Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Media Ilmiah Teknologi Pangan ©2015, PS Ilmu dan Teknologi Pangan

Vol. 2, No.1, 078–088, 2015 Prog. Pasca Sarjana, Univ. Udayana


ISSN : 2407-3814 (print) ISSN : 2477-2739 (e-journal)

Pemotongan dan Menyambung DNA dalam Kloning Gen,


Studi pada Kloning Gen Prolidase dari Bakteri Asam Laktat
DNA Restriction and Ligation in Gene Cloning, a Study Case in Prolidase Gene
Cloning from Lactic Acid Bacteria

Ketut Suriasih*
Fakultas Peternakan, Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Kode pos : 80361; Telp/Fax : (0361) 702771

Diterima 27 Maret 2015 / Disetujui 10 April 2015

ABSTRACT

Gene cloning in lactic acid bacteria (LAB) is crucial in term to increase their ability to
hydrolyze milk protein such as proline. This proline could be hydrolyzed when the LAB
undergone cloning on their genome coding the enzyme. The cloning process need
technology to separate/isolate the gene capable of proline hydrolyze. Isolation of DNA
containing prolidase gene, need DNA genome cutting. After isolation of DNA gene coding
prolidase, it is then recombined with other bacterial DNA to obtained recombinant gene. The
process need ligase. In gene cloning, knowledge of cutting and joining the DNA should be
understood.
The enzyme take the role in cutting and joining the DNA were restriction endonuclease
and ligase. The restriction enzyme function (1) in inserting a gen into plasmid contained in a
vector during gene cloning, and gene expression experiment, and (2) to identify the gene. It
is important that the researcher already have standardized sequenced gene as control. The
DNA contained target gene was cut using some restriction enzyme, then the gene was
arrayed in electrophoresis gel using southern blot technique. DNA sequence was elucidated
by addition of ethydium bromide. To identify/characterize the isolated gene, this DNA
sequence was encountered the control DNA.

Key words: cutting, joining, DNA, gene, cloning

*Korespondensi Penulis:
Email: ketutsuriasih@ymail.com

78
Suriasih, K. MITP, ISSN: 2407-3814 (print); 2477-2739 (e-journal)

PENDAHULUAN dihasilkan asam laktat yang


menyebabkan pH susu turun sehingga
Bakteri asam laktat membutuhkan protein susu menjendal sehingga terbentu
sejumlah asam amino disamping energi ’curd’ atau tahu susu.
dari hidrolisis karbohidrat dan faktor Dalam pertumbuhannya pada proses
pertumbuhan lainnya untuk dapat fermentasi tersebut bakteri asam laktat
tumbuh dengan optimal. Jumlah asam membutuhkan asam amino untuk
amino yang terdapat dalam susu hanya membangun komponen-komponen
memenuhi 20% dari kebutuhan tersebut seluler, dan ini diperoleh dari degradasi
(Thomas dan Mills, 1981, dalam Suriasih protein susu. Selain menghasilkan asam
1995). Oleh karena itu agar dapat tumbuh amino degradasi protein susu oleh bakteri
dengan baik bakteri asam laktat harus asam laktat juga menghasilkan senyawa
mampu menghidrolisis protein dari dari pembentuk aroma dan flavor seperti
susu dimana dia tumbuh. Untuk acethaldehyde dan menghasilkan
mencapai tujuan tersebut bakteri asam senyawa yang menyebabkan rasa pahit
laktat memiliki enzim ekstraseluler pada produk keju yaitu senyawa peptida
proteinase dan intraseluler peptidase yang mengandung prolin. Bakteri asam,
yang menghidrolisis protein susu laktat yang biasa digunakan sebagai
menjadi senyawa peptida dan selanjutnya kultur starter pada pembuatan keju
senyawa peptida ini dihidrolisis menjadi diantaranya adalah Lactococcus lactis,
asam amino yang dimanfaatkan untuk Lactobacillus plantarum (Stanley,1995).
membangun tubuh dari bakteri tersebut Pada penelitian ini dipelajari
(Axelson, 1998). bagaimana peran pemotongan dan
Bakteri asam laktat banyak penyambungan DNA dalam cloning gen
dimanfaatkan sebagai kultur bakteri prolidase dari bakteri asam laktat.
untuk starter pembuatan produk-produk
hasil fermentasi susu, misalnya : yoghurt, METODE
yakult, kefir, krim asam dan keju. Dalam
proses pembuatan keju, susu segar Materi
dipasteurisasi pada suhu 65oC selama 30 Materi berasal dari beberapa sumber
menit, kemudian didinginkan sampai seperti buku teks, jurnal dan artikel
sushu 430C . Susu kemudian diinokulasi ilmiah dari internet.
dengan bakteri asam laktat sebanyak 3-5
% (v/v), diperam selama 3-5 jam pada Metode
suhu 43oC atau selam 18-20 jam pada Metode yang digunakan adalah
suhu ruang untuk pembuatan yoghurt dan deskriptif argumentatif dan
kefir (Rahman et al.1995). Selama proses meintroduksikan hasil penelahaan
pemeraman ini bakteri asam laktat akan jurnal/buku.
menghidrolisis laktosa (gula susu) dan
menghasilkan energi untuk
pertumbuhan. Disamping itu juga

