98 1 341 1 10 20180109 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.

5 November 2017, Hal 255-269

ANALISIS RISIKO PAPARAN SO2 TERHADAP RISIKO NON


KARSINOGENIK PADA PEKERJA PENYAPU JALAN DI
KOTA SAMARINDA

Iwan M. Ramdan1, Robiatul Adawiyah2, Ade Rahmat Firdaus3


1,2,3 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman

Email : i_oneramdan@yahoo.co.id

ABSTRACT

The high density of activity and human population in urban areas has
caused urban air pollutants to be higher than in other areas. Urban air
pollution can be sourced from motor vehicles and fossil-fueled industries
that produce NO2, SO2, SO3, Ozone, CO, HC, and dust particles. Road
sweepers are exposed to various air pollutants every day so that high risk
of carcinogenic and non carcinogenic health effects, especially respiratory
disorders.
This study aims to determine the health risks caused by exposure to
SO2 on road sweepers in Samarinda City. Descriptive research with
Environmental Health Risk Analysis method (EHRA) has been done to 74
respondents. SO2 sampling is done at the intersection of Jembatan Dua,
intersection of Air Putih, and intersection of Darussalam Mosques
Samarinda city. Measurement of SO2 concentration by spectrofotometer
and health risk by questionnaire. Data analysis using EHRA method.
The results showed exposure intake <RfC SO2 (0.0125 mg / kg /
day) with SO2 concentration of 0.0043 mg / m3 and RQ value ≤ 1. No non-
carcinogenic health risks existed based on duration of realtime and lifetime
exposure. Preventive measures include health promotion, specific
prevention, early detection and treatment to prevent and resolve
respiratory problems.

Keywords : Health risk, SO2, Street sweeper.

ABSTRAK

Tingginya aktivitas dan kepadatan populasi manusia di perkotaan


telah menyebabkan polutan udara perkotaan lebih tinggi dibandingkan
daerah lainnya. Polusi udara perkotaan dapat bersumber dari kendaraan
bermotor dan industri berbahan bakar fosil yang menghasilkan NO2, SO2,
SO3, Ozon, CO, HC, dan partikel debu. Pekerja penyapu jalan terpapar
berbagai polutan udara setiap hari sehingga berisiko tinggi terkena
dampak kesehatan karsinogenik maupun non karsinogenik terutama
gangguan pernafasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko kesehatan akibat
paparan SO2 pada pekerja penyapu jalan di Kota Samarinda. Penelitian

255
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

deskriptif dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)


telah dilakukan terhadap 74 orang responden. Pengambilan sampel SO 2
dilakukan di simpang empat Jembatan Dua, simpang empat Air Putih, dan
simpang empat Masjid Darussalam Kota Samarinda. Pengukuran
konsentrasi SO2 dengan metode spectrofotometer dan risiko kesehatan
menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan metode ARKL.
Hasil penelitian menunjukkan intake paparan < RfC SO2 (0,0125
mg/kg/hari) dengan konsentrasi SO2 sebesar 0,0043 mg/m3 dan nilai RQ 
1. Belum ditemukan adanya risiko kesehatan nonkarsinogenik
berdasarkan durasi pajanan realtime dan lifetime. Diperlukan upaya
pencegahan berupa peningkatan kesehatan, pencegahan spesifik, deteksi
dan pengobatan dini untuk mencegah dan mengatasi gangguan
pernapasan.

Kata Kunci : Risiko kesehatan, SO2, Penyapu Jalan.

