2011:16).
keadilan, prinsip kebersihan, prinsip Konsumerisme dan fashion
kesederhanaan, prinsip kemurahan hati merupakan pengkodean atau
dan prinsip moralitas. penyimbolan yang mensugesti
c) Kunci untuk memahami perilaku masyarakat, memeliki kemungkinan-
konsumsi dalam Islam tidak cukup dengan kemungkinan terburuk seperti dapat
hanya mengetahui hal-hal terlarang, merusak suatu sistem tatanan yang ada
tetapi sekaligus harus dengan menyadari dalam masyarakat.
konsep dinamik tentang sikap moderat Sebagai contoh, salah satu model
dalam pola konsumsi yang dituntun oleh yang diikuti oleh kalangan perempuan
sikap yang mementingkan bersama saat ini adalah Dian Pelangi, seorang
konsumen muslim yang lain. desainer muda asal Jakarta, bersama
Dari hal-hal yang diuraikan diatas rekannya, Ria Miranda, berinisiatif
dapat dijelaskan bahwa prinsip perilaku membentuk sebuah komunitas hijab yang
konsumsi yang dapat memberikan berfokus pada syiar melalui cara-cara
kepuasan kepada konsumen menurut yang lebih modern, bergaya khas anak
Islam adalah barang-barang yang muda, namun tetap patuh pada kaidah.
dikonsumsi haruslah halal dan suci Generasi Millenial
menurut syariat. Dalam hal perilaku atau Di Indonesia studi dan kajian
gaya harus pula dalam batas wajar tentang generasi millennial belum banyak
dalam arti tidak berlebih-lebihan (isyrāf) dilakukan, padahal secara jumlah
atau boros (tabżīr) meskipun seorang populasi penduduk Indonesia yang
konsumen tergolong hidup kaya atau berusia antara 15-34 tahun saat ini sangat
mampu. besar, 34,45%. hasil riset yang dirilis oleh
Muslimah dalam Berkonsumsi Pew Researh Center menjelaskan
Tumbuh suburnya budaya keunikan generasi millennial dibanding
konsumen, tidak sekedar memandang generasi-generasi sebelumnya.
konsumsi yang berasal dari produksi tanpa Kaum millennial seringkali disebut sebagai
mengakibatkan adanya problematika pencetak tren. Apa yang mereka beli dan

322
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

gunakan dapat dipastikan merupakan suatu perekonomian itu dapat bekerja,


produk terbaru, baik itu dalam berdasarkan variabel-variabel pokok yang
hal gadget, gaya hidup, maupun mode. ditentukan. Variabel tersebut meliputi
(website resmi Alvara Research Center). rasionalisme konsumsi islam ,
Secara garis besar, hasil riset keseimbangan konsumsi , konsep islam
menunjukkan adanya perubahan perilaku tentang barang , dan etika konsumsi
yang sangat signifikan dari cara islam. Rasionalisme Islam adalah salah
konsumen menghabiskan uangnya. Ini satu istilah yang paling bebas digunakan
akan menjadi tantangan besar bagi dalam ekonomi, karena segala sesuatu
industri di Indonesia. Riset yang dilakukan dapat dirasionalisasikan sekali kita
menunjukkan bahwa konsumen semakin mengacuhnya kepada beberapa
cerdas dalam menentukan pilihan. Hidup perangkat aksioma yang relevan (Nur
ditengah-tengah teknologi yang Chamid, 2011: 388-389). Kahf
memberikan kemudahan, generasi menyebutkan bahwasanya perilaku
millennials diprediksi akan banyak ekonomi manusia di bawah budaya Islam
melakukan konsumsi. Namun ternyata di dominasi oleh 3 prinsip:
perilaku millennials cenderung malah 1. Kepercayaan akan hari akhir
menjadi konservatif. Meski mudah untuk 2. Konsep Kesuksesan, dalam Islam
membeli sesuatu mereka lebih banyak kesuksesan itu dipandang dari segi ”taat
kritis dalam membeli sesuatu sebab dalam kepada Allah” dan pelarangan akan
pandangan millennials yang penimbunan harta.
berpendidikan nilai dan fungsi adalah 3. Konsep Kekayaan, harta adalah karunia
yang utama. Itu sebabnya millennials Allah, oleh karena itu harta harus
kerap dipandang sebagai anti digunakan untuk kepentingan dan
konsumerisme. Para millennials akan lebih pemenuhan kebutuhan manusia.
selektif dalam mengkonsumsi merek. III. METODOLOGI PENELITIAN
Selain sekuat tenaga untuk mencari harga Pendekatan Penelitian
termurah mereka juga akan loyal pada Pendekatan dalam penelitian ini
sebuah merek ketika diketahui bahwa menggunakan metode kualitatif deskriptif.
merek tersebut benar-benar otentik. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
Konsumsi Perpektif Monzer Kahf menggunakan latar alamiah dengan
Dalam bukunya “The Islamic maksud menafsirkan fenomena yang
Economy” Kahf mendefenisikan Islam terjadi dan dilakukan dengan jalan
secara ekonometris. ia melihat bahwa melibatkan berbagai metode yang ada (
kepustakaan ekonomi Islam selama ini Lincoln , 1987).
dinilainya sebagai gambaran deskriptif Landasan berpikir dari penelitian
mengenai sistem ekonomi Islam. Kahf kualitatif ini adalah menggunakan studi
mencoba mengambarkan bagaimana kasus eksploratif. Menurut Yin (2009:1) ,

