Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Artikel Penelitian

Gambaran Pengendalian Diabetes Melitus Berdasarkan Parameter Indeks


Massa Tubuh dan Tekanan Darah di Poli Rawat Jalan Penyakit Dalam
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Tami Endriani Pardede


Dani Rosdiana
Erwin Christianto
email: tamindrianitamiendriani@yahoo.co.id / 081365963382

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases, the characteristic is
hyperglycemia that causes by abnormality of insulin secretion, insulin action, or
both. The prevalence of diabetes mellitus in Indonesia was increase from
previous years. Optimal controlling of DM can reduce the occurrence of
metabolic disorder and chronic vascular disease. The aim of this study was to
know the description of controlling diabetes mellitus based on parameters of
body mass index (BMI) and blood pressure in the outpatients department of
internal medicine at RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. This research design was
a cross sectional descriptive study with 51 respondents. In this study it was found
that the level of controlling DM based on the parameter of BMI and blood
pressure was 31,4% respondents and 39,2% respondents repeatedly can achieve
the target. Meanwhile respondents who reached the target in both parameters
showed 19,6% respondents, 11,8% respondents achieve the target on BMI but
failed to achieve the target on blood pressure, 41,2% respondents achieve the
target blood pressure but failed to achieve the target on BMI, 27,4% respondents
failed to achieve the target on both parameters. It can be concluded that level of
controlling DM based on parameters of BMI and blood pressure in the
outpatients department of internal medicine at RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
was not reached the target.

Key words : Diabetes mellitus, body mass index, blood pressure, level of
controlling diabetes
PENDAHULUAN
Epidemiologi penyakit diabetes
Menurut American Diabetes melitus telah mengalami
Association (ADA) tahun 2010, peningkatan dari tahun ke tahun.
diabetes melitus (DM) merupakan Penelitian Askandar Tjokroprawiro
suatu kelompok penyakit metabolik juga menunjukkan peningkatan
dengan karakteristik hiperglikemia jumlah penderita diabetes melitus di
yang terjadi karena kelainan sekresi dunia dari 110,4 juta pada tahun
insulin, kerja insulin atau keduanya, 1994 melonjak 1,5 kali lipat (175,4
penyakit ini berkaitan dengan faktor juta) pada tahun 2000 dan melonjak
genetik dan perilaku yang sering dua kali lipat (239,3 juta) pada tahun
kali tidak terdeteksi1,2 2010.3 Berdasarkan hasil Riset

JOM FK Vol.4 No.1 Februari 2017 1


Kesehatan Dasar (RISKESDAS) HbA1C, gula darah puasa (GDP),
tahun 2013 angka kejadian diabetes glukosa darah 2 jam, profil lipid,
di Indonesia mengalami peningkatan indeks massa tubuh (IMT) dan
dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi tekanan darah.7,8
2,1% pada tahun 2013.4 Parameter pengendalian
International Diabetes tersebut merupakan poin penting
Federation (IDF) menyebutkan dalam mencegah terjadinya
ketika pankreas tidak lagi mampu komplikasi, yaitu dengan
membuat insulin atau ketika tubuh menurunkan faktor resiko untuk
tidak dapat memanfaatkan secara terjadinya komplikasi diabetes
2,8
efektif insulin yang dihasilkannya melitus. Komplikasi diabetes
maka akan menyebabkan kadar melitus yang dapat terjadi dapat
glukosa dalam darah tinggi berupa komplikasi secara
(hiperglikemia). Keadaan mikroangiopati dan
2,9
hiperglikemia jika terjadi dalam makroangiopati.
jangka panjang akan berhubungan Indeks massa tubuh (IMT)
dengan kerusakan tubuh dan merupakan metode antropometri
kegagalan berbagai organ dan yang sederhana untuk memantau
jaringan.5,6 status gizi orang dewasa, khususnya
Penyakit diabetes melitus berkaitan dengan kekurangan dan
tidak dapat disembuhkan, namun kelebihan berat badan.10 Menurut
dengan pengendalian melalui Radio Putro, orang dengan status
pengelolaan diabetes melitus dapat gizi overweight memiliki risiko 2
mencegah terjadinya kerusakan dan kali terjadinya komplikasi diabetes
kegagalan organ dan jaringan. melitus tipe 2 dibandingkan dengan
Diabetes melitus merupakan orang yang status gizinya normal
penyakit yang berhubungan dengan meskipun secara statistik tidak
gaya hidup, karena itu berhasil bermakna.11Hal ini juga sama pada
tidaknya pengelolaan diabetes korelasi kejadian diabetes melitus
melitus sangat tergantung dari dengan tingginya tekanan darah atau
pasien itu sendiri dalam hipertensi, yaitu mempunyai risiko
mengendalikan kondisi penyakitnya 1,5 kali lebih besar untuk
dengan menjaga kadar glukosa mengalami komplikasi diabetes
darahnya tetep terkendali.2,7 melitus.12
Pengendalian diabetes melitus Perkumpulan Endokrinologi
dapat dilakukan dengan beberapa Indonesia (PERKENI) dan
cara yaitu edukasi, latihan jasmani, American Diabetes Association
terapi nutrisi medis (TNM) dan (ADA) 2015 merekomendasikan
terapi farmakologi. Parameter yag target pengendalian diabetes melitus
dapat digunakan dalam menilai dengan parameter indeks massa
pengendalian diabetes melitus tubuh berkisar 18,5 - <23 kg/m2 dan
menurut Perkumpulan tekanan darah <140 mmHg untuk
Endokrinologi Indonesia sistole dan <90 mmHg untuk
(PERKENI) tahun 2015 adalah diastole. Pemeriksaan indeks massa
JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 2
tubuh dan tekanan darah harus melalui informed concent,
dilakukan setiap pasien datang wawancara dan pemeriksaan
mengontrol atau memeriksaan diri langsung berupa pengukuran berat
ke dokter.7,8 badan, tinggi badan dan tekanan
Berdasarkan hal-hal di atas, darah. Data yang di dapatkan
penulis tertarik untuk mengetahui dikumpulkan berdasarkan variabel
bagaimana gambaran pengendalian penelitian dan diolah secara manual
diabetes melitus berdasarkan dan komputerisasi kemudian
parameter indeks massa tubuh dan disajikan dalam bentuk tabel sesuai
tekanan darah di Poli Rawat Jalan dengan tujuan penelitian.
Penyakit Dalam RSUD Arifin Penelitian ini telah
Achmad Pekanbaru. dinyatakan luluskaji etik dengan
nomor 173/UN.19.5.1.1.8/UEPKK/
2016
METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang HASIL PENELITIAN


