Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.

2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162


ISSN CETAK : 1978 – 0982

ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX


AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS)

Oleh:
Ayu Putu Laksmi Danyathi¹ ; I Made Walesa Putra²
Email : gektini2014@gmail.com¹ ; mdwalesaputra@yahoo.com²
Fakultas Hukum, Universitas Udayana

Abstract
Taxes are mandatory contributions from taxpayers to the state which are
compelling based on Constitution without receiving direct compensation, in addition;
taxes are used for the greatest prosperity of the people.
However, there were allegations of irregularities in the tax sector in the case of
the leak of the Panama Papers documents. Several businessmen, leaders and state
officials were mentioned on Panama Papers, including those who come from
Indonesia. Various motives or backgrounds for their participation on Panama
Papers, so that it was suspected there were allegations of tax evasion and tax
avoidance. Based on those allegations, the question that arose was whether
participation on the Panama Papers is Tax Evasion and or Tax Avoidance and how
the national criminal law is regulated in this regard.
The type of research used is normative research, namely legal research which
is carried out based on the norms and principles of the laws and regulations related
to tax crime.
The result of the research showed that the case study Panama Papers case
can be classified as tax evasion because the indication leads to the embezzlement
of tax. Even if it is classified as tax avoidance, the perpetrator should still have moral
responsibility because tax avoidance is actually a smuggling law (in fact, it is not in
accordance with the philosophy of the tax law passed).

Keywords: Juridical analysis, The Punishment, Tax Evasion, Tax Avoidance

Abstrak
Pajak adalah kontribusi wajib dari wajib pajak kepada negara yang menarik
berdasarkan Konstitusi tanpa menerima kompensasi langsung, di samping itu; pajak
digunakan untuk kemakmuran terbesar rakyat.
Namun, ada dugaan penyimpangan di sektor pajak dalam kasus kebocoran
dokumen Panama Papers. Beberapa pengusaha, pemimpin dan pejabat negara
disebutkan di Panama Papers, termasuk mereka yang berasal dari Indonesia.
Berbagai motif atau latar belakang untuk partisipasi mereka di Panama Papers,
sehingga dicurigai ada tuduhan penghindaran pajak dan penghindaran pajak.
Berdasarkan tuduhan tersebut, pertanyaan yang muncul adalah apakah partisipasi
pada Panama Papers adalah Penghindaran Pajak dan atau Penghindaran Pajak
dan bagaimana hukum pidana nasional diatur dalam hal ini.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif, yaitu penelitian
hukum yang dilakukan berdasarkan norma dan prinsip hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan tindak pidana pajak.

147
ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX
AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS) ……………………………………..
……………………………………….(A.P Laksmi Danyathi & I M. Walesa Putra, 147-162)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa studi kasus Panama Papers kasus dapat
diklasifikasikan sebagai penghindaran pajak karena indikasi mengarah pada
penggelapan pajak. Bahkan jika diklasifikasikan sebagai penghindaran pajak, pelaku
harus tetap memiliki tanggung jawab moral karena penghindaran pajak sebenarnya
adalah hukum penyelundupan (pada kenyataannya, itu tidak sesuai dengan filosofi
undang-undang pajak yang disahkan).

Kata Kunci: Analisis yuridis, Hukuman, Penghindaran Pajak, Penghindaran Pajak

PENDAHULUAN struktur yang rumit sehingga kolektor


Pajak menjadi sumber keuangan pajak dan penyidik sulit melacak arus
negara utama untuk pembangunan uang dari satu tempat ke tempat lain.
fisik dan non fisik wilayah hukum (link: https://id.wikipedia.org/wiki/
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Penghindaran_pajak, diakses 8 Mei
namun dalam kenyataannya, terjadi 2016)
tindak pidana perpajakan berupa Beberapa pemimpin dan pejabat
kealpaan dan kesengajaan, baik oleh negara disebutkan dalam Panama
wajib pajak, fiskus Papers, termasuk diantaranya dari
(petugas/pegawai/pejabat/aparat Negara Indonesia, beragam motif
perpajakan) dan pihak ketiga (bank, sehingga mereka menggunakan jasa
notaris, konsultan pajak, akuntan Mossack Fonseca, diantaranya ada
publik, kantor administrasi) yang tidak dugaan usaha pengelakan pajak (Tax
menyetorkan uang pajak kepada kas Evasion) (Larissa, Selasa, 05 April
negara, sehingga terjadi kerugian 2016 | 05:55 WIB, https: //m.tempo.co
pendapatan penerimaan keuangan /read/ news/ 2016/04/05/ 117759786/
negara yang bersumber dari pajak. daftar – pemimpin - dunia - dalam –
(Simon Nahak, 2014, hal.: 8) skandal – pajak – panama - papers,
Permasalahan hukum terkini diakses tanggal 16 April 2016)
yaitu dugaan penyimpangan dibidang maupun penghindaran pajak (Tax
perpajakan setelah bocornya dokumen Avoidance)
Panama atau Panama Papers. (https://id.wikipedia.org/wiki/Penghinda
Panama Papers merupakan kumpulan ran_pajak, diakes 8 Mei 2016).
11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat Berdasarkan hal tersebut pertanyaan
oleh penyedia jasa perusahaan asal yang muncul adalah bagaimana
Panama, Mossack Fonseca, dimana pengaturan pemidanaan hukum
perusahaan ini bekerja sama dengan nasional terkait Tax Evasion dan Tax
lembaga-lembaga keuangan terbesar Avoidance terkait kasus Panama
di dunia seperti Deutsche Bank, Papers serta prospek kebijakan hukum
HSBC, Société Générale, Credit pidana terhadap pemidanaan Tax
Suisse, UBS, dan Commerzbank. Evasion dan Tax Avoidance.
Dokumen berisi informasi rinci Dalam penyelenggaraan negara
mengenai lebih dari 214.000 hal penting harus dilakukan adalah
perusahaan luar negeri, termasuk pembangunan. Pembangunan yang
identitas pemegang saham dan dilaksanakan seluruh rakyat dan
direkturnya. Badan ini membantu bangsa Indonesia tercakup dalam
nasabah bank tersebut membangun pembangunan nasional. Melalui

