Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Berita Kedokteran Masyarakat

halaman 16 - 26
Vol. 24, No. 1, Maret 2008

ESTIMASI PREVALENSI KECELAKAAN LALU LINTAS


DENGAN METODE CAPTURE-RECAPTURE
ESTIMATION OF THE PREVALENCE OF ROAD ACCIDENT
USING CAPTURE-RECAPTURE METHOD

Sayekti Udi Utama1, Rahadyan Magetsari2, Vitalis Pribadi3


1
BBTKL PPM Yogyakarta
2
Bagian Ortopedi dan Traumatologi RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
3
Polda Metrojaya, Jakarta

ABSTRACT
Background: Accident is a global health problem. In 2002 the major cause of accident leading to death is road
accident (22.8%). In 2003–2005 the number of road accidents in the Province of Yogyakarta Special Territory is
decreasing; however the fatality and ratio of road accident and the number of victims are increasing. In Indonesia
there are two kinds of reporting made whenever there is a road accident. When the accident is handled by the
police, data are kept at the police office and hospital; however, when it is not handled by the police, data are kept
only at the hospital, not at the police office. In the Province of Yogyakarta Special Territory data of road accident
are based on the report of Traffic Office of Yogyakarta Special Territory Regional Police so that they may not
reflect the actual road accidents.
Objective: To estimate the prevalence of road accidents by combining data sources from both the police and
hospital at the Province of Yogyakarta Special Territory 2006.
Method: This was a descriptive study with survey design. It was carried out at the Province of Yogyakarta
Special Territory from May to August 2007. Analysis was made using capture-recapture method. Data entry and
calculation were carried out using web-based computer program with Personal Home Page language programming
and the database was maintained in MySQL.
Result: There were as many as 1,721 data from 5 district police office/big city police office and 5,422 data from
22 hospitals and there were as many as 751 similar data. Data from the police office were 100% complete and
from hospitals were not as complete as those from the police office. Coverage of data from the police office was
13.9% and from hospitals was 43,7%. The result of the study showed that the prevalence of road accident
based on data from the police office was 51 per 100,000 people and from the hospital was 161 per 100,000
people; whereas the prevalence of the result of estimation using capture-recapture method was 369 per
100,000 people (12,417 cases – 95% CI:11.799-13.035) with highest prevalence for male of 16–25 years old,
living and having road accidents at Sleman District.
Conclusion: The estimation of the prevalence of road accident using capture-recapture method at the Province
of Yogyakarta Special Territory in 2006 was 369 per 100,000 people, 2.28 times greater than data of hospitals
and 7.2 times greater than data of the police office with under reporting as much as 724% at the police office and
229% at hospitals.

Keywords: road accident, capture-recapture method, prevalence

PENDAHULUAN dunia adalah kecelakaan lalu lintas (22.8%) disusul


Kecelakaan merupakan masalah kesehatan nomor dua dengan kecelakaan yang tidak disengaja
yang sangat serius di dunia, masalah yang sama (18,1%) dan nomor tiga akibat bunuh diri (16,9%).2
juga dihadapi di berbagai negara termasuk Indonesia. Sementara di India kecelakaan lalu lintas juga
Di beberapa negara dengan tingkat pendapatan yang merupakan penyebab utama kematian (31%).3 Pada
tinggi seperti di Amerika angka kematian rata-rata tahun 2000 kecelakaan di jalan raya menjadi
akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 53,8 per penyebab kematian nomor sembilan di dunia dan
100.000 penduduk dan di Eropa 47,6 per 100.000 penyebab kematian nomor lima di Amerika Serikat.4
penduduk, sementara pada negara dengan tingkat Di dunia angka ini akan selalu meningkat dan pada
pendapatan rendah (miskin) dan sedang angka tahun 2020 diperkirakan kecelakaan lalu lintas akan
tersebut cenderung lebih tinggi seperti di India 96,7 menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah
per 100.000 penduduk dan di negara Asia lainnya 75 jantung iskemik dan depresi dengan proyeksi
per 100.000 penduduk.1 kecelakaan dari 5,1 juta pada tahun 1990 menjadi
Pada tahun 2002 salah satu jenis penyebab 8,4 juta pada tahun 2020. 5
kecelakaan yang banyak menimbulkan kematian di

16 l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008


Estimasi Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas, Sayekti Udi Utama, dkk.