Pendahuluan kanker paru-paru (14%). Angka


Tingginya aktivitas dan terbesar kematian akibat polusi
kepadatan populasi manusia di udara terjadi di daerah pasifik
perkotaan telah menyebabkan barat dan asia timur serta
polutan udara di perkotaan selatan, 88% diantaranya terjadi
berada pada tingkat yang lebih di negara berpenghasilan rendah
tinggi dibandingkan dengan dan menengah (WHO, 2016).
daerah yang kurang berkembang Konsekuensi polusi udara
dan lingkungan alami (Ling et al, terhadap kesehatan masyarakat
2010). Organisasi Kesehatan tidak hanya berdampak terhadap
Dunia menyatakan polusi udara penyakit dan kematian, namun
perkotaan sebagai masalah juga menyebabkan kehilangan
kesehatan masyarakat yang kritis produktivitas dan kehilangan
dan merupakan faktor risiko kesempatan pengembangan
lingkungan terbesar terhadap pendidikan dan perkembangan
kesehatan. Pada tahun 2012, di manusia lainnya (UN, 2001).
seluruh dunia polusi udara Polutan seperti sulphur
ambient diestimasi telah banyak dioksida, karbon monoksida,
menyebabkan kematian. partikulat, volatil hidrokarbon,
Beberapa penyakit yang oksidan fotokimia dan timbal
berhubungan dengan polusi telah disepakati sebagai
udara ini antara lain penyakit ancaman terbesar bagi
jantung iskemik dan stroke kesehatan manusia
(72%), penyakit paru obstruktif (Cunnningham et al, 2005).
menahun dan infeksi saluran Berbagai polutan ini memiliki
pernafasan akut (14%) serta kemampuan untuk mengancam

256
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

kesehatan dan lingkungan kerusakan jaringan paru-paru


manusia serta dapat yang dikenal dengan
menyebabkan kerusakan properti emphysema. Beberapa penelitian
yang signifikan. Studi lainnya telah menunjukkan
epidemiologi dan laboratorium hubungan efek jangka pendek
menunjukkan polutan udara dan jangka panjang dari paparan
ambien (seperti, PM, O3, SO2 dan polutan udara SO2 dan NO2
NO2) berkontribusi terhadap dengan kesehatan manusia
berbagai masalah pernapasan seperti penyakit paru obstruktif
seperti bronkitis, emfisema dan menahun, penyakit
asma (Ling et al, 2012). Polutan kardiovaskular, dan gangguan
udara yang dapat mengakibatkan pernafasan lainnnya (Barnet
gangguan pada saluran 2007).
pernafasan adalah gas NO2, SO2, Penyebab terjadinya
formaldehid, ozon, dan partikel pencemaran lingkungan di
debu. Polutan tersebut bersifat atmosfer biasanya berasal dari
iritan terhadap saluran sumber kendaraan bermotor dan
pernafasan dan dapat atau industri. Bahan pencemar
mengakibatkan gangguan fungsi yang dikeluarkan antara lain
paru. Gas SO2 dapat adalah gas NO2, SO2, SO3, ozon,
menimbulkan efek iritasi pada CO, HC, dan partikel debu. Gas
saluran pernafasan bagian atas NO2, SO2, CO, HC dapat
karena mudah larut dalam air dihasilkan oleh proses
yang mengakibatkan produksi pembakaran dari mesin yang
lendir meningkat sehingga terjadi menggunakan bahan bakar fosil
penyempitan pada saluran (Mukono, 2008). Pembakaran
pernafasan (Achmadi, 2013). bensin dalam kendaraan
Menurut Rahila dan Siddiqu bermotor sebagian besar menjadi
(2014) paparan SO2 dapat penyebab polusi udara.
menyebabkan gangguan sistem Pembakaran bensin yang tidak
pernafasan dan iritasi mata. sempurna akan menghasilkan
Sedangkan Geravandi (2015) banyak bahan yang tidak
menyatakan bahwa di negara diinginkan dan meningkatkan
berkembang, salah satu sumber pencemaran (Sastrawijaya, 2009)
polusi udara yang umum adalah Di Indonesia, Kementerian
kendaraan bermotor dan industri. Lingkungan Hidup (2014)
Paparan jangka panjang SO2 menyimpulkan sektor transportasi
menyebabkan respons inflamasi merupakan sumber pencemar
paru-paru yang menyebabkan udara dan gas rumah kaca (GRK)
penyempitan saluran napas dan yang penting diperkotaan.

