Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DALAM

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN KOTA PALU

Fahmi, H. Chairil Anwar, dan Eko Jokolelono


fahmiperencanaan@gmail.com
Program Studi Magister Perencanaan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The purposes of this research is (1) to know and analyse strategy of micro enterprises
development in accelerating development of Palu city; (2) to know and analyze the strengths,
weaknesses, opportunities and threats in the development of micro enterprises currently nature
accelerate the development of the city of Palu; and (3) to know and analyze the development
strategy formula that should be done by micro enterprises in accelerating the development of Palu
city. This was a qualitative and quantitative research (mix methods) with 20 informants consisting
of 16 businessmen in Palu, 4 employees of Cooperative Department and Micro Enterprises of Palu.
Data analysis used was interactive approach and SWOT analysis. The research findings reveal
that strategy form used recently for micro enterprises development in accelerating development of
Palu is combination of strengths-opportunities strategies by optimizing strengths through the use of
opportunities with action plan strategies as follows: (1) ease of capital access for bussiness scale
development; (2) ease of access to capital for increasing market access; (3) the development of
human resources to have access to new markets; (4) the development of human resources to have
the potential to develop exports; (5) promotion development in order to improve market access; (6)
development of business networks to protect businesses from certain types of business; (7)
marketing development in order to access new markets; (8) development of partnerships to protect
the business of certain types of businesses; and (9) improving access to technology throught the
assistance of facilities and infrastructure development.
Keywords: Strategy, Development, Micro Enterprises, Development.

PENDAHULUAN cenderung bertambah (Departemen Koperasi,


2008).
Ketika terjadi krisis ekonomi di tahun Terbukti saat krisis global yang terjadi
1998, hanya sektor UMKM yang mampu beberapa waktu lalu, UMKM hadir sebagai
bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara solusi dari sistem perekonomian yang sehat.
sektor yang lebih besar justru tumbang oleh UMKM merupakan sektor industri yang
krisis. Krisis ini telah mengakibatkan sedikit bahkan tidak sama sekali terkena
kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi dampak krisis global yang melanda dunia.
berubah. Usaha besar satu persatu pailit Melalui bukti ini, jelas bahwa UMKM dapat
karena bahan baku impor meningkat secara diperhitungkan dalam meningkatkan
drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai kekompetitifan pasar dan stabilisasi sistem
akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar ekonomi yang ada (Departemen Koperasi,
yang cenderung menurun dan berfluktuasi. 2008).
Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut Adapun alasan-alasan UMKM dapat
memperparah sektor industri dari sisi bertahan dan cenderung meningkat jumlahnya
permodalan. Banyak perusahaan yang tidak pada masa krisis yaitu: Pertama, sebagian
mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat besar UMKM memproduksi barang konsumsi
bunga yang tinggi. Berbeda dengan UMKM dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan
yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan terhadap pendapatan yang rendah. Kedua,

104
105 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 Hlm 104-116 ISSN: 2302-2019

sebagian besar UMKM mempergunakan melalui sektor pajak yang ditarik dari UMKM
modal sendiri dan tidak mendapat modal dari pun cukup besar. Hal ini terlihat dengan
bank. Implikasinya pada masa krisis diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP)
keterpurukan sektor perbankan dan naiknya Nomor 46 Tahun 2013 tentang Perpajakan
suku bunga tidak berpengaruh terhadap UMKM. Pemerintah memiliki maksud
UMKM. Ketiga, dengan adanya krisis dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan tersebut, UMKM dapat menjadi sektor formal
sektor formal banyak memberhentikan sehingga lebih mudah memperoleh akses
pekerjanya. Sehingga para penganggur keuangan, permodalan, maupun kredit
tersebut memasuki sektor informal dengan perbankan.
melakukan kegiatan usaha yang berskala Secara praktek, UMKM merupakan
kecil, akibatnya jumlah UMKM meningkat kekuatan strategis dan penting untuk
(Partomo dan Soejodono, 2004:9). mempercepat pertumbuhan pembangunan
Realitas ketahanan UMKM dalam daerah. Data Kementerian Negara Koperasi
menghadapi krisis di masa lalu, menjadi dan UMKM tahun 2015 menunjukkan total
sebuah indikator bahwa pengembangan nilai Produk Domestrik Bruto (PDB)
UMKM di Indonesia merupakan prioritas Indonesia mencapai Rp.8.241,8 triliun dan
dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal UMKM memberikan kontribusi sebesar
ini selain karena usaha tersebut merupakan Rp.4.869,5 triliun atau 59,08% dari total PDB
tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan Indonesia. Jumlah populasi UMKM Indonesia
yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi pada tahun 2015 mencapai 56,53 juta unit
masalah kesenjangan antar golongan usaha atau 99,99 persen terhadap total unit
pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga
pengentasan kemiskinan dan penyerapan kerjanya mencapai 107,65 juta orang atau
tenaga kerja. Lebih dari itu, 97,16 persen terhadap seluruh tenaga kerja
pengembangannya mampu memperluas basis Indonesia.
ekonomi dan dapat memberikan kontribusi Kemudian data BPS (2015:25)
yang signifikan dalam mempercepat menunjukkan sumbangan UMKM terhadap
perubahan struktural, yaitu meningkatkan penerimaan devisa negara melalui kegiatan
perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi ekspor sebesar Rp.75,80 triliun 19,90 persen
nasional. dari total nilai ekspor. Sampai saat ini
UMKM berkontribusi terhadap 97 perekonomian Indonesia mayoritas ditopang
persen penyerapan tenaga kerja di Indonesia oleh sektor ini. Setidaknya, sektor UMKM
yang tersebar di sembilan sektor ekonomi tersebut mampu menyerap 70 persen tenaga
Indonesia dan juga memberikan kontribusi kerja informal. Sisanya 30 persen bergerak di
terhadap produk domestik bruto sebesar 40%, bidang formal. UMKM telah menyumbang
serta mempunyai potensi sebagai satu sumber produk ekspor sampai 16 persen.
penting pertumbuhan ekspor, khususnya Kedua data di atas menunjukkan bahwa
ekspor non-migas (Indonesia Small Business peranan UMKM dalam perekonomian
Research Center, 2003). Menurut data dari Indonesia sangat penting dalam menyediakan
Kementerian Negara Koperasi dan UMKM lapangan pekerjaan dan menghasilkan output
tahun 2013, sekitar 99 persen dari jumlah unit yang berguna bagi masyarakat. Sesuai data
usaha di Indonesia berskala UMKM, dan tersebut di atas, berarti kita tidak boleh
tercatat mampu menciptakan lapangan mengabaikan keberadaan UMKM yang
pekerjaan sebanyak 99,4 juta tenaga kerja. strategis baik secara nasional maupun di
Sementara usaha besar menyerap sekitar 2,8 daerah. UMKM memiliki posisi penting,
juta pekerja. Peluang pemasukan negara bukan saja dalam penyerapan tenaga kerja
Fahmi, dkk. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dalam Mempercepat Pembangunan Kota Palu………………..…106

