Professional Documents
Culture Documents
965-Article Text-2947-1-10-20200120
965-Article Text-2947-1-10-20200120
965-Article Text-2947-1-10-20200120
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/intelektual
Volume 9, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 1979-2050/e-ISSN: 2685-4155
Abstract
Reason and the Qur'an know each other and are recognized in Islamic science.
In this context, many researchers are interested in examining the relationship
of reason and the Qur'an. According to Dr. Muhammad Nahadi, discussion of
reason, the Qur'an in the context of knowledge is the concept of developing
knowledge. In line with this development, the development of Islamic
education in the context of the study of reason and the Qur'an is urgently
needed, especially as a means of answering the challenges of education with
global challenges. This type of research is literature research, which is a form
of scientific reasoning argumentation appearance that describes the results of
literature studies and the results of the author's thought about a problem /
topic of study. And data collection techniques using library research
techniques, or library research, with data processing techniques. The data
analysis process begins by gathering all data about the reason and objectives
of Islamic education in order to find out the implications of reason in achieving
the objectives of Islamic education. The results of this study indicate that, first,
reason is the power of thought that when used can lead a person to understand
and comprehend the problem he is thinking about. Second, reason serves as a
tool for thinking, pondering and living also to develop ideas, concepts and
bright ideas, very closely related to education. So that reason in its implications
for the objectives of Islamic education is crucial to the success or failure of a
person in achieving the goals of Islamic education.
Abstrak
Akal dan Al Qur ‘an saling bertauatan dan diakuai dalam ilmu keIslaman.
Dalam konteks ini, banyak peneliti tertarik mengkaji hubungan akal dan Al
Qur’ an. Menurut Dr. Muhammad Nahadi, pembahasan akal, Al Qur an
dalam konteks pengetahuan merupakan konsep pengembangan
pengetahuan. Sejalan dengan perkembangan itu, pengembangan pendidikan
Islam dalam konteks kajian akal dan Al Qur an sangat dibutuhkan, terlebih
sebagai sarana menjawab tantangan pendidikan dengan tantangan global.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (literery research), yaitu
bentuk penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil
kajian pustaka dan hasil olah pikir penulis mengenai suatu masalah/topik
Kompetensi dan Praktiknya” (Jakarata : PT (Yogyakarta : Pustaka Baru Perss, 2014), h.57
BumiAksara,2013), h. 33
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 1, April 2019
Urgensi Akal Menurut Al Qur’an Dan Implikasinya Dalam
Mencapai Tujuan Pendidikan Islam
Oleh: Arif Setiawan & Melvien Zainul Asyiqien
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat pendidikan dalam tiga ranah (domain),
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama yaitu ranah kognitif, afektif dan
orang-orang yang mengetahui dengan psikomotorik. Tiap-tiap ranah dapat
orang-orang yang tidak mengetahui?" dirinci lagi dalam tujuan-tujuan yang
Sesungguhnya orang yang berakallah yang lebih spesifik yang hierarkis.
dapat menerima pelajaran.” Ranah kognitif dan afektif
Selaian Al Qur an, Al Hadist juga tersebut sangat erat kaitannya dengan
banyak mengagungkan keberadaan fungsi kerja dari akal. Dalam ranah
akal.bRasulullah SAW. bersabda,“Pena kognitif terkandung fungsi mengetahui,
(catatan pahala dan dosa) diangkat memahami, menerapkan, menganalisis,
(dibebaskan) dari tiga golongan, di mensintesis dan mengevaluasi. Fungsi-
antaranya orang yang gila sampai ia kembali fungsi ini erat kaitannya dengan fungsi
sadar (berakal).” ( H.R. Abu Daud dari Ali, akal pada aspek berpikir (tafakkur),
Sunan Abu Daud, Kitab al-Hudud, vol.II, sedangkan dalam ranah afektif
hal.339. Daar el-Fikr).
terkandung fungsi memperhatikan,
Dalam bukunya logika agama merespon, menghargai, mengorganisasi
Quraish Shihab berpendapat bahwa
nilai, dan mengkarakterisasi. 6 Fungsi-
akal bagaikan mata dan wahyu adalah
fungsi ini erat kaitannya dengan fungsi
sinarnya. Mata tidak berfungsi tanpa
akal pada aspek mengingat (tazakkur).
sinar, dan sinar pun tidak berfungsi Cukup banyak isyarat-isyarat Al
menampakkan sesuatu tanpa mata.5 Hal
Qur’an tentang penggunaan akal
ini menunjukkan bahwa fungsi akal
dengan penekanan bahwa penggunaan
sesungguhnya adalah penerjemah,
akal adalah merupakan barometer bagi
dalam artian berfikir, merenungkan, keberadaan manusia. Manusia dalam
mencari tahu, juga memahami realitas
berpikiran harus menggunakan pikiran
yang ada di sekitarnya. Dalam konteks
dan qalbu. Daya pikir manusia
Pendidikan Agama Islam, akal juga
menjangkau wilayah fisik dari masalah-
mempunyai peran yang sangat penting.