257
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

Sementara itu di Samarinda, (pada jalan umum) dan pukul


Badan Lingkungan Hidup Daerah 12.00–18.00 WITA (pada jalan
tahun 2015 menunjukkan protokol). Pada jam-jam inilah
simpang empat “Jembatan Dua” volume kendaraan sedang padat
memiliki parameter udara ambien sehingga risiko gangguan
gas SO2 paling tinggi pada kesehatan akibat paparan SO2
dibanding dengan lokasi lainnya, menjadi meningkat.
walaupun masih dibawah baku Analisis risiko adalah suatu
mutu kualitas udara ambien proses ilmiah yang digunakan
berdasarkan PP No. 41 Tahun untuk memperkirakan
1999 yaitu sebesar 442,63 kemungkinan dampak negatif dari
g/Nm3. Angka ini menunjukkan kesehatan karena pajanan bahan
bahwa daerah simpang empat kimia berbahaya. Analisis ini
jembatan dua masih aman untuk terdiri dari 3 komponen yaitu
pencemaran udara namun sifat penilaian risiko (risk assesment),
iritan dan korosif gas SO2 ini yang manajemen risiko (risk
apabila terus-menerus terhirup management) serta komunikasi
akan menimbulkan keluhan risiko (risk communication).
kesehatan pada pengguna jalan. Penilaian risiko terdapat empat
Sesuai dengan hasil penelitian tahapan yang harus dipenuhi
Meng dan Zhang (2002) bahwa untuk mengetahui besarnya risiko
besaran konsentrasi SO2 yang yaitu identifikasi bahaya,
berada di bawah nilai baku mutu penentuan dose response,
udara ambien bukan berarti bisa exposure assesment, risk
dinyatakan aman dari risiko characterization (enHEALTH,
kesehatan, paparan jangka 2012 dan Yuantari dkk, 2015).
panjang SO2 level rendah dapat Penelitian ini bertujuan untuk
menginduksi kerusakan cytogenik menganalisis risiko paparan dari
in vivo pada manusia. SO2 pada pekerja penyapu jalan
Salah satu kelompok yang menjadi salah satu risiko
pekerja yang berisiko tinggi dalam pekerjaan setiap hari.
terpapar polutan pencemar udara Penilaian risiko dimaksudkan
SO2 adalah pekerja penyapu untuk menentukan besarnya
jalan yang bekerja setiap hari suatu risiko kesehatan akibat
selama 5-6 jam. Kelompok paparan SO2 terhadap kesehatan
pekerja ini bekerja pada mulai pekerja penyapu jalan.
pukul 05.00–10.00 WITA (pada
jalan umum), pukul 05.00–11.00 Metode
WITA (pada jalan protokol), siang Studi cross sectional
hari pukul 13.00–18.00 WITA dengan pendekatan analisis

258
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

risiko kesehatan lingkungan dengan pemodelan karakterisasi


(ARKL) telah dilakukan pada risiko dilakukan berdasarkan
bulan Maret sampai Juni 2016 model Louvar & Louvar (dalam
terhadap 74 pekerja penyapu Handoyo dan Wisproyono, 2016)
jalan yang bekerja pada 14 ruas dengan cara menghitung tingkat
jalan di Kota Samarinda yang risiko yang dinyatakan dengan
bermuara di simpang empat Risk Quotient.
jembatan dua, simpang empat air Perhitungan intake menggunakan
putih, dan simpang empat Masjid formulasi :
Darussalam. Lokasi tersebut
dipilih karena memiliki
konsentrasi SO2 tertinggi masing-
masing 442,63 g/Nm3, 419,46
g/Nm3 dan 403,76 g/Nm3
dibanding lokasi pengukuran
Keterangan :
lainnya. Variabel yang diukur
I = asupan (mg/kg/hari
pada penelitian terdiri dari
C = konsentrasi toksikan
konsentrasi SO2 yang diperoleh
udara (mg/m3)
melalui pengukuran udara
R = laju inhalasi (m3/jam)
ambien dengan metode
tE = lama pajanan, jam/hari

spectrofotometer, intake non
fE = frekuensi pajanan,
karsinogenik dan risiko non
hari/tahun
karsinogenik.
Dt = durasi pajanan, tahun

Besar risiko SO2 (RQ)
dihitung melalui data konsentrasi Wb = berat badan (kg)

SO2, jumlah asupan (I) dan nilai tavg = perioda waktu rata-rata
RfC serta CSF. Perhitungan

259
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Karakteristik responden penelitian


Karakteristik Frekuensi %
Umur 20-25 3 4,05
(tahun) 26-30 7 9,46
31-35 13 17,57
36-40 13 17,57
41-45 9 12,16
46-50 23 31,08
51-55 5 6,76
56-60 1 1,35
Jenis Laki-laki 24 32,43
kelamin Perempuan 50 67,57
Berat 39 - 43 4 5,40
badan (Kg) 44 - 48 7 9,46
49 - 53 15 20,27
54 – 58 13 17,57
59 – 63 20 27,03
64 – 68 7 9,46
69 – 73 8 10,81
Status Tidak merokok 58 78,4
merokok Merokok 16 21,6
Keluhan Tidak ada
28 37,8
saluran Keluhan
pernafasan Batuk ringan 23 31,1
Batuk kering 8 10,8
Batuk berdahak 5 6,8
Sesak napas 10 13,5
Sumber : Data primer terolah, 2016