79
Vol.2, No.1, 2015 Pemotongan dan Menyambung DNA dalam Kloning Gen…

HASIL DAN PEMBAHASAN membentuk lingkaran ”double helix”


(Alberts, et al. 1994)
DNA (deoxiribonucleic acid)
DNA merupakan suatu senyawa Gen
polimer deoxiribonucletida yang tersusun Gen adalah fragmen atau sekuen dari
secara sistematis. Setiap unit senyawa DNA yang menyandi sintesis protein
deoxiribonukleotida ini terdiri dari satu yang bersifat fungsional pada organisme
gula pentosa (deoxiribose), satu senyawa hidup, diekspresikan dalam bentuk
phosphodiester dan salah satu dari empat fenotype atau karakteristik yang dapat
macam basa nitrogen : adenin (A), dilihat dengan mata telanjang ataupun
Guanin (G), thymin (T) dan cytosin (C). dibawah mikroskop. Misalnya sifat
Dalam susunan DNA, basa adenin selalu dapat menghidrolisis gula menjadi
berpasangan dengan thymin; dan basa alkohol pada Saccharomyces cerevisiae
guanin berpasangan dengan cytosin. yang disebabkan oleh enzim amylase
Struktur DNA terlihat sebagai dua yang dimilikinya; warna bulu pada
untaian pita/rantai anti paralel berbentuk hewan seperti warna belang hitam putih
helix. Setiap rantai DNA, pada sapi perah friesien Holstein yang
disebut sebagai sebuah pita, secara bersifat herediter atau morfologi koloni
kimiawi memiliki arah tertentu yaitu dan sel pada kultur mikroba. Fragmen
selalu disintesa dengan arah 5’ ke 3’, DNA yang membentuk gene kebanyakan
artinya bagian awal dari pita DNA terdiri dari 1000 – 4000 nukleotida.
tersebut berikatan dengan senyawa
fosfodiester (-PO4) pada senyawa karbon Polymerase Chain Reaction (PCR)
ke 5 dari senyawa deoksirbonukleotida Untuk keperluan karakterisasi, atau
dan pada bagian akhir berikatan pada mempelajari ekspresi gen dimana
senyawa karbon ke 3 dari senyawa jumlah tidak mencukupi maka perlu
deoksiribonukleotida. Walaupun molekul dilakukan perbanyakan molekul DNA
DNA terdiri dari dua rantai yang dikehendaki. Cara yang dapat
polinukleotida biasanya hanya ditulis ditempuh adalah melakukan proses PCR
salah satu rantainya, misalnya ’5 terhadap DNA tersebut.
ATGCAATTCCGG3’ atau Polymerase chain reaction (PCR)
ATGCAATTCCGG (dalam hal ini ujung adalah suatu teknik untuk
sebelah kiri (A) adalah ’5-P, sedangkan memperbanyak (mengamplifikasi)
ujung sebelah kanan (G) adalah ’3-OH ( molekul DNA dengan pemanfaatan
Barnum,2005)) enzim secara in vitro. Teknologi ini
Struktur polimer DNA terdiri dari 2 digunakan secara luas dalam biologi
buah pita paralel yang memiliki arah molekuler dalam proses kloning gene.
berlawanan. Satu pita memiliki arah 5’ - Dalam proses PCR sekuen/fragmen
3’, sedangkan pita yang lain memiliki DNA target yang akan diamplifikasi
arah 3’-5’. Sifat kimia inilah yang digunakan sebagai template atau cetakan
menyebabkan rantai dobel DNA DNA diperbanyak dalam hitungan
eksponensial melalui reaksi berantai.

