Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

ARTIKEL HASIL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BIDANG

PENGABDIAN MASYARAKAT (PKM-M)

“Strategi Usaha Kreatif Masyarakat Desa Untuk Ketahanan Ekonomi


Keluarga”

Ahmad Mukhtar Ali Indra Firdaus


Universitas Darul ‘Ulum Lamongan. Ahmadmukhtaraliindra@gmail.com

ABSTRACT
This article is a study of the results of the research which is intended to describe one of
the underdeveloped village areas in the sub-district of kembangbahu. This study is about
underdeveloped villages caused by the Covid-19 pandemic, mostly dominated by residents, the
majority of whom work as odd jobs.

By using a qualitative approach that is preceded by a pre-survey, the in-depth interview


method, the rapid assessment method for villages (Participatory Rural Appraisal) and the
application of Focus Group Discussions, it is hoped that the study of village community creative
business strategies for families will be more comprehensive. the necessary data and the possibility
of achieving dialogue between community groups at both the sub-district and village levels. Data
sources are community leaders, government officials and community members who are members
of the empowerment unit. The data collected were classified according to their type and nature,
reduced and analyzed and interpreted in a descriptive qualitative manner until stated in this
article.

Some of the important findings from this study are that the people who work as odd jobs
are mostly agricultural laborers and coolies. have awareness of the impact of covid-19 so that
together in groups, independently and with village government officials carry out community
creative business strategies for family economic resilience

Keywords: creative, strategy, family economy

ABSTRAK
Artikel ini merupakan kajian atas hasil penelitian yang dimaksudkan untuk
menggambarkan salah satu kawasan desa tertingggal di kecamatan kembangbahu. Kajian ini
tentang desa tertinggal yang disebabkan nya karena pandemi covid-19, sebagian besar
didominasi oleh warga yang mayoritas bekerja sebagai serabutan.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didahului dengan pra survey, metode
indepth interview, metode penjajakan cepat mengenai desa (Participatory Rural Appraisal) serta
penerapan Focus Group Discussion diharapkan kajian startegi usaha kreatif masyarakat Desa
untuk keluarga menjadi lebih komprehensif Penggabungan beberapa metode ini digunakan untuk
menjaring data-data yang diperlukan serta kemungkinan tercapainya dialog antara kelompok-
kelompok masyarakat baik di tingkat kecamatan maupun desa. Sumber data adalah para tokoh
masyarakat, aparat pemerintahan serta warga masyarakat yang tergabung dalam unit
pemberdayaan. Data yang dikumpulkan diklasifikasi sesuai jenis dan sifatnya, direduksi dan
dianalisis serta diintepretasikan secara deskriptif kualitatif hingga tertuang dalam artikel ini.
Beberapa butir temuan penting dari kajian ini bahwa masyarakat yang berkerja sebagai
serabutan sebagian besar adalah Buruh tani, dan kuli. memiliki kesadaran akan terdampak
covid-19 sehingga secara bersama-sama dalam kelompok, swadaya maupun bersama aparat
pemerintah desa melakukan startegi usaha kreatif masyarakat untuk ketahanan ekonomi
keluarga