masalah yang relatif, sedangkan qalbu
Pemahaman terhadap potensi
memiliki ketajaman untuk menangkap
berpikir yang dimiliki akal sebagaimana
makna-makna yang bersifat metafisik
yang telah dipaparkan di atas memiliki
dan mutlak. Oleh karenanya dalam
hubungan yang amat erat dengan hubungan dengan upaya memahami
pendidikan. Hubungan tersebut antara
Islam, akal memiliki fungsi sebagai
lain terlihat dalam merumuskan tujuan
berikut:
pendidikan. Benyamin Bloom, Cs, 1. Akal sebagai alat yang strategis
dalam bukunya Taxonomy of Educational
untuk mengungkap dan mengetahui
Objective (1956) yang dikutip oleh
kebenaran yang terkandung dalam
Nasution, membagi tujuan-tujuan
Al Qur’an dan Sunnah Rasul,
Page39
dimana keduanya adalah sumber bagian dari hati dan ada pula yang
utama ajaran Islam. membedakannya.
2. Akal merupakan potensi dan modal Secara istilah, akal digunakan
yang melekat pada diri manusia untuk menunjukkan salah satu definisi
untuk mengetahui maksud-maksud berikut ini:
yang tercakup dalam pengertian Al a. Kemampuan untuk mengetahui
Qur’an dan Sunnah Rasul. sesuatu.
3. Akal juga berfungsi sebagai alat b.Kemampuan memilah-milah antara
yang dapat menangkap pesan dan kebaikan dan keburukan yang niscaya
semangat Al Qur’an dan Sunnah juga dapat digunakan untuk
yang dijadikan acuan dalam mengetahui hal-ihwal yang
mengatasi dan memecahkan mengakibatkannya dan sarana-sarana
persoalan umat manusia dalam yang dapat mencegah terjadinya
bentuk ijtihad. masing-masing dari keduanya.
4. Akal juga berfungsi untuk c. Kemampuan dan keadaan (halah)
menjabarkan pesan-pesan al-Quran dalam jiwa manusia yang mengajak
dan Sunnah dalam kaitannya kepada kebaikan dan keuntungan dan
dengan fungsi manusia sebagai menjauhi kejelekan dan kerugian.
khalifah Allah, untuk mengelola dan d.Kemampuan yang bisa mengatur
memakmurkan bumi seisinya. perkara-perkara kehidupan manusia.
Jika ia sejalan dengan budi. Namun,
Namun demikian, bagaimana
manakala ia menjadi sesuatu yang
pun hasil akhir pencapaian akal tetaplah
membangkang dan menentang
relatif dan tentatif. Untuk itu,
syariat, maka ia disebut syaithanah.
diperlukan adanya koreksi, perubahan
e. Akal juga dapat dipakai untuk
dan penyempurnaan terus-menerus.
menyebut tingkat kesiapan dan
Oleh karena itu taklid buta tidak
potensialitas jiwa dalam menerima
dianjurkan dalam ajaran Islam.7
konsep-konsep universal. An-nafs an-
nathiqah (jiwa rasional yang
Hakikat dan Kedudukan Akal
Pembahasan tentang akal selalu dipergunakan untuk menalar) yang
tidak pernah selesai, selain keuni- membedakan manusia dari binatang
kannya, akal juga sangat rumit untuk lainnya.
dijelaskan, maka dari itulah pem- f. Dalam bahasa filsafat, akal merujuk
bahasan terkait dengan akal selalu kepada substansi azali yang tidak
berkembang dari waktu ke waktu. bersentuhan dengan alam material,
Berbagai pendapat pun bermunculan baik secara esensial (dzati) maupun
ada yang mengatakan bahwa akal itu aktual (fi’li).
8 Ahmad Syauqi Ibrahim Misteri Potensi Ghaib Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru,
Manusia, Qisthi Press, (Jakarta: Qisthi Press 2012) 2014), h, . 234-235
h. 250 11 Muhammad Abdullah Asy-Syarqawi,
9 Ahmad Syauqi Ibrahim Misteri Potensi Ghaib Sufisme & Akal, h, . 72
Manusia, Qisthi Press, (Jakarta: Qisthi Press 2012) 12 Khafidhi, Peranan Akal dan Qalb Dalam
Page41
pengetahuan. Dari pernyataan inilah dukkannya. Dalam hal ini pernah ada
bias dipahami korelasi antara hati dan ungkapan dari Sayyidina Ali
ilmu pengetahuan.13 karramallahu wajhah: “Apakah kau kira
bahwa kau tubuh yang kerdil, padahal
Manusia sebagai Makhluk Berakal padamu terkandung dunia yang sangat
Segala sesuatu yang diciptakan besar ”14
Allah bukanlah dengan percuma saja, Ayat 30-34 Al Baqarah, telah
tetapi dengan maksud-maksud tertentu menguraikan tentang ketinggian mar-
yang diinginkan Allah. Demikianlah tabat manusia yang sejak semula
diantara seluruh makhluk ciptaan diciptakan ke tingkat yang sempurna.