dan kesejahteraan masyarakat di daerah, daya manusia. Penelitian Theng dan Jasmine
dalam banyak hal mereka menjadi perekat (2006:8), menunjukkan bahwa penyebab
dan menstabilkan masalah kesenjangan sosial. kegagalan UMKM berasal dari faktor-faktor
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan
upaya untuk menumbuhkan iklim kondusif oleh manajemen, dan juga faktor dari dalam
bagi perkembangan UMKM khususnya usaha perusahaan itu sendiri antara lain personality
mikro dalam mempercepat pembangunan short coming, financial dan operational short
daerah. Oleh sebab itu, UMKM khususnya coming.
usaha mikro perlu dibina, diberdayakan dan Najib (2006:3) mengungkapkan faktor
dikembangkan karena merupakan penggerak penghambat perkembangan UMKM antara
roda perekonomian dan pengembang ekonomi lain: (1) kurangnya pengetahuan tentang
kerakyatan. pasar; (2) bargaining power lemah; (3)
Melihat besarnya jumlah pelaku minimnya modal; dan (4) rendahnya
ekonomi dan kemampuannya dalam teknologi. Selain itu UMKM juga
menyerap tenaga kerja, maka UMKM menghadapi beberapa tantangan eksternal,
khususnya usaha mikro layak mendapat antara lain: (1) munculnya globalisasi yang
perhatian. Berkembangnya UMKM berakibat meningkatnya persaingan pasar; (2)
khususnya usaha mikro akan memperkuat lemahnya pengaturan dan penegakan hukum;
struktur ekonomi domestik karena terserapnya (3) rendahnya kepercayaan konsumen
angkatan kerja, meningkatkan daya beli terhadap kualitas produk UMKM dalam
masyarakat, memperbesar tingkat permintaan negeri; dan (4) belum meluasnya dukungan
dan meningkatkan pertumbuhan investasi. infrastruktur yang memadai bagi sentra-sentra
Meski memiliki peran strategis dalam produksi UMKM. Sementara Barbara
mempercepat pembangunan daerah, (2000:5), mengatakan bahwa permasalahan
mengembangkan UMKM khususnya usaha bidang pemasaran, keuangan dan manajemen
mikro bukan hal yang mudah. UMKM sangat berpengaruh terhadap pengembangan
khususnya usaha mikro memiliki UMKM.
permasalahan yang cukup kompleks, dimana Tambunan (2002:75), menyatakan
permasalahan yang sering dihadapi oleh bahwa masalah lemahnya manajemen,
UMKM khususnya usaha mikro adalah dalam pemasaran, kekurangan pembiayaan,
hal: bidang permodalan, bidang pemasaran, kekurangan keterampilan, kekurangan bahan
bidang bahan baku, bidang tenaga kerja, dan baku, serta kelemahan dalam penyerapan
bidang manajemen. teknologi merupakan faktor penghambat
Hafsah (2010:11) menyatakan bahwa UMKM. Idrus, (2013:9) menyebutkan bahwa
permasalahan internal UMKM meliputi: (a) faktor penyebab kegagalan sektor UMKM
rendahnya profesionalisme tenaga pengelola untuk berkembang diantaranya adalah: (1)
usaha UMKM; (b) keterbatasan permodalan lemahnya kemampuan dalam mengambil
dan kurangnya akses terhadap perbankan dan keputusan; (2) ketidakmampuan didalam
pasar; dan (c) kemampuan penguasaan manajemen; (3) kurangnya pengalaman; dan
teknologi yang rendah. Sedangkan (4) lemahnya pengawasan keuangan.
permasalahan eksternal, yaitu: (a) iklim usaha Berbagai permasalahan di atas juga
yang kurang menguntungkan bagi dialami oleh para pelaku usaha mikro di Kota
pengembangan UMKM; (b) kebijakan Palu. Berdasarkan pengamatan di lapangan
pemerintah yang belum berjalan sebagaimana dan data Dinas Perindustrian, Perdagangan,
mestinya; (c) kurangnya dukungan; dan (d) Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah
masih kurangnya pembinaan bimbingan Kota Palu periode tahun 2015, ditemukan
manajemen dan peningkatan kualitas sumber sebuah fenomena adanya beberapa
107 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 Hlm 104-116 ISSN: 2302-2019