323
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

studi kasus adalah suatu strategi yang dari wawancara dan observasi
dipakai apabila ada pokok pertanyaan secara langsung pada mahasiswi
yang ditanyakan dengan kata Universitas Airlangga yang dipilih
bagaimana atau mengapa. Studi kasus secara acak oleh peneliti. Kriteria
merupakan serangkaian kegiatan yang informan yang akan diwawancari
dilakukan dengan mendalam dan yaitu :
terperinci mengenai suatu peristiwa. a) Mahasiswi Universitas
Penelitian ini berdasarkan sifatnya Airlangga:
adalah penelitian deskriptif. Sugiyono 1) Mahasiswi yang beragama
(2005) menyatakan bahwa metode islam.
deskriptif adalah suatu metode yang 2) Mahasiswi yang memiliki
digunakan untuk menggambarkan atau pendapatan , boleh
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi bersumber dari orang tua
tidak digunakan untuk membuat ataupun dari dirinya sendiri
kesimpulan yang lebih luas. 3) Mahasiswi yang melakukan
Ruang Lingkup Penelitian kegiatan konsumsi produk
Ruang lingkup penelitian ini terkait fashion.
dengan rumusan masalah yang telah b) Orang terdekat dari Mahasiswi
disinggung di bab sebelumnya, yaitu Universitas Airlangga sebagai
bagaimana pola perilaku konsumsi Triangulasi Data
generasi milenial muslimah dari Universitas 1) Mengenal informan utama
Airlangga terhadap produk fashion , yang yaitu mahasiswi Universitas
meliputi hijab , pakaian , berhias , dan Airlangga
aksesoris lainnya menurut teori konsumsi 2) Sering berinteraksi dengan
yang telah dibuat oleh Monzer Kahf. informan utama
Subjek penelitian ini adalah mahasiswi 2. Data sekunder adalah data yang
Universitas Airlangga dengan berbagai diambil dari sumber kedua yang
macam latar belakang dan kegiatan memiliki informasi atau data
sehari-hari. tersebut. Data sekunder diperoleh
Jenis dan Sumber Data dari dokumen, seperti jurnal,
Data yang digunakan dalam internet, media sosial, dan sumber
penelitian ini adalah data primer dan lain yang terkait dengan
data sekunder. penelitian. Internet dan media
1. Data primer adalah data yang sosial yang membahas mengenai
diperoleh peneliti dari sumber asli penelitian terkait juga digunakan
(langsung dari informan) yang sebagai data penunjang.
memiliki informasi atau data Penelitian ini menggunakan teknik
tersebut. Data primer diperoleh purposive sampling untuk