Allah, terdapatlah makhluk pilihanNya Jelas sekali bahwa manusia adalah
yaitu manusia. Dan diantara makhluk khalifah Allah SWT, di muka bumi.
pilihan itu, maka para Nabi dan Rasul Manusialah yang ditakdirkan-Nya
memperoleh tempat tertinggi sebagai untuk mensejahterakan, memperbaiki
manusia pilihan Allah. keadaan dan menguasai bumi. Untuk
Siapakah manusia itu dan itu Allah menciptakan segala sesuatu
bagaimanakah kedudukannya dalam yang ada di bumi bagi kepentingan
realitas atau jagad raya ini. Demikianlah manusia. Kemudian manusia dikaruniai
pertanyaan yang meliputi seluruh kesanggupan mengenal dan menge-
pikiran para filsuf, termasuk filsuf Max tahui segala sesuatu yang ada di
Scheler. Pertanyaan itu adalah dalamnya.15 Dan untuk menjalankan
pertanyaan abadi karena pada dasarnya tugasnya, manusia dibekali akal sebagai
terkandung dalam hati setiap insan daya pikir, karena mustahil tanpa daya
sepanjang masa. Bagaimanakah pikir manusia mampu menjalankan
sebenarnya tempat manusia itu dalam tugasnya sebagai khalifah.
jagad raya ini dalam keseluruhan yang Makhluk hidup yang bernama
ada ini, dalam keseluruhan dunia ini manusia itu, telah dikaruniai hati yang
terhadap Tuhannya. terukir dengan perasaan yang paling
Sesungguhnya manusia merupa- lembut dan nurani yang paling tinggi.
kan makhluk yang menakjubkan, Selain itu, Allah juga telah meng-
disamping juga misterius seperti kata karuniai manusia dengan akal pikiran
Dr. Alexis Carel. Ia akan menjadi jahat dan pengetahuan sehingga menjadikan
jika dihadapannya terbuka jalan ia lebih berpotensi untuk melaksanakan
kejahatan dan tidak ada pengawasan kreatifitas-kreatifitas dalam hidupnya.
terhadapnya. Ia juga akan mencapai Manusia adalah ciptaan Allah
kedudukan tinggi kalau mampu SWT, yang diberikan tiga kelebihan
mengendalikan nafsu serta menun-
utama, pertama dari ruh yang bisa kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya
membuat manusia hidup di muka bumi, dan lebih besar keutamaannya.”(Q.S. Al-
kedua tubuh/ jasad yang sempurna dan Isra’: 21)17
ketiga adalah akal yang mampu Fakta-fakta tentang perbedaan
membuat manusia bisa menaklukkan potensial manusia ini antara lain dapat
dunia dan alam sekitarnya untuk dicontohkan dalam hal kecerdasan
memudahkan kehidupannya.16 intelektual maupun dalam spiritualitas.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam
Urgensi Akal Menurut Al Qur’an melaksanakan pengembangan diri
Perkembangan (development) ada- seseorang memiliki kadarnya masing-
lah proses atau tahapan pertumbuhan masing sehingga tidak ada standar yang
ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan menjadi acuan perkembangan, pun
sendiri (growth) berarti tahapan begitu perkembangan masih tetap bisa
peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, dilihat dari komparasi potensi awal
ukuran, dan arti pentingnya. Partum- dengan perkembangan yang telah
buhan juga dapat berarti sebuah dicapai.18
tahapan perkembangan a stage of Salah satu unsur terpenting bagi
development. pengembangan diri manusia adalah
Dalam Dictionary of Psychology akal. Akal merupakan alat untuk
dan The Penguin Dictionary of berpikir dan dia tidak bisa direali-
Psychologhy, arti perkembangan pada sasikan dalam bentuk konkritnya, akan
prinsipnya adalah tahapan-tahapan tetapi secara abstrak akal berupa ideal
perubahan yang progresif yang terjadi yang utama dari diri manusia. Adanya
dalam rentang kehidupan manusia dan akal telah mengangkat manusia lebih
organisme lainnya, tanpa membedakan jauh sempurna dibandingkan dengan
aspek-aspek yang terdapat dalam diri makhluk lain.
