Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.

id

Strategi Pengembangan Pantai Wediombo Kabupaten Gunungkidul


Citra Unik Mayasari
Akademi Pariwisata BSI Yogyakarta
Email : citra.cyu@bsi.ac.id

Abstract - Wediombo beach located in the village Jepitu Girisubo District of Gunung Kidul Regency.
Wediombo beach is one of the beaches are very promising, but until now the beach Wediombo not
managed properly. The study was conducted through qualitative research by collecting data through
interviews, observation, documentation, and secondary data sources in order to know how the
influence of internal and external environment as well as strategy development Wediombo Beach
Wediombo Beach The result of research the power of aspect originality, uniqueness, variatif, totally,
scarcity, wholesomeness. While the weak is from the human resources who don’t have tourism skill
yet, capital constraints, facifacilities and infrastructure are inadequate and promotion is not maximized.
The external factor to be the threat is competitor and environmental damage caused by lack of
awareness of the public and tourists. Regulation , investors , government support into an opportunity
in the development Wediombo Beach . Coastal development strategy Wediombo short-term plan :
improving the quality of human resources, cooperation with investors, the development of a tourist
attraction . Medium-term plan : improvement of infrastructure, promotion , human resource
development of tourism. Long-term plan : improved management, regulation, conservation.

Keywords : Development Strategy , natural tourism , beach

Abstraksi - Pantai Wediombo terletak di Desa Jepitu Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul.
Pantai Wediombo ini adalah salah satu pantai yang sangat berpotensi, namun hingga sekarang
Pantai Wediombo belum dikelola dengan baik. Penelitian dilakukan melalui penelitian kualitatif
dengan mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan sumber data sekunder
dengan tujuan mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan internal dan eksternal Pantai Wediombo
serta strategi pengembangan Pantai Wediombo. Hasil penelitian aspek internal kekuatan berasal dari
keaslian, keunikan, keanekaragaman, keutuhan, kemanfaat dan kelangkaan. Adapun faktor
kelemahan terjadi pada SDM yang belum sadar wisata, keterbatasan modal, sarana prasarana yang
belum memadahi, dan promosi yang belum maksimal. Faktor eksternal yang menjadi ancaman
meliputi adanya daya saing dalam wisata yang sejenis dan kerusakan lingkungan akibat kurang
kesadaran masyarakat atau wisatawan. Regulasi, investor, dukungan pemerintah menjadi sebuah
peluang dalam pengembangan Pantai Wediombo. Strategi pengembangan Pantai Wediombo rencana
jangka pendek: peningkatan kualitas SDM, kerjasama dengan investor, pengembangan daya tarik
wisata. Strategi jangka menengah: peningkatan sarana dan prasarana, promosi, peningkatan SDM
kepariwisataan. Strategi jangka panjang: peningkatan pengelolaan, regulasi, konservasi.

Kata kunci : Strategi Pengembangan, wisata alam, pantai

1.1. Pendahuluan tepatnya di Dukuh Jepitu, Desa Jepitu,


Pariwisata adalah salah satu dari Kecamatan Girusubo, Kabupaten
industri gaya baru, yang mampu menyediakan Gunungkidul. Selain masih alami dengan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal pemandangannya yang sangat indah, pantai
kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup ini belum popular di kalangan wisatawan
dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di domestik maupun mancanegara.
dalam negara penerima wisatawan (Wahab Pantai Wediombo ini adalah salah satu
2003). Berkembangnya pariwisata di suatu pantai yang sangat berpotensi, namun hingga
daerah akan mendatangkan banyak manfaat sekarang Pantai Wediombo belum dikelola
bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, dengan baik. Permasalahan yang ada di
sosial dan budaya. pantai wediombo meliputi infrastruktur yang
Kabupaten Gunungkidul mempunyai belum memadai, keterbatasan modal,
daya tarik wisata pantai unggulan, yaitu wisata kompetensi SDM, fasilitas yang belum
alam pantai sejumlah kurang lebih 46 pantai lengkap, regulasi yang belum jelas, tata kelola
yang terbentang sejauh 70 km di wilayah daya tarik wisata yang kurang, kurangnya
selatan Gunungkidul Salah satu pantai yang perhatian dari dinas pariwisata dan
menarik dan berpotensi adalah Pantai kebudayaan maupun pihak- pihak terkait, serta
Wediombo. Pantai Wediombo terletak di timur metode dan media pemasaran yang belum
pantai yang cukup tekenal yaitu Pantai Siung maksimal.
ISSN : 2087 – 0086 65
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