324
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

mendapatkan infoman. Menurut dipahami sebagai setiap catatan


Anshori dan Iswati (2009: 15), purposive tertulis yang berhubungan
sampling adalah teknik penentuan dengan suatu peristiwa masa lalu,
sampel dengan pertimbangan baik yang dipersiapkan maupun
tertentu. tidak dipersiapkan untuk suatu
Teknik Pengumpulan Data penelitian (Ghony, 2017).
Dalam teknik lapangan, peneliti Dokumen bisa berbentuk foto,
menggunakan metode-metode sebagai catatan, tulisan, atau karya
berikut: monumental dari seseorang
a) Wawancara (Sugiyono, 2011).
Dengan wawancara, peneliti Teknik Analisis Data
dapat menggali sedalam- Penelitian ini menggunakan teknik
dalamnya data yang ada pada analisis data interaktif Miles dan
subjek penelitian dan pertanyaan Huberman. Model ini terdiri dari tiga hal
yang diajukan dapat bersifat utama yaitu :
bebas dan fleksibel namun tetap 1. Reduksi data
harus relevan dengan penelitian. Reduksi data dapat diartikan
b) Observasi sebagai merangkum dan memilih
Metode observasi merupakan hal-hal pokok dan krusial. Data
teknik pengumpulan data yang yang direduksi akan memberikan
mengharuskan peneliti turun ke gambaran yang jelas dan
lapangan dan mengamati hal-hal mempermudah peneliti untuk
yang berkaitan dengan subjek melakukan pengumpulan data
penelitian. Tetapi tidak semua selanjutnya. Pada penelitian ini,
perlu diamati oleh peneliti, hanya hasil wawancara yang dari
hal yang relevan dengan data informan diperoleh dengan
yang dibutuhkan. Peneliti hanya menggunakan alat rekam Data
mengamati interaksi sosial yang yang ada diseleksi untuk dipilih
mereka ciptakan, baik dengan yang relevan dengan penelitian.
sesama subjek penelitian maupun 2. Penyajian data
dengan pihak luar (Patilima, Penyajian data bertujuan untuk
2007). Dengan observasi, peneliti mempermudah memahami hasil
akan lebih mamppu memahami penelitian yang bisa diuraikan
konteks data secara holistik. dalam narasi, bagan, dan
C)Dokumentasi sejenisnya.
Dokumen merupakan 3. Penarikan kesimpulan/verifikasi
catatan peristiwa yang sudah Verifikasi adalah langkah terakhir
berlalu. Dokumen dapat dalam teknik ini. Setelah

325
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

melakukan reduksi dan penyajian situasi lain. Oleh karena itu agar pembaca
data, peneliti mengkaji temuan dapat memahami hasil penelitian kualitatif
penelitian kemudian melaporkan sehingga ada kemungkinan untuk
hasil penelitian secara lengkap menerapkan hasil penelitian tersebut,
dengan temuan baru yang telah maka dalam membuat laporan, peneliti
dirumuskan peneliti. harus memberikan uraian, rincian, jelas,
Teknik Keabsahan Data sistematis, dan dapat dipercaya.
Untuk menetapkan keabsahan 3. Kebergantungan (Dependability)
data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam penelitian kualitatif, uji
Pelaksanaan teknik pemeriksaan kebergantungan dilakukan dengan cara
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. melakukan pemeriksaan terhadap
Moleong menyebutkan ada empat keseluruhan proses penelitian. Peneliti
kriteria yang digunakan, yaitu : harus diuji kebergantungannya dengan
1. Derajat Kepercayaan (credibility) mengecek serta memastikan hasil
Kriteria ini berfungsi untuk penelitian benar atau salah.
melaksanakan penyelidikan sedemikian 4. Kepastian (Confirmability)
rupa sehingga tingkat kepercayaan Dalam penelitian kualitatif, uji
penemuannya dapat dicapai. Adapun kepastian mirip dengan uji
cara yang diupayakan agar kebenaran kebergantungan sehingga pengujiannya
hasil penelitian dapat dipercaya antara dapat dilakukan secara bersamaan.
lain dengan triangulasi. Menguji kepastian berarti menguji hasil
Triangulasi adalah teknik penelitian, dikaitkan dengan proses dalam
pemeriksaan keabsahan data yang penelitian. Kepastian yang dimaksud
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar berasal dari konsep objektivitas, sehingga
data itu untuk keperluan pengecekan dengan hasil penelitian yang disepakati
atau sebagai pembanding terhadap maka hasil penelitian tidak lagi subjektif,
data itu (Moleong, 2012: 330). Triangulasi tetapi sudah objektif.
yang dipakai dalam penelitian ini adalah IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
triangulasi sumber yang membandingkan Pembahasan
dan mengecek balik derajat Universitas Airlangga merupakan
kepercayaan suatu informasi yang salah satu universitas ternama yang ada
diperoleh melalui waktu dan alat yang di kota Surabaya. Dimana kebanyakan
berbeda dalam metode kualitatif (Patton mahasiswa nya berasal dari kota
dalam Moleong , 2012 : 331 metropolitan yang satu ini. Universitas
2. Keteralihan (Transferability) Airlangga awalnya berdiri pada tahun
Nilai transfer berkenaan dengan 1928 dibawah naungan Belanda. Namun ,
pernyataan, sehingga hasil penelitian diresmikan pada tahun 1954. Kampus ini
dapat diterapkan atau digunakan dalam memiliki visi misi yang cukup unik dengan