permasalahan interen dan eksteren yang sesuai dengan pengamatan awal peneliti di
dihadapi dalam pengembangan sekitar 4.998 lapangan adalah kurangnya akses informasi,
usaha mikro di Kota Palu dalam mempercepat khususnya informasi pasar. Hal tersebut
pembangunan daerah Kota Palu. menjadi kendala dalam hal memasarkan
Permasalahan ini diantaranya adalah produk-produknya, karena dengan terbatasnya
rendahnya profesionalisme dalam pengelolaan akses informasi pasar mengakibatkan
usaha, keterbatasan permodalan, kurangnya rendahnya orientasi pasar dan lemahnya daya
akses pemasaran, penguasaan teknologi yang saing di tingkat global. Miskinnya informasi
lemah, kebijakan pemerintah belum efektif, mengenai pasar tersebut, menjadikan usaha
dan masih lemahnya manajemen pengelolaan mikro di Kota Palu tidak dapat mengarahkan
usaha. pengembangan usahanya secara jelas dan
Selain itu, sesuai dengan hasil fokus, sehingga perkembangannya mengalami
pengamatan awal peneliti di lapangan, stagnasi.
permasalahan lainnya yang dihadapi usaha Beragam permasalahan dalam
mikro di Kota Palu adalah keterbatasan pengembangan usaha mikro di Kota Palu
infrastruktur dan aksesibilitas pemerintah tersebut di atas, setidaknya memberikan
terkait dengan perizinan dan birokrasi serta implikasi pada perkembangan jumlah usaha
tingginya tingkat pungutan. Melihat pada mikro di Kota Palu selama periode tahun
segala persoalan yang ada, potensi usaha 2012 s/d 2015 sebagaimana terlihat pada
mikro di Kota Palu yang begitu besar menjadi Tabel 1.1. berikut ini:
terhambat. Meskipun usaha mikro di Kota
Palu dikatakan mampu bertahan dari adanya Tabel 1. Perkembangan Jumlah Unit
krisis global namun pada kenyataannya Usaha Mikro di Kota Palu Selama
permasalahan-permasalahan yang dihadapi Periode Tahun 2012-2015
sangat banyak dan lebih berat. Periode Tahun
Berdasarkan pada pengamatan awal Skala Usaha 2.012 2.013 2014 2015
peneliti di lapangan, ditemukan pula sebuah Usaha 5.697 2.004 1.345 4.998
Mikro/PKL
fenomena bahwa adanya liberalisasi Sumber: Dinas Perindagkop & UKM Kota Palu,
perdagangan turut pula menjadi permasalahan 2016.
yang dihadapi dalam pengembangan usaha Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa
mikro di Kota Palu, disebabkan karena tanpa selama kurun waktu tahun 2012 s/d 2015,
mempertimbangkan terlebih dahulu kesiapan perkembangan jumlah unit usaha mikro di
usaha mikro di Kota Palu agar mampu Kota Palu cenderung berfluktuasi. Kondisi ini
bersaing. Sebagai contoh kesiapan kualitas disebabkan karena adanya berbagai hambatan
produk, harga yang kurang bersaing, kesiapan dalam pengembangan usaha mikro berkaitan
pasar dan kurang jelasnya peta produk dengan: (1) akses pasar, (2) modal dan (3)
pesaing sehingga positioning persaingan lebih teknologi. Mengatasi hambatan tersebut,
jelas. Kondisi ini akan lebih berat dihadapi maka secara keseluruhan terdapat beberapa
usaha mikro di Kota Palu saat diberlakukan hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah
sistem perdagangan bebas masyarakat Kota Palu dalam melakukan pengembangan
ekonomi Asean (MEA) yang telah mulai terhadap unit usaha mikro, antara lain: (1)
dirasakan saat ini. Apabila kondisi ini kondisi kerja, (2) promosi usaha baru, (3)
dibiarkan, usaha mikro di Kota Palu yang akses informasi, (4) akses pembiayaan, (5)
disebut mampu bertahan hidup dan tahan akses pasar, (6) peningkatan kualitas produk
banting pada akhirnya akan melemah juga. dan SDM, (7) ketersediaan layanan
Masalah lain yang dihadapi dalam pengembangan usaha, (8) pengembangan
pengembangan usaha mikro di Kota Palu
Fahmi, dkk. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dalam Mempercepat Pembangunan Kota Palu………………..…108

cluster, (9) jaringan bisnis, dan (10) fenomena yang ada, maka penulis tertarik
kompetisi. untuk mengkaji secara lebih mendalam
Beragam fenomena yang terjadi dalam masalah pengembangan usaha mikro di Kota
pengembangan usaha mikro di Kota Palu Palu.
menunjukkan adanya konflik antara harapan Melihat dari uraian latar belakang
(das sollen) dan kondisi nyata (das sein) di penelitian di atas, maka dalam penelitian ini
lapangan, dimana disatu sisi usaha mikro di diajukan rumusan permasalahan penelitian
Kota Palu telah terbukti mampu bertahan dari sebagai berikut:
adanya krisis ekonomi global, sehingga 1. Bagaimanakah strategi pengembangan
diharapkan dapat menjadi penyangga (buffer) usaha mikro saat ini dalam mempercepat
perekonomian daerah namun disisi lain pembangunan Kota Palu ?
kenyataan saat ini menunjukkan bahwa 2. Apa saja yang menjadi kekuatan,
permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelemahan, peluang dan ancaman didalam
usaha mikro di Kota Palu sangat banyak dan strategi pengembangan usaha mikro saat
kompleks. ini dalam mempercepat pembangunan
Untuk mengatasi adanya konflik antara Kota Palu ?
harapan (das sollen) dan kondisi nyata (das 3. Rumusan strategi pengembangan apa yang
sein) dalam pengembangan usaha mikro di sebaiknya dilakukan usaha mikro saat ini
Kota Palu, maka pemerintah Kota Palu saat dalam mempercepat pembangunan Kota
ini telah memberikan perhatian serius dan Palu ?
sangat besar terhadap sektor usaha mikro
terutama dalam pengembangannya METODE
mempercepat pembangunan Kota Palu. Berdasarkan bentuk permasalahannya,
Mengingat fungsi dan peran usaha mikro di penelitian ini digolongkan ke dalam jenis
Kota Palu yang memanfaatkan segala macam penelitian kualitatif dan kuantitatif (mixed
potensi sumber daya lokal yang dimiliki method). Jenis penelitian kualitatif dan
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup kuantitatif menurut Sarwono (2011:87),
masyarakat di Kota Palu secara nyata, baik dapat digabung bahkan mempunyai
dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, kelebihan-kelebihan dibanding menggunakan
lapangan berusaha, akses terhadap satu jenis penelitian saja. Peneliti dapat
pengambilan kebijakan, berdaya saing, menggunakan kekuatan-kekuatan metode
maupun peningkatan indeks pembangunan tambahan untuk mengatasi kelemahan
manusia. Untuk mencapai tujuan percepatan metode lainnya. Selain itu menurut Sarwono
pembangunan Kota Palu melalui (2011:87), penggunaan jenis penelitian lebih
pengembangan usaha mikro di atas, maka dari satu dimaksudkan sebagai sarana
pemerintah Kota Palu melalui Dinas konfirmasi, jika hanya dengan satu jenis
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan penelitian peneliti menganggap temuan riset
UMKM Kota Palu telah mengambil langkah- kurang valid, maka perlu ada jenis penelitian
langkah konkrit yang dibuktikan dengan lain untuk konfirmasi lebih lanjut sehingga
adanya strategi, program dan rencana aksi menghasilkan temuan-temuan riset yang
(action plan) untuk membangun usaha mikro. lebih valid.
Beberapa program telah dilakukan misalnya Peneliti menetapkan informan pada
program pelatihan dan pendampingan, akses penelitian ini yaitu informan yang terlibat
permodalan, dan bantuan akses pasar bagi langsung dalam strategi pengembangan usaha
usaha tersebut. mikro di Kota Palu, karena dianggap
Berdasarkan latar belakang penelitian mengetahui informasi dengan baik tentang
dan didukung pula dengan fenomena- strategi pengembangan usaha mikro dalam
109 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 Hlm 104-116 ISSN: 2302-2019

