Jurnal Kuis GSC 15 008 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

MODEL PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI

DAN KELEMBAGAAN KEMITRAAN RANTAI


PASOK GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING
UKM
Osmad Muthaher
Moh. Assegaf
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
email: osmad@yahoo.com

ABSTRACT
This study is intended to improve the competitiveness of SMEs are becoming increasingly
important due to the demands of the most buyer Internaional SMEs in the supply chain .
This study will discuss the most innovative technology and institutional innovation model of
development of SMEs in the supply chain . Technological innovations in the form of intelectual
capital development and use of information technology systems approach intensification and
diversification of institutional development in the supply chain. The population in this study was
the entire industry and SMEs in Semarang district of approximately 2,000 SMEs . The sampling
frame of this study is that SMEs in the district and the city of Semarang , while respondents in
this study are the owner or manager of SME . The amount of sample used in this study were
100 respondents ( SMEs ) . Sampling was purposive sampling method is directed to managers
or owners of SMEs by considering sample selection on the formal SMEs . The approach used
is descriptive analysis to determine the form of the development of technological innovation
that uses a systems approach to supply chain enterprises and institutions adopted SMEs ,
Research results show that the Intellectual Capital and Technological Innovation Information
Technology significantly influence , while the influence of technology Invasion seignifikan to
institutional partnership and competitiveness.

Keywords : Intellectual Capital, Information Technology , Technology Innovation , institutional


partnerships and Competitiveness

PENDAHULUAN dari peluang teknologis untuk mendukung


Inovasi teknologi menjadi semakin me- strategi bisnis serta meningkatkan operasi
ningkat kompleksitas, biaya, dan resikonya dan layanannya. Dalam hal ini, keberhasi-
sebagai timbal balik dari perubahan proses lan organisasi atau perusahaan sebagian
bisnis, tekanan persaingan yang tinggi, dan ditentukan oleh daya tanggap dan adaptasi
perubahan drastis dan cepat dari teknologi terhadap inovasi teknologi (Higa dkk, 1997).
itu sendiri. Teknologi adalah sumber daya Dari sisi pasar, secara empiris diperoleh
penting dan merupakan sub sistem dari or- kenyataan bahwa struktur pasar hasil
ganisasi. Dengan demikian, teknologi memi- komoditas UKM cenderung oligopsonistik,
liki implikasi kritis terhadap daya saing dan sehingga UKM selaku produsen selalu
keuntungan jangka panjang. Untuk tetap memiliki posisi tawar yang relatif lebih
bertahan dan unggul dalam persaingan lemah. Lahirnya konsep kerjasama atau
pasar, perusahaan perlu memberikan per- kemitraan antara UKM dengan pemasok
hatian dan mampu memperoleh keunggulan didasarkan atas dua argumen (Sinaga,

62 EKOBIS Vol.15, No.1, Januari 2014 : 62 - 73


1987), yaitu : (1) adanya perbedaan dalam panjang dan pengertian yang berbeda-
penguasaan sumberdaya (lahan dan beda, terutama didasarkan pada persaingan
kapital) antara masyarakat industrial di antara perusahaan-perusahaan dan strategi
perkotaan (pengusaha) dengan masyarakat yang berbeda yang bisa dimanfaatkan untuk
pertanian di pedesaan (petani), dan (2) bersaing. Josef Schumpeter sering dianggap
adanya perbedaan sifat hubungan biaya sebagai ahli ekonomi pertama yang
per satuan output dengan skala usaha pada memberikan perhatian pada pentingnya
masing-masing subsistem agribisnis, di suatu inovasi. Pada tahun 1949 Schumpeter
mana dalam subsistem usahatani bersifat menyebutkan bahwa inovasi terdiri dari lima
tetap (constant cost to scale), sementara itu unsur yaitu: (1) memperkenalkan produk
dalam subsistem pemasaran, pengolahan baru atau perubahan kualitatif pada produk
dan pengadaan saprodi bersifat menurun yang sudah ada, (2) memperkenalkan
(decreasing cost to scale). proses baru ke industri, (3) membuka pasar
Kebijakan yang terkait dengan baru, (4) Mengembangkan sumber pasokan
kelembagaan kemitraan usaha sebenarnya baru pada bahan baku atau masukan
juga sudah ada, namun kenyataan lainnya, dan (5) perubahan pada organisasi
menunjukkan bahwa kelembagaan industri.
kemitraan yang terbangun belum sinergi, Pengertian inovasi akhirnya memang
bahkan terjadinya hubungan asimetris antar menjadi luas tetapi pada dasarnya inovasi
pelaku, dan menempatkan UKM pada sisi merupakan suatau proses yang tidak hanya
terlemah diantara berbagai pelaku lain. sebatas menciptakan ide atau pemikiran
Peluang yang terbuka dengan tumbuhnya baru. Ide tersebut harus diimpelementasikan
pasar modern maupun tradisional, belum melalui sebuah proses adopsi. Dan adopsi
mampu dimanfaatkan oleh para pelaku adalah keputusan untuk menggunakan
agribisnis, khususnya petani yang memiliki inovasi secara keseluruhan sebagai cara
skala usaha kecil dan menengah (UKM). tindakan yang terbaik (Rogers, 1983 Higa et
Selain karena keterbatasan yang ada al, 1997).
ditingkat UKM maupun kendala struktural Dua modal utama yang sangat penting
yang ada, hal itu terutama disebabkan oleh untuk mendorong laju inovasi adalah
kurangnya Inovasi dalam teknologi produk modal intelektual (capital inovation) dan
yang dikarenakan lemahnya Teknologi modal teknologi informasi yang harus
Informasi dan Modal Intelektual. dimanfaatkan secara integratif ke dalam
Fenomena empiris ditemukan bahwa proses bisnis (Budi Hermana,2007). Modal
prinsip-prinsip Rantai pasok belum intelektual bisa diaktualisasikan dalam
diterapkan dengan baik oleh pelaku bentuk pengembangan dan pengelolaan
usaha, yang antara lain direfleksikan oleh SDM di perusahaan, misalnya dalam
: (1) Belum sepenuhnya berorientasi pada bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan,
pemenuhan preferensi konsumen atau biaya riset dan pengembangan, yang
kepuasan pelanggan; (2) Sistem pemasaran disertai dengan perubahan pola pikir yang
belum efektif dan efisien; (3) Terbatasnya menempatkan SDM sebagai aset dan
dukungan sarana dan prasarana produksi subyek dalam pengelolaan usaha.
dan distribusi produk hortikultura; (4) Modal intelektual serta manajemen
Lemahnya sistem informasi managemen pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
dan tidak transparan. perkembangan teknologi informasi yang
telah mendorong era globalisasi atau
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS perdagangan bebas. Teknologi informasi
Inovasi Teknologi tersebut bisa dipandang sebagai alat atau
Konsep inovasi mempunyai sejarah yang media untuk memperoleh pengetahuan