148
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

pembangunan nasional akan dapat (dua) bagian yaitu pelanggaran dan


direalisasikan tujuan nasional, dan kejahatan.
cita-cita bangsa sebagaimana Penegakan hukum yang
ditegaskan oleh Pembukaan Undang- dilakukan secara konsisten dan
Undang Dasar Negara Republik berkelanjutan merupakan persyaratan
Indonesia tahun 1945. Minimnya penting bagi terwujudnya supremasi
anggaran atau pembiayaan hukum serta tegak dan kokohnya pilar-
merupakan masalah klasik kendala pilar negara hukum. Namun, jika
pembangunan. Pembiayaan yang penegakan hukum tidak dilakukan
mencukupi sangat dibutuhkan bagi secara konsisten setidaknya dapat
pembangunan. Hal mana idealnya menimbulkan ketidakadilan dan
pembangunan nasional dilakukan ketidakpastian hukum. Demikian juga
secara terus-menerus, konsisten dan tentunya akibat yang sama muncul jika
berkelanjutan, dengan biaya yang terjadi inkonsistensi dalam penerapan
mencukupi. Melalui pembangunan hukum terhadap tindak pidana di
yang baik, merata disegala bidang dan bidang perpajakan. Terjadinya
wilayah republik ini, tentu bukan saja inkonsistensi ini bertentangan dengan
kesejahteraan dan kemakmuran yang semangat penegakkan hukum secara
didapat, namun lebih luas lagi. Dalam konsisten untuk lebih menjamin
hal ini, misalnya keadilan, persatuan kepastian hukum, keadilan dan
dan kesatuan, mencegah kebenaran, supremasi hukum,
meningkatnya kejahatan dan bahkan peningkatan kesadaran hukum
mencegah disintegrasi bangsa. masyarakat serta menghargai hak
(Bambang Waluyo, 2006, hal.: 2) asasi manusia. Selain itu juga
Salah satu usaha untuk berdampak negatif terhadap kerugian
mewujudkan kemandirian suatu negara berupa kecilnya penerimaan
bangsa atau negara dalam pendapatan negara. Terlebih pada
pembiayaan pembangunan yaitu saat-saat negara dirundung kesulitan
menggali sumber dana yang berasal perekonomian yang justru
dari dalam negeri berupa pajak. Pajak membutuhkan pembiayaan yang
digunakan untuk membiayai besar.
pembangunan yang berguna bagi Penelitian ini diharapkan dapat
kepentingan bersama (Waluyo dan membantu memberikan gambaran
Wirawan B Ilyas, 2000). Dalam situasi seperti apa sebenarnya posisi hukum
perekonomian negara yang sulit, tindak pidana perpajakan yang terjadi
sektor pajak tentu tetap diharapkan di Indonesia terkait pemidanaan
memberikan konstribusi bagi terhadap tax evasion dan tax
berhasilnya pembangunan nasional. avoidance khususnya sehubungan
Undang-Undang No 6 Tahun dengan kasus bocornya dokumen
1983 tentang Ketentuan Umum dan perpajakan yang dikenal dengan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana Panama Papers, diharapkan
telah diubah terakhir dengan UU No masukkan ataupun menemukan solusi
16 Tahun 2009 tentang Perubahan terkait pemecahan permasalahan yang
Keempat atas Undang-Undang dihadapi penegak hukum mengenai
Ketentuan Umum dan Tata Cara hal tersebut. Hingga diharapkan
Perpajakan (UU KUP) mengatur tindak mampu meningkatkan ataupun
pidana bidang perpajakan menjadi 2 memaksimalkan pendapatan negara.

149
ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX
AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS) ……………………………………..
……………………………………….(A.P Laksmi Danyathi & I M. Walesa Putra, 147-162)

Berdasarkan latar belakang di mengenal sanksi adminstrasi pajak


atas dapat dirumuskan permasalahan seperti bunga atau denda. Sanksi
dalam penelitian ini sebagai berikut : pidana dikenakan karena wajib pajak
1. Bagaimana pengaturan berbuat kesalahan yang masuk ranah
pemidanaan bidang perpajakan pidana. Bahkan tidak mendaftarkan
dalam hukum pidana nasional? NPWP dapat dikategorikan sebagai
2. Bagaimana prospek kebijakan sanksi pidana, sepanjang perbuatan
hukum pidana terhadap tersebut merugikan negara.
pemidanaan Tax Evasion dan Tax Sebagaimana diatur ketentuan UU
Avoidance (Studi kasus Panama KUP, dengan harapan untuk
Papers)? menumbuhkan kesadaran wajib pajak
Tujuan Khusus yang hendak untuk mematuhi atau melakukan
dicapai dalam penelitian ini yaitu kewajiban perpajakannya seperti
pertama, untuk mengetahui serta ditentukan dalam undang-undang
menganalisa pengaturan pemidanaan perpajakan. (Fidel, 2014, hal.: 89).
bidang perpajakan dalam hukum Segala hal yang berkaitan
pidana nasional. Kedua, untuk dengan tindak pidana perpajakan di
mengetahui dan mengkaji prospek Indonesia diatur dalam beberapa
kebijakan hukum pidana terhadap peraturan perundang-undangan
pemidanaan Tax Evasion dan Tax berikut:
Avoidance (Studi kasus Panama - Undang-Undang Nomor 16
Papers). Tahun 2009 tentang Penetapan
Jenis penelitian yang digunakan Peraturan Pemerintah Pengganti
adalah yuridis normatif yaitu penelitian Undang-Undang (Perpu) Nomor 5
hukum yang dilakukan berdasarkan Tahun 2008 tentang Perubahan
norma dan kaidah dari peraturan Keempat atas Undang-Undang
perundangan (H. Zainuddin Ali, 2009, Nomor 6 Tahun 1983 menjadi
hal.: 30). Pendekatan yang digunakan Undang-Undang.
dalam penelitian hukum normatif ini - Undang-Undang Nomor 28
menggunakan pendekatan perundang- Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga
undangan (statute approach), serta atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun
pendekatan analisis dan konseptual 1983 tentang Ketentuan Umum dan
hukum (conceptual approach) (Peter Tata Cara Perpajakan.
Mahmud Marzuki, 2010, hal.: 96-137). - Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak
PEMBAHASAN Penghasilan sebagaimana telah
A. Pengaturan Pemidanaan Bidang beberapa kali diubah, terakhir dengan
Perpajakan dalam Hukum Pidana Undang-Undang Nomor 36 Tahun
Nasional 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Selain sanksi administrasi, - Undang-Undang Nomor 8
ketentuan perpajakan juga mengatur Tahun 1983 tentang Pajak
pengenaan sanksi pidana untuk Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
kesalahan tertentu dalam dunia pajak. dan Pajak Penjualan atas Barang
Walaupun telah tertera dalam undang- Mewah sebagaimana telah beberapa
undang, masih banyak wajib pajak kali diubah, terakhir dengan Undang-
yang belum mengetahui sanksi pidana Undang Nomor 42 Tahun 2009
dalam pajak. Wajib pajak lebih tentang Pajak Pertambahan Nilai