Karakteristik umur keluhan pernapasan yang


responden paling banyak berada diakibatkan oleh paparan polutan
pada rentang 46-50 tahun. Usia diudara di tempat kerja.
ini rentan terkena risiko paparan Walaupun konsentrasi
SO2 karena pada usia ini telah paparannya masih dibawah baku
terjadi penurunan fungsi tubuh mutu namun frekuensi paparan
termasuk paru-paru. Seperti yang secara terus-menerus akan
dikemukakan Guyton (2011) meningkatkan risiko gangguan
bahwa semakin bertambah umur pernafasan.
fungsi metabolisme tubuh Jenis kelamin responden
semakin menurun sehingga dalam penelitian ini sebagian
mempengaruhi kinerja otot-otot besar adalah perempuan
manusia termasuk otot-otot (67,57%). Kondisi ini dapat
pernapasan. Hal tersebut akan mempengaruhi efek paparan
mengakibatkan timbulnya SO2 terhadap penyapu jalan.

260
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

Jenis kelamin berhubungan sebanyak 16 orang. Kondisi ini


dengan gangguan kesehatan akan memperberat risiko
akibat paparan berbagai polutan terjadinya penyakit paru obstruktif
diudara, sesuai dengan hasil menahun. Sesuai dengan hasil
penelitian Ioamo (2013) yang penelitian Nieminen et al (2013)
menyimpulkan jenis kelamin yang menyimpulkan peningkatan
berhubungan dengan gangguan kadar SO2 diudara pada
pernafasan akibat paparan pertambangan dan pengolahan
berbagai polutan pencemar udara Nikel berhubungan dengan
seperti NO2, SO2, benzena, gangguan pernafasan, serta
toluene, ethylbenzena dan o/m/p- diperparah dengan kebiasan
xylene. Organ pernafasan wanita merokok pekerjanya. Dalam
lebih sensitif jika terpapar polutan penelitian ini nilai konsentrasi
udara, deposit partikulat SO2 ambient yang diperoleh dari
pencemar lebih banyak hasil pengukuran menunjukan
ditemukan pada organ hasil paling tinggi yaitu sebesar
pernafasan wanita dibanding 0,005 mg/m3. Angka ini masih
wanita hal ini berhubungan berada di bawah nilai baku mutu
dengan fisiologi pernafasan dan udara ambien menurut PP RI No.
organ endokrin (terutama sex 41 Tahun 1999 yaitu sebesar 900
hormones) wanita. mg/Nm3 atau 0,9 mg/m3. Nilai risk
Dalam penelitian ini berat agent ini akan berpengaruh pada
badan responden sebagian besar besaran intake yang dihasilkan
berada pada kisaran 59-63 pada perhitungan analisis
(27,03%). Berat badan diatas pemajanan. Nilai konsentrasi
normal dapat menambah dampak tertinggi didapatkan pada
kesehatan pernafasan akibat simpang empat Jembatan Dua
paparan polutan diudara. Sesuai sedangkan simpang empat Air
dengan hasil penelitian Dong et Putih dan simpang empat Masjid
al (2013) yang menyimpulkan Darussalam memiliki nilai
berat badan diatas normal konsentrasi yang sama. Nilai
menambah dampak kesehatan konsentrasi kimia di atmosfer ini
paparan polutan udara terhadap dapat dipengaruhi oleh faktor
pernafasan. lingkungan seperti suhu,
Responden penelitian yang kelembaban, dan kecepatan
berjenis kelamin laki-laki dan angin.
mempunyai kebiasaan merokok

261
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

Tabel 2. Karakteristik lokasi penelitian


Kecepatan
No. Lokasi Waktu Suhu Kelembaban
Angin
Simpang empat 08.40-09.40
1. Air Putih 32,7oC 70,6% 0,4-0,7 m/s
WITA
Simpang empat
Masjid 10.12-11.12 0,4-0,13
2. 33,5oC 65,6%
Darussalam WITA m/s
Simpang empat 11.45-12.45 0,4-0,21
3. Jembatan Dua 34oC 61,4%
WITA m/s
Sumber : Data primer terolah, 2016

