Naspub Risma PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Hubungan Posisi Kerja Membungkuk Dengan Kejadian Kifosis Pada Petani Padi Di

Desa Grobogan

Risma Nur Safitri1, Safun Rahmanto2, Anita Faradilla Rahim2


Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang
Korespondensi : rismanursafitri22@gmail.com

ABSTRACT
Background: The prevalence of research in Indonesia states that the highest musculoskeletal
disease by occupation is farmers. The bending position of the farmer is a work position that is
not ergonomic. When bending the body requires greater muscular endurance and the body
must work harder to maintain balance, this position made greater imposition on the vertebral
coloumn. Kyphosis is a disorder in the human vertebral coloumn that bends forwards. As for
the factors that cause kyphosis are congenital, degenerative diseases and wrong working
position habits and applied for a long time. The purpose: to determine the relationship of
bent work position with the incidence of kyphosis rice farmers in the village of Grobogan.
Research method: the study design used a cross sectional design with a total sample of 116
people taken by purposive sampling technique and measuring the work position used the
rapid entire body assessment (REBA) worksheet. The measuring kyphosis curve used the
flexible curve method/flexible ruler in research data collection. The result :This study uses
Komogorov-Smirnov to test for normality obtained a significance value of 0,000. Hypothesis
testing using the Spearmen correlation test obtained significance value 0.003 or (0.003
<0.05). The conclusion: there was a significant correlation between bent work position and
kyphosis occurrence in rice farmers in the village of Grobogan with correlation coefficient of
0,277 which meant that this study has weak correlation.
Keywords : kyphosis, bent work position, Farmer

ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi dari penelitian di Indonesia menyatakan bahwa penyakit
musculoskeletal tertinggi menurut pekerjaan adalah petani. Posisi membungkuk yang
dilakukan petani merupakan posisi kerja yang tidak ergonomis. Pada saat membungkuk
tubuh membutuhkan ketahanan otot yang lebih besar serta tubuh harus bekerja lebih keras
mempertahankan keseimbangan, posisi ini membuat pembebanan yang lebih besar pada
tulang belakang. Kifosis yaitu kelainan pada tulang belakang manusia yang membungkuk ke
depan. Adapun faktor penyebab kifosis yaitu kongenital, penyakit degenerative serta
kebiasaan posisi kerja yang salah dan diterapkan dalam waktu yang lama. Tujuan: Untuk
mengetahui hubungan posisi kerja membungkuk dengan kejadian kifosis pada petani padi di
Desa Grobogan. Metode Penelitian: Desain penelitian menggunakan rancangan Cross
Sectional dengan jumlah sampel sebanyak 116 orang yang diambil dengan teknik Purposive
Sampling dengan mengukur posisi kerja menggunakan lembar kerja Rapid Entire Body
Assesment (REBA) dan mengukur kurva kifosis menggunakan Flexible Curve Method/
Penggaris fleksibel dalam pengambilan data penelitian. Hasil: Penelitian ini menggunakan
Komogorov-Smirnov untuk uji normalitasnya diperoleh nilai signifikansi 0,000. Uji
hipotesanya menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan nilai Signifikasi 0,003 atau
(0,003<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan posisi kerja membungkuk
dengan kejadian kifosis pada petani padi di Desa Grobogan, dengan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,277 yang artinya penelitian ini memiliki korelasi lemah.
Kata Kunci: Kifosis, Posisi Kerja Membungkuk, Petani
PENDAHULUAN kifosis dapat mempengaruhi gangguan
pernafasan, gangguan saraf dan gangguan
Posisi kerja merupakan penyebab organ lainnya (Kisner & Colby, 2007).