150
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan (1) Setiap orang yang dengan
atas Barang Mewah. sengaja:
- Undang-Undang Nomor 19 a. Tidak mendaftarkan diri untuk
Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
dengan Surat Paksa sebagaimana atau tidak melaporkan usahanya untuk
telah diubah dengan Undang-Undang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Nomor 19 Tahun 2000 tentang Pajak;
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. b. Menyalahgunakan atau
- Undang-Undang Nomor 18 menggunakan tanpa hak Nomor
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan
Retribusi Daerah sebagaimana telah Pengusaha Kena Pajak;
beberapa kali diubah, terakhir dengan c. Tidak menyampaikan Surat
Undang-Undang Nomor 28 Tahun Pemberitahuan;
2009 tentang Pajak Daerah dan d. Menyampaikan Surat
Retribusi Daerah. Pemberitahuan dan/atau keterangan
- Undang-Undang Nomor 17 yang isinya tidak benar atau tidak
Tahun 1997 tentang Badan lengkap;
Penyelesaian Sengketa Pajak e. Menolak untuk dilakukan
sebagaimana telah diganti dengan pemeriksaan sebagaimana di maksud
Undang-Undang Nomor 14 Tahun dalam Pasal 29;
2002 tentang Pengadilan Pajak. f. Memperlihatkan pembukuan,
Setiap perbuatan yang dianggap pencatatan, atau dokumen lain yang
sebagai tindak pidana perpajakan palsu atau dipalsukan seolah-olah
dirumuskan dalam beberapa pasal benar, atau tidak menggambarkan
undang-undang yaitu (T.N.Syamsah, keadaan yang sebenarnya;
2011, hal.: 4-27) : g. Tidak menyelenggarakan
1) Perumusan yang terdapat dalam pembukuan atau pencatatan di
UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Indonesia, tidak memperlihatkan atau
Perubahan Ketiga atas UU Nomor 6 tidak meminjamkan buku, catatan,
Tahun 1983 tentang Ketetapan Umum atau dokumen lain;
dan Tata Cara Perpajakan h. Tidak menyimpan buku, catatan,
Pasal 38 atau dokumen yang menjadi dasar
Barang siapa karena kealpaannya: pembukuan atau pencatatan dan
a. Tidak menyampaikan Surat dokumen lain termasuk hasil
Pemberitahuan; atau pengolahan data dari pembukuan
b. Menyampaikan Surat yang dikelola secara elektronik atau
Pemberitahuan tetapi yang isinya tidak diselenggarakan secara program
benar atau tidak lengkap, atau aplikasi online di Indonesia
melampirkan keterangan yang tidak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
benar; 28 Ayat (11); atau
Sehingga dapat menimbulkan i. Tidak menyetorkan pajak yang
kerugian kepada negara, dipidana telah dipotong atau dipungut sehingga
dengan pidana kurungan selama- dapat menimbulkan kerugian pada
lmanya satu tahun dan/atau denda pendapatan negara dipidana dengan
setinggi-tingginya sebesar dua kali pidana penjara paling singkat 6 (enam)
jumlah pajak yang terutang. bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
Pasal 39 dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau

151
ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX
AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS) ……………………………………..
……………………………………….(A.P Laksmi Danyathi & I M. Walesa Putra, 147-162)

kurang di bayar dan paling banyak 4 dan paling lama 6 (enam) tahun serta
(empat) kali jumlah pajak terutang denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
yang tidak atau kurang dibayar. pajak dalam faktur pajak, bukti
(2) Pidana sebagaimana dimaksud pemungutan pajak, bukti pemotongan
pada ayat (1) ditambahkan 1 (satu) pajak, dan/atau bukti setoran pajak
kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana dan paling banyak 6 (enam) kali
apabila seseorang melakukan lagi jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti
tindak pidana di bidang perpajakan pemungutan pajak, bukti pemotongan
sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung pajak, dan/atau bukti setoran pajak.
sejak selesainya menjalani pidana Pasal 41
penjara yang dijatuhkan. (1) Pejabat yang karena
(3) Setiap orang yang melakukan kealpaannya tidak memenuhi
percobaan untuk melakukan tindak kewajiban merahasiakan hal
pidana menyalahgunakan atau sebagaimana dimaksud dalam Pasal
menggunakan tanpa hak Nomor 34 dipidana dengan pidana kurungan
Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan paling lama 1 (satu) tahun dan denda
Pengusaha Kena Pajak sebagaimana paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua
dimaksud dalam ayat (1) huruf b, atau puluh lima juta rupiah)
menyampaikan Surat Pemberitahuan (2) Pejabat yang dengan sengaja
dan/atau keterangan yang isinya tidak tidak memenuhi kewajibannya atau
benar atau tidak lengkap, seseorang yang menyebabkan tidak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipenuhinya kewajiban pejabat
huruf d, dalam rangka mengajukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
permohonan restitusi atau melakukan 34 dipidana dengan pidana penjara
kompensasi pajak atau pengkreditan paling lama 2 (dua) tahun dan denda
pajak, dipidana dengan pidana penjara paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima
paling singkat 6 (enam) bulan dan puluh juta rupiah).
paling lama 2 (dua) tahun dan denda (3) Penuntutan terhadap tindak
paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pidana sebagaimana dimaksud pada
restitusi yang dimohonkan dan/atau ayat (1) dan ayat (2) hanya dilakukan
kompensasi atau pengkreditan yang atas pengaduan orang yang
dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kerahasiaannya dilanggar.
kali jumlah restitusi yang dimohonkan Pasal 41 A
dan/atau kompensasi atau Setiap orang yang wajib memberikan
pengkreditan yang dilakukan. keterangan atau bukti yang diminta
Pasal 39A sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Setiap orang yang dengan sengaja: 35 tetapi dengan sengaja tidak
a. Menerbitkan dan/ atau memberi keterangan atau bukti, atau
menggunakan faktur pajak, bukti memberi keterangan atau bukti yang
pemungutan pajak, bukti pemotongan tidak benar dipidana dengan pidana
pajak, dan/atau bukti setoran pajak kurungan paling lama 1(satu) tahun
yang tidak berdasarkan transaksi yang dan denda paling banyak
sebenarnya; atau Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta
b. Menerbitkan faktur pajak tetapi rupiah).
belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Pasal 41B
Kena Pajak dipidana dengan pidana Setiap orang yang dengan sengaja
penjara paling singkat 2 (dua) tahun menghalangi atau mempersulit