80
Suriasih, K. MITP, ISSN: 2407-3814 (print); 2477-2739 (e-journal)

Dalam prroses PCR , DNA target yang B. Tahap penempelan atau annealing.
akan diamplifikasi dimasukkan kedalam Pada tahap ini primer yang mengandung
tabung Eppendorf, kemudian nukleotida komplementer, menempel
ditambahkan enzim DNA polimerase, pada bagian DNA templat yang urutan
dinukleotida triphosphat (dNTP: basanya komplementer. Ini dilakukan
dATP,dTTP, dCTP dan dGTP), primer pada suhu antara 60-65oC. Penempelan
oligonukleotida dan buffer. ini bersifat spesifik. Suhu yang tidak
Enzim DNA polimerase berfungsi tepat menyebabkan tidak terjadinya
untk mengkatalisis reaksi polimerisasi penempelan atau primer menmpel di
nukleotida menjadi untaian DNA. Enzim sembarang tempat. Tahap ini berlangsung
DNA polimerase yang dipakai biasanya sekitar 1-2 menit.
adalah yang tahan terhadap pemanasan C. Tahap pemanjangan atau elongasi.
sampai suhu 1000C. Enzim yang biasa Suhu untuk proses ini tergantung dari
digunakan dalam PCR adalah enzim Taq jenis DNA-polimerase (P pada gambar)
DNA polymerase. yang dipakai. Dengan Taq-polimerase,
Primer oligonukleotida pendek yang proses ini biasanya dilakukan pada suhu
merupakan DNA single stranded pendek 76°C. Tahap ini biasanya berlangsung
(sekitar 10-30 basa nukleotida) yang selama 1 menit.
diperlukan dalam mengawali proses
sinthesis DNA. Urutan basa nukleotida
dari primer ini ditentukan agar
merupakan basa komplementer dari
bagian molekul DNA cetakan.
Molekul dinukleotida (dNTP)
diperlukan dalam teknik PCR sebagai
bahan dasar untuk membuat untaian
DNA karena molekul DNA disusun oleh
keempat nukleotida tersebut.
Proses PCR terdiri dari tiga tahapan
yang diulang-ulang selama 20 – 40
menit ( Anonymousd, 2008, Anonymousc,
2008). Ketiga tahapan tersebut adalah:
A. Tahap peleburan (denaturasi). Pada
tahap ini DNA target yang menjadi DNA
cetakan dipanaskan pada suhu 95-960C .
Pada suhu ini ikatan hidrogen dari DNA
akan putus sehingga rantai ganda DNA
terpisah menjadi rantai tunggal. Tahap ini
berlangsung selama 5 menit