Di Indonesia pada tahun 2003 jumlah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta data
kecelakaan di jalan raya mencapai 13.399 kejadian yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas
dengan jumlah kematian mencapai 9.865 orang, baru merujuk pada catatan Direktorat Lalu Lintas
sebanyak 6.142 orang mengalami luka berat dan Polisi Daerah Istimewa Yogyakarta dan belum
8.694 luka ringan, dengan rata-rata setiap hari terjadi mempergunakan data kecelakaan yang ada di tempat
40 kejadian kecelakaan lalu lintas yang pelayanan kesehatan (rumah sakit). 9 Dengan
mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. 6 Pada demikian data kecelakaan yang ada belum tentu
tahun 2003-2005 jumlah kejadian kecelakaan lalu mencerminkan jumlah kejadian yang sebenarnya.
lintas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk itu perlu menggali sumber data lainnya (di
cenderung menurun, namun tingkat fatalitas dan luar kepolisian) seperti dari rumah sakit untuk
rasio setiap kejadian kecelakaan lalu lintas dengan digabungkan dengan data yang ada di kepolisian
jumlah korban yang ditimbulkan semakin meningkat sehingga bisa didapatkan estimasi prevalensi
yaitu tahun 2003 fatalitas korban 25,9% dan rasio kecelakaan yang lebih akurat.
setiap kejadian kecelakaan lalu lintas dengan jumlah Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
korban 1,6, tahun 2004 fatalitas korban 43,1% dan estimasi prevalensi kejadian kecelakaan lalu lintas
rasio setiap kejadian kecelakaan lalu lintas dengan yang lebih akurat dengan menggabungkan sumber
jumlah korban 1,7 serta tahun 2005 fatalitas korban data dari kepolisian dan rumah sakit di Provinsi
47,5% dan rasio setiap kejadian kecelakaan lalu Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2006.
lintas dengan jumlah korban 2,1.7
Data yang berhubungan dengan insidensi BAHAN DAN CARA PENELITIAN
kecelakaan lalu lintas masih sedikit. Di beberapa Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
negara sumber data yang paling banyak dengan mempergunakan rancangan survei. Subjek
dipergunakan adalah data yang bersumber dari penelitian adalah kejadian kecelakaan lalu lintas
catatan kepolisian dan rumah sakit dengan berbagai dengan sumber data yang berasal dari catatan Kantor
keterbatasannya.2 Menurut Undang-Undang No. 14/ Kepolisian Satuan Lalu Lintas Polres/Poltabes dan
1992 pasal 27 ayat (1) tertulis bahwa setiap catatan register atau rekam medik Rumah Sakit
pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat dalam Umum Daerah/Pemerintah atau Swasta Kabupaten/
suatu kecelakaan lalu lintas wajib melaporkan Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
kecelakaan lalu lintas tersebut kepada Pejabat 2006. Lokasi penelitian dilakukan di 5 Kantor
Kepolisian Negara Republik Indonesia. 8 Kepolisian dan 25 Rumah Sakit Umum Daerah/
Konsekuensi dari dilaksanakan undang-undang Pemerintah atau Rumah Sakit Umum Swasta di
tersebut seharusnya Indonesia telah memiliki suatu Kabupaten/Kota Provinsi Daerah Istimewa
unit institusi yang menangani pencataan kecelakaan Yogyakarta yang merawat korban kecelakaan lalu
lalu lintas secara lengkap. Namun kenyataannya di lintas.
masyarakat apabila terjadi suatu kecelakaan lalu Variabel dalam penelitian ini adalah kelengkapan
lintas akan terjadi dua kemungkinan pencatatan, data, ketersediaan data dan cakupan data, serta
yaitu: 1). Apabila dalam peristiwa kecelakaan lalu estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas. Analisis
lintas ada pihak kepolisian yang menangani, maka data dilakukan dengan cara deskripsi variabel
kecelakaan lalu lintas akan tercatat di kantor penelitian. Untuk mencari estimasi prevalensi
kepolisian dan juga tercatat di unit pelayanan dipergunakan analisis “two-sample capture-recapture
kesehatan dimana korban dirawat setelah terjadi model” (95% confidence interval)
kecelakaan lalu lintas. 2). Apabila dalam peristiwa
kecelakaan lalu lintas tidak ada pihak kepolisian
yang menangani, maka kecelakaan lalu lintas Estimasi :
tersebut apabila menimbulkan korban akan tercatat
di unit pelayanan kesehatan tempat perawatan Variance :
korban akan tetapi belum tentu tercatat di kantor
kepolisian. 95% CI = N ± 1,96

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008 l 17


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 16 - 26
Vol. 24, No. 1, Maret 2008

Keterangan : Data kecelakaan lalu lintas yang berhasil


N : Estimasi Y : Jumlah kasus dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data
jumlah kasus data 2 korban kecelakaan lalu lintas yang berasal dari
X : Jumlah Z : Jumlah kasus yang ada sumber data kepolisian di 5 Polres/Poltabes
kasus data 1 di kedua sumber data sebanyak 1.721 data korban kecelakaan lalu lintas
dan sebanyak 5.422 data korban kecelakaan lalu
Variabel dalam penelitian ini dilakukan pemadanan lintas berasal dari 22 rumah sakit umum pemerintah/
meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat dan daerah atau swasta. Hasil analisis data korban
waktu kejadian (tanggal dan bulan). kecelakaan lalu lintas di Provinsi Daerah Istimewa
Entri data dan perhitungan analisis data dilaksanakan Yogyakarta tahun 2006 dapat terlihat sebagai berikut:
mempergunakan program komputer berbasis Web
dengan bahasa pemrograman PHP (Personal Home 1. Kelengkapan Data
Page) dan data base disimpan ke dalam myqsl. Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa kelengkapan
data kecelakaan lalu lintas yang berasal dari sumber
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN data kepolisian 100% lengkap, sementara sumber
Karakteristik penduduk Provinsi Daerah data yang berasal dari rumah sakit belum lengkap,
Istimewa Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin, bahkan untuk variabel lokasi kejadian (analisis
proporsi laki-laki 49,1% hampir berimbang dengan sampai tingkat kecamatan) baru mencapai
proporsi perempuan 50,9%. Sementara berdasarkan kelengkapan data 50,9%.
kelompok umur, baik laki-laki maupun perempuan
jumlah terbesar pada kelompok umur kurang dari 2. Ketersediaan data
15 tahun 21,8% dan jumlah yang terkecil pada Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa ketersediaan
kelompok umur 46-55 tahun 12,32%.9 Rata-rata data di kepolisian seluruhnya tersedia, sementara
seorang petugas polisi lalu lintas di Provinsi Daerah di rumah sakit tidak ditemukan data korban dengan
Istimewa Yogyakarta tahun 2006 melayani sebanyak fatalitas tidak luka.
3.520 penduduk, namun demikian terdapat dua
kabupaten /kota memiliki rasio yang lebih kecil yaitu 3. Cakupan data
Kabupaten Sleman 2.172 penduduk dan Kota Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa cakupan
Yogyakarta 2.545 penduduk. data kecelakaan lalu lintas di rumah sakit 43,7%