152
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

penyidikan tindak pidana di bidang Dipidana sesuai dengan ketentuan


perpajakan dipidana dengan pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan Pidana:
denda paling banyak a. Barang siapa meniru atau
Rp.75.000.000,00 (tujuh puluh lima memalsukan materai stempel dan
juta rupiah). kertas materai atau meniru dan
Pasal 41C memalsukan tanda tangan yang perlu
(1) Setiap orang yang dengan untuk mensahkan materai
sengaja tidak memenuhi kewajiban (KUHPPasal 253);
sebagaimana dimaksud dalam Pasal b. Barang siapa yang dengan
35A ayat (1) dipidana dengan pidana sengaja menyimpan dengan maksud
kurungan paling lama 1 (satu) tahun untuk diedarkan atau memasukkan ke
atau denda paling banyak Negara Indonesia materai palsu, yang
Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar dipalsukan atau yang dibuat dengan
rupiah). melawa hukum (KUHP Pasal 257);
(2) Setiap orang yang dengan c. Barang siapa dengan sengaja
sengaja menyebabkan tidak menggunakan, menjual, menawarkan
terpenuhinya kewajiban pejabat dan ke Negara Indonesia materai yang
pihak lain sebagaimana dimaksud merknya, capnya, tanda tangannya,
dalam Pasal 35A ayat (1) dipidana tanda sahnya atau tanda waktunya
dengan pidana kurungan paling lama mempergunakan telah dihilangkan
10 (sepuluh) bulan atau denda paling seolah-olah materai itu belum dipakai
banyak Rp.800.000.000,00 (delapan dan/atau menyuruh orang lain
ratus juta rupiah) menggunakannya dengan melawan
(3) Setiap orang yang dengan hak (KUHP Pasal 257 dan 260);
sengaja tidak memberikan data dan d. Barang siapa menyimpan bahan-
informasi yang diminta oleh Direktur bahan atau perkakas-perkakas yang
Jendral Pajak sebagaimana dimaksud diketahuinya digunakan untuk
dalam Pasal 35A ayat (2) dipidana melakukan salah satu kejahatan untuk
dengan kurungan paling lama 10 meniru dan memasukkan benda
(sepuluh) bulan atau denda paling materai (KUHP Pasal 261).
banyak Rp.800.000.000,00 (delapan Pasal 14
ratus juta rupiah). (1) Barang siapa dengan sengaja
(4) Setiap orang yang dengan menggunakan cara lain sebagaimana
sengaja menyalahgunakan data dan dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf
informasi perpajakan sehingga b tanpa izin Menteri Keuangan,
menimbulkan kerugian kepada negara dipidana dengan pidana penjara
dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 7 (tujuh) tahun.
paling lama 1 (satu) tahun atau denda (2) Tindak pidana sebagaimana
paling banyak Rp.500.000.000,00 dimaksud dalam ayat (1) adalah
(lima ratus juta rupiah). kejahatan
2) Perumusan Tindak Pidana Perumusan UU Pajak ini (Pasal
Perpajakan yang terdapat dalam UU 13 Bea Materai) tidak memberikan
Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea ancaman pidananya, melainkan untuk
Materai itu menunjuk kepada ketentuan sanksi
Pasal 13 yang terdapat dalam KUHP. UU Bea
Materai juga tidak menyebutkan
secara tegas sanksi pasal mana yang

153
ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX
AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS) ……………………………………..
……………………………………….(A.P Laksmi Danyathi & I M. Walesa Putra, 147-162)

harus diterapkan. Jika dicari maka c. Memperlihatkan surat palsu atau


Pasal 253 dan 257 KUHP yang cocok dipalsukan atau dokumen lain yang
sebagai sanksi tindak pidana yang palsu atau dipalsukan seolah-olah
dirumuskan dalam Pasal 13 UU Bea benar;
Materai 1985. Sanksi pidana yang d. Tidak memperlihatkan atau tidak
diancamkan ialah pidana penjara meminjamkan surat atau dokumen
paling lama 7 tahun. Ancaman pidana lainnya;
Pasal 257 adalah sama dengan e. Tidak menunjukkan data atau tidak
ancaman pidana Pasal 253 KUHP, menyampaikan keterangan yang
yaitu pidana penjara paling lama 7 diperlukan;
tahun. Disamping dua pasal KUHP ini Sehingga menimbulkan kerugian pada
masih ada Pasal 260, 261 dan 262 Negara, dipidana dengan pidana
yang dapat diterapkan di Bea Materai penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun
oleh Hakim. atau denda setinggi-tingginya 5 (lima)
3) Perumusan Tindak Pidana yang kali pajak yang terhutang.
terdapat dalam UU Nomor 12 Tahun (2) Terhadap bukan wajib pajak yang
1994 tentang Perubahan atas UU bersangkutan yang melakukan
Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak tindakan sebagaimana dimaksud
Bumi dan Bangunan dalam ayat (1) huruf d dan huruf e,
Pasal 24 dipidana dengan pidana kurungan
Barang siapa karena kealpaannya: selama-lamanya 1 (satu) tahun atau
1. Tidak mengembalikan/ denda setinggi-tingginya
menyampaikan Surat Pemberitahuan Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah).
Objek Pajak kepada Direktorat Jendral (3) Ancaman pidana sebagaimana
Pajak dimaksud dalam ayat (1) dilipatkan
2. Menyampaikan Surat dua apabila seorang melakukan lagi
Pemberitahuan Objek Pajak, tetapi tindak pidana di bidang perpajakan
isinya tidak benar atau tidak lengkap sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung
dan/atau melampirkan keterangan sejak selesainya menjalani sebagian
yang tidak benar, sehingga atau seluruh pidana penjara yang
menimbulkan kerugian kepada dijatuhkan atau sejak dibayarnya
Negara, dipidana dengan pidana denda.
kurungan selama-lamanya 6 (enam) Pasal 26
bulan atau denda setinggi-tingginya Tindak pidana sebagaimana dimaksud
sebesar 2 (dua) kali pajak terutang. dalam Pasal 24 dan Pasal 25 tidak
Pasal 25 dapat dituntut setelah lampau 10
(1) Barang siapa dengan sengaja: (sepuluh) tahun sejak berakhirnya
a. Tidak mengembalikan/ tahun pajak yang bersangkutan.
menyampaikan Surat Pemberitahuan
Objek Pajak kepada Direktorat Jendral B. Pengaturan Pemidanaan
Pajak; terhadap Tax Evasion dan Tax
b. Menyampaikan Surat Avoidance terkait dengan Studi
Pemberitahuan Objek Pajak, tetapi Kasus Panama Papers
isinya tidak benar atau tidak lengkap Dalam pelaksanaan dan
dan/atau melampirkan keterangan penegakan pajak banyak usaha yang
yang tidak benar; dilakukan wajib pajak untuk
meloloskan diri dari kewajiban