digunakan adalah deskriptif cross-
sectional study dengan penyajian Berdasarkan penelitian yang
data secara deskriptif . telah dilakukan di Poli Rawat Jalan
Penelitian ini telah dilakukan Penyakit Dalam RSUD Arifin
pada bulan maret-april 2016 di Poli Achmad pekanbaru pada Maret-
Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD April 2016 didapatkan bahwa
Arifin Achmad Pekanbaru. Sampel sampel berjumlah 51 orang dan
penelitian ini diambil secara diperoleh hasil sebagai berikut:
purposive sampling yaitu sampel
diambil dari semua subyek yang
Distribusi responden berdasarkan
datang dan memenuhi kriteria
karekteristik
pemilihan sampai jumlah subyek
terpenuhi. Kriteria inklusi penelitian
Hasil penelitian
ini adalah pasien DM yang dapat
menunjukkan bahwa responden
berkomunikasi dengan baik dan
terbanyak berada pada umur 45-65
kooperatif, pasien DM yang dalam
tahun yaitu berjumlah 36 orang
kurun waktu 3 bulan terakhir masih
(70,6%), sedangkan berdasarkan
menjalani rawat jalan di Poliklinik
jenis kelamin jumlahnya hampir
Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD
sama yaitu laki-laki dengan jumlah
Arifin Achmad serta tidak dalam
responden sebesar 27 orang (52,9%)
mengkonsumsi obat diet dan
serta perempuan 24 orang (47,1%),
memberikan persetujuan untuk ikut
dan lama menderita diabetes sama
dalam penelitian.
banyaknya di tiap kelompok lama
Besar sampel pada penelitian menderita diabetes melitus yaitu 17
ini diperoleh dengan menggunakan orang (33,3%) yang dapat dilihat
rumus deskriptif kategorik. Data pada tabel 1.
dikumpulkan secara langsung

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 3


Tabel 1 Karakteristik responden Pekanbaru berdasarkan indeks
diabetes melitus massa tubuh (IMT) yang terbanyak
Karakteristik Jumlah Persentase adalah tidak sesuai target (<18,5
(n) (%) atau ≥23) yaitu 35 orang (68,6%)
Umur sedangkan yang sesuai target (18,5-
<45 tahun 3 5,9 <23) sebesar 16 orang (31,4%).
45-65 tahun 36 70,6 Responden dengan
≥65 tahun 12 23,5
pengendalian sesuai target terbanyak
Jenis Kelamin
Laki-laki 27 52,9 terdapat pada kelompok usia ≥ 65
Perempuan 24 47,1 tahun sedangkan responden dengan
Lama pengendalian tidak sesuai target
Menderita terbanyak pada kelompok usia 45-
DM 65 tahun.
<5 tahun 17 33.3 Menurut distribusi jenis
5-10 tahun 17 33.3
kelamin yang sesuai target
>10 tahun 17 33.3
Total 51 100 terbanyak pada laki-laki (11 orang)
dan yang tidak sesuai target
Gambaran Indeks Massa Tubuh terbayak pada perempuan (19
Pasien Diabetes Melitus di Poli orang), sedangkan menurut lama
Rawat Jalan Penyakit Dalam menderita DM yang sesuai target
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terbanyak pada kelompok menderita
Hasil penelitian bahwa diabetes melitus >10 tahun (8 orang)
capaian pengendalian diabetes dan yang tidak sesuai target
melitus di Poli Rawat Jalan Penyakit terbanyak pada kelompok menderita
Dalam RSUD Arifin Achmad