Tabel 3. Analisis Univariat Pola Paparan SO2

Pola Satuan CoV (%)


No Min Max Mean Median
Paparan
1. Waktu Jam/ hari 2 6 4,3 4 20,23
2. Frekuensi Hari/ tahun 334 334 334 334 0
3. Durasi Tahun 2 26 5,6 3 83,10
Sumber : Data primer terolah, 2016

Waktu paparan sebagian kesehatan walaupun konsentrasi


besar terjadi selama ≤4 jam/hari, masih di bawah baku mutu.
frekuensi paparan sebagian Hasil pengukuran suhu
besar terjadi selama ≤334 lingkungan kerja menunjukan
hari/tahun dan durasi paparan suhu tertinggi terjadi di simpang
sebagai besar terjadi selama ≤3 empat Jembatan Dua yaitu
tahun. Salah satu faktor yang sebesar 340C. Kelembaban
dapat mempengaruhi tingkat terbesar terjadi di Simpang
keparahan kontaminan kimia di Empat Air Putih yaitu sebesar
udara jika terhirup oleh manusia 70,6% dan kecepatan angin
adalah waktu dan lamanya hampir sama yaitu 0,4-0,21 m/s.
pajanan selain pengaruh sumber Suhu udara yang tinggi
dan komponen kontaminan serta menyebabkan udara makin
musim (Jiang et al, 2016). Dari renggang sehingga konsentrasi
distribusi pola paparan diketahui pencemar menjadi rendah.
pekerja penyapu jalan bekerja Sebaliknya pada suhu yang
hampir setiap hari, artinya dingin menyebabkan udara makin
mereka terpapar SO2 hampir padat sehingga konsentrasi
setiap hari atau secara terus- pencemar di udara makin tinggi.
menerus. Hal ini akan Kelembaban yang tinggi
memperparah tingkat risiko membuat kadar uap air di udara
dapat bereaksi dengan pencemar

262
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

udara terutama gas pencemar dipermukaan bumi tidak terdapat


yang memiliki kelarutan tinggi pertukaran udara sama sekali
pada air (Mukono, 2008). Udara (Chandra, 2007). Konsentrasi
dingin akan terperangkap dan polutan diudara akan berkurang
tidak dapat keluar dari kawasan jika angin berkecepatan tinggi
tersebut dan cenderung menahan dan membagi kecepatan tersebut
polutan tetap berada di lapisan secara vertikal dan mendalam,
permukaan bumi sehingga kecepatan dan arah angin akan
konsentrasi polutan di kawasan mempengaruhi penyebaran
tersebut semakin lama semakin pencemar di udara (Sastrawijaya,
tinggi. Dalam keadaan tersebut, 2009).

Tabel 4. Analisis univariat konsentrasi SO2 ambient berdasarkan lokasi


penelitian

Lokasi pengukuran SO2 Min Max Mean Median SD CoV

Simpang Empat Air 0,004


Putih mg/m3
Simpang Empat 0,004
0,004 0,005 0,004 0,004 0,000577 13,36%
Masjid Raya mg/m3
Simpang Empat 0,005
Jembatan Dua mg/m3
Ket : Baku Mutu Udara Ambien Nasional berdasarkan PP RI No. 41 Tahun 1999 adalah 0,9
mg/m3.

Tabel 5. Hasil Analisis Univariat Nilai Intake Paparan dan Nilai RQ


(Realtime dan Lifetime)
Intake
No. Paparan Min Max Mean Median
SO2
Realtime 0,000009 0,000189 0,000046 0,000032
Intake paparan
Lifetime 0,000145 0,000569 0,000298 0,000294
Risk quotient RQ Realtime 0,0007 0,0151 0,0036 0,0025
non
RQ Lifetime 0,0116 0,0455 0,0238 0,0235
karsiongenik
Sumber : Data Primer terolah 2016

263
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

Tabel 6. Distribusi Nilai Risk Quotient (RQ) paparan SO2 selama realtime
dan lifetime
No. Variabel RQ Frekuensi Persentase
RQ  1 74 100%
1. RQ Realtime
RQ > 1 0 0%
RQ  1 74 100%
2. RQ Lifetime
RQ > 1 0 0%