154
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

pembayaran, maka wajib pajak Dalam Praktek perpajakan,


melakukan upaya-upaya untuk sering sekali terjadi kesalahan maupun
mengurangi kewajiban pajaknya yang tindakan penyimpangan yang
disebut perlawanan terhadap pajak. dilakukan oleh pegawai instansi
Penghindaran terhadap pajak dapat perpajakan maupun warga negara
dikelompokkan dalam 2 bagian, yaitu (Wajib Pajak) yang masuk dalam
(Kevin G. Inkiriwang, 2017, hal.: 16) : ranah hukum administrasi dan hukum
1) Penghindaran Pasif pidana. Dalam hal ini pelanggaran
Perlawanan pajak jenis ini terdiri terhadap kewajiban perpajakan yang
dari hambatan-hambatan yang dilakukan oleh wajib pajak, sepanjang
mempersukar pemungutan pajak. pelanggaran tersebut masuk dalam
Sebagaimana namanya, perlawanan tindakan administrasi perpajakan
ini tidak dilakukan secara aktif apalagi maka akan dikenakan sanksi berupa
agresif oleh para wajib pajak, administrasi, sedangkan apabila yang
melainkan justru sebaliknya. menyangkut tindak pidana maka
Hambatan tersebut erat hubungannya sanksi pidana dapat dijatuhkan. Jenis-
dengan struktur ekonomi suatu jenis tindak pidana perpajakan yang
negara, perkembangan intelektualitas ada yaitu (link:
dan pendidikan serta moral rakyat, dan http://kanalhukum.id/kanalis/memaha
adanya sistem perpajakan yang tidak mi-penyidikan-tindak-pidana-di-bidang-
mudah untuk diterapkan pada perpajakan, diakes 3 Agustus 2018) :
masyarakat yang bersangkutan. 1) Penghindaran Pajak (Tax
2) Penghindaran Aktif Avoidance) adalah suatu skema
Perlawanan aktif meliputi semua transaksi yang ditujukan untuk
usaha yang secara langsung ditujukan meminimalkan beban pajak dengan
terhadap fiskus dengan tujuan memanfaatkan kelemahan-kelemahan
menghindari pajak. Perlawanan aktif (loophole) ketentuan perpajakan
ini antara lain dapat berupa (pemanfaatkan celah hukum). Cirinya
penghindaran diri dari pajak, adalah berupaya meminimalkan beban
pengelakan/penyelundupan pajak, dan pajak dengan cara:
melalaikan pajak. a) Tidak secara jelas melanggar
Upaya untuk meminimalkan ketentuan perpajakan;
beban pajak dilakukan dengan b) Cenderung menafsirkan ketentuan
membuat perencanaan pajak (tax pajak tidak sesuai dengan maksud dan
planning). Secara sederhana tax tujuan pembuat undang-undang.
planning adalah upaya-upaya yang 2) Penggelapan Pajak (Tax Evasion)
dilakukan Wajib Pajak untuk adalah upaya penyelundupan pajak.
meminimalisir pajak terhutang. Tax Suatu skema memperkecil pajak yang
planning dapat dilakukan dengan terutang dengan cara melanggar
berbagai cara, baik yang masih ketentuan perpajakan (illegal),
memenuhi ketentuan perpajakan misalnya:
(lawful) maupun yang melanggar a) Tidak melaporkan sebagian
peraturan perpajakan (Unlawful) Istilah penjualan
yang sering digunakan adalah tax b) Memperbesar biaya dengan cara
avoidance (penghindaran pajak) dan fiktif
tax evasion (penggelapan pajak) c) Memungut pajak tetapi tidak
(Brian Arnold & Michael mclntyre, menyetor
1995, hal. : 45).

155
ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX
AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS) ……………………………………..
……………………………………….(A.P Laksmi Danyathi & I M. Walesa Putra, 147-162)

Ibnu Wijaya (2014) mengutip bersalah melakukan penggelapan,


Brown (2012) mengungkapkan salah dipidana dengan pidana penjara
satu definisi penghindaran pajak (tax selama-lamanya 4 (empat) tahun atau
avoidance) adalah “arrangement of a dengan pidana denda setinggi-
transaction in order to obtain a tax tingginya 900 (sembilan ratus) rupiah”.
advantage, benefit, or reduction in a Dalam Pasal 2 ayat (1) UU No 31
manner unintended by the tax law”. Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Penghindaran pajak umumnya dapat Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
dibedakan dengan penggelapan pajak telah diubah dengan UU No 20 Tahun
(tax evasion). Penggelapan pajak 2001 menyebutkan: “Setiap orang
terkait dengan penggunaan cara-cara yang secara melawan hukum
yang melanggar hukum untuk melakukan perbuatan memperkaya diri
mengurangi atau menghilangkan sendiri atau orang lain atau suatu
beban pajak. Sedangkan korporasi yang dapat merugikan
penghindaran pajak dilakukan secara keuangan negara atau perekonomian
“legal” dengan memanfaatkan celah negara, dipidana penjara dengan
(loopholes) yang terdapat dalam penjara seumur hidup atau pidana
peraturan perpajakan. Sedangkan tax penjara paling singkat 4 (empat) tahun
planing merupakan sebuah skema dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
perencanaan pajak yang harus diuji dan denda paling sedikit Rp.
apakah sesuai atau melanggar 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
undang-undang. Sedangkan dari sisi dan paling banyak Rp.
etika, tax planing ini sebenarnya 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
bertentangan dengan maksud dari Pada saat pertemuan KTT
undang-undang. Rohatgi (2007) pemerintahan G-20 di Excel Centre,
menyatakan bahwa tax evasion Dockland, London, yang didukung oleh
(penggelapan) adalah niat untuk Kanselir Jerman Angela Merkel,
menghindari pembayaran pajak mereka menginginkan agar pasar
terutang, dengan cara dapat diatur dengan regulasi yang
menyembunyikan data dan fakta jelas. Sasaran lainnya adalah negara
secara sengaja dari otoritas pajak, dan surga pajak (tax haven) juga
ini merupakan tindakan illegal (link: dikendalikan. Negara-negara tax
http://harian.analisadaily.com/opini/ne haven itu yang umumnya produk
ws/penghindaran-pajak-pidana-dan- buatan kolonialis Inggris seperti
korupsi/253618/2016/08/01 oleh Singapura, Hongkong, dan 33 negara
Hidayat Banjar, diakses 5 Agustus atau teritori lainnya yang juga menjadi
2018). tax haven. Negara tersebut dianggap
Pelaku penggelapan pajak dapat sebagai pelindung para kapitalis
dipidana sebagaimana yang diatur pemangsa, lokasi penyimpanan uang
dalam Kitab Undang-undang Hukum haram, lokasi aksi-aksi spekulasi yang
Pidana (KUHP). Pasal 372 KUHP: telah melahirkan fenomena kanibal di
“Barang siapa dengan sengaja sektor keuangan. (Chairil Anwar
menguasai secara melawan hukum Pohan, 2017, hal. 151).
sesuatu benda yang seharusnya atau Untuk mengatasi krisis keuangan
sebagian merupakan kepunyaan global perlu reformasi regulasi dan
orang lain yang berada padanya peraturan dalam sistem keuangan,
bukan karena kejahatan, karena salah satunya soal pengaturan tax