Gambar 2. Tahapan PCR pada DNA rekombinan

81
Vol.2, No.1, 2015 Pemotongan dan Menyambung DNA dalam Kloning Gen…

Pemotongan DNA Enzim nuklease diberi nama sesuai


Dalam teknologi kloning gen, gen dengan nama bakteri dari mana enzim
target yang akan di klon harus diisolasi tgersebut diisolasi. Misalnya : enzim
dari DNA genome. Isolasi gen target dari EcoRI (Anonymousb, 2008)
DNA genome tersebut dapat dilakukan E Escherichia (genus)
dengan memotong DNA genom dengan Co coli (spesies)
enzim restriksi endonuklease. Selain R RY13 (strain)
memakai enzim nuklease, DNA dapat I diidentifikasi pertama kali
juga dipotong secara mekanis yaitu dari bakteri ini.
dengan menggunakan alat sonikator. Enzim yang paling banyak digunakan
Hasil pemotongan dengan cara ini adalah dalam teknologi kloning gen adalah
molekul DNA yang ujungnya tidak enzim restriksi tipe II karena urutan
beraturan. Kloning gen dengan melalui nukleotida yang dikenali dan dipotong
tahapan isolasi ini disebut kloning secara oleh enzim tersebut adalah sama
acak atau shotgun cloning atau random sehingga memudahkan dalam strategi
cloning atau sering juga disebut kloning kloningnya. Akan tetapi pada DNA
genomik ( Yuwono, 2000). genome letak urutan nukleotida gen
Pada kloning dengan gen target yang biasanya tersebar secara tidak merata
telah ditentukan maka DNA genome sehingga ukuran hasil potongan DNAnya
dipotong dengan enzim endonuklease juga beragam dengan panjang DNA
restriksi. Enzim restriksi adalah protein bervariasi antara 4 sampai 8 pasang base
yang diproduksi oleh bakteri untuk (untuk enzim restriksi tipe II) dan
menghentikan invasi oleh DNA asing. bersifat palindromik aartinya kalau
Enzim ini akan memotong DNA asing urutan pasangan base penyusun gene
menjadi fragmen-fragmen sehingga tak tadi dibaca dari urutan untaian
bisa melakukan replikasi. Dengan komplementernya maka hasilanya akan
demikian invasi tersebut dapat dicegah. tetap sama . Misalnya:
Enzim nuklease restriksi adalah enzim
yang dapat memotong molekul DNA
pada bagian tertentu. Enzim restriksi
memiliki sifat dapat berikatan, mengenal
dan memotong DNA pada sekuen Pola pemotongan DNA genome oleh
tertentu yang disebut ’recognition enzim restriksi berbeda-beda. Misalnya
sekuen’ atau ’recognition site’ banyak enzim restriksi yang
Enzim endonuklease, berdasarkan menghasilkan potongan DNA dengan
atas kofaktor enzim yang dibutuhkan , ujung DNA kohesif atau ujung runcing
sifat dari sekuen DNA target, dan posisi (sticky end), ada juga yang
titik pemotongannya didalam sekuen menghasilkan potongan DNA dengan
DNA target di bedakan menjadi 3 (tiga) ujung tumpul (blunt end) Misalnya:
grup yaitu : tipe I, tipe II dan tipeIII.
(Anonymous, 2008; Yuwono, 2008;
Chawla, 2002).

82
Suriasih, K. MITP, ISSN: 2407-3814 (print); 2477-2739 (e-journal)

Tabel 1. Type enzim restriksi.


Tipe Kofaktor Urutan DNA yang dikenali Urutan DNA yang dipotong Contoh

I ATP, Mg++, 13-15 pasangan basa yang Tidak spesifik, tidak sama EcoK
S-adenosil mengandung urutan urutan DNA yang dikenali
metionin nukleotida tidak spesifik
sepanjang 6-8 pasangan basa