Tabel 1. Kelengkapan Data Kecelakaan Lalu-lintas Berdasarkan Sumber Data


di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006
Sumber Data
Jenis Data Kepolisian Rumah Sakit
Jumlah Lengkap % Jumlah Lengkap %
Alamat Korban 1.721 1.721 100 5.422 5.229 96,4
Waktu Kejadian 1.721 1.721 100 5.422 4.723 87,1
Lokasi Kejadian 1.721 1.721 100 5.422 2.759 50,9

Tabel 2 Ketersediaan Data Kecelakaan Lalu-Lintas Berdasarkan Sumber Data


di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006
Ketersediaan data
Fatalitas Korban di masing-masing sumber data
Kepolisian Rumah Sakit
Tidak luka Ada Tidak ada
Luka ringan Ada Ada
Luka berat Ada Ada
Meninggal dunia Ada Ada

Tabel 3. Cakupan Data Kecelakaan Lalu-Lintas Berdasarkan Sumber Data


di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006
Hasil Prevalensi
Sumber Data Kecelakaan Lalu Lintas
Estimasi Tersedia Cakupan (%)
Kepolisian 12.417 1.721 13,9
Rumah Sakit 12.417 5.422 43,7

18 l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008


Estimasi Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas, Sayekti Udi Utama, dkk.

lebih besar dibandingkan dengan cakupan data di penduduk dibandingkan perempuan 251 per 100.000
kepolisian 13,9%. penduduk, sementara berdasarkan kelompok umur
prevalensi kecelakaan lalu lintas lebih banyak terjadi
4. Estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas pada golongan umur 16-25 tahun 731 per 100.000
Hasil estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas penduduk. Sementara berdasarkan diskripsi waktu
dengan metode capture-recapture di Provinsi Daerah prevalensi kecelakaan lalu lintas lebih banyak terjadi
Istimewa Yogyakarta tahun 2006 adalah 369 per pada jam 06.00–11.59 WIB dengan prevalensi
100.000 penduduk dengan jumlah korban terbanyak kejadian kecelakaan lalu lintas sebesar 120 per
berasal dari Kabupaten Sleman 689 per 100.000 100.000 penduduk.
penduduk. Sesuai dengan Tabel 5, berdasarkan jenis Kecelakaan lalu lintas berdasarkan fatalitas
kelamin kecenderungan kecelakaan lalu lintas lebih korban seperti pada Tabel 6 dibagi ke dalam fatalitas
banyak terjadi pada laki-laki 485 per 100.000 korban tidak luka, luka ringan, luka berat dan

Tabel 4. Hasil Capture-Recapture Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Asal Korban
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2006
Jumlah Kasus Jumlah
(rata-rata/100.000 penduduk) kasus di Rata-rata
Jumlah estimasi
Kabupaten/Kota kepolisian /100.000
(95% CI)
Kepolisian Rumah sakit dan rumah penduduk
sakit
219 582 1.440
Yogyakarta 88 331
(50) (134) (1.229-1.652}
234 1.280 2.407
Bantul 124 297
(29) (158) (2.134-2.681)
71 454 711
Kulonprogo 45 156
(16) (100) (595-827)
1.104 2.456 6.240
Sleman 434 689
(122) (271) (5.826-6.654)
93 650 1.002
Gunungkidul 60 132
(12) (86) (861-1.143)
1.721 5.422 12.417
D.I.Yogyakarta 751 369
(51) (161) (11.799-13.035)

Tabel 5. Hasil Capture-Recapture Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok
Umur dan Waktu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006
Jumlah Kasus
Jml kasus di
(rata-rata/100.000) Jumlah estimasi Rata-rata/100.000
Variabel kepolisian dan
Rumah (95% CI) penduduk
Kepolisian rumah sakit
sakit
1.205 3.340 8009
L 502 485
(36) (99) (7.517-8.501)
Sex
515 2.082 4.298
P 249 251
(15) (62) (3.940-4.656)
150 643 1.518
? 15 63 207
(20) (88) (1.252-1.785)
584 1.923 4.465
16-25 251 731
(96) (315) (4.078-4.852)
365 1.005 2.648
26-35 138 510
Kelompok (70) (194) (2.327-2.969)
Umur 254 748 1.646
36-45 115 333
(51) (151) (1.443-1.848)
198 576 1.334
46-55 85 322
(48) (139) (1.139-1.529)
170 526 900
55+ 99 152
(29) (89) (798-1.002)
136 241 542
00.01-05.59 60 16
(4) (7) (455-630)
558 1.735 4.042
06.00-11.59 239 120
Waktu (17) (52) (3.684-4.400)
(Jam) 502 1.648 3.893
12.00-17.59 212 116
(15) (50) (3.523-4.262)
18.00-24.00 1.099 226 2.339 70
(33) (2.142-2.537)