Apabila masalah yang terdapat di Pantai menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
Wediombo tidak diatasi dapat menyebabkan wisatawan.
kurangnya minat wisatawan untuk berkunjung. Unsur – unsur daya tarik wisata menurut
Dengan sedikitnya wisatawan yang berkunjung Syamsu (2001) dalam Wulandari (2012) :
akan memberikan dampak negatif yang cukup 1. Originality and natural beauty (keasliannya
besar terhadap perekonomian masyarakat dan keindahan alami)
maupun pemerintah. Dampak lain jika 2. Variatif
masyarakat sekitar tidak diberikan 3. Scarcity (kelangkaan/terbatas)
pemahaman tentang pengelolaan daya tarik 4. Uniqqueness (keunikan)
wisata yang baik dan benar akan membuat 5. Totally (keutuhan)
wisata pantai wediombo tertinggal dan 6. Wholesomeness (bermanfaat)
terancam kelestariannya. 2.1.3. Strategi Pengembangan
Berdasarkan latar belakang masalah Suatu strategi mempunyai dasar atau
diatas untuk mengembangkan Pantai skema untuk mencapai sasaran yang dituju.
Wediombo di Kabupaten Gunungkidul Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat
diperlukan sebuah strategi pengembangan untuk mencapai tujuan (Lusi 2012).
daya tarik wisata khususnya di pantai Pengembangan menurut pendapat (Siregar
wediombo. Untuk mengatasi hal tersebut 2012) adalah suatu usaha menuju ke arah
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih baik, yang berarti ada perubahan
bagaimana strategi pengembangan Pantai dan pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam
Wediombo Kabupaten Gunungkidul. arti kualitas dan kuantitas. Dalam konteks
pariwisata secara kualitas berarti
2.1. Landasan Teori meningkatkan daya tarik wisata dan
2.1.1. Pariwisata peningkatan mutu pelayanan. Sedangkan
Menurut Marpaung (2002) pengertian secara kuantitas berarti perluasan
Pariwisata adalah perpindahan sementara penganekaragaman daya tarik wisata serta
yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar akomodasi lainnya.
dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari 2.1.4. Analisis SWOT
tempat kediamannya. Dalam Undang-Undang Untuk menetukan apa strategi yang
Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang akan digunakan dan diperlukan menggunakan
kepariwisataan, analisis SWOT yang merupakan analisis untuk
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor
dilakukan oleh seseorang atau sebagai berikut.
sekelompok orang dengan mengunjungi 1. Strength (Kekuatan)
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, Mengetahui kekuatan yang dimiliki,
pengembangan pribadi, atau mempelajari sehingga kekuatan tersebut dapat
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dikembangkan menjadi lebih tangguh
dalam jangka waktu sementara. hingga mampu bertahan dalam
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan pemasaran dan mampu bersaing untuk
wisata. pengembangan selanjutnya.
3. Pariwisata adalah berbagai macam 2. Weakness (Kekurangan)
kegiatan wisata dan didukung berbagai Mengetahui kelemahan yang dimiliki yang
fasilitas serta layanan yang disediakan tidak menguntungkan atau merugikan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, perusahaan dalam pemasaran, sehingga
dan Pemerintah Daerah. dapat segera diambil langkah-langkah
4. Kepariwisataan adalah berbagai macam perbaikan.
kegiatan yang terkait dengan pariwisata 3. Opportunity (Kesempatan)
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin Mengetahui kesempatan-kesempatan
yang muncul sebagai wujud kebutuhan yang ada, sehingga dalam melakukan
setiap orang dan negara serta interaksi pemasaran dapat lebih maju dari para
antara wisatawan dan masyarakat pesaing.
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, 4. Threats (Ancaman)
Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Mengetahui ancaman yang datang,
2.1.2. Daya Tarik Wisata sehingga perusahaan dapat
Berdasarkan Undang – Undang mengantisipasi ancaman tersebut.
Republik Indonesia No.10 tahun 2009 daya (Rangkuti 2005)
tarik wisata adalah segala sesuatu yang Tujuan utama digunakannya analisis
memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang SWOT ini adalah untuk merumuskan strategi
berupa keanekaragaman kekayaan alam, perusahaan, yaitu membandingkan antara
budaya dan hasil buatan manusia yang faktor eksternal peluang (opportunities) dan
ISSN : 2087 – 0086 66
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