II Mg++ 4 – 8 pasangan basa , Sangat spesifik, pemotongan EcoRI


biasanya dengan susunan pada urutan nukleotida yang
simetris dikenali

III ATP, Mg++ , 5 -6 pasangan basa, tidak Sangat spesifik, tetapi EcoPI
(S – adenosil tersusun secara simetris pemotongan terjadi pada
methionin dapat daerah yang bukan tempat
menstimulasi pengenalan yaitu ke ujung 3’
aktifitas) dari titik pengenalan

a) potongan DNA oleh enzim EcoRI dapat dimodifikasi sehingga menjadi


dengan ujung kohesif pada bagian 5’ ujung runcing yang dapat dengan mudah
disambung dengan DNA ligase ataupun
T4 DNA ligase.
Beberapa contoh enzim retriksi
ditampilkan dalam Tabel 2. Pemotongan
b) Hasil potongan DNA oleh SacI DNA dapat dilakukan dengan
dengan ujung kohesif pada bagian 3’ mencampur DNA yang mengandung gen
target dalam tabung eppendorf dengan
beberapa enzim restriksi dan diinkubasi
selama 1 jam opada suhu 37oC. Reaksi
enzim ini dihentikan dengan pemanasan
c) potongan DNA oleh enzim PvuII pada suhu 70oC selama 15 menit. (
dengan ujung tumpul Richana dan Thontowi, 2002).

Menyambung DNA.
Molekul DNA hasil pemotongan oleh
Hasil potongan DNA dengan ujung tumpul enzim restriksi yang sama dapat dengan
lebih sukar disambung dibandingkan mudah disambung dengan menggunakan
dengan potongan dengan ujung runcing.. enzim DNA ligase dan enzim T4 DNA
Namun hal ini tidak menjadi masalah ligase. DNA ligase hanya dapat
(Sunbrook, et al., 1989) karena hasil menyambungkan potongan DNA
potongan DNA yang berujung tumpul tadi berujung kohesif sedangkan enzim T4

83
Vol.2, No.1, 2015 Pemotongan dan Menyambung DNA dalam Kloning Gen…

Tabel 2. Enzim restriksi dan sekuen pengenalnya.


Enzime Bakteri asal enzim Sekuen pengenal Hasil potongan
EcoRI Escherichia coli 5’GAATTC 5’---G AATC---3’
3’CTTAAG 3’---CTTAA G---5’
EcoRII Escherichia coli 5’ CCWGG 5’ -- CCWGG---3’
3’ GGWCC 3’ ---GGWCC --- 5’
HindIII Haemophilus 5’ AAGCTT 5’ ---G GATCC---3’
influenzae 3’ TTCGAA 3’ TTCGA A—5’
EcoRV Escherichia coli 5’ GATATC 5’—GAT ATC—3’
3’CTATAG 3’ ---CTA TAG—5’

DNA ligase mampu menyambung DNA disambung. Linker adalah molekul


dengan ujung potongan kohesif dan oligonukleotida sintetik yang mempunyai
tumpul. (Sambbrook et al. , 1989). urutan nukleotida yang dikenali oleh
Pada proses penyambungan ini DNA enzim restriksi tertentu. Linker
yang akan disambung dengan enzim digunakan untuk menyambung DNA
DNA ligase, dicampur dalam tabung berujung tumpul sehingga DNA tumpul
eppendorf, kemudian diinkubasi pada dapat mempunyai sisi pengenalan oleh
suhu 15oC selama semalam (Yuwono, enzim restriksi tertentu untuk
2000). membentuk ujung runcing.
Dalam keadaan tertentu, molekul b. Ekor homopolimer:
DNA yang akan disambung mempunyai adalah molekul deoksiribonukleotida
ujung-ujung yang tidak sama karena yang terdiri dari satu macam nukleotida
merupakan hasil pemotongan oleh enzim dan ditambahkan pada ujung 3’ satu
restriksi yang berbeda. Untuk molekul DNA untui tunggal atau ganda
menyambung molekul-molekul yang sehingga DNA tersebut dapat
berbeda ujungnya tersebut dapat membentuk rekombinan dengan DNA
dikerjakan dengan (Yuwono, 2000; lain yang mempunyai ekor homopolimer
Sambrook et al., 1989) yang komplementer.
a. menambahkan linker atau adaptor . c. Pengisian ujung kohesif.
Adaptor adalah suatu molekul dilakukan dengan menggunakan aktivitas
oligonukleotida sintetik yang urutan enzim DNA polimerase untuk mengisi
nukleotidanya dirancang sedemikian rupa ujung 3’ DNA hasil pemotongan oleh
sehingga masing-masing ujung adaptor enzim restriksi. Enzim yang sering
ini bersifat komplementer dengan digunakan untuk keperluan ini adalah
masing-masing ujung DNA yang akan DNA polimerase I dari E coli yang telah