Tabel 2 Gambaran indeks massa tubuh pasien diabetes melitus di Poli Rawat
Jalan Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru menurut
distribusi umur, jenis kelamin dan lama menderita diabetes melitus

Jumlah menurut
Kriteria Jumlah menurut distribusi lama
Jumlah menurut
Pengendalian distribusi jenis menderita
distribusi umur (n)
DM kelamin(n) diabetes melitus
berdasarkan (n)
Indeks Massa Laki
< 45 45-65 ≥ 65 <5 5-10 > 10
Tubuh - Perempuan
thn thn thn thn thn thn
laki
Sesuai target 1 7 8 11 5 3 5 8
Tidak sesuai
target
2 28 4 15 19 14 11 9
(obesitas)
Tidak sesuai
0 1 0 1 0 0 1 0
target
(underweight)

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 4


diabetes melitus <5 tahun seperti sesuai target terbanyak pada
yang terlihat pada tabel 2 perempuan (13 orang), sedangkan
menurut distribusi lama menderita
Gambaran Tekanan Darah Pasien diabetes melitus yang sesuai target
Diabetes Melitus di Poli Rawat terbanyak pada kelompok menderita
Jalan Penyakit Dalam RSUD diabetes melitus <5 tahun (13 orang)
Arifin Achmad Pekanbaru dan yang tidak sesuai target
Hasil penelitian capaian terbayak pada kelompok menderita
pengendalian diabetes melitus diabetes melitus 5-10 tahun (9
berdasarkan tekanan darah yang orang). seperti yang terlihat pada
terbanyak adalah sesuai target yaitu tabel 3
sebesar 31 orang (60,8%),
sedangkan yang tidak sesuai target Gambaran Kaitan Pengendalian
sebesar 20 orang (39,3%). Diabetes Melitus Berdasarkan
Responden dengan Tekanan Darah dengan Indeks
pengendalian tekanan darah sesuai Massa Tubuh di Poli Rawat Jalan
target terbanyak terdapat pada Penyakit Dalam RSUD Arifin
kelompok usia 45-65 tahun begitu Achmad Pekanbaru
juga pada pengendalian tidak sesuai Hasil Penelitian berdasarkan
target.(tabel 3) indeks massa tubuh dan tekanan
Menurut distribusi jenis kelamin darah yang sesuai target pada kedua
yang sesuai target terbanyak pada parameternya sebesar 10 responden,
laki-laki (20 orang) dan yang tidak

Tabel 3 Gambaran tekanan darah pasien diabetes melitus di Poli Rawat Jalan
Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru menurut distribusi
umur, jenis kelamin dan lama menderita diabetes melitus

Jumlah menurut
Kriteria Jumlah menurut distribusi lama
Jumlah menurut
Pengendalian distribusi jenis menderita
distribusi umur (n)
DM kelamin(n) diabetes melitus
berdasarkan (n)
Tekanan Laki
< 45 45-65 ≥ 65 <5 5-10 > 10
Darah - Perempuan
thn thn thn thn thn thn
laki
Sesuai target 0 25 6 20 11 13 8 10
Tidak sesuai
target (sistole
atau diastole 0 4 2 1 5 0 4 2
tidak sesuai
target)
Tidak sesuai
target (sistole
dan diastole 3 7 4 6 8 4 5 5
tidak sesuai
target)