ancaman (threats) dengan faktor internal informan. Dalam hal ini peneliti
kekuatan (strengths) dan kelemahan melakukan wawancara dengan beberapa
(weakness). pihak, baik dari pihak pengelola,
pengunjung, dan masyarakat yang terlibat
3.1. Metode Penelitian langsung maupun tidak terlibat langsung.
3.1.1. Jenis Penelitian 3. Pengumpulan Data dengan Dokumen
Penelitian ini merupakan penelitian Dokumen merupakan catatan peristiwa
deskriptif kualitatif, yakni mendiskripsikan yang telah berlalu. Dokumen bisa
fakta-fakta guna mengemukakan gejala secara berbentuk tulisan (biografi, peraturan,
lengkap di dalam aspek yang diselidiki, agar kebijakan, life histories), gambar (foto,
jelas situasi dan kejadiannya. Karena itu pada sketsa atau gambar hidup), atau karya-
tahap ini metode deskriptif ini tidak lebih dari karya monumental dari seseorang (karya
penelitian yang bersifat penemuan fakta-fakta seni, patung, atau film). Teknik
seadanya (fact finding). Rancangan atau pengumpulan data dengan memanfaatkan
desain penelitian ini bersifat naturaslistik, yakni dokumen-dokumen dan referensi yang ada
tidak ada upaya memanipulasi program atau kaitannya dengan yang diteliti.
para peserta guna tujuan evaluasi, tetapi 4. Studi Kepustakaan
mengkaji terjadinya aktivitas dan prosesnya Untuk melengkapi data yang ada, peneliti
secara alamiah. menggunakan beberapa literatur yang ada
3.1.2. Tehnik Pengumpulan Data dan berhubungan dengan masalah yang
Teknik pengumpulan data merupakan akan diteliti, sebagai acuan dalam
langkah yang paling utama dalam penelitian, membahas penelitian ini.
karena tujuan utama dari penelitian adalah 3.1.3. Tempat dan Waktu Penelitian
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik Penelitian ini dilakukan di Pantai
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan Wediombo Dukuh Jepitu, Desa Jepitu,
mendapatkan data yang memenuhi standar Kecamatan Girusubo, Kabupaten
yang ditetapkan (Sugiyono 2011). Gunungkidul. Waktu penelitian kualitatif
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan relative membutuhkan waktu yang lebih lama
berbagai cara. yaitu selama 6 bulan yaitu pada bulan
1. Pengumpulan Data dengan Observasi September 2016 – Maret 2017.
Dengan observasi di lapangan peneliti 3.1.4. Tehnik Analisa Data
akan lebih mampu memahami konteks 1. Reduksi Data
data dalam keseluruhan situasi sosial, Data yang diperoleh dari lapangan
jadi akan dapat diperoleh pandangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
yang holistik atau menyeluruh. Secara perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk
umum materi observasi yang dilakukan itu perlu segera dilakukan analisis data
mencakup tiga hal yaitu observasi melalui reduksi data. Mereduksi data
terhadap potensi wisata, observasi terkait berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pengelolaan yang telah dilakukan dan pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
observasi terkait kondisi wilayah secara penting, dicari tema dan polanya. Dengan
menyeluruh. demikian, data yang telah direduksi akan
2. Pengumpulan Data dengan Wawancara memberikan gambaran yang lebih jelas
Menurut Moleong (2010) wawancara sehingga mempermudah peneliti untuk
adalah percakapan dengan maksud melakukan pengumpulan data selanjutnya.
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh Dalam mereduksi data, setiap peneliti
dua pihak, yaitu pewawancara yang akan dipandu oleh tujuan yang akan
mengajukan pertanyaan dan dicapai. Tujuan utama dari penelitian
terwawancara yang memberikan jawaban kualitatif adalah pada temuan (Sugiyono
atas pertanyaan itu. Kegiatan wawancara 2011).
dilakukan terhadap sejumlah narasumber 2. Display Data
yang dianggap kompeten dalam suatu Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
hal. Metode yang digunakan merupakan bisa dilakukan dalam bentuk uraian
wawancara semiterstruktur. Tujuan dari singkat, bagan, dan hubungan antar
wawancara jenis ini adalah untuk kategori. Menurut Miles dan Huberman
menemukan permasalahan secara lebih menyatakan bahwa yang paling sering
terbuka, dimana pihak yang diajak digunakan untuk menyajikan data dalam
wawancara diminta pendapat, dan ide- penelitian kualitatif adalah dengan teks
idenya. Dalam melakukan wawancara, yang bersifat naratif. Dengan
peneliti perlu mendengarkan dan mendisplaykan data, maka akan
mencatat apa yang dikemukakan oleh memudahkan untuk memahami apa yang
ISSN : 2087 – 0086 67
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya laut. Kemudian kehadiran batugamping