84
Suriasih, K. MITP, ISSN: 2407-3814 (print); 2477-2739 (e-journal)

dihilangkan aktifitas eksonuklease 5’- Kloning Prolidase Rekombinan dari


3’ sehingga hanya mempunyai aktifitas Bakteri Asam Laktat
polimerase 5’  3’ dan eksonuklease 3’ 1. Isolasi DNA Genom dari Bakteri Asam
5’. Fragmen DNA polimerase I Laktat
semacam ini disebut fragmen Klenow Isolasi DNA genom bakteri asam
yang dapat diperoleh dengan memotong laktat Lb. Plantarum dilakukan dengan
DNA polimerase I yang lengkap dengan membuat kultur bakteri tersebut dalam
enzim substilin. Dengan adanya dNTP MRS broth pada suhu 37oC selama 24
dan ion Mg++, enzim Klenowe akan jam. Kultur bakteri tersebut kemudian di
menyinthesis untaian DNA sentrifuge untuk memperoleh masa sel
komplementer dengan ujung 5’ yang (bagian endapan) yang kemudian
menonjol dengan menggunakan ujung 3’ ditambahkan larutan enzim lizozim,
sebagai primer. larutan enzim proteinase K. Setelah itu
d. Penghilangan ujung DNA kohesif larutan tadi di sentrifuge untuk
selain dengan cara menambahkan ujung memisahkan DNA dari protein sel yang
kohesif, ujung kohesif 5’ atau 3’ dapat lainnya. Bagian supernatan dari larutan
dihilangkan dengan menggunakan tadi kemudian di transfer kedalam tabung
aktifitas enzim eksonuklitik 3’  5’ eppendorf, ditambahkan larutan natrium
fragmen Klenow, atau dengan asetat dan alkohol absolut, disimpan pada
menggunakan enzim T4 DNA suhu -20oC selama 1 jam , kemudian
polimerase. disentrifus. Masa asam nukleat yang
Jika ujung-ujung DNA yang akan terbentuk yaitu DNA genome purifikasi
disambung sudah dimodifikasi dengan ditambahkan 200μl larutan bufer TE dan
salah satu cara diatas maka selanjutnya disimpan pada suhu – 20oC
dapat dilakukan penyambungan , baik
dengan menggunakan teknik 2. Perbanyakan gene prolidase
penyambungan DNA tumpul atau dengan Untuk keperluan gen kloning, maka
memotong terlebih dahulu menggunakan DNA genome di perbanyak dengan
enzim restriksi, jika modifikasinya menggunakan teknik PCR. Dalam proses
berupa penambahan adaptor atau linker. PCR ini dipakai primer yang mempunyai
titik pengenalan enzim restriksi EcoRI dan
Vektor HindIII yaitu primer
Vektor sejenis molekul DNA yang GGAGAATTCGAAATGACAGATTATA
dapat membawa molekul DNA asing CGAAAC dan primer
yang akan dimasukkan kedalam CTTTGAAGCTTTTAATTAAAGATCTA
organisme inang yang menjadi target. ATAC. DNA genome hasil purifikasi
Di dalam organisme inang ini vector diatas di tambahkan kedua primer, dNTP
yang membawa DNA gen asing dapat dan enzim DNA polimerase. Campuran
memperbanyak diri dan larutan ini kemudian diberi perlakukan
mengekspresikan gen yang dibawanya PCR. Tahapan PCR dilakukan dengan
pada sel inang tersebut. proses denaturasi pada suhu 95oC selama