Model Pengembangan Inovasi………. (Osmad Muthaher & Moh. Assegaf) 63


dan informasi serta sebagai alat dalam skop daya saing perusahaan, kapabilitas or-
menjalankan proses bisnis itu sendiri. ganisasi dari perusahaan, kompetensi pen-
Untuk tetap bertahan dan unggul gusaha/pemilik usaha, dan kinerja. Hubun-
dalam persaingan pasar, perusahaan gan antara kompetensi dan tiga elemen
perlu memberikan perhatian dan mampu lainnya itu merupakan inti dari model terse-
memperoleh keunggulan dari peluang but, dan hubungan itu dapat dihipotesakan
teknologis untuk mendukung strategi bisnis kedalam tiga (3) tugas prinsip pengusaha:
serta meningkatkan operasi dan layanannya. (a) membentuk skop daya saing; (b) men-
Dalam hal ini, keberhasilan organisasiatau ciptakan kapabilitas organisasi; (c) mene-
perusahaan sebagian ditentukan oleh daya tapkan tujuan-tujuan dan mencapainya.
tanggap dan adaptasi terhadap inovasi Menurut studi ini, daya saing memiliki
teknologi (Higa dkk, 1997). tiga (3) karakteristik, yakni potensi, proses.
Selain tiga karakteristik tersebut, daya saing
Daya Saing juga dicirikan oleh orientasi jangka panjang,
Daya saing adalah sebuah konsep yang kontrolabilitas, relativitas, dan dinamika.
cukup ruwet. Tidak ada satu indikator- Selain itu, studi ini menunjukkan bahwa ada
pun yang bisa digunakan untuk mengukur tiga aspek penting yang mempengaruhi daya
daya saing, yang memang sangat sulit saing UKM, yakni: (1) faktor-faktor internal
untuk diukur (Markovics, 2005). Namun perusahaan; (2) lingkungan eksternal;
demikian, daya saing adalah suatu konsep dan (3) pengaruh dari pengusaha/pemilik
yang umum digunakan di dalam ekonomi, usaha. Selanjutnya, di dalam penelitian
yang biasanya merujuk kepada komitmen ini, pengaruh dari pengusaha tersebut di
terhadap persaingan pasar dalam kasus tangani dengan pendekatan kompetensi
perusahaan-perusahaan dan keberhasilan dari sebuah proses atau perspektif perilaku.
dalam persaingan internasional dalam kasus
negara-negara. Dalam dua dekade terakhir, Kelembagaan Kemitraan Rantai Pasok
seiring dengan semakin mengglobalnya Kelembagaan (=institusi) seringkali
perekonomian dunia dan persaingan bebas, dianggap sebagai kendala serius dalam
daya saing telah menjadi satu dari konsep- menentukan keberhasilan pembangunan
konsep kunci bagi perusahaan-perusahaan, masyarakat pedesaan, terutama bidang
negara-negara, dan wilayah-wilayah agrokompleks yang melibatkan masyarakat
untuk bisa berhasil dalam partisipasinya di pedesaan dengan berbagai bentuk usaha
dalam globalisasi dan perdagangan bebas kecilnya.
dunia, seperti yang dikatakan berikut ini on Menurut Hathaway (1977), keberhasilan
micro level the concept of competitiveness program pembangunan dalam perbaikan
means the skill of position gain and self- penyediaan pangan di negara-negara
maintainment in the market competition berkembang ditentukan oleh kemampuan
among companies, each other’s competitors “kelembagaan” untuk mengembangkan dan
and - in respect of macro economy – meningkatkan laju adopsi teknologi oleh
among national economies (Lengyel 2005, para petani kecil di pedesaan. Dalam kaitan
Markovics, 2005) ini “key institutions” nya adalah berkaitan
Dengan memakai konsep daya saing, dengan “applied research, manpower
Man dkk. (2002) membuat suatu model kon- development dan agricultural education”.
septual untuk menghubungkan karakteris- Sementara itu hasil kajian ADB (1978)
tik-karakteristik dari manager atau pemilik menyimpulkan bahwa laju perkembangan
UKM dan kinerja perusahaan jangka pan- sektor industri di wilayah pedesaan tidak
jang. Model konsepsual untuk daya saing dibatasi oleh sikap dan perilaku petani,
UKM tersebut terdiri dari empat (4) elemen: melainkan ditentukan oleh ketersediaan

