Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

PENURUNAN JUMLAH ERITROSIT DARAH TEPI AKIBAT PAPARAN RADIASI SINAR X DOSIS RADIOGRAFI

PERIAPIKAL

(The Decreasing of Erythrocyte Cappilary Blood Vessel on X-ray Radiation Exposure With Periapicale
Dosage).

Erma N,K*, Supriyadi**


*Praktisi dokter gigi
** Laboratorium Radiologi KG Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

ABSTRACT

The purpose of this study was to evaluate the decreasing of erythrocyte cappilary blood vessel on X-ray
radiation exposure with periapicale radiography dosage. This study is laboratory experimental research that used the
Post-Test Control Group Design. The sample research was mus musculus, male, 3–4 month of age, 20– 25 g of weight
and healthy. There were 24 mus musculus that were divided into 6 groups wich each group 6 mus musculus: the first
group was used as a control group (no X-ray radiation exposure), the second group was induced with X-ray radiation
with once exposure of periapicale radiography dosage. The third group was induced with X-ray radiation with six-
time exposure of periapicale radiography with 1 minute of interval. The fourth group was induced with X-ray
radiation with fourteen-time exposure of periapicale radiography dosage with 1 minute of interval. The source of
radiation was the X-ray radiation exposure was given from dental radiography unit (thropy) : periapicale projection,
70 Kvolt voltage, 8 mA, 20 cm of Source Object Distance (SOD), adult patient type and molar region selector. The
entire sample was taken hereinafter sacrificed 24 hours after radiation exposure. The observation and counting of
erythrocyte using with erythrocyte counting room. The data were statistically analyzed using one-way anova at
significant level (α) of 0.05. The results of this study showed that was decreasing an amount of erythrocyte cappilary
blood vessel; at control group was 2,5833 million cell/mm3, at the second group was 2,4167 million cell/mm3, at the
third group was 2,3500 million cell/mm3, and the fourth group was 2,0000 million cell/mm3.There was significant
decreasing an amount of erythrocyte among the four groups (p < 0.05). There were decreasing an amount of
erythrocyte cappilary blood vessel was caused by X-ray radiation induced from periapicale radiography

Keywords: erythrocyte, periapicale radiography,

Korespondensi (Correspondence): Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jl. Kalimantan 37
Jember

Sinar X banyak digunakan dalam itu akan bertambah, tapi tidak


praktek kedokteran gigi karena sifat-sifatnya mempengaruhi tingkat keparahannya
yang begitu banyak, baik untuk tujuan (severity). contoh : kanker, katarak,dll. Efek
diagnostik maupun terapi. Sinar-X termasuk deterministik adalah efek yang akan selalu
sinar radiasi ionisasi, yaitu radiasi yang ketika muncul apabila dosis yang diterima melebihi
melewati matter membentuk partikel ambang dan mempengaruhi tingkat severity.
bermuatan positif dan negatif 1,2. Jika terkena radiasi tapi tidak melebihi nilai
Penggunaan radiasi ionisasi dapat ambang, efek deterministik itu tidak akan
menimbulkan kerusakan pada tubuh, muncul. Tapi kalau sudah lewat ambang, efek
terutama melalui proses ionisasi atom-atom itu akan muncul, dan semakin besar dosis
pembentuk jaringan. Interaksi radiasi dengan radiasi, akan semakin parah efeknya. contoh
jaringan tubuh pada tingkat atom akan :muntah, kulit terbakar dan lain-lain 1,2.
menimbulkan perubahan pada tingkat Semua efek radiasi umumnya
molekul, yang kemudian akan menimbulkan diawali dengan kerusakan ikatan kimia pada
kerusakan selular, dan selanjutnya dapat sel. Bila energi radiasi yang terserap cukup
menimbulkan fungsi sel abnormal atau besar maka dapat terjadi kematian sel.
kehilangan fungsinya. Kerusakan selular dari Kematian sel akibat radiasi disebabkan oleh
penggunaan radiasi, organisme hidup akan efek akut karena radiolisis molekul air. Produksi
menunjukkan tanda kerusakan organik. oksigen teraktifasi mungkin berakibat dalam
Perubahan jumlah darah merupakan contoh peroksidasi lemak, melukai membran, dan
klasik dari kerusakan organik akibat radiasi mungkin berinteraksi dengan makro molekul
ionisasi 1. dari sel 3. Tanda-tanda klinis atau temuan-
Radiasi jika mengenai manusia, temuan dari laboratorium dapat berupa
dapat menimbulkan 2 efek, yaitu efek kelainan yang minimal sampai berat dan
stokastik dan efek determenistik. Efek stokastik biasanya tidak tampak apabila energi radiasi
adalah efek yang munculannya merupakan tersebut tidak terlalu besar. Hal ini
suatu kemungkinan (probabilitas) dan tidak dikarenakan kerusakan kimia yang terjadi
punya nilai ambang. Jadi radiasi akan masih mampu diperbaiki oleh tubuh4. Radiasi
menambah nilai kemungkinan itu. Berapapun menimbulkan kerusakan pada sel tergantung
besar radiasi yang mengenai, kemungkinan dari dosis, lama radiasi dan jenis sel yang
Penurunan Jumlah Eritrosit Darah Tepi Akibat Paparan Radiasi …. (Erna dan Supriyadi)
 