tertinggi penyakit yang dialami pekerja Penelitian yang dilakukan
yaitu sebanyak (40,5%). Petani Novianti (2015), pada 34 responden
merupakan pekerjaan dengan prevalensi menunjukkan responden mengalami
penderita musculoskeletal disorders postur kifosis sebanyak (73,5%), termasuk
tertinggi (Munir, 2012). Petani merupakan beban kerja berat sebanyak (67,6%) dan
salah satu pekerjaan dibidang sektor posisi kerja membungkuk sebanyak
informal di Indonesia yang telah (76,5%). Hasil penelitian sebelumnya
mengalami berbagai masalah kesehatan yang dilakukan oleh Malonda (2016),
seperti malnutrisi, keracunan bahan kimia, petani dengan posisi kerja kategori risiko
nyeri punggung bawah serta gangguan sedang sebanyak (81%), dan risiko tinggi
otot dan tulang (Iskandar, 2006). sebanyak (19%) dan petani dengan
Posisi kerja yang dilakukan petani keluhan muskuloskeletal tingkat risiko
merupakan posisi kerja yang tidak rendah sebanyak (14,3%), risiko sedang
ergonomis dimana semua pekerjaan sebanyak (81%), dan risiko tinggi
dilakukan menggunakan posisi kerja sebanyak (4,7%).
membungkuk. Posisi kerja membungkuk Sektor pertanian membutuhkan
yang dilakukan dalam waktu lama dapat tenaga kerja yang besar karena tekanan
menyebabkan otot serta ligamen melalui fisik yang terkumpul setiap hari
mengalami peregangan atau kekendoran pada masa yang panjang dapat
(Malonda, 2016). Pada saat membungkuk mengurangi kinerja otot sehingga daya
tubuh harus bekerja lebih keras tahan otot menjadi cepat jenuh. Hal ini
mempertahankan keseimbangan, posisi ini menjadi salah satu faktor penyebab
membuat pembeban yang lebih besar seseorang mengalami keluhan
pada tulang belakang (Wicaksono, 2011). muskuloskeletal salah satunya yaitu
Ketika membungkuk tulang belakang gangguan postur tubuh (Koesyanto, 2013).
akan bergerak kesisi depan, bagian depan
intevertebratal disk lumbal mengalami METODE
penekanan, bagian belakang
intervertebratal disk akan mengalami Metode pada penelitian ini
peregangan, bila proses ini sering menggunakan observasional analitik
dilakukan maka dapat menyebabkan dengan rancangan Cross Sectional.
terjadinya kifosis (Samara, 2004). Responden dalam penelitian ini sebanyak
Kifosis yaitu kelainan pada tulang 116 petani padi yang diambil berdasarkan
belakang manusia yang membungkuk ke teknik Purposive Sampling. Pengambilan
depan (Gabriel, 2014). Pada kifosis sering data menggunakan Lembar kerja Rapid
terjadi pemipihan diskus intervertebralis Entire Body Assessment (REBA) dan
sehingga nucleus terdorong dan terjebak metode flexiblecurve/Penggaris fleksibel
pada sisi depan membuat gerak ekstensi yang dikumpulkan pada 24 Februari
terkunci dan terjadi kontraktur pada posisi hingga 07 Maret 2020. Menggunakan uji
tersebut, pada ligament longitudinal normalitas kolmogorov-smirnov dengan
posterior terjadi iritasi dan kapsul ligamen uji hipotesa yang digunakan yaitu uji
mengalami pemendekan sehingga korelasi Spearman.
menyebabkan tightness (Hertling &
Kesler, 2006). Pada kasus yang berat HASIL
Berdasarkan diagram diatas
A. Hasil Analisa Univariat petani padi yang berjenis kelamin
1. Karakteristik Responden perempuan sebanyak 64 orang
Berdasarkan Usia (55%) dan petani padi yang
Karakteristik responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak
berdasarkan usia dapat dilihat pada 52 orang (45%). Dari hasil tersebut
diagram sebagai berikut: nilai persentase tertinggi
didapatkan jumlah petani padi
yang berjenis kelamin perempuan
Usia lebih banyak dibandingkan jumlah
35-43 Tahun petani padi yang berjenis kelamin
35% 32%
44-51 Tahun laki-laki.
33% 3. Karakteristik Responden
52-60 Tahun
Berdasarkan Masa Kerja
Karakteristik responden
Diagram 5.1 karakteristik Responden berdasarkan masa kerja dapat
Berdasarkan Usia dilihat pada diagram sebagai
(Sumber: Data Pribadi, 2020) berikut:
Masa Kerja
Berdasarkan diagram diatas
petani padi yang berusia 35-43 5% Baru
tahun sebanyak 37 orang (32%), 51% 44%
petani padi yang berusia 44-51 Sedang
tahun sebanyak 39 orang (33%), Lama
dan petani padi yang berusia 52-60
tahun sebanyak 40 orang (35%).