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008 l 19


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 16 - 26
Vol. 24, No. 1, Maret 2008

meninggal dunia. Fatalitas korban kecelakaan lalu kejadian yang terkecil di Kabupaten Gunungkidul 29
lintas tidak luka sebanyak 14 per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk, prevalensi kecelakaan lalu
dengan prevalensi korban kecelakaan lalu lintas lintas dengan fatalitas korban meninggal dunia
terbanyak di Kabupaten Sleman 32 per 100.000 sebanyak 7 per 100.000 penduduk dengan prevalensi
penduduk. Hasil analisis estimasi kecelakaan lalu terbanyak di Kabupaten Sleman 9 per 100.000
lintas dengan mempergunakan metode capture- penduduk dan kejadian yang terkecil di Kabupaten
recapture untuk fatalitas korban tidak luka Gunungkidul dan Kota Yogyakarta 4 per 100.000
mempunyai nilai yang sama jika dibandingkan penduduk.
dengan prevalensi kecelakaan lalu lintas Berdasarkan diskripsi tempat sesuai Tabel 7
mempergunakan sumber data dari kepolisian. estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas dengan
Sementara estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas mempergunakan metode capture-recapture di
dengan fatalitas korban luka ringan sebanyak 252 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 188 per
per 100.000 penduduk dengan prevalensi terbanyak 100.000 penduduk dengan korban terbanyak
terjadi di Kabupaten Sleman 497 per 100.000 mengalami kecelakaan lalu lintas di Kabupaten
penduduk, estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas Sleman 125 per 100.000 penduduk, sementara
dengan fatalitas korban luka berat sebanyak 51 per korban yang mengalami kecelakaan paling kecil di
100.000 penduduk dengan prevalensi terbanyak di Kabupaten Gunungkidul 6 per 100.000 penduduk.
Kabupaten Sleman 83 per 100.000 penduduk dan

Tabel 6. Hasil Capture-Recapture Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas


Berdasarkan Fatalitas Korban di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006
Jumlah Kasus
Jml kasus di
(rata-rata/100.000) Jumlah estimasi Rata-rata/100.000
Fatalitas Korban kepolisian dan
Rumah (95% CI) penduduk
Kepolisian rumah sakit
sakit
483
Tidak Luka 0 0 483 14
(14)
728 3.831 8.489
Luka Ringan 328 252
(22) (114) (7841-9139)
363 1372 1728
Luka Berat 288 51
(11) (41) (1648-1808)
147 214 232
Meninggal dunia 135 7
(4) (6) (226-240)

Tabel 7. Hasil Capture-Recapture Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Lokasi Kejadian
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006
Jumlah Kasus
Jml kasus di Rata-
(rata-rata/100.000) Jumlah estimasi
Kabupaten/Kota kepolisian dan rata/100.000
Rumah (95% CI)
Kepolisian rumah sakit penduduk
sakit
202 303 641
Yogyakarta 95 19
(6) (9) (565-718)
120 445 579
Bantul 92 17
(4) (13) (529-629)
26 218 256
Kulonprogo 22 8
(1) (6) (218-293)
1.335 1.604 4.212
Sleman 508 125
(40) (48) (3.974-4.449)
38 166 196
Gunungkidul 32 6
(1) (5) (173-220)
1.721 2759 6.319
D.I.Yogyakarta 751 188
(51) (82) (6.030-6.608)

20 l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008


Estimasi Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas, Sayekti Udi Utama, dkk.

5. Validitas pelaporan sumber data. Masih kurangnya kelengkapan data yang


Tabel 8 menggambarkan validitas pelaporan bersumber dari rumah sakit karena sesuai dengan
sumber data kecelakaan lalu lintas yang tugas pokok rumah sakit adalah merupakan institusi
dipergunakan saat ini dibandingkan dengan hasil pelayanan kesehatan sehingga lebih mengutamakan
estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas dengan upaya penyelamatan korban kecelakaan lalu lintas.
mempergunakan metode capture-recaptur terlihat Sementara untuk sistem pencatatan korban
dari ketiga variabel yang diperbandingkan kecelakaan lalu lintas masih belum menjadikan
menunjukkan data dari kepolisian mempunyai sebagai kegiatan prioritas hal ini kemungkinan dapat
estimasi data lebih rendah (under reporting) disebabkan oleh beberapa hal seperti:
dibandingkan dengan data rumah sakit. a. Format pencatatan di rumah sakit belum ada
Hasil penelitian memberi gambaran secara keseragaman.
umum tentang kelengkapan, ketersediaan dan b. Kebijakan pelaporan penyakit tidak menular
cakupan data serta estimasi prevalensi kecelakaan khususnya kecelakaan lalu lintas baru mulai
lalu lintas dengan mempergunakan metode capture- disosialisasikan dalam tahap perintisan dan
recapture di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum ada keharusan bagi setiap rumah sakit
tahun 2006. untuk melaporkan.10
1. Kelengkapan data kecelakaan lalu lintas c. Pelaporan penyakit yang berjalan pada saat ini
Kelengkapan data kecelakaan lalu lintas yang baru bersifat kuantitatif belum secara kualitatif.
berasal dari sumber data kepolisian 100% lengkap,
sementara sumber data yang berasal dari rumah 2. Ketersediaan data kecelakaan lalu lintas
sakit belum lengkap, bahkan untuk variabel lokasi Ketersediaan data kecelakaan lalu lintas dengan
kejadian (analisis sampai tingkat kecamatan) baru fatalitas korban tidak luka tidak diketemukan di
mencapai kelengkapan data 50,9%. Hal yang rumah sakit, hal ini disebabkan karena fungsi rumah
mendukung kelengkapan data korban kecelakaan sakit adalah tempat pelayanan kesehatan sehingga
lalu lintas yang bersumber dari kepolisian (100%) korban kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas tidak
adalah karena institusi ini di samping mempunyai luka kecil kemungkinan untuk mendatangi rumah
tugas pembinaan lalu lintas juga bertanggung jawab sakit hanya untuk melaporkan kejadian kecelakaan.
terhadap penyidikan atas peristiwa kecelakaan lalu Dengan demikian data kecelakaan lalu lintas dengan
lintas di jalan raya8, sehingga akurasi dan kelengkapan fatalitas tidak luka di kepolisian merupakan sumber
data atas peristiwa kejadian kecelakaan sangat data yang akurat untuk dipergunakan dalam
diperlukan untuk jalannya suatu proses penyidikan. menentukan prevalensi kecelakaan lalu lintas
dengan fatalitas tidak luka.

