Penyebaran Konsentrasi Polutan Dengan Pemodelan Di

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.

2, Desember 2019
PENYEBARAN KONSENTRASI POLUTAN DENGAN PEMODELAN DISPERSI
GAUSS MENGGUNAKAN MATLAB

*Jainal Abidin, Ferawati Artauli Hasibuan


Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan
*Email: abidinjainal27@gmail.com

DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jpft.v5i2.1341

Abstract - In the era of development of science and technology until 2019 it has become increasingly
sophisticated and makes life easier for humans. This progress has led to increasingly sophisticated
technology with the intention of making life easier, practical, efficient and not experiencing much
difficulty. But the development of these technologies, have positive and negative impacts. Positive
impacts such as convenience, while negative impacts such as air pollution. Contamination of pollutants
into the air resulting from factory activities, power plants and motor vehicles spread to the environment.
This substance is very damaging to the environment which causes the air we breathe to be polluted and
very influential on health. This study aims to describe the process of spreading pollutant concentrations
in the air originating from factory chimney fumes. Pollutants that spread in the air can be modeled with
the dispersion gauss model which is processed using the MATLAB programming language. The expected
results from modeling are the distance of the highest pollutant concentration area and the range of
pollutant coverage that spread, so that later will be done variations of the effective height of the chimney
emission (H) to get results that vary according to the height of the chimney.

Keywords: Air Pollution, Pollutant Concentration, Gauss Dispersion Model


PENDAHULUAN Disamping ada banyak dampak positif yang
Pada masa teknologi dan ilmu didapatkan dari perkembangan teknologi
pengetahuan hingga tahun 2019 ini telah tidak terlepas dari dampak negatif.
semakin canggih dan semakin Contohnya pencemaran lingkungan akibat
mempermudah hidup manusia. Seiring polusi udara, penggunaan zat kimia,
dengan kemajuan tersebut menyebabkan pemanasan global dan sangat merugikan
kebutuhan manusia terus meningkat manusia. Dampak buruk bagi kesehatan
sehingga membutuhkan kemajuan manusia akibat polusi udara telah dievaluasi dalam
dalam berfikir. Dengan berpikir manusia banyak penelitian, terutama difokuskan pada
menciptakan teknologi dengan maksud agar negara-negara maju dan daerah perkotaan
hidup lebih mudah, praktis, efisien dan tidak (Xi et al. 2019).
banyak mengalami kesulitan. Secara umum, Pada penelitian ini bertujuan untuk
perkembangan teknologi merupakan memberikan gambaran dan pengetahuan
peralatan yang terus mengalami perubahan terhadap masyarakat awam tentang
dari tahun ke tahun, baik dalam bentuk fisik penyebaran konsentrasi polutan di udara.
maupun segi proses pelaksanaannya. Sangat penting pengetahuan tentang
Teknologi membuat dunia ini penyebaran dari konsentrasi polutan bagi
berubah. Dengan semakin majunya masyarakat awam. Masyarakat awam
teknologi menyebabkan dampak bagi banyak yang belum paham tentang polusi
manusia. Dampak ini terdiri dari 2 yaitu udara, baik itu proses sebarannya maupun
dampak positif dan dampak negatif. Dampak efek yang dihasilkan serta bagaimana untuk
positifnya sangat banyak membantu mengatasinya. Sehingga diperlukan suatu
kegiatan manusia contohnya pada bidang simulasi untuk menjelaskan proses
informasi yang bisa dilakukan secara cepat terjadinya penyebaran polutan yang
dalam pengiriman data/informasi. nantinya diharapkan menambah