berdasarkan apa yang telah difahami disekitar Pantai Wediombo menunjukkan
tersebut. (Sugiyono 2011). bahwa fasies lingkungan yang awalnya
3. Simpulan dan Verifikasi Data merupakan gunungapi purba berubah menjadi
Simpulan awal yang dikemukakan masih lingkungan marine (laut). Batugamping ini
bersifat sementara, dan akan berubah bila diperkirakan berumur lebih muda yaitu pada
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang kisaran Miosen. Sampel batugamping yang
mendukung pada tahap pengumpulan data banyak ditemukan menunjukkan bahwa
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan adanya dominasi batugamping kristalin.
yang dikemukakan pada tahap awal, Kehadiran batugamping kristalin tersebut
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan dapat disebabkan oleh adanya proses
konsisten, maka kesimpulan yang diagenesis.
dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel. Kesimpulan dalam penelitian 4.2. Hasil Observasi
kualitatif merupakan temuan baru yang 4.2.1. Potensi Pantai Wediombo
sebelumnya belum pernah ada. Temuan Pantai wediombo kabupate Gunungkidul
dapat berupa deskripsi atau gambaran memiliki potensi daya tarik wisata yang dapat
suatu obyek yang sebelumnya masih mendatangkan banyak wisatwan, baik
remang-remang atau gelap sehingga wisatawan domestik maupun wisatawan
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa mancanegara. Potensi- potensi wisata tersebut
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, meliputi :
atau teori (Sugiyono 2011). 1. Sebagai asset wisata pantai atau wisata
alam
4.1. Pembahasan dan Hasil 2. Panorama Sunset
4.1.1 Sejarah Geologi Pantai Wediombo Panorama sunset menjadi salah satu daya
Pantai Wediombo merupakan salah satu tarik wisata andalan bagi pengunjung,
pantai selatan bagian dari Pegunungan Sewu. yang paling eksotis dari pantai ini adalah
Secara administratif Pantai Wediombo bentuk teluk tersebut menghadap ke barat
termasuk ke dalam wilayah Desa Jepitu, sehingga untuk menikmati sunset
Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. alangkah luar biasa indahnya
Hamparan pasir putih memanjang utara 3. Snorkeling
selatan dengan keindahan pasir putih dan Pantai Wediombo juga bisa digunakan
merupakan bagian dari pantai teluk bergisik untuk snorkling ketika ombak sedang
sangat luas. Kenampakan gelombang yang rendah. Terdapat 2 pilihan tempat untuk
pecah seringkali membentuk arus kuat berarah snorkling, lokasi yang pertama terletak di
tegak lurus dengan pantai dan membentur sekitar pantai dan bisa ditempuh dengan
dinding pantai dengan kuat hingga nantinya berjalan kaki. Sedangkan lokasi kedua
berpengaruh terhadap proses abrasi. terletak agak jauh di tengah laut
Secara morfologi Pantai Wediombo 4. Surfing
tersusun oleh tebing relatif terjal dan pasir Dibandingkan dengan pantai yang lain,
cukup luas. Pembentukan Pantai Wediombo PantaiWediombo memiliki tipe atau
dipengaruhi oleh dua aktivitas yang berbeda, karakteristik ombak yang cenderung stabil
yaitu oleh proses aktivitas gunungapi purba dan tidak berubah – ubah karena pantai ini
yang kemudian berubah menjadi kondisi laut. berbentuk menyerupai teluk yang
Batuan penyusun Pantai Wediombo dikelilingi bukit karang sehingga cocok
adalah batuan vulkanik purba yang tersusun untuk digunakan surfing
oleh intrusi mikrodiorit yang terdapat pada 5. Laguna
Gunung Batur disebelah barat Pantai Adanya kolam alami dari karang yang
Wediombo, dasit, dan lava andesit yang terpecah ombak, sehingga sering
tersebar disepanjang Pantai Wediombo. Hasil digunakan wisatawan untuk berenang.
penelitian dan penentuan umur batuan Biasanya para pengunjung menyebut
menunjukkan batuan tersebut berkisar kolam tersebut adalah Laguna
berumur 40 juta tahun yang lalu atau Oligosen. 6. Memancing di ketinggian karang
Pada bagian ujung barat teluk Wediombo 7. CampingGround
terdapat kubah lava gunungapi purba dan Di Pantai Wediombo terdapat camping
disekitarnya terdapat leher gunungapi ground yang cukup luas.
(volcanic neck). Bentukan teluk Wediombo 8. Hunting Foto
yang menyerupai setengah lingkaran dapat Pantai wediombo merupakan salah satu
diintepretasikan bahwa dahulu daerah tersebut pantai yang menjadi tempat idaman bagi
merupakan suatu kawah gunungapi bawah
ISSN : 2087 – 0086 68
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