Tabel 8. Validitas Pelaporan Dengan Sumber Data Kecelakaan Lalu Lintas


di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006

Persentase (%)
Data kecelakaan lalu lintas yang kurang (under reporting)
Variabel
Estimasi dibandingkan Estimasi dibandingkan Rumah
Kepolisian Sakit
Laki-laki 664 240
Jenis Kelamin
Perempuan 837 206
? 15 1.035 235
16-25 761 232
26-35 729 263
Kelompok Umur
36-45 653 220
46-55 671 232
55+ 524 171
Yogyakarta 662 247
Bantul 1.024 188
Kulonprogo 975 156
Asal Korban
Sleman 565 254
Gunungkidul 1.100 154
D.I.Yogyakarta 724 229

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008 l 21


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 16 - 26
Vol. 24, No. 1, Maret 2008

3. Cakupan data kecelakaan lalu lintas korban kecelakaan lalu lintas adalah laki-laki12 dan
Cakupan data prevalensi kecelakaan lalu lintas sesuai juga dengan penelitian di Mexico dengan
yang bersumber dari kepolisian baru mencapai korban terbanyak laki-laki 70,39%.13 Berdasarkan
13,9%, sementara data yang bersumber dari rumah penggolongan kelompok umur, proporsi prevalensi
sakit mempunyai cakupan 43,7%. Masih rendahnya kecelakaan lalu lintas terbesar terjadi pada kelompok
cakupan data kecelakaan lalu lintas dari kedua usia 16-25 tahun 731 per 100.000 penduduk. Hasil
sumber data tersebut kemungkinan disebabkan oleh: ini sama dengan penelitian di India yaitu terbanyak
a. Rasio Polantas dengan penduduk terlalu kecil pada umur 15-25 tahun 29,1% dan umur 26-35 tahun
(1:3.520), sehingga pengawasan terhadap 29%14, namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pencatatan kecelakaan lalu lintas belum bisa penelitian di Skotlandia dengan estimasi 451 per
optimal. 100.000 penduduk.15
b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk Berdasarkan fatalitas korban, hasil estimasi
melaporkan setiap adanya kecelakaan lalu prevalensi kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas
lintas pada pihak kepolisian seperti yang diatur tidak luka menunjukkan bahwa estimasi kecelakaan
dalam Undang-Undang No.14/1992 pasal 27.8 lalu lintas dengan mempergunakan metode capture-
c. Tidak semua korban kecelakaan lalu lintas recapture memberikan hasil yang sama dengan
berobat dan dirawat pada rumah sakit umum. prevalensi yang bersumber dari kepolisian (14 per
100.000 penduduk). Penggunaan metode capture-
4. Estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas recapture untuk estimasi kecelakaan lalu lintas
Hasil analisis dengan mempergunakan dengan fatalitas tidak luka tidak diperlukan karena
metode capture-recapture secara umum data korban kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas
menunjukkan adanya hasil estimasi prevalensi tidak luka tidak akan diperoleh dari sumber data
kecelakaan lalu lintas yang lebih besar dibandingkan lainnya.
dengan jika hanya mempergunakan sumber data Sementara untuk estimasi kecelakaan lalu
kecelakaan lalu lintas dari kepolisian ataupun rumah lintas dengan fatalitas luka ringan diperoleh hasil
sakit. Hasil estimasi kecelakaan lalu lintas dengan estimasi prevalensi dengan mempergunakan metode
mempergunakan metode capture-recapture di capture-recapture 252 per 100.000 penduduk (8.489
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 369 kasus) memberikan hasil yang lebih besar
per 100.000 penduduk (12.417 kasus) dengan. dibandingkan hanya mempergunakan prevalensi dari
Korban kecelakaan lalu lintas terbanyak berasal dari sumber data kepolisian 22 per 100.000 penduduk
Kabupaten Sleman dengan prevalensi 689 per (728 kasus) ataupun rumah sakit. 114 per 100.000
100.000 penduduk. Hasil ini lebih rendah jika penduduk (3.831 kasus). Estimasi hasil prevalensi
dibandingkan dengan penelitian di Karachi Pakistan dengan metode capture-recapture berbeda dan lebih
dengan estimasi kecelakaan lalu lintas 476 per besar 2,2 kali dibandingkan jika hanya
100.000 penduduk.11 Hasil estimasi prevalensi mempergunakan data prevalensi kecelakaan lalu
kecelakaan lalu lintas ini berbeda dan lebih besar lintas dari rumah sakit dan lebih besar 11,5 kali jika
2,28 kali dibandingkan jika hanya mempergunakan hanya mempergunakan prevalensi kecelakaan lalu
data prevalensi kecelakaan lalu lintas dari rumah sakit lintas dari kepolisian. Beberapa hal yang
161 per 100.000 penduduk dan 7,2 kali lebih besar menyebabkan terjadinya perbedaan prevalensi
jika hanya mempergunakan data prevalensi kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas luka ringan
kecelakaan lalu lintas dari kepolisian 51 per 100.000 yaitu:
penduduk. a. Banyak kasus kecelakaan lalu lintas dengan
Berdasarkan jenis kelamin, estimasi prevalensi korban luka ringan tidak semua terpantau oleh
kecelakaan lalu lintas pada laki-laki 8.009 (95% CI: kepolisian.
7.517-8.502) sementara pada perempuan 4.298 b. Kesadaran masyarakat untuk melaporkan
(95% CI:3.940-4.657). Hal ini berarti prevalensi adanya kejadian kecelakaan pada pihak
kecelakaan lalu lintas pada laki-laki bermakna lebih kepolisian masih rendah.
tinggi dari perempuan. Hasil ini sesuai dengan c. Bila terjadi kecelakaan walaupun tidak tercatat
penelitian sebelumnya di Yogyakarta bahwa 72% di kepolisian, korban yang mengalami luka
ringan kemungkinan tetap mencari pengobatan