64 EKOBIS Vol.15, No.1, Januari 2014 : 62 - 73


teknologi tepat guna dan lingkungan Dalam hubungan ini telah terjadi relasi
kelembagaan yang sesuai dan kondusif yang eksplisit dan dituangkan dalam bentuk
bagi industri. perjanjian kontrak bisnis yang mengikat
Berdasarkan hasil kajian di atas, dapat (atas dasar hokum dan dalam jangka waktu
disimpulkan bahwa faktor utama yang tertentu). 3). Kerjasama bisnis: hubungan
membatasi pembangunan industri dan bisnis disamping bersifat aktif juga bervariasi
kesejahteraan masyarakat di wilayah sampai pada penanganan manajemen
pedesaan adalah kelemahan kelembagaan (pemasaran, keuangan, produksi dan lain-
yang berfungsi melayani masyarakat. lain). Dalam model ini semua yang terlibat
Commons (1959) mendefinisikan membentuk usaha patungan baru, misalnya
“kelembagaan” sebagai “collective action dalam bentuk joint operation bidang
in restraint, liberation, and expansion of pemasaran, joint venture bidang keuangan
individual action”. Definisi ini mengandung dan produksi dan lain sebagainya. 4).
makna bahwa eksistensi kelembagaan Keterkaitan bisnis (lingkages) : pihak bisnis
dilandasi oleh adanya perbedaan antara yang terlibat tetap memiliki kebebasan
perspektif bersama (kelompok) dengan usaha, tetapi bersepakat untuk melakukan
perspektif individu (personal). Makna engineering subcontract bukan sub kontrak
kelembagaan ini sangat penting dalam yang bersifat komersial, dalam proses
kaitannya dengan “pengembangan/ produksi.
perubahan kelembagaan untuk mencapai Dalam hal ini tidak semua biaya yang
redistribusi kesejahteraan yang lenih baik”. dikeluarkan oleh perusahaan besar
Ruttan (1978) mendefinisikan harus dipikul bersama perusahaan kecil.
“kelembagaan” sebagai “the set of Biaya-biaya seperti pelatihan, supervisi
behavioural rules that govern a particular pengendalian mutu, percobaan produksi dan
pattern of action and relationship”; promosi dibebankan kepada perusahaan
sedangkan “organisasi” didefinisikan besar.
sebagai “a decision-making unit …… that Menurut Hubeis (1997), strategi
exercises control over resources”. pemberdayaan menuju industri kecil
Wengert (1972) membedakan makna profesional di era globalisasi adalah : 1).
“kelembagaan” dan “organisasi” seperti Peningkatan pemahaman (cara berfikir)
berikut. “Organisasi” merupakan struktur tentang proses pembuatan keputusan
yang mampu mengubah, mengadopsikan, untuk merumuskan dan mencari alternatif
atau meniadakan perilaku individu/kelompok pemecahan masalah yang dihadapi. 2).
melalui legislasi; sedangkan “kelembagaan” Peningkatan kemampuan mengenali
menyangkut tata-nilai, kepercayaan, dan lingkungan untuk menciptakan peluang
sosio-psiko-politik yang mempengaruhi usaha yang efektif dan prospektif melalui
perilaku individu/kelompok. suatu perencanaan bisnis (business
Kelembagaan kemitraan pengusaha plan) komprehensif dan terpadu (SDM,
kecil dan pengusaha menengah atau besar produksi, keuangan, pemasaran, dan
antara lain dapat berbentuk (Mangkuprawira, organisasi). 3). Menciptakan keunggulan
1996 dalam Saharudin dan Sumardjo, 2002): dalam persaingan dengan cara menekan
1) Kontak bisnis: interaksi pasif antara dua biaya produksi, membuat diferensiasi
unit usaha tanpa harus ada perjanjian formal produk dan menemukan relung pasar
yang mengikat, bebas tanpa sanksi hukum, yang kurang dimanfaatkan pesaing serta
misalnya saling tukar informasi. 2). Kontrak penguasaan informasi pasar (market
bisnis: hubungan usaha kecil yang aktif dan intelligent). 5)Memilih dan menjalin
sudah mencirikan adanya hubungan bisnis kerjasama usaha melalui berbagai jalur
(transaksi dagang) antara dua mitra usaha. kemitraan, baik bersifat sementara maupun