227
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
pengetahuan masyarakat tentang daerah- (Varma et al. 2014). Untuk itu, dalam
daerah yang memiliki efek yang paling penggunaan formula matematika
banyak konsentrasi polutannya, sejauh mana berdasarkan simulasi dengan model dispersi
sebaran itu menyebar, serta bagaimana Gauss akan didapatkan gambaran dari
mengatasi atau mengurangi efek dari polusi sebaran konsentrasi polutan di udara.
udara. Untuk itu, penelitian ini akan A. Perkembangan Ilmu
membahas tentang pemodelan penyebaran IPTEK adalah singkatan dari ilmu
konsentrasi polutan yang terjadi di udara. pengetahuan dan teknologi. Dari zaman
Udara adalah salah satu sumber kehidupan kuno sampai pada zaman modern saat ini
bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup. sudah banyak terjadi perubahan yang
Sehingga untuk bernapas diperlukan udara diakibatkan oleh perkembangan IPTEK.
yang bersih tanpa terkontaminasi oleh zat- Ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat
zat polutan. dari aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
Polusi udara yang dihasilkan dari hidup manusia, baik kebutuhan jasmani
aktivitas industri/pabrik, pembangkit listrik, maupun kebutuhan rohani. Dengan
kebakaran hutan dan kenderaan bermotor perkembangan IPTEK yang sangat pesat,
menyebar ke lingkungan sehingga patut merasa beruntung karena kita akan
lingkungan terkontaminasi zat dari polutan sangat termajakan dengan berbagai fasilitas
tersebut. Zat ini sangat merusak ekosistem berteknologi modern yang murah dan
lingkungan mengakibatkan udara yang kita praktis, dan itu juga yang pada akhirnya
hirup sangat berpengaruh pada kesehatan membuat kita khawatir. Disamping
dan juga memicu proses pemanasan global. kemudahan yang didapatkan dari
Pada pemodelan ini, ada beberapa metode perkembangan IPTEK memiliki dampak
maupun model yang dapat digunakan untuk yang tidak baik pada kehidupan. Contohnya
menggambarkan proses penyebaran seperti polusi udara yang dihasilkan dari gas
konsentrasi polutan. Diantaranya ada buang pabrik dan kenderaan bermotor.
Metode Vector Autoregressive (VAR), Dengan tercemarnya udara disekitar sangat
Model Estimasi Dispersi Atmosferis, mengganggu kesehatan dan polusi udara
Pemodelan Lintasan dan Data Pemantauan, salah satu pemicu terjadinya pemanasan
Model Alat Respons Cepat Berbasis global. Hal ini perlu dikhawatirkan, dengan
Pembelajaran Mesin, serta Model Dispersi menghirup udara yang telah terkontaminasi
Gauss. Dalam penelitian ini model yang oleh zat polutan dari asap pabrik dan
akan digunakan adalah model dispersi kenderaan bermotor akan menyebabkan
Gauss. Model dispersi Gauss adalah salah timbulnya penyakit dan merusak
satu model matematika yang paling terkenal lingkungan. Seterusnya akibat penipisan
yang dapat memprediksi konsentrasi polutan lapisan ozon yang diakibatkan dari
dari sumber titik yang terus-menerus pemanasan global akan mengakibatkan
(Apiratikul, 2015). Evaluasi dan kalibrasi kanker kulit akibat radiasi sinar matahari
model dispersi dari sangat penting, karena yang tidak terlindungi oleh lapisan ozon.
hasil mereka sering mempengaruhi Dampak perkembangan juga
keputusan yang memiliki besar kesehatan mengakibatkan orang-orang semakin malas
masyarakat dan konsekuensi ekonomi karena kemudahan-kemudahan yang
(Brusca, et al 2016). Persamaan matematika ditawarkan oleh teknologi. Pembodohan
yang digunakan dapat diselesaikan dengan akan terjadi jika terlena akan kemudahan
melakukan dengan program komputasi yang ditawarkan oleh teknologi. Untuk itu,
untuk mensimulasikan dispersi polutan perlu difilter dan diimbangi kemajuan
228
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
teknologi tersebut. Jika perkembangan sangat mengerikan atau sudah sangat parah.
teknologi disamping memberikan Sebagai contoh mata kita dapat melihat gas
kemudahan juga mengakibatkan kerusakan buangan hasil pembakaran berbentuk asap
maka perlu berpikir kreatif untuk tebal hitam, berarti komponen partikel di
mengimbanginya. Contohnya dengan dalam asap tersebut sangat banyak. Jika saja
melakukan penghijauan kembali hutan. hidung kita dapat mencium bau pencemar
B. Polutan Sebagai Pencemar Udara udara atau bahkan merasa sesak pada dada
Udara adalah salah satu sumber akibat mencium gas tersebut, maka hal ini
kehidupan untuk makhluk hidup. Manasia berarti tingkat pencemaran udara sudah
memerlukan udara yang bersih untuk tinggi dan mungkin saja akan menjadi racun
pernapasan. Udara merupakan campuran yang dapat mematikan.
beberapa gas yang perbandingannya tidak Polutan adalah suatu zat atau bahan
tetap, tergamtung pada keadaan suhu udara, yang menyebabkan terjadinya polusi, di
tekanan udara dan keadaan lingkungan mana keberadaannya di suatu lingkungan
sekitar. Udara bersih adalah udara yang tidak dapat menyebabkan kerugian terhadap
tampak, tidak berbau, tidak berwarna dan makhluk hidup (Patmasari, 2018). Zat
berasa. Pencemaran udara adalah salah satu pencemar udara dapat dibedakan atas