85
Vol.2, No.1, 2015 Pemotongan dan Menyambung DNA dalam Kloning Gen…

1 menit, proses penyambungan kemudian ditambah bufer TE, diinkubasi


(annealing) pada suhu 45oC selama 1 pada suhu 37oC selama 30 menit dan
menit dan proses pemanjangan pada disimpan pada -20oC.
suhu 72oC selama 3 menit untuk 50
siklus. Setelah proses ini selesai 4. Vektor untuk kloning
campuran larutan ini disimpan pada suhu Vektor untuk kloning yaitu pUC18.
4oC. Vektor yang dipakai dapat merupakan
stok pada bank gen atau diisolasi dari
3. Isolasi gen yang menyandi enzim bakteri tertentu. Vektor pUC18 adalah
prolidase vektor yang diperoleh dari bank gen.
Larutan DNA genome hasil PCR Vektor ini. Pemilihan vektor ini memiliki
kemudian dipotong dengan enzim penanda untuk enzim restriksi yang akan
restriksi EcoRI dan HindIII sehingga digunakan, dan memiliki tempat untuk
terbentuk ujung lengket. Untuk menginsersi gen prolidase dan telah
memperoleh/memisahkan gen yang diketahui urutan gen nya (Hadi, 2005).
menyandi enzim prolidase dari DNA Vektor diberi perlakuan pemotongan
genome , larutan tadi diassay dengan DNA dengan enzim restriksi EcoRI dan
gel elctroforesis dengan menggunakan HindIII Untuk mencegah DNA plasmid
1% gel agarose selama 100 menit pada tersebut membentuk sambungan otomatis
40 mA. Dari pita-pita DNA yang maka DNA plasmid di defosforilasi,
terbentuk pada gel agarose, pita dengan dengan larutan alkaline fosfat pada 37oC
karakteristik 1,1kbp adalah gen yang selama 30 menit dan dilanjutkan dengan
menyandi enzim prolidase. Agarose ini pemanasan pada 70oC selama 5 menit.
kemudian di potong dan diambil dengan Pemurnian DNA vektor atau DNA plasmid
menggunakan pisau tajam. dilakukan menurut prosedur sesuai dengan
Fragmen 1,1 kbp gen prolidase penjelasan diatas.
dimurnikan dengan mengambil Fragmen 1,1 kbp yang telah
potongan agarose dengan pita gen 1,1 dimurnikan dan DNA plasmid pUC18
kbp , dimasukkan kedalam tabung hasil purifikasi diligasi untuk
eppendorf, dipotong kecil-kecil untuk menyambung ujung-ujung lengket dari
memudahkan pelarutan. Kedalam tabung fragmen tersebut, dengan T4 DNA ligase
ditambahkan larutan NaI 6M inkubasi sehingga terbentuk gene recombinan
pada suhu 55oC, selama 35 menit. Gene rekombinan tadi kemudian di
Sdelanjutnya ditambahkan bubuk gelas transformasikan ke inang E.coli, dengan
(Glass powder). Campuran ini kemudian mencampurkan DNA plasmid pUC18
dihomogenkan dan diinkubasi dalam es yang mengandung gen rekombinan
selama 5 menit. Pellet yang terbentuk prolidase dengan sel inang, disimpan
dicuci dengan ethanol 50%^ sebanyak 50 dalam es selama 2 jam, kemudian
kali volume glass powder dan disentrifus dipanaskan pada suhu 42oC selama 2
3000 rpm selama 1 menit. Pelet yang menit, selanjutnya campuran disimpan
terbentuk adalah DNA gen prolidase, dalam es selama 5 menit dan

86
Suriasih, K. MITP, ISSN: 2407-3814 (print); 2477-2739 (e-journal)

ditambahkan media LB (lizogeni broth) Anonymousb. 2008. Restriction enzyme.