Kata Kunci : kreatif, strategi, ekonomi keluarga


A. PENDAHULUAN
Para ahli ilmu sosial dan politik sepakat bahwa akar permasalahan
terjadinya krisis multidimensi di Indonesia adalah kelengahan para perencana
dalam memilih model strategi usaha kreatif yang sentralistik dan otoriter yang
mengedepankan pertumbuhan dan peran negara (the state) secara berlebihan.
Sebuah strategi usaha pada umumnya membawa konsekuensi pada terjadinya
perubahan-perubahan sosial.
Untuk mencapai keberhasilan strategi yang ditargetkan tersebut,
pendekatan strategi usaha kreatif masyarakat berbasis keterpaduan dan otonomi
daerah menjadi sangat relevan seiring dengan asas demokrasi, partisipasi sebagai
bagian dari style of development. Dalam memahami strategi usaha kreatif dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Sebagaimana diuraikan pada latar belakang meskipun
Salah satu desa di kecamatan kembangbahu diklasifikasi sebagai desa tertinggal
namun secara umum wilayah-wilayah tertentu yang terbukti potensial secara
ekonomi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil kerajinan. Seringkali
potensi tersebut tidak berkembang optimal karena keterbatasan kemampuan
sumber daya manusia, misalnya dalam mengolah, memasarkan serta pemilikan
modal. Keadaan ini justru memunculkan terjadinya eksploitasi sumber daya alam
yang tidak ramah lingkungan oleh pemilik modal.
B. METODE PELAKSANAAN
Kajian Strategi usaha kreatif masyarakat desa untuk ketahanan ekonomi
keluarga melalui otonomi dan keterpaduan ini dapat dijelaskan langkah
operasional sebagai berikut:
1. Mengadakan sosialisasi yang berbentuk pertemuan dengan masyarakat
sekaligus pendataan kebutuhan, permasalahan, serta harapan-harapan terhadap
strategi usaha kreatif ini di tingkat kecamatan maupun desa.
2. Pembentukan kelompok berdasarkan kebutuhan dengan pendekatan
Participatory Rural Aprraisal yang melibatkan masyarakat berpartisipasi
dalam penentuan skala prioritas strategi usaha kreatif yang ditindaklanjuti,
focus
discussion group yang menitikberatkan pada proses strategi usaha kreatif,
melalui brainstorming, , dan dialog.
3. Melakukan analisis sebab akibat masyarakat desa tertinggal. Metode
penelitian yang dipakai untuk strategi usaha kreatif masyarakat adalah metode
indepth-interview, Participatory Rural Aprraisal, dan focus discussion group.
Ketiga metode ini digunakan untuk menjaring informasi agar terjadi dialog
dan menekankan pada tercapainya proses pemberdayaan yang bersifat
bottom-up. Alur metodologi dapat dilihat sebagai berikut:
Identifikasi awal aspek fisik lingkungan

Sosialisasi awal kepada masyarakat:


(Bukan program charity)

1. Koordinasi dengan berbagai tokoh masyarakat tingkat kecamatan


Untuk urusan perijinan dan kemungkinan berkoordinasi dengan masyarakat.
2. Analisis Stituasi dan Setting Penelitian
Identifikasi kondisi-kondisi sosial kemasyarakatan melalui FGD dan PRA.
Pemetaan dan identifikasi strategi usaha kreatif masyarakat.
Penelitian dilaksanakan di masyarakat kecamatan kembangbahu,
Kabupaten Lamongan. Kecamatan Kembangbahu terdiri dari 18 Desa dengan
dominasi kawasan yang jauh dari perkotaan. Dari 18 Desa, dipilih 3 desa sebagai
unit analisisnya dengan kriteria yang paling jauh dengan pusat kecamatan, agak
jauh dan dekat. Pilihan ketiga desa tersebut juga diasumsikan bahwa Kecamatan
Kembangbahu dalam pemberdayaan didukung oleh tata pemerintahan yang telah
memahami, menerima, dan mengimplementasikan kebijakan pemerintah yang
berorientasi pada keterpaduan dan otonomi daerah. Asumsi dasar pemilihan
ketiga desa penelitian ini adalah bahwa (1) semakin dekat dengan pemerintahan,
akses terhadap strategi relatif lebih mudah; (2) desa yang berjarak paling jauh
memiliki ketertinggalan yang lebih kompleks dibanding dengan desa lain; (3)
ketika desa memiliki karakteristik kehidupan masing-masing, sehingga
deversifikasi usaha untuk meningkatkan kesejahteraannya pun relatif bervariasi;
(4) ketertinggalan desa di kecamatan ini berakibat pada rendahnya partisipasi
masyarakat dalam proses startegi usaha kreatif.
Sebagai subyek penelitian adalah para tokoh masyarakat yang secara
representatif memahami karakteristik desa serta perubahan sosial yang terjadi,
dalam hal ini peneliti lebih banyak berhubungan dengan Sekretaris Kecamatan
dan aparat bidang pembedayaan di tingkat kecamatan. Tokoh masyarakat desa
yang lain dalam hal ini diwakili kepala desa, ketua PKK, bidang kesejahteraan
desa serta beberapa penggerak aktivitas desa seperti pemuda, kelompok atau
paguyuban.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan
wawancara. Metode observasi dan wawancara yang diperkuat dengan penjajakan
kajian pedesaan secara cepat (PRA) menjadi metode utama dalam mengumpulkan
data yang berkaitan dengan potensi masyarakat, kebutuhan serta permasalahan-
permasalahan yang dihadapi masyarakat sebagai desa tertinggal. Pengamatan
yang dilengkapi dengan partisipasi juga menggunakan teknik diskusi kelompok
agar terjadi dialog untuk memperoleh berbagai hal yang berkaitan dengan strategi
usaha kreatif masyarakat. Pengumpulan data juga dilengkapi dengan indepth
interview agar ditemukan gambaran yang lebih realistis mengenai salah satu Desa
di Kecamatan Kembangbahu. Pedoman wawancara digunakan sebagai pelengkap
atas pendalaman materi dengan wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis
dengan menggunakan deskriptif kualitatif.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan yang terdiri dari 18
Desa dipilih sebagai lokasi penelitian ini memiliki keunikan tersendiri.
Sebagai gambaran, kondisi alam dan masyarakat yang ada di wilayah
Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongandikategorikan sebagai daerah
tertinggal. Disebutkan bahwa sebuah wilayah disebut sebagai daerah
tertinggal oleh karena beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Pengembangan
ekonomi bersifat lokal; 2) Pemberdayaan masyarakat yang masih sedikit, 3)
Sumber daya manusia yang masih rendah, 4) Sarana dan prasarana yang
belum memadai, 5) Daerah yang rawan terhadap bencana alam dan sosial