Dari hasil tersebut nilai persentase Diagram 5.3 Karakteristik Responden
tertinggi petani padi yang Berdasarkan Masa Kerja
mengalami kurva kifosis pada (Sumber: Data Pribadi, 2020)
rentang usia 52-60 tahun sebanyak
40 orang (35%). Berdasrkan diagram diatas
2. Karakteristik Responden petani padi dengan masa kerja
Berdasarkan Jenis Kelamin baru (<5) tahun sebanyak 6 orang
Karakteristik responden (5%), petani padi yang bekerja
berdasarkan jenis kelamin dapat dengan masa kerja sedang (6-10)
dilihat pada diagram sebagain tahun sebanyak 51 orang atau (44
berikut: %), dan petani padi dengan masa
kerja lama (>10) tahun sebanyak
Jenis Kelamin 59 orang atau (51%). Dari hasil
Laki-laki tersebut bahwa persentase
55% 45% tertinggi masa kerja petani padi
Perempuan termasuk dalam kategori masa
kerja lama (>10) tahun.
4. Karakteristik Responden
Berdasarkan Posisi Kerja
Diagram 5.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden
Berdasarkan Jenis Kelamin berdasarkan posisi kerja
(Sumber: Data Pribadi, 2020) membungkuk dapat dilihat pada
diagram sebagai berikut:
tersebut dapat disimpulkan bahwa
Posisi Kerja sebagian besar petani padi sudah
mengalami perubahan kurva
34% Risiko Tinggi tulang belakang menjadi kifosis.
66% B. Hasil Analisa Bivariat
Risiko Sangat
Tinggi
1. Uji Normalitas
Pada penelitian ini uji
normalitas yang digunakan yaitu
kolmogorov-smirnovme
Diagram 5.4 Karakteristik Responden dikarenakan sampel penelitian
Berdasarkan Posisi Kerja Membungkuk berjumlah >50 orang.
(Sumber: Data Pribadi, 2020)
Table 5.1 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan diagram diatas Kolmogorov-Smirnov
posisi kerja membungkuk pada Sig. (2-tailed)
petani padi dengan posisi kerja Posisi Kerja ,000
berisiko tinggi sebanyak 76 orang
Kurva ,000
(66%) dan petani padi dengan
posisi kerja membungkuk berisiko Hasil P<0,05
sangat tinggi sebanyak 40 orang (Sumber: Data Pribadi, 2020)
(34%). Dari hasil tersebut bahwa
persentase tertinggi posisi kerja Berdasarkan tabel diatas
membungkuk pada petani padi hasil uji kolmogorov-smirnov
termasuk dalam kategori posisi didapatkan nilai Sig. (2-tailed)
kerja berisiko tinggi . 0,000, artinya nilai signifikasi
5. Deskripsi Kejadian Kifosis tersebut lebih kecil dari 0,05
Distribusi kejadian kifosis (<0,05). Maka dapat diartikan
dapat dilihat pada diagram sebagai bahwa hasil sampel dari populasi
berikut: kelompok data tidak berdistribusi
normal.
Kurva 2. Uji Hipotesa
Pada penelitian ini
47% Normal menggunakan uji hipotesa
53%
Kifosis korelasi Spearman.