22 l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008


Estimasi Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas, Sayekti Udi Utama, dkk.

ke pelayanan kesehatan sehingga kepolisian 4 per 100.000 penduduk (147 kasus)


kemungkinan catatan kasus kecelakaan lalu ataupun rumah sakit. 6 per 100.000 penduduk (214
lintas lebih banyak ditemukan di rumah sakit. kasus). Hal ini berarti prevalensi hasil estimasi
d. Korban kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas dengan metode capture-recapture berbeda dan lebih
luka ringan biasanya mencari pengobatan tidak besar 1,2 kali dibandingkan jika hanya
harus ke rumah sakit umum tetapi pada tempat mempergunakan data prevalensi kecelakaan lalu
pelayanan kesehatan terdekat lainnya sehingga lintas dari rumah sakit dan lebih besar 1,75 kali jika
data di rumah sakit umum juga tidak mencakup hanya mempergunakan sumber data kepolisian.
keseluruhan kejadian. Sementara berdasarkan deskripsi waktu jam
Hasil estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas kejadian, hasil estimasi kecelakaan lalu lintas
dengan mempergunakan metode capture-recapture dengan mempergunakan metode capture-recapture
pada korban fatalitas luka berat 51 per 100.000 kecelakaan lalu lintas lebih sering terjadi pada jam
penduduk (1.728 kasus) memberikan hasil yang lebih 06.00-11.59 WIB (120 per 100.000 penduduk) Hasil
besar dibandingkan hanya mempergunakan penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya
prevalensi dari sumber data kepolisian 11 per 100.000 di Yogyakarta bahwa kecelakaan lalu lintas lebih
penduduk (363 kasus) ataupun rumah sakit 41 per sering terjadi pada jam 06-00-18.59 WIB.12 Beberapa
100.000 penduduk (1.372 kasus). Hal ini berarti hal yang diduga sebagai penyebab yaitu:
estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas dengan a. Pada jam 06.00-11.59 WIB merupakan waktu
metode capture-recapture berbeda dan lebih besar terpadat kendaraan di jalan raya bahkan di
1,2 kali dibandingkan jika hanya mempergunakan sepanjang ruas jalan negara dan provinsi rata-
data prevalensi kecelakaan lalu lintas dari rumah sakit rata menunjukkan tingkat pelayanan kinerja
dan lebih besar 4,6 kali jika hanya mempergunakan ruas jalan pada level E yang berarti kondisi arus
data kepolisian, hal ini disebabkan : di jalan raya sudah tidak stabil.16
a. Korban kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas b. Pada pagi hari merupakan waktu dimulainya
luka berat sebagian besar mencari pengobatan segala aktivitas di masyarakat, sehingga
di rumah sakit umum, namun demikian ada juga peluang terjadinya kecelakaan lebih besar
sebagian yang mencari pengobatan di rumah terjadi.
sakit khusus, sehingga masih terlihat bahwa Berdasarkan deskripsi tempat, hasil estimasi
data kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas luka prevalensi kecelakaan lalu lintas dengan
berat masih belum dapat menjangkau 100% mempergunakan metode capture-recapture paling
kejadian. banyak terjadi di Kabupaten Sleman 4.212 kejadian
b. Biasanya kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas (95% CI: 3.974-4.449) dan paling sedikit terjadi di
luka berat dapat terlaporkan di kepolisian untuk Kabupaten Gunungkidul 196 kasus (95% CI:173-
kepentingan penyidikan dan proses klaim 220). Beberapa hal yang diduga sebagai penyebab:
asuransi kecelakaan. a. Ruas jalan negara panjang dan terpadat
Hasil perhitungan estimasi prevalensi melewati Kabupaten Sleman9.
kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas meninggal b. Jumlah penduduk Kabupaten Sleman terbanyak
dunia diperoleh hasil estimasi prevalensi kecelakaan dibandingkan dengan jumlah penduduk
lalu lintas dengan mempergunakan metode capture- Kabupaten/Kota lainnya.
recapture 7 per 100.000 penduduk (232 kasus). Hasil c. Konsekuensi pertumbuhan dan jumlah
ini lebih kecil dibandingkan dengan penelitian di kendaraan bermotor di Kabupaten Sleman
Karachi Pakistan dengan estimasi prevalensi terbanyak dibandingkan dengan Kabupaten/
kecelakaan lalu lintas sebesar 31,5 per 100.000 Kota lainnya17.
penduduk. 11 Berdasarkan hasil tersebut dapat d. Rasio jumlah Polantas dengan penduduk di
diartikan bahwa estimasi prevalensi kecelakaan lalu Kabupaten Sleman lebih banyak sehingga
lintas dengan metode capture-recapture memberikan peluang setiap kejadian kecelakaan lalu lintas
hasil yang lebih besar dibandingkan hanya untuk tercatat dan mendapat penanganan lebih
mempergunakan prevalensi dari sumber data besar.