mempercepat pembangunan di Kota Palu, Pengembangan usaha mikro di Kota


kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Palu lebih diarahkan pada suatu kebijakan
didalam strategi pengembangan usaha mikro bagaimana membangun kemandirian dari
dalam mempercepat pembangunan di Kota usaha mikro itu. Capaiannya adalah
Palu, dan rumusan strategi pengembangan berdasarkan pada visi dan misi pemerintah
yang sebaiknya dilakukan usaha mikro dalam Kota Palu periode sekarang ini sebagai daya
mempercepat pembangunan di Kota Palu. dorong untuk mewujudkan Kota Palu sebagai
Data yang dibutuhkan dalam penelitian daerah destinasi atau kota tujuan. Sebagai
diperoleh dengan menggunakan wawancara kota tujuan tentu usaha mikro di Kota Palu
mendalam dengan sumber data atau informan diharapkan lebih mampu menjadi faktor
penelitian sebanyak 20 orang, terdiri dari 16 unggulan, sehingga nanti ketika masyarakat di
orang pelaku usaha mikro di Kota Palu dan 4 luar wilayah Kota Palu berkunjung ke Kota
orang pegawai di Dinas Koperasi dan UMKM Palu, bisa merasakan segala sesuatu yang
Kota Palu. berkaitan dengan usaha mikro.
Teknik analisis data yang digunakan Usaha mengembangkan sektor usaha
untuk mengetahui dan menganalisis strategi mikro tersebut, Dinas Koperasi dan UKM
pengembangan usaha mikro dalam Kota Palu melaksanakan beberapa program
mempercepat pembangunan Kota Palu, adalah kegiatan yang merupakan implikasi dari
menggunakan metode gabungan (mix strategi yang telah ditetapkan. Program-
methods) antara penelitian kualitatif dan program usaha mikro yang lebih ditonjolkan
penelitian kuantitatif. oleh pemerintah Kota Palu melalui dinas
Penelitian kualitatif menekankan pada terkait adalah program-program berbasis
pendeskripsian hasil penelitian dalam sebuah keunggulan komparatif daerah. Pemerintah
pemaparan dengan tolak ukur berpedoman Kota Palu berusaha mengangkat potensi lokal
pada hasil wawancara peneliti dengan yang kemudian diharapkan dapat menjadi
informan, sedangkan penelitian kuantitatif daya dukung untuk mewujudkan Kota Palu
menekankan penjabaran hasil penelitian sebagai kota tujuan wisata.
melalui nilai-nilai pembobotan tertentu a. Program dalam rangka Pengembangan
terhadap persepsi informan dalam kuesioner Kewirausahaan Usaha Mikro
penelitian dengan menggunakan analisis Berdasarkan hasil wawancara penulis
SWOT. Metode gabungan (mix methods) dengan informan penelitian di atas, tergambar
dalam penelitian ini digunakan untuk bahwa kualitas SDM pengelola usaha mikro
memperkuat keilmiahan hasil penelitian, di Kota Palu ditingkatkan melalui program
dimana penelitian kualitatif bersifat pengembangan kewirausahaan dengan
memfasilitasi penelitian kuantitatif. Hal ini mengadakan pelatihan dan magang yang
dibenarkan karena menurut Brennan (1992) pelaksanaannya melibatkan OPD terkait
dalam Sarwono (2011:263) dari pengalaman sesuai bidang usaha yang dikelola usaha
empiris di lapangan, sudah banyak para ahli mikro di Kota Palu. Nantinya diharapkan dari
metodologi menggunakan metode gabungan kualitas SDM yang ada mampu untuk
untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam meningkatkan kualitas produksi. Hal ini
ilmu pengetahuan. merupakan salah satu upaya percepatan
karena strategi pengembangan usaha mikro
HASIL DAN PEMBAHASAN itu untuk pemerintah daerah Kota Palu adalah
dengan memberikan pelatihan, sosialisasi,
1. Strategi Pengembangan Usaha Mikro bimbingan teknis (bimtek), dan magang
dalam mempercepat pembangunan kepada kelompok-kelompok usaha mikro
Kota Palu yang bergerak di bidang industri kerajinan,
Fahmi, dkk. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dalam Mempercepat Pembangunan Kota Palu………………..…110