cair hingga volume 1 ml. Sel http://en.wikipedia.org/wiki/Restrictio
transforman diaktifkan dengan inkubasi n_enzyme.
pada suhu 37oC selama 1 jam dan Anonymousc. 2008. Polymerase chain
ditanam dalam media LB padat yang reaction. Wikipedia the encyclopedia.
mengandung ampisilin 100 μg/ml http://en.wikipedia.org/wiki/Polymeras
(Richana dan Thontowi, 2002). Isolat e_chain_reaction.
yuang tumbuh adalah isolat bakteri yang Anonymousd. 2008. Polymerase chain
mengandung gen rekombinan prolidase. reaction. From creation wiki, the
encyclopedia of certain science. http://
SIMPULAN creationwiki.org/Polymerase_chain_re
action.
Memotong DNA merupakan tahap Axelson,L. 1998. Lactic acid bacteria.:
penting dalam proses cloning gen classification and physiology, p. 1-72
prolidase dari bakteri asam laktat. Hal ini In Salminen, S. dan A. von Wright
terlihat dari beberapa tahapan yang (ed.), Lactic acid bacteria. Marcel
harus dilaksanakan dalam proses cloning Dekker,Inc, New York, USA.
ini proses memotong dan menyambung Barnum, S.R. 2005. Biotechnology. An
DNA muncul misalnya : introduction. 2nd ed. Thompson
a. Dalam proses isolasi dan pemurnian books/cole. Australia, Canada,
DNA gen prolidase yan di klon Mexico, Singapore, Spain, UK, USA.
b. Dalam proses persiapan vektor untuk Chawla, H.S. 2002. Introduction to plant
kloning digunakan untuk memotong biotechnology. Science Pub. Inc. USA,
DNA vektor /plasmid dengan memakai Plymouth, UK.
enzim restriksi yang sama dengan enzim Hadi, S. 2005. Karaterisasi fragmen DNA
yang digunakan untuk isolasi. Hal ini gen glukoamilase (GLU1) produk
agar terbentuk ujung-ujung DNA yang PCR dengan analisis restriksi. Berk.
compatibel, sehingga memudahkan Penel. Hayati: 11 (81-79).
dalam proses ligasi. Rahman,A.,S.Fardiaz, W.P. Rahayu,
c. proses menyambung DNA berperang Suliantari dan C.C. Nurwitri.
dalam membuat DNA rekombinan yaitu Teknologi Fermentasi Susu.
pada proses kloning. Tahap ini dilakukan Depdikbud, Ditjen Dikti. PAU Pangan
setelah DNA vektor dan DNA prolidase dan Gizi. IPB. Bogor.
dari bakteri asam laktat di murnikan dan Richana, N. dan A. Thontowi. 2002.
diassay pada gel elktroforesis. Kajian ekspresi gen a-amylase untuk
mendapatkan isolate bakteri
DAFTAR PUSTAKA rekombinan pembawa gen a-amylase.
Prosiding seminar Hasil Penelitian
Anonymous. 2008.Restriction enzyme. Rintisan dan Bioteknologi Tanaman.
Wikipedia, the free encyclopedia. Bogor 26-27 Desember 2001.
http://en.wikipedia.org/wiki/Restricti
on_enzyme.

87
Vol.2, No.1, 2015 Pemotongan dan Menyambung DNA dalam Kloning Gen…

Sambrook, J., E.F. Fritsch dan T. Maniatis.


1989. Molekular cloning. A Laboratory
manual. CSH Laboratory Press.
Suriasih, 2005. Occurrence, properties and
interaction of bacteria in Camembert and
Blue Veined Cheese. Thesis S2 The
University of New South Wales.
Stanley,G. 1995. Cheeses, p. 263-304. In
Wood,J.B. (ed.) Microbiology of
fermented foods. Blackie Acad &Prof.
London, New York.
Yuwono, T. 2008. Bioteknologi Pertanian.
Gajah Mada University Press.

88

You might also like