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008 l 23


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 16 - 26
Vol. 24, No. 1, Maret 2008

5. Validitas pelaporan sumber data tahun 2006 pengaturan kebutuhan sehari-hari. Kecelakaan
Validitas pelaporan dari dua sumber data yang lalu lintas yang terjadi pada kelompok umur 26-
ada berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukkan 35 tahun dengan pertimbangan waktu dan
kecenderungan bahwa antara sumber data kepolisian ekonomi kemungkinan akan melakukan
dan rumah sakit mempunyai pola terbalik dalam hal pengobatan ke rumah sakit apabila dipandang
kekuranglengkapan data kecelakaan lalu lintas yaitu perlu dan dibutuhkan saja, sehingga untuk
pada kepolisian kekuranglengkapan data lebih kasus kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas
banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan (837%) korban luka ringan biasanya tidak keseluruhan
sementara pada rumah sakit lebih banyak terjadi terakses di rumah sakit.
untuk jenis kelamin laki-laki (240%) hal ini Selanjutnya validitas data kecelakaan lalu lintas
disebabkan : berdasarkan variabel asal domisili korban juga terjadi
a. Pada kasus kecelakaan lalu lintas yang kecenderungan “under reporting” data kecelakaan
melibatkan korban laki-laki biasanya akan lalu lintas yang berbeda dan terlihat adanya
lebih berani dan tegas untuk kecenderungan pola terbalik antara data yang
menyelesaikan kasus dengan mencari bersumber dari kepolisian dan rumah sakit.
siapa yang menjadi penyebab kecelakaan Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas kepolisian
sehingga banyak kasus kecelakaan lalu di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta terjadi
lintas harus melibatkan pihak kepolisian “under reporting” data yang lebih kecil dibandingkan
sebagai penyidik dalam proses Kabupaten lainnya sementara untuk data kecelakaan
penyelesaian kasus. lalu lintas yang bersumber dari rumah sakit justru
b. Pada kasus kecelakaan lalu lintas dengan kedua Kabupaten/Kota ini mempunyai “under
fatalitas korban luka ringan yang melibatkan reporting” data yang paling besar. Hal-hal yang
korban laki-laki biasanya tidak sebanyak menjadi penyebab yaitu:
kelompok perempuan yang berobat ke a. Ada kecenderungan seseorang bertempat
rumah sakit tinggal dekat dengan lokasi dan paling sering
c. Sementara berdasarkan variabel umur mereka beraktivitas. Dengan kondisi demikian
terllihat adanya pola yang berbeda estimasi seringkali peristiwa kecelakaaan lalu lintas
kecelakaan lalu lintas pada sumber data hanya terjadi di sekitar domisili korban.
kepolisian dan rumah sakit. Di kepolisian Sementara di Kabupaten Sleman dan Kota
potensi “under reporting” terbesar terjadi Yogyakarta mempunyai rasio kecukupan jumlah
untuk kelompok umur = 15 tahun (1.035%) Polantas yang lebih baik sehingga jangkauan
sementara pada rumah sakit pada umur 26- pelayanan Polantas juga jauh lebih baik
25 tahun (263%). Beberapa hal yang diduga dibandingkan kabupaten lainnya.
sebagai penyebab adalah : b. Di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta
1. Pada umur = 15 tahun menurut peraturan lalu memiliki jumlah dan variasi jenis fasilitas
lintas belum memiliki kelengkapan sebagai pelayanan kesehatan yang lebih banyak
pengendara kendaraan bermotor18, sehingga dibandingkan kabupaten yang lainnya. Dengan
pengendara biasanya mempunyai perilaku kondisi ini memungkinkan di kedua kabupaten/
berlalu lintas : kota ini akan mengalami “under reporting” data
a. Suka memilih berkendaraan bermotor di kecelakaan lalu lintas yang lebih besar.
jalan kabupaten atau kecamatan yang jauh
dari jangkauan pengawasan petugas polisi KESIMPULAN DAN SARAN
lalu lintas. Estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas
b. Apabila terjadi kecelakaan lebih suka dengan mempergunakan metode capture-recapture
berupaya untuk menghindar berurusan berbeda secara nyata dan lebih besar dibandingkan
dengan aparat penegak hukum (kepolisian). dengan prevalensi kecelakaan lalu lintas di kepolisian
2. Kelompok umur 26-35 tahun adalah merupakan atau rumah sakit dengan potensi data kurang (under
kelompok umur usia produktif. Pada kelompok reporting) di kepolisian (724%) lebih besar dari rumah
ini biasanya lebih berfikir secara rasional dalam sakit (229%). Surveilans kecelakaan lalu lintas

24 l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008


Estimasi Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas, Sayekti Udi Utama, dkk.