perdagangan, dan makanan olahan (kuliner) Koperasi dan UMKM Kota Palu dalam
berbasis potensi lokal. mengembangkan usaha mikro berusaha
Berbagai macam bentuk materi yang memperluas jaringan usaha mikro di Kota
disampaikan para narasumber dalam kegiatan Palu melalui jalinan kemitraan dengan
pelatihan pengembangan kewirausahaan bagi berbagai pihak, seperti pengusaha besar,
usaha mikro di Kota Palu, diantaranya adalah instansi dan lembaga terkait, pengelola
pengenalan potensi, motivasi berwirausaha, jaringan usaha dengan sistem online dan
teknik pemasaran dan pengembangan pasar, kementerian terkait di tingkat pusat, dengan
teknik promosi yang efektif, dan praktek tujuan mendorong produk-produk usaha
tentang kewirausahaan. Hal ini bertujuan agar mikro di Kota Palu dalam berbagai macam
para pelaku usaha mikro di Kota Palu lebih bidang usaha dapat dikenal, diminati dan
memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi dan dibeli konsumen baik di tingkat pasar
lebih berani untuk melakukan inovasi-inovasi, nasional maupun di tingkat pasar
serta mampu menjalankan usahanya dengan internasional.
baik. Berbagai macam bentuk jalinan
b. Sosialisasi Dukungan Informasi kerjasama (kemitraan) yang telah dilakukan
Penyediaan Permodalan Usaha Mikro oleh Dinas Koperasi dan UMKM dalam
Berdasarkan hasil wawancara penulis memperluas jaringan usaha mikro di Kota
dengan beberapa informan penelitian tersebut Palu sebagai bentuk strategi pengembangan
di atas, tergambar dalam mensosialisasikan usaha mikro didalam mempercepat
dukungan Informasi penyediaan permodalan pembangunan Kota Palu, diantaranya adalah
usaha mikro, pihak Dinas Koperasi dan bekerjasama dengan Kementerian Koperasi
UMKM Kota Palu memposisikan diri sebagai dan lembaga-lembaga lainnya seperti
fasilitator atau yang menjembatani para Bukalapak dot.com dan Lazada mengadakan
pelaku usaha mikro di Kota Palu dengan pelatihan-pelatihan untuk pasar online.
pihak perbankan sebagai pemberi modal Tujuannya agar usaha mikro di Kota Palu
pinjaman untuk pengembangan usaha mikro. tidak ketinggalan di dalam merebut pasar. Hal
Kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan ini disebabkan karena sekarang ini pasar
rutin tahunan yang dilaksanakan oleh Dinas sudah mengalami pergeseran orientasi dari
Koperasi dan UMKM Kota Palu dan yang pasar konvensional menjadi pasar digital.
menjadi peserta dalam kegiatan ini tentu saja d. Pengembangan Skala Usaha Mikro
adalah dari para pelaku usaha mikro di Kota Hasil wawancara penulis dengan
Palu, yang mengirimkan utusan yang informan, menggambarkan bahwa UMKM di
biasanya adalah pengurus usaha mikro Kota Palu sebagian besar didominasi oleh
tersebut. Tidak semua unit usaha mikro yang usaha mikro sehingga sesuai dengan aturan
ada di Kota Palu ini di undang menjadi yang ada, pemerintah Kota Palu melalui
peserta, sebab pelaksanaan sosialisasi ini juga Dinas Koperasi dan UMKM Kota Palu
harus disesuaikan dengan anggaran yang diberikan tanggung jawab penuh untuk dapat
tersedia. mengembangkan usaha mikro melalui
Usaha mikro di Kota Palu yang menjadi penguatan pengelolaan usaha akibat dari
peserta dalam sosialisasi ini pada umumnya adanya keterbatasan modal dan tenaga kerja.
adalah unit-unit usaha mikro yang telah e. Penguatan Manajemen Usaha Mikro
memenuhi kriteria untuk mengikuti kegiatan Hasil wawancara penulis dengan
ini. informan penelitian, memberikan gambaran
c. Pengembangan Jaringan Usaha Mikro pendampingan-pendampingan yang dilakukan
Berdasarkan hasil wawancara penulis Dinas Koperasi dan UMKM Kota Palu
dengan informan penelitian, tergambar Dinas dengan melibatkan lembaga-lembaga lainnya
111 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 Hlm 104-116 ISSN: 2302-2019

adalah merupakan salah satu upaya untuk pemecah batu, bantuan mesin daur nilam, dan
memperkuat manajemen pengelolaan usaha lain sebagainya. Sebagai catatan, saat ini
mikro di Kota Palu agar nantinya produk- pemerintah Kota Palu sedang mendorong 11
produk usaha mikro memiliki daya saing (sebelas) sektor industri kreatif mulai
untuk merebut pasar tidak hanya di wilayah kerajinan bambu, kelapa, rotan, kemudian
Kota Palu saja. Selain memperkuat teknologi kerajinan batik bomba, pengelolaan sampah,
dan manajemen, para pelaku usaha mikro juga kerajinan batu, kerajinan keripik, dan
harus memperkuat pasar dengan langkah kerajinan kerajinan daun silam.
pemerintah Kota Palu melalui Dinas Koperasi g. Pengembangan Akses Pemasaran
dan UMKM Kota Palu mendorong para Produk Usaha Mikro
pelaku usaha mikro di Kota Palu bekerjasama Petikan wawancara penulis dengan
dengan pusat-pusat perbelanjaan modern informan penelitian, menggambarkan bahwa
seperti Alfamidi dalam memasarkan produk- akses pemasaran dari produk-produk yang di
produknya. Jadi melalui bantuan jaringan produksi usaha mikro di Kota Palu sudah
usaha retail besar, produk-produk usaha cukup luas tidak hanya terbatas di wilayah
mikro bisa tersebar di seluruh Indonesia Kota Palu saja tetapi juga telah menyentuh
f. Pengembangan Teknologi Usaha Mikro pasar di luar wilayah Kota Palu terutama pada
Hasil wawancara penulis dengan daerah-daerah yang bisa dijangkau dengan
informan di atas, menggambarkan bahwa transportasi darat. Meskipun demikian,
bantuan teknologi tepat guna yang diberikan sebagian besar produk-produk usaha mikro di
oleh pemerintah Kota Palu melalui Dinas Kota Palu masih dipasarkan sebatas wilayah
Koperasi dan UMKM Kota Palu dalam Kota Palu, terkecuali untuk produk-produk
rangka mengembangkan teknologi usaha yang memiliki nilai keunikan atau kekhususan
mikro di Kota Palu harus ramah terhadap tertentu, seperti kerajinan kain tenun batik
lingkungan dan didukung dengan kualitas bomba, bawang goreng, abon ikan orientasi
SDM pengelola usaha mikro di Kota Palu, pasarnya sudah banyak keluar wilayah Kota
sehingga pemanfaatan teknologi tepat guna Palu karena telah menjadi trend untuk tingkat
tersebut familiar dan ramah terhadap nasional.
lingkungan serta mampu memberikan h. Pengembangan Akses Informasi Usaha
kontribusi pada peningkatan produksi usaha Mikro
mikro di Kota Palu dengan produk-produk Petikan wawancara penulis dengan
yang efisien dan berkualitas. informan penelitian, memberikan gambaran
Saat ini Dinas Koperasi dan UMKM keikutsertaan produk-produk usaha mikro di
Kota Palu telah memberikan beberapa bentuk Kota Palu dalam pameran-pameran tingkat
modal bantuan teknologi tepat guna untuk lokal, regional, nasional dan internasional
mengembangkan teknologi usaha dalam yang diselenggarakan pemerintah Kota Palu
proses produksi usaha mikro sehingga strategi maupun pemerintah Propinsi Sulawesi
pengembangan usaha mikro dalam Tengah diharapkan dapat mendorong para
mempercepat pembangunan Kota Palu dapat pelaku usaha mikro di Kota Palu untuk dapat
terwujud sesuai dengan visi dan misi semakin aktif dan selektif menampilkan
pemerintah Kota Palu. Beberapa bentuk produk-produknya dengan mutu, desain, dan
modal bantuan teknologi tepat guna tersebut harga yang semakin bersaing dengan produk-
diantaranya adalah pemberian modal usaha produk dari daerah lain.
untuk pengrajin batik bomba dan tenun Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan
bomba dengan teknologi ATBM yang promosi produk usaha mikro di Kota Palu
diperuntukkan untuk 2 (dua) kelompok usaha oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Palu
di Kelurahan Pantoloan Boya, bantuan mesin
Fahmi, dkk. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dalam Mempercepat Pembangunan Kota Palu………………..…112