terpapar. Efek terhadap sel berupa nekrosis, namun radiasi ionisasi dengan dosis
transformasi keganasan, dan apotosis 5. berapapun dapat menyebabkan somatic
Dosis radiasi sinar X 25 rem (0,25 rad) stochastic effects dan genetik stochastic
dalam waktu beberapa hari dapat effects. Sampai saat ini belum ada penelitian
mempengaruhi keadaan darah. Hal-hal yang yang menyangkut masalah efek samping
dapat ditemukan pada pemeriksaan dari radiasi radiografi dosis periapikal.
laboratorium adalah anemia, leukopenia, Penelitian-penelitian yang banyak dilaporkan
trombositopenia dan leukemia 1. Radiasi kebanyakan hanya akibat efek radiografi
ionisasi dapat mengurangi jumlah sel darah dalam dosis besar saja. Begitu juga belum di
dalam sirkulasi perifer. Dosis 0,25 gray (25 rad) ketahui pengaruh radiasi dari radiografi
menghasilkan penurunan haematologi yang periapikal terhadap sel-sel darah khususnya
jelas. Radiasi mengurangi jumlah sel darah eritrosit. Penelitian ini bertujuan untuk
immatur (batang tubuh atau bakal sel darah) mengetahui pengaruh radiasi dosis tunggal
yang terbentuk dan mengurangi jumlah sel dan ulangan dari radiografi periapikal
darah matur dalam aliran darah. terhadap jumlah eritrosit pada darah tepi.
Sel darah merah (eritrosit) adalah sel
yang tidak memiliki nukleus dan hidup sekitar BAHAN DAN METODE
120 hari dan merupakan sel paling banyak
dalam darah. Fungsi eritrosit adalah untuk Penelitian ini adalah penelitian
mengangkut oksigen dan karbon dioksid eksperimental laboratoris dengan rancangan
melalui aliran darah. Sel darah merah normal The Post Test Only Control Group. Penelitian
berbentuk lempeng bikonkaf dengan dilakukan di Instalasi Radiologi Kedokteran
diameter kira-kira 7,8 mikrometer. Bentuk sel Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM),
darah merah dapat berubah-ubah ketika sel Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi
berjalan melewati kapiler. Eritrosit yang Universitas Jember.Variabel Bebas adalah
bersikulasi mempunyai masa paruh sekitar 120 Dosis tunggal dan ulangan paparan radiasi
hari. Pada pria, jumlah sel darah merah sinar X radiografi periapikal. Variabel Terikat
normal (RBC) adalah 5.500.000 per mm3, Jumlah eritrosit pada darah tepi. Variabel
sedang RBC normal pada wanita adalah Terkendali antara lain hewan coba (jenis
4.800.000 per mm3 (6). kelamin, berat badan, umur), minuman dan
Eritrosit termasuk sel yang kurang makanan hawan coba (standart), cara
sensitif terhadap penyinaran radiasi daripada pemeliharaan hawan coba, metode
sel darah lain. Bila eritrosit makin matur, pemaparan (lokasi, jarak) dan unit X-ray yang
radiosensivitas makin berkurang. Dosis radiasi digunakan. Dosis tunggal paparan radiasi