Model Pengembangan Inovasi………. (Osmad Muthaher & Moh. Assegaf) 65


permanen dalam menumbuhkan industri perusahaan lain sebagai pemasok, sub
kecil modern dan meningkatkan daya kontrak dan lain-lain (Dirjen ILMK, 1997).
saingnya. 6). Peningkatan kualitas SDM Berdasarkan UU No.9/1995 tersebut juga,
melalui pemberdayaan (empowerment) Departemen Koperasi dan Usaha Kecil
profesionalisme, learning organisazation, dan Menengah membuat empat kelompok
komunikasi dan berfikir reaktifproaktif; dan bidang usaha yang ada pada usaha kecil
pembinaan melembaga (pelatihan magang dan menengah (UKM), yaitu : perdagangan,
dan inkubasi bisnis) industri pertanian, industri non pertanian
Menurut Jumhur, (2001) yang perlu dan aneka jasa.
diperhatikan dalam upaya pemberdayaan Dari uraian di atas mengenai usaha
industri kecil adalah: 1) perlu dibangun kecil dan ciri-cirinya, maka dapat diperoleh
keyakinan bahwa industri kecil memiliki gambaran bahwa usaha kecil mempunyai
potensi untuk tumbuh dan berkembang, 2) investasi modal yang relatif kecil, dengan
memahami dan mengenali dengan baik apa keterampilan yang dimiliki bersifat turun
yang menjadi keunggulan, kekurangan, dan temurun serta dengan penggunaan teknologi
hambatan yang sering dihadapi industri kecil, yang masih sederhana. Pembangunan di
3) jangan hanya meningkatkan keterampilan bidang usaha kecil yang lebih mengutamakan
berproduksi atau keterampilan adminsitrasi pemerataan kesempatan kerja perlu untuk
saja, karena permasalahan industri kecil lebih ditingkatkan melalui pembinaan yang
biasanya bersumber pada kurangnya akses teratur dan juga melalui penyempurnaan
mereka pada pemasok, pasar dan sumber pengaturan serta pengembangan usaha.
informasi. Terlepas dari keragaman pengertian
itu, kiranya penting untuk diketahui adalah
UKM karakteristik atau ciri-ciri usaha kecil
Usaha Kecil dan Menengah adalah secara umum. Berdasarkan studi-studi
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh yang dilakukan Mitzer serta Musselman
perseorangan atau rumah tangga maupun dan Hugehs (Sutojo dkk, 1994), dapat
suatu badan yang bertujuan untuk disimpulkan bahwa ciri-ciri umum usaha
memproduksi barang atau jasa untuk kecil dalam garis besarnya adalah sebagai
diperniagakan secara komersial. Definisi berikut : 1. Kegiatan cenderung tidak formal
usaha kecil menurut Suryana (2001) dan jarang yang memiliki rencana usaha. 2.
umumnya mencantumkan karakteristik Struktur organisasi bersifat sederhana. 3.
perusahaan yang tergolong usaha kecil : 1) Jumlah tenaga terbatas dengan pembagian
biasanya bersifat bebas, tidak terikat dengan kerja yang longgar. 4. Kebanyakan tidak
identitas bisnis lain, misalnya sebagai melakukan pemisahan antara kekayaan
cabang, anak perusahaan, atau divisi dari pribadi dengan kekayaan perusahaan.
perusahaan yang lebih besar, 2) biasanya 5. Sistem akuntansi kurang baik, bahkan
sepenuhnya dikendalikan oleh pemiliknya kadang-kadang tidak memilikinya sama
yang biasanya adalah owner-manager yang sekali. 6. Skala ekonomi terlalu kecil
memberikan konstribusi kepada hampir sehingga sukar menekan biaya. 7.
semua hal, tidak hanya terbatas pada modal Kemampuan pemasaran serta diversifikasi
kerja, 3) otoritas pengambilan keputusan pasar cenderung terbatas. 8. Margin
dipegang penuh oleh pemilik usaha. keuntungan sangat tipis.
Usaha kecil dapat dikelompokkan dalam Di samping itu, usaha kecil dapat
dua kategori, yaitu mereka yang langsung memainkan peranan penting untuk menjaga
berhubungan dengan konsumen akhir dinamika pertumbuhan dan perluasan
(barang atau jasa konsumsi atau final) manfaat ekonomi bagi masyarakat luas.
dan mereka yang berhubungan dengan Usaha kecil berperan bukan saja pada aspek