Hasil perhitungan nilai 0,0007, terbesar 0,015 dengan


intake nonkarsinogenik paparan rata-rata sebesar 0,0036. Dengan
realtime dan lifetime menunjukan membandingkan intake dengan
paparan SO2 belum melebihi nilai nilai dosis referensi yang
RfC (Reference of Concentration diperbolehkan dapat disimpulkan
atau Dosis Respon). RfC bahwa tidak terdapat responden
merupakan estimasi dosis yang berisiko terhadap paparan
paparan harian yang diperkirakan SO2 karena dosis paparan masih
tidak menimbulkan efek berada dibawah nilai referensi.
merugikan kesehatan meskipun Hal ini merujuk pada pendapat
paparan berlanjut sepanjang Nukman dkk (2005) bahwa RfC
hayat. Hasil perhitungan tersebut untuk SO2 adalah 0,0125
dapat menunjukkan bahwa durasi mg/kg/hari. Sedangkan hasil
paparan sangat berpengaruh perhitungan RQ nonkarsinogenik
terhadap nilai intake, semakin realtime dan lifetime dapat dilihat
lama responden bekerja maka bahwa keseluruhan responden
nilai intake akan semakin besar memiliki nilai RQ nonkarsinogenik
dan risiko untuk mendapatkan paparan SO2  1 yang artinya
efeknya pun semakin tinggi pula. masih berada dalam batas
Pengaruh durasi juga menjadi aman. Dapat disimpulkan bahwa
salah satu faktor yang untuk saat ini belum terlihat efek
berpengaruh terhadap nilai intake kesehatan nonkarsinogenik yang
paparan. Sementara faktor lain merugikan akibat paparan SO2.
yang berpengaruh terhadap Pengaruh utama SO2
intake adalah berat badan terhadap manusia adalah
penyapu jalan, semakin besar terjadinya iritasi sistem
berat badan maka semakin kecil pernapasan. Iritasi tenggorokan
nilai intake. terjadi pada konsentrasi 5 ppm
Hasil perhitungan tingkat atau lebih, bahkan pada
risiko (Risk Quotient) paparan beberapa individu yang sensitif
SO2 menunjukan nilai terendah iritasi terjadi pada konsentrasi 1-2

264
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

ppm. SO2 berbahaya bagi dengan peningkatan angka


kesehatan terutama terhadap kematian sebanyak 1,25%; dan
orangtua dan penderita penyakit penelitian Norhayani et al (2015)
pada saluran pernapasan dan yang menyimpulkan hasil
kardiovaskuler, meskipun dengan pengukuran kadar PM10, NO2,
konsentrasi yang rendah (0,02 SO2 dan VOCs pada anak
ppm). Konsentrasi risk agent sekolah yang bermukim didaerah
adalah yang paling menentukan industri Pertochemical lebih tinggi
RQ. Dari hasil penelitian dibanding lingkungan sekolah
menunjukkan bahwa nilai dan meningkatkan risiko
konsentrasi yang masih dibawah gangguan fungsi pernafasan dan
baku mutu udara ambien dari penyakit pernafasan pada anak
penelitian ini yang membuat nilai sekolah di Kemaman Terengganu
RQ pada pekerja penyapu jalan Malaysia; serta penelitian Lu et
masih dalam kategori aman al, (2015) dan Lilieveld, (2015)
(RQ1) (Nukman, 2005). yang menyimpulkan polusi udara
Hasil penelitian ini dapat di kota-kota besar di China
melengkapi beberapa hasil seperti di Beijing, Shanghai,
penelitian di negara lain terkait Ghuangzhou dan Xian telah
polusi udara dan dampaknya menjadi masalah kesehatan
terhadap kesehatan manusia, utama yang menjadi perhatian
seperti penelitian Nwachukwu et dunia dan berkontribusi terhadap
al (2012) yang menyimpulkan 1,3 juta kematian dini di China
hasil pengukuran kadar timbal, pada tahun 2010, Kota Beijing
partikulat, Nitrogen oksida, SO2, dnytakanan “uninhabitable for
dan VOCs di River State Nigeria human beings”.
telah melewati standar kualitas
udara yang ditetapkan WHO, Simpulan
dan terbukti telah berdampak Dari hasil penelitian, disimpulkan
langsung terhadap kesehatan besar risiko kesehatan pajanan
penduduknya; penelitian SO2 pada pekerja penyapu jalan
Chuersuwan (2008) dan Wong et di Kota Samarinda pada paparan
al (2008) yang menyimpulkan realtime dan lifetime belum
hasil pengukuran polutan udara menunjukkan adanya risiko
(Particulate metter10) dalam 10 kesehatan non karsinogenik
tahun terakhir di Thailand (RQ<1) yang melampaui nilai
menunjukkan nilai yang telah standar referensi (ECR) sehingga
melewati baku mutu lingkungan belum diperlukan manajemen
yang ditetapkan oleh pemerintah risiko sebagai tindak lanjutnya.
Thailand dan berhubungan Manajemen risiko kesehatan