0,1 gray (10 rad) cukup mengurangi jumlah sel sinar X radiografi periapikal adalah
ini dalam aliran darah. Dosis radiasi ionisasi di pemberian satu kali paparan radiasi sinar X
bawah 0,5 gray (50 rad) dapat mengurangi radiografi periapikal yang dihasilkan oleh alat
jumlah sel darah dalam aliran darah. Sel-sel dental-radiography Unit (film selector = 6, SOD
darah ini mulai menbentuk populasi ulang, = 20 cm, 70KV, 8mA, dosis = 1 Rad, pada regio
satu bulan setelah radiasi. Pembelahan molar, pasien dewasa). Dosis ulangan
eritrosit karena penyinaran radiasi dapat pemberian radiasi dosis periapikal adalah
menimbulkan anemia (kekurangan darah pengulangan pemberian radiasi yang
yang disertai dengan kurangnya viitalitas) besarnya sama dengan radiasi sebelumnya
yang memburuk dengan adanya dengan selang waktu diantara pengulangan-
pendarahan di seluruh tubuh 1,7. pengulangan tersebut selama satu menit.
Radiografi periapikal adalah jenis Jumlah eritrosit Yaitu jumlah eritrosit
tehnik radiografi yang menggunakan sinar X mikroskopis yang dihitung dengan
dan digunakan secara rutin dalam praktek menggunakan kamar hitung eritrosit. Sampel
kedokteran gigi. Radiografi periapikal adalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tehnik proyeksi intra oral radiografi untuk mencit dengan kriteria: jenis kelamin jantan,
menggambarkan beberapa gigi dan jaringan berat badan 20-25 gram,umur 3-4 bulan dan
pendukung disekitarnya yang dapat sehat. Sampel penelitian dibagi menjadi 4
memberikan informasi mengenai gigi dan kelompok yaitu 1 kelompok kontrol dan 3
tulang alveolar disekitarnya 8. kelompok perlakuan dengan besar sampel
Pada umumnya untuk pemeriksaan masing-masing kelompok adalah 6 mencit.
radiografi seluruh gigi-gigi dengan proyeksi Hewan coba sebelumnya
periapikal dibutuhkan paling sedikit 6 diadaptasikan selama 7 hari, diberi makanan
radiograf. Menurut Suharjo dan Endang (1994) standar dan minum setiap hari secara
untuk mendapat gambaran radiografi dari adlibitum (sesukanya). Hal ini bertujuan untuk
seluruh gigi-geligi dibutuhkan paling sedikit 14 memperoleh keseragaman sebelum
radiograf 9. Pembuatan satu radiograf dilakukan penelitian dan untuk mengontrol
periapikal memerlukan 0,04 sampai 0,14 Gray hewan coba. Hewan coba sebanyak 24 ekor
atau sekitar 4 sampai 14 rad 10. Dosis radiografi dikelompokkan secara acak menjadi 4
intraoral dengan 70 kV dan 16 inci adalah 250 kelompok, yaitu:
mRad 11, sedangkan menurut Lukman (1995) a. Kelompok I : tidak dilakukan pemaparan
dosis radiasi intraoral adalah 259 mRad 12. radiasi (kelompok kontrol)
Besar dosis yang sering digunakan di b. Kelompok II : pemaparan radiasi
bidang kedokteran gigi adalah relatif kecil, sebanyak 1 kali.