para photographer, khususnya untuk foto 1. Penanganan masalah sampah dengan


landscape menyediakan tempat sampah dan tempat
9. Trekking pembuangan sementara.
Dibalik bukit-bukit karang yang 2. Penanaman pohon untuk menjaga
mengelilingi pantai wediombo terdapat kelestarian lingkungan.
pantai-pantai lain dengan pemandangan 3. Memberikan pelatihan tentang
yang tidak kalah cantik. Pantai-pantai yang pengembangan kuliner.
masih sepi dan masih sangat alami, orang 4. Memberikan pelatihan tentang pemandu
sering menyebutnya dengan pantai wisata.
pribadi. Karena akses menuju Pantai 5. Mengadakan event surfing se-Jawa yang
tersebut hanya bisa ditempuh dengan bertujuan untuk memperkenalkan Pantai
berjalan kaki Wediombo.
10. Ngalangi
Upacara adat budaya yang dilaksanakan 4.3. Analisis SWOT
oleh masyarakat setempat setiap satu 1. Strenghs/kekuatan (S)
tahun sekali biasanya dilaksanakan pada a. Pantai Wediombo memiliki keaslian
pertengahan bulan april yaitu budaya dan keindahan pantai yang masih
“Ngalangi” . Ngalangi merupakan upacara alami
yang digelar sekali setahun, mirip upacara b. Pantai wediombo memiliki daya tarik
labuhan besar, tujuannya adalah wisata yang bervariasi
mengungkapkan syukur pada Tuhan atas c. Pantai wediombo memiliki keunikan
anugerah dan rezeki yang diberikan dan pasir putih dan jenis bebatuan yang
memohon rezeki lebih untuk masa khas
mendatang. d. Pantai Wediombo memiliki manfaat
11. Sejarah dan mitos Pantai Wediombo edukasi, sejarah dan budaya
Wediombo pantai teluk yang banyak e. Pantai wediombo memiliki
mempunyai cerita mitos di kalangan kelangkaan/jenis pantai yang
masyarakat local. Dan yang paling menjadi menhadap kebarat
mitos Wediombo adalah Watu f. Adanya organisasi sosial yang
manten,Santren, Manjung dan Kauman mendukung kegiatan pariwisata
4.2.2. Permasalahan yang ada di Pantai 2. Weaknesses/Kelemahan (W)
Wediombo a. Keterbatasan SDM bidang pariwisata
Dari beberapa informasi yang di b. Tingkat kesadaran tentang kelestarian
dapatkan dari para informan dan juga yang di lingkungan masih kurang
dapatkan dari observasi peneliti di lapangan, c. Sarana dan prasarana yang belum
ditemukan beberapa masalah yang ada di memadai
Pantai Wediombo yang menghambat d. Keterbatasan modal
pengembangan Pantai Wediombo antara lain e. Daerah miskin sumber air
adalah sebagai berikut. f. Tidak berkembangnya pasar souvenir/
1. Sarana dan prasaran di Pantai Wediombo tempat usaha masyarakat
belum memadai dan belum terorganisir g. Peran serta masyarakat dalam
dengan baik. pariwisata masih lemah
2. SDM yang belum terlatih h. Rencana detail pengembangan
3. Kurang kesadaran masyarakat tentang kawasan belum ada
pemahaman pariwisata. i. Belum maksimalnya upaya promosi
4. Kerusakan lingkungan akibat kurang 3. Opportunities/Peluang
kesadaran masyarakat dan wisatawan. a. Regulasi atau aturan tentang
5. Manajemen Pengelolaan pengelolaan Pantai Wediombo
6. Pengelolaan sampah yang belum baik. b. Keanekaragaman daya tarik wisata
7. Tata kelola yang belum maksimal menjadikan layak dikunjungi berbagai
8. Masyarakat ingin mengemas produk atau usia3.
membuat sebuah paket wisata. c. Investasi terbuka bagi investor yang
9. Ingin menjadikan Pantai Wediombo bergerak di bidang pariwisata
menjadi Pantai yang mempunyai ikon. d. Perkembangan tekhnologi untuk
Dari permasalahan tersebut diatas, media promosi
beberapa langkah penanganan yang e. Merupakan tempat pelestarian atau
sementara sudah dilakukan masyarakat konservasi dan dijadikannya sebagai
beserta berbagai pihak terkait adalah sebagai tempat edukasi
berikut. f. Pemberdayaan masyarakat atau
pendampingan pengembangan
ISSN : 2087 – 0086 69
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