masalah utama dalam ilmu lingkungan yang partikular (aerosol) dan zat pencemar dalam
perlu evaluasi dampak terhadap lingkungan bentuk gas. Dalam prosesnya zat pencemar
dari proyek-proyek yang dilakukan untuk dalam bentuk gas atau partikular dapat
mencegah dampak buruk terhadapat tersusun dari senyawa anorganik dan
lingkungan (Apiratikul, 2015). Berdasarkan organik. Bebarapa zat yang terdapat pada
Undang-Undang Pokok Pengolahan polutan yang mengakibatkan terjadinya
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, pencemaran udara, diantaranya: Karbon
pencemaran lingkungan atau polusi adalah monoksida, Karbondioksida, Nitrogen
masuknya atau dimasukkannya makhluk dioksida, Sulfur dioksida, Partikular,
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke Hidrokarbon, CFC, dan Timbal.
dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan C. Dispersi Gauss
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh Dispersi merupakan proses
proses alam sehingga kualitas lingkungan terjadinya aliran polutan yang kontinu
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi terlepas dari sumbernya (cerobong) dan
lagi sesuai peruntukkannya. Adanya zat tertiup oleh angin tetap (stady state) di
pencemar di udara ambiem berasal dari atmosfer terbuka, aliran polutan tersebut
sumber emisi gas buang, baik alami maupun akan berbelok ke bawah dan terus bergerak
sumber emisi buatan manusia atau aktivitas sesuai dengan arah rata-rata angin yang
kegiatan manusia (Patmasari, 2018). menyebarkan konsentrasi polutan dan
Pencemaran udara merupakan proses membawanya menjauhi sumbernya
masuknya polutan ke dalam lingkungan (Patmasari, 2018). Dispersi Gauss adalah
sehingga dapat menurunkan kualitas udara model perhitungan melalui persamaan dan
di lingkungan tersebut. algoritma untuk menjelaskan dengan cara
Pencemaran udara seringkali tidak yang disederhanakan fenomena dari dispersi
dapat ditangkap oleh panca indera kita, polutan di atmosfer (Iodice & Senatore,
walaupun demikian potensi bahayanya tetap 2015). Input dari model dispersi adalah data
ada. Jika panca indera kita dapat menangkap meteorologi yang diperoleh dari stasiun
maka tentunya bentuk pencemaran udara cuaca, dan emisi polusi sedangkan output
yang terjadi justru merupakan hal yang akan menjadi konsentrasi polutan yang sama
229
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
di titik tertentu dari objek simulasi. Model meterologi angin yaitu arah dan kecepatan
dispersi udara adalah serangkaian dicerobong saja. Dalam sistem tiga dimensi
persamaan matematika yang seperti pada gambar dibawah, menunjukkan
menggambarkan perilaku gas/partikel yang bahwa terdapat cerobong pada titik pusat,
dipancarkan ke udara dan digunakan untuk dengan jarak jatuhnya dinyatakan dengan x,
menghitung konsentrasi polutan pada melebarnya asap dinyatakan dengan y, dan
berbagai titik di sekitar sumber emisi tinggi semburan asap dinyatakan dengan z.
(Lokeshwari, 2011).
Model Gaussian Plume adalah
sebuah pendekatan yang digunakan untuk
mempelajari polutan di udara kerena adanya
turbulen difusi dan adveksi yang disebabkan
oleh angin (Stockie, et al 2011). Penggunaan
Model Polusi Udara Gaussian membutuhkan
estimasi dispersi pada arah horizontal dan
vertikal untuk memprediksi konsentrasi
polutan udara dan dispersi arah horizontal Gambar 1. Skema Dispersi Gauss
dan vertikal pada umumnya dinyatakan
dalam bentuk tetapan σy dan σz menyatakan METODE PENELITIAN
standar deviasi dari distribusi gauss dalam Model Dispersi Gauss
arah horizontal dan vertical (Apiratikul, Dispersi Gauss adalah model yang
2015). Salah satu faktor utama yang biasa digunakan untuk memodelkan proses
mempengaruhi dispersi polutan adalah sebaran dari penyebaran polusi udara yang
kecenderungan polutan-polutan untuk berasal dari cerobong asap pabrik. Model
berdifusi. Jika suatu sistem memiliki matematika secara intensif digunakan dalam
konsentrasi tinggi pada satu tempat dan ilmu lingkungan untuk berbagai alasan
berpindah ke konsentrasi yang lebih rendah status penilaian, statistik, pemodelan,
disebut difusi (Holzbecher, 2012). Hal ini peramalan, perencanaan, dan analisis
ditandai dengan perilaku polutan sepanjang skenario (Steinberga et al. 2018). Model
arah yang dipilih memiliki distribusi dispersi Gauss sering digunakan untuk
gaussian. Selain itu kurva konsentrasi memprediksi dispersi polutan secara
polutan terhadap lokasi dari sumber polutan kontinyu yang dari permukaan atau dataran
yang berdifusi berbentuk lonceng yang tinggi. Hal ini mengasumsikan bahwa
serupa dengan kurva distribusi Gaussian. dispersi polutan memiliki distribusi
Dimana konsentrasi maksimum berada di probabilitas normal. Analisis sebaran
dekat sumber polutan dan konsentrasi konsentrasi polutan dilakukan dengan
semakin berkurang untuk lokasi yang menggunakan dispersi Gauss yang
semakin menjauh dari sumber. persamaannya adalah sebagai berikut.
Distribusi normal atau distribusi Q
c ( x, y , z )  exp
gauss juga disebut sebagai gaussian plume 2 2 D y x 2 D z x
pada kasus steady state dan gaussian puff   
 2