Tabel 5.3 Hail Uji Korelasi
Spearman
Variabel Signifi Correlation
kansi coefficient
Diagram 5.5 Deskripsi Posisi kerja 0.003 0.277
Kejadian Kifosis membungku
(Sumber: Data Pribadi, 2020) k dan
kejadian
Berdasarkan diagram diatas kifosis
petani padi yang mengalami (Sumber: Data Pribadi, 2020)
perubahan kurva kifosis sebanyak
62 orang (53%) dan petani padi Berdasarkan tabel diatas
yang tidak mengalami perubahan didapatkan nilai koefisien korelasi
kurva atau kurva normal sebanyak sebesar 0,277. Nilai korelasi ini
54 orang (47%). Dari hasil menunjukkan bahwa hubungan
antara variabel bebas dengan pada perempuan dikarenakan
variabel terikat termasuk dalam jumlah otot perempuan lebih
kategori rendah. Pada tabel diatas sedikit dan masa otot perempuan
dapat dilihat nilai signifikasi P lebih lemah dibandingkan laki-
(0,003<0,05), maka dapat laki. Hal ini disebabkan tulang
disimpulkan bahwa H1 diterima belakang perempuan lebih lentur
dan H0 ditolak yaitu terdapat daripada laki-laki, sebaliknya laki-
hubungan antara posisi kerja laki memiliki tulang belakang
membungkuk dengan kejadian yang lebih tebal. Dalam kasus
kifosis pada petani padi di Desa posisi kerja yang tidak ergonomi
Grobogan. yang dilakukan dalam waktu lama
. akan menyebabkan otot menjadi
PEMBAHASAN spasme sehingga tonus otot
menjadi lebih pendek dari
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil seharusnya, akibatnya otot akan
Peneltian memberikan kompensasi pada
1. Karakteristik Responden otot yang lain sehingga lama-
Berdasarkan Usia kelamaan hal ini dapat
Meningkatnya usia menyebabkan perubahan pada
menyebabkan degenerasi pada struktur tulang. Pada perempuan
tulang sehingga stabilitas pada juga mengalami proses menstruasi
tulang dan otot menjadi dan proses menopause yang
berkurang, seiring bertambahnya menyebabkan kepadatan tulang
usia diskus intervertebralis akan berkurang akibat penurunan
kehilangan kelenturannya dan hormon estrogen sehingga dapat
mengalami penyusutan matriks mempengaruhi perubahan postur
diskus, kerusakan matrik diskus (Trimunggara, 2010).
terjadi pada prevalensi usia 35-55 3. Karakteristik Responden
tahun (Nisa, 2018). Berdasarkan Masa Kerja
Pada orang tua diskus Masa kerja erat kaitannya
intervertebralis mengalami atrofi dengan kemampuan beradaptasi
yang mengakibatkan bertambah antara seorang pekerja dengan
pendeknya tubuh manusia. pekerjaannya dan lingkungan
Penurunan hormon yang terjadi kerjanya. Proses adapatasi dapat
pada usia lanjut dapat memberikan efek positif yaitu
mempengaruhi kepadatan tulang dapat menurunkan ketegangan
sehingga rawan terjadinya dan peningkatan aktivitas atau
osteoporosis yang mengakibatkan performa kerja, sedangkan efek
tulang menjadi mudah rapuh, bila negatifnya adalah batas ketahanan
postur tubuh buruk dipertahankan tubuh yang berlebihan akibat
dalam waktu lama serta didukung tekanan yang didapat pada proses
otot punggung yang lemah maka bekerja (Atiqoh, 2014). Penelitian
hal ini dapat mempercepat ini sejalan dengan penelitian
terjadinya perubahan postur tubuh Khaizun (2013) petani yang
(Eliyana, 2017). mempunyai masa kerja >4 tahun
2. Karakteristik Responden berisiko lebih besar mengalami
Berdasarkan Jenis Kelamin gangguan muskuloskeletal
Dina (2019) menyatakan dibandingkan dengan petani yang
bahwa kifosis lebih banyak terjadi mempunyai masa kerja <4 tahun.
Penelitian ini juga sejalan dengan lumbal mengalami penekanan,
dengan penelitian Novianti (2015) pada bagian ligamen sisi belakang
bahwa buruh gendong yang dari intervertebratal disk justru
mengalami kurva kifosis mengalami peregangan atau
terbanyak terjadi pada masa kerja pelenturan. Kondisi ini akan
lama atau >10 tahun. menyebabkan rasa nyeri pada
Masa kerja mempunyai punggung bagian bawah (Samara,
hubungan yang kuat dengan 2004).
keluhan otot karena semakin lama Sikap kerja membungkuk
masa kerja seseorang telah terjadi dapat menyebabkan “slipped disk”
akumulasi cidera-cidera ringan bila dibarengi dengan
yang dialami, dimana paparan pengangkatan beban berlebihan.