organisme-organisme tersebut. Menurut Emha Ainun Najib Akal
Salah satu bentuk keunikan merupakan kunci dari kemanusiaan.
manusia adalah potensi-potensi yang Akal adalah ketika otak mendapat
berbeda antara manusia satu dengan sentuhan iradah dan ilmu Allah
manusia yang lain. Ada yang berpotensi sehingga terjadilah proses berpikir.
besar dan ada pula yang berpotensi Peristiwa materiilnya mungkin berupa
biasa saja. Hal ini dapat kita amati pada gelombang atau magnet dari Allah ke
ayat-ayat suci berikut: “Perhatikanlah ubun-ubun kepala manusia. Akal
bagaimana Kami lebihkan sebagian dari adalah komposisi antara hardware dan
mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti software.19
16 Usman bin Hasan bin Ahmad asy Syakir 18Fuad Nashori, Potensi-Potensi Manusia,
(tth), Durrotun Nasihin; Bab Keutamaan manusia, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar) , h, . 92-94
Page43
Islam, Ibid, 82
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 1, April 2019
Urgensi Akal Menurut Al Qur’an Dan Implikasinya Dalam
Mencapai Tujuan Pendidikan Islam
Oleh: Arif Setiawan & Melvien Zainul Asyiqien
kejadian yang berulang-ulang dan dan bukan kata pinjaman dari bahasa
menunjukkan pola yang teratur, asing. Kata itu berarti suara, api dan
memungkinkan manusia untuk me- kecepatan. Disamping itu ia juga
lakukan generalisasi. Dengan memper- mengandung arti bisikan, isyarat,
gunakan metode induktif maka dapat tulisan dan kitab. Al-Wahy selanjutnya
disusun pengetahuan yang berlaku mengandung pengertian pemberitahu-
secara umum lewat pengamatan an secara tersembunyi dan dengan
terhadap gejala-gejala fisik yang bersifat cepat. Yang dimaksud dengan wahyu
individual. sebagai sumber pengetahuan adalah
Kaum empiris menganggap wahyu yang diturunkan kepada orang
bahwa dunia fisik adalah nyata karena pilihan-Nya agar diteruskan kepada
merupakan gejala yang dapat umat manusia agar dijadikan pegangan
tertangkap oleh pancaindera, sedangka hidup berisi ajaran, petunjuk dan
panca indera manusia sangat terbatas pedoman yang diperlukan bagi umat
kemampuannya dan terlebih penting manusia di dunia dan akhirat. Dalam
lagi bahwa pancaindera manusia bias Islam wahyu yang disampaikan kepada
melakukan kesalahan. Misalnya Nabi Muhammad SAW terkumpul
bagaimana mata kita melihat sebatang dalam Al-Qur’an.26
pensil yang dimasukkan ke dalam gelas Dari ke empat sumber
bagian yang terendam air terlihat pengetahuan manusia, yang ada di atas
bengkok. dapat kita lihat bahwa kesemuanya
menggunakan kinerja akal dari
3. Intuisi
manusia. Misal: rasio, dalam rasio
Intuisi merupakan pengetahuan
seseorang membutuhkan akal untuk
yang didapatkan tanpa melalui proses
berpikir dan membuat sintesa, lalu
penalaran tertentu. Seseorang yang
pengalaman, hal ini juga memerlukan
sedang terpusat pikirannya pada
kerja akal untuk melakukan kesimpulan
sesuatu masalah tiba-tiba saja
dari apa yang dia alami, selanjutnya
menemukan jawaban atas permasalah-
intuisi, dalam hal ini akal akan
an tersebut. Tanpa melalui proses
menimbang pilihan-pilihan yang ada
berpikir yang berliku-liku tiba-tiba saja
dalam intuisi untuk memilih hal yang
dia sudah sampai situ. Jawaban
dikerjakan, lalu wahyu, tidak mungkin
permasalahan yang sedang dipikirkan-
seseorang memahami wahyu tanpa
nya muncul dibenaknya bagaikan
menggunakan akal karena akal sendiri
kebenaran yang membukakan pintu.25
disini berfungsi sebagai penerjemah dan
4. Wahyu alat memahami. Inilah mengapa
Wahyu berasal dari kata Arab al- kemudian akal sangatlah penting dalam
wahy dan al-wahy adalah kata asli Arab pengembangan diri manusia. untuk
Page46
25
Ibid., h, . 53 26 Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam
Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h, 15
Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman
Volume 9, Nomor 1, April 2019
Urgensi Akal Menurut Al Qur’an Dan Implikasinya Dalam
Mencapai Tujuan Pendidikan Islam
Oleh: Arif Setiawan & Melvien Zainul Asyiqien