326
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

membentuk mahasiswa dengan karakter mahasiswa co ass Fakultas Kedokteran


excellent with morality. Gigi yang menghabiskan banyak
Dengan memakai beberapa waktunya untuk mengurus pasien-
informan terpilih atas dasar latar belakang pasiennya. RA jarang sekali hang out
dan kebiasaan yang berbeda-beda. karena ketika weekend, ia akan
Informan pertama adalah LI dimana ia menemani ibunya. Kemudian proses
baru saja mengalami kebangkrutan atas triangulasi dilakukan pada orang terdekat
usaha kedua orang tuanya dan LI harus dari para informan , seperti ibunya ,
banting tulang untuk membiayai keempat adiknya dan sahabatnya. Dari latar
adiknya. LI adalah mahasiswa akhir belakang dan kegiatan yang berbeda-
jurusan Ekonomi Islam. LI bekerja menjadi beda , maka tentunya mereka memiliki
pekerja part time di Texas Chicken konsumsi akan produk fashion yang
Surabaya dan merangkap menjadi supir berbeda pula. Sehingga , hal itu perlu
Grab Bike. Informan kedua adalah SA , SA diteliti lebih lanjut.
adalah mahasiswa semester tiga di Pola Perilaku Konsumsi Terhadap Produk
jurusan Sistem Informasi. SA memiliki latar Fashion Perspektif Monzer Kahf
belakang perekonomian yang Monzer Kahf memiliki empat prinsip
berkecukupan lantaran kedua orang tua dalam melakukan konsumsi diantaranya
nya memenuhi kebutuhan bulanannya. adalah
SA aktif di berbagai organisasi sebagai 1. Rasionalisme Konsumsi Islam
kegiatan sehari-hari. Informan ketiga Rasionalisme konsumsi islam
adalah RN , mahasiswa aktif semester lima merupakan suatu prinsip yang
jurusan Ekonomi Islam. RN adalah menekankan pada konsistensi konsumsi
perantau dari Sidoarjo yang harus kos di berdasarkan moral islam memakai akal
daerah Gubeng Kertajaya. Penggemar sehat yang diberikan oleh Allah kepada
skincare yang satu ini selalu meluangkan setiap individu.
waktunya untuk hang out bersama Prinsip ini juga mencakup tiga hal
teman-temannya. Informan keempat yaitu konsep keberhasilan , skala waktu ,
adalah CN , mahasiswa akhir di Fakultas dan konsep harta. Semua informan sudah
Psikologi yang merupakan aktivis muslim. menerapkan ketiga cakupan tersebut
CN merupakan aktivis di SKI dan BLM , dimana konsep keberhasilan informan
serta menjadi volunteer di sebuah terlihat saat informan mengutamakan
yayasan sosial. CN sudah mampu kehalalan suatu produk dan yang sesuai
memenuhi kebutuhannya termasuk syariah. Skala waktu ditunjukkan saat
membayar UKT sendiri sejak semester tiga. informan lebih mengutamakan ibadah
Dan memiliki tabungan jangka panjang daripada belanja produk fashion. Konsep
untuk sekolah pasca sarjana nya tahun harta ditunjukkan bahwa semua informan
depan. Informan lima adalah RA ,