156
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

haven dengan kehadiran Financial digunakan untuk menyembunyikan


Stability Board. G-20 juga sepakat kekayaan. Hal ini membuat perhatian
mendesak sebuah upaya untuk dunia tertuju pada negara di kawasan
standardisasi akuntansi, aturan Amerika Tengah tersebut. Menurut
mengenai hedge fund yang selama ini Tax Justice Network, sebuah
tidak mudah tersentuh dan aturan organisasi independen yang
mengenai tax haven. Para pemimpin menganalisa aturan keuangan dan
G-20 juga sepakat masalah pajak internasional, membuat daftar 10
kerahasiaan perbankan harus diakhiri besar negara yang sangat ketat dalam
dan tidak ada toleransi lagi bagi aturan kerahasiaan keuangan dan
negara ataupun teritori pelindung para volume transaksi. Negara-negara itu
penghindar pajak dan kejahatan kerah adalah (link:
putih lainnya (white collar crime). https://finance.detik.com/berita-
Dampak dari krisis finansial yang ekonomi-bisnis/d-3184832/ini-10-
hebat membuat negara-negara maju negara-yang-dikatagorikan-tax-haven-
menginginkan pajak yang dilarikan di-dunia, Maikel Jefriando, Senin, 11
korporasi penghindar pajak (tax Apr 2016 12:37 WIB, diakses 9
avoiders) dapat kembali menjadi hak Agustus 2018) : Swiss, Hongkong,
negaranya (Chairil Anwar Pohan, Amerika Serikat, Singapura, Cayman
2017, hal.: 151). Contoh negara Islands, Luksemburg, Lebanon,
memberikan tax havens yaitu Jerman, Bahrain, Uni Emirat Arab.
Caymand Islands, Bahama, Bermuda, Berdasarkan pada daftar ini,
British Virgin Islands, Liechtenstein, Panama tidak masuk dalam peringkat
Netherlands Antiles, dan Panama. 10 besar tersebut. Sekalipun demikian
Masalah kerahasiaan bank (bank Panama Papers mengungkap hampir
secrecy) dianggap salah satu yang sepertiga dari bisnis firma Mossack
memperburuk krisis keuangan global Fonseca dijalankan lewat kantornya di
karena tax haven yang Hong Kong dan China, membuat
menyembunyikan aset-aset global. China menjadi pasar terbesar,
Ada dugaan kuat bahwa tax haven sekaligus kantor perwakilan di Hong
countries ini memberikan tempat Kong menjadi yang tersibuk. (link:
berlindung yang nyaman bagi para https://finance.detik.com/berita-
pejabat untuk menyembunyikan dana- ekonomi-bisnis/d-3184832/ini-10-
dana ilegal hasil korupsi, ataupun negara-yang-dikatagorikan-tax-haven-
pengusaha hitam yang melarikan dana di-dunia, Maikel Jefriando, Senin, 11
dari kejaran aparat hukum di Apr 2016 12:37 WIB, diakses 9
negerinya. Organisasi Kerja sama Agustus 2018)
Ekonomi dan Pembangunan (OECD/ Berdasarkan ungkapan data
Organization for Economic tersebut tidak menutup kemungkinan
Cooperation and Development) telah ada perusahaan-perusahaan sejenis
mengumumkan kriteria negara-negara yang beroperasi di negara-negara 10
atau teritori sebagai surga pajak. besar maupun negara lainnya yang
(Chairil Anwar Pohan, 2017, hal.: 151) mungkin belum terpublish
Bocornya dokumen milik Firma keberadaannya. Hal tersebut
Hukum Mossack Fonseca di Panama, berpotensi kerugian pajak lebih besar
atau disebut Panama Papers, telah negara yang kehilangan
mengungkap bagaimana tax haven pendapatannya salah satunya
(negara-negara bebas pajak) Indonesia.

157
ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX
AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS) ……………………………………..
……………………………………….(A.P Laksmi Danyathi & I M. Walesa Putra, 147-162)

Panama Papers berawal dari company) yang didirikan atau


dugaan praktik offshore atau praktik bertempat kedudukan di negara yang
membuka anak perusahaan di negara memberikan perlindungan pajak (tax
bebas pajak, seperti Panama dan haven country) yang mempunyai
Bahama. Praktik ini sudah berjalan hubungan istimewa dengan badan
puluhan tahun karena terdapat yang didirikan atau bertempat
perbedaan tarif pajak di setiap negara. kedudukan di Indonesia atau bentuk
Gap atau selisih tarif pajak ini memang usaha tetap di Indonesia dapat
tidak bisa dihilangkan, karena menjadi ditetapkan sebagai penjualan atau
bagian dari kebijakan masing-masing pengalihan saham badan yang
negara. Namun berkat Panama didirikan atau bertempat kedudukan di
Papers saat ini, publik pun mengetahui Indonesia atau bentuk usaha tetap di
berapa besaran uang yang diparkir di Indonesia.” (Chairil Anwar Pohan,
negara surga pajak, serta nama-nama 2017, hal.: 154)
pemimpin negara dan politisi yang Di sisi lain mega skandal dunia
terlibat. Panama Papers seperti kotak bocornya data, dan data pribadi di
pandora membuka teka-teki yang dunia maya Panama Papers yang
selama ini sulit dijawab oleh petugas berbentuk informasi elektronik atau
pajak. Menurut laporan dari Tax data elektronik digital. Apabila
Justice Network, ada sekitar USD21 memang benar nama-nama pribadi
triliun hingga USD32 triliun dana (termasuk pejabat atau petinggi di
selama tahun 2012 yang disimpan di Indonesia) masuk dalam Panama
negara surga pajak. Lebih dari Papers maka publikasi tersebut
USD190 miliar uang pajak secara tentunya merupakan model jurnalisme
global hilang akibat praktik tax haven. yang ideal, namun akan menjadi suatu
Bocoran Panama Papers sendiri kontradiktif apabila justru nama-nama
terkuak uang pengusaha Indonesia yang tertera dalam publikasi selama ini
yang lari ke tax haven Panama. tidak benar sehingga akan merugikan
Jumlahnya belum bisa diperkirakan para pihak tersebut.
secara detail karena laporan sedang Ada beberapa tulisan yang
dipelajari oleh pemerintah. Namun, membahas mengenai keraguan
estimasi awal lebih dari 2.900-an terhadap data pribadi pihak-pihak yang
nama-nama perorangan dan tercantum dalam Panama Papers,
perusahaan terlibat. (link: http://koran- salah satunya oleh Jeferson Kameo
sindo.com/page/news/2016-04- berkesimpulan bahwa “meskipun
16/1/1/Momentum_Panama_Papers, Indonesia belum ada undang-undang
Bhima Yudhistira Adhinegara, diakses yang secara khusus mengenai
8 Agustus 2018) perlindungan data, namun pada
Pengaturan nasional yang terkait prinsipnya dalam perspektif Teori
dengan tax heaven sendiri antara lain: Keadilan Bermartabat, Voksgeist (jiwa
- UU No. 36 Tahun 2008 tentang bangsa) Indonesia, yaitu Pancasila,
tentang Pajak Penghasilan yang mewujudkan diri secara konkret
mengakomodasikan ketentuan tax dalam UU ITE (Undang-Undang No 11
haven country dalam Pasal 18 ayat tahun 2008 tentang Informasi dan
(3c) “Penjualan atau pengalihan Transaksi Elektronik), telah
saham perusahaan antara (conduit mengandung asas dan kaidah hukum
company atau special purpose perlindungan data dan personal data”