66 EKOBIS Vol.15, No.1, Januari 2014 : 62 - 73


sosial seperti pengentasan kemiskinan, dikaitkan dengan pembeli-pemasok
pemerataan kesempatan kerja menujukkan hubungan kedekatan .
Sudah banyak literatur mengenai UKM Sementara Subramani (2004)
di NSB yang menunjukkan bahwa salah melaporkan hubungan positif antara
satu ciri dari UKM adalah rendahnya tingkat rantai pasokan berbasis TI dan manfaat
produktivitas di kelompok usaha tersebut. organisasi. Grover et al. (2002) menunjukkan
Data BPS mengenai industri manufaktur bahwa keputusan untuk menggunakan TI
menurut skala usaha juga menunjukkan dalam dapat mendorong komitmen untuk
hal yang sama: tingkat produktivitas tenaga membangun perilaku relasional.
kerja cenderung meningkat menurut skala Hasil penelitian Muthaher (2009) tentang
usaha. pengaruh Teknologi Informasi terhadap
Selain produktivitas, kegiatan inovasi keunggulan bersaing berkelanjutan dengan
juga bisa digunakan sebagai salah satu perusahaan manufaktur di Semarang
indikator. Perusahaan yang mampu sebagai objek memberikan bukti bahwa
melakukan inovasi, dalam produk, proses Informasi Teknologi berdampak positif
produksi, organisasi, manajemen, sistem terhadap Keunggulan bersaing berkelajutan.
pemasaran, dan aspek-aspek bisnis lainnya, Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
dapat dipastikan adalah perusahaan yang Cousineau et al (2004), yang menyimpulkan
memiliki daya saing yang tinggi. Namun tidak bahwa integrasi dalam rantai pasok
gampang mengidentifikasi secara langsung menunjukkan sebuah proses kerjasama
perusahaan-perusahaan yang melakukan yang kompleks antara perusahaan
inovasi, apalagi inovasi dalam proses dengan pemasok dan pembeli. Apabila
produksi atau marketing. Oleh karena itu ada kerjasama ini dikelola dengan baik maka
sejumlah alat ukur yang dapat digunakan, akan dapat meningkatkan efisiensi dalam
dua diantaranya yang umum dipakai karena operasi perusahaan dan lebih jauh dapat
mudah menerapkannya selama ada data, meningkatkan profit perusahaan serta
adalah jumlah sertifikat menyangkut inovasi memberikan kepuasan bagi semua pihak.
(misalnya ISO) yang dimiliki oleh sebuah Sementara penelitian Siyamtinah
perusahaan, dan pengeluaran R&D. dan Eni Rahmani (2010) tentang model
Namun demikian masih banyaknya peningkatan kapablitas inovasi dalam rangka
hambatan/kendala klasik yang masih meningkatkan kinerja UKM menyimpulkan
dihadapi oleh pelaku UKM antara lain: (1) ada pengaruh peningkatan kapabilitluaas
lemahnya akses permodalan dan pasar, (2) inovasi terhadap peningkatan kinerja UKM
terbatasnya pemanfaatan teknologi tepat Semarang.
guna, (3) inefisiensi, dan (4) kelemahan Dari banyak penelitian di bidang
manajerial. rantai pasok, belum ada penelitian yang
mengkolaborasi hubungan Inovasi teknologi
Kajian Pendahuluan Yang Sudah Dicapai dengan Kelembagaan kemitraan sebagai
Organisasi dalam rantai pasok sering topik penelitian. Oleh karena itu sangat
mengadopsi Teknologi Informasi (TI) karena penting kiranya untuk melakukan penelitian
tekanan institusional yang diberikan oleh ini dalam rangka peningkatan daya saing
mitra rantai suplai mereka (Chen et.al, UKM.
2004). Hasil penelitian Chen et.al (2004)
membuktikan bahwa penyebaran IT dalam Pengembangan Hipotesis
rantai pasok menyebabkan lebih dekatnya Konsep Inovasi Teknologi sangat
hubungan antara pembeli-pemasok. Stum berperan besar dalam perkembagaan
dan Sriram (1997) memberikan bukti empiris Kemitraan rantai pasok hal didukung kuat
bahwa penggunaan Teknologi Informasi oleh Inntelektual capital dan teknologi

Model Pengembangan Inovasi………. (Osmad Muthaher & Moh. Assegaf) 67


informasi. Inovasi juga sangat berperan Metode Pengumpulan Data
dalam peningkatan daya saing UKM oleh Adapun metode pengumpulan data
karena itu perlu didukung oleh mitra-mitra yang digunakan adalah gabungan antara
rantai pasok dari hulu ke hilir. studi literatur, observasi lapangan, metode
Berdasarkan hal tersebut maka dapat survei dengan wawancara terstruktur, dan
dirumuskan hipotesa sebagai berikut : wawancara mendalam (indepth interview).
Ha 1: Intelectual Capital berpengaruh Wawancara dipandu dengan menggunakan
signifikan terhadap Inovasi Teknologi kuesioner tertutup yang disampaikan kepada
Ha 2: Teknologi Informasi Berpengaruh 100 pemilik UKM di Demak. Pengambilan
signifikan terhadap Inovasi Teknologi data ini dimaksudkan untuk mengetahui
Ha3: Inovasi Teknologi berpengaruh sejauh mana penggunaan teknologi
signifikan terhadap Kemitraan rantai informasi dan sejauh mana pula modal
pasok intelektual pelaku UKM dalam mendukung
Ha4: Inovasi Teknologi berpengaruh teknologi informasi. Disamping itu
signifikan terhadap Daya saing bagaimana model kelembagaan kemitraan
Ha5: Kemitraan rantai pasok berpengaruh yang ada pada UKM di Demak yang telah
signifikan terhadap Daya saing dicapai.

METODELOGI PENELITIAN Teknik Analisis


Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini ada dua teknik
Populasi dalam penelitian ini adalah analisis yaitu analisis kualitatif dan analisis
Usaha Kecil dan Menengah di Demak kuantitatif. Kedua analisis ini diharapkan
dengan menetapkan pemilik atau pengelola mampu memberikan hasil yang maksimal
UKM sebagai responden. Ukuran sampel sehingga peneliti mampu menyimpulkan
yang digunakan menggunakan ukuran hasil penelitian ini secara maksimal.
sampel besar yaitu lebih besar dari 30 dan a. Analisis Kualitatif
kurang dari 500 telah mencukupi untuk Analisis kualitatif adalah aktivitas
kebanyakan penelitian.(Sekaran; 2000) intensive yang memerlukan pengertian
Berdasarkan beberapa pedoman di yang mendalam, kecerdikan, kreativitas,
dalam menentukan besarnya sampel diatas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat.
maka besarnya sampel yang digunakan Analisa kualitatif tidak berproses dalam
dalam penelitian ini berdasarkan rumus suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan
Slovin. Di mana N = jumlah populasi dan kompleks dibanding analisis kuantitatif
tingkat kesalahan yang diharapkan adalah sebab tidak diformulasi dan distandardisasi.
10%, terdiri dari Usaha kecil sebanyak 50 Berdasarkan hasil wawancara secara
dan Usaha Menengah sebanyak 50. langsung dengan responden dan juga
Pengambilan sampel menggunakan hasil observasi peneliti diharapkan dapat
nonprobabilitas (secara tidak acak) memberikan kesimpulan penelitian yang
dengan metode purposive sampling yang tepat dan akurat.
berdasarkan pertimbangan. Pemilihan b. Analisis Kuantitatif
sampel nonprobabilitas berarti elemen- Analisis kuantitatif yang tepat dan sesuai
elemen populasi tidak mempunyai dengan pola penelitian dan variabel yang
kesempatan yang sama untuk terpilih akan diteliti untuk dapat diintepretasiadalah
menjadi sampel, sedangkan metode dengan menggunakan path diagram dan
purposisive sampling yang ditujukan kepada The Structural Equation Modelling(SEM)
pengelola atau pemilik UKM adalah karena dari paket software statistik PLS digunakan
mereka sebagai pengambil kebijakan dalam dalam model dan pengujian hipotesis.
usaha. Peneliti melakukan pengujian ANOVA