mengakibatkan rongga diskus Akibat dari tekanan yang
menyempit secara permanen dan berlebihan menyebabkan ligamen
juga mengakibatkan degenerasi pada sisi belakang lumbal rusak
tulang belakang. hal ini dan penekanan pada pembuluh
dikarenakan pembebanan pada darah saraf. Kerusakan ini
tulang belakang dalam jangka disebabkan oleh keluarnya
waktu yang lama dapat material pada intervertebratal disk
mengakibatkan gangguan kelainan akibat desakan tulang belakang
postur tubuh, salah satunya yaitu bagian lumbal (Astuti, 2007).
kelainan tubuh membungkuk atau Sikap kerja yang salah dapat
kifosis (Maizura, 2015). Postur menimbulkan gangguan
tubuh yang tidak seimbang dan muskuloskeletal, apabila otot
berlangsung dalam jangka waktu menerima beban statis secara
lama dapat mengaibatkan stress berulang dalam waktu lama dapat
pada bagian tertentu yang biasa menyebaban kerusakan pada
disebut dengan “ postural stress”. sendi, ligamen dan tendon.
Semakin lama seseorang bekerja Semakin tidak ergonomi posisi
maka akan semakin lama pekerja kerja yang dilakukan petani saat
terpapar penyakit yang dapat bekerja, maka semakin berisiko
ditimbulkan dari pekerjaaanya tinggi mengalami kelainan postur
(Nursatya, 2018) (Tarwaka, 2010).
4. Karakteristik Responden B. Analisa Hasil Hipotesa
Berdasarkan Posisi Kerja 1. Analisa Hubungan Posisi Kerja
Membungkuk Membungkuk dengan Kejadian
Posisi tubuh saat bekerja Kifosis
sangat ditentukan oleh jenis Berdasarkan hasil uji
pekerjan yang dilakukan. Ketika korelasi spearman terdapat
melakukan gerakan fleksi hubungan yang signifikan antara
menyebabkan ketegangan otot posisi kerja membungkuk dengan
(strain) terutama pada ligament kejadian kifosis pada petani padi
intraspinosus dan supraspinosus di Desa Grobogan dengan tingkat
diikuti ligament intraskapular dan hubungan kategori rendah. Posisi
ligament flavum. Pada saat tubuh saat bekerja sangat
membungkuk tulang punggung ditentukan oleh jenis pekerjaan
bergerak kesisi depan tubuh, otot yang dilakukan. Posisi tubuh
bagian perut dan sisi depan membungkuk dapat menimbulkan
intervertebratal disk pada bagian rasa sakit pada kepala, mata,
leher, punggung dan pinggang. Teori sesuai dengan yang
Bekerja dengan posisi dilakukan oleh petani padi di Desa
membungkuk dalam waktu yang Grobogan sebagian besar petani
lama akan membuat pekerja selalu melakukan peregangan
berusaha menyeimbangkan otot- pada punggung disela-sela waktu
otot leher, punggung, paha dan bekerja sehingga petani padi yang
kaki mengalami kontraksi statis mengalami kurva normal tidak
(Tarwaka, 2010). jauh berbeda dengan jumlah
Sebagian besar petani petani padi yang mengalami kurva
padi bekerja dengan posisi kifosis walaupun posisi kerja yang
punggung membungkuk dilakukan petani padi termasuk
seringkali dilakukan dan dalam kategori berisiko tinggi.