serta instansi-instansi terkait lainnya antara dan UMKM Kota Palu memberikan bantuan
lain: peralatan produksi kepada para pelaku usaha
1) Sebagai ajang promosi dan pemasaran mikro binaan agar produk-produk usaha
produk-produk usaha mikro di Kota Palu mikro yang diproduksi dari segi waktu efisien
kepada masyarakat baik itu nasional waktu produksinya dan dari segi kualitas
maupun internasional yang diharapkan sesuai dengan keinginan konsumen dan
dapat menembus pangsa pasar nasional tuntutan dinamika permintaan pasar. Selain
maupun internasional. itu, dibutuhkan juga dukungan infrastruktur
2) Mempromosikan produk-produk usaha jalan untuk memperlancar distribusi produk-
mikro di Kota Palu dalam meraih pasar produk usaha mikro di Kota Palu ke daerah-
global untuk mengantisipasi masuknya daerah pemasaran yang dituju.
produk-produk yang diproduksi oleh k. Penciptaan Iklim Usaha Yang Kondusif
produsen luar negeri. Bagi Usaha Mikro
3) Merupakan forum bertukar wawasan baik Hasil wawancara penulis dengan
antar sesama pelaku usaha mikro di Kota informan penelitian, menggambarkan bahwa
Palu, pelaku usaha mikro dengan dalam mensiasati tingkat persaingan di antara
pengusaha besar maupun dengan para pelaku usaha di Kota Palu yang semakin
masyarakat untuk meningkatkan teknologi, kompetitif saat ini, para pelaku usaha mikro
kualitas, dan mutu dari hasil-hasil produk di Kota Palu melalui dorongan Dinas
usaha mikro di Kota Palu. Koperasi dan UMKM Kota Palu selaku pihak
i. Dukungan Kebijakan Pemerintah Kota yang membina, berusaha menciptakan iklim
Palu Pada Usaha Mikro persaingan yang kondusif dengan membentuk
Petikawan wawancara penulis dengan beberapa komunitas bisnis sendiri. Komunitas
informan penelitian, menggambarkan bahwa bisnis dari para pelaku usaha mikro di Kota
selain memberikan pendampingan usaha, Palu ini memiliki tujuan untuk saling
bentuk-bentuk kebijakan pemerintah Kota memberikan support atau dorongan agar
Palu melalui Dinas Koperasi dan UMKM usaha-usaha mereka tumbuh dan berkembang
Kota Palu lainnya dalam mendukung dengan baik di tengah derasnya tingkat
pengembangan usaha mikro di Kota Palu, persaingan yang ada saat ini.
adalah dengan memberdayakan usaha-usaha l. Penguatan Usaha Mikro
mikro binaan di Kota Palu melalui pelatihan, Hasil wawancara penulis dengan
bimtek, sosialisasi, magang, memberikan informan penelitian, menggambarkan bahwa
bantuan bahan baku, dan memberikan dalam menghadapi liberalisasi perdagangan
bantuan peralatan, dimana semua kebijakan atau sistem perdagangan bebas masyarakat
ini bertujuan untuk mengembangkan usaha ekonomi Asean (MEA), pemerintah Kota
mikro di Kota Palu. Palu harus sepenuhnya mendukung penguatan
j. Dukungan Sarana dan Prasarana Pada usaha mikro di Kota Palu melalui penguatan
Usaha Mikro kebijakan-kebijakan daerah yang mendorong
Sesuai hasil petikan wawancara penulis pengembangan usaha mikro di Kota Palu di
dengan informan penelitian, tergambar bahwa dalam menghadapi liberalisasi perdagangan
bantuan peralatan kepada para pelaku usaha atau masyarakat ekonomi Asean (MEA)
mikro binaan di Kota Palu adalah merupakan tersebut. Penguatan-penguatan kebijakan
salah satu respon dari Dinas Koperasi dan pemerintah daerah tersebut intinya mengarah
UMKM Kota Palu dalam memantau dinamika kepada penciptaan iklim usaha yang kondusif,
perkembangan usaha mikro di Kota Palu agar penguatan bantuan permodalan dari
tidak mengalami hambatan dalam pemerintah, perlindungan usaha untuk jenis-
pengembangannya. Artinya, Dinas Koperasi jenis usaha tertentu, pengembangan
113 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 Hlm 104-116 ISSN: 2302-2019