g. Peningkatan produk atau atraksi 5.1. Penutup


wisata dengan memanfaatkan potensi- 5.1.1. Kesimpulan
potensi yang ada Pantai Wediombo memiliki potensi
4. Threats/Ancaman wisata yang sangat menarik. Pantai Wediombo
a. Kerusakan lingkungan akibat juga menjadi salah satu pantai yang
pengembangan yang seenaknya atau dicanangkan akan dijadikan daerah
tidak beraturan konservasi. Adapun faktor kelemahan terjadi
b. Kerusakan lingkungan yang pada SDM yang belum memiliki
disebabkan kurang kesadaran pelatihan/keterampilan kepariwisataan, sarana
masyarakat maupun wisatawan dan prasarana yang belum memadai,
c. Kerusakan lingkungan yang kesadaran SDM tentang kelestarian
disebabkan bencana alam lingkungan masih kurang, regulasi yang belum
d. Persaingan dengan tempat wisata ada dan keterbatasan modal. Faktor eksternal
disekitarnya yang sama potensinya yang menjadi peluang meliputi regulasi
tentang pengembangan Pantai Wediombo,
4.4. Penetapan Strategi Pengembangan investasi terbuka bagi investor, menjadi
Pantai Wediombo dengan kawasan konservasi, pemberdayaan
Menginventarisasi Kekuatan, masyarakat, peningkatan produk dengan
Kelemahan, Peluang dan Ancaman memanfaatkan potensi yang ada. Kemudian
1. Strategi S-O, menangkap peluang dengan faktor eksternal yang menjadi ancaman
kekuatan yang ada (paling optimis) meliputi kerusakan lingkungan yang
a. Meningkatakan keberagaman daya disebabkan kurang kesadaran masyarakat
tarik wisata maupun wisatawan, bencana alam, dan
b. Pengembangan wisata edukasi persaingan dengan tempat wisata dengan
c. Mempertahankan kerjasama kepada potensi yang sama.
stakeholder dalam pengelolaan 5.1.2. Saran
d. Membuat regulasi tentang Pada akhir penulisan ini, memberikan
pengembangan beberapa saran yang nantinya dapat
e. Memaksimalkan dan memanfaatkan digunakan untuk membangun dan
kemajuan teknologi yang sudah mengembangkan Pantai Wediombo dengan
tersedia dalam pengembangan baik, efisien serta bertanggungjawab.Adapun
2. Strategi W-O, memanfaatkan peluang saran-saranya adalah sebagai berikut:
dengan segala keterbatasan 1. Dalam proses menggembangkan obyek
a. Meningkatkan kapasitas para pihak wisata Pantai Wediombo diharapkan
dalam pengembangan pariwisata menitik beratkan pada konsep pelestarian
b. Peningkatan promosi pariwisata alam yang bertanggung jawab.Tidak
c. Peningkatan kualitas pelayanan dan membuang sampah sembarangan dan
pengelolaan tidak menangkap ikan dengan bahan-
3. Strategi S-T, menghadapi tantangan bahan kimia.Hal ini dilakukan dengan
dengan mengandalkan kekuatan memberikan peringatan berupa papan
a. Peningkatan SDM tentang kesadaran larangan untuk tidak merusak lingkungan
lingkungan pantai.
b. Memitigasi penanganan bencana 2. Mengembangkan obyek wisata Pantai
khususnya dalam masa tanggap Wediombo haruslah melibatkan berbagai
bencana alam pihak yang paling terkait satu dengan yang
c. Menjaga dan mempertahankan lain dan tidak dapat dipisahkan, yaitu
sumber daya alam yang tersedia dan masyarakat sekitar, pihak pemerintahan
potensi yang dimiliki serta pihak swasta.Hal ini dapat
4. Strategi W-T, menghadapi tantangan diwujudkan dengan mendirikan lembaga
dengan keterbatasan yang ada. Strategi ini bersama antara masyarakat, pemerintah
juga disebut sebagai strategi yang paling dan swasta untuk mengembangkan Pantai
pesimistis dan sangat lemah pengaruhnya Wediombo.
bagi pengembangan daerah. 3. Dalam mengembangkan obyek wisata
a. Menjaga dan mengoptimalkan potensi Pantai Wediombo harus lebih
wisata yang menjadi andalan di Pantai memprioritaskan penambahan dan
Wediombo peningkatan fasilitas, sarana prasarana
b. Menjaga kelestarian lingkungan yang ada di kawasan obyek wisata Pantai
sekitar Pantai Wediombo Wediombo.Seperti menambah jam operasi
transportasi menuju obyek wisata,
menambah persediaan air bersih,
ISSN : 2087 – 0086 70
Jurnal Khasanah Ilmu – Volume 8 No. 1 – 2017 – khasanah.bsi.ac.id