dengan melibatkan instansi kepolisian dan rumah Kelemahan penelitian


sakit dapat diperoleh data kecelakaan lalu lintas Dalam penelitian ini diidentifikasikan terdapat
yang lebih valid. Cakupan data kecelakaan lalu lintas beberapa keterbatasan yang akan menimbulkan
di rumah sakit lebih besar dibandingkan di kepolisian, estimasi prevalensi kecelakaan lalu lintas lebih kecil
namun untuk kelengkapan dan ketersediaan data dari yang sebenarnya yang diakibatkan karena
lebih baik di kepolisian dibandingkan dengan di sumber data pelayanan kesehatan baru terbatas dari
rumah sakit. Kecelakaan lalu lintas lebih banyak rumah sakit umum pemerintah/daerah dan swasta
terjadi pada usia produktif (muda), jenis kelamin laki- belum memasukkan pelayanan kesehatan tingkat
laki pada jam padat lalu lintas di siang hari dan dasar (puskesmas) dan rumah sakit khusus, tidak
berlokasi di Kabupaten Sleman. adanya izin dari 3 rumah sakit umum dalam
Perlu dibentuk sistem surveilans terpadu pengambilan data.
kecelakaan lalu lintas khususnya di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan umumnya secara nasional KEPUSTAKAAN
di Indonesia dengan melibatkan instansi kepolisian 1. WHO, The injury chart book; A graphical overview
dan kesehatan serta instansi terkait lainnya sehingga of the global burden of injuries, Departement of
dapat diperoleh data kecelakaan lalu lintas yang lebih Injuries and Violence Prevention
akurat. Perlu dibuat formulir pencatatan data Noncommunicable Diseases and Mental Health
kecelakaan lalu lintas yang sama antar instansi Cluster World Health Organization, WHO,
terkait untuk memudahkan rekapitulasi data Geneva 2002.
kecelakaan lalu lintas. Dilakukan pelatihan petugas 2. Peden M, Scurfield R, Sleet D, Mohan D, Hyder
khususnya yang berasal dari rumah sakit untuk AA, Jarawan E, and Mathers C. World report
meningkatkan ketelitian dan kelengkapan pengisian on road traffic injury prevention, World Health
formulrr pencatatan kecelakaan lalu lintas secara Organization, Geneva 2004.
epidemiologis. Perlu dilakukan sosialisasi tingginya 3. Verma PK, Tewari KN. Epidemiology of road
angka prevalensi kecelakaan lalu lintas dilanjutkan traffic injuries in Delhi: Result of a survey,
upaya pencegahan berupa penyuluhan pada Regional Health Forum 2004:8 (1).
masyarakat khususnya usia muda tentang 4. Krug EG, Sharma GK, Lozano R. The global
kesadaran berlalu lintas serta risiko dampak burden of injuries, American Journal of Public
kecelakaan lalu lintas. Perlu dilakukan penelitian Health 2000;90 (4):523-26.
lebih lanjut tentang estimasi prevalensi kecelakaan 5. WHO, A 5 year WHO strategy for road traffic
lalu lintas dengan memasukkan sumber data injury prevention, WHO, Geneva 2001.
kecelakaan lalu lintas yang lebih lengkap serta 6. Depkes RI, Setiap hari 30 orang meninggal
dilakukan estimasi beban kerugian akibat kecelakaan dunia akibat kecelakaan lalu lintas, Jakarta 2004
lalu lintas. 7. Ditlantas Polda Yogyakarta, Laporan tahunan
kecelakaan lalu lintas, Yogyakarta.
KESULITAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN 8. Sekretariat Negara Republik Indonesia Undang-
Kesulitan penelitian Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Kesulitan dalam penelitian ini adalah karena 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan,
belum adanya kesamaan izin pengambilan data dan Jakarta 1992.
belum adanya kesamaan kriteria fatalitas korban 9. Sekretariat Daerah Yogyakarta, Daerah
kecelakaan lalu lintas dari berbagai sumber, Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2005,
sehingga data fatalitas untuk korban luka ringan dan Yogyakarta 2006.
luka berat baru mempertimbangkan status pasien 10. Depkes RI, Pedoman penyelenggaraan sistem
rawat jalan dan rawat inap. surveilans epidemiologi penyakit menular dan
penyakit tidak menular terpadu, Ditjen PPM &
PL, Jakarta 2004.

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008 l 25


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 16 - 26
Vol. 24, No. 1, Maret 2008

11. Razzak JA, Luby SP. Estimating death and 15. Morison A dan Stone, D.H. Capture recapture:
injuries due to road traffic accidents in Karachi, a useful methodological tool for counting traffic
Pakistan, through the capture capture method, related injuries, bmjjournals 2000; 6: 299-304.
International journal of epidemiology 1998; 16. Dinas Perhubungan Provinsi Daerah Istimewa
27:866-70. Yogyakarta, Laporan hasil survey perhitungan
12. Prabowo RP. Faktor risiko kematian akibat lalu lintas di ruas jalan, Yogyakarta 2006.
kecelakaan lalu lintas di Propinsi Daerah 17. Alamsyah AA. Rekayasa lalu lintas, UMM
Istimewa Yogyakarta, Tesis, Universitas Gadjah Press, Malang 2005.
Mada. Yogyakarta 2005. 18. Sekretariat Negara Republik Indonesia,
13. Hijar I, Arredondo A, Carrilo C, Solorzano L. Road Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
traffic injuries in an urban area in Mexico An tentang Kendaraan dan Pengemudi Nomor 44
epidemiological and cost analysis, Accident Tahun 1993, Jakarta 1993.
analysis and prevention 2004;36: 37-42.
14. Verma PK. Tewari KN. Epidemiology of road
traffic injuries in Delhi: Result of a survey,
Regional Health Forum 2004; 8(1): 6-14.

26 l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 1, Maret 2008

You might also like