158
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

(Jeferson Kameo, 2016, hal.: 97). Peneliti menganggap kasus


Informasi yang terdapat dalam data Panama Papers tersebut merupakan
pribadi harus diperoleh, dan data Penghindaran Pajak yang
pribadi harus diproses secara sesungguhnya tergolong tax evasion
berimbang (fair) dan menurut hukum karena indikasi mengarah pada
(lawfully) sedangkan para pihak penggelapan pajak, sekalipun sulitnya
termasuk petinggi negeri yang penyelidikan yang dilakukan sehingga
namanya diedarkan kepada pihak kita tetap harus mengedepankan asas
ketiga dalam hal ini melalui Panama hukum praduga tidak bersalah atau
Papers itu dilakukan secara malawan presumption of innocence. Sebab
hukum. (Jeferson Kameo, 2016, hal: seseorang baru dikatakan bersalah
93). apabila telah ditetapkan oleh
Pertanyaan yang muncul Pengadilan yang memiliki kekuatan
dapatkah dipastikan bahwa kasus hukum tetap.
Panama Papers merupakan tax Sekalipun apabila nantinya
avasion atau tax avoidance! Setelah tergolong tax avoidance, seharusnya
dapat ditentukan pengklasifikasian pelaku tetap memiliki tanggungjawab
tersebut, baru kemudian di dilakukan moral karena penghindaran pajak
penginvestigasian kebenaran nama- sesungguhnya penyelundupan hukum
nama tercantum dalam Panama (sesungguhnya tidak sesuai dengan
Papers untuk menentukan pihak yang filosofi disahkan undang-undang
bertanggungjawab dalam hal ini perpajakan). Memang tidak ada yang
secara hukum, terkhusus hukum salah dengan memiliki perusahaan
pidana. Dalam hal pertanyaan diluar negeri, namun menjadi
pertama, menentukan apakah kasus persoalan hukum apabila badan
Panama Papers merupakan tax tersebut digunakan untuk
avasion atau tax avoidance memang menyembunyikan asset, menghindari
perlu dilakukan investigasi mendalam pajak, pencucian uang ataupun
sehingga dapat menggolongkan kasus korupsi. Di saat Negara Indonesia
tersebut termasuk tax avasion atau tax membutuhkan dana untuk investasi di
avoidance, sebagaimana dalam negeri para petinggi justru
konsekuensinya jika tergolong: “melarikan” dana ke luar negeri.
- Tax evasion dimana tergolong Motifnya antara lain menghindari
upaya penyelundupan atau terkena pajak dalam negeri. Akan
penggelapan pajak yaitu memperkecil dirasakan kurang adil disatu sisi ada
pajak yang terutang dengan cara masyarakat yang taat dan patuh
melanggar ketentuan perpajakan terhadap kewajiban pajaknya
(illegal) maka perbuatan tersebut sedangkan disisi lain kelonggaran
harus ditindak tegas dengan dalam peraturan perundang-undangan
menjatuhkan pidana terhadap pelaku; yang ada memungkinkan wajib pajak
- Tax avoidance seperti dijelaskan lainnya tidak memenuhi kewajiban
yaitu meminimalkan beban pajak, yang sama.
penghindaran pajak dilakukan secara Kedepan peraturan perundang-
“legal” dengan memanfaatkan celah undangan harus dapat memerangi
(loopholes) yang terdapat dalam tidak hanya Tax Evasion namun juga
peraturan perpajakan maka hukum Tax Avoidance sehingga dapat
pidana tentu tidak akan dapat menjamin tidak hanya kepastian
menjangkaunya. hukum serta juga keadilan bagi

159
ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX
AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS) ……………………………………..
……………………………………….(A.P Laksmi Danyathi & I M. Walesa Putra, 147-162)

seluruh masyarakat terutama dalam Tahun 1983 tentang Ketentuan


hal ini wajib pajak. Betapapun Umum dan Tata Cara Perpajakan.
beratnya kendala yang akan dihadapi - UU No 7 Tahun 1983 tentang
seperti kerahasiaan data serta Pajak Penghasilan sebagaimana
kerahasiaan bank apalagi menyangkut telah beberapa kali diubah, terakhir
lintas negara, memaksa pemerintah dengan UU No 36 Tahun 2008
selain penyempurnaan peraturan tentang Pajak Penghasilan.
perundang-undangan, juga aktif - UU No 8 Tahun 1983 tentang
bekerjasama dengan negara lain Pajak Pertambahan Nilai Barang
dalam hal mengusahakan pertukaran dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
data yang terindikasi Tax Evasion dan Barang Mewah sebagaimana telah
Tax Avoidance, sebab sesungguhnya beberapa kali diubah, terakhir
negara berkembanglah yang menjadi dengan UU No 42 Tahun 2009
korban utama dalam hal pelanggaran tentang Pajak Pertambahan Nilai
dimaksud. Pada London Summit tahun Barang dan Jasa dan Pajak
2009, Para Pimpinan G-20 telah Penjualan atas Barang Mewah.
mendeklarasikan secara tegas bahwa - UU No 19 Tahun 1997
“era kerahasiaan bank telah berakhir”. sebagaimana telah diubah dengan
Selama pertemuan telah memberikan UU No 19 Tahun 2000 tentang
mandat kepada OECD selaku untuk Penagihan Pajak dengan Surat
mendesian regim pertukaran informasi Paksa.
untuk mengakhiri praktif tax evasion. - UU No 18 Tahun 1997 tentang
(Mattias Vermeiren & Wouter Lips, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2016, hal.: 2) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan UU No 28
PENUTUP Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
Berdasarkan uraian yang dan Retribusi Daerah.
dijelaskan diatas maka dapat diambil - UU No 17 Tahun 1997 tentang
kesimpulan sebagai berikut: Badan Penyelesaian Sengketa
1. Selain sanksi administrasi, Pajak sebagaimana telah diganti
ketentuan perpajakan juga dengan UU No 14 Tahun 2002
mengatur pengenaan sanksi pidana tentang Pengadilan Pajak.
untuk kesalahan tertentu dalam 2. Kasus Panama Papers memang
dunia pajak. Tindak pidana tidak dapat dilakukan pengusutan
perpajakan di Indonesia diatur dengan mudah, berdasarkan
dalam beberapa peraturan analisis penelitian ini menganggap
perundang-undangan: kasus Panama Papers tersebut
- UU No 16 Tahun 2009 tentang dapat tergolong tax evasion karena
Penetapan Peraturan Pemerintah indikasi mengarah pada
Pengganti Undang-Undang (Perpu) penggelapan pajak. Sekalipun
No 5 Tahun 2008 tentang apabila nantinya tergolong tax
Perubahan Keempat atas UU No 6 avoidance, seharusnya pelaku tetap
Tahun 1983 menjadi Undang- memiliki tanggungjawab moral
Undang. karena penghindaran pajak
- UU No 28 Tahun 2007 tentang sesungguhnya penyelundupan
Perubahan Ketiga atas UU No 6 hukum (sesungguhnya tidak sesuai