141
 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 9 No. 3 2012: 140-144

c. Kelompok III: pemaparan radiasi berbeda bermakna (p < 0,05) yaitu :


sebanyak 6 kali dengan selisih waktu kelompok P14 dengan kelompok K1, kelompok
pengulangan 1 menit. P14 dengan kelompok P1 dan kelompok P14
d. Kelompok IV: pemaparan radiasi dengan kelompok P6.
sebanyak 14 kali dengan selisih waktu
pengulangan 1 menit. DISKUSI
Sebelum dilakukan pemaparan
hewan coba di fiksasi dengan alat fiksasi Hasil penelitian dan pengujian
khusus yang terbuat dari pipa paralon yang statistik membuktikan bahwa radiasi ionisasi
terbuat dari plastik. Mencit dimasukkan sinar X radiografi periapikal dosis paparan
dengan kepala masuk ke lubang dasar tunggal maupun dosis paparan ulangan
tabung lalu difiksasi dengan dua lidi dapat berpengaruh terhadap penurunan
sedangkan bagian belakang difiksasi dengan jumlah eritrosit. Hasil ini sesuai dengan
menyilangkan tiga lidi di antara lubang yang pendapat Edwards et al., (1990) yang
telah dibuat. Pemaparan Radiasi diberikan mengatakan bahwa paparan radiasi dapat
pada bagian daerah jantung hewan coba dikomulatifkan. Begitu juga pendapat Miles et
menggunakan dental-radiography Unit al., (1992) bahwa jaringan mempunyai
dengan indikator radiografi : voltage 70 Kvolt , kemampuan untuk memperbaiki kerusakan
8 mA, film selector = 6, Source Object akibat radiasi, namun kerusakan yang tidak
Distance (SOD) = 20, dosis = 1 Rad, pasien dapat diperbaiki bisa dikomulatifkan 1,11.
dewasa, regio molar. 24 jam setelah dipapar Penelitian ini menggunakan
radiasi hewan coba dianestesi kemudian rancangan penelitian eksperimental The
dilakukan pengambilan darahnya, dengan Postest-Only Control Group Design.
menggunakan syringe pada jantung Rancangan penelitian ini dipilih dengan
sebanyak 1ml kemudian ditaruh ke dalam pertimbangan bahwa tiap unit populasi
tabung reaksi yang telah diberi EDTA. Jumlah mempunyai karakteristik yang sama sehingga
eritrosit dihitung dengan menggunakan pengukuran awal tidak perlu dilakukan. Selain
kamar hitung eritrosit. Data yang diperoleh itu secara teknis pada penelitian ini
kemudian dilakukan uji One way Anova pengukuran awal tidak mungkin dilakukan
dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). karena akan merusak sampel.
Pada penelitian ini digunakan dosis
HASIL PENELITIAN paparan tunggal dan dosis total 6 kali
paparan, karena dosis ini yang sering
Tabel 1. Jumlah rata-rata eritrosit darah tepi digunakan pada praktek kedokteran gigi.
mencit jantan setelah 24 jam Dosis total 14 kali paparan juga dipillih
paparan sinar X dosis radiografi dengan alasan dosis ini mungkin digunakan
periapikal pada masing-masing sebagai pengulangan apabila terjadi
kelompok kesalahan dalam pemeriksaan radografi 9.
Kelompok n Mean (juta cell/mm3) SD Radiasi sinar X dari unit dental
radografi yang digunakan dalam penelitian
K1 6 2,5833 0,24833
diarahkan melalui cone yang mempunyai
P1 6 2,4167 0,31885
luas permukaan 100 mm2. Cone diarahkan
P6 6 2,3500 0,18708
tepat pada jantung hewan coba sebagai
P14 6 2,0000 0,15492
fokus organ tempat pengambilan darah.
Keterangan :
K1 : Kontrol (tanpa paparan radiasi) Pengambilan darah dilakukan pada jantung
P1 : paparan tunggal dosis radiografi periapikal dengan pertimbangan volume darah yang
P6 : paparan 6 kali dosis radiografi periapikal dibutuhkan cukup banyak untuk proses
P14 : paparan ulangan 14X dosis radiografi periapikal pemeriksaan.
Penelitian ini dilakukan pada
Data pada tabel diatas binatang coba mencit jantan. Apakah hasil
menunjukkan jumlah rata-rata eritrosit darah penelitian ini dapat disamakan atau
tepi mencit pada paparan radiografi dengan digeneralisasikan pada manusia, tentu saja
dosis tunggal, dosis ulangan 6 kali dan dosis hal ini memerlikan penelitian dan
ulangan 14 kali mengalami penurunan pembahasan tersendiri, tetapi perlu diketahui
dibandingkan jumlah rata-rata eritrosit darah bahwa lethal dosage (LD) 50/30 dari mencit
tepi mencit tanpa paparan (kontrol). adalah 550-640 rad 13. Sedangkan LD 50/30
Penurunan jumlah eritrosit paling besar manusia dewasa adalah 450 rem (~ 45 rad).
terdapat pada kelompok P14. LD 50/30 adalah dosis radiasi seluruh tubuh
Uji statistik Uji Statistik One Way yang bersifat letal pada 50% populasi dalam
Anova menunjukkan terdapat perbedaan waktu 30 hari 1.
yang bermakna jumlah rata-rata eritrosit Efek radiasi sinar X radiografi
darah tepi mencit pada masing-masing periapikal dosis paparan tunggal dan
kelompok (P (0,003 )<0,05). Uji statistik Post paparan ulangan terhadap eritrosit darah
Hoc Test menghasilkan kelompok yang tidak tepi mencit jantan ditunjukkan dengan
berbeda bermakna (p > 0,05) yaitu : penurunan jumlah eritrosit. Radiasi
Kelompok K1 dengan kelompok P1 ,Kelompok mengurangi jumlah sel darah immatur (bakal
K1 dengan kelompok P6 dan Kelompok P1 tubuh atau bakal sel darah) yang terbentuk
dengan kelompok P6. Kelompok yang dan mengurangi sel darah matur dalam aliran
Penurunan Jumlah Eritrosit Darah Tepi Akibat Paparan Radiasi …. (Erna dan Supriyadi)
 