dipertahankan dalam jangka Perbedaan durasi kerja
waktu yang lama hal ini sejalan yang dilakukan petani padi juga
dengan penelitian Novianti (2015) dapat menjadi faktor penyebab
bahwa kelainan tulang belakang kenapa tingkat korelasi penelitian
seperti kifosis dapat diakibatkan ini lemah, beberapa petani padi
oleh terlalu lama membungkuk hanya bekerja dari jam 06:00 pagi
dengan posisi >45o dan dilakukan sampai jam 11:00 siang artinya
secara berulang dalam jangka durasi kerja yang dilakukan petani
waktu yang lama. Membungkuk padi ini termasuk dalam durasi
merupakan posisi pekerjaan petani kerja normal yaitu 5 jam per hari
padi yang tidak dapat dihindari. atau <8 jam per hari. Beberapa
Hampir semua pekerjaan petani petani padi yang lainnya
padi baik menyemai bibit, melakukan durasi kerja yang
mengolah lahan, mencangkul, panjang yaitu mulai dari jam
menanam hingga proses 05:00 pagi hingga jam 17:00 sore,
pemanenan juga dilakukan dengan durasi kerja yang dilakukan petani
posisi kerja membungkuk. padi ini termasuk durasi kerja
Dalam penelitian lama, dimana durasi kerja yang
Miftahudin (2016) juga dilakukan >8 jam per hari, durasi
mengatakan bahwa kebiasaan kerja lama inilah yang dapat
seseorang seperti duduk, berdiri, menjadi penyebab kelainan tulang
membungkuk dapat menyebabkan belakang yaitu kifosis. Hal ini
terjadinya kelelahan, ketegangan sesuai dengan teori Ginting (2011)
otot dan akhirnya menimbulkan dimana lamanya seseorang
rasa sakit, selain tulang belakang bekerja normalnya adalah 8 jam
menjadi tidak lurus, otot, ruas per hari. Memperpanjang waktu
serta ligament akan tertarik lebih kerja lebih dari kemampuan
keras. Tetapi apabila sebelum biasanya tidak disertai efisiensi,
melakukan pekerjaan disela jam efektivitas dan produktivitas kerja
istirahat dan setelah bekerja yang optimal, bahkan dapat
dilakukan peregangan pada menurunkan kualitas kerja.
punggung, maka kelelahan, Menurut Istiqomah
ketegangan otot dan cidera pada (2017), gizi dapat mempengaruhi
punggung dapat dihindari struktur tubuh, seseorang dengan
sehingga kekuatan otot punggung, gizi yang baik mempunyai energi,
kesehatan dan fleksibilitas dapat kesehatan tulang dan ketahanan
dipertahankkan (Anderson, 2010). otot serta tonus yang cukup untuk
mempertahankan tubuh dalam Atiqoh, J., Wahyuni, I., & Lestantyo, D.
aktivitas sehari-harinya. Hal inilah (2014). Faktor-faktor Yang
yang dilakukan oleh beberapa Berhubungan Dengan Kelelahan
petani padi di Desa Grobogan Kerja Pada Pekerja Konveksi Bagian
mereka memenuhi nutrisi mereka Penjahit di CV. Aneka Garment
dengan gizi yang lengkap Gunung Semarang. Jurnal Kesehatan
sehingga kekuatan otot dan Masyarakat (e-Journal), 2(2), 119-
kesehatan tulang punggung dapat 126.
dipertahankan. Beberapa petani Eliyana, L. (2017). Hubungan Posisi
padi di Desa Grobogan juga aktif kerja Terhadap Kejadian Low Back
dalam mengikuti kegiatan senam Pain Pada Petani Di Dusun Klerek
yang dilaksanakan oleh posyandu Desa Turongrejo Kecamatan Junrejo
lansia setiap satu minggu sekali, (Doctoral Dissertation, University of
dengan olahraga rutin yang Muhammadiyah Malang).
dilakukan oleh beberapa petani Ginting, S. (2011). Pengaruh Beban Kerja
padi di Desa Grobogan ini dapat dan Asupan Kalori Terhadap Status
menjadi salah satu faktor yang Gizi Pekerja Peternakan Ayam
juga berpengaruh terhadap hasil Broiler di Desa Silebo-lebo
korelasi penelitian ini dalam Kecamatan Kutalimbaru Kabuaten
kategori lemah. Deli Serdang, Jurusan Keseatan
Masyarakat Universitas Sumatra
KESIMPULAN Utara.