160
VYAVAHARA DUTA Volume XV, No.2, September 2020 ISSN ONLINE : 2614-5162
ISSN CETAK : 1978 – 0982

dengan filosofi disahkan undang- Boediono, 1996, Perpajakan Indonesia


undang perpajakan). Jilid 1, Kawula Indonesia,
Beberapa analisis terhadap Jakarta.
permasalahan yang ditemukan dalam
penelitian ini sebagaimana telah Chazawi, Adami, 2014, Pelajaran
dibahas, sehingga penelitian ini Hukum Pidana Bagian I, PT
menghasilkan beberapa rekomendasi RajaGrafindo Persada, Jakarta.
antara lain:
1. Seyogyanya di atur secara lebih H. Zainuddin Ali, 2009, Metode
jelas didalam perundang-undangan Penelitian Hukum,Sinar Grafika,
nasional sanksi yang tegas Jakarta.
terhadap kasus-kasus serupa baik
terhadap tax evasion maupun tax Johan Nasution, Bahder, 2008,
avoidance, sebab itu akan Metode Penelitian Ilmu Hukum,
merugikan negara dan masyarakat. Mandar Maju, Bandung.
2. Penghindaran pajak yang terjadi di
dalam negeri dapat terjangkau oleh Mahmud Marzuki, Peter, 2010,
hukum nasional sekalipun tidak Penelitian Hukum, Kencana,
seluruhnya dapat diungkap dengan Surabaya, Cet.VI.
mudah, namun justru yang nilainya
sangat besar dilakukan lintas Kertanegara, Satochid, Tanpa Tahun,
negara, oleh sebab itu selain Hukum Pidana Bagian I, Balai
pengaturan yang tegas dalam Lektur Mahasiswa.
perundang-undangan positif
nasional juga diperlukan kerjasama Masruchin R dan Made Astuti Djazuli,
yang baik Pemerintah Indonesia 1986, hlm 87, dalam Buku Adami
atau tax treaty dengan negara lain Chazawi, 2014, Pelajaran Hukum
terkhusus tempat dari tax heavens. Pidana Bagian I, PT
Sesungguhnya kasus Panama RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Papers adalah kesempatan yang
harus dimanfaatkan dengan baik Nahak, Simon, 2014, Hukum Pidana
oleh Pemerintah Indonesia dalam Perpajakan, Konsep Penal Policy
upaya memulangkan dana warga Tindak Pidana perpajakan dalam
negara di luar negeri, sekaligus Perspektif Pembaharuan Hukum,
mengusut sumber-sumber dana Setara Press, Malang.
tersebut yang tidak menutup
kemungkinan dari hasil kejahatan Nawawi Arief, Barda, 1992, Teori-teori
seperti korupsi maupun pencucian dan Kebijakan Pidana Kebijakan
uang. Penanggulangan Kejahatan
dengan Hukum Pidana, Alumni,
DAFTAR PUSTAKA Bandung.

Ali, Mahrus, 2011, Dasar-Dasar Praja, Juhaya S. 2011, Teori Hukum


Hukum Pidana, Sinar Grafika, dan Aplikasinya, Cetakan
Jakarta. Pertama, CV Pustaka Setia,
Bandung.

161
ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TAX EVASION DAN TAX
AVOIDANCE (STUDI KASUS PANAMA PAPERS) ……………………………………..
……………………………………….(A.P Laksmi Danyathi & I M. Walesa Putra, 147-162)

Prodjodikoro, Wirjono, 1981, Asas- https://id.wikipedia.org/wiki/Penghindar


asas Hukum Pidana Indonesia, an_pajak, diakes 8 Mei 2016.
PT Eresco, Jakarta.
Larissa, Selasa, 05 April 2016 | 05:55
R. Santoso Brotodiharjo, 1981, WIB, https: //m.tempo.co /read/
Pengantar Ilmu Hukum Pajak, news/ 2016/04/05/ 117759786/
Eresco, Bandung, hlm 2. daftar – pemimpin - dunia - dalam
– skandal – pajak – panama -
Setiady, Tolib, 2010, Pokok-Pokok papers, diakses tanggal 16 April
Hukum Penitensier Indonesia, 2016.
Alfabeta, Bandung.
https://finance.detik.com/berita-
Soemitro, Rachmat, 1990, Dasar- ekonomi-bisnis/d-3184832/ini-10-
Dasar Hukum Pajak dan negara-yang-dikatagorikan-tax-
Pendapatan, PT Eresco, haven-di-dunia, Maikel Jefriando,
Bandung. Senin, 11 Apr 2016 12:37 WIB,
diakses 9 Agustus 2018.
Ritonga, Anshari, 2007, Pembaharuan
Perpajakan dan Hukum Fiskal
Formal Indonesia, Yayasan Bina
Baca Aksara, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, dan Sri Mamuji,


1985, Penelitian Hukum
Normatif-Suatu Tinjauan
Singkat,Rajawali Press, Jakarta.
T.N. Syamsah, 2011, Tindak Pidana
Perpajakan, PT Alumni,
Bandung.

Waluyo, Bambang, 2006, Penegakan


Hukum Terhadap Tindak Pidana
di Bidang Perpajakan, Sumber
Ilmu Jaya, Jakarta.

Waluyo, dan Wirawan B Ilyas, 2000,


Perpajakan Indonesia,
Pembahasan sesuai Ketentuan
Pelaksanaan Perundang-
undangan Perpajakan, Salemba
Empat, Jakarta.

Internet:

https://id.wikipedia.org/wiki/Panama_P
apers diakses tanggal 5 Mei
2016.

162

You might also like