darah (Edwards, et al., 1990). Radiasi memicu Radikal bebas dapat bergeser ke
apoptosis melalui kerusakan DNA yang timbul molekul lain, seperti molekul DNA, yang
akibat radikal bebas yang terbentuk 5. terletak dengan jarak tertentu dari daerah
Penurunan jumlah sel darah merah ionisasi awal dan berinteraksi dengan,
disebabkan adanya kerusakan biologi dan mengionisasi, merusak ikatan kimia dan
kematian sel. Teori target menyatakan bahwa menghasilkan melokuler atau titik lesi pada
sel mati setelah penyinaran radiasi ionisasi bila makromolekul DNA. Radikal bebas dapat
molekul utama (DNA) menjadi tidak aktif. Teori menimbulkan kerusakan biologis yang lebih
racun (Poison Theory) menyatakan bahwa berat dengan bergabung terhadap molekul
radiasi ionisasi menghasilkan radikal bebas lain, untuk membentuk substansi racun yang
intraseluler yang secara biologis sangat juga dapat bergeser ke molekul DNA di
merusak 1. dekatnya dan melakukan interaksi yang
Rata-rata jumlah eritrosit darah tepi berbahaya 1.
dengan dosis paparan ulangan 14 kali Radiasi sendiri diyakini paling efektif
terdapat perbedaan yang bermakna atau dalam membunuh sel yang sedang aktif
signifikan dibandingkan kelompok yang membelah. Fase yang paling sensitif terhadap
lainnya. Pada kelompok kontrol, kelompok radiasi adalah fase G2 dan M. Fase yang lain
dosis radiasi paparan tunggal dan kelompok berperan dalam respons adaptasi dan
dosis radiasi paparan ulangan 6 kali, perbaikan. Kerusakan sel akibat radiasi selain
penurunan jumlah eritrosit darah tepi tidak karena kerusakan DNA juga karena kerusakan
signifikan. Penurunan jumlah eritrosit darah membran sel atau microtubuli dan kerusakan
tepi antara yang signifikan dan yang tidak membran ternyata memberikan konstribusi
signifikan disebabkan besarnya dosis radiasi terhadap timbulnya apoptosis.
yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan
keterangan (teori) yang menyatakan bahwa KESIMPULAN
radiasi menimbulkan kerusakan pada sel
tergantung dari dosis dan lama radiasi 5. 1. Terjadi penurunan jumlah rata-rata
Penurunan jumlah eritrosit pada eritrosit darah tepi mencit pada
penelitian ini disebabkan karena terjadi paparan radiografi periapikal dengan
kerusakan sel yang irreversibel akibat radiasi dosis tunggal, dosis ulangan 6 kali dan
ionisasi. Kerusakan sel akibat radiasi ionisasi ini dosis ulangan 14 kali
dapat terjadi secara langsung maupun tidak 2. Terjadi peningkatan penurunan jumlah
langsung. Kerusakan langsung terjadi eritrosit sesuai dengan peningkatan
terutama pada molekul DNA. Pada sel yang pengulangan paparan radiasi dengan
mendapat paparan radiasi, molekul DNA penurunan terendah pada kelompok
akan menjadi target utama sehingga akan pengulangan 14 kali.
mengalami kerusakan paling banyak. Hal ini
karena molekul DNA merupakan struktur sub SARAN
sel yang paling peka terhadap radiasi Berdasarkan hasil penelitian ini maka
dibandingkan struktur sub sel yang lain. Seperti usaha pencegahan dan proteksi terhadap
yang telah disebutkan sebelumnya bahwa radiasi perlu terus ditingkatkan. Penelitian ini
kerusakan DNA yang terjadi akibat radiasi hanya mendeteksi jumlah eritrosit dan tidak
ionisasi adalah ikatan silang protein DNA, meneliti faktor bukan radiasi yang berkaitan
ikatan silang pita DNA, oksidasi dan degradasi dengan penyebab penurunan jumlah sel,
basa DNA, ikatan gula phospat putus dan juga perubahan morfologi pada tingkat sel
rantai DNA baik tunggal maupun ganda dan subsel akibat paparan radiasi. Dengan
terputus 5,14. Kerusakan secara tidak langsung demikian perlu dilakukan penelitian
yaitu oleh radikal bebas hasil dari radiolisis selanjutnya mengenai keadaan sel setelah
molekul air dalam sel, terutama adalah paparan radiasi ionisasi dalam rangka untuk
radikal bebas hidroksil (OH)13. Persentase melengkapi penjelasan mengenai proses
molekul air dalam tubuh mencapai 800% kerusakan sel akibat radisi ionisasi khususnya
berat 1, sehingga diperkirakan kerusakan sel pada eritrosit.
pada penelitian ini sebagian besar terjadi
melalui efek tidak langsung atau oleh radikal DAFTAR BACAAN
bebas.
Penurunan jumlah eritrosit ini 1. Edwards, et al., Perlindungan Radiology
disebabkan karena terjadi autolisis. Eritrosit Bagi Pasien dan Dokter Gigi. Alih Bahasa
yang lisis tidak dapat dihitung sebab tidak ; Lilian Y. Judul Asli : Radiation Protection
terlihat dalam kamar hitung eritrosit. for Dental Radographers. Jakarta :
Sedangkan eritrosit yang nekrosis masih dapat Widya Medika. 1990.
terbaca dan dihitung. Sebab eritrosit yang
nekrosis masih memiliki tanda-tanda 2. Amsyari, F. Radiasi Dosis Rendah dan
kehidupan sehingga dihitung dalam Pengaruhnya Terhadap Kesehatan.
penelitian. Nekrosis adalah perubahan Jakarta : Airlangga University Press. 1998.
irreversible yang terjadi sebagai respon
terhadap cedera sel yang tidak dapat 3. Rubin, E. Rubin’s Pathology :
diperbaiki 15. Clinicopathologic Foundations of