68 EKOBIS Vol.15, No.1, Januari 2014 : 62 - 73


untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan Tabel 3.
kinerja UKM untuk masing-masing jenis pola Pendidikan
integrasi rantai pasok. Adapun asumsi yang Pendidikan Frekuensi Prosentase
harus terpenuhi adalah data terdistribusi SMA 24 24%
secara normal (melalui uji Kolmogorov- Diploma 28 28%
Sirnov), memiliki varian yang sama (melalui S1 47 48%
Lavene’s test of homogeneity of variance), 98 100
dan dilakukan random sampling. Sumber: data primer yang diolah, 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat pendidikan responden paling


Identitas Responden banyak adalah S1 sebanyak 47 responden
Dalam penelitian ini diperoleh 98 atau 48 %, pendidikan Diplomasebanyak 28
responden dari beberapa UKM yang responden atau 28%, dan SMA sebanyak
berada diwilayah Semarang dan kabupaten 23 responden atau 23%.
Semarang. Pemerintah Daerah Kabupaten
Demak. Berikut ini adalah Identitas dari 60 Analisis Hasil Studi
responden dapat dikelompokan menurut Pada umumnya penggunaan SEM
: jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir membutuhkan data sampel yang besar
adalah sebagai berikut. agar hasil yang didapatkan mempunyai
krediilitas yang cukup (trustworthy results).
Tabel 1. Dalam penelitian ini diperoleh 98. Karena
Jenis Kelamin Responden jumlah responden tersebut dianggap tidak
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase fit dengan alat analisis LISREL maka alat
LAki-laki 35 36 analisis diganti dengan menggunakan
Perempuan 63 64 PLS. Dari data yang diperoleh sebanyak
Jumlah 98 98 responden dilakukan pengujian Partial
Sumber : data primer yang diolah, 2013 Least Squares (PLS) dapat disampaikan
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui sebagai berikut : 1. Langkah Pertama :
bahwa jumlah reponden sebanyak 35 Membaca Hasil Outer Model/Measurement
responden atau 36 % adalah laki-laki dan 63 Model Ada tiga kriteria untuk menilai outer
responden atau 64 % adalah perempuan. modelyaitu convergent validity, discriminant
validity dancomposite reliability.
Tabel . 2
Umur Convergent Validity
Umur Frekuensi Prosentase Dari keempat konstruk atau laten dalam
20-30 3 3 penelitian ini, yaitu:
31-50 67 68 Intelektual Capital (X1), Teknologi
51-60 28 29 Informasi (X2), Inovasi Teknologi (X3),
Jumlah 98 100 Kelembagaan Kemitraan ( X4) , dan Daya
Sumber: data primer yang diolah, 2013 Saing( Y) diperoleh nilai loading factordari
masing-masing indikator seperti yang
Responden dengan umur paling banyak tercantum di Tabel 4 di bawah. Berdasarkan
adalah 31-50 tahun, yaitu sebanyak 67 hasil analisis pada tabel 8 tersebut sebagian
responden atau 68 %. Responden dengan besar indikator diperoleh nilai di atas 0,5..
usia 51-60 tahun sebanyak 28 responden Jadi semua konstruk atau laten dalam
atau 29 %, dan responden dengan usia 20- penelitian ini telah memenuhi convergent
30 sebanyak 3% validity yang tinggi.

Model Pengembangan Inovasi………. (Osmad Muthaher & Moh. Assegaf) 69


Discriminant Validity hipotesis kesatu diterima. Intelektual
Discriminant validitydapat dilihat dari Capital berpengaruh signifikan terhadap
cross loading. Nilai korelasi indikator Inovasi Teknologi artnya modal intelektual
terhadap konstruk atau latennya harus yang merupakan faktor utama yang
lebih besar dibandingkan nilai korelasi dapatmeningkatkan nilai suatu perusahaan
antara indikator dengan konstruk lainnya. melalui inovasi. Nilai lebih ini sendiri dapat
Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa berasal dari kemampuan berproduksi
nilai loading untuk semua indikator baik suatu perusahaan sampai padaloyalitas
Intelektual Capital (X1), Teknologi Informasi pelanggan terhadap perusahaan. Nilai lebih
(X2), Inovasi Teknologi (X3), Kelembagaan ini dihasilkan oleh modal intelektual yang
Kemitraan ( X4) , dan Daya Saing( Y) dapat diperoleh dari budaya pengembangan
mempunyai nilai lebih besar dibandingkan perusahaan maupun kemampuan
dengan nilai korelasi indikator konstruk perusahaan dalam memotivasi karyawannya
lainnya. Begitu juga dengan konstruk yang sehingga produktivitas perusahaan dapat
lain. Untuk lebih jelasnya lihat di tabel 5 dipertahankan atau bahkan dapat meningkat

Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis
original sample mean of Standard
T-Statistic
estimate subsamples deviation
lC -> IT 0.451 0.492 0.106 4.234
TI -> IT 0.261 0.260 0.112 2.317
IT -> KKM 0.753 0.757 0.071 10.644
IT -> DS 0.522 0.522 0.107 4.869
KKM -> DS 0.383 0.378 0.119 3.216
Sumber: data primer yang diolah, 2013

Hipotesis kedua yang berbunyi


Composite Reliability Teknologi Informasi berpengaruh signifikan
Dari Tabel 6 dapat disampaikan bahwa terhadap Inovasi Teknologi. Berdasarkan
masing-masing konstruk atau laten sangat hasil perhitungan uji PLS pada Tabel 5
reliabel karena memiliki Composite diperoleh hasil uji nilai t–statistik sebesar
Reliability yang tinggi di atas 0.50. Jadi 2,317dan t-tabel sebesar 1,6. Sedangkan
dapat disimpulkan bahwa data yang nilai koefisien estimasi (β) sebesar 0.261.
diperoleh sangat reliabel. 2. Langkah Kedua: Jadi dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
Membaca Hasil (Inner Model) dan Ho ditolak artinya Teknologi Informasi
berpengaruh signifikan terhadap Inovasi
Hasil Uji Hipotesis Teknologi. Dengan demikian maka hipotesis
Hipotesis yang berbunyi Intelectual kedua diterima, dapat diimplikasikn bahwa
Capital berpengaruh signifikan terhadap penggunaan Teknologi Informasi merupakan
Inovasi Teknologi. Berdasarkan hasil alat atuu media yang mendukung bagi
perhitungan uji PLS pada Tabel 5 diperoleh UKM untuk memperoleh pengetahuan
hasil uji nilai t–statistik sebesar 4,234 dan informasi serta sebagai alat dalam
dan t-tabel sebesar 1,60 Sedangkan nilai menjalankan proses bisnis itu sendiri.
koefisien estimasi (β) sebesar 0.451. Jadi Hipotesis ketiga yang berbunyi Inovasi
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima Teknologi berpengaruh signifikan terhadap
dan Ho ditolak artinya Intelektual Capital Kelembagan Kemitraan. Berdasarkan hasil
berpengaruh signifikan terhadap Inovasi perhitungan uji PLS pada Tabel 5 diperoleh
Teknologi. Dengan demikian, maka hasil uji nilai t–statistik sebesar 10,644

70 EKOBIS Vol.15, No.1, Januari 2014 : 62 - 73


dan t-tabel sebesar 1,60 Sedangkan nilai disimpulkan bahwa Intelectual Capital dan
koefisien estimasi (β) sebesar 0.753. Jadi Teknologi Informasi berpengaruh signifikan
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho terhadap Inovasi Teknologi. Ketiga Inovasi
ditolak artinya Inovasi Teknolgi berpengaruh Teknologi berpengaruh signifikan terhadap
signifikan terhadap Kelembagaan kemitraan. Kemitraan rantai pasok. Keempat Inovasi
Dengan demikian maka hipotesis ketiga Teknologi berpengaruh signifikan terhadap
diterima. Daya saing. Kelima Kemitraan rantai pasok
Hipotesis keempat yang berbunyi berpengaruh signifikan terhadap Daya
Inovasi Teknologi berpengaruh signifikan saing.
terhadap Daya Saing. Berdasarkan hasil
perhitungan uji PLS pada Tabel 5 diperoleh Saran
hasil uji nilai t–statistik sebesar 4,869 Untuk meningkatkan Daya saing UKM
dan t-tabel sebesar 1,6. Sedangkan nilai harus lebih banyak memberikan perhatian
koefisien estimasi (β) sebesar 0.522. Jadi pada intellectual capital, teknologi informasi
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan inovasi. Kemampuan manajer UKM
dan Ho ditolak artinya Inovasi Teknologi melihat kebutuhan ke depan para konsumen
berpengaruh signifikan terhadap Daya (pasar) nya dan disebarkan ke seluruh
Saing. Dengan demikian maka hipotesis organisasi akan lebih dapat mempercepat
keempat diterima. Hipotesis kelima pembuatan produk yang inovatif yang sesuai
yang berbunyi Kelembagaa kemitraan dengan keinginan konsumen (pasar). Kondisi
berpengaruh signifikan terhadap Daya ini akan lebih lengkap jika ditunjang dengan
Saing. Berdasarkan hasil perhitungan uji pengelolaan intellectual capital yang baik.
PLS pada Tabel 5 diperoleh hasil uji nilai t– Acap kali intellectual capital yang dimiliki
statistik sebesar 3,216 dan t-tabel sebesar UKM menjadi mubazir karena ketidaktahuan
1,6. Sedangkan nilai koefisien estimasi manajer UKM ada aset tak tampak
(β) sebesar 0.383. Jadi dapat disimpulkan (intangible) yang dimiliki, atau kalaupun
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak artinya mengetahui acap kali manajer/pemilik UKM
Kelembagaan kemitraan rantai pasok mengetahui bagaimana cara mengelolanya
berpengaruh signifikan terhadap Daya agar dapat menghasilkan inovasi yang
Saing. Dengan demikian maka hipotesis mampu meningkatkan Daya saing UKM.
keempat diterima. Oleh karena itu, pemilik UKM memiliki
peranan yang penting untuk memberikan
SIMPULAN DAN SARAN stimulus kepada para manajer maupun
simpulan pegawai agar lebih aktif memperhatikan
Dari analisis dan pengujian yang telah Teknologi Informasi , intellectual capital, dan
diuraikan maka secara integratif dapat tidak kalah pentingnya peran Kelembagaan
kemitraan rantai pasok bagi UKM.