kemitraan, peningkatan pelatihan, Pemerintah Kota Palu melalui Dinas


pembentukan lembaga khusus, pemantapan Koperasi dan UMKM Kota Palu perlu
asosiasi, dan pengembangan promosi terus menerus mendorong terciptanya
2. Analisis SWOT Strategi Pengembangan iklim yang kondusif bagi keberadaan/
Usaha Mikro dalam mempercepat eksistensi usaha mikro. Beberapa upaya
pembangunan Kota Palu tersebut adalah menciptakan ketentraman
a. Analisis Faktor Internal (Kekuatan dan dan keamanan berusaha, penyederhanaan
Kelemahan) prosedur perijinan usaha, dan insentif/
Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka keringanan pembayaran pajak.
dapat diketahui hasil analisis SWOT untuk (2) Bantuan Permodalan Pemerintah
faktor internal yang terdiri dari kekuatan Untuk bantuan permodalan pemerintah
(strength) dengan jumlah nilai hasil skor Kota Palu perlu memperluas skim kredit
adalah sebesar 0,55 (nol koma lima lima) dan dengan bunga yang ringan, termasuk
kelemahan (weaknesses) dengan jumlah hasil skim khusus dengan syarat-syarat yang
skor sebesar 0,45 (nol koma empat lima) tidak memberatkan bagi para pelaku
dalam strategi pengembangan usaha mikro usaha mikro di Kota Palu. Upaya
dalam mempercepat pembangunan Kota Palu, pemerintah melalui program pemberian
dengan total nilai hasil skor faktor internal KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk modal
sebesar 2,80 (dua koma delapan nol). kerja bagi pelaku usaha mikro merupakan
b. Analisis Faktor Eksternal (Peluang dan salah satu program dan kegiatan strategis
Ancaman) yang perlu dikembangkan untuk
Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka perkuatan permodalan bagi para pelaku
dapat diketahui total nilai hasil skor faktor usaha mikro. Disamping itu, pelaku usaha
eskternal yang terdiri dari peluang mikro tetap konsisten memanfaatkan
(opportunities) dengan jumlah nilai hasil skor jasa-jasa lembaga keuangan untuk
adalah sebesar 0,64 (nol koma enam empat) membantu peningkatan permodalannya,
dan ancaman (threats) dengan jumlah nilai baik itu melalui sektor jasa finansial
hasil skor adalah sebesar 0,36 (nol koma tiga formal, sektor jasa finansial informal,
enam) dalam strategi pengembangan usaha skema penjaminan, leasing dana modal
mikro dalam mempercepat pembangunan ventura. Sebaiknya menggunakan jasa-
Kota Palu dengan nilai sebesar 3,02 (tiga jasa Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
koma nol dua). yang ada, maupun lembaga non bank
3. Analisis Penentuan Matriks Grand lainnya.
Strategy (Analisis Kuadrant) Strategi (3) Perlindungan Usaha Jenis-jenis Usaha
Pengembangan Usaha Mikro dalam Tertentu
mempercepat pembangunan Kota Palu Perlindungan usaha jenis-jenis usaha
Bentuk strategi yang diprioritaskan oleh tertentu, terutama jenis usaha mikro
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Palu (tradisional) yang merupakan usaha
didalam pengembangan usaha mikro dalam golongan ekonomi lemah (kerakyatan),
mempercepat pembangunan Kota Palu adalah harus mendapatkan perlindungan dari
kombinasi antara strategi Kekuatan-Peluang pemerintah Kota Palu, baik itu melalui
(Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan undang-undang maupun peraturan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang pemerintah yang bermuara kepada saling
(comparative adventages) dengan program- menguntungkan (win-win solution).
program atau rencana aksi sebagai berikut: (4) Pengembangan Kemitraan
(1) Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif Pengembangan kemitraan dikembangkan,
kemitraan yang saling membantu antara
Fahmi, dkk. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dalam Mempercepat Pembangunan Kota Palu………………..…114

para pelaku usaha mikro di Kota Palu, produk usaha mikro pada pameran di
atau antara para pelaku usaha mikro di tingkat lokal, nasional, internasional.
Kota Palu dengan pengusaha besar di (9) Mengembangkan Informasi Pasar dan
dalam negeri maupun luar negeri, untuk Jaringan Pemasaran
menghindarkan terjadinya monopoli Diperlukan fasilitasi Dinas Koperasi dan
dalam usaha. UMKM Kota Palu dalam bentuk
(5) Pelatihan Pelaku Usaha Mikro penyediaan pusat informasi pasar di
Pemerintah Kota Palu melalui Dinas sentra-sentra usaha mikro. Selama ini
Koperasi dan UMKM Kota Palu perlu pelaku usaha mikro tidak mempunyai
untuk meningkatkan pengetahuan dan akses dan informasi yang sama terhadap
keterampilan pelaku usaha mikro di Kota informasi pasar (assymetric information)
Palu melalui kegiatan pelatihan, misalnya informasi harga produk, dan
bimbingan teknis dan pendampingan permintaan pasar.
meliputi aspek kewiraswastaan, aspek (10) Penguatan Kelembagaan
manajemen, administrasi dan keuangan Perlu adanya kerjasama dan koordinasi
serta keterampilan teknis produksi dan yang serasi antara berbagai pihak
pengendalian kualitas. (stakeholders) dengan pelaku usaha
(6) Membentuk Lembaga Khusus mikro untuk tetap konsisten dalam
Membentuk lembaga khusus bertanggung menginventarisir berbagai isu-isu
jawab dalam mengkoordinasikan semua mutakhir yang terkait dengan masalah,
kegiatan yang berkaitan dengan upaya dan tantangan yang dihadapi dalam upaya
penumbuh kembangan usaha mikro di penguatan kelembagaan usaha mikro baik
Kota Palu dan juga berfungsi untuk pada tingkat lokal maupun nasional.
mencari solusi dalam rangka mengatasi
permasalahan baik internal maupun KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
eksternal yang dihadapi oleh para pelaku
usaha mikro di Kota Palu. Kesimpulan
(7) Memantapkan Asosiasi Hasil analisis SWOT menunjukkan
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, kekuatan dan peluang memiliki nilai skor
untuk meningkatkan perannya antara lain tertinggi dibandingkan dengan kelemahan
dalam pengembangan jaringan informasi dan ancaman dalam strategi pengembangan
usaha yang sangat dibutuhkan untuk usaha mikro mempercepat pembangunan
pengembangan usaha bagi anggotanya. Kota Palu, sehingga sebaiknya posisi dalam
(8) Mengembangkan Sosialisasi Produk dan Matriks Internal dan Eksternal saat ini dan
Promosi masa mendatang berada pada kombinasi
Untuk lebih mudah dalam memasarkan strategi antara Kekuatan-Peluang. Bentuk
hasil produk usaha mikro di Kota Palu, strategi relevan digunakan dalam strategi
maka pemerintah Kota Palu melalui pengembangan usaha mikro mempercepat
instansi-instansi terkait perlu mewadahi pembangunan Kota Palu adalah strategi
hal tersebut dengan kegiatan promosi kombinasi antara Kekuatan dan Peluang
produk-produk usaha mikro secara dengan mengoptimalkan kekuatan untuk
periodik dengan melibatkan para pelaku dapat memanfaatkan peluang melalui strategi
usaha lainnya sebagai mitra usaha. Perlu rencana aksi sebagai berikut:
juga diadakan talk show antara asosiasi a. Kemudahan; (i) akses permodalan untuk
dengan mitra usahanya. Salah satu wujud pengembangan skala usaha, (ii) akses
dukungan pemerintah Kota Palu adalah permodalan peningkatan akses pasar.
dengan konsisten mengikutsertakan
115 Katalogis, Volume 6 Nomor 7 Juli 2018 Hlm 104-116 ISSN: 2302-2019