265
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

lingkungan pada prinsipnya harus kesehatan (health promotion),


dilakukan jika nilai RQ > 1, yakni pencegahan spesifik (specific
dengan cara menurunkan protection) dan deteksi &
konsentrasi risk agent dan pengobatan secara dini (early
mengurangi waktu, frekuensi detection and prompt treatment).
serta durasi paparan. Namun Pencegahan berupa peningkatan
demikian, data keluhan subjektif kesehatan dapat berupa
pernapasan hasil wawancara pemberian informasi kesehatan
menunjukkan sebanyak 46 orang oleh Klinik Dinas Kebersihan dan
mengalami keluhan berupa batuk Pertamanan Kota Samarinda
ringan, batuk kering, batuk berupa perilaku hidup bersih dan
berdahak, dan sesak napas. Hal sehat bagi pekerja penyapu jalan
ini bisa saja diakibatkan oleh risk terutama bagi pekerja yang
agent lain yang dosisnya lebih memiliki kebiasaan merokok
dominan di udara atau adanya setiap harinya untuk menyadari
efek kombinasi antara SO2 bahwa rokok dapat memperbesar
dengan risk agent lain yang risiko timbulnya penyakit paru
memiliki efek yang sama. Oleh akibat paparan polutan udara
sebab itu, untuk mengatasi tempat kerja. Selain itu, upaya
keluhan yang dirasakan oleh perbaikan gizi kerja perlu
pekerja penyapu ini jalan dapat diberikan sehingga dapat
dilakukan pencegahan berupa meningkatkan status kesehatan
pencegahan peningkatan pekerja penyapu jalan.

Daftar Pustaka Chandra, Budiman. 2007.


Achmadi, 2013. Dasar-dasar Pengantar Kesehatan
Penyakit Berbasis Lingkungan. Penerbit EGC:
Lingkungan. Rajawali Jakarta.
Press:Jakarta Cunningham, B., Cunningham,
Barnett, A.G., Williams, G.M., M. A., & Saigo, B. W. 2005.
Schwartz, J., Best, T.L., Environmental Science: A
Neller, A.H., Petroe- Global Concern (8th ed.).
schevsky, A.L,. The effects Boston : McGraw Hill.
of air pollution on Chuersuwan N, Nimrat S,
hospitalizations for Lekphet S, Kerdkumrai T.
cardiovascular disease in 2008. Levels and major
elderly people in Australian sources of PM2.5 and PM10
and New Zealand cities. in Bangkok Metropolitan
Environ Health Perspect. Region. Environ Int 34:671–
2007;114(7):1018–23. 677.

266
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

Dong, G.H., Qian, Z., Liu, M.M., udara-penting-bagi-kota-


Ren, W.H., Fu, Q., Wang, kota-di-indonesia/. Diakses
J., Simckes, M., Ferguson, tanggal 11 Juli 2017.
T.F., and Trevathan, E. Lelieveld, J., Evans, J.S., Fnais,
Obesity enhanced M., Giannadaki, D., Pozzer,
respiratory health effects of A. The contribution of
ambient air pollution in outdoor air pollution sources
Chinese children: the Seven to premature mortality on a
Northeastern Cities study. global scale. Nature 2015,
International Journal of 525, 367–371. 