menambah jumlah akomodasi dan warung [7] Kuncoro,Mudrajad. (2006). Strategi


makan, serta dibangun TIC. Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.
4. Perlu adanya promosi dan pemasaran Jakarta : Erlangga
yang lebih baik dan meluas.Selain [8] Lusi, Widhiyanti Y. 2012. “Analisis Strategi
pemasangan iklan di media elektronik juga Pengembangan Dan..” , (online),
menjalin kerjasama dengan biro (eprints.uny.ac.id/8632/3/BAB%202%20-
perjalanan wisata, hotel serta restoran. %2008417141011.pdf, diakses 10
5. Untuk sarana tempat berjualan perlu September 2016)
diperhatikan dan perlu penataan kembali [9] Moleong, (2010). Metode Penelitian
sehingga terlihat rapi dan teratur.Warung Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
makan sebaiknya dibangun agak menjauh [10] Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata.
dari bibir pantai. Jakarta: Pradnya Paramita
[11] Ryalita, sefira P. (2013). Analisis Strategi
Daftar Pustaka Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi
Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
[1] Aje, S. (2012). “Analisis Strategi Daerah Kabupaten Mganjuk).Malang
Pengembangan Dan..” , (online), :Universitas Brawijaya Malang.
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ [12] Sammeng, Andi Mappi. (2000). Cakrawala
33736/4/Chapter%20II.pdf, diakses 10 Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka
September 2016) [13] Sugiyono, (2011). Metode Penelitian
[2] Demartoto, Argyo. (2008). Strategi Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Pengembangan Obyek Wisata Pedesaan Alfabeta.
oleh Pelaku Wisata di Kabupaten Boyolali. [14] Suwantoro, Gamal . (2005). Dasar-Dasar
Boyolali: Sosiologi FISIP UNS. Pariwisata. Yogyakarta: Andi Ofset
[3] Freddy, Rangkuti. (2005). Analisis SWOT [15] Undang-Undang Republik Indonesia
Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
PT. Gramedia Pustaka Utama Kepariwisataan
[4] Happy Marpaung. (2002).Manajemen [16] Wahab, Salah. (2003). Manajemen
Kepariwisataan. Jawa Barat: Alfabeta Kepariwisataan. Diterjemahkan dari
[5] Hunger, J David dan Thomas L Wheelen. ”Tourism Management” oleh Frans
(2001). Manajemen Strategis. Yogyakarta: Gromang. Jakarta: PT.Pradnya Paramita.
Andi Ofset [17] Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian
[6] Koddeng, Baharuddin. (2012). Pariwisata. Yogyakarta : Andi Ofset
Pengembangan Kawasan Wisata Taman [18] Wulandari, Tri. (2012). Jelajah Desa
Purbakala Batu Pake Gojeng Kabupaten Wisata Jawa Tengah. Semarang: STIKES
Sinjai. Makassar:Universitas Hasanudin. Karya Husada.

ISSN : 2087 – 0086 71

You might also like