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 5


6 orang responden berhasil insulin. Selain itu pada individu
mencapai target pengendalian yang berusia lebih tua terdapat
diabetes berdasarkan indeks massa penurunan aktivitas mitokondria di
tubuh namun gagal mencapai target sel-sel otot sebesar 35%. 15
pada parameter tekanan darah dan Hal ini berhubungan dengan
21 orang responden berhasil peningkatan kadar lemak di otot
mencapai target pengendalian sebesar 30% dan memicu terjadinya
diabetes berdasarkan tekanan darah resistensi insulin.15 Berdasarkan
namun gagal mencapai target pada WHO, setelah seseorang mencapai
parameter indeksmassa tubuh serta umur 30 tahun akan terjadi
14 orang responden gagal mencapai peningkatan kadar GDP sebesar 1-
target pengendalian diabetes 2% per tahun dan glukosa 2 jam PP
berdasarkan kedua parameter sebesar 5,6-13 mg/dl.16 Namun
prevalensi pada usia 65 tahun ke
PEMBAHASAN atas semakin menurun,
Distribusi responden berdasarkan kemungkinan pada kelompok
karekteristik tersebut responden DM
berkomplikasi berat sehingga tak
Hasil penelitian ini
bisa datang ketempat pemeriksaan
menunjukkan bahwa sebagian besar
atau kemungkinan pada kelompok
responden berada pada usia 45 - 65
tersebut sebagian besar sudah
tahun yaitu sebanyak 70,6%. Hal ini
meninggal.
sesuai dengan penelitian Ade
Ramadona di Poliklinik Khusus Pada tabel 1 menunjukkan
Rumah Sakit Umum Pusat DR. M. bahwa jumlah responden hampir
Djamil Padang bahwa sebagian sama yaitu laki-laki sebesar 27
besar kelompok responden adalah responden (52,9%) dan perempuan
umur 40-60 tahun sebesar 31 sebesar 24 responden (47,1%).
responden (62%) dari total 50 Hasil penelitian ini sesuai
responden.13 Namun hasil penelitian dengan penelitian Cut Maulida yang
ini sedikit berbeda dengan penelitian dilakukan di Poliklinik Endokrin
Lesi Kurnia Putri tahun 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah DR.
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Zainoel Abidin Banda Aceh tahun
yang menyatakan kelompok umur 2013 dengan 265 responden
terbesar adalah kelompok umur 60- menunjukkan bahwa jenis kelamin
69 tahun sebesar 28,1%.14 laki –laki dan perempuan hampir
sama yaitu 135 responden (51%)
Peningkatan diabetes risiko
untuk laki-laki dan perempuan 130
diabetes seiring dengan umur,
responden (49%).17 Hasil penelitian
khususnya pada usia lebih dari 40
yang dilakukan Nadyah pada tahun
tahun, disebabkan karena pada usia
2013 di RSU Prof Dr. R. D. Kandou
tersebut mulai terjadi peningkatan
Manado juga menunjukkan bahwa
intolenransi glukosa. Adanya proses
seluruh pasien Diabetes Melitus
penuaan menyebabkan
yang diteliti 57 % adalah laki-laki
berkurangnya kemampuan sel β
dan 43% adalah perempuan.18 Hal
pankreas dalam memproduksi
JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 6
ini terjadi karena dipengaruhi oleh pembuluh-pembuluh darah di
distribusi lemak tubuh, pada laki- seluruh tubuh sehingga makin
laki, penumpukan lemak memperberat gangguan fungsi
terkonsentrasi di sekitar perut organ-organ vital, hal ini
sehingga memicu obesitas sentral dikarenakan semakin lama
yang lebih berisiko memicu menderita DM maka akan terjadi
gangguan metabolisme. 19 peningkatan kadar HbA1c dangula
Penelitian ini berbeda dengan yang plasma.20,24 Hal ini juga disebutkan
dilakukan Romadhiati tahun 2006 di oleh International Diabetes
RSUD Arifin Achmad Federation 2011dan Yuliani et al
Pekanbaru periode 2003-2004 bahwa pasien Diabetes yang
bahwa jenis kelamin terbesar adalah mengalami diabetes selama 5-10
perempuan sebesar 56,7%,20 hal ini tahun akan berisiko untuk terkena
terjadi karena perempuan terutama komplikasi makroangiopati dan 5-15
yang obesitas memiliki risiko lebih tahun untik terkena komplikasi
tinggi untuk mengalami gangguan mikroangiopati.25,26
sensitivitas insulin karena
Gambaran Indeks Massa Tubuh
dipengaruhi oleh hormon esterogen
Pasien Diabetes Melitus di Poli
selama siklus menstruasi,
Rawat Jalan Penyakit Dalam
kehamilan, dan masa
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
perimenopause yang menyebabkan
Pada penelitian ini
distribusi lemak tubuh menjadi
mudah terakumulasi. Selain itu, didapatkan bahwa pengendalian
apabila terjadi peningkatan kadar diabetes melitus berdasarkan IMT
esterogen, sekresi hormon epinefrin yang mencapai target hanya sebesar
juga akan meningkat. 16, 21,22 16 reponden (31,4%), sisanya
Angka kejadian DM tipe 2 sebesar 34 responden (66,6%) yang
bervariasi antara kedua jenis tidak mencapai target karena
kelamin dalam satu populasi dengan mengalami obesitas dan 1 reponden
populasi yang lain dan perbedaan ini tidak mencapai target karena
mengalami underweight. Hal ini
tidak bermakna kecuali dipengaruhi
oleh aktivitas fisik yang kurang dan sesuai dengan penelitian yang
adanya obesitas sentral.23 dilakukan oleh Lesi Kurnia Putri
Berdasarkan lama menderita pada tahun 2012 dimana didapatkan
bahwa capaian pengendalian DM
DM pada seluruh responden sama
besarnya untuk tiap kategorinya tipe 2 di RSUD Arifin Achmad
yaitu sebesar 17 responden (33,3%). Pekanbaru berdasarkan indeks
Menurut Alwi yang dikutip dari massa tubuh yang mencapai target
sebesar 44 responden (45,8%) dan
penelitian Romadhiati tahun 2006 di
RSUD Arifin Achmad periode yang tidak sesuai target sebesar 52
2003-2004 bahwa makin lama responden (54,2%).14
seseorang menderita DM akan Hasil penelitian ini sesuai
makin meningkat terjadinya dengan pernyataan Soegondo,
komplikasi berupa kerusakan menurutnya salah satu masalah