143
 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 9 No. 3 2012: 140-144

Medicine. Edisi IV. Lipponcott William Periapikal Dalam Perawatan Endodontik.


dan Wilkins : Maryland USA. 2005. Jurnal Kedokteran Gigi PDG 1994. 2 (43) :
40-43.
4. Rosyid, A. 2006. Temuan-Temuan Pada
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Akibat 10. Lawler, W. et al., cuku Pintar Patology
Radiasi. Diakses Tanggal 21 Maret 2007. Untuk Kedokteran Gigi. Alih Bahasa :
Http://www.eas.com/glassary.asp?Glos . Djaya. Judul Asli : Essential Pathology for
Dental Students. Jakarta : EGC. 1994
5. Cotran, et al., Pathologic Basis of
Disease. Edisi VII. Alih Bahasa : Haryanto 11. Miles, V.D et al., Radiographic Imaging
A.G. Philadelphia : Elsevier’s Health for Dental Auxillaries. Edisi II. Philadelpia :
Sciences1999. W.B Saunders Co. 1993.

6. Hoffbrand, A. V., Je Pettit. Kapita Selekta 12. Lukman, D. Dasar-dasar Radiology


Haematologi. Alih Bahasa : Iyan Dalam Ilmu Kedokteran Gigi. Edisi II.
Darmawan. Judul Asli : Essensial Jakarta : Widya Medika. 1995.
Haematologi. Jakarta : EGC. 1996.
13. Goaz, P.W. dan White, S.C. Oral
7. Baker, H. J, R. Lindsey dan Weisgroth S.H. Radiology. Edisi II. Washington : The
The Laboratory Rat. Volume 1 Biology Mosby Company. 1978.
and Disease. London LTD : Academic
Press Inc. 1979. 14. Bushong, Stewart C. Radiation
Protection. USA : Te Mc Graw-Hill
8. Whaites, E dan Cawson, R.A. Essential of Companies, INC. 1998.
Dental Radiography and Radiologi. USA:
CHURCHILL LIVINGSTONE. 1992. 15. Damjanov, Ivan. Histopatology. Alih
Bahasa : dr. Braham Pendit. Jakarta :
9. Suharjo dan Endang, S. Peranan Teknik Widya Medika. 2000
dan Interprestasi Radografi Intra Oral

You might also like