327
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

percaya apabila semua harta yang mengandung MABGHRIB , dll. Karena ,


dimiliki hanya titipan dari Allah. apabila kita mendapatkan dengan cara
2. Keseimbangan Konsumsi yang tidak halal , sehalal apapun barang
Dalam perekonomian , diperlukan yang kita konsumsi akan menjadi haram.
adanya keseimbangan konsumsi antara Semua informan tidak pernah
dunia dan akhirat. Hal ini dapat dilakukan mendapatkan sumber dana dengan cara
dengan melakukan alokasi kebajikan , halal. Mereka juga senantiasa
tabungan dan investasi , dan konsumsi. menghindari israf dan tabzir.
Semua informan selalu mengalokasikan V. SIMPULAN DAN SARAN
pendapatannya untuk tetap infaq , Simpulan
sedekah , dan menabung. Namun , ada Berdasarkan hasil penelitian yang
sebagian kecil informan yang belum dilakukan sehingga dapat disimpulkan
memiliki investasi. Informan juga bahwa :
mengkonsumsi produk fashion sesuai 1. Prinsip rasionalisme konsumsi islam
kebutuhan saja. mampu menjadi tumpuan dari prinsip-
3. Konsep Islam Tentang Barang prinsip lainnya. Mengkonsumsi produk
Dalam konsep islam , barang fashion yang berlabel halal dan sesuai
adalah bahan-bahan konsumsi yang dengan syariah masih menjadi prioritas.
berguna dan baik manfaatnya. Allah Tak lupa untuk mengingat ibadah sholat
merupakan pemberi nikmat dan pemasok walaupun sedang berada di dalam Mall ,
semua kebutuhan untuk umatnya. Barang hal ini menunjukkan bahwa masih
yang baik dalam islam adalah yang mengingat Allah di segala sisi. Serta
menunjukkan kebaikan dan tidak najis. mempercayai bahwa segala sesuatu
Serta pemanfaatannya dipakai dengan yang kita miliki hanya titipan dari Allah.
benar. 2. Prinsip keseimbangan konsumsi juga
Semua informan menganggap terlaksana dengan baik. Menyisihkan
trendsetter bukanlah hal utama yang sebagian harta kita untuk hal-hal berguna
membuat mereka memutuskan untuk harus dilakukan. Seperti infaq , sedekah ,
mengkonsumsi produk fashion. Produk menabung dan berinvestasi
fashion hanyalah penunjang penampilan 3. Prinsip konsep islam tentang barang
belaka , bukan sebagai hal utama dalam terutama pemaknaan individu terhadap
berkonsumsi. produk fashion masih sesuai dengan
4. Etika Konsumsi Islam kajian teori Monzer Kahf , trendsetter
Islam mengajarkan bahwa dalam bukanlah hal utama yang mempengaruhi
memperoleh rejeki harus dengan cara individu untuk mengkonsumsi produk
yang halal. Islam menganjurkan untuk fashion. Senantiasa mengkonsumsi hanya
menghindari perolehan rejeki secara sesuai kebutuhan , agar terhindar pula
haram yaitu mencuri , berjudi , dari riya.