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 7


kesehatan yang berhubungan dengan menurunkan fungsi mitokondria
diabetes melitus II adalah sehingga terjadi akumulasi lemak di
27
obesitas. Pada keadaan obesitas, otot dan hati. Hal ini akan
adiposa membuat dan melepaskan membangkitkan fenotipe resistensi
adipositokin untuk mempertahankan insulin yang merupakan suatu fase
keseimbangan energi. Tumor awal abnormalitas metabolik sampai
necrosis factor α (TNF-α) terjadinya intoleransi glukosa.28,29
merupakan salah satu contoh sitokin Hasil penelitian
yang dilepaskan sebagai tanda awal menunjukkan bahwa berdasarkan
inflamasi yang dapat menginduksi jenis kelamin yang terbesar dalam
resistensi insulin pada jaringan otot mencapai target IMT adalah laki-
dan adiposa melalui glucose laki dibandingkan perempuan hal ini
transporter 4 (GLUT 4) sehingga dikarenakan aktifitas fisik pada laki-
dapat menyebabkan peningkatan laki lebih besar dibandingkan
pelepasan asam lemak bebas akibat perempuan. Penelitian Sri Anani
lipolisis yang terjadi. Peningkatan menunjukkan bahwa terdapat
asam lemak bebas dalam waktu hubungan antara aktivitas fisik
lebih lama dapat menekan sekresi dengan kadar gula darah, beberapa
insulin dengan mengganggu respon studi menbuktikan bahwa aktivitas
sel β terhadap glukosa. Selain itu, fisik terbukti dapat meningkatkan
asam lemak bebas dapat sensitivitas insulin memperbaiki
mengaktifkan protein kinase (PKC) profil lipid dan mengurangi kadar
yang dapat merusak pembentukan lemak tubuh.30 Sedangkan
sinyal insulin. Adipositokin lainnya berdasarkan usia yang terbesar
yang berperan adalah retinol- dalam mencapai target adalah usia
binding protein 4 (RBP4) yang ≥65 tahun karena telah terjadinya
diduga merusak uptake glukosa penurunan massa otot selain itu
yang distimulasi insulin pada otot kelompok usia tersebut meskipun
dan meningkatkan produksi gula memiliki daya ingat yang menurun
hepatik sehingga menyebabkan namun dalam penerapan sikap
resistensi insulin.28,29 dalam mengendalikan penyakit
Selain itu, resistensi insulin kelompok umur tersebut lebih baik
juga dipengaruhi oleh adiponektin dari kelompok umur lainnya begitu
yang rendah. Adiponektin juga dengan lama menderita DM >
merupakan adipokin yang memiliki 10 tahun juga lebih memiliki
sifat insulinomimetik. Jumlah penerapan sikap yang lebih baik .31
adiponektin yang rendah juga Tinggi badan dan berat
ditemukan pada seseorang dengan badan merupakan salah satu faktor
keadaan obesitas. Proses lipolisis yang harus diperhatikan sebelum
pada obesitas yang tinggi melakukan perubahan pola makan.
menyebabkan jumlah stress Hasil pengukuran tinggi badan dan
oksidatif yang dihasilkan juga berat badan digunakan untuk
tinggi. Peningkatan Reactive menentukan jumlah kalori sebagai
Oxygen Spesies (ROS) dapat

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 8


tahap awal dari pelaksanaan terapi besar dibandingkan perempuan dan
nutrisi medis. 32 pada responden yang diperiksa pada
perempuan didapatkan penderita
Gambaran Tekanan Darah Pasien obesitas lebih banyak daripada laki-
Diabetes Melitus di Poli Rawat laki.60
Jalan Penyakit Dalam RSUD Diabetes melitus yang lama
Arifin Achmad Pekanbaru dan tidak terkendali dapat
Hasil dari penelitian pada mengakibatnya timbulnya hipertensi
gambar 2 didapatkan bahwa capaian yang dapat berimplikasi terhadap
pengendalian diabetes melitus resiko makroangiopati lainnya
berdasarkan tekanan darah yang seperti penyakit jantung koroner,
mencapai target sebesar 31 stroke, dan peripheral Vascular
responden (60,8%) dan yang tidak Disease (PVD).10,60
mencapai target sebesar 20
responden (39,2%) yang terdiri dari Gambaran Kaitan Pengendalian
6 responden yang tidak mencapai Diabetes Melitus Berdasarkan
target sistole atau diastole (sistole : Tekanan Darah dengan Indeks
>140 mmHg dan diastole : >90 Massa Tubuh di Poli Rawat Jalan
mmHg) dan 14 responden tidak Penyakit Dalam RSUD Arifin
mencapai target sistole dan Achmad Pekanbaru
diastolenya. Hasil ini berbeda Hasil dari penelitian
dengan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa capaian
Lesi kurnia didapatkan responden pengendalian oleh kedua parameter
yang mencapai target sebesar 37 yag mencapai target untuk kedua
responden (38,5%) dan 59 reponden parameter hanya berjumlah 10
(61,5%) tidak mencapai target. Hal responden, 6 responden berhasil
ini dikarenakan kelompok umur mencapai target pengendalian
pada penelitian Lesi kurnia yang diabetes berdasarkan indeks massa
terbanyak adalah 60-69 tahun.42 tubuh namun gagal mencapai target
Berdasarkan sebaran umur pada parameter tekanan darah dan
responden yang mencapai target 21 orang responden berhasil
terbanyak adalah responden mencapai target pengendalian
berumur 45- 65 tahun sebesar 25 diabetes berdasarkan tekanan darah
responden dibandingkan dengan ≥ namun gagal mencapai target pada
65 tahun. Hal ini karena tekanan parameter indeks massa tubuh serta
darah cenderung meningkat seiring 14 orang responden gagal mencapai
bertambahnya usia, yaitu usia > 45 target pengendalian diabetes
tahun pada laki-laki dan > 55 tahun berdasarkan kedua parameter.
pada perempuan. Sedangkan untuk Sedikitnya pencapaian yang
sebaran jenis kelamin yang sesuai target pada kedua parameter
terbanyak mencapai target adalah bisa disebabkan karena kurangnya
laki-laki dibandingkan perempuan, edukasi dan ulangan terhadap
hal ini bisa disebabkan akibat edukasi yang diberikan terkait
aktifitas fisik pada laki-laki lebih dengan kedua parameter tersebut