pada kasus transient. Penggunaan model    z  H     (1)
    
2
 2 D z x      
gauss untuk menghitung konsentrasi polutan  1  y  

 v
 2   2D x      x
 v 
z  H   
akibat emisi sumber titik didasarkan pada 2
  y    
pertimbangan yang salah satunya adalah  
   
 
  2 D z x   
model asap gauss hanya membutuhkan data    

230
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
Q konsentrasi polutan yang memiliki beberapa
c ( x, y , z ) 
2 4 x 2 D y D z asumsi yang digunakan diantaranya:
1. Emisi polutan yang keluar dari
    z  H 2    
      cerobong asap kontiniu dan konstan.
 v  y2   2 D z  
   
 2. Permukaan sebaran polutan relatif
exp   
  x
 2 x   2 D y   datar.
   z  H     v 
2

     3. Kecepatan angin konstan dalam waktu


  2 D z   
      dan kemiringan.
(2) 4. Pada arah angin utama, adveksi
  mendominasi dari difusi.
Q vy 2
c ( x, y , z )  exp   5. Ketika polutan menyentuh tanah tidak
4x D y D z  4 xD 
 y  diserap.
  v z  H 2   6. Reaksi yang melibatkan senyawa
exp   
 pencemar di udara diabaikan.
  4 xD z    
  exp v x  7. Kondisi pencemar steady state, atau
exp  v z  H     
2
 tidak akan berubah terhadap waktu.
   