Obesity 37, 94-100 (January Ling, O.H.L, Shaharuddin, A.,
2013) Kadaruddin, A., Yaakub, M.
| doi:10.1038/ijo.2012.125 J., & Ting, K. H. (2012).
enHEALTH. 2012. Environmental Urban Air Environmental
Health Risk Assesment. Health Indicators for Kuala
Guidelines for assesing Lumpur City. Sains
human health risk from Malaysia, 41(2), 179-191.
environmental hazards. Lü, J., Liang, L., Feng, Y., Li, R.,
Source : and Liu, Y. Air Pollution
http://www.eh.org.au/docum Exposure and Physical
ents/item/916. Diakses Activity in China: Current
tanggal 11 Juli 2017. Knowledge, Public Health
Hall, J. E., & Guyton, A. C. Implications, and Future
(2011). Guyton and Hall Research Needs. Int. J.
textbook of medical Environ. Res. Public Health
physiology. Philadelphia, 2015, 12, 14887-14897;
PA: Saunders Elsevier. doi:10.3390/ijerph12111488
Jiang, X.Q., Mei, X.D., and Feng, 7.
D. Air pollution and chronic Meng, Z., and Zhang, B.
airway diseases: what Induction effects of sulfur
should people know and dioxside inhalation on
do? J Thorac Dis. 2016 Jan; chromosomal aberrations in
8(1): E31–E40. mouse bone marrow cells.
Kementerian Lingkungan Hidup Mutagenesis Vol. 17 no. 3
RI. 2014. Inventarisasi Emisi pp. 215-217. 2002.
Pencemar Udara Penting Mukono. 2008. Pencemaran
Bagi Kota-kota di Indonesia. Udara dan Pengaruhnya
Source : Terhadap Gangguan
http://www.menlh.go.id/inve Saluran Pernapasan.
ntarisasi-emisi-pencemar-

267
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

Airlangga University Press: Nigeria. African Journal of


Surabaya Environmental Science and
Nieminen, P., Panychev, D., Technology Vol. 6(10), pp.
Lyalushkin, S., Komarov, G., 371-379, October 2012
Ninakov, A., Borisenko, M., Oiamo, T.H. and Luginaah, I.N.
Kinnula, V. L., and Toljamo, Extricating Sex and Gender
T. Environmental exposure in Air Pollution Research:
A
as an independent risk Community-Based Study on
factor of chronic bronchitis Cardinal Symptoms of
in northwest Russia. Int J Exposure. Int. J. Environ.
Circumpolar Health. 2013; Res. Public Health 2013, 10,
72: 3801-3817;
10.3402/ijch.v72i0.19742. doi:10.3390/ijerph10093801
Nukman, A., Rahman, A., Rahila, R., and Siddiqui, M.
Warouw, S., Setiadi, M.I., Riview on effects of
dan Akib, C.R. Analisis dan Particulates; Sulfur Dioxside
Manajemen Risiko and Nitrogen Dioxside on
Kesehatan Pencemar Human Health. International
Udara: Studi Kasus di Res J Environ Sci.
Sembilan Kota Besar Padat 2014;3(4):70-3
Transportasi. Jurnal Ekologi Sastrawijaya, T. 2009.
Kesehatan Vol. 4 No. 2 Pencemaran Lingkungan.
Agustus 2005. Jakarta : Rineka Cipta
Jamil, N. A., Jalaludin, J. United Nations (UN) –
Kamaruddin, A. S., Ibrahim, Department of Economic
M. H. Exposure to Air and Social Affairs,
Pollutants (PM10, NO2, SO2 Population Division. 2001.
and VOCs) on the Lung World Population Monitoring
Functions among School 2001 – Population,
Children Living nearby the environment and
Petrochemical Industry Area development. New York:
in Kemaman, Terengganu. UN.
Advances inEnvironmental World Health Organization.
Biology, 9(26) Special 2015, (2016). Ambient (outdoor)
Pages: 55-63 air quality and health.
Nwachukwu A. N., Chukwuocha Source :
E. O. and Igbudu O. A http://www.who.int/mediace
Survey on the effects of air ntre/factsheets/fs313/en/.
pollution on disease of the Diakses tanggal 11 Juli
people of River State, 2017.

268
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 5 November 2017, Hal 255-269

Wong CM, Vichit-Vadakan N, Environ Health Perspect


Kan H, Qian Z. 2008. Public 116:1195–1202.
health and air pollution in Yuantari, M.G.C., Widianarko, B.,
Asia (PAPA): a multicity Sunoko, H.R. Analisis Risiko
study of short-term effects of Pajanan Pestisida Terhadap
air pollution on mortality. Kesehatan Petani. KEMAS
10 (2) (2015) 239-245.

269

You might also like