Hertling, M.Kessler. (2006). Management
Dari hasil penelitian yang sudah of Common Muskuloskeleal
dilakukan dan pembahasan mengenai Disorders:Physical Therapy
hubungan posisi kerja membungkuk Principles. Usa: Library of Congress
dengan kejadian kifosis pada petani padi Cataloging-in-Publication Data.
di Desa Grobogan bahwa terdapat Iskandar, J. (2006). Metedologi
hubungan yang signifikan antara posisi Memahami Petani Dan Pertanian.
kerja membungkuk dengan kejadian Jurnal Analisis Sosial, pp. 171-211.
kifosis pada petani padi di Desa Grobogan Istiqomah, S. (2017). Distribusi Ukuran
dengan tingkat korelasi dalam kategori Kurva Vertebra Pada Kuli Angkut
lemah. (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiya Palembang).
DAFTAR PUSTAKA Kantana T. (2010). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keluhan Low Back
Anderson. (2010). Effect of Exercise Pain Pada Kegiatan Mengemudi Tim
Interventions on Musculoskeletal Ekspedisi PT. Enseval Putera
Pain in All Body Regions Among Megatranding Jakarta. Skripsi,
Office Workers. Journal Manual Universitas Islam Negeri Syarif
Therapy, Vol. 15, No.07. Hidayahtullah.
Astuti, R. D., dan Suhardi, B. (2007). Khaizun. (2013). Faktor Penyebab
Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja Keluhan Subyektif Pda Punggung
dan Beban Angkat Terhadap Keluhan Pekerja Tenun Sarung Di Desa
Muskuloskeletal. Diakses dari Wanareja Utara Pemalang. Skripsi,
http://www.hahrainmedical.com?mei Universitas Negeri Semarang.
2005/association.pdf. Pada 01 Koesyanto, H. (2013). Masa Kerja dan
Agustus 2016. Sikap Kerja Duduk Terhadap Nyeri
Punggung. KEMAS: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(1), pp.9- Jakarta: fakultas Kedokteran
14. Universitas Trisakti.
Maizura, C. E. (2015). Faktor-Faktor Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri.
yang Berhubungan dengan Keluhan Surakarta: Harapan Press.
Nyeri Pinggang Bawah pada Pekerja Ultarini, D., Zaidah, L., & Fatmawati, V.
PT Bakri Metal Industri tahun 2015. (2019). Identifikasi Skoliosis Pada
Universitas Islam Negeri Syarif Anak Usia 11-13 Tahun di
Hidayahtullah. Yogyakarta. Universitas Aisyiyah
Malonda, C. E. (2016). Gambaran Posisi Yogyakarta.
Kerja Dan Keluhan Gangguan Wicaksono, B. (2012). Faktor yang
Muskuloskeletal Pada Petani Padi Di Berhubungan dengan Gangguan
Desa Kiawa 1 Barat Kecamatan Nyeri Punggung Bawah pada Bidan
Kawangkoan Utara. PHARMACON, Saat Menolong Proses Persalinan.
5(4). Jurnal Keselamatan Kesehatan dan
Munir, S. (2012). Analisis Nyeri Lingkungan Kerja. Vol 1 (1) : Hal 1-
Punggung Bawah Pada Pekerja 11.
Bagian Final Packing dan Fart
Supply di PT X. Skripsi, Universitas
Indonesia.
Nisa, K. (2018). Hubungan Posisi Kerja
Membungkuk Dengan Kejadian Low
Back Pain Pada Petani Sayur Di
Desa Torongrejo Batu (Doctoral
Dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).
Novianti, H. (2015). Hubungan antara
Beban Kerja dengan Kejadian
Postural Kifosis (Postur
Membungkuk) pada Pekerja Buruh
Gendong Wanita di Los Tengah
Pasar Johor Semarang. Juranal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
3(1), pp.375-384.
Nurhadiono, H.M., Wahyuni, S. And
Kurniawati, D. (2016). Hubungan
Antara Sikap Kerja Membungkuk
Dengan Perubahan Kurva Vertebra
Pada Kuli Bangunan (Doctoral
Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Nursatya, M. (2008). Resiko MSDs pada
Pekerja Cetering di Pusaka
Nusantara Jakarta Tahun 2008.
Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Samara, D. (2004). Lama Dan Sikap
Duduk Sebagian Faktor Risiko
Terjadinya Nyeri Pinggang Bawah.

You might also like