  4 xD z  
(3) HASIL DAN PEMBAHASAN
Karena pemodelan dispersi Gauss ini Pada penelitian ini penyebaran
dilakukan pada level konsentrasi pada konsentrasi pada level permukaan tanah
permukaan tanah (Ground Level (Ground Level Concentration) dan
Concentration) dengan nilai z = 0, sehingga dilakukan dengan memvariasiakan tinggi
persamaannya menjadi: efektif emisi (H). Adapun jenis dari bahan
Q bakar yang digunakan cerobong pabrik
c ( x, y , z )  adalah bahan bakar jenis solar yang
4x D y D z
menghasilkan polutan sulfur dioksida (SO2).
 v  y2 H2   exp   Untuk data polutan SO2 diadopsi dari data
exp  


  x penelitian dilakukan oleh Yayat Ruhiat
 4 x  D y Dz  v 
(Ruhiat, et al 2008). Selanjutnya akan
(4)
dilakukan perbandingan penyebaran
Keterangan: c(x,y,z) = konsentrasi
konsentrasi antara (H = 30m, 40m, dan 50m
polutan pada titik x,y,z (g/m3), Q = laju emisi
pada v = 2m/s) dengan (H = 30m, 40m, dan
polutan (g/s), v = kecepatan angin rata-rata
50m pada v = 3m/s).
pada tinggi cerobong (m/s), σy = tetapan
dispersi secara horizontal terhadap sumbu x
A. Hasil Penelitian
(m), σz = tetapan dispersi secara vertikal
Penyebaran Konsentrasi SO2 dengan
terhadap sumbu x (m), x = jarak jatuhnya
kecepatan angin 2 m/s
polutan (m), y = jarak pengamatan sejajar
1. Hasil penyebaran konsentrasi polutan
dengan sumbu x (m), z = jarak pengamatan
untuk H = 30 m
tegak lurus dengan sumbu y (m), H = tinggi
efektif emisi (m), Dengan menggunakan
persamaan (4) disamping tersebut, akan
diformulasikan dengan menggunakan
bahasa pemograman matlab untuk
mendapatkan gambaran hasil sebaran

231
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
(a) 3. Hasil penyebaran konsentrasi polutan
untuk H = 50 m

(b)
(a)

(c)
Gambar 2. Penyebaran konsentarsi polutan (b)
untuk H = 30m, (a) grafik, (b) 2D, (c) 3D

2. Hasil penyebaran konsentrasi polutan


untuk H = 40 m

(c)
Gambar 4. Penyebaran konsentarsi polutan
untuk H = 50m, (a) grafik, (b) 2D, (c) 3D

(a) Penyebaran Konsentrasi SO2 dengan


kecepatan angin 3 m/s
1. Hasil penyebaran konsentrasi polutan
untuk H = 30 m

(b)

(a)

(c)
Gambar 3. Penyebaran konsentarsi polutan
untuk H = 40m, (a) grafik, (b) 2D, (c) 3D
(b)

232
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019

(c) (b)
Gambar 5. Penyebaran konsentarsi polutan
untuk H = 30m, (a) grafik, (b) 2D, (c) 3D

2. Hasil penyebaran konsentrasi polutan


untuk H = 40 m

(c)
Gambar 7. Penyebaran konsentarsi polutan
untuk H = 50m, (a) grafik, (b) 2D, (c) 3D

B. Pembahasan
(a) Dari gambar hasil diatas dapat
menjelaskan proses penyebaran dari
konsentrasi polutan SO2 di udara. Dimana
dengan memvariasikan tinggi efektif emisi
(H) dan kecepatan anginnya, dimana dengan
H = 30m, 40m, 50m, dan untuk kecepatan
anginnya v = 2 m/s dan 3 m/s didapatkan
(b) hasil yang berbeda. Semakin tinggi nilai H
maka konsentrasi polutan akan semakin jauh
tersebar dengan konsentrasi yang mengecil
seiring dari jarak sebarannya. Sehingga
dapat disimpulkan perbandingan
penyebaran konsentrasi SO2 dengan
kecepatan angin 2 m/s pada H = 30m, 40m,
dan 50m dengan penyebaran konsentrasi
(c) SO2 dengan kecepatan angin 3 m/s pada H =
Gambar 6. Penyebaran konsentarsi polutan
30m, 40m, dan 50m sama-sama
untuk H = 40m, (a) grafik, (b) 2D, (c) 3D
mengakibatkan konsentrasi polutan semakin
mengecil dan semakin jauh jarak
3. Hasil penyebaran konsentrasi polutan
jangkauannya jika H semakin membesar.
untuk H = 50 m
Pengaruh angin juga sangat berpengaruh, hal
ini dapat dilihat hasil dari H = 30m v = 2 m/s
daerah yang memiliki konsentrasi tertingi
pada jarak ± 650m dan jarak jangkauan
sebaran konsentrasi polutan pada ± 8400m,
sedangkan untuk hasil dari H = 30m v = 3
(a) m/s daerah yang memiliki konsentrasi