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 9


maupun parameter selain hasil berpengaruh signifikan terhadap
pemeriksaan gula darah. Penelitian keberhasilan pengelolaan DM tipe
yang dilakukan oleh Nina sebesar 40%.36
Rahmadiliyani menunjukkan Dalam penatalaksanaan DM,
pentingnya pemberian edukasi selain dokter dan tenaga medis
tentang mengontrol faktor resiko lainnya, peran pasien serta keluarga
lainnya selain gula darah untuk sangat penting. Edukasi kepada
meningkatkan pengetahuan tentang pasien dan keluarganya bertujuan
penyakit dan komplikasi guna untuk memberikan pemahaman
meningkatkan kesadaran pasien mengenai penatalaksanaan DM
dalam mengkontrol kadar gula sehingga membantu meningkatkan
darahnya.35 keikutsertaan keluarga dalam usaha
Selain itu rendahnya memperbaiki hasil pengelolaan,
pencapaian tersebut bisa disebabkan terutama pada penderita DM usia
akibat akitifitas fisik yang rendah, lanjut.37
obesitas, dan pengaturan pola makan
yang tidak seimbang. Penelitian SIMPULAN DAN SARAN
yang dilakukan oleh Achmad Yoga Berdasarkan hasil penelitian
Setyo Utomo di Poliklinik RSDK deskriptif terhadap pasien DM tipe 2
Semarang pada tahun 2011 di poli rawat jalan penyakit dalam
membuktikan bahwa dari 4 pilar RSUD Arifin Achmad pekanbaeu
tatalaksana DM yaitu edukasi, dapat disimpulkan bahwa :
latihan jasmani, TNM, dan terapi 1. Distribusi responden
farmakologi yang paling berdasarkan usia lebih banyak
mempengaruhi keberhasilan terjadi pada usia 45-65 tahun
tatalaksana DM adalah latihan sebanyak 36 reponden (70,6%).
jasmani. Hasil penelitian ini, Berdasarkan jenis kelamin,
kepatuhan minum obat secara jumlahnya hampir sama yaitu
teratur berpengaruh positif terhadap laki laki dengan jumlah
keberhasilan pengelolaan DM tipe 2, responden sebesar 27 orang
tetapi tidak memberikan hasil yang (52,9%) serta perempuan 24
signifikan secara statistik. orang (47,1%), dan lama
Selanjutnya, hasil penelitian ini juga menderita diabetes sama
membuktikan bahwa pola makan banyaknya di tiap kelompok
mempunyai hubungan yang lama menderita diabetes melitus
signifikan terhadap keberhasilan yaitu 17 orang (33,3%).
pengelolaan DM tipe 2 karena pola 2. Tingginya angka obesitas pada
makan yang baik karbohidrat pasien diabetes di poli rawat
seimbang dapat menurunkan jalan penyakit dalam RSUD
obesitas dan menyeimbangkan kadar Arifin Achmad pekanbaru
gula darah, HbA1c dan kolesterol . terbukti dengan capaian
Sebaliknya, hasil penelitian ini pengendalian diabetes melitus
memberikan suatu bukti yang cukup berdasarkan Indeks Massa
kuat bahwa keteraturan berolah raga Tubuh (IMT) yang terbanyak