b. Pengembangan; (i) SDM untuk memiliki perlindungan usaha mikro. Selain itu
kesempatan mengakses pasar baru, (ii) regulasi produk-produk usaha mikro
SDM memiliki potensi mengembangkan dapat akses ke pasar-pasar modern dan
eskpor, (iii) promosi untuk dapat pasar regional dan nasional bahkan
meningkatkan akses pasar; (iv) jaringan internasional.
usaha untuk melindungi usaha dari jenis c. Bagi pemerintah daerah dan pelaku
usaha-usaha tertentu; (v) pemasaran untuk usaha mikro, perlu dibentuk kawasan
dapat mengakses pasar yang baru, dan (vi) ekonomi khusus (industrial estate/park)
kemitraan untuk dapat melindungi usaha untuk pengolahan dan menampung
dari jenis-jenis usaha tertentu. produk usaha mikro. Dalam kawasan
c. Peningkatan akses teknologi melalui khusus ini industri sedang dan besar
pembangunan sarana dan prasarana. dibangun sehingga nilai tambah dari
Rekomendasi produk usaha mikro dapat diolah dan
1. Bagi Pelaku Usaha Mikro dinikmati. Terutama bagi produk-
a. Sebagai pelaku usaha mikro di Kota produk unggulan yang berdaya saing
Palu, perlu meningkatkan kapasitas tinggi (high competitive advantage).
sumberdaya manusianya, inner capacity
nya sebagai bagian dari mutu modal UCAPAN TERIMA KASIH
manusia (human capital), dimana dapat Penulis mengaturkan terima kasih yang
dilakukan melalui pengembangan diri, setinggi-tingginya dan setulus-tulusnya pada
pemberdayaan dan pelatihan-pelatihan yang terhormat Bapak Haerul Anam,
praktis, serta diikuti dengan perbaikan Mohamad Ichwan dan H. Syamsul Bachri,
pada kelembagaan usaha. yang telah banyak memberikan kritik dan
b. Diharapkan bagi setiap pelaku usaha saran demi kesempurnaan penyusunan tesis
mikro di Kota Palu dapat membangun ini. Ucapan terima kasih juga penulis
etos kerja mendukung pengembangan sampaikan kepada Bapak Sudaryano R.
usaha mikro (tekun, ulet, rajin, budaya Lamangkona sebagai Kepala Dinas Koperasi
kerja dan smart). dan UMKM Kota Palu, Bapak Yuslam
2. Bagi Perbankan sebagai Sekretaris Dinas Koperasi dan
a. Memberikan kemudahan aksesibilitas UMKM Kota Palu, Bapak Mursidin Hi.
bagi pelaku usaha mikro di Kota Palu Yusuf sebagai Kepala Bidang UMKM Dinas
dan memperluas dukungan perbankan. Koperasi dan UMKM Kota Palu, dan Bapak
b. Didalam hal penyaluran kredit ke Gandhi Teguh Persada sebagai Kepala Seksi
pelaku usaha mikro di Kota Palu, perlu Pengembangan Usaha UMKM Dinas
dipikirkan lembaga penjamin semacam Koperasi dan UMKM Kota Palu. Juga kepada
asuransi kredit bagi usaha mikro, karena para pelaku usaha mikro di Kota Palu, terima
pada umumnya usaha mikro sangat kasih atas segala bantuan dan dukungannya
rentang goncangan, sehingga kredit selama penulis melakukan penelitian.
macet sangat menghantui.
3. Bagi Pemerintah Daerah DAFTAR RUJUKAN
a. Membuka akses seluas-luasnya kepada Badan Pusat Statistik (BPS), 2015. Statistik
pelaku usaha mikro di Kota Palu ke Indonesia, BPS, Jakarta.
sumberdaya finansial, mempermudah Departemen Koperasi, 2008. PDB, Investasi,
perizinan mendorong perkembangan Tenaga Kerja, Nilai Ekspor UMKM di
usaha-usaha mikro unggulan. Indonesia, Depkop, Jakarta.
b. Diperlukan regulasi perdagangan untuk Hafsah, Mariana, 2010. Peran Usaha Mikro,
mendorong usaha mikro dan upaya Kecil dan Menengah di Era Reformasi,
Fahmi, dkk. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Dalam Mempercepat Pembangunan Kota Palu………………..…116

Jurnal IPS dan Pengajarannya, Vol. 2


No. 3, November 2010.
Idrus, 2013. Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM);
Pemilihan Setengah Hati, Akatiga,
Bandung.
Kementerian Koperasi dan UMKM, 2015.
Perkembangan Data Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) dan
Usaha Besar (UB), diakses tanggal 08
Februari 2017 dari www.depkop.go.id.
Najib, Ariawati, 2006. Usaha Kecil dan
Peluang Kerja di Indonesia, Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Partomo, T., dan Soejodono, A., 2004.
Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi, Ghalia, Indonesia.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun
2013. Tentang Perpajakan UMKM.
Sarwono, Jonathan, 2011. Mixed Methods:
Cara Menggabung Riset Kuantitatif dan
Riset Kualitatif Secara Benar, PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Tambunan, Tulus T.H., 2002. Usaha Kecil
dan Menengah di Indonesia: Beberapa
Isu Penting, PT. Mutiara Sumber
Widya, Jakarta.
Theng dan Jasmine, 2006. Regulasi dalam
Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah
di Indonesia, http://jurnal.unikom.ac.id/
vol4/art7.html, diakses tanggal 05
Februari 2017.

You might also like