233
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi Volume 5 No.2, Desember 2019
tertingi pada jarak ± 750m dan jarak Iodice, P., & Senatore, A. 2015. Air
jangkauan sebaran konsentrasi polutan pada Pollution And Air Quality State In
± 5500m, semakin besar kecepatan angina An Italian National Interest Priority
Site. Part 2: The Pollutant
tentunya akan mengakibatkan jarak yang
Dispersion, Energy Procedia 81, 637
semakin jauh. Hal ini sangat dianjurkan – 643.
dalam pembuatan cerobong asap pabrik
Lokeshwari, N., Srinikethan, G., and
dibuat sangat tinggi untuk menanggulangi
Hegdec, V.S. 2011. Modelling of
bahaya dari penyebaran polutan. Pollutants from a Point Source: A
Case study from Coke, International
PENUTUP Journal of Current Engineering and
Kesimpulan yang dapat diambil Technology, ISSN 2277-4106.
dalam penelitian ini adalah variasi dari Patmasari, S. 2018. Model Matematika Dari
tinggi efektif emisi (H) sangat berpengaruh Penyebaran Polutan Di Udara
terhadap sebaran konsentrasi polutan. Jika H Dengan Model Gaussian Plume,
diperkecil akan didapatkan hasil sebaran MATHunesa Jurnal Ilmiah
konsentrasi yang lebih besar dan jaraknya Matematika, 6(2), ISSN 2301-911.
jangkauannya semakin dekat. Sebaliknya Steinberga, I., Sustere, L., Bikse, J., Jr, J.B.,
jika H diper besar maka nilai konsentrasi Kleferis, J. 2019. Taffic Induced air
polutan akan semakin kecil dan jarak pollution Modeling: Scenario
Analysis for Air Quality
jangkauannya akan semakin jauh.
Management In Street Canyon,
Selanjutnya pengaruh dari kecepatan Procedia Computer Science 149
angin(v) juga akan sangat berpengaruh, ,384–389.
dimana v = 3 m/s dibandingkan v = 2 m/s Stockie, J.M. 2011. The Mathematics of
akan mengakibatkan perbedaan nilai dari Atmospheric Dispersion Modeling,
konsentrasi polutan dan jarak jangkauannya SIAM Review. 53(2), pp. 349-372.
berbeda. Sehingga dari hasil penelitian Varma, S.A.K., Srimurali, M., Varma,
dapaat disimpulkan dalam pembuatan tinggi S.V.K. 2014. Prediction of Ground
cerobong pabrik sangat dianjurkan dibuat Level Concentrations of Air
tinggi. Pollutants Using Gaussian Model,
Rayalaseema Thermal Power
REFERENSI Project, Kadapa, A.P., India, Energy
and Environmental Engineering
Apiratikul, R. 2015. Approximation
2(4), 91-97, DOI:
Formula For The Prediction Of
10.13189/eee.2014.020402.
Downwind Distance That Found The
Maximum Ground Level Xi, X., Li, H., Wallin, F., Avelin,A., Yang,
Concentration Of Air Pollution X. 2019. Air Pollution Related
Based On The Gaussian Model, Externality of District Heating – A
Procedia - Social and Behavioral Case Study of Changping, Beijing,
Sciences 197, 1257 – 1262. Energy Procedia. 4323-4330.
Brusca, S., Lanzafame, R., Mauro, S. 2016. Yayat, R. 2008. Penyebaran Pencemaran
Theoretical and experimental study Udara Di Kawasan Industri Cilegon.
of Gaussian Plume model in small Jurnal Agromet Indonesia.
scale system, Energy Procedia 101,
58 – 65.
Holzbecher, E. 2012. Enviromental
Modeling Using Matlab, Springer:
London.

234

You might also like