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 10


adalah tidak sesuai target (<18,5 sebagai skrinning awal DM
atau ≥23) yaitu 35 orang tipe 2
(68,6%) sedangkan yang sesuai 2. Mengatur pola makan dan
target (18,5-<23) sebesar 16 meningkatkan aktifitas fisik
orang (31,4%). terutama pada pasien DM
3. Hasil penelitian menyatakan tipe 2 yang tergolong
bahwa capaian pengendalian obesitas berdasarkan indeks
diabetes melitus di Poli Rawat massa tubuh dan mengalami
Jalan Penyakit Dalam RSUD hipertensi.
Arifin Achmad Pekanbaru 3. Diharapkan dilakukannya
berdasarkan tekanan darah yang pemberian edukasi tentang
terbanyak adalah sesuai target mengendalikan Diabetes
yaitu sebesar 31 orang (60,8%), melitus oleh dokter dan ahli
sedangkan yang tidak sesuai gizi yang dilakukan rutin.
target sebesar 20 orang
4. Diharapkan dapat melakukan
(39,3%).
pemeriksaan status gizi
4. Rendahnya capaian
antropometri sebagai
pengendalian diabetes melitus
pemeriksaan rutin pada saat
pada responden berdasarkan
awal pasien DM tipe 2
kedua parameter. Pengendalian
masuk rumah sakit sehingga
oleh kedua parameter yag
dapat menjadi acuan dalam
mencapai target untuk kedua
pelaksanaan terapi nutrisi
parameter hanya berjumlah 10
medis dan rencana edukasi
responden, 6 responden berhasil
pada pasien.
mencapai target pengendalian
diabetes berdasarkan IMT 5. Diharapkan kepada semua
namun gagal mencapai target pihak di poliklinik rawat
pada parameter tekanan darah jalan RSUD Arifin Achmad
dan 21 orang responden Pekanbaru untuk
berhasil mencapai target bekerjasama dalam
pengendalian diabetes memperbaiki pengelolaan
berdasarkan tekanan darah penyakit DM sehingga
namun gagal mencapai target pengendalian DM untuk tiap
pada parameter IMT serta 14 parameternyadapat mencapai
orang responden gagal target.
mencapai target dikedua 6. Bagi peneliti selanjutnya,
parameter diharapkan dapat melakukan
analisis tentang pola asupan
dan perhitungan gizi pasien
yang terdiagnosis DM tipe 2
saran sebagai berikut: sebagai pengendalian DM
1. Melakukan pemeriksaan gula dengan cara pegendalian gizi
darah pada usia ≥45 tahun dengan jumlah sampel yang
lebih besar.

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 11


and monitoring of diabetes.
Medical laboratory observer.
Daftar Pustaka Maret 2013.
10. Noor R. Diabetes Melitus Tipe
1. Purnamasari D. Diagnosis dan
2. J MAJORITY. Februari
klasifikasi diabetes melitus.
2015; 4(5):93-101.
Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi
B. Alwi I, Simadibrata KM, 11. Wicaksono, R.P. Faktor-faktor
Setiati S, editor : Buku ajar ilmu yang Berhubungan dengan
penyakit dalam III. Ed V. Kejadian Diabetes Melitus Tipe
Jakarta: Interna Publishing; 2 (Studi Kasus di Poliklinik
2009.1880-83. Penyakit Dalam Rumah Sakit
Dr. Kariadi) [Skripsi]. Semarang
:Fakultas Kedokteran
2. American Diabetes Association Universitas Diponegoro. 2011
(ADA). Standards of medical
12. Trisnawati S, Setyorogo S.
care in diabetes. Diabetes care
Faktor Risiko Kejadian Diabetes
2014 January; 37 (1): 14-80.
Melitus Tipe II Di Puskesmas
3. Sari PW, Isnawati M. Perbedaan Kecamatan Cengkareng Jakarta
pengetahuan gizi, pola makan, Barat Tahun 2012. Jurnal
dan kontrol glukosa darah pada Ilmiah Kesehatan. Januari 2013;
anggota orgamisasi penyandang 5(1):6-11.
diabetes mellitus dan non
13. Ramdana A. Pengaruh
anggota. JNC. 2014; 3(1) :51- 58
Konseling Obat terhadap
4. Departemen Kementerian Kepatuhan Pasien Diabetes
Kesehatan. Penyajian Pokok- Melitus 2 di Poliklinik Khusus
Pokok Hasil Riset Kesehatan Rumah Sakit Umum Pusat DR.
Dasar 2013. Jakarta:Badan M. Djamil Padang. Padang :
Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Andalas.
Kesehatan Kementerian 2011
Kesehatan, 2013.
14. Putri, L.K. Gambaran
5. International Diabetes penggunaan jenis obat
Federation (IDF). About antidiabetes dan pengetahuan
Diabetes. pasien diabetes melitus tipe 2 di
6. International Diabetes poliklinik penyakit dalam RSUD
Federation (IDF). Global Arifin Achmad Pekanbaru
diabetes plan 2011-2021. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran
Universitas Riau. 2012
7. American Diabetes Association
(ADA). Standards of medical 15. Rochmah W. Diabetes melitus
care in diabetes. Diabetes care pada usia lanjut. Dalam: Sudoyo
2015 January; 3 (1): 6-99. AW, Setyohadi B. Alwi I,
Simadibrata KM, Setiati S,
8. Perkumpulan Endokrinologi editor: Buku ajar ilmu penyakit
Indonesia (PERKENI). dalam III. Ed V. Jakarta: Interna
Konsensus Pengendalian dan Publishing. 2009.
Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia 2015. 16. Davey P. Diabetes. Dalam: At a
Glance Medicine. Jakarta:
9. Manjula K. G. Glycemic Erlangga. 2003:266-70.
biomarkers as tools for diagnosis