Tabel 1. Keadaan Penduduk Desa Doyomulyo, Kaliwates, dan Lopang


Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tumah Tangga

Karakteristik Doyomulyo Kaliwates Lopang


dan Jenis
Kelamin
Kepala keluarga 540 469 480
(jiwa)
Perempuan 1542 1378 1663
(jiwa)
Laki-laki (jiwa) 728 818 645
Dilihat dari mata pencaharian, petani yang memiliki lahan sendiri
merupakan jenis pekerjaan utama bagi sebagian besar penduduk ketiga desa,
kemudian diikuti jenis pekerjaan lain seperti wiraswasta, buruh peternak, buruh
tani, serta kuli sebagaimana tampak pada tabel berikut:

Tabel 2. Keadaaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Doyomulyo Kaliwates Lopang


1 Petani 355 370 320
2 Buruh bangunan, tani 135 45 33
3 Kuli 21 12 19
4 Wiraswasta/pedagang 42 55 35
D. KESIMPULAN
Kecamatan Kembangbahu dengan beberapa desa yang diklasifikasi
sebagai desa tertinggal justru memacu masyarakat bersama aparat pemerintah
setempat untuk melakukan upaya-upaya strategi usaha kreatif. Pada awalnya
dengan dukungan perundangan tentang otonomi daerah, keterpaduan,
keberlanjutan, serta keserasian semakin memotivasi terselenggaranya
pelaksanaan strategi usaha kreatif masyarakat.
Pada tahap implementasinya, pemberdayaan masyarakat berbasis
keterpaduan dan otonomi daerah mengandung beberapa kendala: (1)
keberagaman persepsi atau pemahaman mengenai kewenangan daerah dan
pusat; (2) kompleksitas persoalan otonomi dan keterpaduan berakibat pada
beratnya beban yang disandang lembaga pemerintah seperti kecamatan; (3)
kurang responsifnya pemerintah kabupaten akan kebutuhan masyarakat baik
ketidaksesuaian dengan kebutuhan maupun lambatnya perangkat peraturan
yang diberikan.
E. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Direktorat Riset dan


Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti atas dukungan PKM-M strategi usaha
kreatif masyarakat desa untuk ketahanan ekonomi keluarga. Kami juga
mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
Kabupaten Lamongan, Pemerintah Kecamatan Kembangbahu.
F. DAFTAR RUJUKAN
Biro Pusat Statistik. 2003. Kecamatan Kembangbahu Kab. Lamongan
dalam angka. Lamongan.
Maksum.M. 2004. Akar permasalahan krisis di Indonesia. Akibat
Kebijakan perekonomian Memarjinalkan Sektor Pertanian dan
Pedesaan. Yogyakarta. Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan UGM.
Sunyoto Usman. 1998. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

You might also like