Model Pengembangan Inovasi………. (Osmad Muthaher & Moh. Assegaf) 71


DAFTAR PUSTAKA

Cousineau et al. 2004. “Supplier Source Integration in A Large Manufacturing Company”. Rantai
pasok Management Journal, Vol. 9, No 1 : 110-117.
Chen, Yao and Joe Zhu (2004), “Measuring Information Technology’s Indirect Impact on Firm
Performance”, Information Technology and Management; 5, 1-2; ABI/INFORM Global,
pg. 9.
Darroch, Jenny (2005), “Knowledge management, innovation and firm performance, Journal of
Knowledge Management; 2005; 9, 3; ABI/INFORM Global, pg. 101.
Felix, Jebarus. 2000. “Rantai pasok Management : Penerapannya dalam Perusahaan Farmasi
di Indonesia”. Usahawan, No10, Th XXI Oktober.
Frohlich, Markam T and Westbrook, Roy. 2001. “Arch of Integration : an International Study of
Rantai pasok Strategies”. Journal of Operation Management, Vol. 19 : 185-200.
Gargeya, Vidyarana, B and Jin Su. 2004 “Strategic Sourcing and Supplier Selection : A Review
of Survey Based Empirical Research”. Abstract Number 002-0392, on POM An 15th
Annual POM Conference, Cancun, Mexico, www.uncg.edu, didownload tgl 17 Oktober
2008.
Gatorna, J.L and Walters, D.W. 1996. Managing The Rantai pasok : A Strategc Perspective. Mc
Millan Business.
Heizer, Jay and Barry Render. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Edisi pertama. Jakarta
: PT Salemba Empat.
Hidayat. 1998. “Menuju Kebijakan Bisnis Pertokoan dan Pusat Perbelanjaan yang Lestari
di Indonesia”. Manajemen Logistik dan Distribusi Nasional, Studio Manajemen Teknik
Industri ITB.
Higa, K., P.J Hwa Hu, O.R.L. Sheng, and G. Au (1997), “Organizational Adoption and Diffusion
of Technological Innovation: Comparative Case Study on Telemedicine in Hong Kong,
Proceedings of The Thirtieth Annual Hawwaii International Conference on System
Sciences ISBN 0-8186-7862, IEEE
Hill, Craig. A and Scudder, Gary, D. 2002. “The Use of Electric Data Interchange for Rantai
pasok Coordination in The Food Industry”. Journal of Operation Management, Vol. 20 :
375-387.
Indrajit, Richardus dan Djokopranoto. 2002. Konsep Manajemen Rantai pasok. Edisi pertama.
Jakarta : PT Grasindo.
Lajara, Bartolorne, M and Fransisco, G. Lailo. 2004. “SMEs and Supplier Alliances Use : An
Empirical Analysis”. Rantai pasok Management International Journal, Vol. 9(1) : 71-85.
Mireille Merx, C. and W.J. Nijhof (2005), “Factors influencing knowledge creation and innovation
in an organization, Journal of European Industrial Training; 2005; 29, 2/3; ABI/INFORM
Global, pg. 135.
Muthaher,Osmad (2009), “ Analisis Pengaruh Penggunaan Informasi Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap Keunggulan Bersaing Melalui Kinerja Bisnis.Jurnal Akuntansi
Indonesia,Vol.5,N0.2, Juli
Rademakers, Martijn (2005), “Corporate universities: driving force of knowledge innovation”,

72 EKOBIS Vol.15, No.1, Januari 2014 : 62 - 73


Journal of Workplace Learning; 2005; 17, 1/2; ABI/INFORM Global, pg. 130.
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business : A Skill Building Approach. 3th Ed. Ney
York: John Willey and Sons Inc.
Siyamtinah dan Rahmani, Eni , 2007.” Dampak Hambatan Proses Kemitraan UKM” Hasil
Penelitian Dosen Muda.
Siyamtinah dan Rahmani, Eni, 2008, “Dampak Kemitraan Terhadap Kinerja UKM” Hasil
Penelitian Dosen Muda.
Siyamtinah dan Rahmani Eni, 2010,’ Model Kapabilitas Inovasi dalam Rangka Meningkatkan
Kinerja UKM’ Hasil Penelitian Hibah Bersaing.
Stump, RL and V. Sriram, “Employing Information Technology in Purchasing: Buyer-Supplier
Relationships and Size of the Supplier Base”, Industrial Marketing Management , vol.
26, no. 2, pp.127-136, 1997
Subramani, MR “How Do Suppliers Benefit From IT Use in Supply Chain Relationships”, MIS
Quarterly , vol. In Press, no. 2004
UNCTAD, (2003), “Information and Communication Technology Development Indices”,
UNCTAD-UN, New York

Model Pengembangan Inovasi………. (Osmad Muthaher & Moh. Assegaf) 73

You might also like