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 12


17. Maulida C. Gambaran Faktor 25. Yuliani F, Oenzil F, Iryani D.
Resiko Diabetes Tipe II pada Hubungan Berbagai Faktor
Pasien Poli Endokrin di Rumah Resiko Terhadap Kejadian
Sakit Umum Daerah DR.Zainal Penyakit Jantung Koroner pada
Abidin Banda Aceh [Skripsi]. Penderita Diabetes Melitus Tipe
Banda Aceh : Fakultas 2.Jurnal Kesehatan
Kedokteran Universitas Syiah Andalas.2014; 3(1):37-40.
Kuala. 2013 26. International Diabetes
18. Nadyah A, Gambaran Faktor Federation. 2011. One Adult In
Resiko Pasien Diabetes Tipe II Ten Will Have Diabetes By
di Poliklinik Endokrin 2030
Bagian/SMF FK UNSRAT 27. Soegondo S. Bates Diagnosis
RSU Dr. R.D. Kandou Manado dan Klasifikasi Diabetes Terkini.
periode Mei 2011-Oktober 2011. Jakarta: FKUI; 2005.
Jurnal e-Biomedik
(eBM).2013;1(1):45-9 28. Eckel RH dkk. Obesity and type
2 diabetes: what can be unified
19. Peter J. Prevalance of Diabetes and what needs to be
Worldwide. individualized?. Diabetes care
20. Romadhiati. Karakteristik 2011,34: 1424-30.
penderita diabetes melitus tipe 2 29. Dewi M. Resitensi insulin terkait
dengan komplikasi kronik yang obesitas: mekanisme endokrin
dirawat di instalasi rawat jalan dan intrinsik sel. 2007, 2(2):49-
bagian penyakit dalam RSUD 54.
Arifin Achmad Provinsi Riau
periode 2003-2004 [Skripsi]. 30. Anani S. Hubungan antara
Pekanbaru: Fakultas Kedokteran perilaku pengendalian diabetes
Universitas Riau; 2006. dan kadar glukosa darah pasien
rawat jalan diabetes melitus.
21. Irawan D. Prevalensi dan faktor Jurnal kesehatan masyarakat.
risiko kejadian diabetes melitus 2012; 1(2): 466-478
tipe 2 di daerah urban Indonesia.
2010. 31. Ramdona Ade. Pengaruh
Konseling Obat Terhadap
22. Greenstein B, Wood D. Kepatuhan Pasien Diabetes
Obesitas. Dalam: At a Glance Melitus Tipe 2 di Poliklinik
Sistem Endokrin. Jakarta:
Khusus Rumah Sakit Umum
Erlangga. 2003:96-100. Pusat DR. M. Djamil Padang
23. Nita Y. Yuda A. Nugraheni G. [Skripsi]. Padang: Fakultas
Pengetahuan pasien tentang Kedokteran Universitas andalas;
diabetes melitus dan obat 2011.
antidiabetes oral. Jurnal farmasi 32. Yunir E, Soebardi S. Terapi non
Indonesia. 2012; 6: 38-47. farmakologis pada diabetes
24. Sukamto. Tingkat Pengendalian melitus. Dalam: Sudoyo AW,
Diabetes Tipe 2 Berdasarkan Setyohadi B. Alwi I,
kadar HBA1C di Poliklinik Simadibrata KM, Setiati S,
Metabolik Endokrin di RSUD editor: Buku ajar ilmu penyakit
Arifin Achmad Pekanbaru dalam III. Ed V. Jakarta: Interna
[Skripsi]. Pekanbaru: Fakultas Publishing. 2009.
Kedokteran Universitas Riau.
2013
JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 13
33. Yudhisti Gilang. Korelasi Berita Ilmu Keperawatan ISSN
derajat Hipertensi dengan 1979-2697. 2008; 1(2): 63-68
stadium penyakit ginjal kronik 36. Achmad YSU. Hubungan antara
di RSUP Dr. Kariadi Semarang 4 pilar pengelolaan diabetes
periode 2008-2012 [Skripsi]. melitus dengan keberhasilan
Semarang: Fakultas Kedokteran pengelolaan diabetes melitus
Universitas Diponegoro; 2013. tipe 2.[Skripsi]
34. Noor R. Diabetes Melitus Tipe Semarang:Fakultas Kedokteran
2. J MAJORITY. Februari Universitas Diponegoro; 2011.
2015; 4(5):93-101. 37. Prabawati R.K. Mekanisme
35. Rahmadiliyani R, Muhlisin A. selular dan molekuler resistensi
Hubungan Antara Pengetahuan insulin. Fakultas kedokteran
Tentang Penyakit dan universitas brawijaya. Malang.
Komplikasi pada Penderita 2012.
Diabetes Melitus dengan
Tindakan Mengontrol Kadar
Gula Darah di Wilayah Kerja
Puskesmas I Gatak Sukoharjo.

JOM FK Vol.1 No.4 Februari 2017 14

You might also like