328
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Prinsip etika konsumsi islam juga masih Walter Nicholson, Microeconomic Theory;
sesuai dengan nilai-nilai islam. Basic, Principles and Extensions
Memperoleh rejeki dengan cara yang (Ohio: Thomson Corporation, 2005),
halal , mengindari tabzir dan israf juga 69-70.
masih dilakukan. Suparmoko, Pengantar Ekonomika Mikro
Saran .Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
1. Bagi informan , dengan adanya 1998
penelitian ini diharap mampu menjadi Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen
evaluasi dan control diri dalam Konsep dan Implikasi untuk Strategi
mengkonsumsi produk fashion. dan Penelitian Pemasaran .
Diharapkan agar informan tidak terjebak Jakarta: Kencana. 2005
ke arus globalisasi karena produk-produk M. Nur Rianto al-Arif dan Euis Amalia, Teori
fashion branded sedang marak-maraknya Mikroekonomi; Suatu
masuk ke kota ini. Perbandingan Ekonomi Islam dan
2. Bagi peneliti selanjutnya , diharapkan Ekonomi Konvensional . Jakarta:
penelitian ini bisa menjadi pedoman dan Kencana. 2010
acuan yang bermanfaat ke depannya. Suprayitno, Eko. Ekonomi Mikro Prespektif
Diharapkan ada penelitian lebih lanjut Islam. Malang : Sukses Offset. 2008
mengenai konsumsi generasi millennial Sudarsono, Heri. Konsep Ekonomi Islam.
terhadap produk fashion di kota lain , Yogyakarta : Ekonisia. 2007
kampus lain atau berdasarkan latar Muhammad Nejatullah Siddiqi, The Economic
belakang yang lebih beragam. Enterprise, diterjemah oleh Anas Sidik,
DAFTAR PUSTAKA Kegiatan Ekonomi dalam Islam (Cet. ke-
Al Arif, M. Nur Rianto & Amalia, Euis. 2010. 2; Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 95.
Teori Mikroekonomi: Suatu Yusuf Qardhawi, Dawr al-Qiyam wa al-Akhlāq fī al-
Perbandingan Ekonomi Islam dan Iqtiṣad al-Islāmī, diterjemah oleh Zainal
Ekonomi Konvensional. Jakarta: Arifin dan Dahlia Husim, Norma dan Etika
Kencana. Ekonomi Islam, (Cet. ke-4; Jakarta: Gema
Rahardja, P & Manurung, M. 2008. Teori Insani Press, 1422 H./2001 M.), h. 352.
Ekonomi Makro. Edisi 4. Jakarta: Boudrillard, Jean L. 2011. Masyarakat
Fakultas Ekonomi Universitas Konsumsi, terjemahan Wahyunto.
Indonesia. Bantul: Kreasi Wacana.
Dagun, Save M. (1992). Pengantar Filsafat Jauhar ,Ahmad Al-Mursi Husain. Maqashid
Ekonomi. Jakarta: Rineka Cipta. Syariah, Jakarta:Amzah,2010.
Engel, James F. dkk. Perilaku Konsumen. Ahmad Qorib, Ushul Fikih 2, (Jakarta: PT.
(Edisi keenam Jilid 1). (Penerjemah: Nimas Multima, 1997), Cet, II), hlm.
F.X Budiyanto). Jakarta: Binapura 170.
Aksara.

329
Corinna, et al/ Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 6 No. 2 Februari 2019: 319-330; POLA
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL TERHADAP PRODUK FASHION PERSPEKTIF MONZER KAHF : STUDI
KASUS MAHASISWI UNIVERSITAS AIRLANGGA

M.Umer Chapra. Masa Depan Ilmu Harsono. 2008. Model-Model Pengelolaan


Ekonomi Sebuah Tinjauan Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Islam.(Tazkia Cendekia. 2001), Hlm Pustaka Pelajar.
102. Sutama. 2010. Metode Penelitian
Karim , Adiwarman Azwar. Ekonomi Mikro Pendidikan. Cetakan pertama.
Islam. Jakarta : IITI . 2004. Surakarta: Fairuz Media.
Kahf , Monzer. Ekonomi Islam : Telaah Yin, Robert K, 2008, Studi Kasus (Desain
Analitik Terhadap Fungsi dan Dan Metode), (Case Study
Sistem Ekonomi Islam. Terjemahan Research Design and Methods”)
Machnul Husein. Yogyakarta : diterjemahkan oleh Drs. M. Djauzi
Pustaka Pelajar. 1995. Mudzakir, MA, PT.Raja Grafindo
Siddiqi, Muhammad Nejatullah. Kegiatan Persada,Jakarta
Ekonomi Dalam Islam. Terj. Anas
Sidik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
2004.
Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Ekonomi
Mikro. Jakarta : Raja grafindo
Persada. 2002
Khan, Muhammad Fahim. Essays In Islamic
Economics. United Kingdom : The
Islamic Foundation. 1995.
Moleong, Lexy.J. Metode Penelitian
Kualitatif, (edisi : revisi). Bandung :
PT Remaja Rosda Karya. 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV
Alfabeta. 2010
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.
Miles, MattHew B.Miles dan A. Michael
Huberman. 2007. Analisis Data
Kualitatif Buku Sumber tentang
Metode-Metode Baru. Terjemahan
Tjetjep Rohendi Rohisi. Jakarta:
Universitas Indonesia.

330

View publication stats

You might also like